Optimasi Rute Perjalanan Ambulance Menggunakan Algoritma A-Star
|
|
- Vera Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimasi Rute Perjalanan Ambulance Menggunakan Algoritma A-Star Marhaendro Bayu Setyawan, Nurlita Gamayanti, Abdullah Alkaff Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstraksi Tugas akhir mencoba untuk menciptakan sebuah sistem routing yang diterapkan untuk mencari rute ambulans pada jaringan jalan untuk menjemput pasien dan mengantarkan ke rumah sakit. Jalan raya yang digunakan untuk tugas akhir, berasal dari data spasial, dimana pada kasus ini kita menggunakan Peta Surabaya. A- Star Algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan masalah routing ambulans dengan kondisi dinamis tentang lokasi pasien, jumlah yang diminta ambulans, kondisi patiens, dan ketersediaan ambulans di rumah sakit. I. PENDAHULUAN Permasalahan distribusi adalah bagian dari permasalahan logistik yang didefinisikan sebagai penyediaan barang dan jasa dari titik persediaan ke titik permintaan. Persoalan distribusi terdapat di berbagai bidang pelayanan umum, misalnya persoalan pengangkutan sampah, persoalan jemputan penumpang bus, persoalan pengiriman barang, dan penentuan jalur pembersihan jalan. Dalam permasalahan distribusi, penentuan rute merupakan permasalahan yang cukup vital. Dengan penentuan rute yang baik sebuah armada dapat melaksanakan tugas distribusi (baik barang maupun) dengan optimal. Sistem routing pertama kali diperkenalkan tahun 2004 oleh tim peneliti yang terdiri dari Ryujiro Fujita, Hiroto Inoue, Naohiko Ichihara, Takehiko Shioda. Penelitian yang melibatkan tim peneliti tersebut, di danai oleh Pemerintah Jepang, bertujuan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas yang terjadi di beberapa kota besar di Jepang[3]. Sistem ini berfungsi untuk mencari semua rute perjalanan yang dapat dilalui oleh seorang pengendara kendaraan dalam mencapai tempat tujuan. Sistem yang diperkenalkan oleh para peneliti ini menggunakan algoritma Dijkstra dalam pencarian rute. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, metode Dijkstra mempunyai kekurangan dalam waktu pencarian yang kurang efektif dan dinilai lamban. Untuk mengatasi permasalahan, pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, dibahas penerapan sistem routing menggunakan algoritma A* sebagai alternatif untuk mempercepat proses pencarian rute. Sistem routing yang dikerjakan oleh penulis, di terapkan ke dalam aplikasi penentuan rute ambulance dengan menggunakan Surabaya sebagai tempat implementasi penelitian. Penentukan rute ambulance ini ditujukan agar didapatkan rute terpendek secara keseluruhan untuk melayani semua permintaan pasien sehingga pasien dapat segera dijemput dan diantarkan menuju rumah sakit. II. DASAR TEORI minimum cost. Biaya lintasan adalah jumlah biaya semua arc yang membentuk lintasan tersebut. Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan lintasan terpendek, yaitu: 1. Jaringan berarah (directed network). 2. Ada lintasan berarah dari satu node sumber ke semua node lain. 3. Tidak ada siklus negatif, yaitu siklus dengan total biaya negatif. 4. Biaya tiap arc merupakan bilangan bulat. Formulasi masalah dalam permasalahan lintasan terpendek dapat dinyatakan dalam bentuk aliran minimum dimana tiap node yang dituju dianggap memiliki permintaan sebesar satu unit dan node sumber memiliki supply sebanyak yang diminta. Lintasan terpendek dari nose S (node sumber) ke node T (node tujuan) diformulasikan sebagai berikut : B. Data Spasial Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Saat ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun lokal. Secara spasial, obyek (entities) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu titik (point), garis (line), dan area (polygon). Titik (point) merupakan representasi dari X,Y yang membentuk satu koordinat. Garis (lines) merupakan kumpulan dari X,Y koordinat yang membentuk sebuah garis. Sedangkan Area (polygon) adalah kumpulan garis yang membentuk suatu area tertentu. Secara digital, titik, garis dan area tersebut direpresentasikan menjadi dua model data yaitu vektor dan raster. Dalam data vektor, posisi suatu obyek di definisikan oleh koordinat (X,Y). Kenampakan spasial dalam data vektor dihadirkan dan disimpan dalam bentuk kode kode tertentu atau label. Dalam data raster, data spasial disusun dan disimpan dalam bentuk piksel yang merupakan elemen terkecil suatu gambar. Pada gambar 5 terdapat contoh untuk membedakan data vektor dan raster. A. Permasalahan Lintasan Terpendek Permasalahan lintasan tependek dapat digambarkan sebagai upaya pencarian lintasan yang memiliki biaya 1
2 Gambar 5. Contoh data vektor dan data raster C. Algoritma A-Star (A*) Algoritma ini pertama kali diperkenalkan pada 1968 oleh Peter Hart, Nils Nilsson, dan Bertram Raphael[4]. Dalam ilmu komputer, A*(yang diucapkan dengan A star ) merupakan salah satu algoritma pencarian graph terbaik yang mampu menemukan jalur dengan biaya pengeluaran paling sedikit dari titik permulaan yang diberikan sampai ke titik tujuan yang diharapkan (dari satu atau lebih mungkin tujuan)[5]. Algoritma ini menggunakan fungsi distance - plus - cost (biasanya di notasikan dengan f(x)) untuk menentukan urutan kunjungan pencarian node di dalam tree. Gabungan jarak - plus biaya merupakan penjumlahan dari dua fungsi, yaitu fungsi path - cost (selalu dinotasikan dengan g(x), dimungkinkan bernilai heuristik ataupun tidak), dan sebuah kemungkinan penerimaan atas perkiraan heuristis jarak ke titik tujuan (dinotasikan dengan h(x)). Fungsi path - cost g(x) adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dari node awal menuju node yang akan dituju. Dengan h(x) bagian dari fungsi f(x) yang harus dapat heuristis, yang mana tidak diperbolehkan untuk terlalu jauh memperkirakan jarak ke arah tujuan. Oleh karena itu untuk aplikasi seperti routing, h(x) mungkin mewakili garis lurus jarak ke titik tujuan, karena hal ini secara nyata dimungkinkan adanya jarak terpendek diantara dua titik yang dapat dirumuskan sebagai : Dimana : x = Koordinat x dari node awal y = Koordinat y dari node awal x1 = Koordinat x dari node lokasi ke n y1 = Koordinat y dari node lokasi ke n 1) Deskripsi Algoritma: Seperti pada kebanyakan algoritma pencarian informasi, terlebih dahulu dicari rute yang tampaknya mempunyai kemungkinan besar untuk menuju ke arah tujuan. Apa yang membuat A * algoritma satu satunya pertama yang terbaik dalam proses pencarian adalah algoritma ini mengambil jarak perjalanan ke arah tujuan (dimana g (x) bagian dari heuristis adalah biaya dari awal, dan tidak sekedar menjadi biaya lokal sebelum node diperluas). Beberapa terminologi dasar yang terdapat pada algoritma ini adalah starting point, simpul (nodes), A, open list, closed list, harga (cost), halangan (unwalkable). Starting point adalah sebuah terminologi untuk posisi awal sebuah benda. A adalah simpul yang sedang dijalankan dalam algortima pencarian jalan terpendek. Simpul adalah petak-petak kecil sebagai representasi dari area pathfinding. Bentuknya dapat berupa persegi, lingkaran, maupun segitiga. Open list adalah tempat menyimpan data simpul yang mungkin diakses dari starting point maupun simpul yang sedang dijalankan. Closed list adalah tempat menyimpan data simpul sebelum A yang juga merupakan bagian dari jalur terpendek yang telah berhasil didapatkan. Harga (F) adalah nilai yang diperoleh dari penjumlahan, nilai G merupakan jumlah nilai tiap simpul dalam jalur terpendek dari starting point ke A, dan H adalah jumlah nilai perkiraan dari sebuah simpul ke simpul tujuan. Sehingga dapat diformulasikan f(x) = g(x)+h(x). Simpul tujuan yaitu simpul yang dituju. Halangan adalah sebuah atribut yang menyatakan bahwa sebuah simpul tidak dapat dilalui oleh A. Prinsip algoritma ini adalah mencari jalur terpendek dari sebuah simpul awal (starting point) menuju simpul tujuan dengan memperhatikan harga (F) terkecil. Diawali dengan menempatkan A pada starting point, kemudian memasukkan seluruh simpul yang bertetangga dan tidak memilik atribut rintangan dengan A ke dalam open list. Kemudian mencari nilai H terkecil dari simpulsimpul dalam open list tersebut. Kemudian memindahkan A ke simpul yang memiliki nilai H terkecil. Simpul sebelum A disimpan sebagai parent dari A dan dimasukkan ke dalam closed list. Jika terdapat simpul lain yang bertetangga dengan A (yang sudah berpindah) namun belum termasuk kedalam anggota open list, maka masukkan simpul-simpul tersebut ke dalam open list. Setelah itu, bandingkan nilai G yang ada dengan nilai G sebelumnya (pada langkah awal, tidak perlu dilakukan perbandingan nilai G). Jika nilai G sebelumnya lebih kecil maka A kembali ke posisi awal. Simpul yang pernah dicoba dimasukkan ke dalam closed list. Hal terebut dilakukan berulang- ulang hingga terdapat solusi atau tidaka ada lagi simpul lain yang berada pada open list. Deskripsi A* dalam sebuah graph dapat diamati pada gambar 7. Berikut ini gambaran kerja dari algoritma A* (gambar 6): Gambar 6. Proses pelacakan jalur pada algoritma A* Gambar 7. Proses pencarian jalur terpendek pada algoritma A* 2
3 Pada gambar 7, sebuah graph memiliki 7 buah simpul, yang masing - masing simpul mempunyai nilai G dan H, starting point berada pada simpul saling pojok kiri atas (simpul berwarna hijau), dan simpul tujuan berada di pojok kanan bawah (simpul berwarna biru). Hasil pelacakan jalur terpendek menggunakan A* menghasilkan garis tebal warna orange dengan simpul d, dan e dikunjungi, sehingga menghasilkan jalur terpendek yang menghubungkan starting point menuju simpul tujuan. Pada table atribut ruas jalan terdapat field_ruas yang merupakan kode dari ruas, field node_asal dan node_tujuan dan field jarak yang menyatakan panjang dari ruas jalan yang bersangkutan. Sedangkan untuk table atribut aturan ruas jalan terdapat field kode_ruas dan next_ruas yang menyatakan jalan yang dapat dilalui dari ruas yang bersangkutan sesuai dengan aturan belokan yang ada. Dari jaringan jalan diatas maka pemodelan dalam bentuk graph dapat dibentuk menjadi seperti gambar 9 berikut : III. PERANCANGAN SISTEM A. Pemodelan Jalan Jalan yang terdapat pada dunia nyata dapat dimodelkan dalam bentuk graph. Dimana setiap persimpangan jalan direpresentasikan dengan sebuah node dan ruas jalan yang menghubungkan antar persimpangan tersebut direpresentasikan dalam bentuk arc. Apabila jalan yang menhubungkan kedua node adalah jalan dua arah maka direpresentasikan dengan dua arc yang memiliki arah berlawanan yang menghubungkan kedua node tersebut. Permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan algoritma yang ada pada jaringan jalan adalah adanya aturan belok pada node persimpangan. Untuk itu dibutuhkan pemodelan graph yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan aturan belokan tersebut, maka perlu dilakukan perubahan terhadap pemodelan jaringan yang ada.perubahan yang dilakukan adalah node yang digunakan merupakan segmen jalan dan arc menyatakan hubungan antara tiap segmen dengan besarnya biaya adalah jarak dari segmen asal. Sebagai contoh untuk jaringan jalan seperti gambar 8 berikut : Gambar 9. Representasi jaringan jalan dalam bentuk graph B. Pengumpulan Data Data yang digunakan dibedakan dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama merupakan data statis, yaitu data yang tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu yang lama, dan kelompok yang kedua merupakan data dinamis, yaitu kelompok data yang sering mengalami perubahan. Adapun data yang termasuk dalam data statis diantaranya data ruas jalan, data aturan jalan, dan data lokasi rumah sakit. Sedangkan yang temasuk dalam kelompok data dinamis adalah data permintaan ambulance yang meliputi nama jalan serta titik pasien meminta ambulance, kondisi pasien, serta ketersediaan ambulance dari masing-masing rumah sakit 1) Data ruas jalan : Untuk mendapatkan data jalan yang diinginkan, digunakan peta serabaya yang diterbitkann Bina Citra. Pengkodean data jalan dilakukan pada jalan artileri dan jalan kolektro yang berkaitan dengan posisi pasien. Contoh data ruas jalan seperti terdapat pada tabel 3 berikut : Tabel 3. Contoh data ruas jalan Gambar 8. Jaringan jalan dengan aturan belokan Table atribut untuk jaringan jalan pada Gambar 8 sebagai berikut : Tabel 1. Atribut ruas jalan Kode_ruas Node_asal Node_tujuan Panjang Tabel 2. Atribut aturan jalan Kode_ruas Next_ruas ) Data aturan jalan : Aturan ruas jalan yang dimaksud adalah ruas jalan mana saja yang dapat dilalui dari suatu ruas jalan. Dari data aturan jalan dapat terlihat apakah jalan tersebut satu arah atau dua arah. Contoh data aturan jalan seperti terdapat pada tabel 4 berikut : Tabel 4. Contoh data aturan jalan 3
4 3) Data lokasi rumah sakit : Data lokasi rumah sakit didapatkan dari call center 118. Data yang digunakan adalah data lokasi rumah sakit yang tersebar di Surabaya dengan beberapa diantara lokasi rumah sakit diasumsikan ke jalan terdekat yang telah diperoleh dari data ruas jalan yang ada. Gambar 10 menunjukkan contoh data rumah sakit. Tabel 5. Contoh data lokasi rumah sakit START Panggilan masuk ke 118 Pengisian data pasien meliputi nama, alamat, node, jumlah ambulance yang diminta, serta kondisi pasien Kondisi pasien = darurat? Y Bangkitkan ambulance dari pusat Call center 118 N Cari rumah sakit dengan total jarak terdekat Cari rute terdekat menuju pasien Jumlah ambulance yang diminta = jumlah ambulance yang diminta ambulance tersedia N Jumlah ambulance tersedia = jumlah ambulance yang diminta Y Jemput pasien STOP C. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak permasalahan rute perjalanan ambulance terdiri dari beberapa bagian. Pada bagian awal adalah pembuatan database jaringan jalan yang direpresentasikan dalam perangkat lunak using interface. Hasil dari proses ini berupa tabel. Setelah mendapatkan masukan dari user, kemudian table tersebut diolah di dalam perangkat lunak optimasi. Skema perangkat lunak tersebut dapat digambarkan pada gambar 10 berikut : output tabular User Interface II Gambar 10. Skema perangkat lunak User - penentuar rute - - urutan jalan - Optimasi User Interface I input tabular Setelah melalui proses optimasi didapat penentuan rute dan urutan jalan yang harus dilalui. Proses selanjutnya adalah menampilkan hasil optimasi tersebut pada perangkat lunak user interface berupa list. Pada sistem perencanaa rute ambulance yang dirancang, penyelesaian jarak terpendek terjadi dalam dua tahap.tahap pertama merupakan perhitungan jarak terpendek antara satu node ke semua node lainnya.perhitungan jarak dilakukan dengan menggunakan algoritma A-Star. Tahap berikutnya adalah menyusun urutan node yang harus dikunjungi sekaligus mengelompokkan node-node menjadi beberapa cluster, sehingga didapatkan rute dengan jarak yang terpendek secara keseluruhan. Arsitektur perangkat lunak yang dirancang adalah seperti gambar 11 berikut : Gambar 11. Arsitektur rancangan sistem Dari gambar di atas arsitektur sistem yang dirancang secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1) Penentuan data pasien Pada tahap ini dilakukan pendataan data pasien yang membutuhkan ambulance. Pendataan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi nama pasien, alamat pasien, kondisi pasien, serta banyaknya ambulance yang diminta oleh pasien. Dalam tahap ini akan didapatkan lokasi dari pasien untuk membangkitkan rute perjalanan ambulance dari rumah sakit terdekat berdasarkan kondisi pasien. 2) Proses Routing Pada tahap proses routing ini akan dilakukan proses pemilihan/pencarian rumah sakit dari database rumah sakit di Surabaya yang berdekatan dengan lokasi pasien berdasarkan dari kondisi pasien. Apabila kondisi pasien dalam kondisi yang darurat maka ambulance yang dibangkitkan adalah ambulance dari rumah sakit terdekat, tetapi jika tidak darurat maka akan dibangkitkan dari pusat ambulance call center 118. Penentuan rumah sakit terdekat dilakukan dengan menggunakan algoritma A-Star sekaligus menentukan rute perjalanan ambulance berdasarkan jarak terpendek menuju pasien. 3) Proses Checking Ambulance Pada proses ini dilakukan pengecekan terhadap ketersediaan ambulance pada rumah sakit terdekat hasil proses routing. Apabila ambulance yang tersedia memenuhi dari jumlah permintaan dari pasien maka akan dilanjutkan ke proses eksekusi. Sedangkan jika jumlah ambulance kurang memenuhi maka akan dilakukan proses routing kembali untuk mencari rumah sakit berikutnya yang menuhi sisa ketersediaan ambulance dari permintaan pasien. 4
5 4) Proses eksekusi/ penjemputan pasien Pada proses ini setelah ditemukan rute perjalanan ambulance yang ketersediaannya memenuhi permintaan pasien maka akan dibangkitkan ambulance untuk menjemput pasien. VI. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM A. Implementasi Sistem Pada bagian implementasi kali ini, di tampilkan hasil desain sistem yang telah dibahas pada bagian 3 proceeding ini. Desain sisem yang dirancang dalam platform Borland Delphi 7 akan memberikan tampilan user interface untuk input data pasien seperti pada gambar 12. Gambar 12. User interface input data pasien Pada gambar user interface input data pasien tersebut terdapat input data berupa nama, alamat, node, dan kondisi pasien serta jumlah ambulance yang diminta. Selain itu ada 3 tombol yang terdapat pada user interface tersebut, yaitu : SEARCH, CANCEL, dan EXIT. Tombol SEARCH digunakan untuk mengeksekusi program berdasarkan inputan yang telah diberikan untuk dibangkitkan ambulance beserta rute yang harus dilewati oleh ambulance tersebut. Tombol CANCEL digunakan untuk menmbersihkan data input jika terdapat kesalahan pada pemasukan data input. Tombol EXIT digunakan untuk keluar dari perangkat lunak yang dijalankan. Setelah data input dimasukkan dengan benar dan tombol SEARCH ditekan. Maka proses optimasi akan berjalan dan akan menghasilkan output berupa user interface seperti gambar 13 berikut : menjelaskan tentang jarak ambulance menuju pasien. Nama rumah sakit menjelaskan dari mana ambulance dibangkitkan untuk menjemput pasien, urutan jalan yang dilewati dan node yang dilewati sebagai rute ambulance dalam menjemput pasien. Dalam gambar 13 dapat diketahui bahwa untuk membangkitkan ambulance sejumlah permintaan yang diminta pasien (gambar 12). Dalam gambar tersebut diketahui bahwa untuk membangkitkan 4 buah ambulance menuju node pasien (243) dengan keadaan darurat menggunakan algoritma A-Star, ambulance tersebut dibangkitkan dari RS. Katholik St Vincentius A Paulo sebanyak 3 buah dan 1 buah ambulance sisanya dibangkitkan dari Poliklinik Latansa. Adapun urutan node dan jalan yang harus dilewati oleh ambulance dari RS. Katholik St Vincentius A Paulo serta total jarak yang harus ditempuh adalah sebagai berikut : Urutan node : Urutan Jalan : DIPONEGORO DIPONEGORO Total jarak : Sedangkan untuk urutan node dan jalan yang harus ditempuh oleh ambulance dari Poliklinik Latansa adalah sebagai berikut : Urutan node : Urutan Jalan : PUTAT JAYA - JARAK - JARAK - BANYU URIP WETAN V - BANYU URIP WETAN V - BANYU URIP WETAN V - BANYU URIP WETAN V DIPONEGORO Total jarak : Kebetulan dalam penerapan algoritma A-Star hasil yang didapatkan adalah sama dengan Djikstra B. Pengujian Sistem Untuk mengetahui lebih jauh tentang keoptimalan sistem yang telah dirancang, maka sistem akan diuji dengan 10 data pasien dengan lokasi pasien yang berbeda dan jumlah ambulance yang diminta berbeda untuk masing-masing kondisi pasien dan akan dibandingkan dengan algoritma Djikstra sebagai algoritma peenentuan rute terpendek lainnya. Untuk pasien dengan kondisi darurat didapatkan data hasil pengujian sistem seperti tabel 6. Tabel 6. Data hasil pengujian sistem pasien darurat Gambar 13. User interface output Pada gambar 13 tersebut dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan optimasi, hasil output akan ditampilkan dalam informasi berupa total jarak, nama rumah sakit, urutan jalan yang dilewati, serta urutan node yang dilewati. Total jarak 5 tabel di atas memberikan informasi tentang lokasi pasien (node awal) dengan jumlah ambulance yang diminta. Dapat
6 diketahui bahwa node awal dibangkitkannya ambulance tidak selalu sama. Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa untuk pasien dengan kondisi darurat penggunaan algoritma A-Star cenderung memberikan total jarak yang lebih besar dari djikstra. Dengan kata lain Algoritma A-star memiliki hasil yang kurang optimal jika dibandingkan dengan Algoritma Djikstra dengan rata-rata nilai keoptimalan %. Untuk pasien dengan kondisi tidak darurat didapatkan data hasil pengujian sistem seperti tabel 7. Tabel 7. Data hasil pengujian sistem pasien tidak darurat BIODATA PENULIS Marhaendro Bayu Setyawan lahir di Lumajang pada tanggal 22 Juni Anak kedua dari pasangan Supadil dan Suhartini. Mendapatkan pendidikan di SD Wonoasih I, SLTP Negeri 5 Probolinggo, dan SMA Taruna Dra. Zulaeha-Leces. Setelah lulus dari SMA pada tahun 2006 kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan sampai dengan sekarang. Penulis aktif di dalam sebagai Asisten Laboratorium Analisa Sistem di Jurusan Teknik Elektro FTI ITS. Penulis memiliki motto hidup yaitu do the best and be the best Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa untuk pasien dengan kondisi tidak darurat penggunaan algoritma A-Star cenderung memberikan total jarak yang lebih besar dari djikstra. Dengan kata lain Algoritma A-star memiliki hasil yang kurang optimal jika dibandingkan dengan Algoritma Djikstra dengan rata-rata nilai keoptimalan %. V. KESIMPULAN Setelah melalui tahapan implementasi dan melewati tahap pengujian sistem, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain : 1. Pencarian jarak terpendek dalam jaringan jalan dapat dimodelkan dalam permasalahan lintasan terpendek dan dengan pemodelan yang sesuai dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma A- Star. 2. Algoritma A-Star dapat digunakan sebagai metode pencarian lintasan terpendek yang optimal walaupun masih kalah jika dibandingkan dengan algoritma Djikstra. DAFTAR PUSTAKA [1] Ahuja, Ravindra. K., Magnanti, Thomas. L., and Orlin, James. B., 1993.Network Flow : Theory, Algorithm, and Applications. Prentice- Hall Int., Inc. [2] Alkaff. A., Diktat Kuliah : Analisis Jaringan. Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November. [3] Japanese Patent Application No filed on Mar. 31, [4] Hart, P. E.; Nilsson, N. J.; Raphael, B. (1968). "A Formal Basis for the Heuristic Determination of Minimum Cost Paths". IEEE Transactions on Systems Science and Cybernetics SSC4 4 (2): doi: /tssc [5] Pearl, Judea (1984). Heuristics: Intelligent Search Strategies for Computer Problem Solving. Addison-Wesley. ISBN [6] Fredivianus, Nugroho Penggunaan Model Multiple Vehicle Routing Problem Dalam Optimasi Jaringan Distribusi Part Di PT. Astra Internasional Tbk. Toyota Sales Operation Auto2000 Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [7] Kusdiawan, Wawan Cara Mudah dan Cepat Membuat Program Aplikasi Databasse dengan Delphi. Yogyakarta. 6
OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan
OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR Marhaendro Bayu Setyawan 2206 100 021 AGENDA PEMBUKAAN DASAR TEORI Latar belakang Permasalahan Batasan masalah Tujuan Permasalahan Lintasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma A* Algoritma A star atau yang ditulis juga A* adalah algoritma yang seringkali digunakan dalam pencarian jalan dan traversal graf(setiawan,2010). Algoritma ini diciptakan
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro ITS Surabaya, Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya, Jurusan Teknik elektro ITS Surabaya
1 PERENCANAAN JALUR TERPENDEK PADA ROBOT NXT DENGAN OBSTACLE DINAMIS MENGGUNAKAN ALGORITMA D* Wahris Shobri Atmaja 1), Diah Puspito Wulandari, ST.,Msc 2), Ahmad Zaini, ST., MT. 3) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III ALGORITMA GREEDY DAN ALGORITMA A* membangkitkan simpul dari sebuah simpul sebelumnya (yang sejauh ini terbaik di
BAB III ALGORITMA GREEDY DAN ALGORITMA A* 3.1 Best First Search Sesuai dengan namanya, best-first search merupakan sebuah metode yang membangkitkan simpul dari sebuah simpul sebelumnya (yang sejauh ini
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze
Penerapan Algoritma A* (A Star) Sebagai Solusi Pencarian Rute Terpendek Pada Maze 1 Rakhmat Kurniawan. R., ST, M.Kom, 2 Yusuf Ramadhan Nasution, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciPembahasan Pencarian Lintasan Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra dan A*
Pembahasan Pencarian Lintasan Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra dan A* Willy Setiawan - 13508043 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A-star (A*) Untuk Menyelesaikan Masalah Maze
Penerapan Algoritma A-star (A*) Untuk Menyelesaikan Masalah Maze Hapsari Tilawah - 13509027 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk
Lebih terperinciPENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS)
PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) MENGGUNAKAN ALGORITMA RECURSIVE BEST FIRST SEARCH (RBFS) Hari Santoso 146060300111019 haripinter@gmail.com Prodi Sistem Komunikasi dan Infromatika Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Geographical Information System (GIS) Geographical Information System (GIS) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Sistem Informasi Geografis (SIG) didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menggabungkan, mengatur,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Ambulans Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online versi 1.4 (2015) am bu lans n adalah kendaraan (mobil dan sebagainya) yang dilengkapi peralatan medis untuk mengangkut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Sehubungan dengan keadaan tersebut hampir seluruh aspek kehidupan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Loket Bus merupakan tempat dimana masyarakat yang akan memesan atau membeli suatu tiket untuk menggunakan sarana transportasi bus sebagai keperluan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka
Lebih terperinciWEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 2 Edisi Juli 2013 50 WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang) 1) Yuliani, 2) Fahrul Agus 1,2) Program Studi
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf
Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciA-1 BAB I PENDAHULUAN
A-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian judul skripsi Implementasi algoritma A* berbasis pathfinding dalam pengembangan game menanam pohon. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA A-STAR DENGAN PRIORITAS PADA PEMILIHAN RUTE LINTAS KENDARAAN RODA DUA
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA A-STAR DENGAN PRIORITAS PADA PEMILIHAN RUTE LINTAS KENDARAAN RODA DUA IMPLEMENTATION AND ANALYSIS THE USE A-STAR ALGORITHM WITH PRIORITY ON TWO-WHEELS VEHICLE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI GAME ARCADE 3D MARI SELAMATKAN HUTAN INDONESIA
PENGEMBANGAN APLIKASI GAME ARCADE 3D MARI SELAMATKAN HUTAN INDONESIA Dyah Ayu Irawati 1, Abdillah Ibnu Firdaus 2, Ridwan Rismanto 3 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi,Politeknik
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan memudahkan dalam pengembangan sistem selanjutnya. Tujuan dari analisa
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN.1. Analisis Sistem Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan analisis untuk keperluan sistem. Dengan adanya analisis sistem, sistem yang dirancang diharapkan akan lebih
Lebih terperinciPENCARIAN LOKASI FASILITAS UMUM TERDEKAT DILENGKAPI DENGAN RUTE KENDARAAN UMUM LYN
PENCARIAN LOKASI FASILITAS UMUM TERDEKAT DILENGKAPI DENGAN RUTE KENDARAAN UMUM LYN Esther Irawati S. 1, Gunawan 2, Indra Maryati 1, Joan Santoso 1, Rossy P.C. 1 1 Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi
Lebih terperinciAplikasi dan Algoritma Penyelesaian Optimal dari Persoalan Tukang Pos Cina
Aplikasi dan Algoritma Penyelesaian Optimal dari Persoalan Tukang Pos Cina Adhiguna Surya / 13509077 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA A* (STAR) UNTUK MENCARI RUTE TERCEPAT DENGAN HAMBATAN
PENERAPAN ALGORITMA A* (STAR) UNTUK MENCARI RUTE TERCEPAT DENGAN HAMBATAN Yenie Syukriyah 1) Falahah 2) Hermi Solihin 3) 1,2,3) Teknik Informatika Universitas Widyatama Jl. Cikutra no. 204 A Bandung yenie.syukriyah@widyatama.ac.id
Lebih terperinciPerbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra
Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE
PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* Untuk Pencarian Rute Terdekat Pada Permainan Berbasis Ubin (Tile Based Game)
Penerapan Algoritma A* Untuk Pencarian Rute Terdekat Pada Permainan Berbasis Ubin (Tile Based Game) Febriana Santi Wahyuni 1,*, Sandy Nataly Mantja 1 1 T.Informatika Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah lintasan terpendek berkaitan dengan pencarian lintasan pada graf
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah lintasan terpendek berkaitan dengan pencarian lintasan pada graf berbobot yang menghubungkan dua buah simpul sedemikian hingga jumlah bobot sisi-sisi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA Taufiq Hidayat, Agus Qomaruddin Munir Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciPencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A*
Pencarian Lintasan Terpendek Pada Aplikasi Navigasi Menggunakan Algoritma A* Erfandi Suryo Putra 13515145 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geographical Information System (GIS) digunakan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan untuk perencanaan dan pengelolaan dari penggunaan lahan (Murai, 1999).
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PENELITIAN
BAB II DASAR TEORI PENELITIAN 2.1 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju tempat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM PARKIR CERDAS DI UNIVERSITAS TELKOM. SUBSISTEM : APLIKASI MOBILE
IMPLEMENTASI SISTEM PARKIR CERDAS DI UNIVERSITAS TELKOM. SUBSISTEM : APLIKASI MOBILE Implementation Of Smart Parking System In Telkom University. Subsystem : Mobile Application Annis Waziroh 1, Agus Virgono,
Lebih terperinciPenentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh
Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh Asti Ratnasari 1, Farida Ardiani 2, Feny Nurvita A. 3 Magister Teknik Informatika, Universitas
Lebih terperinciAplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi
Lebih terperinciMembangun Sistem Penjadwalan Ruang Laboratorium dengan Algoritma Modified BiDirectional A*
Membangun Sistem Penjadwalan Ruang Laboratorium dengan Algoritma Modified BiDirectional A* M.Ridwan 1, Elvia Budianita 2 Teknik Informatika UIN Suska Riau Jl.H.R Subrantas No.155 Simpang Baru Panam Pekanbaru,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS
IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program
Lebih terperinciSIMULASI ALGORITMA A* UNTUK MENYELESAIKAN PATHFINDING
SIMULASI ALGORITMA A* UNTUK MENYELESAIKAN PATHFINDING Saprizal Nasution 1, Mardiana 2 1 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM jhoni No. 70 Medan, Indonesia rizal_allstar@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Algoritma Breadth First Search Berikut ini adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan algoritma Breadth first search untuk pencarian jalur. Proses pencarian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* Sebagai Algoritma Pencari Jalan Dalam Game
ABSTRAK Penerapan Algoritma A* Sebagai Algoritma Pencari Jalan Dalam Game Makalah ini membahas tentang bagaimana suatu entitas di dalam game mampu mencari jalan terpendek dari titik koordinatnya sekarang
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan dari tempat satu ke tempat yang lain merupakan kegiatan yang sehari hari kita lakukan. Perjalanan ini memiliki rute tertentu dengan jarak tertentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path finding merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dan banyak diterapkan, misalnya untuk penentuan jalur terpendek dalam suatu peta yang juga diterapkan
Lebih terperinciMetode Path Finding pada Game 3D Menggunakan Algoritma A* dengan Navigation Mesh
Metode Path Finding pada Game 3D Menggunakan Algoritma A* dengan Navigation Mesh Freddi Yonathan - 13509012 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENERATE AND TEST PADA PENCARIAN RUTE TERPENDEK Selvy Welianto (1) R. Gunawan Santosa (2) Antonius Rachmat C. (3) selvywelianto@yahoo.com gunawan@ukdw.ac.id anton@ukdw.ac.id Abstraksi
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK
PERBANDINGAN ALGORITMA A* DAN DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Ilmu Komputer
Lebih terperinciVol: 4, No. 1, Maret 2015 ISSN:
PENCARIAN SPBU TERDEKAT DAN PENENTUAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS DI KABUPATEN JEMBER) Windi Eka Yulia R., Dwiretno Istiadi, Abdul Roqib Program Studi Sistem Informasi Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
Penerapan Algoritma A* pada Google Map Akbar Juang Saputra (13511026) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan rantaian terpendek diantara pasangan node (titik) tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah pasangan himpunan (V, E), dan ditulis dengan notasi G = (V, E), V adalah himpunan tidak kosong dari verteks-verteks {v 1, v 2,, v n } yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN LONGEST PATH ALGORITHM (LPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPANJANG PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Prodi Teknik Informatika UPN eteran Yogyakarta Jl. Babarsari
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA A* PADA PERMASALAHAN OPTIMALISASI PENCARIAN SOLUSI DYNAMIC WATER JUG
PENERAPAN ALGORITMA A* PADA PERMASALAHAN OPTIMALISASI PENCARIAN SOLUSI DYNAMIC WATER JUG Firman Harianja (0911519) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja
Lebih terperinciAPLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM PADA PETA GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU TEMPUH PENGGUNA JALAN DENGAN METODE A* DAN BEST FIRST SEARCH 1
APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM PADA PETA GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI WAKTU TEMPUH PENGGUNA JALAN DENGAN METODE A* DAN BEST FIRST SEARCH 1 Rudy Adipranata 1, Andreas Handojo 2, Happy Setiawan 3 1,2 Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencarian jalur terpendek merupakan sebuah masalah yang sering muncul dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama bagi para pengguna sarana transportasi. Para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara internasional Kuala Namu merupakan Bandar udara Internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 KM dari kota medan. Bandar udara
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI
PENGEMBANGAN SHORTEST PATH ALGORITHM (SPA) DALAM RANGKA PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA GRAF BERSAMBUNG BERARAH BERUNTAI Oliver Samuel Simanjuntak Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciPengisian Kota Pertama ke dalam Tabu List Penyusunan Rute Kunjungan Setiap Semut ke Setiap Kota
ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System
Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System Muhammad Anis 1350868 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPencarian Lintasan Terpendek Pada Peta Digital Menggunakan Teori Graf
Pencarian Lintasan Terpendek Pada Peta Digital Menggunakan Teori Graf Erfandi Suryo Putra 13515145 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat
Lebih terperinciPelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound
Pelacakan dan Penentuan Jarak Terpendek terhadap Objek dengan BFS (Breadth First Search) dan Branch and Bound Mico (13515126) Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Jl. Ganesha 10,
Lebih terperinciPerbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek
Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek Finsa Ferdifiansyah NIM 0710630014 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Rekayasa Komputer Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMANAJEMEN BASIS DATA SARANA KAMPUS UNIVERSITAS BENGKULU MENGGUNAKAN ALGORITMA A* BERBASIS SPASIAL
MANAJEMEN BASIS DATA SARANA KAMPUS UNIVERSITAS BENGKULU MENGGUNAKAN ALGORITMA A* BERBASIS SPASIAL Foni Panca Wardhani 1, Asahar Johar 2, Yulian Fauzi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciSISTEM JALUR E-LAUDRY MENGGUNAKAN METODE DJIKSTRA
SISTEM JALUR E-LAUDRY MENGGUNAKAN METODE DJIKSTRA Ahmad Bagus Setiawan, Yuly Nurhidayati 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri E-mail: * 1 bagus.este@gmail.com, 2 yulynur2013@gmai.com
Lebih terperinciAlgoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa
Pengembangan Algoritma Heuristik Ant Colony System Untuk Menyelesaikan Permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem Dengan Time Window (DVRPTW) Pada Penyedia Jasa Inter-City Courier Nurlita Gamayanti (2207
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM Laksana Samudra dan Imam Mukhlash Matematika, Fakultas
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini Artificial Intelligence banyak digunakan dalam berbagai
Lebih terperinciStrategi Routing dalam Jaringan Komputer
Strategi Routing dalam Jaringan Komputer Arief Suharsono / 13510087 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A* dalam Penentuan Lintasan Terpendek
Penerapan Algoritma A* dalam Penentuan Lintasan Terpendek Johannes Ridho Tumpuan Parlindungan/13510103 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciSKRIPSI APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM UNTUK AMBULANS DI KOTA MEDAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SKRIPSI APLIKASI PENCARI RUTE OPTIMUM UNTUK AMBULANS DI KOTA MEDAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Konsentrasi
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA
ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA PATHFINDING GREEDY BEST-FIRST SEARCH DENGAN A*(STAR) DALAM MENENTUKAN LINTASAN PADA PETA Christophorus Yohannes Suhaili 1 ; Mendy Irawan 2 ; Raja Muhammad Fahrizal 3 ; Antonius
Lebih terperinciROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T
ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum juga disebut dengan mobil penumpang umum. Angkutan umum juga memiliki berbagai jenis angkutan, salah satunya angkutan kota. Angkutan kota adalah angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan
Lebih terperinciSimulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )
Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana (0222182) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail
Lebih terperinciPERANCANGAN WEBSITE satutujuan.co.id SEBAGAI PORTAL RIDESHARING UNTUK CIVITAS AKADEMIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PERANCANGAN WEBSITE satutujuan.co.id SEBAGAI PORTAL RIDESHARING UNTUK CIVITAS AKADEMIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Windha Mega Pradnya Dhuhita Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini menjelaskan tentang hal-hal yang erat kaitannya dengan masalah m- ring star. Salah satu cabang matematika yang cukup penting dan sangat luas penerapannya di banyak bidang
Lebih terperinciPertemuan-07 INFORMATIKA FASILKOM UNIVERSITAS IGM
07/04/2016 3. HEURISTIC METHOD Algoritma yang menggunakan Metode Best-First Search, yaitu: 1 Literatur Review KECERDASAN BUATAN Pertemuan-07 INFORMATIKA FASILKOM UNIVERSITAS IGM a. Greedy Best-First Greedy
Lebih terperinciPenerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem
Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem Arie Tando (13510018) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun
Lebih terperinciYudi Yansyah, Prihastuti Harsani, M.Si, Erniyati M.Kom Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan ABSTRACT
Perancangan Aplikasi Pencarian Jalur Terpendek Untuk Lokasi Toko Bangunan Di Kota Bogor Dengan Metode A* (A-Star) Berbasis Android Studi Kasus : PT. Tulu Atas Kranggan Bogor Yudi Yansyah, Prihastuti Harsani,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (Studi Kasus : Plaza / Mall Dikota Medan) SKRIPSI ADLY AZHARY 101421060 PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI
Lebih terperinciALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK
Abstrak ALGORITMA MENCARI LINTASAN TERPENDEK Indra Fajar 1, Gustian Siregar 2, Dede Tarwidi 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORITIS
xvi BAB 2 LANDASAN TEORITIS Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis akan memberikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, karena tanpa pengertian yang
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex
Lebih terperinciPenerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)
Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System) Christy Gunawan Simarmata - 13515110 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN HEURISTIK DIFERENSIAL TERKOMPRESI UNTUK ALGORITMA BLOCK A*
PENGEMBANGAN HEURISTIK DIFERENSIAL TERKOMPRESI UNTUK ALGORITMA BLOCK A* Teguh Budi Wicaksono 1), Rinaldi Munir 2) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Bandung, Jawa Barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan kontraktor perumahan, pemasangan kabel menjadi bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu dilakukan perencanaan urutan rumah yang
Lebih terperinci