IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran Umum BEI BEJ berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup beberapa kali karena terjadinya perang, BEJ kembali dibuka pada 1977 di bawah pengawasan Bapepam. Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT Bursa Efek Jakarta. Kemudian pada 1995, perdagangan elektronik di BEJ dimulai. Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat-saat krisis, BEJ mencatat rekor tertinggi baru pada awal tahun 2004 setelah mencapai level poin berkat adanya sentimen positif dari dilantiknya presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 1 Desember 2007 BEJ melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar modal. Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995 Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpusat di lantai perdagangan (trading floor) di Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jenderal Sudirman Kav , Jakarta Namun saat ini semua PE-AB (Pasar Efek Anggota Bursa) telah memiliki sistem Remote Trading, yaitu transaksi jarak jauh sehingga para investor/pialang tidak harus ke gedung BEI lagi. Perusahaan mempunyai visi Menjadi Bursa Yang Kompetitif dengan Kredibilitas Tingkat Dunia. Sedangkan misi BEI adalah: a. Menjadi pilar ekonomi Indonesia b. Berorientasi pasar c. Transformasi Perusahaan d. Pembentukan Institusional e. Memberikan kualitas produk dan jasa yang terbaik f.

2 Sejarah Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989 Tambahan No Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni Setelah penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2 triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh). Perubahan nama dan peningkatan modal dasar perusahaan ini diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan guna memenuhi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di pasar modal, termasuk perubahan nama perusahaan menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk dan persetujuan para pemegang saham atas penawaran umum saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham, diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 65 tanggal 11 Agustus Perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C HT TH.97 tanggal 21 Agustus 1997 dan diumumkan dalam

3 33 lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit, karet dan kakao. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan melalui bursa efek di Indonesia sebanyak 125,8 juta saham dengan nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp (rupiah penuh) per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (saat ini - Bursa Efek Indonesia) Visi dan Misi Perusahaan Visi PT AALI Tbk adalah Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia. Sedangkan misinya yaitu Menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa. Mewujudkan visi dan misi, perusahaan fokus kepada prioritas berikut: 1. Mengikuti Good Corporate Governance secara konsisten 2. Mematuhi praktek-praktek terbaik industri 3. Menerapkan semangat keunggulan operasional 4. Kepedulian terhadap masyarakat dan ramah lingkungan Manajemen dan Struktur Perusahaan Kantor pusat Perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR no. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit perusahaan seluas hektar (2007: kelapa sawit dan karet masing-masing hektar dan 316 hektar) berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun Beberapa anak perusahaan mengembangkan perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal tertanam seluas

4 34 hektar (2007: hektar). Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai karyawan tetap di tahun 2009 sebanyak karyawan (2008: karyawan) dengan jumlah biaya karyawan kurang lebih sebesar Rp 580 miliar (2008: Rp 471 miliar). Perusahaan dipimpin oleh seorang presiden direktur dan presiden komisaris beserta jajarannya (Lampiran 2). Beberapa anak perusahaan PT AALI Tbk antara lain: PT Eka Dura Indonesia, PT Tunggal Perkasa Plantations, PT Sawit Asahan Indah, PT Perkebunan Lembah Bhakti, PT Sumber Utama Makmur, PT Surya Panen Subur dan lainnya yang total berjumlah 49 anak perusahaan yang umumnya terletak di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Kinerja Keuangan Perusahaan Pada periode Desember 2008 penambahan total aktiva paling rendah dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 21,8% atau senilai juta rupiah. Jumlah aktiva Desember 2008 sebesar juta rupiah sedangkan tahun 2007 sebesar juta rupiah. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan persediaan dan piutang perusahaan di tahun 2008, sedangkan aset tidak lancar yang mengalami kenaikan antara lain tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan aset tetap perusahaan yang meningkat di tahun Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya lagi penambahan total aktiva terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 53% dari tahun sebelumnya. Nominal pada tahun 2006 adalah juta rupiah, sedangkan tahun 2007 sebesar juta rupiah. Tabel 3. Ringkasan Neraca PT AALI Tbk. tahun * (dalam jutaan rupiah) Komponen Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar Total Aktiva Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Total Kewajiban Hak Minoritas Ekuitas Total Ekuitas dan Kewajiban Ket: * sampai bulan September

5 35 Total kewajiban PT AALI Tbk cenderung mengalami peningkatan, dimana peningkatan paling besar terjadi di tahun 2007 dari tahun sebelumnya yakni sebesar 74,9%. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan hutang usaha perusahaan. Kenaikan paling besar yakni hutang pajak perusahaan yang naik dari tahun 2006 sebesar Rp juta menjadi Rp juta pada tahun 2007, sehingga mengakibatkan jumlah kewajiban lancar perusahaan naik. Laba bersih yang dihasilkan PT AALI Tbk. pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana peningkatan terbesar terjadi di tahun 2007 yang besarnya juta rupiah, yakni meningkat sebesar 150% dari tahun 2006 yang sebesar juta rupiah. Hal ini dikarenakan kenaikan pendapatan usaha 2007 yang meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 2006 dimana juga dipengaruhi oleh penurunan beban usaha terutama beban penjualan di tahun Pada tahun 2008 perusahaan melepaskan lahan perkebunan seluas hektar di Kalimantan Selatan karena lahan itu tumpang tindih dengan lahan pertambangan milik PT Adaro Indonesia. Sesuai peraturan yang berlaku pemegang konsesi pertambangan diprioritaskan atas tumpang tindih lahan perkebunan dan pertambangan. Pelepasan lahan tersebut memberikan keuntungan sebesar juta rupiah, yang memberikan peningkatan pada pendapatan lain-lain perusahaan yang meningkatkan laba bersih perusahaan. Tabel 4. Ringkasan Laporan Laba Rugi PT AALI Tbk tahun * (dalam jutaan rupiah) Komponen Pendapatan Usaha Beban Usaha ( ) ( ) ( ) ( ) Laba/Rugi Usaha Beban/Pendapatan Lain-Lain (44.403) (43.091) Laba/Rugi Sebelum Pajak Beban Pajak ( ) ( ) ( ) ( ) Laba/Rugi Sebelum hak minoritas Hak Minoritas (26.713) (66.479) (84.499) (48.673) Laba/Rugi Bersih Ket: * sampai bulan September

6 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Hasil dan analisis ini merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan Rasio Profitabilitas a. Return on Assets Rasio tingkat pengembalian aktiva menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva perusahaan. Nilai Return on Assets (ROA) pada PT AALI Tbk mengalami peningkatan di tiap triwulan maupun di tiap tahun antara tahun 2006 sampai dengan Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang lebih besar dari peningkatan total aktiva yang sama-sama meningkat juga di periode yang sama. Hal ini menandakan bahwa perusahaan terus mengalami perbaikan kinerja dalam pengelolaan atas aset yang dimiliki. Namun pada tahun 2009, ROA perusahaan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan laba bersih perusahaan menurun, namun asset perusahaan tetap naik, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami penurunan kemampuan dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan dalam aset perusahaan. Tabel 5. Nilai ROA PT AALI * (jutaan rupiah) ROA (%) Triwulan I 5,37 7,16 12, II 11,94 16,74 23,50 10,23 III 19,52 26,31 27,65 15,92 IV 22,51 36,87 40,35 - Rata-rata 14,83 21,77 26,09 9,75 Sumber : Laporan Keuangan PT AALI Tbk (diolah) Ket : * sampai bulan september 2009 Nilai ROA rata-rata tertinggi terjadi di tahun 2008 sebesar 26,09 persen. Peningkatan ini dikarenakan adanya peningkatan laba bersih perusahaan, penurunan beban bunga dan keuntungan selisih kurs. Perusahaan dapat

7 37 meningkatkan laba bersihnya di tahun 2008 dikarenakan kenaikan harga CPO di pasar. Sedangkan arti 26,09 adalah dalam setiap satu rupiah aset akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,26 (dalam jutaan). Rasio rata-rata industri sejenis, yakni industri perkebunan menunjukkan PT AALI Tbk masih lebih baik. Pada tahun 2006, rata-rata industri sebesar 13,54 persen, tahun 2007 sebesar 17,06 persen dan tahun 2008 sebesar 14,77 persen. b. Return on Equity Rasio ini mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas modal sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan usaha. Kenaikan nilai rasio ini disebabkan oleh persentase kenaikan nilai ekuitas perusahaan yang lebih kecil dari persentase kenaikan nilai laba bersihnya. Kenaikan yang terjadi pada tahun 2008 menunjukkan semakin meningkatnya kemampuan modal sendiri perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, sehingga profitabilitasnya lebih baik dari tahun 2006, 2007 dan Nilai Return on Equity (ROE) rata-rata di tahun 2008 sebesar 36,59 persen yang berarti setiap satu rupiah modal sendiri (ekuitas) mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,3659 (dalam jutaan rupiah) atau sebesar Rp Tabel 6. Nilai ROE PT AALI * (jutaan rupiah) ROE (%) Triwulan I 6,50 8,91 16,92 4,05 II 16,50 22,24 32,68 13,55 III 24,11 38,12 45,75 20,26 IV 28,64 48,60 51,03 - Rata-rata 18,93 29,46 36,59 12,62 Sumber : Laporan Keuangan PT AALI Tbk 2 (diolah) Ket: * sampai bulan September 2009 Rasio ROE di atas jika dilihat di triwulan 4 tiap tahunnya menunjukkan keadaan PT AALI Tbk yang lebih baik dari rata-rata industri sejenis, yakni pada tahun 2006 rata-rata industri sebesar 24,31 persen, tahun 2007 sebesar 22,42 persen dan tahun 2008 sebesar 23,82 persen.

8 38 c. Net Profit Margin Rasio marjin laba bersih menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan yang tinggi menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu, sedangkan net profit margin yang rendah cenderung menunjukkan ketidakefisienan perusahaan. Tabel 7. Nilai NPM PT AALI * (jutaan rupiah) NPM (%) Triwulan I 20,87 26,45 36,37 15,46 II 22,43 28,52 32,89 21,76 III 22,26 31,23 31,81 22,84 IV 20,95 33,11 32,24 - Rata-rata 21,62 29,82 33,32 20,02 Sumber : Laporan Keuangan PT AALI Tbk (diolah) Ket: * sampai bulan September 2009 Nilai NPM pada tahun 2006 dan 2008 berfluktuasi pada setiap triwulan. Pada tahun 2006 nilai tertinggi terjadi pada triwulan II sebesar 22,43 persen dan terendah pada triwulan I sebesar 20,87 persen. Pada triwulan IV terjadi penurunan dikarenakan peningkatan penjualan bersih yang lebih besar daripada peningkatan laba bersih. Pada tahun 2007 nilai NPM menunjukkan peningkatan yang cukup stabil. Nilai NPM yang baik di tahun 2008 didorong oleh adanya kenaikan harga CPO dan juga karena adanya penjualan atau pelepasan dari aset perkebunan perusahaan. Nilai NPM rata-rata perusahaan pada tahun 2008 merupakan yang tertinggi daripada tahun sebelumnya yakni sebesar 33,32 persen yang memiliki arti bahwa dari setiap satu rupiah penjualan, perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 0,33 (dalam jutaan rupiah), sehingga dari segi NPM rentabilitas perusahaan pada tahun 2008 merupakan yang terbaik dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan rasio rata-rata industri sejenis, keadaan PT AALI Tbk dilihat dari rasio NPM masih lebih baik. Rasio rata-rata industri

9 39 sejenis pada tahun 2006 sebesar 13,57 persen, tahun 2007 sebesar 15,80 persen dan tahun 2008 sebesar 17,46 persen Rasio Likuiditas a. Current Ratio (CR) Rasio Lancar ini didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Apabila indikator CR semakin rendah, maka semakin buruk tingkat likuiditas perusahaan, semakin tinggi CR berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya baik. Berdasarkan hasil perhitungan di bawah dapat dilihat bahwa tingkat likuiditas perusahaan yang terbaik terjadi pada triwulan I tahun 2008 sebesar 2 yang berarti setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 2 (dalam jutaan rupiah) aktiva lancar. Tabel 8. Hasil Perhitungan Current Ratio PT AALI Tbk * TW I 1,92 1,20 2,00 1,71 TW II 0,99 1,02 1,53 1,6 TW III 0,9 1,13 1,18 1,86 TW IV 0,87 1,60 1,94 - Rata-rata 1,17 1,23 1,66 1,72 Ket: * sampai bulan September 2009 Namun bagi perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan rasio yang tinggi sebagai pembiayaan hutangnya. Rasio perusahaan yang normal berkisar antara 1,5 sampai dengan 2. Semakin tinggi CR tidak otomatis menandakan perusahan berkinerja semakin baik, akan tetapi bila terlalu tinggi, misal CR sama dengan 4, maka artinya perusahaan akan terlalu banyak menjaminkan aset lancarnya untuk pembiayaan hutangya. Keadaan demikian tidak terlalu baik bagi perusahaan. Namun bila dilihat dari rasio rata-rata industri sejenis, likuditas perusahaan masih rendah. Rasio rata-rata industri sejenis pada tahun 2006 sebesar 1,6, pada tahun 2007 sebesar 1,92 dan tahun 2008 sebesar 1,71. Sebaiknya perusahaan meningkatkan kemampuan likuiditasnya.

10 40 b. Quick Ratio (QR) Rasio cepat ini hampir sama dengan rasio lancar, namun rasio cepat ini mengeluarkan unsur persediaan, yang merupakan aktiva lancar yang paling tidak likuid dalam pembilang. Rasio ini membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Tabel 9. Hasil Perhitungan Quick Ratio PT AALI Tbk * TW I 1,41 0,71 1,56 1,13 TW II 0,78 0,70 1,17 1,05 TW III 0,61 0,93 0,90 1,14 TW IV 0,53 1,20 1,17 - Rata-rata 0,83 0,88 1,20 0,83 Ket: * sampai bulan September 2009 Jika dilihat dari hasil perhitungan maka perusahaan memiliki rasio cepat yang baik pada tahun 2006 dengan rata-rata 0,83, dimana rasio lancar pada tahun 2006 memiliki rata-rata 1,17. Hal ini menunjukkan bahwa rasio lancar lebih likuid dibandingkan rasio cepat. Hal ini dikarenakan pada rasio cepat, persediaan yang dimiliki perusahaan lebih sedikit dari kewajibannya, sehingga meskipun persediaan sudah dikurangi dari aktiva lancar tetap namun tidak berdampak besar terhadap nilai rasio Rasio Solvabilitas a. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini disebut juga Debt Ratio yang mengukur seberapa besar perusahaan memakai hutang untuk kegiatan pendanaan perusahaan atau kegiatan operasional perusahaan. Tabel 10. Perhitungan Debt Ratio PT AALI Tbk * TW I 17,29% 19,69% 24,01% 23,65% TW II 27,62% 24,71% 28,08% 24,52% TW III 29,23% 30,98% 39,57% 21,43% TW IV 21,40% 24,14% 20,91% - Rata-rata 23,88% 24,88% 28,14% 23,2% Ket: * sampai bulan September 2009

11 41 Perusahaan paling sedikit menggunakan hutang untuk mendanai aktivanya terjadi pada triwulan I tahun 2006 yang hanya sebesar 17,29%, sedangkan rata-rata rasio hutang perusahaan tahun adalah sebesar 22% atau 0,22 yang berarti setiap Rp 0,22 (dalam jutaan rupiah) hutang dijamin oleh Rp 1 aset. Dibandingkan dengan rasio rata-rata industri, perusahaan termasuk yang tidak terlalu banyak menggunakan hutangnya untuk mendanai aktivanya. Rasio rata-rata industri pada tahun 2006 sebesar 47 persen, pada tahun 2007 sebesar 41 persen dan tahun 2008 sebesar 38 persen. b. Time Interest Earned Ratio (TIE) Rasio ini diperoleh dengan melihat dari laporan laba rugi perusahaan. Karena saat kita meminjam uang, ada persyaratan minimum mengenai beban bunga yang harus dibayar perusahaan. Hal tersebut akan memberikan informasi yang akan dipakai untuk membandingkan jumlah laba operasi yang tersedia untuk menutupi beban bunga yang harus dibayar. Makin besar rasio TIE, maka makin bagus kinerja perusahaan. Karena semaikin besar angka rasio ini, perusahaan tidak akan kesulitan dalam menutupi bunga yang harus dibayar. Berdasarkan perhitungan di bawah dapat dilihat bahwa perusahaan tidak akan menemui kesulitan dalam menutupi bunga yang harus dibayar perusahaan. Tabel 11. Perhitungan Times Interest Earned Ratio PT AALI Tbk * TW I 157,34 86, , TW II 902,77 168, , TW III 53,55 265, ,11 79,84 TW IV 47,86 390, ,84 - Rata-rata 290,38 227, , ,28 Ket: * sampai bulan September 2009 Karena bunga yang harus dibayarkan perusahaan sangat kecil jika dibandingkan laba sebelum pajak dan beban perusahaan. Seperti pada tahun 2008 beban bunga perusahaan hanya sekitar Rp 180 (dalam jutaan),

12 42 dibandingkan dengan laba sebelum pajak dan beban yang dimiliki perusahaan yang berkisar antara Rp 1,5 juta (dalam jutaan) sampai Rp 3 juta (dalam jutaan). Pada triwulan I tahun 2009 perusahaan tidak mempunyai beban bunga, sehingga perusahaan tidak perlu menyisihkan labanya. Namun ini hanya merupakan ukuran kasar mengenai kapasitas perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, karena bunga tidak dibayar dengan laba namun dengan kas perusahaan Rasio Aktivitas Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. a. Inventory Turnover Inventory turnover adalah rasio yang membagi antara penjualan (harga pokok penjualan/hpp) dengan persediaan. Tabel 12. Perhitungan Inventory Turnover PT AALI Tbk * TW I 2,44 2,12 1,77 1,36 TW II 6,34 5,01 3,72 2,65 TW III 6,58 8,00 4,24 3,45 TW IV 11,87 6,70 5,57 - Rata-rata 6,81 5,45 3,82 2,5 Ket: * sampai bulan Desember 2009 Persediaan akan berubah menjadi penjualan 11,87 kali dalam setahun di tahun Dimana rata-rata persediaan akan menjadi penjualan rata-rata dalam 32 hari (360/11.87) di tahun Perusahaan mampu memutar persediaan yang dimilikinya dengan cepat, sehingga tidak menumpuk. Namun pada akhir tahun 2007 dan 2008 inventory turnover perusahaan agak rendah dibanding 2006, sehingga pada tahun 2007 dan 2008 umur persediaan akan lebih panjang, dan hal ini akan membuat persediaan menumpuk. Semakin besar perputaran persediaan menandakan perusahaan mampu dengan cepat merubah persediaan menjadi penjualan. Pada triwulan 4 tahun 2006 persediaan sebesar juta rupiah, sedangkan di tahun 2007 sebesar juta rupiah, dan juta rupiah di

13 43 tahun Untuk mencari umur persediaan yaitu dengan membagi hari dalam suatu periode dengan Inventory Turnover yang ada. b. Fixed Asset Turnover Fixed Asset Turnover adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan aktiva tetap, dengan tujuan untuk mengukur efektifitas pemakaian aktiva tetap. Indikatornya: semakin tinggi rasio perputaran aktiva tetap, semakin efektif manajemen perusahaan dalam pemakaian aktiva tetap, rasio rendah membuat manajemen harus mengevaluasi strategi. Pada akhir tahun 2008 fixed asset turnover bernilai 4,07 yang berarti dalam setahun aktiva tetap menghasilkan penjualan sebanyak 4,07 kali, atau rata-rata dalam 88 hari tiap 1 tahun mampu menghasilkan penjualan dari aktiva tetap. Hal ini berarti lebih baik dari tahun 2006, 2007 dan 2009 dilihat dari kuartalan maupun tahunan. Tabel 13. Perhitungan Fixed Asset Turnover PT AALI Tbk Tahun * TW I 0,65 0,64 1,24 0,66 TW II 1,33 1,47 3,72 2,65 TW III 1,87 2,47 3,34 2,35 TW IV 2,43 3,39 4,07 - Rata-rata 1,57 2,00 3,1 1,88 Ket: * sampai bulan september 2009 Berdasarkan keadaan triwulan 4 tiap tahunnya, keadaan perusahan masih lebih baik dari rata-rata industri sejenis. Pada tahun 2006 rata-rata industri sejenis sebesar 2,01, pada tahun 2007 sebesar 2,76 dan tahun 2008 sebesar 3,71. Keadaan ini menujukkan PT AALI Tbk masih lebih cepat dalam menghasilkan penjualan dari aktiva tetapnya dibandingkan rata-rata industri sejenisnya. c. Total Asset Turnover Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat pada tahun 2008 perusahaan mampu menghasilkan Rp 1,25 (dalam jutaan rupiah) dalam satu rupiah penjualan dari total aset. Jika dibandingkan dari periode sebelumnya, maka pada tahun 2008 kinerja perusahaan baik.

14 44 Tabel 14. Perhitungan Total Asset Turnover PT AALI Tbk * TW I 0,25 0,27 0,35 0,2 TW II 0,53 0,58 0,71 0,46 TW III 0,76 0,84 0,86 0,69 TW IV 1,07 1,11 1,25 - Rata-rata 0,65 0,7 0,79 0,45 Ket: * sampai bulan September 2009 Berdasarkan keadaan triwulan 4 tiap tahunnya, keadaan perusahaan masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis. Pada tahun 2006 rata-rata industri sebesar 0,83, pada tahun 2007 sebesar 0,82 dan tahun 2008 sebesar 1,06. Keadaan ini menunjukkan PT AALI Tbk masih lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualan yang dilakukan dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis. d. Average Collection Period Rasio ini bertujuan mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menagih piutang dan menjadi kas dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan perhitungan di bawah dapat dilihat bahwa perusahaan PT AALI Tbk dapat menagih piutangnya dalam waktu yang cukup cepat. Dari perhitungan yang dilakukan tiap triwulan, maka dapat dilihat perusahaan mampu dengan cepat untuk menagih piutang. Semakin cepat piutang berhasil ditagih, maka akan semakin besar kas perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan selanjutnya. Tabel 15. Perhitungan Average Collection Period PT AALI Tbk Tahun * TW I 5,17 2,42 5,23 1,46 TW II 6,77 1,87 3,68 4,80 TW III 6,18 4,36 4,20 4,60 TW IV 2,25 6,95 1,08 - Rata-rata 5,09 3,9 3,54 3,62 Ket: * sampai bulan September 2009 Pada tahun 2006, perusahaan mampu menagih piutang rata-rata 5,1 hari dalam tiap 3 bulan. Pada tahun 2007 rata-rata perusahaan menagih piutang

15 45 dalam waktu 4 hari tiap 3 bulan. Pada tahun 2008 perusahaan mampu menagih piutang dalam waktu 3,5 hari Analisis Economic Value Added EVA merupakan suatu sistem keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan. Dengan mengetahui EVA perusahaan, maka dapat diketahui peningkatan nilai ekonomi perusahaan pada periode tertentu dari kinerjanya, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan menurut sudut pandang investor, apakah perusahaan telah menjadi wealth creator atau wealth destroyer. Nilai EVA pada PT AALI Tbk periode selalu mengalami peningkatan baik periode triwulanan maupun tahunan. Hal ini menandakan bahwa perusahaan pada periode tiga tahun tersebut selalu berhasil menciptakan nilai tambah kekayaan atas modal yang diinvestasikan oleh investor. Tabel 16. Nilai Economic Value Added (EVA) PT AALI Tbk * EVA (dalam jutaan rupiah) Triwulan I , , , II , , , III , , , IV , , ,63 - Sumber : Laporan Keuangan dan Data Saham PT AALI Tbk dan IHSG Ket: * sampai bulan September 2009 Pada triwulan I tahun 2006 nilai EVA perusahaan berada pada nilai Rp ,75 (dalam jutaan), sedangkan di triwulan II tahun 2006 meningkat 224 persen dibanding triwulan I tahun Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan NOPAT di triwulan II tahun 2006 sebesar 129 persen dibanding triwulan I tahun 2006, yang peningkatannya lebih besar daripada peningkatan biaya modalnya (COC) yang hanya sebesar 1,8 persen. NOPAT meningkat karena laba bersih perusahaan juga meningkat. Demikian juga di triwulan berikutnya di tahun 2006 yang selalu meningkat nilai EVA perusahaan. Hal yang sama terjadi pula di tahun 2007 dan 2008 dimana nilai EVA perusahaan selalu meningkat nilainya. Kenaikan nilai EVA pada periode triwulan I, II, III dan IV tahun 2007 meningkat sebesar 153 persen, 99,5 persen, 130,43 persen dan 170 persen dari

16 46 periode yang sama tahun Pada tahun 2009 triwulan I nilai EVA kecil karena nilai NOPAT perusahaan juga sangat kecil. Kenaikan nilai EVA ini dipengaruhi oleh kenaikan Net Operating After Tax (NOPAT) di setiap triwulan yang lebih tinggi dari biaya modal sehingga selalu menghasilkan EVA yang positif. Biaya modal yang tinggi terjadi di tahun 2006 dikarenakan tingginya nilai biaya atas modal saham biasa (Ke) yang mencapai 11,536 persen. Nilai β bernilai kecil yang mendekati nol yakni sebesar 0,036 yang meski return perusahaan bergerak lebih lambat dari pergerakan return pasar, namun masih kurang responsive, sehingga menyebabkan Weighted Average Cost of Capital (WACC) ikut meningkat hingga mencapai 9,568 persen. Dengan WACC yang tinggi, maka nilai biaya modal (Cost of Capital/COC) pun ikut meningkat. Namun ini tidak mempengaruhi nilai EVA yang tetap positif, karena NOPAT yang dihasilkan masih lebih besar daripada COC (Lampiran 12). Nilai β yang dihasilkan di tahun 2006 yakni sebesar 0,036 menandakan bahwa di tahun tersebut PT AALI Tbk memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko pasar karena β kurang dari 1. Sedangkan di tahun 2007 dan 2008 β perusahaan lebih besar daripada 1 yang menandakan bahwa perusahaan memiliki resiko yang lebih besar daripada resiko pasar (Lampiran 10). Keadaan ini memiliki arti bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan investor pun tinggi, karena menanamkan modalnya di perusahaan yang pada tahun 2007 dan 2008 memiliki resiko yang lebih tinggi dari pasar pada umumnya. Biaya hutang (Kd*) perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 sebesar 2,342 persen, sedangkan di tahun 2007 sebesar 0,403 persen, yang lalu turun lagi menjadi 0,009 persen di tahun Hal ini disebabkan oleh turunnya biaya bunga pada tahun 2007 dan 2008 yang cukup besar dibandingkan tahun 2006, sedangkan hutang perusahaan naik pada periode (Lampiran 11). Nilai Invested Capital (IC) perusahaan mengalami kenaikan di hampir tiap triwulan. Di beberapa triwulan seperti di triwulan IV tahun 2006 IC mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya hutang perusahaan lebih besar daripada kenaikan ekuitas perusahaan.

17 47 Nilai EVA pada tiap triwulan tahun selalu menghasilkan angka yang positif (EVA > 0) karena NOPAT lebih besar daripada biaya modal perusahaan (COC). Ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah dapat menambahkan nilai ekonomis ke dalam perusahaan. Nilai EVA pun selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini karena NOPAT perusahaan sudah melebihi biaya modal yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan laba. Secara umum pada tahun 2008 nilai EVA PT AALI Tbk mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan nilai laba bersih mengalami peningkatan meski biaya bunga turun dari periode sebelumnya, tetapi tidak diikuti oleh WACC sebagai komponen biaya modal yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan mengakibatkan penurunan COC yang pada akhirnya menghasilkan nilai EVA yang positif dan lebih besar dari tahun sebelumnya. Biaya modal (COC) ini rendah karena nilai struktur modal rata-rata (WACC) yang rendah. Nilai biaya modal atas saham biasa (Ke) pada tahun 2008 mencapai angka negatif yaitu -13,94 persen, hal ini dipengaruhi oleh tingkat sensitivitas return saham perusahaan yang bergerak lebih tinggi terhadap pergerakan return pasar dengan β = 1,622 dan tingkat market risk premium yang mencapai angka negatif tertinggi pada periode penelitian ini yakni sebesar -0,1422 atau -14,22 persen. Hal ini juga dikarenakan pada pertengahan tahun 2008 terjadi penurunan harga saham PT AALI Tbk. yang cukup tajam, bahkan di bulan Oktober 2008 penurunan mencapai 50% dibanding bulan September Demikian pula dengan IHSG yang pada triwulan III tahun 2008 menurun yang mengindikasikan perekonomian negara yang juga turun (Lampiran 8). Biaya modal sebagai komponen pengurang EVA, yang terbesar terjadi pada periode tahun 2006, dengan rata-rata sebesar Rp ,34 (dalam jutaan), dengan rata-rata sebesar itu dan nilai NOPAT yang tidak terlalu besar, maka nilai EVA yang terbentuk pun tidak terlalu besar. Sementara itu di tahun 2007 dan 2008 meski memiliki rata-rata biaya modal yang lebih kecil daripada ratarata biaya modal tahun 2006 namun memiliki EVA yang lebih besar dikarenakan di tahun 2007 dan 2008 memiliki NOPAT yang lebih besar. Hal ini menandakan perusahaan sudah mampu melakukan efisiensi usaha. Komponen yang mempengaruhi COC adalah WACC dan IC. Invested Capital (IC) yang dimiliki

18 48 perusahaan setiap periodenya cenderung mengalami kenaikan, hal ini seiring dengan perkembangan kinerja PT AALI Tbk dalam rangka pembiayaan kegiatan operasionalnya yang semakin meluas guna mencapai tujuannya. Dalam WACC, selain faktor ekuitas, melibatkan pula struktur hutang, biaya hutang terbesar terdapat pada tahun 2006, jadi hal ini memang membuktikan bahwa COC terbesar terjadi pada tahun tersebut dengan komposisi Ke dan Kd terbesar pada periode penelitian, sehingga WACC yang terbentuk pun meningkat yang mengakibatkan peningkatan biaya modal perusahaan. Peningkatan nilai EVA ini antara lain disebabkan oleh: 1. Penjualan Penjualan perusahaan dapat dilihat dari jumlah penjualan bersih perusahaan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini akan berdampak kepada peningkatan laba bersih perusahaan yang merupakan unsur dari NOPAT. Di tahun 2008 terdapat keuntungan juga dari pelepasan aset perusahaan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan. 2. Biaya Bunga Biaya bunga merupakan faktor yang berpengaruh pada NOPAT karena NOPAT diperoleh dari penjumlahan laba bersih perusahaan ditambah biaya bunga. Nilai biaya bunga rata-rata pada tahun 2006 sebesar Rp juta, pada tahun 2007 rata-rata sebesar Rp juta atau turun dibanding tahun Sedangkan pada tahun 2008 rata-rata biaya bunga sebesar Rp 167 juta yang menurun signifikan dibanding tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini tidak berdampak pada penurunan NOPAT karena laba bersih perusahaan juga meningkat Analisis Deret Berkala dan Peramalan Analisis Trend Analisis deret berkala (time series) adalah sekumpulan data yang dicatat dalam suatu periode waktu. Contohnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun , data penjualan PT Astra Agro Niaga tahun dan data produksi padi setiap musim tahun (Suharyadi Purwanto, 2003). Analisis data masa lalu diperlukan karena banyaknya perilaku manusia yang dipengaruhi kondisi atau waktu sebelumnya. Ada banyak perilaku manusia

19 49 seperti saat dia memborong beras karena harga sebelumnya sudah mulai naik. Ada yang tidak memilih saham suatu perusahaan, karena harga sahamnya terus menurun Deret berkala mempunyai 4 komponen, yaitu (a) Trend (T), (b) Variasi Musim (S), (c) Siklus (C) dan (d) Gerak tak beraturan (I). Deret berkala Y biasa dinyatakan Y = T x S x C x I. Data asli dinyatakan dengan Y, nilai trend dinyatakan dengan Y. Membuat S variasi musim dinyatakan dengan indeks musim (IM) yakni data asli dibagi data rata-rata bergerak dikali 100. Trend (T) adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata. Trend data berkala bisa berbentuk trend yang meningkat dan menurun secara mulus. Trend yang meningkat disebut dengan trend positif dan trend yang menurun disebut dengan trend yang negatif. Tabel 17. Hasil Peramalan ROA di TW IV 2009 ROA (%) Triwulan I 5,37 7,16 12, II 11,94 16,74 23,50 10,23 III 19,52 26,31 27,65 15,92 IV 22,51 36,87 40,35 13,24 Rata-rata 14,83 21,77 26,09 10,62 Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan bisa dilihat hasil peramalan rasio-rasio keuangan untuk masa mendatang, dimulai dari triwulan 4 tahun Hasil perhitungan trend ROA dapat dilihat nilai ROA di triwulan 4 akan turun menjadi 21,87% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jika dilihat dari keseluruhan komponen deret berkala seperti variasi musiman, siklus, dan gerak tak beraturan maka nilai ROA akan turun menjadi 13,24%. Tapi bila dilihat bahwa faktor C (siklus) dan I (gerak tak beraturan) yang mendekati bahkan melebihi 1, maka pengaruh atas siklus dan gerak tak beraturan relatif kecil. Pengaruh yang paling besar adalah faktor variasi musim (S), seperti produksi pertanian yang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, sedangkan pengaruh harga saham seperti membaiknya harga CPO, nilai tukar menguat dan kinerja perusahaan membaik dan trend itu sendiri (Lampiran 13).

20 50 Tabel 18. Hasil Peramalan ROE di TW IV 2009 Triwulan ROE (%) I 6,50 8,91 16,92 4,05 II 16,50 22,24 32,68 13,55 III 24,11 38,12 45,75 20,26 IV 28,64 48,60 51,03 17,89 Rata-rata 18,93 29,46 36,59 13,94 Sementara dari hasil perhitungan trend ROE bisa dilihat nilai ROE di triwulan 4 akan turun menjadi 29,99% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jika dilihat dari keseluruhan komponen deret berkala seperti variasi musiman, siklus dan gerak tak beraturan maka nilai ROE akan turun menjadi 17,89%. Tetapi bila dilihat bahwa faktor C (siklus) dan I (gerak tak beraturan) yang mendekati 1, maka pengaruh atas siklus dan gerak tak beraturan relatif kecil. Pengaruh yang paling besar adalah faktor variasi musim (S) dan trend itu sendiri (Lampiran 14). Tabel 19. Tabel Peramalan NPM di TW IV 2009 Triwulan NPM (%) I 20,87 26,45 36,37 15,46 II 22,43 28,52 32,89 21,76 III 22,26 31,23 31,81 22,84 IV 20,95 33,11 32,24 25,75 Rata-rata 21,62 29,82 33,32 21,45 Sementara dari hasil perhitungan trend NPM bisa dilihat nilai NPM di triwulan 4 akan turun menjadi 28,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun jika dilihat dari keseluruhan komponen deret berkala seperti variasi musiman, siklus, dan gerak tak beraturan maka nilai NPM akan turun menjadi 25,75%. Tetapi bila dilihat bahwa faktor C (siklus) dan I (gerak tak beraturan) yang mendekati 1, maka pengaruh atas siklus dan gerak tak beraturan relatif kecil. Pengaruh yang paling besar adalah faktor variasi musim (S) dan trend itu sendiri (Lampiran 15).

21 Peramalan Akurasi bukan hanya sebagai kriteria pemilihan teknik peramalan yang terpenting, namun ia juga mencerminkan apakah faktor-faktor seperti pola data dan keperluan observasi minimum sudah diperhatikan. U ji A uto k o r e la s i E V A Autocorrelation La g Gambar 2. Uji Autokorelasi EVA Terlihat tidak ada hasil otokorelasi yang melebihi garis batas atas. Hal ini menunjukkan data tidak memiliki gejala otokorelasi, sehingga tidak perlu dilakukan proses differencing. Dengan demikian, jika menggunakan ARIMA maka angka d pada model ARIMA (p,d,q) menjadi 0. Dalam menentukan metode peramalan yang baik digunakan SPSS Expert Modeler untuk menentukan metode peramalan yang baik. Dari hasil percobaan di SPSS diketahui bahwa metode yang baik untuk menentukan model peramalan yang paling baik adalah winters multiplicative (Lampiran 30). Dari hasil percobaan yang dilakukan satu-satu pun menunjukkan model winters multiplicative memiliki MSE yang terkecil, dimana hal ini menunjukkan bahwa model winters multiplicative paling baik untuk meramalkan sampai kapan nilai EVA itu bernilai baik bagi perusahaan PT AALI Tbk (Lampiran 31). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode winters multiplicative menunjukkan bahwa nilai EVA masih bernilai positif sampai 1 tahun ke depan, sehingga masih baik bagi investor untuk menanamkan modalnya di PT AALI Tbk sampai satu tahun ke depan.

22 Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa pos-pos keuangan yang dapat mempengaruhi rasio keuangan berbasis earnings measures seperti ROA, ROE dan NPM begitu pula dengan EVA adalah laba (baik laba sebelum pajak maupun laba bersih) dan ekuitas. Jadi perusahaan sebaiknya meningkatkan laba bersih perusahaan yang berpengaruh besar pada NOPAT dengan cara antara lain meningkatkan penjualan, karena penjualan sangat berdampak besar bagi laba bersih perusahaan, sehingga NOPAT pun tinggi. Meski biaya modal yang dibebankan di perusahaan menurun, namun bila NOPAT tetap tinggi maka akan membuat nilai EVA tetap tinggi, yang berarti perusahaan sudah mampu memenuhi harapan investor. Bagi investor, sebaiknya para investor juga melihat keadaan perusahaan yang sejenisnya. Jika rasio keuangan perusahaan masih berada di atas rata-rata industri sejenisnya maka investor masih aman untuk menanamkan modalnya di PT AALI Tbk. Dalam beberapa tahun kebelakang terlihat di sebagian besar rasio keuangan PT AALI Tbk masih lebih baik dibandingkan rata-rata industri sejenisnya terutama dari sisi rasio profitabilitasnya. Sementara untuk investasi di portofolio tidak ada salahnya bagi investor untuk menanamkan salah satu investasinya di PT AALI Tbk untuk menekan resiko yang dihadapi investor karena sektor perkebunan pun rawan akan resiko seperti musim yang tidak bersahabat bagi tumbuhan dan juga kebakaran lahan yang bisa mengakibatkan penjualan menurun yang akan berdampak besar bagi nilai perusahaan itu sendiri. Strategi melakukan penyebaran investasi disebut dengan membentuk portofolio investasi. Tujuan pembentukan portofolio adalah mengurangi kerugian investasi yang mungkin timbul dari suatu sarana investasi dengan menutupnya menggunakan keuntungan yang diperoleh dari sarana investasi yang lain. Dengan kata lain jika keduanya memberikan keuntungan maka investor tidak akan menderita kerugian. Dalam hal ini PT AALI Tbk dalam 4 tahun terakhir dan setidaknya sampai satu tahun ke depan menunjukkan kinerja yang baik sehingga bisa menutup kerugian investor yang melakukan strategi portofolio yang mengalami kerugian di sektor lain Segi manajemen keuangan, perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangannya berdasarkan rasio-rasio keuangan yang dihitung, sehingga dapat

23 53 segera diperbaiki jika hasilnya tidak baik dan terus dipertahankan dan ditingkatkan jika hasilnya sudah baik. Dengan predikat baik, perusahaan dapat dengan mudah memperoleh kepercayaan masyarakat untuk membeli saham perusahaannya. Strategi produksi ke depannya, perusahaan telah melakukan ekspansi perluasan lahan perkebunan, sehingga diperkirakan kedepannya produksi akan meningkat. Total hektar lahan, sebanyak hektar belum menghasilkan. Tanaman muda inilah yang diharapkan menambah peningkatan produksi perseroan di tahun mendatang. Sebaiknya diadakan juga juga program intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas tanaman yang menghasilkan, seperti pengelolaan air, konservasi tanah, perbaikan metode pengaplikasian pupuk serta logistik. Terhadap strategi penjualan, perusahaan sebaiknya memperbanyak ekspor komoditi, karena Indonesia merupakan salah satu produsen CPO terbesar di dunia disamping Malaysia. Perusahaan juga harus mampu memperkuat dan memperhatikan usaha pemasaran dalam bentuk intensitas distribusi terkait luasan distribusi di banyak tempat dan menjaga ketersediaan produk dengan cara memperkuat koordinasi dengan pihak distributor. Pihak perusahaan dan distributor harus mampu menjalin komunikasi yang baik dalam memantau stok di tempat penjualan untuk menjaga ketersediaan produk di tempat penjualan. PT Astra Agro Lestari Tbk yang mempunyai bisnis inti di perkebunan kelapa sawit sebaiknya mengembangkan bisnis minyak gorengnya dengan cara melakukan pembangunan pabrik minyak goreng di pulau Jawa sebagai antisipasi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akan minyak goreng kelapa sawit yang tumbuh cukup tinggi. Pabrik yang ada saat ini berlokasi di Medan, tetapi mengingat bahwa konsumen terbesar berada di pulau Jawa, maka untuk menekan biaya distribusi produk jadi, perusahaan sebaiknya mengadakan perluasan pabrik minyak goreng bukan di Medan tetapi di pulau Jawa. Terhadap sektor pertanian secara keseluruhan, perusahaan sebaiknya memperluas lahan perkebunan seperti kelapa sawit dan karet, begitu juga teknologi yang digunakan sehingga mempercepat dalam memproduksi suatu hasil produksi. Jika produksi berjalan lancar, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari segi keefisienan dan tentunya laba bersih

24 54 perusahaan. Keadaan perusahaan yang baik tentu akan mendapat perhatian lebih dari para investor, sehingga nilai perusahaan bisa tinggi dan harga saham perusahaan pun akan naik. Jika hal demikian tentunya akan meningkatkan nilai dari sektor pertanian/perkebunan di pasar modal Indonesia Rekapitulasi Tabel ROA (%) Triwulan I 5,37 7,16 12, II 11,94 16,74 23,50 10,23 III 19,52 26,31 27,65 15,92 IV 22,51 36,87 40,35 - Rata-rata 14,83 21,77 26,09 9,75 ROE (%) Triwulan I 6,50 8,91 16,92 4,05 II 16,50 22,24 32,68 13,55 III 24,11 38,12 45,75 20,26 IV 28,64 48,60 51,03 - Rata-rata 18,93 29,46 36,59 12,62 Triwulan NPM (%) I 20,87 26,45 36,37 15,46 II 22,43 28,52 32,89 21,76 III 22,26 31,23 31,81 22,84 IV 20,95 33,11 32,24 - Rata-rata 21,62 29,82 33,32 20,02

25 55 CR TW I 1,92 1,20 2,00 1,71 TW II 0,99 1,02 1,53 1,6 TW III 0,9 1,13 1,18 1,86 TW IV 0,87 1,60 1,94 - Rata-rata 1,17 1,23 1,66 1,72 QR TW I 1,41 0,71 1,56 1,13 TW II 0,78 0,70 1,17 1,05 TW III 0,61 0,93 0,90 1,14 TW IV 0,53 1,20 1,17 - Rata-rata 0,83 0,88 1,20 0,83 DR TW I 17,29% 19,69% 24,01% 23,65% TW II 27,62% 24,71% 28,08% 24,52% TW III 29,23% 30,98% 39,57% 21,43% TW IV 21,40% 24,14% 20,91% - Rata-rata 23,88% 24,88% 28,14% 23,2% TIE TW I 157,34 86, , TW II 902,77 168, , TW III 53,55 265, ,11 79,84 TW IV 47,86 390, ,84 - Rata-rata 290,38 227, , ,28 Inv.Turn. TW I 2,44 2,12 1,77 1,36 TW II 6,34 5,01 3,72 2,65 TW III 6,58 8,00 4,24 3,45 TW IV 11,87 6,70 5,57 - Rata-rata 6,81 5,45 3,82 2,5 Fix.Asst.Turn TW I 0,65 0,64 1,24 0,66 TW II 1,33 1,47 3,72 2,65 TW III 1,87 2,47 3,34 2,35 TW IV 2,43 3,39 4,07 - Rata-rata 1,57 2,00 3,1 1,88

26 56 Tot.ast.Turn TW I 0,25 0,27 0,35 0,2 TW II 0,53 0,58 0,71 0,46 TW III 0,76 0,84 0,86 0,69 TW IV 1,07 1,11 1,25 - Rata-rata 0,65 0,7 0,79 0,45 Avg.Coll.P TW I 5,17 2,42 5,23 1,46 TW II 6,77 1,87 3,68 4,80 TW III 6,18 4,36 4,20 4,60 TW IV 2,25 6,95 1,08 - Rata-rata 5,09 3,9 3,54 3,62 Triwulan EVA (dalam jutaan rupiah) I , , , II , , , III , , , IV , , ,63 -

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN 20210331 LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009 Oleh BOYKE SURANTA BARUS H24076022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk NAMA : HUSEN NPM : 16209347 KELAS : 3EA01 JURUSAN : MANAJEMEN LATAR BELAKANG MASALAH Investasi saham

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

Nama : Susi Susanti NPM : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode

Nama : Susi Susanti NPM : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode Nama : Susi Susanti NPM : 21208451 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode 2008-2011 Latar Belakang Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Berdasarkan UU RI No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, disebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, membuat masyarakat semakin membutuhkan teknologi informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012 NAMA KELAS : Anindya Dita Khoirina : 3EB13 NPM : 20210864 FAKULTAS : EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai bidang, semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka daya saing yang akan ditimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT UNITED TRACTORS TBK. Nama : Syta Nevin Gastro Npm : 18213780 Kelas : 3EA21 Fakultas : Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,antara lain : 1. Christian Herdinata, 2012. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Nama : Ilma Syahida Arofi NPM : 23211509 Kelas : 3EB25 Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM Latar Belakang Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU TBK MENGGUNAKAN METODE RATIO PROFITABILITAS DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED EMA SUNDARI 10208434 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama menjadi sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Riski Prasetyo Email : riski_prasetyo@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/ MVA), Analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

TOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D

TOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D TOPIKAL PAPER Industrial Environment PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH VIETNAM TERHADAP KEPUTUSAN EKSPANSI PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Pengajar: Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D Aufa Fitria Yulius

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci