TASK FORCE LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA JAKARTA DESEMBER
|
|
- Ridwan Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN CAPAIAN TASK FORCE LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA JAKARTA DESEMBER 2011 HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY (HPEQ) PROJECT 2011
2 I. Latar Belakang Naskah Akademik Sistem Akreditasi Pendidikan Kesehatan HPEQ Project menyatakan bahwa pendidikan kesehatan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasarakibat: 1) Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang bermutu terlepas daristatus sosial ekonomi masyarakat. 2) Arus globalisasi yang sangat deras sangat besarpengaruhnya terhadap pelayanan kesehatan. 3) Perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang sangat pesat. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang sangat luas danberagam kondisi geografis, sosial, budaya dan ekonominya membuat sistem pelayanankesehatannya menjadi sangat rumit. Permasalahan kesehatan yang dapat berbeda di berbagaidaerah tertentu memerlukan pendekatan dan kebutuhan tenaga kesehatan yang berbedadengan daerah lainnya. Sebagian masyarakat masih memerlukan pelayanankesehatan dasar, sedangkan sebagian masyarakat lainnya sudah membutuhkan pelayanankesehatan yang canggih. Tidak kalah pentingnya, distribusi tenaga kesehatan yang tidaktersebar secara merata antar satu daerah dengan daerah lainnya. Pelayanan kesehatan tertarikkearah dua kutub yang berlawanan. Tantangan untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan juga terkait dengan persiapan dalam menghadapi persaingan global pada AFTA maupun ASEAN community di tahun Persaingan global yang akan dihadapi ini akan mempengaruhi dalam mobilitas tenaga kesehatan antar negara yang terlibat dalam kesepakatan-kesepakatan tersebut. Kondisi ini merupakan tantangan yang tidak ringan bagi institusipendidikan profesi tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk menghasilkantenaga kesehatan yang berkualitas (quality), dalam jumlah yang cukup dan tersebar merata(quantity and distribution), serta relevan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat(relevance). Menghadapi kondisi ini, diperlukan penataan sistem pendidikan tenaga kesehatanyang mendasar agar dapat mengatasi kompleksitas pelayanan kesehatan yang saat ini dialamidan dapat mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Dibutuhkan kemampuan Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 2
3 kompetensiindividu tenaga kesehatan dan kemampuan institusi pendidikan kesehatan menjalankanprogramnya sesuai dengan standar pendidikan melalui akreditasi sebagai salah satu proses menuju agent of social change. Pemerintah telahmengantisipasi dengan menerbitkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 Tentang Gurudan Dosen tentang sertifikasi Dosen sebagai cerminan sertifikasi individual (individualcredential) dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Mengenai Standar NasionalPendidikan terkait dengan akreditasi institusi. Pada gambar 1 dibawah ini dapat dilihat upayapeningkatan jaminan mutu tenaga kesehatan melalui individual credential dan akreditasiinstitusi. Gambar 1. Kerangka upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui sertifikasi individual (individual credential) dan akreditasi institusi. Sejak tahun 2004, telah diberlakukan Undang-Undang Praktik Kedokteran yang membawa perubahan yang cukup mendasar untuk pendidikan dokter dan dokter gigi.konsekwensi dari Undang-Undang ini adalah tersusunnya Standar Pendidikan Dokter danstandar Kompetensi Dokter Indonesia pada tahun 2006 yang ditindaklanjuti dengandiberlakukannya uji kompetensi dokter Indonesia mulai tahun Padatahun 2003 juga telah diberlakukan Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional yangmewajibkan semua program studi harus melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi(kbk). Dengan berlakunya UU Praktik Kedokteran 2004, maka pendidikan profesi dokter dandokter gigi melaksanakannya setelah standar kompetensi selesai Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 3
4 disahkan oleh KKI padatahun Namun, untuk program studi kesehatan lainnya, penataan sistem ini baru dimulaidengan adanya program Health Professional Education Quality (HPEQ), dimana salah satuankomponennya adalah mengembangkan standar pendidikan dan standar kompetensi.penyusunan standar-standar ini merupakan landasan penting bagi terbentuknya sistemakreditasi profesi kesehatan, termasuk didalamnya pembentukan Lembaga AkreditasiMandiri (LAM). Pada kenyataannya, akreditasi institusi pendidikan tinggi kesehatan di Indonesia mengalami berbagai permasalahan yang berbeda-beda pada masing-masing profesi. Pada profesi dokter dan dokter gigi, walaupun jumlah institusi yang terdapat pada kedua profesi tersebut masih terkontrol namun terdapat beberapa institusi yang belum terakreditasi atau masa berlakunya sudah kadaluarsa. Proses akreditasi pada institusi perawat dan bidan memiliki karakteristik yang lebih rumit karena 1) adanya program pendidikan diploma, 2) belum adanya Undang-Undang yang secara khusus mengatur perawat dan bidan seperti halnyaundang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, 3) belum disahkannya Standar Pendidikan Profesi dan Standar Kompetensi yang disusun oleh Pokja HPEQ untuk profesi perawat dan bidan yang menjadi acuan dalam akreditasi, 4) saat ini akreditasi pendidikan Diploma dan Sarjana bidan dan Diploma bidan masih ada yang mengacu pada standar yang disahkan oleh Kementerian Kesehatan, 5) saat ini untuk jenjang pendidikan Diploma masih terjadi dualism sistem akreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (BAN-PT) dan Kementerian Kesehatan (Pusdiknakes). Perlunya melakukan reformasi dan peningkatan kualitas pendidikan kesehatan,semakin terasa dengan meningkatnya jumlah institusi pendidikan kesehatan dalam satudekade terakhir ini. Selain itu, juga untuk menjaga dan mengembangkan mutu sistempelayanan kesehatan, dan meningkatnya globalisasi dan mobilitas tenaga kesehatanmeningkatkan kesadaran akan perlunya sistem akreditasi sebagai sarana untuk menjaga danmeningkatkan kualitas. Sistim akreditasi merupakan sistem dimana program studi Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 4
5 dinilaiapakah pengelolaannya telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Jadi, sistemakreditasi menilai apakah masukan, proses dan luaran telah sesuai dengan standar. Namunlebih dari pada itu, sistem akreditasi merupakan bagian dari akuntabilitas sosial institusipendidikan agar dapat terus meningkatkan dan mempertahankan kualitas pendidikannya. Dengan menata sistem akreditasi maka penataan terhadap sistem pendidikandapat dilakukan secara mendasar. Tentu saja untuk menjalankan lembaga yang mandiri,manajemennya harus menggunakan prinsip tata kelola yang baik. II. Prinsip Dasar Sistem Akreditasi Sistem Pendidikan Profesi Kesehatan Pada naskah akademik Sistem Akreditasi Pendidikan Kesehatan, terdapat 4 prinsip dasar akreditasi pada sistem pendidikan profesi kesehatan di Indonesia. Keempat prinsip tersebut adalah: 1. Prinsip Continuous Quality Development (CQI) Pada konsep CQI, lembaga akreditasi melakukan penilaian dan melihat komponen mana saja dalam standar pendidikan yang masih lemah atau kurang, kemudian mengarahkan institusi pendidikan untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang ada selama kurun waktu tertentu. Setelah kurun waktu yang ditetapkan, tim penilai akan datang untuk melihat apakah kelemahan dan kekurangan tersebut sudah diperbaiki sesuai standar 2. Prinsip Quality Cascade Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 5
6 Gambar 2. Konsep Quality Cascade Pada prinsip ini, kaitan antara pengembangan sistem akreditasi pendidikan profesi kesehatan yang berkualitas pada akhirnya akan menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kegagalan dalam menjaga kualitas apda satu tahap akan menyebabkan kegagalan dalam upaya mencapai kualitas pelayanan yang berkualitas. 3. Prinsip Conceptualization, Production and Usability Sistem akreditasi harus menjamin lulusan yang dihasilkan (production) harus mampu belajar seumur hidup, berdedikasi dan memahami dan mampu menangani berbagai masalah kesehatan masyarakat. Hal ini tercermin dari input,proses pendidikan dan luaran yang dihasilkan institusi pendidikan. 4. Prinsip Trustworthy SIstem akreditasi yang dibangun harus dapat dipercaya oleh semua pemangku kepentingan, institusi pendidikan, organisasi profesi, pemerintah, masyarakat pengguna (4 pilar utama), mahasiswa dan masyarakat internasional. Kepercayaan tersebut didasarkan atas kompetensi, efisiensi, keadilan dan keterbukaan pada sistem tersebut. III. Landasan Hukum Pendirian Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia 1. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas - Pasal 60 (1) Akreditasi dilakukan untuk menentukkan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada sertiap jenjang dan jenis pendidikan (2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 6
7 (3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka (4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah 2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal Pasal 86 (1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan (2) Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh Pemerintah untuk melakukan akreditasi (3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan - Pasal 87 (1) Akreditasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) dilaksanakan oleh: a. BAN-S/M terhadap program dan/atau satuan pendidikan pendidikan jalur formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah b. BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan tinggi; dan c. BAN-PNF terhadap program dan/atau satuan pendidikan jalur informal (3) Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri (4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri (5) Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 7
8 - Pasal 88 (1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) dapat melakukan fungsinya setelah mendapat pengakuan dari Menteri (2) Untuk memperoleh pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lembaga mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya: a. Berbadan hukum Indonesia yang bersifat nirlaba b. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidang evaluasi pendidikan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur dengan Peraturan Menteri 3. Permendiknas No. 28 tahun 2005 tentang BAN-PT - Pasal 13 (1) Masyarakat dapat melakukan akreditasi perguruan tinggi dengan membentuk lembaga akreditasi perguruan tinggi yang bersifat mandiri. (2) Lembaga akreditasi perguruan tinggi yang bersifat mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. berbadan hukum Indonesia; b. bersifat nirlaba; c. memiliki tenaga ahli di bidang evaluasi pendidikan; d. memperoleh Izin Menteri IV. Task Force Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia Berdasarkan SK: 1896-a/E3-HPEQ/SK/10.11 anggota Task Force LAM-PTKes Indonesia tahun 2011 dalam Bab Menimbang ayat 3 menyatakan bahwa dalam rangka pembentukan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia diperlukan task force (kelompok kerja). Task Force berdasarkan SK tersebut terdiri dari: 1. Usman C. Warsa : Ketua Task Force Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 8
9 2. Riana Dewi Nugrahani : Sekretaris Task Force 3. Kamanto Sunarto : Anggota Task Force 4. Dwiwahyu Sasongko : Anggota Task Force 5. Zaura K. Anggraeni : Anggota Task Force 6. Muhammad Hadi : Anggota Task Force 7. Nurul Falah : Anggota Task Force 8. Arum Atmawikarta : Anggota Task Force 9. Emi Nurjasmi : Anggota Task Force V. Fungsi dan Tugas Task Force Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia Fungsi dari Task Force kerja adalah melakukan segala persiapan yang diperlukan untuk pembentukkan lembaga akreditasi bidang kesehatan dan berfungsinya lembaga akreditasi bidang kesehatan dan berfungsinya lembaga tersebut pada awal tahun Untuk menjalankan fungsi tersebut, tugas dari Task Force berdasarkan SK: 1896-a/E3- HPEQ/SK/10.11 diuraikan sebagai berikut: 1. Mempersiapkan dan mendirikan badan hukum untuk Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia 2. Menetapkan visi dan misi lembaga 3. Membuat struktur organisasi dan manajemen yang tepat sesuai dengan prinsip dasar dan fungsi lembaga. 4. Mempersiapkan rencana bisnis pengelolaan lembaga dengan bantuan tim asistensi teknis yang telah dipersiapkan 5. Membuat rencana kerja untuk kegiatan tahun Melakukan koordinasi dengan koordinator dan wakil koordinator komponen 1 dalam merencanakan dan menjalankan kegiatan VI. Supporting Team Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 9
10 1. Technical Assistance Dalam Penyusunan Business Plan LAM-PTKes Indonesia -Soedarmono Soejitno - Fungsi: a) Mengembangkan business plan b) Mengembangkan Performance measure c) Mengembangkan Program Benefit Monitoring & Evaluation system d) Mengembangkan Financial Plan 2. Narasumber Dalam Pembentukan Badan Hukum LAM-PTKes Indonesia Fungsi: membantu task force LAM-PTKes Indonesia sampai berdirinya badan hukum LAM-PTKes Indonesia. VII. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Task Force Tabel 1. Kegiatan Task Force Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia No. Tanggal Agenda 1. 6 Juli 2011 Pembahasan Awal Business Plan Lembaga Akreditasi Mandiri 2. 6 Agustus 2011 Pembahasan Draft Business Plan LAM: Perencanaan Costing Agustus 2011 Persiapan Pembentukkan Lembaga Akreditasi Agustus 2011 Penyusunan Timeline dan Tupoksi Task Force LAM September 2011 Pembahasan Badan Hukum dan Business LAM tahap September 2011 Analisis Badan Hukum LAM 7. 6 Oktober 2011 Pertemuan Internal Task Force LAM-PTKes Indonesia Oktober 2011 Pembahasan Konsep dan Misi LAM Oktober Penyempurnaan Business Plan, AD ART serta pembahasan badan hukum Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 10
11 - Pembahasan LAM dengan Balitbang Oktober Pembahasan AD ART dan revisi timeline - Pembahasan business plan Oktober th Implementation Review Mission Bank Dunia November Penyempurnaan AD ART - Pembahasan Standar Operational Procedure - Pembahasan timeline LAM-PTKes Indonesia - Pembahasan Konsep IT November Penyempurnaan AD ART - Analisa Hambatan dan Solusi Strategis November Penyempurnaan AD/ART - Pembahasan analisa jabatan - Konsep IT LAM-PTKes Indonesia November Pembahasan Aliansi Strategis LAM-PTKes Indonesia - Pembahasan Analisa Pasar LAM-PTKes Indonesia - Pembahasan Kuesioner Analisa Pasar Desember nd HPEQ International Conference Desember Persiapan Pertemuan Task Force LAM-PTKes Indonesia dengan stakeholders - Penyempurnaan AD ART Desember 2011 Benchmarking akreditasi oleh LCME di Universitas Gadjah Mada Desember 2011 Pertemuan Task Force dengan stakeholders: Pembentukkan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia Desember 2011 Workshop Kopertis oleh HPEQ Desember Pembahasan hasil pertemuan stakeholders - Penyempurnaan ART Desember Pertemuan Task Force dengan Stakholders: pembahasan AD ART dan tata cara implementasi LAM-PTKes Indonesia - Pertemuan Taskforce, Stakeholders dan Balitbang Pembahasan mengenai setiap komponen yang dilakukan dalam rangka pembentukkan LAM-PTKes Indonesia dilakukan secara simultan antara satu unsur dengan unsur yang lain. Pembahasan diawali dengan konsep business plan untuk LAM-PTKes Indonesia. Pembahasan business plan tersebut dilakukan dengan bantuan dari Technical Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 11
12 Assistance LAM-PTKes Indonesia. Sementara pembahasan mengenai business plan berjalan, penyususan dan pembahasan mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar juga dilakukan oleh task force dengan bantuan dari narasumber dari biro hukum Dikti. Selama penyusunan business plan dan anggaran dasar anggaran rumah tangga, task force mendapat input dari beberapa pihak terkait dengan LAM-PTKes Indonesia sebagai lembaga akreditasi yang nantinya akan menjadi satu-satunya lembaga akreditasi bagi institusi pendidikan kesehatan di Indonesia. Aliansi strategis Pihakpihak terkait tersebut diantaranya adalah Balitbang, dan Biro Hukum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Keterlibatan Balitbang lebih terfokus pada sistem pembiayaan LAM-PTKes Indonesia kedepannya dan juga terkait aliansi strategis antara LAM-PTKes Indonesia dan BAN-PT bila LAM-PTKes Indonesia sudah terbentuk. Sedangkan biro hukum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selain berperan dalam mempersiapkan peraturan hukum berupa Peraturan Menteri Lembaga Akreditasi Mandiri yang menjadi dasar hukum operasional LAM-PTKes Indonesia juga berperan dalam mempersiapkan akta notaries yang diperlukan saat pengesahan pembentukkan LAM-PTKes Indonesia. Selain itu, biro hukum juga terlibat dalam pembahasan business plan yang berlangsung dalam rapat task force yang dilakukan. VIII. Pencapaian 1. Target Task Force Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia Berdasarkan tugas Task Force dalam SK Manajer Proyek HPEQ Nomer 1896-a/E3- HPEQ/SK/10.11, maka target yang harus tercapai oleh Task Force Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia adalah: a. Pendirian Badan Hukum Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia b. Penetapan visi dan misi Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 12
13 c. Penetapan struktur organisasi dan manajemen Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesiayang tepat, sesuai dengan prinsip dasar dan fungsi Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia d. Penyusunan rencana bisnis pengelolaan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia e. Penyusunan rencana kerja untuk tahun Capaian Berdasarkan rapat dan pertemuan yang telah dilakukan antara task force dan supporting team LAM-PTKes Indonesia serta narasumber dalam proses persiapan pendirian LAM-PTKes Indonesia telah menghasilkan beberapa capaian untuk persiapan pendirian LAM-PTKes Indonesia. Capaian tersebut antara lain: A. Pengembangan Konsep Lembaga Akreditasi Mandiri Penamaan lembaga merupakan hal yang sangat penting. Dalam hal ini, nama lembaga harus mencerminkan tujuan didirikannya lembaga tersebut. Berdasarkan hasil rapat task force pada tanggal 26 Oktober 2011, task force menyepakati nama: Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes Indonesia) dengan terjemahan Indonesian Accreditation Agency fo Higher Education in Health (IAAHEH) Pembentukkan nama tersebut masih bersifat sementara sebelum pertemuan dengan stakeholders LAM-PTKes Indonesia dilakukan karena sebagai pendiri stakeholders memiliki hak untuk menentukan nama lembaga akreditasi mandiri yang akan didirikan. Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 13
14 Setelah semua unsur terkait business plan dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga dinilai sudah siap, Manajer Proyek HPEQ Project berkoordinasi dengan task force melakukan pertemuan dengan stakeholders yang merupakan perwakilan dari asosiasi institusi pendidikan dan organisasi profesi tujuh profesi yang akan menjadi pendiri LAM-PTKes Indonesia. Pertemuan pertama dengan stakeholders merupakan pertemuan yang menyepakati kesepakatan pendirian lembaga akreditasi mandiri untuk pendidikan tinggi kesehatan dengan nama Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes Indonesia) dengan terjemahan Indonesian Accreditation Agency fo Higher Education in Health (IAAHEH) untuk 7 (tujuh) profesi kesehatan yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, farmasi, gizi dan kesehatan masyarakat. Kemudian pada pertemuan kedua dengan stakehoders, pembahasan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga dan penandatanganan kesepakatan pendirian dilakukan sebagai tindak lanjut kesepakatan pendirian LAM-PTKes Indonesia pada pertemuan selanjutnya. B. Proses Pendirian Badan Hukum LAM-PTKes Indonesia Pembahasan mengenai badan hukum yang sesuai dengan konsep lembaga akreditasi pendidikan tinggi kesehatan Indonesia dilakukan bersama dengan narasumber Bapak Ade Saptomo yang merupakan Biro Hukum dari Dikti. Berdasarkan pembahasan yang diberikan oleh Bapak Ade Saptomo mengenai badan hukum, badan hukum diartikan sebagai organisasi, perkumpulan atau paguyuban lainnya yang legalitas pendiriannya dengan akta otentik dan oleh hukum diperlakukan sebagai subyek hukum (persona atau sebagai orang). Narasumber juga menjelaskan bahwa sebagai subyek hukum, badan hukum memiliki hak dan kewajiban hukum yaitu: 1. Hak-hak sebagai Subyek Hukum: a. Dapat membuat perjanjian dengan berbagai pihak Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 14
15 b. Dapat memiliki harta benda/kekayaan c. Dapat melakukan jual beli dan menyewa barang/jasa d. Dapat memiliki hutang 2. Kewajiban sebagai Subyek Hukum: a. Memenuhi prestasi-prestasi yang telah disepakati dalam perjanjian b. Membayar pajak kepada Negara c. Jika melakukan pelanggaran hukum dapat dituntut secara hukum perdata dan/atau pidana d. Tunduk pada hukum ekonomi pada umumnya. Tahap selanjutnya, narasumber bersama task force kemudian melakukan analisa mengenai bentuk badan hukum yang sesuai dengan konsep lembaga akreditasi pendidikan tinggi kesehatan yang akan dibentuk. Analisa tersebut tergambar dalam tabel di bawah ini: Tabel 2. Tabel Analisa Badan Hukum Untuk Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Persamaan/Perbedaan Badan Hukum Persam aan 1. Dasar Hukum Umum Perseroan Terbatas Pasal 1653, 1654 KUH Perdata Bentuk Badan Hukum Yayasan Koperasi Perkumpulan/perhim punan lembaga/organisasi profesi Pasal Pasal 1653, Pasal 1653, , KUH KUH Perdata KUH Perdata Perdata 2. Modal Kekayaan kekayaan kekayaan kekayaan awal 3. Status Subyek Subyek Subyek Subyek hukum hukum hukum hukum hukum 4. Spesifika AD/ART AD/ART AD/ART AD/ART si 5. Kepengur Struktur Struktur Struktur Struktur pengurus usan pengurus pengurus pengurus 6. Pendirian Akta Akta Akta notaris Akta notaris notaris notaris 7. Otoritas Ditjen AHU kemenkum ham Ditjen AHU kemenkum ham Ditjen AHU kemenkum ham Ditjen AHU kemenkumham Catatan/ keterang an Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 15
16 Perbeda an 1. Pengatur an UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan 2. Tujuan Komersial Sosial, keagamaan, kemanusiaan UU No. 12 Tahun 1997 tentang Koperasi Kesejahteraa n (kedalam) anggota Koperasi Pasal KUH Perdata, Stb , Stb Belum ada pengaturan secara khusus merujuk yayasan nonkomersial, sosial, keagamaan, kemanusiaan, ttp pendidikan 3. Sifat laba nirlaba laba nirlaba 4. Ruang lingkup kegiatan fokus usaha tertentu tak terpisahkan dengan pengurus Dapat membentuk badan usaha lain yang pengurusnya terpisah fokus usaha tertentu tak terpisahkan dengan pengurus fokus usaha tertentu tak terpisahkan dengan pengurus Analisis untuk LAM Karakter LAM 1. Badan hukum 2. Perkumpul an profesional 3. Nirlaba 4. Bidang Pendidikan Kesehatan 5. Mandiri Asumsi Pilihan LAM LAM bukan komersial /laba Tujuan bertentan gan dengan Psl 13 Permendi knas 28/2005 LAM bukan sosial, keagamaan, kemanusiaan Dapat mendirikan badan usaha lain LAM bukan komersial/l aba Tujuan bertentang an dengan Psl 13 Permendik nas 28/2005 LAM sifatnya nirlaba Fokus usaha Penjaminan mutu pendidikan kesehatan Tidak bertentanga n Psl 13 Peremndikn as 28/2005 Tak terpisahkan dengan pengurus. x x x V LAM adalah organisasi profesi asesor pendidika n kesehatan yang mandiri (independ en), profesion al, amanah. Setelah dilakukan analisa terhadap bentuk-bentuk badan hukum yang ada maka bentuk badan hukum yang sesuai dengan konsep Lembaga Akreditasi Pendidikan tinggi kesehatan yang akan dibentuk adalah Lembaga sesuai dengan bentuk lembaga akreditasi yang bersifat mandiri dalam Permendiknas No.28 Tahun Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 16
17 2005 tentang BAN-PT yaitu berbadan hukum, bersifat nirlaba, memiliki tenaga ahli di bidang evaluasi pendidikan dan memperoleh izin Menteri. C. Orientasi Strategis LAM-PTKes Indonesia Orientasi Strategis merupakan kejelasan arah yang ingin dituju organisasi. Ia membentuk pola organisasi dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya, dan merupakan kunci dari keberlangsungan serta perkembangan organisasi di masa mendatang. Orientasi strategis meliputi: Visi, Tata Nilai (Values) Misi dan Tujuan Organisasi Hanya dengan orientasi strategis yang jelas, organisasi mampu menjadi organisasi yang adaptif yang sanggup bertahan terhadap perubahan lingkungannya. Visi, misi dan tujuan adalah suatu kesatuan yang bersama dengan Tata Nilai membentuk Orientasi Strategis organisasi. 1. Visi Visi adalah gambaran keadaan yang ingin diciptakan, agar mampu mengatasi masalah utama (main problem). Visi diperlukan untuk memberi organisasi tujuan, acuan dan arah dalam menyalurkan segala upaya organisasi agar dapat berhasil menjelajahi masa depan dengan segala ketidakpastiannya. Langkah-langkah menyusun visi: a. Inventarisasi visi-visi (dari pandangan stakeholders) b. Konsolidasi dengan cara: Menggabungkan visi yang maknanya sama Menghilangkan visi yang sudah terwakili c. Menata visi-visi yang ada dalam sistematika model sistem PROSES INPUT OUTPUT OUTCOME IMPACT Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 17
18 d. Identifikasi visi yang ada dalam Impact e. Inventarisasi kata kunci dari visi-visi yang ada dalam Impact f. Menyusun kata-kata kunci dalam Kalimat Visi Visi LAM-PTKes Indonesia: Terjaminnya mutu kesehatan yang berstandar global. 2. Tata nilai Tata nilai adalah falsafah yang menjadi motivasi bagi didirikannya organisasi. Tata nilai terdiri atas: nilai dasar (core values) dan nilai operasional (operational values). Tata nilai suatu organisasi memiliki sifat sebagai berikut: Mencerminkan identitas organisasi; Merupakan alasan untuk eksistensinya organisasi; Biasanya tidak berubah walaupun organisasi akan bubar sekalipun Nilai Dasar LAM-PTKes Indonesia adalah: Amanah dan Mandiri Nilai Operasional LAM-PTKes Indonesia adalah: 1. Komitmen untuk meningkatkan kinerja institusi pendidikan tinggi kesehatan (Continuous Quality Improvement) 2. Perpaduan kualitas pendidikan tinggi kesehatan dengan kualitas pelayanan kesehatan (Quality Cascade) 3. Pemetaan jenjang karir tenaga kesehatan muali dari tahap pendidikannya, penempatannya sampai dengan pengembangan professional berkelanjutan (Conceptualization, Production and Usability) Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 18
19 4. Mampu dipercaya oleh semua pemangku kepentingan yang meliputi 4 pilar utama: insitusi pendidikan, organisasi profesi, pemerintah, masyarakat pengguna, serta mahasiswa dan masyarakat internasional (Trustworthy) 3. Misi Misi suatu organisasi mengidentifikasi sifat hubungannya dengan masyarakat secara keseluruhan. Misi ini ditentukan oleh hubungan antara kemampuan organisasi di masa kini atau secara potensial, dengan kebutuhan dan harapan masyarakat di masa kini atau secara potensial terhadap organisasi tersebut. Penyusunan misi akan dipermudah dengan diketahuinya lima kriteria berikut ini: a. Tata nilai yang dianut organisasi b. Tugas yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi c. Ruang lingkup dari tugas tersebut dalam hal peran dan fungsi organisasi d. Pelanggan atau masyarakat yang dilayaninya dan lokasi mereka e. Falsafah yang menjadi dasar budaya organisasi Langkah-langkah menyusun misi: a. Inventarisasi dari: Tata nilai organisasi Isu pokok: masalah pokok yang dihadapi saat ini dan kecenderungannya b. Curah pendapat misi-misi (antar stakeholders) c. Konsolidasi misi-misi d. Inventarisasi kata-kata kunci misi Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 19
20 e. Menata kata-kata kunci misi dalam sistematika: model sistem PROSES INPUT OUTPUT OUTCOME f. Menyusun kalimat misi dengan cara: Kalimat Inti OUTPUT Kalimat Keterangan (melalui) PROSES/INPUT Kalimat (yang ingin dicapai atau diharapkan) OUTCOME Formulir Bantu Perumusan Misi LAM-PTKes Indonesia Visi Tata Nilai Isu-Isu Pokok MISI Terjaminnya mutu pendidikan kesehatan yang berstandar global. Amanah dan Mandiri 1. Beban kerja yang sangat besar (Backlog) 2. Belum Mandiri 3. Kurang Amanah 4. Instrumen yang belum spesifik Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan. 4. Tujuan Tujuan organisasi adalah terbentuknya suatu organisasi yang mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) demi tercapainya misi. Jadi misi merupakan acuan dasar untuk semua tujuan organisasi. Setiap tujuan harus mengarah dan mendukung kepada pencapaian misi tersebut. Tujuan organisasi adalah penjabaran lebih lanjut dari Misi dengan memperhatikan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi permasalahan yang harus diatasi terlebih dahulu demi tercapainya setiap butir misi yang telah disusun. Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 20
21 Tujuan LAM-PTKes Indonesia adalah: 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional LAM- PTKes Indonesia; 2. Terpadunya akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi kesehatan yang saling mendukung peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan; 3. Terwujudnya kemampuan LAM-PTKes Indonesia untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang 5. Manajemen Risiko Berdasarkan Asumsi Pengertian Asumsi: Asumsi adalah faktor-faktor eksternal yang menentukan keberhasilan program tetapi berada di luar kendali langsung pengelola program Asumsi dibuat untuk mengantisipasi pengaruh dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap pencapaian tujuan program Jika asumsi yang dibuat terwujud, berarti faktor-faktor eksternal yang diantisipasi akan mendukung pencapaian tujuan program juga akan terwujud Sebaliknya, semakin besar kemungkinan tidak terwujudnya asumsi yang telah dibuat, maka semakin besar pula risiko tidak tercapainya tujuan program. Jika asumsi yang telah dibuat kemungkinan besar tidak akan terwujud maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: Merumuskan kembali tujuan program Menata kembali rancangan programnya Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 21
22 Menambah kegiatan yang dapat mengurangi risiko tidak tercapainya tujuan program Pada tabel 3 dibawah ini terlihat hubungan antara orientasi strategis dan asumsi yang diperkirakan akan memberi dampak pada strategi pengembangan dan konsep LAM-PTKes Indonesia. Tabel 3. Orientasi Strategis LAM-PTKes Indonesia ORIENTASI STRATEGIS : Hierarki Visi, Misi dan Tujuan serta penjabarannya menjadi Strategi Pokok organisasi VISI : ASUMSI Berbagai ketidakpastian di luar kendali manajer Kondisi yang harus dipenuhi agar kegiatan tetap pada jalurnya Terjaminnya mutu pendidikan tinggi kesehatan yang berstandar global MISI : Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan Ada komitmen nasional dari semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan mutu pendidikan kesehatan TUJUAN : 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional LAM- PTKes Indonesia; Ada kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas sektor; Institusi pendidikan kesehatan mampu memantau kinerja lulusannya di tempat tugasnya; Kualitas lulusan dan praktisi tenaga kesehatan adalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna; Sistem akreditasi pendidikan kesehatan bersifat transparan dan mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan. 2. Terpadunya akreditasi pendidikan Praktisi kesehatan formal akan Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 22
23 akademik, vokasi dan profesi yang saling mendukung peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan 3.Terwujudnya kemampuan LAM-PTKes Indonesia untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang memperoleh kredensial hanya jika lulus dari institusi pendidikan yang sudah diakreditasi oleh LAM-PTKes Indonesia; Semua prodi baru sudah diakreditasi terlebih dahulu oleh LAM sebelum menerima mahasiswa baru. Mulai 2012, LAM-PTKes Indonesia mandiri dalam memenuhi biaya operasionalnya, walaupun untuk investasi masih bisa disubsidi melalui DIPA Perkembangan yang dilakukan pada rapat task force adalah teridentifikasinya kegiatan untuk menjalankan strategi pokok untuk setiap organ yang terdapat dalam LAM-PTKes Indonesia. Sehingga selanjutnya, orientasi strategis berkembang menjadi rencana strategis LAM-PTKes Indonesia (terlampir). D. Manajemen LAM-PTKes Indonesia Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, LAM-PTKes Indonesia memiliki tata kelola yang didasarkan pada visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai yang dianut oleh LAM-PTKes Indonesia. Manajemen LAM-PTKes Indonesia tersebut adalah: 1. LAM-PTKes Indonesia merupakan organisasi penjaminan mutu pendidikan tinggi kesehatan yang bersifat mandiri, profesional, dan amanah; 2. LAM-PTKes Indonesia merupakan lembaga mandiri yang pengelolaannya dilakukan melalui audit internal dan eksternal; 3. LAM-PTKes Indonesia merupakan lembaga yang dibangun dengan prinsip kepercayaan berdasarkan atas kompetensi, efektivitas, efisiensi, keadilan, dan keterbukaan; 4. LAM-PTKes Indonesia mempunyai sistem kerja yang transparan dan dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan; 5. LAM-PTKes Indonesia bekerja atas dasar peningkatan mutu berkelanjutan dan akuntabilitas publik; Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 23
24 6. LAM-PTKes Indonesia menjalankan fungsinya secara otonom, mempunyai otoritas penuh dan akuntabel. E. Struktur Organisasi 1. Majelis Pemangku Kepentingan (Board of Trustees) Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes terdiri atas wakil dari 4 Pilar Utama Pemangku Kepentingan LAM-PTKes di bidang pendidikan, penyedia dan pengguna pelayanan kesehatan yaitu : 1. Asosiasi institusi pendidikan kesehatan; 2. Organisasi profesi; 3. Pemerintah; 4. Masyarakat Pengguna. Susunan Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes adalah sebagai berikut : 1. Ketua dan Wakil Ketua; 2. Anggota yang mewakili para pemangku kepentingan. Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 24
25 Tanggung jawab Majelis Pemangku Kepentingan adalah menetapkan arah dan strategi pokok bagi LAM-PTKes dalam mewujudkan Misinya. 2. Badan Pelaksana A. Tanggung Jawab : Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan B. Tugas Pokok: 1. Melaksanakan Akreditasi 2. Mengembangkan dan Membina Sistem Akreditasi 3. Kesekretariatan LAM-PTKes C. Fungsi: 1. Melaksanakan Akreditasi Prodi : a. Menyusun Kebijakan Operasional Akreditasi sesuai Nilai Operasional LAM-PTKes b. Mengusulkan Tim Asesor; c. Asesmen Prodi & Validasinya; d. Memberi Umpan Balik Hasil Akreditasi. 2. Mengembangkan dan Membina Sistem Akreditasi : a. Menyusun standar, instrumen dan prosedur akreditasi; b. Mengusulkan legislasi / regulasi baru untuk akreditasi; c. Mengembangkan Sistem Penilaian Akreditasi; d. Memadukan akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi; e. Menindaklanjuti Hasil Akreditasi; f. Monitoring dan Evaluasi tindak lanjut hasil akreditasi oleh Prodi. D. Anggota Badan Pelaksana LAM-PTKes : 1. Ketua; Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 25
26 2. Kepala Divisi Pelaksanaan Akreditasi sebagai penanggung jawab akreditasi ketujuh program studi; 3. Kepala Divisi Pengembangan & Pembinaan Sistem Akreditasi; 4. Sekretaris. 3. Komisi-komisiLAM-PTKes merupakan satuan kerja fungsional yang diberi tugas dan wewenang oleh Ketua Badan Pelaksana sesuai kebutuhan organisasi. 4. Asesor LAM-PTKes A. Tugas Asesor : 2) Melakukan Asesmen Kecukupan (adequacy assessment, desk evaluation) 3) Melakukan Asesmen Lapangan (field assessment, visit) 4) Melaporkan Hasil Asesmen untuk Validasi dan Akreditasi B. Jenis dan Jumlah Asesor : Kualifikasi dan jumlah asesor ditentukan oleh Badan Pelaksana sesuai kebutuhan. 5. Sekretaris LAM-PTKes : A. Sekretaris LAM-PTKesadalah anggota Badan Pelaksana. B. Tanggung Jawab Sekretaris : Terselenggaranya Pelayanan Umum, Ketenagaan, Keuangan dan Kehumasan LAM-PTKes Penjabaran mengenai analisa jabatan Badan Pelaksana LAM-PTKes dapat dilihat pada lampiran 3. Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 26
27 F. Staffing LAM-PTKes Indonesia Posisi Jumlah Majelis Pemangku Kepentingan - Perwakilan Kemdiknas - Perwakilan Kemkes - Perwakilan 7 Asosiasi Institusi Pendidikan - Perwakilan 7 Organisasi Profesi Keterangan: Mahasiswa dan masyarakat tidak dimasukan ke dalam struktur namun dalam rapat pleno akan diundang dengan dipilih dari himpunan mahasiswa profesi dan masyarakat Badan Pelaksana - Ketua - Sekretaris Eksekutif - Bendahara - Staf Keuangan - Sekretariat administrasi - Staf Humas - Manajer divisi akreditasi - Staf divisi akreditasi - Manajer pengembangan dan pembinaan - Staf divisi pengembangan - Staf divisi pembinaan Komisi Diusulkan dari organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan masing-masing profesi Asesor Maksimal 7 Per komisi orang asesor untuk setiap proses akreditasi Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 27
28 G. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LAM-PTKes Indonesia Pembahasan Anggaran Dasar dananggaran Rumah Tangga dilakukan task force dengan bantuan dari Biro hukum Dikti dan Biro Hukum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada awalnya, pembahasan hanya melibatkan biro hukum Dikti, namun dengan mempertimbangkan perlunya input dari biro hukum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maka kemudian dilibatkan dalam proses pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini. Pasal - Pasal yang terdapat dalam Anggaran Dasar LAM-PTKes Indonesia memuat: 1. Nama, Tempat kedudukan, Waktu Pendirian 2. Asas, landasan dan Prinsip Dasar 3. Tata Kelola 4. Tujuan 5. Peran, Tugas, Fungsi dan Kegiatan 6. Modal Awal dan Kekayaan 7. Pendiri 8. Pengurus 9. Majelis Pemangku Kepentingan 10. Majelis Pelaksana 11. Berakhirnya Masa Jabatan Pengurus 12. Musyawarah dan rapat 13. Perubahan Anggaran Dasar 14. Pembubaran 15. Anggaran Rumah Tangga 16. Ketentuan Peralihan Sedangkan pada Anggaran Rumah Tangga memuat hal-hal yang lebih mendetail dari Anggaran Dasar yang telah tersusun yaitu: 1. Definisi Operasional Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 28
29 2. Pengurus Struktural dan Fungsional 3. Tugas Pokok Pengurus Struktural dan Fungsional 4. Pengangkatan Pengurus Badan pelaksana 5. Rapat-Rapat Lain H. Standar Operational Procedure (SOP) Dalam menjalankan oprasionalnya, LAM-PTKes Indonesia membutuhkan beberapa Standard Operational Procedure (SOP) untuk dijadikan pedoman agar kegiatan tetap dilakukan dalam mencapai tujuan serta misi yang dimiliki. Adapun beberapa SOP yang diperlukan adalah: 1. Timeline Prosedur Akreditasi LAM-PTKes Indonesia Dalam melakukan akreditasi, LAM-PTKes Indonesia memiliki sebuah Standar Operational Procedure yang diwujudkan dalam bentuk timeline prosedur akreditasi. Timeline prosedur akreditasi disusun oleh Technical Assistance dan kemudian dibahas untuk disetujui dalam rapat task force. 2. SOP pembinaan LAM-PTKes Indonesia 3. SOP Regular Refreshing Course untuk Asesor LAM-PTKes Indonesia 4. SOP Rekrutmen Asesor LAM-PTKes Indonesia 5. SOP Pengamanan Data 6. SOP Annual Meeting 7. SOP Instrument Development 8. SOP Rapat Pleno 9. SOP Pembinaan - Visitasi - Monitoring system 10. SOP Pengambilan keputusan akreditasi 11. SOP Complaint Resolution Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 29
30 - sejak masuk komplain sampai penatalaksanaan oleh komisi banding dan pengambilan keputusan 12. SOP Adminitrasi 13. SOP Prosedur Peminjaman Barang Pada Desember 2011, Task Force telah menyelesaikan pembuatan dan pembahasan 4 SOP yaitu SOP Timeline Prosedur Akreditasi LAM-PTKes Indonesia,SOP pembinaan LAM-PTKes Indonesia, SOP Regular Refreshing Course untuk Asesor LAM-PTKes Indonesia dan SOP Rekrutmen Asesor LAM- PTKes Indonesia (terlampir). Pembahasan akan dilanjutkan pada agenda rapat pertemuan selanjutnya dengan tetap melibatkan Technical Assistant dan Narasumber Biro Hukum. I. Analisis Pasar LAM-PTKes Indonesia Esensi dari analisis Pasar merupakan kegiatan untuk mengindetifikasi kegiatan apa yang akan dilakukan oleh LAM-PTKes Indonesia dan apakah kegiatan tersebut diminati oleh pihak yang akan bertransaksi dengan LAM-PTKes Indonesia. Analisis Pasar terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Segmentasi Segmentasi merupakam proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok konsumen potensial dengan kesamaan kebutuhan dan/atau kesamaan karakter yang memberi respons yang serupa dalam membelanjakan uangnya 2. Targeting Targeting merupakan kegiatan yang terkait dengan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar 3. Positioning Positiong adalah strategi komunikasi agar konsumen menempatkan produk Anda di dalam otaknya dan alam khayalnya sehingga calon konsumen pada Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 30
31 Target Segmen Pasar Anda memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasi dirinya dengan produk itu dalam hubungan asosiatif Pada kegiatan 2 nd HPEQ International Conference yang dilaksanakan pada 3-5 Desember 2011, Konsultan Nasional PeroranganTechnical Assistance LAM- PTKes Indonesia telah melakukan analisis pasar tahap awal. Analisis tersebut dilakukan dengan membagikan kuesioner yang terkait dengan akreditasi institusi pada sistem pendidikan kesehatan di Indonesia (kuesioner terlampir). Pada item mengenai Besar Pengaruh Akreditasi Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia, dari 854 responden, 94% menyatakan bahwa akreditasi berperan dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi kesehatan di Indonesia. Hal ini secara umum telah menggambarkan kebutuhan akreditasi bagi institusi pendidikan. Selanjutnya, proses analisis pasar yang lebih mendalam akan dilakukan dalam rangka menindaklanjuti dan melengkapi hasil analisis pasar yang pertama. J. Aliansi Strategis Pembahasan mengenai aliansi strategis LAM-PTKes Indonesia dengan pihakpihak terkait dilakukan seiring dengan rapat task force berlangsung. a. LAM-PTKes Indonesia BAN-PT Adanya perwakilan BAN-PT dalam task force Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia telah memfasilitasi aliansi strategis LAM-PTKes Indonesia dengan BAN-PT. - Dalam RUU PT : BAN PT akan berperan dalam memberi rekomendasi terhadap lembaga mandiri yang akan didirikan, bukan mengakreditasi LAM- PTKes Indonesia Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 31
32 BAN PT berperan dalam mengakreditasi institusi sedangkan LAM- PTKes Indonesia bertugas dalam mengakreditasi program studi Dalam perkembangannya, pembahasan mengenai hubungan, wewenang dan tanggung jawab antara BAN-PT dan LAM-PTKes Indonesia masih perlu dilakukan. Dalam Aide Memoire 4 th World Bank Mission, HPEQ Project mengidentifikasi bahwa pilihan mengenai hubungan BAN-PT dan LAM- PTKes Indonesia akan lebih mengarah kepada kolaborasi antara kedua lembaga dibawah peraturan menteri. Oleh karena itu, percepatan terbitnya Peraturan Menteri mengenai Lembaga Akreditasi Mandiri sangat diperlukan dalam memfasilitasi urgensi pendirian LAM-PTKes Indonesia. b. LAM-PTKes Indonesia KKI Pertemuan KKI dan Task Force belum pernah dilaksanakan. Namun pertemuan antara kedua lembaga tersebut masih menjadi agenda task force karena akan menjadi pertemuan yang sangat strategis dalam membahas wewenang dan tanggung jawab masing-masing lembaga sehingga tercapai kesepakatan yang akan mendukung terciptanya sistem akreditasi satu pintu dalam pendidikan tinggi kesehatan Indonesia. Pertemuan antara KKI, LAM-PTKes Indonesia dan BAN-PT diharapkan difasilitasi oleh Dirjen Dikti. K. Analisis Hambatan dan Solusi Pembentukkan LAM-PTKes Indonesia melibatkan beberapa stakeholders akreditasi institusi pendidikan kesehatan di Indonesia. Stakeholders tersebut antara lain Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan, Organisasi Profesi, Masyarakat Pengguna, Mahasiswa dan Masyarakat Internasional. Oleh karena itu, dibutuhkan kesepakatan dan persamaan dalam memandang sistem akreditasi satu pintu Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 32
33 sebagai sebuah sistem yang akan digunakan ke depannya. Hambatan dalam menyatukan persepsi dan mendapatkan kesepakatan tersebut beresiko tinggi terjadi terkait dengan perbedaan kepentingan dan cara pandang pada masingmasing stakeholders. Oleh karena itu, Task Force dan Supporting Team LAM- PTKes Indonesia berupaya mengidentifikasi potensial hambatan yang mungkin terjadi dalam operasional yang akan dilakukan LAM-PTKes Indonesia. Analisa potensial hambatan tersebut adalah sebagai berikut: No Daerah / Wilayah Hambatan Hambatan & Spesifikasiny a Kemungkinan timbulnya Sebab Tindakan Pencegahan Kemungkinan masih akan timbul Tindakan Penanggulangan 1 Legitimasi LAM-PTKes 2 Penerimaan dari organisasi/in stitusi lain Legitimasi LAM-PTKes belum setara dengan legitimasi BAN-PT Belum ada penerimaa n dari KKI Belum tahu apakah ada organisasi / institusi lain yang mungkin tidak mengakui LAM-PTKes Indonesia 50% Belum ada pengakuan dari Kemdikbud dalam bentuk peraturan Belum jelas apa bentuk pengakuan dari KemDikBud >50% Belum jelas hubungan LAM-PTKes dengan organisasi profesi Belum jelas bagaimana sistem akreditasi dibuat onegate system dengan akreditasi institusi dan RSP Belum jelas bagaimana sinkronisasi LAM-PTKes dengan lembaga penjaminan mutu yang Mempercepat proses berdirinya LAM- PTKEs Indonesia melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Perlu dijelaskan hubungan antara stakeholders LAM [BAN PT, Dikti (PDPT), Badan Penjaminan Mutu KemDikBud, BSNP, KemKes, dll] Dirjen Dikti memfasilitasi pertemuan LAM-PTKes Indonesia dengan BAN PT dan KKI Disusun MoU untuk memperkuat komitmen masyarakat Minimal 50 % Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 33
34 No Daerah / Wilayah Hambatan Hambatan & Spesifikasiny a Kemungkinan timbulnya Sebab Tindakan Pencegahan Kemungkinan masih akan timbul Tindakan Penanggulangan 3 Prioritas untuk diakreditasi oleh LAM- PTKes dalam waktu dekat Belum sepakat antara KemDikBud dan Task Force LAM- PTkes Indonesia tentang prioritas akreditasi oleh LAM- PTKes untuk 2012 ada 50% Belum tersosialisas i exit strategy untuk backlog prodi yang harus diakreditasi sesuai PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan profesi terkait pendirian LAM-PTKes Indonesia - Institusi pendidikan tinggi kesehatan harus segera mengajukan proses akreditasi BAN-PT, karena bila sudah mengajukan maka akan terhitung sebagai institusi yang sedang dalam proses akreditasi dan masih sah mengeluarka n ijazah pada Juni/Juli 2012 minimal 4 Pendanaan dari pemerintah untuk akreditasi oleh LAM- PTkes Indonesia Penyaluran dana dari Kementeria n Keuangan kepada LAM-PTKes Indonesia Belum jelas bentuk penyaluran dana ke LAM-PTKes Indonesia menuju lembaga akreditasi mandiri Pemikiran strategi pendanaan LAM-PTKes Indonesia: Memindahkan sebagian porsi pendanaan dari BAN-PT ke LAM-PTKes Indonesia Tetap ada ikatan administrasi dan moral Pada tahap awal masih akan didukung oleh proyek HPEQ Diperlukan fatwa dari Balitbang 50% Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 34
35 No Daerah / Wilayah Hambatan Hambatan & Spesifikasiny a Kemungkinan timbulnya Sebab Tindakan Pencegahan Kemungkinan masih akan timbul Tindakan Penanggulangan 5 Penjaminan mutu LAM- PTKes 6 Pengajuan akreditasi ke LAM-PTKes oleh prodi Belum jelas organisasi/i nstitusi yang akan menjamin mutu LAM- PTKes. Prodi tidak segera mengajuka n akreditasi ke LAM- PTKes >50% Belum jelas bagaimana cara penjaminan mutu LAM- PTKes >50% Keberadaan LAM-PTKes dan BAN PT membingungka n masyarakat Diakreditasi oleh international accreditation agency (LCME) - BAN-PT tetap mengakredita si institusi pendidikan tinggi kesehatan dan prodi selama proses peralihan - Sosialiasi keberadaan LAM-PTKes Indonesia 50% 50% Pembahasan mengenai tindakan pencegahan sudah secara bertahap dilakukan oleh task force bersama dengan technical assistance serta narasumber dari biro hukum. Secara bertahap, semua tindakan pencegahan yang diidentifikasi telah dilakukan atau dalam persiapan dalam mewujudkan tindakan pencegahan tersebut. Saat ini, biro hukum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dilibatkan dalam pertemuan task force dan biro hukum telah mempersiapkan draft Peraturan Menteri (PerMen) tentang Lembaga Akreditasi Mandiri. Saat ini,draft PerMen tersebut sedang dalam proses penyempurnaan untuk kemudian dibahas bersama dengan pihak terkait. Tindakan pencegahan yang masih belum terlaksana adalah adanya pertemuan strategis yang membahas hubungan antara pihak-pihak terkait dalam LAM-PTKes Indonesia yaitu BAN PT, Dikti (PDPT), Badan Penjaminan Mutu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BSNP dan Kementerian Kesehatan, dll. Selain itu, pertemuan yang difasilitasi Dirjen Dikti dalam membahas hubungan LAM-PTKes Laporan Capaian Task Force Lembaga Akreditas Pendidikan Kesehatan Indonesia 2011 Page 35
Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti
Persiapan Audiensi Task Force LAM-PTKes dengan Dirjen Dikti Outline Konsep LAM Visi, misi, tata nilai, (+) Organisasi LAM-PTKes (+) Perbandingan BAN-PT dengan LAM-PTKes (+) Milestone pendirian LAM-PTKes
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES
PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan April 2012 1 Tujuan Audiensi Menyampaikan laporan perkembangan pembentukan LAM-PTKes hingga saat ini Mendapatkan arahan dari Dirjen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES
PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN LAM- PTKES Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan April 2012 1 KESEPAKATAN PENDIRIAN LAM-PTKES KONSEP LAM-PTKES HUBUNGAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENDIDIKAN TERHADAP SISTEM PELAYANAN
Lebih terperinciSKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes
SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes 1 Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi; Kerja sama antar profesi yang masih rendah; Paradigma yang lebih berorientasi
Lebih terperinciTabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes
1 Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes LANGKAH-LANGKAH 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari 7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan 7 Organisasi Profesi Kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN LAM-PTKes Indonesia 4 th Implementation Review World Bank Mission
LAPORAN KEGIATAN LAM-PTKes Indonesia 4 th Implementation Review World Bank Mission Health Professional Education Quality LOGO 1 2 3 4 Landasan Pendirian LAM-PTKes Indonesia Penyusunan business plan dan
Lebih terperinciI. PRASYARAT BUSINESS PLAN
I. PRASYARAT BUSINESS PLAN 1 Business Plan : pernyataan yang memuat tujuan-tujuan dari suatu usaha dan kegiatankegiatan yang ingin dilakukan dalam usaha tersebut untuk mencapai tujuantujuan itu. memberi
Lebih terperinciAnalisis Jabatan Badan Pelaksana LAM-PTKes Indonesia
1 Analisis Jabatan Badan Pelaksana 1. Atasan Langsung 2. Tanggung Jawab 3A. Hasil Kerja Pokok Majelis Pemangku Kepentingan Ketua Badan pelaksana Ketua Badan pelaksana Ketua Badan pelaksana Pengembangan,
Lebih terperinciLAPORAN CAPAIAN TASK FORCE LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA JAKARTA FEBRUARI 2012
LAPORAN CAPAIAN TASK FORCE LEMBAGA AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA JAKARTA FEBRUARI 2012 HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY (HPEQ) PROJECT 2012 I. Latar Belakang Berdasarkan PP No.
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PERTAMA
LAPORAN BULANAN PERTAMA Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional
Lebih terperinciLembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru Sosialisasi Kapasitasi Institusi Pendidikan Kesehatan Masyarakat 2014 AIPTKMI 12 Mei 2014 Akreditasi
Lebih terperinciStrategic Meeting HPEQ Project - Pertemuan Taskforce dengan Stakeholders Profesi LAM-PTKes
Strategic Meeting HPEQ Project - Pertemuan Taskforce dengan Stakeholders Profesi LAM-PTKes Strategic Meeting HPEQ Project - Pertemuan Taskforce dengan Stakeholders Profesi LAM-PTKes Waktu : 14 Desember
Lebih terperinciLembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes)
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Akta notaris disahkan, pada 3 Februari 2014 oleh Kemenkumham No. AHU 30.AH.01.07 tahun 2014 Dapat Pengakuan Menteri melalui
Lebih terperinciNASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT DIRECTORAT OF HIGHER EDUCATION
NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEHATAN HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT DIRECTORAT OF HIGHER EDUCATION NASKAH AKADEMIK SISTEM AKREDITASI INSTITUSI PENDIDIKAN
Lebih terperinciOleh Pengurus LAM-PTKes
PERKUMPULAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA (LAM-PTKes) Oleh Pengurus LAM-PTKes Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Bogor,
Lebih terperinciPEMBENTUKAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI (LAM) PROFESI KESEHATAN
LAPORAN BULANAN KEDUA Technical Assistance for Developing Business Plan Lembaga Akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tenaga Kesehatan (Health Professional
Lebih terperinciGambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Tata Nilai LAM PTKes terdiri atas : a. Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri b. Nilai Operasional Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misinya berlandaskan pada Nilai Dasarnya, LAM- PTKes menganut 5 Prinsip Operasional
Lebih terperinciOrganisasi LAM-PTKes Jakarta, April 2015
Organisasi LAM-PTKes Jakarta, 24 25 April 2015 22/04/2015 - sss 1 Landasan Hukum LAM-PTKes 1. UU No. 20 / 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional, 2. UU No. 12 / 2012 ttg Pendidikan Tinggi, 3. Peraturan Menteri
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Rumah Tangga ini yang dimaksud dengan : 1. Divisi adalah satuan kerja
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN
1 KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka Organisasi
Lebih terperinciRencana Strategis LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014
Rencana Strategis LAM-PTKes Jakarta, 20-21 Juli 2014 17/07/2014 - sss 1 Tujuan Misi Visi Tujuan (SMART) 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012
PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012 Workshop tentang Outcomes Based Education Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT
Lebih terperinciSistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan. Civil Society
RINGKASAN EKSEKUTIF i Proyek HPEQ berupaya memadukan sumber daya pemerintah, usaha / industri dan civil society untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menjawab tuntutan Globalisasi, Peraturan Perundang-undangan
Lebih terperinci2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciPertemuan Task Force LAM : Pembahasan Permen LAM. Jakarta, 29 Maret 2012
Pertemuan Task Force LAM : Pembahasan Permen LAM Jakarta, 29 Maret 2012 Peserta Pertemuan Usman C. Warsa Riana D. N. M. Hadi Nurul Falah Kamanto S Lido Cahyadi (Hiro Hukum) Soedarmono (Konsultan) Arsitawati
Lebih terperinciPenyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciTarget, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011
Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011 Target, Capaian dan Proyeksi Capaian KPI 2011 Komponen 1 CAPAIAN SAAT INI (SEMESTER 1) TARGET KPI PROYEKSI CAPAIAN AKHIR TAHUN -Naskah akademik LAM sudah final
Lebih terperinciTABEL 2. JADUAL KEGIATAN
1 TABEL 2. JADUAL KEGIATAN KEGIATAN 7/128/129/1210/12 11/12 12/12 1/13 2/133/13 4/13 5/13 6/13 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes 1.1. Melakukan internalisasi antara Task Force dengan Sekretariat
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI
KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan RAKERNAS AIPGI, 9 Februari 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1
Lebih terperinciLembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes)
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Jalan Sekolah Duta 1 No. 62, RT 003, RW 014, Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310 Phone:
Lebih terperinciIllah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Konferensi Utama : 7-8 November Konferensi Profesi : 3 Sept 30 Okt PEMANGKU
Lebih terperinciBADAN HUKUM Overview ade saptomo
BADAN HUKUM Overview ade saptomo I. Pengertian Umum 1. Badan Hukum diartikan sebagai organisasi, perkumpulan atau paguyuban lainnya yang legalitas pendiriannya dengan akta otentik dan oleh hukum diperlakukan
Lebih terperinciTugas Per Unit Berdasarkan Organogram LAM-PTKes. 21 September 2012 Gedung Dikti lantai 3 Jakarta
Tugas Per Unit Berdasarkan Organogram LAM-PTKes 21 September 2012 Gedung Dikti lantai 3 Jakarta Board of Trustees Consist of the representatives from: association of education institution; professional
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF
PANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik
Lebih terperinciTUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes
TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes PERSPEKTIF Tim Persiapan Pool Asesor & Fasilitator PIC 1. M.K. Tadjudin 2. Usman C. Warsa 3. Ridwan Roy T. 4. Muhammad Hadi 5. Dwiwahju Sasongko
Lebih terperinciPerubahan Paradigma Sistem Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Kesehatan : Revitalisasi Peran Masyarakat Profesi Kesehatan
Perubahan Paradigma Sistem Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Kesehatan : Revitalisasi Peran Masyarakat Profesi Kesehatan Djoko Santoso 3 PARADIGMA PERUBAHAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN
Lebih terperinciOrganisasi LAM-PTKes Jakarta, Juli 2014
Organisasi LAM-PTKes Jakarta, 20-21 Juli 2014 17/07/2014 - sss 1 Badan Hukum Perkumpulan LAM-PTKes LAM-PTKes merupakan badan hukum perkumpulan. Anggotanya saat ini berupa Organisasi Profesi dan Asosiasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI
PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI
BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BARU INSTRUMEN AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II BAB III PRINSIP DASAR PENYUSUNAN
Lebih terperinciPokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis
Illah Sailah Pokok Bahasan 1 2 3 4 5 Urgensi Validasi Data Dasar FK Izin Prodi Akademik-Profesi FK Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Komitmen UKDI sebagai Exit Exam Komitmen FK untuk
Lebih terperinciLembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes)
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Akta notaris disahkan, pada 3 Februari 2014 oleh Kemenkumham No. AHU 30.AH.01.07 tahun 2014 Dapat Pengakuan Menteri melalui
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI
Draf Final PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciREKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 518/P/SK/HT/2008 TENTANG SEKOLAH VOKASI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan dan memajukan program pendidikan
Lebih terperinciLembaga Pengembangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (LPUK-Nakes)
Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan (LPUK-Nakes) Proyek HPEQ Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Landasan Pendirian LPUK-Nakes Peta Jalan Pendirian LPUK-Nakes Tujuan, Visi,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinci2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16, 2014 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperincilaporan hasil audit internal
laporan hasil audit internal UNIT PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SURAKARTA 2016 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan audit internal Poltekkes Kemenkes Surakarta dilakukan 2 kali dalam tahun 2016.
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN I. UMUM Semangat reformasi di bidang pendidikan yang terkandung dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL
SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18 Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciJOB DESCRIPTION. Sesuai Peraturan BAN-PT Nomor 1, tanggal 21 Agustus 2015, tentang Pedoman Penilaian Kelayakan Pemberian Rekomendasi Pendirian LAM
JOB DESCRIPTION TIM TASK FORCE LAM-EBis Sesuai Peraturan BAN-PT Nomor, tanggal Agustus 05, tentang Pedoman Penilaian Kelayakan Pemberian Rekomendasi Pendirian LAM TFF: SEKRETARIS NO FUNGSI UTAMA JOBDESK
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing
SISTEM AKREDITASI NASIONAL DALAM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Sosialisasi 2013: Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi yang Bermutu dan Berdaya Saing
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Per 17 Desember 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciIsu Strategis Komponen 1
Pointers Forum Dekan Institusi Pendidikan Dokter Gigi : Isu Strategis Pendidikan Dokter Gigi Jakarta, 10 Agustus 2011 Isu Strategis Komponen 1 Pengembangan LAM Penyempurnaan standar pendidikan dan standar
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PELATIHAN SISTEM PENJAMINAN MUTU DAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI 2016 BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI KESETARAAN KUALIFIKASI JENIS DAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Lebih terperinciPEDOMAN PENGEMBANGAN JEJARING DAN ALIANSI STRATEGIS
Lampiran Peraturan BAN-PT Nomor 10 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Jejaring dan Aliansi Strategis BAN-PT PEDOMAN PENGEMBANGAN JEJARING DAN ALIANSI STRATEGIS BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN
Lebih terperinciLEMBAGA AKREDITASI MANDIRI
LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PEDOMAN DAN PROSEDUR PENDIRIAN SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL FKPT-TPI SURABAYA, 2 SEPTEMBER 2015 1 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Akreditasi dilakukan untuk menentukan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBagian Kedua Kepala Dinas
BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KELOMPOK KERJA AKREDITASI PNF PROVINSI SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KELOMPOK KERJA AKREDITASI PNF PROVINSI BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL 2014 1 Pendidikan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciImplikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015
Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Agenda Paparan Jati Diri Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan Pokok Pembangunan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KLINIK AKREDITASI LAM-PTKes 2017
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KLINIK AKREDITASI LAM-PTKes 2017 DR. APRILITA RINA YANTI EFF., M.BIOMED., APT. NIP 215020572 WAKTu : 6-7 OKTOBER 2017 TEMPAT ACARA : HOTEL GRAND WHIZ KELAPA GADING, JAKARTA
Lebih terperinciLANDASAN OPERASIONALISASI LAM-PTKes
1 LANDASAN OPERASIONALISASI LAM-PTKes DAFTAR ISI hal. 1 PETA STRATEGI LAM-PTKes... 1 2 GRAND DESIGN... 3 3 TUGAS TIM INTI DALAM BALANCED SCORECARD (BSC) LAM-PTKes... 10 4 ASESMEN DAN FASILITASI DALAM AKREDITASI
Lebih terperinciBAN-PT PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN PEMBERIAN REKOMENDASI PENDIRIAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI
BAN-PT PEDOMAN PENILAIAN KELAYAKAN PEMBERIAN REKOMENDASI PENDIRIAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI Agustus 2015 1 Bagan Alir Proses Pengajuan Kegiatan Pemrakarsa Pemerintah
Lebih terperinciKlinik Akreditasi Program Studi. Rakornas APTIKOM Mataram Oktober 2016
Klinik Akreditasi Program Studi Rakornas APTIKOM Mataram 27-30 Oktober 2016 Agenda Tujuan, aturan-aturan, makna akreditasi. Beberapa mispersepsi / kesalahan umum. Diskusi: Permasalahan yang dihadapi pembuat
Lebih terperinciBidang keuangan terbukti dengan transparansi dalam penganggaran, pengelolahan, penggunaan dan pengawasan keuangan. Dalam hal
Penjaminan mutu internal adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh Akbid Muhammadiyah Cirebon dengan metode dan parameter yang ditetapkan sendiri oleh Akbid Muhammadiyah Cirebon. Tugas Lembaga penjaminan
Lebih terperincibermuara pada budaya peningkatan mutu berkelanjutan (culture of continuous quality improvement).
1 KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap I untuk Bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Farmasi, Serta Tahap III untuk Bidang Ilmu Kebidanan (5 6 Juni 2015) 1. LATAR BELAKANG Dalam upaya penjaminan
Lebih terperinciPROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI
PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses
Lebih terperinciKopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun
Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah
Lebih terperinciSambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional BAN PAUD DAN PNF The Alana Hotel Yogyakarta Jumat, 10 Februari 2017 1 Kebijakan Umum Kebijakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu
KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, BAN-PT sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu M. Budi Djatmiko Ketua Umum APTISI Pusat Ketua Umum HPT Kes Indonesia Pengaggas Akreditasi Mandiri
Lebih terperinciPANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA
SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN
Lebih terperinciKERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.
KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020
Lebih terperinciKebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Forum Sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan, 24
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinci