BAB II DASAR TEORI PENELITIAN
|
|
- Hartanti Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI PENELITIAN 2.1 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA) menggunakan peralatan berupa truk pengangkut (Agustino, 1998). Pengangkutan sampah dilakukan dengan tiga cara (Agustino, 1998): 1. Pengangkutan langsung dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengangkutan seperti ini dilakukan karena daerah sumber sampah mempunyai jalan yang cukup lebar untuk dilalui truk pengangkut. Metode ini dilaksanakan pada daerah dengan kepadatan penduduk dan produktivitas sampah rendah. 2. Pengangkutan dari tempat pembuangan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah yang terkumpul di tempat pembuangan sementara (TPS) dipindahkan ke dalam truk pengangkut lalu diangkut untuk dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini cocok untuk daerah dengan kepadatan penduduk serta produktivitas sampah tinggi. 3. Pelaksanaan dilakukan oleh pihak penghasil sampah. Penghasil sampah membuang sampahnya langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA), dikarenakan jumlah sampah yang cukup besar dan mempunyai angkutan sampah sendiri, misalnya pada kompleks perumahan, sekolah, dll. Pada dasarnya, sebuah truk pengangkut sampah dalam melaksanakan tugasnya melalui rute berikut (Yosef, 2007): Pool TPS (1) TPA TPS (2) TPA Pool Berikut ilustrasinya: 7
2 Gambar (2.1): Proses pengangkutan sampah perkotaan. Keterangan: 1. Setiap truk dari pool membawa container kosong menuju TPS (1), mengganti container sampah yang sudah penuh dengan container yang kosong. 2. Truk membawa container ke TPA untuk dibuang isinya. 3. Dari TPA, truk menuju TPS (2) membawa container yang sudah kosong, untuk mengganti container yang penuh pada TPS (2). 4. Setelah diganti dengan container yang kosong, container di TPS (2) dibawa ke TPA untuk dikosongkan. 5. Truk kembali ke pool membawa container kosong. Dengan demikian, kelancaran pengangkutan sampah akan tergantung pada: Jarak antara pool truk pengangkut sampah dengan sumber sampah (TPS). Kondisi lokasi sumber sampah (TPS). Jarak antara sumber sampah (TPS) dengan TPA. Kondisi rute pengangkutan. 8
3 2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) Definisi SIG Pada kenyataannya Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai banyak sekali definisi. Namun pada pembahasan dalam tugas akhir ini, definisi SIG akan dititik beratkan pada dua definisi berikut: Menurut Rice (2000), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Prahasta, 2002). Gistut (1994) menyebutkan bahwa SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yag ditemukan di lokasi tersebut (Prahasta, 2002) Tipe Data SIG Dalam SIG terdapat dua jenis data, yaitu data spasial dan data atribut. Data spasial adalah data yang menggambarkan posisi suatu objek di dunia nyata. Data spasial dapat bereferensi pada suatu sistem tertentu (bergeoreferensi) maupun tidak. Sedangkan data atribut adalah data yang menggambarkan karakteristik suatu objek selain dari faktor lokasinya. Data spasial menyatakan objek geografis yang ada pada dunia nyata/real world menggunakan representasi grafis sebagai berikut (Prahasta, 2002): 1. Titik/point (tanpa dimensi) Representasi grafis paling sederhana dari suatu objek. Titik tidak memiliki dimensi namun dapat ditampilkan di atas peta dan pada layar monitor menggunakan simbol-simbol tertentu. 2. Garis/line (satu dimensi) Merupakan bentuk linier yang menghubungkan minimal dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. 3. Poligon/polygon (dua dimensi) 9
4 Merepresentasikan objek-objek berbentuk luasan atau area (dua dimensi). Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling berhubungan. Gambaran dari representasi-representasi grafis tersebut adalah sebagai berikut: Gambar (2.2): Representasi grafis objek dalam SIG. (Sumber: Raharja, 2006) Basis Data SIG Basis data adalah suatu kumpulan data dan informasi yang menggambarkan aktivitas-aktivitas dalam suatu enterprise yang saling terkait yang disimpan dalam suatu common pool (tempat penyimpanan bersama), tidak mengandung redundansi (pengulangan data yang tidak perlu)/non-redundant, dan dapat digunakan bersama oleh sistem-sistem aplikasi berbeda (shareable). Dimana enterprise adalah bagian dari real world yang dimodelkan oleh basis data. Pemodelan bisa jadi menyangkut seluruh organisasi (mis. perusahaan, universitas, rumah sakit, dll.), sebagian dari organisasi, atau salah satu proses atau sistem yang ada pada organisasi tsb (Deliar, 2007). Dari pengertian basis data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat tiga sifat utama dari basis data, yaitu: 1. common pool 2. non-redundant 3. shareable Secara fisik, basis data terdiri dari tabel-tabel yang saling behubungan. Dimana tabel terdiri baris dan kolom dan data-data disimpan dalam pertemuan baris dan kolom pada setiap tabel (perpotongan baris dan kolom memiliki nilai tertentu). Agar dapat 10
5 digunakan dalam basis data, suatu tabel harus memiliki syarat-syarat berikut (Deliar, 2007): Urutan baris boleh sembarang dan dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi nilai informasi tabel. Urutan kolom boleh sembarang dan tiap kolom memiliki nama/jenis atribut (item name) yang berbeda (unik). Perpotongan baris dan kolom berisikan hanya satu nilai atribut/data. Banyak nilai pada perpotongan baris/kolom tidak diperbolehkan. Penampilan tiap baris dalam satu tabel harus berbeda, tidak boleh persis sama. Bagian yang paling penting dalam membangun basis data adalah desain konseptual basis data. Dari tahapan ini didapatkan struktur tabel yang sudah ternormalisasi secara penuh (fully normalized table) untuk digunakan dalam basis data. Terdapat dua cara dalam perancangan model konseptual basis data, yaitu: 1. Proses Normalisasi Proses penyusunan model konseptual basis data berdasarkan hubungan antar attribut (kolom/item). Disebut pemodelan basis data secara bottom-up. Tahapan proses normalisasi dapat dilihat pada ilustrasi berikut: 11
6 1 st NF: Repeating group 2 nd NF: Ketergantungan attribut 3 rd NF: Ketergantungan transitif Tabel Belum normal (unnormalised table) Tabel Bentuk Normal 1 Tabel Bentuk Normal 2 Tabel Bentuk Normal 3 Tabel Bentuk Normal 4 Tabel Bentuk Normal 5 4 th NF: Determinan multi-valued 5 th NF: Join depedency Gambar (2.3): Proses Normalisasi (Sumber: Deliar, 2007) 2. Proses Entity Relationship Memecah enterprise ke dalam entitas-entitas, dimana hubungan di antara entitas-entitas tersebut dinyatakan dengan jelas. Entitas dapat direpresentasikan sebagai tabel dengan (Deliar, 2007): Nama entitas = nama tabel Karakteristik entitas = attribut tabel (kolom) Anggota entitas = baris/record Untuk membedakan anggota entitas diperlukan suatu kode yang disebut sebagai ID Entitas. Contoh: Entitas Mahasiswa memiliki ID Entitas NIM Entitas Dosen memiliki ID Entitas NIP Basis data yang akan digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini dibangun menggunakan proses entity relationship. Adapun tahapan yang dikerjakan pada metode ini adalah: 12
7 1. Tahap Konseptual Pada proses ini dilakukan identifikasi dari entitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan analisis. Menurut Korth (1991), entitas adalah suatu objek yang dapat dibedakan dengan objek-objek lainnya berdasarkan atribut-atributnya (Prahasta, 2002). Entitas juga didefinisikan oleh Kristanto (1999) sebagai orang, tempat, kejadian atau konsep ayng informasinya direkam (Prahasta, 2002). 2. Tahap Logikal Pada tahap ini diperlihatkan bagaimana hubungan antar relasi yang digambarkan melalui diagram ER (entity relationship). 3. Tahap Fisikal Model fisikal memperlihatkan tabel sekeleton dengan atribut yang sesuai. Tabel skeleton adalah representasi jenis tabel untuk setiap entitas dan jenis relasinya yang berupa tabel normal penuh (belum berisi attribut lainnya) (Deliar, 2007). 2.3 Network Analysis Jaringan (network) ditinjau dari bentuk presentasi grafis adalah suatu sistem yang menghubungkan suatu objek feature secara linier (Ristandi, 2004). Pada sistem ini terdapat objek yang bergerak, berpindah dari satu kedudukan ke kedudukan lain melalui objek jaringan yang menghubungkan antar kedudukan tersebut. Hal ini merupakan ciri khas dari sistem jaringan. Contoh sederhana dari sistem jaringan adalah jaringan transportasi. Dimana terdapat kendaraan yang berpindah dari satu kedudukan ke kedudukan lain melalui media jaringan jalan raya Model Data Objek Jaringan Jalan Raya Model data objek jaringan jalan merupakan representasi dari komponen dan karakteristik real world jaringan jalan (Ristandi, 2004). Komponen pembentuk data jaringan jalan yaitu: a. Links/Arcs Dalam bentuk garis. Merupakan data dari struktur topologi jaring, yang pada real world-nya adalah segmen jalan. 13
8 b. Nodes Dalam bentuk titik. Merupakan komponen pada setiap ujung link. Nodes merepresentasikan persimpangan jalan atau awal/akhir dari suatu segmen jalan. Node 2 Link 1 Link 2 Node 4 Node 1 Link 3 Node 3 Link 4 Gambar (2.4): Nodes sebagai komponen pembentuk links. (Sumber: Ristandi, 2004) c. Stops Merupakan kedudukan awal dan akhir bergeraknya objek pada jaringan. Stops menentukan suatu rute kendaraan. d. Center Merupakan pusat yang menjadi lokasi objek-objek bergerak dalam menerima dan mendistribusikan resources. Misal: terminal dan gudang. e. Turns Merupakan kedudukan dimana terjadi perubahan arah gerak objek antar link yang berbeda. Menurut Olivera (2001), terdapat tiga tipe turn (belokan), yaitu (Ristandi, 2004): TurnLeft (belok kiri) TurnRight (belok kanan) U_Turn (belokan dalam bentuk U) f. Under/Over pass Merupakan pertemuan link yang saling menyilang tapi tidak membentuk persimpangan, sehingga link tidak akan bertemu pada suatu node, tapi berkedudukan di atas atau di bawah link yang lain. g. Intersection Merupakan persimpangan tempat pertemuan dua link atau lebih pada suatu node. 14
9 2.3.2 Prinsip Dasar Aplikasi Penentuan Jalur Tercepat/Terpendek Data tabular tentang komponen dan krakteristik jalan digabungkan dengan data atribut yang memuat informasi deskriptif jalan. Penggabungan ini akan menghasilkan data spasial jalan yang akan digunakan dalam analisis jaringan untuk mendapatkan informasi penelusuran jalur jalan terpendek atau tercepat (atau dengan parameter lain) dari suatu kedudukan ke kedudukan lain. Penelusuran jalur pada perangkat lunak GIS secara konseptual memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu menerapkan teori Graph kedalam jaringan jalan. Dalam bidang matematika dan ilmu komputer, teori Graph adalah cabang ilmu yang mempelajari sifatsifat graph. Secara umum, suatu graph adalah himpunan objek-objek yang disebut vertice (atau node) yang dihubungkan oleh edges/arcs. Biasanya graph digambarkan sebagai kumpulan titik-titik (melambangkan vertice) yang dihubungkan oleh garis-garis (melambangkan edge). Gambar (2.5): Graph dengan 6 verteks dan 7 edge. Sebuah struktur graph bisa dikembangkan dengan memberi bobot pada tiap edge. Graph berbobot dapat digunakan untuk melambangkan banyak konsep berbeda. Sebagai contoh jika suatu graph melambangkan jaringan jalan maka bobotnya bisa berarti panjang jalan maupun batas kecepatan tertinggi pada jalan tertentu. Isu lain pada graph adalah dengan membuat edge-nya berarah, yang secara teknis disebut graph berarah atau digraph (directed graph). Digraph dengan edge berbobot disebut jaringan. Suatu graph G dapat dinyatakan sebagai G = < V,E >. Graph G terdiri atas himpunan V yang berisikan vertice/node pada graph tersebut dan himpunan dari E yang berisi edge pada graph tersebut. Himpunan E dinyatakan sebagai pasangan dari vertice yang ada dalam V. Sebagai contoh definisi dari graph pada gambar diatas adalah: 15
10 V = {1,2,3,4,5,6} dan E = {(1,2),(1,5),(2,3),(3,4),(4,5),(5,2),(4,6)} Pada digraph maka pasangan-pasangan ini merupakan pasangan terurut. Himpunan edge berikut dapat digunakan untuk menyatakan digraph pada Gambar (2.8): E = { < 1,2 >, < 1,5 >, < 2,5 >, < 3,2 >, < 4,3 >, < 5,4 >, < 4,6 > } Dalam himpunan edge untuk digraf, urutan pasangan verteks menentukan arah dari edge tersebut. Gambar (2.6): Contoh digraph. Terdapat dua tipe algoritma dari teori Graph yang digunakan pada perangkat lunak SIG untuk penelusuran jalur, yaitu: a. Model local routing algorithm Perhitungan jalur terdekat (least cost path) dilakukan dari node dengan edge terhubung secara langsung ke node lainnya. Lalu untuk menghitung edge lainnya, digantikan oleh tetangganya (neighbour node), sehingga tidak ada proses iterasi untuk mendapatkan jalur dari node awal ke node yang dituju. Dalam keperluan praktis, model ini disebut dengan Distance Vector Algorithm. b. Model global routing algorithm Penelusuran jalur terdekat (least cost path) dari node awal ke node yang akan dituju melibatkan jaringan lengkap di semua link beserta nilai cost-nya (kecepatan/panjang/ongkos) dengan melakukan proses iterasi. Model ini memungkinkan penelusuran jalur dengan berbagai parameter seperti waktu dan ongkos biaya perjalanan. Model ini dikenal juga dengan Link State Routing Algorithm. 16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Pengadaan Data Data yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Peta Jalan Bandung Barat dalam format shapefile. Peta Lokasi TPS Bandung Barat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk utama yang diperlukan. Sampah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan
Lebih terperinciKONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis
KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis Company LOGO Sistem Informasi Geografis ibi Basis data spasial yaitu: sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi tetap maupun tidak tetap
Lebih terperinciMODEL PENENTUAN JALUR PENGANGKUTAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Wilayah Bandung Barat)
MODEL PENENTUAN JALUR PENGANGKUTAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Wilayah Bandung Barat) TUGAS AKHIR Karya Tulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN
PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN 1. Informasi Geografis Wayan Sedana Fenomena geografi merupakan identifikasi dari obyek studi bidang SIG, dan fenomena tersebut direpresentasikan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA Taufiq Hidayat, Agus Qomaruddin Munir Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA Agus Qomaruddin Munir Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T
ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 6 No. Juli 0 80 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA Agus Qomaruddin Munir Fakultas Sains
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial
Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial Dosen Pembimbing : Dr. Ing Adang Suhendra SSi, SKom, MSc Nama : Idham Pratama Abstract Aplikasi ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang spesifik dari
Lebih terperinciANALISIS PENCARIAN JALUR JALAN DALAM KAMPUS ITB DENGAN MENGGUNAKAN BASIS DATA SPASIAL 3 DIMENSI
ANALISIS PENCARIAN JALUR JALAN DALAM KAMPUS ITB DENGAN MENGGUNAKAN BASIS DATA SPASIAL 3 DIMENSI TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh GINANJAR 151 02 037
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan terminologi graph, yaitu bentukbentuk khusus suatu graph dan juga akan diuraikan penjelasan mengenai shortest path. 2.1 Konsep Dasar
Lebih terperinciTujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016
Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
Lebih terperinciBAB V. dimengerti, mudah dipelihara, mudah memprosesnya, dan mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan baru
BAB V NORMALISASI 1. Pengertian Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan
Lebih terperinci3/17/2011. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian
Lebih terperinciOPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan
OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR Marhaendro Bayu Setyawan 2206 100 021 AGENDA PEMBUKAAN DASAR TEORI Latar belakang Permasalahan Batasan masalah Tujuan Permasalahan Lintasan
Lebih terperinciPerbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra
Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta
Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Oleh : 1. Donnyca Mazda Putra (K3513018) 2. Rosyid Esanudin (K3513062) PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, proses pengambilan keputusan membutuhkan data yang merepresentasikan objek geografis serta disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graph 2.1.1 Definisi Graph Graf didefinisikan dengan G = (V, E), di mana V adalah himpunan tidak kosong dari vertex-vertex = {v1, v2, v3,...,vn} dan E adalah himpunan sisi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Loket Bus merupakan tempat dimana masyarakat yang akan memesan atau membeli suatu tiket untuk menggunakan sarana transportasi bus sebagai keperluan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Lintasan Terpendek Lintasan terpendek merupakan lintasan minumum yang diperlukan untuk mencapai suatu titik dari titik tertentu (Pawitri, ) disebutkan bahwa. Dalam permasalahan pencarian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II TINJUN PUSTK 2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar
Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar Arifin Luthfi Putranto (13508050) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung E-Mail: xenoposeidon@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya
Lebih terperinci1. Pengantar Teori Graph
1. Pengantar Teori Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph, Digraph dan Network 2. Klasifikasi Masalah 3. Pencarian Solusi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.
Lebih terperinciApa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?
Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI? Informasi data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui informasi tentang lokasi dan letak dari depo kontainer yang ada di kota Medan, Permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis atau Geografic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu
Lebih terperinci3. File Laporan (Report file) File ini bisa disebut output file, yaitu file yang berisi informasi yang akan ditampilkan.
2. File Transaksi (transaction file) File ini bisa disebut file input; digunakan untuk merekam data hasil dari transaksi yang terjadi. Misalnya file penjualan yang berisi data hasil transaksi penjualan.
Lebih terperinciBASIS DATA MODEL BASIS DATA
BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.
Lebih terperinciAplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan
Lebih terperinciMODEL DATA SPASIAL DALAM SIG
BAB VII MODEL DATA SPASIAL DALAM SIG 7.1 PENDAHULUAN Model dunia nyata dapat memudahkan manusia dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Jika model dunia
Lebih terperinciPenggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf
Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciAPLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS
APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS Muhammad Farhan 13516093 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini menjelaskan tentang hal-hal yang erat kaitannya dengan masalah m- ring star. Salah satu cabang matematika yang cukup penting dan sangat luas penerapannya di banyak bidang
Lebih terperinciDESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS
Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce DESAIN DATABASE Pertemuan
Lebih terperinciPencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra
Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com
Lebih terperinciSIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS ABSTRAK
SIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS Oleh Mubassiran. 1,2, Riza, L. S. 1, Sidarto, K. A. 1, 3, Mucharam, L. 1, 4, Barato, W. U. 1 1 RC - OPPINET,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Jalur Terpendek
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
39 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang paling banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bentuk dari graf adalah
Lebih terperinciAnalisa Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan
Analisa Spasial by: Ahmad Syauqi Ahsan Kenapa? Biaya pengumpulan data untuk SIG sangatlah besar. Sebagai misal: Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membuat sebuah polygon adalah Rp. 10rb sampai Rp. 200rb
Lebih terperinciTujuan. Dunia Nyata dan SIG. Arna fariza. Mengubah dunia nyata menjadi informasi geografis di komputer 3/17/2016
Dunia Nyata dan SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengubah dunia nyata menjadi informasi geografis di komputer 1 Materi Representasi dunia nyata Representasi geometri Representasi
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM Laksana Samudra dan Imam Mukhlash Matematika, Fakultas
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI KUKUH HANNA PRAPANCA 06 / 20067 / ET / 05412 JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA Latar Belakang Informasi
Lebih terperinciMatematik tika Di Disk i r t it 2
Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciAplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio
Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio Muhamad Irfan Maulana - 13515037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL
Sistem Prediksi Penyakit Diabetes Berbasis Decision Tree RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI RUTE WISATA TERPENDEK BERBASIS ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Anik Andriani Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta Jl.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Graf G didefenisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), ditulis dengan notasi G = (V,E), yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Informasi Geografis Secara garis besar, sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut subsistem) yang saling berkaitan dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang
Lebih terperinciKonsep Pemodelan data.
Pertemuan 3 Konsep Pemodelan data Remember! Data adalahrepresentasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan
Lebih terperinciSIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS
SIMULATOR UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI TEKANAN DAN HEATING VALUE PADA SISTEM JARINGAN PIPA GAS Oleh : Mubassiran. 1,2, Riza, L. S. 1, Sidarto, K. A. 1, 3, Mucharam, L. 1, 4, Barato, W. U. 1 1 RC - OPPINET,
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN
16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA. Dalam aplikasi ini, node yang dimaksud dalam Algoritma Dijkstra adalah dapat berupa :
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 4.1. Analisa dan Pembahasan Implementasi Algoritma Dijkstra pada aplikasi pencarian jalur terpendek ini adalah pada saat dilakukan fungsi generate jalur terpendek yang berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah pula fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Barat menyebabkan meningkat pula kebutuhan akan bahan bakar kendaraan bermotor. Berbagai tingkatan profesi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI
1 IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI DEFI RAKHMAWATI 091421023 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di tengah masyarakat dengan aktivitas yang tinggi, mobilitas menjadi hal yang penting. Namun pada kenyataannya, terdapat banyak hal yang dapat menghambat
Lebih terperinci2/6/2017. Pertemuan Kedua JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL. Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
Pertemuan Kedua Prodi S1 Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada JARINGAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL Secara garis besar, jaringan cenderung memiliki 2 dampak spasial
Lebih terperinciOleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012
Oleh : CAHYA GUNAWAN 1.05.08.215 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012 PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari sering dilakukan perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertanian memberikan kontribusi banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, terutama kontribusinya sebagai sumber pangan, sumber lapangan pekerjaan bagi sebagian
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi
RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan
Lebih terperinciMembangun Basisdata dengan NORMALISASI TABEL MUHAMMAD BANDA SELAMAT
Membangun Basisdata dengan NORMALISASI TABEL MUHAMMAD BANDA SELAMAT FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2005 TABEL DAFTAR NILAI MAHASISWA NAMA_KUL NILAI GD-342 DATA SPASIAL M.SYAFII
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita memasuki kehidupan yang serba modern. Pada kehidupan modern ini tentulah selalu mengutamakan waktu, bahkan ada istilah waktu adalah uang. Salah satu
Lebih terperinciPada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan
MODEL ARUS JARINGAN DEFINISI Jaringan (network) = (N, A); N=node, A=arc = sisi=busur. Arc (sisi) terarah mempunyai arah. Jaringan terarah mempunyai semua sisi yang terarah. Path (lintasan) = sekumpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langsung berbagai jenis pohon yang ada. Untuk itu, kami ingin. di akses melalui komputer baik oleh pengurus ataupun pengunjung.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Hutan Manggala Wanabakti merupakan kawasan hutan kota yang berada di komplek perkantoran gedung Manggala Wanabakti. Luas Taman Hutan ini mencapai 32.000 m 2 dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi
Lebih terperinciMAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah
MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Gaji Gaji merupakan salah satu hal yang mendorong atau memotivasi pegawai untuk bekerja atau mengabdi secara menyeluruh terhadap perusahaan. Gaji sering disebut juga sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANAAN TEORI 2. Pengertian Algoritma Algoritma adalah langkah-langkah penyelesaian suatu masalah secara sistematika dan logis.ikatakan algoritma, karena suatu alur pemikiran ditbuat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
21 2 TINJUN PUSTK 2.1. lgoritma lgoritma merupakan suatu langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, tanpa memperhatikan bentuk yang akan digunakan sebagai implementasinya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah berkembang sangat pesat dan digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pada berbagai bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN BASIS DATA. Alif Finandhita, S.Kom
PERANCANGAN BASIS DATA Alif Finandhita, S.Kom Proses perancangan basis data, terlepas dari masalah yang ditangani dibagi menjadi 3 tahapan : Perancangan basis data secara konseptual Merupakan upaya untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data bereferensi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan awal pada pembuatan sebuah aplikasi adalah membuat analisis untuk aplikasi tersebut. Pada tahapan ini Penulis ingin menganalisa kebutuhan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi
Lebih terperinciBASIS DATA (BS203) NORMALISASI. fb: NDoro Edi. Page 1
BASIS DATA (BS203) NORMALISASI k_doroedi@yahoo.com fb: NDoro Edi Page 1 Outline Latar belakang Anomali dan jenisnya Dependensi dan jenisnya Dekomposisi Bentuk Normal 1 (1NF) Bentuk Normal 2 (2NF) Bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan rantaian terpendek diantara pasangan node (titik) tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciPerancangan Basis Data
NORMALISASI DATA Perancangan Basis Data Tujuan dilakukan perancangan suatu basis data yaitu supaya kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis. Model Data Spasial
Sistem Informasi Geografis Model Data Spasial Representasi Grafis Untuk Objek Secara umum dikenal tiga jenis data. Ketiganya merupakan abstraksi sederhana dari objek-objek nyata yang lebih rumit. Titik:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan membuahkan hasil yang maksimal. Di sektor transaksi jual-beli saham. keuntungan yang maksimal dan kerugian yang minimum.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi hal penting yang menunjang kehidupan pada saat ini. Akses yang cepat untuk mendapatkan informasi merupakan keinginan tiap individu. Bagi individu
Lebih terperinci