BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu
|
|
- Ratna Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu adalah Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Jenis program pensiun yang diselenggarakan oleh DPPK dapat berbentuk Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Sedangkan DPLK jenis program pensiun yang dapat diselenggarakannya adalah PPIP. Sesuai dengan laporan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam LK, jumlah peserta Dana Pensiun telah mencapai orang. Jumlah ini masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang telah berpenghasilan. Sementara itu, dari 272 Dana Pensiun, sebanyak pemberi kerja tercatat memiliki program pensiun berbasis sukarela, baik sebagai pendiri DPPK, Mitra Pendiri DPPK maupun masyarakat serta karyawan pada DPLK ( 1
2 Total dana kelolaan Dana Pensiun di Indonesia sebesar Rp130,34 triliun. Sebanyak Rp128,68 triliun terserap dalam bentuk investasi seperti Surat Berharga Negara, Obligasi, Saham, Reksadana, dll. ( Deskripsi dari masingmasing jenis Dana Pensiun, dikategorikan menjadi tiga Grup yaitu; Grup I adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi di atas Rp1 triliun, Grup II adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi antara Rp100 miliar-rp 1 triliun, dan Grup III adalah Dana Pensiun dengan kepemilikan investasi di bawah Rp100 miliar. Setelah terjadi krisis keuangan global di tahun 2008, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan perbaikan pada tahun Perbaikan ini terus berjalan dengan didukung perekonomian global yang semakin kondusif. Kondisi perekonomian global yang kondusif berpengaruh pada perekonomian Indonesia yang terus mengalami perbaikan dan pertumbuhan yang dicerminkan dari beberapa indikator makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar rupiah, Produk Domestik Bruto/ PDB, cadangan devisa dan Indeks Harga Saham Gabungan/ IHSG. Salah satu peran Dana Pensiun dalam ekonomi makro adalah sebagai penstabil pasar modal. Peran ini telah mulai nampak dilakukan oleh Dana Pensiun sebagai Investor Institusi. Sejak tahun 2006 hingga saat ini, telah terjadi pergeseran investasi Dana Pensiun dari investasi yang didominasi oleh instrumen investasi jangka pendek ke instrumen 2
3 investasi jangka panjang. Hingga laporan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam LK, porsi investasi jangka panjang Dana Pensiun mencapai 70,96% dari total investasi Dana Pensiun Peran penstabil pasar modal ini belum dapat dilakukan dengan maksimal oleh Dana Pensiun dikarenakan jumlah kekayaan yang masih kecil dibandingkan dengan kapitalisasi pasar bursa efek di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa masih terbuka peluang untuk mengembangkan industri Dana Pensiun agar mempunyai peran yang lebih siginifikan dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan ini terus dilakukan oleh Biro Dana Pensiun Bapepam LK melalui kegiatan promosi dan edukasi kepada masyarakat, penyusunan regulasi berdasarkan kebutuhan dan pengembangan industri, serta pengembangan industri Dana Pensiun berdasarkan prinsip syariah. Salah satu elemen yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan industri Dana Pensiun adalah besarnya dana yang dihimpun dan dikembangkan oleh Dana Pensiun. Di dalam laporan keuangan Dana Pensiun, besarnya kekayaan Dana Pensiun terlihat pada nilai aktiva bersih yang terdiri atas investasi dan non investasi. Data terakhir dalam menunjukkan total kekayaan Dana Pensiun di Indonesia telah mencapai Rp130,34 triliun. Investasi merupakan komponen pokok didalam penyelenggaraan Dana Pensiun. Sebagian besar alokasi kekayaan Dana 3
4 Pensiun ditempatkan dalam bentuk investasi. Menurut ketentuan mengenai investasi di Indonesia, terdapat 19 jenis investasi yang dapat dipilih oleh Dana Pensiun. Data terakhir menunjukkan, nilai investasi Dana Pensiun adalah sebesar Rp125,68 triliun atau setara dengan 96,42% dari total kekayaan Dana Pensiun. Karena porsi investasi merupakan bagian terbesar dari kekayaan Dana Pensiun, maka peningkatan investasi Dana Pensiun sejalan dengan peningkatan yang terjadi pada kekayaan Dana Pensiun. Diantara 19 jenis investasi oleh Dana Pensiun yang diperkenankan Menteri Keuangan, terdapat empat jenis investasi yang mendominasi portofolio investasi Dana Pensiun di Indonesia, yaitu Surat Berharga Negara/ SBN, Obligasi, Deposito dan Saham. Proporsi investasi Dana Pensiun pada keempat jenis instrumen investasi tersebut di tahun 2010, masing-masing adalah sebesar 24,66%, 22,94%, 20,78% dan 17,39%, serta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Investasi Dana Pensiun dalam bentuk Surat Berharga Negara/ SBN selalu berada di posisi teratas dari jenis investasi lainnya dengan sedikit tren penurunan yang stabil dari waktu ke waktu. Sementara itu instrumen investasi pada Saham dan Obligasi menunjukkan peningkatan. Pergerakan yang cukup dinamis tampak terjadi pada instrumen investasi Deposito dimana sempat menunjukan tren kenaikan tetapi kemudian turun menjelang akhir tahun. Sementara itu, 4
5 untuk instrumen investasi lainnya seperti tanah dan bangunan, reksadana, dan Sertifikat Bank Indonesia/ SBI menunjukkan kenaikan perlahan. Lebih lanjut portofolio investasi Dana Pensiun selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 terlihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Portofolio Investasi Dana Pensiun di Indonesia Tahun (Rp milyar) Jenis Investasi Deposito SBI , , , , ,14 SBN , , , , ,14 Obligasi , , , , ,71 Saham 7.432, , , , ,11 Reksadana 2.360, , , , ,35 Tanah Bangunan Sukuk Tabungan 2.813, , , , , ,14 Lain-lain 3.235, , , , ,10 TOTAL , , , , ,23 Sumber: Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK Tabel 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa investasi di Indonesia dapat terus berkembang. Investasi Dana Pensiun juga meningkat dari tahun ke tahun. Tabel tersebut menunjukkan delapan jenis instrumen investasi yang sering dipilih oleh lembaga Dana Pensiun yaitu; Deposito SBI, SBN, Obligasi, Saham, Reksadana, Tanah bangunan, Sukuk, Tabungan, dll. Salah satu alat untuk mengukur kinerja 5
6 investasi Dana Pensiun adalah dengan menghitung besar kecilnya tingkat Return On Investment (ROI) yang diperoleh Dana Pensiun. Besar kecilnya nilai ROI yang diperoleh Dana Pensiun tersebut dipengaruhi oleh komposisi investasi atau nilai penempatan yang dilakukan oleh masing-masing Dana Pensiun (Bandi, 2009). Berdasarkan Laporan Tahunan terakhir dari Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, rata-rata ROI yang diperoleh Dana Pensiun secara keseluruhan adalah sebesar 15,48%; dengan rata-rata ROI untuk DPPK PPMP sebesar 16,11%; DPPK PPIP sebesar 16,91%; dan DPLK sebesar 10,96%. Rata-rata ROI kedua jenis Dana Pensiun terlihat pada Tabel 1.2: Tabel 1.2 Kinerja Investasi (ROI) Dana Pensiun di Indonesia Jenis Dana Pensiun Jumlah Dana Pensiun Rata-rata ROI DPPK-PPMP ,11% DPPK-PPIP 40 16,91% DPLK 24 10,96% Sumber: Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK Pengukuran kinerja investasi Dana Pensiun berbeda dengan pengukuran kinerja perusahaan Investasi pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan karakteristik keputusan pemilihan instrumen investasi Dana Pensiun dibatasi oleh aturan perundang-undangan tentang Lembaga Dana Pensiun oleh Menteri Keuangan. Proses pembuatan strategi portofolio yang optimal bagi Dana Pensiun juga terikat dengan peraturan dari Departemen Keuangan. Keterbatasan ini terdapat pada pemilihan instrumen investasi dan 6
7 juga sistim pengelolaan keuangan internal Dana Pensiun. Dewan Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun berlaku konservatif atau sangat hati-hati dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang dipilih (Allen, 1997). Keterbatasan-keterbatasan ini tidak boleh menjadi penyebab portofolio yang dilakukan tidak dapat optimal. Pengurus Dana Pensiun dituntut cermat dalam mengamati perkembangan pasar investasi, situasisituasi perekonomian nasional maupun global serta isu-isu strategis yang dapat berpengaruh secara signifikan terhadap iklim investasi. Dalam teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz, risiko dalam portofolio dapat diukur. Akan tetapi pengukuran risiko atas portofolio yang dilakukan Dana Pensiun tidak bisa diasumsikan sama. Hal ini disebabkan portofolio Dana Pensiun tidak hanya terdiri dari instrumen investasi yang sejenis, akan tetapi terdiri dari berbagai jenis instrumen investasi. Dana Pensiun UMM termasuk Lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yaitu Dana Pensiun yang dibentuk oleh Universitas Muhammadiyah Malang yang mempekerjakan karyawan dan dosen, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan, dosen tetap yayasan, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dana Pensiun UMM terdaftar pada Biro Dana Pensiun Bapepam LK dan masuk dalam kategori Group III dengan kepemilikan investasi dibawah Rp 100 miliar. Dana Pensiun UMM berdiri pada tahun Aktivitas investasi Dana Pensiun dikelola secara langsung 7
8 oleh dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Malang yang dalam strukturnya terbagi menjadi Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. Selain dibatasi oleh peraturan perundang-undangan tentang Dana Pensiun oleh pemerintah, keputusan investasi Dana Pensiun UMM juga dibatasi oleh kebijakan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dewan Pengawas dan Pengurus berlaku konservatif atau sangat hati-hati dalam mempertimbangkan keputusan investasi yang dipilih oleh Pengurus Lembaga. Sikap tersebut mendominasi dalam proses portofolio investasi. Dengan mencermati kinerja portofolio investasi Dana Pensiun UMM tiga tahun terakhir yang diukur berdasarkan ROI, dengan rata-rata ROI adalah sebesar 9,36% hampir menyamai rata-rata dari seluruh ROI DPPK-PPMP Group ke III yang terdaftar pada Biro Dana Pensiun Bapepam LK sebesar 9,79%, akan tetapi potensi kinerja ROI yang baik masih dapat dimaksimalkan. Penjelasan secara rinci tampak pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4: Tabel 1.3 Data Keuangan Dana Pensiun UMM (Rp Milyar) Keterangan Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II Aset Bersih Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Investasi Rp Rp Rp Rp Rp Rp Hasil Usaha Rp 703 Rp 741 Rp 905 Rp 915 Rp 805 Rp 889 ROA (%) 9,36 9,63 8,74 7,49 7,86 6,48 ROI (%) 10,39 9,83 10,85 8,77 8,22 7,44 Sumber : Dana Pensiun UMM Tabel 1.4 menunjukkan rata-rata ROI Dana Pensiun PPMP oleh Biro Dana Pensiun Bapepam-LK, tiga tahun terakhir. DPPK PPMP terbagi menjadi tiga group, dengan total rata-rata ROI sebesar 11,33%. Sedangkan 8
9 khusus group ke tiga dari DPPK PPMP, rata-rata ROI sebesar 9,79%. Dana Pensiun UMM termasuk dalam group ke tiga dengan kinerja rata-rata ROI selama tiga tahun terakhir sebesar 9,36%. Dana Pensiun UMM masih memiliki potensi kinerja investasi yang lebih baik lagi. Tabel 1.4 Kinerja Investasi DPPK PPMP di Indonesia Tahun Kriteria DPPK PPMP Jumlah Dana Pensiun Rata-rata ROI 2010 Rata-rata ROI 2011 Rata-rata ROI 2012 Group I 18 16,07% 9,33% 12,97% Group II 76 13,02% 9,11% 12,08% Group III ,31% 7,77% 10,31% ROI DPPK PPMP ,33% Sumber : Laporan Tahunan Biro Dana Pensiun Bapepam LK Jumlah aset bersih atau dana kelolaan Dana Pensiun UMM mengalami peningkatan dari tahun berdirinya ditahun 2007 hingga tahun Meningkatnya jumlah aset bersih, berkaitan secara positif dengan hasil usaha Dana Pensiun UMM. Akan tetapi peningkatan hasil usaha setiap tahunnya, belum menjadi ukuran kinerja investasi yang baik. Dalam penelitian ini, difokuskan pada tiga tahun terakhir, karena keterbatasan data dan peraturan pengelolaan data oleh Biro Dana Pensiun Bapepam-LK baru terstandarisasi di tahun Peneliti tertarik untuk mengetahui kinerja portofolio investasi Dana Pensiun hingga dapat dikatakan optimal dengan tingkat risiko tertentu, dengan data tiga tahun terakhir, dan membuat beberapa skenario desain portofolio yang optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tiga periode kedepan 9
10 (tahun ). Optimalisasi Investasi Dana Pensiun UMM difokuskan pada pencapaian ROI yang setara, atau lebih tinggi dari rata-rata industrinya, dengan imbal hasil cukup tinggi dan risiko tertentu, melalui berbagai perencanaan skenario agar visi dan fungsi lembaga dapat optimal sebagaimana mestinya. Peneliti memfokuskan pada analisis Imbal Hasil dan risiko masing-masing instrumen investasi Dana Pensiun UMM yang akan bermuara pada optimalisasi kinerja investasi hingga membuat skenario desain portofolio. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah keputusan Portofolio investasi Dana Pensiun UMM tahun telah optimal? 2. Bagaimana desain portofolio investasi yang optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tahun 2013, 2014 dan 2015? C. Batasan Masalah Untuk menghindari bias dalam hasil penelitian ini, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun UMM dilakukan pada tiga tahun sebelumnya dikarenakan keterbatasan data yang tersedia. 2. Peneliti membentuk desain portofolio investasi untuk mencapai nilai yang optimal, sesuai dengan arahan investasi. Portofolio yang 10
11 efisien, adalah portofolio yang menghasilkan tingkat pengembalian terbesar untuk tingkat risiko tertentu. 3. Rancangan desain baru portofolio investasi Dana Pensiun UMM berlaku untuk tahun 2013, 2014 dan Penggunaan tiga tahun mendatang dimaksudkan agar tidak terjadi bias yang terlalu jauh atas hasil peramalan imbal hasil investasi. 4. Asumsi siatuasi/ kondisi ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi yang normal, tidak ada perubahan kondisi kenaikan atau penurunan secara seignifikan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui optimalisasi keputusan Portofolio investasi Dana Pensiun UMM tahun Membuat desain portofolio investasi yang optimal periode tahun 2013, 2014 dan 2015 bagi Dana Pensiun UMM. E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini memberikan sumbangan bagi perkembangan Teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowitz dan Teori pengukuran kinerja portofolio oleh Sharpe. Hasil penelitian ini akan menjelaskan bagaimana teori tersebut 11
12 digunakan pada lembaga Dana Pensiun yang terikat dengan peraturan-peraturan spesifik mengenai alokasi investasinya. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini memberikan gambaran desain portofolio yang Optimal bagi Dana Pensiun UMM untuk tahun
BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal bahwa program pensiun hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak mengherankan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dana pensiun merupakan salah satu pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada para pekerja atau karyawan. Jaminan tersebut salah satunya berupa jaminan pensiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Investasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dengan pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini menuntut perusahaan
Lebih terperinciPokok-pokok Perubahan PMK Investasi Dana Pensiun. Mulabasa Hutabarat Kepala Biro Dana Pensiun - Bapepam-LK
Pokok-pokok Perubahan PMK Investasi Dana Pensiun Mulabasa Hutabarat Kepala Biro Dana Pensiun - Bapepam-LK Jakarta 13 Januari 2009 Penambahan jenis investasi baru Penghapusan SPU Penyesuaian batasan investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Dana Pensiun saat ini mempunyai peranan yang makin besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri Dana Pensiun saat ini mempunyai peranan yang makin besar di Indonesia. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus dilalui. Tahap pertama adalah ketika ia berusia kanak-kanak, dimana segala kebutuhan hidupnya,
Lebih terperinciStatistik Dana Pensiun Kupas Tuntas Permasalahan Dana pensiun Menuju Stabilitas Industri
Statistik Dana Pensiun Kupas Tuntas Permasalahan Dana pensiun Menuju Stabilitas Industri Direktorat Pengawasan Dana Pensiun dan BPJS Ketenagakerjaan Jakarta, 28 Nopember 2016 Statistik Dana Pensiun Per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang erekonomian Jawa Barat 10 tahun pasca krisis ekonomi 1997 menunjukkan suatu pertumbuhan yang cukup menakjubkan. Proses recovery akibat krisis yang berkepanjangan tampaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya
I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara membutuhkan modal dalam mengembangkan perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini banyak orang berpikir untuk investasi. Banyak juga orang mengatakan investasi tanpa jelas dan mengerti apa itu investasi dan apa contoh
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Dalam bab ini akan diulas bagaimana strategi imunisasi multiperiode dapat diterapkan pada salah satu institusi Lembaga Keuangan yang dalam studi kasus ini adalah Dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak selamanya seseorang dapat terus bekerja dan menghasilkan suatu karya pada suatu perusahaan.pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat menghubungkan para penabung dengan investor, karena tabungan hanya bermanfaat bila diinvestasikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, pasar modal merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berinvestasi. Hal ini didukung oleh rendahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Dana Pensiun Laporan keuangan dana pensiun mengalami perubahan seiring diterbitkannya PSAK 18 Revisi 2010. Ada 3 (tiga) alternatif bentuk laporan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) negara dalam perekonomian modern seperti saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat
Lebih terperinciLampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN
Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri asuransi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan (2006), pada tahun 2005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi utama lembaga Dana Pensiun bagi karyawan atau pegawai adalah memberikan jaminan kesinambungan penghasilan bagi dirinya sendiri, bagi istri/suami dan anaknya
Lebih terperinciMEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010
MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2344 /LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN INVESTASI DANA
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. kelas aset investasi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL XVIII DAFTAR GAMBAR XX DAFTAR LAMPIRAN XXI DAFTAR PERSAMAAN XXI DAFTAR ISTILAH XXII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang isi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Perda Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Barat, yaitu Dengan Iman dan Taqwa Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan. menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (Pasal 1 Undangundang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (Pasal 1 Undangundang no 11 tahun 1992). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan
Lebih terperinciLAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN
LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai
Lebih terperinciSeminar Economic Outlook 2017
Seminar Economic Outlook 2017 Direktorat Pengawasan Dana Pensiun dan BPJS Ketenagakerjaan ADPI Komda VI, Jawa Timur & Sekitarnya Lombok, 21 November 2016 AGENDA Statistik Dana Pensiun Rencana Relaksasi
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN
STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN PENDIRI DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR INVESTASI SEKRETARIAT INTERNAL AUDIT DIREKTUR ADM. & KEUANGAN p e n g u r u s BAGIAN PENGEMBANGAN DANA BAGIAN MANAJEMEN RESIKO
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah menunjukkan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER- 0/BL/00 TENTANG ISI DAN SUSUNAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI Oleh : Endik Hidayat 0712010043 / FE / EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market) terutama di negara-negara maju memberi isyarat kepada negara-negara berkembang untuk mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan industri keuangan syariah di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang mulai goyah akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban,
Lebih terperinci2 baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Dana Pensiun dapat memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada Peserta. Untuk itu, Dana Pensiun me
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 82). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengertian investasi secara umum adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I.
- 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN BULANAN DANA PENSIUN I. Laporan Bulanan Dana Pensiun meliputi: a. laporan keuangan bulanan; dan b. laporan analisis kesesuian aset dan liabilitas. II. Pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu maupun institusi melakukan investasi untuk mewujudkan tujuan mereka di masa depan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi
Lebih terperinciS A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Menurut Usman dkk (1997), pasar modal didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mendorong sebagian calon tenaga kerja berkeinginan
PENDAHULUAN Salah satu faktor yang mendorong sebagian calon tenaga kerja berkeinginan masuk menjadi pengawai negeri sipil atau ABRI dan Polri atau pegawai tetap lainnya adalah karena adanya tunjangan pensiun
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Tingkat Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data pada tabel Coefficients
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen
Lebih terperinciPasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan perekonomian suatu negara, perlu dibangun dan dikembangkan. Pembangunan suatu Negara membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciPEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN
PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana
Lebih terperinciJakarta, Oktober Dumoly F. Pardede Kepala Biro Dana Pensiun
Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-nya Laporan Tahunan Dana Pensiun 2011 ini akhirnya dapat kami terbitkan. Buku yang ada di hadapan para pembaca ini merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2015 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/05 TENTANG DASAR PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN, BENTUK DAN SUSUNAN SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN INVESTASI TAHUNAN DANA PENSIUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang
Lebih terperinciLAPORAN DEWAN PENGAWAS DPLK PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Semester II
DPLK PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Semester II 2017 Hal 1 DPLK PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Semester II 2017 RINGKASAN HASIL EVALUASI DEWAN PENGAWAS ATAS KINERJA INVESTASI SEMESTER II 2017 A. STRATEGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang
Lebih terperinciRENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009
RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009 DANA PENSIUN PERHUTANI MEI 2009 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... I DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii I. PENDAHULUAN... 1 II. KONDISI EKONOMI MAKRO
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak industri yang mengalami kebangkrutan karena inflasi yang tinggi. Di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah melewati masa krisis pada bulan Juli 1997 hingga Desember 1998, banyak industri yang mengalami kebangkrutan karena inflasi yang tinggi. Di antara berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 296/KMK.017/2000 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan
Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan Portofolio Optimal Terhadap Perusahaan Sektor Perbankan Nama : Bayu Mayura Pridatama NPM : 10208239 Fak/Jur : Ekonomi - Manajemen / S1 Pembimbing :
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN I. UMUM Dana Pensiun merupakan badan hukum yang didirikan dengan tujuan untuk mengupayakan kesinambungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya
72 IV. GAMBARAN UMUM Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya Reksadana berbentuk Perseroan, yaitu
Lebih terperinci