LAPORAN KEGIATAN BULAN DESEMBER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEGIATAN BULAN DESEMBER"

Transkripsi

1 1

2 LAPORAN KEGIATAN BULAN DESEMBER DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 3 DAFTAR TABEL... 6 DAFTAR GAMBAR... 7 DAFTAR SINGKATAN... 8 BAB I PENDAHULUAN BAB II KEGIATAN INTERNAL Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang RPJMN Bidang Tata Ruang Profil Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah Penyusunan RKP Koordinasi Bidang Tata Ruang Penyusunan Laporan Akhir Tahun Penyusunan Pedoman Sinkronisasi RTR dan RP Penyusunan Memori Akhir Jabatan Kegiatan Utama Subdit Pertanahan Penyusunan Buku Profil Pertanahan Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan Penyusunan Kajian Bank Tanah Penyusunan Buku Profil Pertanahan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pertanahan Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB) Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP e-performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Buletin TRP Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty Musrenbang Regional RPJMN untuk Wilayah Palu Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Finalisasi Draf Laporan BKPRN Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi BKPRN Penyusunan Laporan Koordinasi Strategis BKPRN Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN)

4 2.5.5 Penyelesaian Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Selatan Kehumasan BKPRN Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform Kebijakan SDM Bidang Pertanahan Penerbitan Majalah Agraria Indonesia Koordinasi Lintas Sektor dan Daerah: Sertipikasi Tanah Transmigrasi Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan BAB III KEGIATAN EKSTERNAL Penelaahan Renstra Kemendagri Tahun Koordinasi Pelaporan Keuangan Badan Lainnya Tahun Persiapan Perencanaan Pembangunan 9 PLBN Baru Thahun Review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah Nasional) Lokakarya Penyusunan BS Buku III RPJMN Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusra, dan Maluku Pembahasan Implementasi Pengarusutamaan Tata Kepemerintahan Yang Baik dan Kerangka Kelembagaan dalam Renstra K/L Rapat Kerja Teknis dan Forum Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Konsultasi Penetapan Ruang Terbuka Hijau di Kota Serang terkait dengan Perda RTH, Data Citra Satelit, Situs Cagar Budaya dan Usulan Penetapan LP2B Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan Banggai Laut Rapat Koordinasi terkait Pembebasan Lahan untuk Jalan Tol Cikopo-Palimanan Diklatpim III Rapat Lanjutan Pembahasan Permohonan Fatwa BKPRN terkait AMDAL PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) Diskusi Hasil Review Tim Analisa Kebijakan atas Rancangan RPJMN Public Lecture Towards World Heritage City of Indonesi Pembahasan Rapat Evaluasi Rancangan RTRWP Kalbar Pembahasan Rancangan Peta Jalan Pembaruan Hukum SDA-LH Perizinan yang Terkait Pertambangan Umum Pemberian Tanggapan dan/saran Terhadap Dokumen Final Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Kab. Batubara Kesepakatan Penulisan Kerangka Kelembagaan di Buku I dan Buku II Diseminasi KajianMetodologi Perhitungan Kemiskinan Pengembangan Kawasan Bentang Laut Sunda Kecil

5 3.22 Pengumpulan Data Koordinasi Lokasi Reforma Agraria Peluncuran Satu Peta Informasi Geospasial Tematik Semiloka Kebijakan dan Pembangunan Kemaritiman Nasional Dapat Direktur Kdeputian 7 Penyelsaian RPJMN BAB IV RENCANA KEGIATAN BAB V PENUTUP

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Kunjungan Situs TRP Tabel 2. Pencapaian Anggaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang Tabel 4 Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN Tabel 7. Rencana Kegiatan Sekretariat RAN

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Situs TRP Gambar 2. Relisasi Penyerapan Anggaran Periode Januari Desember

8 DAFTAR SINGKATAN ATR BAPPENAS BIG BKPRD BKPRN BPN DIRJEN ESDM FGD INFOSOS K/L KEMHUT KKP KLH KLHS KSN LP2B LH PERPRES POKJA PP PU PUSDATIN RAN RDTR RPJMN RTR RTRW RTRWN RTRWP RZWP3K SDA SDM SK TRP AKG ALKI AMDAL BANGDA BAPPEDA BAPPENAS BIG BKPRD BKPRN BLU : Agraria dan Tata Ruang : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Badan Informasi Geospasial : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional : BadanPertanahanNasional : Direktorat Jenderal : Energi dan Sumber Data Mineral : Focus Group Discussion : Informasi dan Sosialisasi : Kementerian/Lembaga : Kementerian Kehutanan : Kementerian Kelautan dan Perikanan : Kementerian Lingkungan Hidup : Kajian Lingkungan Hidup Strategis : Kawasan Strategis Nasional : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan : Lingkungan Hidup : PeraturanPresiden : Kelompok Kerja : Peraturan Pemerintah : Pekerjaan Umum : Pusat Data dan Informasi : Reforma Agraria Nasional : Rencana Detail Tata Ruang : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional : Rencana Tata Ruang : Rencana Tata Ruang Wilayah : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil : Sumber Daya Alam : Sumber Daya Manusia : Surat Keputusan : Tata Ruang dan Pertanahan : Angka Kecukupan Gizi : Alur Laut Kepulauan Indonesia : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan : Pembangunan Daerah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Badan Informasi Geospasial : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional : Badan Layanan Umum 8

9 BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional BPN : Badan Pertanahan Nasional BPS : Badan Pusat Statistik BTOR : Back to Office Report BUMN : Badan Usaha Milik Negara CBA : Cost Benefit Analysis DAS : Daerah Aliran Sungai DIKLATPIM : Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan DIRJEN : Direktur Jenderal DITJEN : Direktorat Jenderal DJBM : Direktorat Jenderal Bina Marga DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang DPCLS : Dampak Penting dan Cakupan Luas serta Bernilai Strategis DPR : Dewan Perwakilan Rakyat DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EKPS : Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral FGD : Focus Group Discussion FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup GGGI : Global Green Growth Institute GUP : Ganti Uang Persediaan HGU : Hak Guna Usaha HPT : Hutan Produksi Terbatas ICLEI : International Council for Local Environmental Initiatives IGT : Informasi Geospasial Tematik IKK : Indikator Kinerja Kegiatan IKU : Indikator Kinerja Utama IO : Input Output INPRES : Instruksi Presiden INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi K/L : Kementerian/Lembaga KAK : Kerangka Acuan Kerja KANTAH : Kantor Pertanahan KANWIL : Kantor Wilayah KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KDB : Koefisien Dasar Bangunan KDH : Koefisien Dasar Hijau KEK : Kawasan Ekonomi Khusus KEMHUT : Kementerian Kehutanan KEMDAGRI : Kementerian Dalam Negeri KEMENHUB : Kementerian Perhubungan KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum KEP : Kawasan Ekonomi Potensial KH : Kesatuan Hidrologi KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal 9

10 KKP KLB KLH KLHS KPBPB KPH KPJM KPK KP3EI KSN KSPPN KSST KTB KUGI KWH KWT KZB KZH LFA LAKIP LAMPID LAPAN LIPI LKPP LP2B LH MoU PLBN PP PRUN RAB RAD RAN SDA SDM TAK TOR : Kementerian Kelautan dan Perikanan : Koefisien Lantai Bangunan : Kementerian Lingkungan Hidup : Kajian Lingkungan Hidup Strategis : Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas : Kesatuan Pengelolaan Hutan : Kinerja Pengeluaran Jangka Menengah : Komisi Pemberantasan Korupsi : Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia : Kawasan Strategis Nasional : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional : Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular : Koefisien Tinggi Bangunan : Katalog Unsur Geografi Indonesia : Koefisien Wilayah Hijau : Koefisien Wilayah Terbangun : Koefisien Zona Terbangun : Koefisien Zona Hijau : Logical Framework Analysis : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah : Lampiran Pidato Presiden : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan : Lingkungan Hidup : Memorandum of Understanding : Pos Lintas Batas Negara : Peraturan Pemerintah : Pengelolaan Ruang Udara Nasional : Rencana Anggaran Biaya : Reforma Agraria Daerah : Reforma Agraria Nasional : Sumber Daya Alam : Sumber Daya Manusia : Tim Analisis Kebijakan : Terms of Reference 10

11 BAB I PENDAHULUAN Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor. Di Bulan Desember 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelenggarakan kegiatan, yaitu: (i) Rapat Pembahasan Buku III RPJMN ; (ii) Pengenalan Geopark dan Tata Ruang; (iii) Percepatan Penyusunan RRTR; (iv) Pertemuan Smart Planning Approach dan Keterkaitan dengan Penataan Ruang. Kegiatan yang masih berlanjut pelaksanaan kegiatannya, antara lain: (i) penyusunan RPJMN ; (ii) penyusunan profil tata ruang dan pertanahan; (iii) koordinasi perencanaan; (iv) pembahasan perubahan IKK BPN; (v) pembahasan RUU pengelolaan ruang udara; (vi) pending issues RZWP3K; (vii) penerapan KM; dan (viii) pilot project Reforma Agraria Nasional. Secara umum, kegiatan yang selesai pelaksanannya menghasilkan capaian yang memuaskan. Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Desember 2014 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN). 11

12 BAB II KEGIATAN INTERNAL Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan. Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung. 2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang RPJMN Bidang Tata Ruang Dalam proses penyusunan RPJMN Bidang Tata Ruang, selama Bulan Desember telah dilakukan penyelesaian Buku I, II, III RT RPJMN Bidang Tata Ruang. Dalam proses penyusunan rancangan akhir telah mengakomodasi masukan dan perbaikan yang telah diinventarisasi dan yang diperoleh dari pelaksanaan Musrenbang Regional di 5 (lima) wilayah, Musrenbangnas, dan Pasca Musrenbangnas RPJMN , kesepakatan tiga pihak (trilateral meeting) dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kendala yang dirasakan adalah sulitnya mengatur jadwal rapat dengan direktorat mitra K/L di tengah kesibukan masing-masing. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah diadakannya buka warung perbaikan Buku I, II, dan III RPJMN Profil Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah Hingga Bulan Desember 2014, target profil penyelenggaraan penataan ruang daerah dalam mengkonfirmasikan dan memastikan agar daerah segera mengisi dan mengirim kuesioner masih tertunda karena adanya keterbatasan sumber daya, dan dikarenakan belum adanya tenaga teknik tambahan yang dapat membantu, penyusunan profil ini tertunda. Proses selanjutnya, perlu dilakukan konfirmasi ke daerah agar segera mengisi kuesioner dan mengirimkan hasilnya ke Direktorat TRP Penyusunan RKP 2015 Telah dilakukan perbaikan narasi RKP Hasilnya adalah tersusunnya masukan untuk revisi RKP 2015 termasuk perbaikan terhadap Bab II (penguatan prioritas) pada Buku IV RKP Koordinasi Bidang Tata Ruang Sesuai tugas dan fungsi serta peran dalam keanggotaan BKPRN, Subdit TR rutin melaksanakan koordinasi bidang tata ruang bersama para pihak, selaku anggota Pokja I, Pokja II, dan Pokja III. 12

13 Pada Bulan Desember 2014, telah diadakan pertemuan dengan 3 (tiga) pihak (Dit. Bina Program dan Kemitraan, Dit Binda 1,2, dan Dit Perkotaan DJPR, dan Pusdata) serta menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Bangda Kemendagri. Selanjutnya akan dilaksanakan pertemuan lanjutan setelah struktur organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang ditetapkan Penyusunan Laporan Akhir Tahun Dalam penyusunan laporan akhr tahun harus tersusun laporan koordinasi perencanaan dan laporan pemantauan dan evaluasi. Hingga Desember 2014, laporan koordinasi dan laporan evaluasi belum selesai disusun. Sedangkan untuk laporan pemantauan sudah selesai disusun. Direncanakan laporan pemantauan dan evaluasi akan digabungkan menjadi 1 (satu) laporan. Kendala yang menghambat adalah keterbatasan sumber daya. Pada Desember, sumber daya dialokasikan untuk pelaksanaan Pra-Musrenbang, Musrenbangnas, Pasca Musrenbangnas, dan penyusunan rancangan akhir RPJMN Seluruh laporan tahunan, ditargetkan harus selesai pada 15 Januari Penyusunan Pedoman Sinkronisasi RTR dan RP Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini, Direktorat TRP telah melaksanakan kegiatan, antara lain: i) perumusan konsep sinkronisasi, yang diawali dengan rapat bersama Ditjen Bina Bangda Kemendagri; dilanjutkan dengan ii) melakukan rapat koordinasi dengan Ditjen Bina Bangda Kemendagri dengan memberikan masukan terhadap kajian serupa yang dilakukan oleh Kemendagri. Dari rapat ini diketahui bahwa kajian yang dilakukan Kemendagri bersifat sempit. Sebagai tindak lanjut, Dit. TRP akan melaksanakan kajian sinkronisasi sesuai arah kebijakan Bappenas pada tahun 2015, dan akan dilakukan pertemuan teknis kegiatan bersama K/L terkait Penyusunan Memori Akhir Jabatan Pada Bulan Desember 2014, Dit. TRP telah menyusun Memori Akhir Jabatan untuk Bidang Tata Ruang, dan telah disampaikan kepada Menteri PPN/Bappenas. 2.2 Kegiatan Utama Subdit Pertanahan Penyusunan Buku Profil Pertanahan Tujuan penyusunan profil pertanahan adalah terkumpulnya data dan informasi dari 33 provinsi serta tersusunnya buku oleh peserta KP. Kendala dari kegiatan penyusunan ini adalah terbatasnya data dan informasi buku profil pertnahan serta keengganan daerah untuk mengumpulkan data. Sampai bulan November ini, masih dalam tahap pengumpulan data dan informasi serta penyusunan buku oleh peserta KP. Terbatasnya data dan informasi buku profil serta keengganan daerah untuk mengumpulkan data menjadi kendala kegiatan ini. Akan dilakukan penyusunan buku profil untuk provinsi dengan data yang telah tersedia pada minggu ke-4 Desember Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan Pada bulan Desember telah terlaksananya Pra-Trilateral Meeting RPJMN antara Dit. TRP dengan Kementerian ATR/BPN, Trilateral Meeting RPJMN antara Bappenas- 13

14 Kementerian Keuangan-Kementerian ATR/BPN, dan Finalisasi Rancangan RPJMN bidang pertanahan. Pada tanggal 4 Desember 2014 telah diselenggarakan Rapat Persiapan Trilateral Meeting Penelaahan Rancangan Awal RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas. Rapat diselenggarakan dengan tujuan untuk membahas RA RPJMN dan keselarasan dengan Renstra Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dalam rangka persiapan Trilateral Meeting Penelaahan Rancangan Awal RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Hal-hal utama yang disampaikan, antara lain: 1) Quickwins dan Program Lanjutan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 2) Program prioritas Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 3) Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 4) Pagu Alokasi Kementerian ATR. Selanjutnya, pada tanggal 30 Desember 2014 telah diselenggarakan Rapat Pembahasan Kegiatan dan Alokasi Anggaran Kegiatan Prioritas, serta Quick Wins dan Program Lanjutan di Ruang Rapat Lt. P5, Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan. Tujuan pertemuan ini adalah menyepakati target dan alokasi anggaran kegiatan prioritas bidang tata ruang dan pertanahan Tahun Hal yang disampaikan dalam pertemuan tiga pihak tersebut, yaitu: (i) pagu indikatif RPJMN untuk Kementerian ATR/BPN sesuai hasil Rakorbangpus RPJMN sebesar Rp ,8 Milyar; (ii) terkait dengan Penggabungan Ditjen Penataan Ruang, Kemen PU dengan BPN, belum disusun secara resmi struktur organisasi hasil dari penggabungan tersebut; (iii) program-program prioritas bidang pertanahan yang telah disepakati. Target dan alokasi pendanaan dalam RPJMN telah disepakati dan harus disesuaikan dengan narasi dan matriks yang ada Penyusunan Kajian Bank Tanah Dalam proses kajian tersebut, telah dilaksanakan 2 (dua) Kegiatan, antara lain: 1) penyusunan laporan kajian bank tanah. Laporan ini telah selesai disusun dan dicetak; serta 2) penyepakatan TOR dan RAB hibah kajian bank tanah. TOR dan RAB tersebut telah disampaikan kepada Dit. PKPS Bappenas, dan Dit. Perumahan dan Permukiman Bappenas Penyusunan Buku Profil Pertanahan Buku profil pertanahan disusun untuk: (i) mendokumentasikan isu pertanahan; (ii) menghasilkan basis data dan informasi yang mudah di akses; (iii) menghasilkan isu pertanahan yang terstruktur dan mudah dipahami; dan (iv) sebagai salah satu sumber informasi terpercaya. Penulisan profil dilakukan untuk 34 provinsi di Indonesia dan direncanakan akan selesai pada Bulan Desember Namun, hal tersebut terkendala dengan masih banyak provinsi yang belum memberikan dan melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan, sehingga penyusunan buku profil pertanahan akan dilanjutkan pada Tahun 2015 dengan melakukan pembaharuan data Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pertanahan Pada Bulan Desember, telah dilakukan pembahasan kendala pembangunan tol Cikopo Palimanan. Dalam diskusi diketahui terdapat perbedaan penjelasan antara masyarakat adat Galuh Pakuan dengan pihak panitia pembebasan tanah. Untuk itu, perlu koordinasi lebih lanjut antara kedua pihak terkait permasalahan pembangunan jalan tol tersebut. 14

15 2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB) Hingga bulan November, laporan (dummy) akhir telah dikoreksi. Laporan tersebut sedang dalam proses pencetakan, direncanakan akan dicetak sejumlah 150 eksemplar. Lamanya proses perbaikan dan pencetakan oleh pihak UNDP menjadi kendala dalam proses penyusunan laporan akhir. Akan dilakukan follow up kepada pihak UNDP dan ditargetkan akan selesai minggu ke-2 Des Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP Dit TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id); 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP: Bulan Tabel 1. Jumlah Kunjungan Situs TRP Pengunjung Unik Jumlah Kunjungan Halaman Jan ,568 Feb ,510 Mar ,817 Apr ,198 Mei ,551 Jun ,475 Jul ,181 Agust ,916 Sep ,004 19,680 Hit Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Situs TRP 15

16 2.4 e-performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. Hingga bulan Desember 2014, Subdit Infosos telah menyusun dan melaksanakan instrumen evaluasi implementasi e-bkprn oleh sekretariat BKPRN, Bappenas, Kemenko, Kemen PU, dan Kemdagri. Instrumen evaluasi e-bkprn disusun oleh Sekretariat BKPRN. Untuk pelaporan hasil realisasi kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Triwulan III, telah dilaksanakan 1 (satu) kali rapat koordinasi, tapi hingga saat ini belum seluruh direktorat melengkapi datanya sehingga kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah belum dapat diukur dan dilaporkan. Menindaklanjuti hal tersebut, Subdit Infosos akan menyelenggarakan pertemuan bersama direktorat di lungkungan kedeputian bidang regional dan otda untuk mendorong agar realisasi kinerja Triwulanan III dan IV segara dilaporkan, sekaligus mengoordinasikan penyusunan laporan kinerja Buletin TRP Bahan yang telah terkumpul, pada Bulan Desember telah dimasukan semua kedalam layout dan sedang dalam proses review, kecuali untuk 2 (dua) materi dengan narasumber BPN dan Direktur LH, materinya belum terkumpul. Adapun kendala dari kegiatan ini adalah dari pihak eksternal, yaitu adanya kesibukan narasumber sehingga pengumpulan materi terus mundur. Untuk mencapai target pengumpulan materi, akan dilakukan follow up kepada narasumber Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty 2015 Konferenci ICPEU 2015 adalah konferensi dengan beberapa tema, salah satunya adalah Regional Planning. Dalam konferensi yang akan diselenggarakan di Malang pada tanggal 3-4 Maret 2015, Direktorat TRP akan mensosialisaikan kajian tata ruang nasional tahun Pada bulan Desember 2014, Dit TRP telah menyusun dan mengirimkan abstrak makalah kepada panitia penyelenggara ICPEU, dan telah mengisi form registrasi. Untuk full paper sedang dalam penyusunan dan akan segera dikirim Musrenbang Regional RPJMN untuk Wilayah Palu Sebagai rangkaian dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN , telah diselenggarakan Musrenbang Regional untuk Wilayah Palu pada tanggal 6 Desember 2015, dan Subdit Infosos menjadi koordinator subtansi. Secara keseluruhan Musrenbang Regional Palu telah terlaksana dengan cukup baik. Namun dalam hal-hal yang bersifat teknis, seperti laporan pelaksanaan dari Deputi kepada Menteri disusum secara mendadak, sehingga koordinasi antar sektor kurang baik. Ke depan, sebaiknya setiap kegiatan terutama Musrenbang yang merupakan kegiatan utama Bappenas dapat disusun struktur kepanitiannya terlebih dahulu, sehingga jelas untuk penugasan masing-masing. 2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Finalisasi Draf Laporan BKPRN Hal yang dilakukan dalam proses finalisasi draf laporan BKPRN, antara lain: 1) Pencetakan laporan BKPRN ; 2) Penyampaian laporan BKPRN kepada Menko Perekonomian 16

17 selaku ketua BKPRN pada minggu ke-3 Januari Sampai Desember 2014, draf laporan telah disampaikan secara informatif melalui kepada Kementerian PU-Pera pada 4 November Selanjutnya akan dilakukan pengiriman surat permohonan progress pelaksanaan agenda kerja BKPRN 2014 dan penyampaian laporan BKPRN kepada Menko Perekonomian selaku ketua BKPRN bersamaan dengan laporan semester 2 tahun Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi BKPRN Kegiatan pilot survey diselenggarakan dalam rangka untuk mengetahui pandangan BKPRD mengenai keberjalanan tugas dan fungsi BKPRN, serta untuk mendapatkan masukan dari BKPRD untuk kelangsungan BKPRN kedepan terkait dengan adanya Kementerian ATR. Menurut hasil Pilot Survey yang diselenggarakan pada tanggal 23 Desember 2014 di Kantor Kepala Bappeda Provinsi NTB, Forum BKPRN masih diperlukan terutama dalam pengoordinasian proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang bersifat multisektor Penyusunan Laporan Koordinasi Strategis BKPRN 2014 Dalam proses penyusunan laporan BKPRN, sekretariat BKPRN telah menyusun outline dan garis besar muatan laporan koordinasi strategis BKPRN Hingga Desember 2014, penulisan draf laporan masih berlangsung. Penyelesaian draf laporan ditargetkan pada 13 Januari 2015 dan pengumpulan laporan dilaksanakan pada 15 Januari Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN) Dalam proses penyusunan regulasi pengelolaan ruang udara nasional, sekretariat BKPRN telah melaksanakan Trilateral Meeting Internal Bappenas dengan tujuan adanya penyepakatan terkait regulasi PRUN dalam Kerangka Regulasi. Penyepakan tersebut telah terealisasikan pada 19 Desember oleh Kementerian ATR. Tim internal Bappenas akan menyusun kisi-kisi penyusunan regulasi PRUN untuk diserahkan kepada Kementerian ATR Penyelesaian Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Selatan Dalam rapat pemnahasan penguasaan tanah HGU yang berada di dalam kawasan hutan yang diselenggarakan pada 4 Desember 2014 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas, telah disepakatinya usulan penyelesaian melalui revisi PP No. 60 Tahun 2010 yang dikoordinasi oleh Kemenko Perekonomian selaku ketua BKPRN. Sekretariat BKPRN akan melakukan konsultasi dengan Setkab dan Direktorat Analisa Peraturan Perunda-undangan, Bappenas terkait mekanisme yang harus ditempuh dalam revisi PP tersebut. Terkait penyediaan peta yang seharusnya dikoordinasi oleh BIG, Sekretariat BKPRN akan mengonfirmasikan kembali hasil pertemuan internal BIG Kehumasan BKPRN Ada 2 (dua) kegiatan kehumasan Sekretariat BKPRN pada Bulan Desember, yaitu evaluasi penggunaan e-bkprn. Pada tanggal 15 Desember 2014 telah diselenggarakan evaluasi uji coba penggunaan e-bkprn di ruang rapat sekretariat BKPRN. Rapat diselenggarakan untuk menilai hasil uji coba operasional sistem e-bkprn yang mencakup sistem informasi persuratan, sistem informasi persidangan, dan sistem informasi bersama. Sistem e-bkprn hanya dimanfaatkan oleh Sekretariat Pokja 2 dan Sekretariat Pokja 3, oleh karena itu keaktifan focal point dan dukungan 17

18 atasan sangat penting untuk optimalisasi penggunaan e-bkprn. Namun, struktur Pokja BKPRN saat ini dipandang kurang efektif karena kegiatan yang diselenggarakan tidak terbatas dalam lingkup pokja dan sistem e-bkprn perlu dikembangkan lebih interaktif dan atraktif. Untuk sosialisai e-bkprn kepada seluruh anggota BKPRN, direncanakan akan diselenggarakan pada awal tahun Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif Dalam mendukung kebijakan sistem pendaftaran tanah publikasi positif, sekretariat RAN melaksanakan kegiatan pembaruan peta dasar pertanahan dan cakupan bidang tanah bersertipikat, serta koordinasi tata batas hutan. Sekretariat RAN telah melaksanakan rapat koordinasi penyepakatan dan penandatanganan cakupan petas dasar dan wilayah bersertipikat. Namun, dalam pelaksanaannya, belum ada kesepakatan dan penandatanganan terkait hal tersebut. Kendalanya adalah untuk cakupan peta dasar masih menunggu persetujuan pimpinan yang sedang cuti, sedangkan untuk cakupan wilayah bersertipikat, Pusdatin masih melakukan koordinasi untuk penandatanganan dan apabila dibutuhkan Bappenas akan turur hadir menjadi narasumber. Sementara untuk koordinasi tata batas kawan hutan TA 2015, rencana pelaksanaan pilot project tata batas kawasan hutan tidak disepakati. Hal ini terkendala oleh Kementerian Kehutanan yang memiliki pandangan bahwa kegiatan ini sama dengan kegiatan yang diatur dan akan dilakukan berdasarkan Peraturan Bersama 4 Menteri dan NKB dengan KPK, serta adanya perubahan struktur Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform Dalam mendukung kebijakan redistribusi tanah dan reforma akses, sekretariat RAN telah melaksanakan 2 (dua) kegiatan, yaitu: 1) rapat koordinasi pengambilan data dan informasi koordinasi lokasi Provinsi Jawa Tengah dan Prov. Bangka Belitung; dan 2) penyusunan pedoman pelaksanaan pilot project reforma akses. Hasilnya adalah masing masing SKPD dan BPN telah memberikan data by name by address, tetapi Bappeda belum mampu mengkompilasi data tersebut ke dalam tabel koordinasi lokasi. Sedangkan untuk draf pedoman, sekretariat RAN telah menyusu draf pedoman pelaksanaan pilot project, tapi masih harus dilengkapi dengan hasil koordinasi dengan Bappeda dan Kanwil, serta Dinas Provinsi Jawa Tengah dan Prov. Bangka Belitung. Sebagai tindak lanjut, sekretariat RAN akan menyusun laporan khusus untuk pelaksanaan pilot project reforma agraria, dan mengadakan koordinasi dengan BPN dan K/L untuk menindaklanjuti pelaksanaan pilot project reforma agraria tahun anggaran Selain itu, akan dilakukan finalisasi draf pedoman reforma agraria berdasarkan capaian dan hambatan koordinasi lokasi antara BPN, Bappeda, dan Dinas Provinsi Kebijakan SDM Bidang Pertanahan Dalam kegiatan kebijakan SDM Bidang Pertanahan, sekretariat RAN telah melaksanakan rapat koordinasi penyepakatan mekanisme pemenehuan SDM Bidang Pertanahan. Namun, mekanisme tersebut belum disepakati karena Kementerian PAN dan RB serta Kementerian ATR/BPN tidak hadir dalam rapat koordinasi yang telah dijadwalkan. Untuk itu, sekretariat RAN akan mengagendakan ulang penyepakatan mekanisme tersebut setelah pembentukan struktur Kementerian ATR. 18

19 2.6.4 Penerbitan Majalah Agraria Indonesia Sebagai media informasi bidang keagrariaan yang didalamnya menyangkut isu dan konsep, rancangan kegiatan serta data informasi seputar Agraria Nasional, majalah Agraria Indonesia Edisi I Tahun 2014 telah terbit secara online, telah tercetak, dan telah disebarluaskan pada forum Musrenbang Regional Koordinasi Lintas Sektor dan Daerah: Sertipikasi Tanah Transmigrasi Dalam pelaksanaan kegiatan koordinasi lintas sektor dan daerah untuk sertipikasi tanah transmigrasi, sekretariat RAN akan menyelenggarakan rapat koordinasi pemetaan permasalahan transmigrasi pada awal Januari Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Secara keseluruhan pencapaian kegiatan di Direktorat TRP telah dilaksanakan dengan baik dimana setiap kegiatan dalam menyusun rencana dan target kegiatan menyesuaikan ketersediaan alokasi anggaran dan jadwal penarikan anggaran yang ditetapkan. Namun demikian dalam pelaksanaannya, masih terdapat kegiatan yang diluar rencana yang mengganggu akan ketersediaan anggaran yang seharusnya dipergunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh karenanya, diperlukan perubahan atau penyesuaian kembali dalam perencanaan kas yang ada. Untuk mendukung kegiatan yang sudah ditetapkan, Pengelolaan anggaran di Direktorat TRP telah menggunakan perbandingan pengukuran kinerja dari setiap kegiatan dengan penggunaan anggaran sebagai bagian akuntabilitas pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran. Pengukuran hasil kegiatan yang terkait dengan pencapaian dari penggunaan anggaran ini merupakan salah satu pertanggungjawaban akuntabilitas keuangan direktorat dan sebagai evaluasi untuk pelaksanaan anggaran pada tahun berikutnya. Berikut adalah gambaran pencapaian anggaran yang dikaitkan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). No Tabel 2. Pencapaian Anggaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Nama Kegiatan 1. Kajian Penyusunan RPJMN Bidang TRP 2. Koordinasi Penyusunan Rencana Bidang PR dan RA 3. Pemantauan dan Evaluasi PR dan RA IKU Pagu (juta rupiah) Realisasi (juta rupiah) Sisa anggaran (juta rupiah) Pencapaian (target) (%) IKU Anggaran Keterangan ,2 0,7 100% 100% Sesuai 2,3, 4 79,4 79,4-100% 100% Sesuai 6 106,5 106,3 0,2 100% 100% Sesuai 4. Knowledge Management 5 125,3 124,6 0,7 100% 99% Kurang 1% dari target IKU 19

20 No Nama Kegiatan TRP IKU Pagu (juta rupiah) Realisasi (juta rupiah) Sisa anggaran (juta rupiah) Pencapaian (target) (%) IKU Anggaran Keterangan 5. Koordinasi Sekretariat BKPRN 6. Koordinasi Strategis Reforma Agraria 7, , ,4 3,1 50% 100% (*) ,9 54,5 100% 96% % Ang Keg > % target IKU % Ang keg < % target IKU Nasional TOTAL 4.019, ,7 50,9 100% 99% Kurang 1 % dari % target IKU Catatan (*) : pencapaian Anggaran memberikan kontribusi untuk kegiatan operasional Direktorat di bidang Tata Ruang. Realisasi penyerapan anggaran dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014 dan rencana penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir tahun 2014, dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini. Gambar 2. Relisasi Penyerapan Anggaran Periode Januari Desember 2014 Berdasarkan kontribusi dari anggaran dan adanya pengukuran indikator kinerja tersebut diatas, dapat dilihat bahwa penggunaan anggaran direktorat TRP TA 2014 sudah sesuai dengan target dan indikator yang digunakan. Untuk kegiatan BKPRN memang anggaran yang digunakan 100% persen jika dibandingkan dengan target pencapaiannya hanya 50 persen. Hal ini dikarenakan adanya sebagian anggaran yang ada di kegiatan sekretariat BKPRN mendukung kegiatan direktorat TRP secara operasional. Sedangkan anggaran yang ada di Koordinasi strategis RAN, dimana pencapaian anggaran hanya 96 persen dibandingkan dengan target yang ditetapkan 100 persen, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan. Menjelang akhir Tahun Anggaran 2014, ada beberapa kegiatan Prioritas dari Kementerian PPN/Bappenas diantaranya: 20

21 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional dalam rangka Penyusunan Rancangan Akhir RPJMN (Musrenbang RPJMN ); Finalisasi Penyusunan RPJMN 2014; Penelaahan Rancangan Teknokratik Renstra K/L; dan Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur Perencana Pemerintah Pusat dan Daerah. Selain mendukung kegiatan yang menjadi prioritas tersebut diatas, Kementerian PPN/Bappenas juga telah menerapkan adanya beberapa hal terkait dengan pengendalian belanja dalam mata anggaran kegiatan diantaranya (a)dimana untuk meningkatkan kualitas dan sekaligus mengurangi pelaksanaan keigatan Seminar/Workshop/Rapat Koordinasi, termasuk efisiensi pelaksanaan kegiatan di luar kantor, (b)mengurangi dan membatasi perjalanan dinas dan rapat diluar kantor dan belanja bahan, serta (c)memanfaatkan produk dalam negeri dalam pelaksanaan kegiatan (optimalkan produk dengan kandungan lokal yang tinggi, makanan lokal dan sebagainya. Selain kebijakan yang telah disebutkan diatas, terdapat pula hal-hal yang dibatasi antara lain dalam melaksanakan kegiatan terkait dengan penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya yang dilakukan di hotel, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya diharapkan dapat dilakukan efisiensi dan efektifitas dilakukan di dalam kantor (mempergunakan ruang rapat yang ada). Oleh karenanya, pembatasan ini pun kelihatannya masih berlaku pada tahun anggaran berikutnya. Mengantisipasi perubahan tersebut diatas, maka proses percepatan penarikan anggaran pun perlu dilakukan sebelum Desember Ada beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya: (a) menyegerakan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan memperhatikan efiesiensi dan efektifitas;(b) tidak melaksanakan kegiatan yang menurut jadwal waktu sudah tidak efektif untuk dilaksanakan; (c) melakukan pencairan anggaran (UP, TUP, GUP) secara tepat waktu, sehingga tidak terjadi penumpukan pengajuan berkas ke KPPN di akhir tahun anggaran. Oleh karena itu, Direktorat TRP juga telah melakukan beberapa hal sebagai tindak lanjut dan bentuk pertanggungjawaban administrasi keuangan selama tahun anggaran 2014 diantaranya: (a) Menyiapkan dan menyelesaikan semua berkas termasuk proses UP, TUP dan GUP (Nihil);(b) penyiapan dokumen pelaksanaan semua kegiatan dalam rangka pemeriksaan awal baik internal maupun eksternal; dan(c) Menyusun Laporan Akhir setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. 21

22 BAB III KEGIATAN EKSTERNAL Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Desember Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf. 3.1 Penelaahan Renstra Kemendagri Tahun Pada tanggal 1 Desember 2014 telah diselenggarakan rapat penelaahan Renstra Kemendagri tahun di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Kemendagri. Rapat diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan penelahaan terhadap draft Renstra Kemendagri Tahun agar selaras dengan Rancangan Awal RPJMN Mitra K/L Dit TRP di Kemendagri adalah Subdit Tata Ruang Wilayah dan Subdit Tata Ruang Kawasan di Direktorat Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup (FPRLH), Ditjen Bina Bangda. Secara umum, indikator pada Renstra Kemendagri masih sangat bersifat gelondongan, dan tidak terpisah antara Bidang Tata Ruang, SDA dan LH dalam Dir. FPRLH sehingga tidak dapat terukur kesesuaiannya dengan RA RPJMN dan pemantauan capaiannya. Hasil dari rapat penelaahan Renstra Kemendari adalah seluruh kegiatan Prioritas Bidang yang diamatkan dalam RA RPJMN harus menjadi indikator tersendiri dalam Renstra Kemendagri, tidak bersifat gelondongan, agar dapat terukur, yaitu (1) penyusunan NSPK, (2) peningkatan pembinaan SDM berupa penyelenggaraan Rakernas BKPRN, Raker Regional BKPRD, dan pembinaan terkait peraturan zonasi, insentif, dan pemberian sanksi, (3) penyelenggaraan forum masyarakat dan dunia usaha terkait penataan ruang di daerah, (4) penyusunan rekomendasi perbaikan mekanisme evaluasi RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, dan (5) pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang daerah. 3.2 Koordinasi Pelaporan Keuangan Badan Lainnya Tahun 2014 Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 2 Desember 2014 di Gedung Prijadi Praptosuhardjo II. Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Kemenkeu diselenggarakan dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Badan Lainnya serta untuk meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pelaporan keuangan badan lainnya pada Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara/Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKBUN) Tahun Kriteria Badan Lainnya, yaitu: i)didirikan dengan peraturan perundang-undangan (UU, PP, Keppres, Perpres); ii)bukan merupakan Pengguna Anggaran; iii)bukan merupakan Perusahaan Negara; iv)menggunakan fasilitas negara berupa Barang Milik Negara; dan/atau Pemberian kewenangan untuk menerima dan mengelola dana publik; v)tidak terdapat penyertaan modal pemerintah; vi)terdapat pembinaan dan pengawasan dari pemerintah. Badan lainnya dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dana yang dikelola pun, baik yang berasal APBN dan non APBN merupakan keuangan negara. Berdasarkan UU Keuangan Negara dan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas, Badan lainnya wajib melaporkan dana yang dikelola baik APBN dan non-apbn dalam bentuk Laporan Keuangan atau Ikhtisar Laporan Keuangan. 22

23 3.3 Persiapan Perencanaan Pembangunan 9 PLBN Baru Thahun Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pembangunan 9 (sembilan) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) baru, maka diselenggarakannya rapat persiapan pembangunan 9 Pos Lintas Batas Negara di Rumah Asdep Pengelolaan Lintas Batas Negara, BNPP. Adpun yang termasuk 9 Pos Lintas Batas Negara yang baru, yaitu: Rupat (Riau), Serasan (Kepulauan Riau), Sintang dan Bengkayang (Kalimantan Barat), Sei Pancang (Kalimantan Utara), Napan, Maritaeng, dan Oepoli (NTT), dan Waris-Keerom (Papua). Hal ini merupakan arahan Presiden yang menganggap bahwa 7 (tujuh) PLBN yang telah direncanakan sebelumnya kurang dalam mendukung membangun Indonesia dari pinggiran dan perbatasan. Apabila rencana pembangunan ini disepakati, maka Ditjen Cipta Karya Kemen PU ditugaskan untuk menyusun masterplan perencanaan kawasan. Untuk titik nol PLBN Sintang telah ditetapkan koordinatnya, namun belum ditandatangani oleh pihak RI-Malaysia. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan bersama RI-Malaysia. RTRW Sintang masih belum diperdakan karena adanya kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), sehingga perlu menunggu keputusan Menhut sebelum menyusun RDTR dan masterplan PLBN oleh Pusat. Selain itu, diperlukan pembangunan jalan negara dari Sintang ke Perbatasan sebagai akses penghubung PLBN ke Malaysia maupun ke Kota Sintang. Oleh karena itu rencana konstruksi PLBN Sintang hanya mungkin dapat direalisir pada tahun , diawali dengan perencanaan kawasan tahun Review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah Nasional) Dalam rangka menyamakan persepsi mengenai substansi pada Buku III RT RPJMN yang memiliki keterkaitan dengan RTRWN, Kementerian PU mengadakan rapat perihal review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah Nasional) pada 3 Desember 2014 di Ruang Rapat DJPR Kemenetrian PU lntai 2. Pada rapat tersebut telah dibuat kesepakatan antara Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas dan Direktorat Tata Ruang Wilayah Nasional, DJPR-PU dalam upaya agar RPJMN dapat sejalan dengan RTR. Hasil koreksi terhadap materi Pramusrenbangnas yang disampaikan oleh TRP dalam rapat ini, akan ditindak lanjuti oleh Direktorat Tarunas DJPR-PU terkait usulan pelabuhan, bandara, kawasan industri dalam Buku III RPJMN Lokakarya Penyusunan BS Buku III RPJMN Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusra, dan Maluku Lokakarya tersebut diselenggarakan untuk menyampaikan hasil akhir kegiatan skenario pengembangan wilayah provinsi berbasiskan RTR melalui pemanfaatan pemodelan dinamaika spasial untuk mendukung penyusunan Buku III RPJMN Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusra, dan Maluku. Diselenggarakan di Amaroosa Hotel pada 4 Desember Dalam Lokakarya disampaikan secara langsung hasil Background Study kepada Provinsi yang hadir, diantaranya: Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan. Hasil dari Background Study ini akan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan Buku III RPJMN khusunya Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sebelum ditetapkan pada akhir Januari Dalam rangka pemanfaatan IG untuk dukungan perencanaan pembangunanan pada semua level, kegiatan ini juga menghasilkan output dataset IG (IGD dan IGT) yang sudah disesuaikan dengan 23

24 standard nasional mengikuti KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia) untuk seluruh provinsi dan akan kami sampaikan kepada masing-masing provinsi (Bappeda) sebagai embrio simpul jaringan IG ditiap provinsi. BIG berharap agar: daerah dapat terus mengembangkan dan meningkatkan unsur-unsur tematik lainnya untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sampai terimplementasi simpul jaringan IG ditiap provinsi maupun kabupaten yang dapat digunakan oleh multi pihak dan terintegrasi dalam IG nasional. Selanjutnya daerah akan mempelajari hasil kegiatan skenario pengembangan wilayah tiap provinsi dan membarikan masukan melalui Pembahasan Implementasi Pengarusutamaan Tata Kepemerintahan Yang Baik dan Kerangka Kelembagaan dalam Renstra K/L Rapat yang dipimpin oleh Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas, diselenggarakan pada 5 Desember 2014 di Ruang Rapat SG 4 Bappenas. Dalam rangka memberikan penjelasan terkait mekanisme penelahaan kerangka kelembagaan dalam rangka penelaahan Renstra K/L , dibahas beberapa hal sebagai berikut: a. Terdapat 3 instrumen penelaahan kerangka kelembagaan dalam renstra K/L , yang meliputi kebutuhan struktur organisasi, bisnis proses dan tata laksana antar unit serta pengelolaan SDM aparatur. b. Dalam penyusunan kerangka kelembagaan apabila belum ada struktur baru Kementerian/Lembaga yang membidangi, maka dilihat seberapa besar resiko penggunaan struktur eksisting, kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan melalui SOP Internal dan eksternal yang disertai dengan penataan proses bisnis internal dan ekternal. c. Dalam penyusunan rencana strategis, Visi dan Misi K/L masih ada namun dilakukan penyesuaian dengan nawacita dan fungsinya sebagai K/L. d. Apabila terdapat quickwins yang tercantum dalam buku 1 tidak sesuai dapat dilakukan pencabutan dengan mengajukan memo yang disampaikan ke dit. Aparatur untuk kemudian dibentuk forum dan didiskusikan. Untuk pemenuhan kebutuhan SDM bidang pertanahan juru ukur yang dalam RPJMN telah menjadi salah satu kebijakan dengan target yang jelas, belum ada keputusan yang pasti. Namun terkait dengan kebijakan moratorium saat ini telah disusun policy paper untuk mendukung pelaksanaan moratorium tersebut oleh BKN. 3.7 Rapat Kerja Teknis dan Forum Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Rapat ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan Mercy Cops pada 5 Desember 2014 di Gedung Manggala Wana Bakti. Rapat ini membahas upaya penguatan ketahanan nasional dalam menghadapi perubahan iklim. Terdapat 15 lokasi pilot di beberapa propinsi, kabupaten dan kota untuk melihat bagaimana aksi adaptasi PI dilakukan di daerah. Kriteria penentuan lokasi pilot mencakup: a) sudah mulai membuat kajian kerentanan perubahan iklim; b) adanya komitmen daerah; c) aksi adaptasi yang dibiayai APBD; d) adanya pokja perubahan iklim; e) melakukan kerjasama pendanaan multi pihak. KKP telah menginisiasi pengembangan Simail (Sistem Informasi Bencana, Adaptasi Iklim dan Lingkungan), yang akan dijajagi integrasinya dengan Sidik (Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentananan). Dampak perubahan iklim terhadap sektor kelautan dan perikanan, di antaranya : Alur migrasi tuna makin ke selatan, sehingga operasionalisasinya makin mahal (mengurangi keuntungan), ditambah lagi dengan kenaikan BBM, serta Pemutihan karang (coral bleaching) sehingg tidak dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu permukaan laut. 24

25 3.8 Konsultasi Penetapan Ruang Terbuka Hijau di Kota Serang terkait dengan Perda RTH, Data Citra Satelit, Situs Cagar Budaya dan Usulan Penetapan LP2B Konsultasi tersebut dilaksanakan dalam rangka konsultasi DPRD Kota Serang terkait dengan penetapan ruang terbuka hijau di Kota Serang terkait dengan perda, data citra satelit, situs cagar budaya, dan LP2B pada tanggal 10 Desember 2014 di Ruang Sekretariat BKPRN. Adapun beberapa hal yang dibahas dalam rapat, yaitu : Kota Serang telah memiliki Perda No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, namun pada kenyataannya, di lapangan masih terdapat penyalahgunaan wilayah RTH menjadi pos-pos polisi dan bangunan lain yang tidak sesuai. DPRD Kota Serang mengharapkan klarifikasi mengenai penetapan RTH sebesar 30 persen dan karateristik RTH, apakah termasuk sawah, hutan rakyat dan jalur pipa gas yang ditanami tanaman, dan lain sebagainya. Sebagian dari RTH yang sudah ada tidak berada di bawah kewenangan pemda, terkait hal itu, DPRD Kota Serang menanyakan apakah perlu melakukan pembebasan lahan untuk penetapan dari RTH tersebut. DPRD Kota Serang akan berkonsultasi dengan BIG dan LAPAN terkait dengan penyediaan data citra satelit. DPRD Kota Serang disarankan untuk: a) mendalami LP2B, terutama mengingat LP2B menyangkut kepemilikan hak atas tanah perorangan; b) dalam waktu dekat, memprioritaskan terlebih dahulu penyelesaian RRTR, yang merupakan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian. 3.9 Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan Banggai Laut Rapat yang diselenggarakan pada 11 Desember 2014 di Hotel Ambhara, bertujuan untuk membahas Raperda Raperda RTRW Kabupaten Pegunungan Arfak di lingkup BKPRN dalam rangka persetujuan teknis. Beberapa catatan yang perlu diperbaiki untuk RTRWN Kabupaten, antara lain: a) Morowali Utara: Dalam penyusunan RTRW tersebut wajib dilengkapi dengan penyusunan KLHS, Tatanan kepelabuhanan agar disesuaikan dengan Kepmen Perhubungan No.31 Tahun 2006, seperti nomenklatur pelabuhan utama diubah menjadi pelabuhan pengumpul, Kawasan lindung geologi agar memperhatikan Kepmen ESDM No.17 Tahun 2012 tentang Penataan Kawasan Bentang Alam Karst, Kawasan pertambangan agar memperhatikan Kepmen ESDM No.2737 Tahun 2013 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan di Pulau Sulawesi; b) Banggai Laut: Penyusunan RTRW agar memperhatikan penggunaan lahan eksisting, Kaidah kepelabuhanan perikanan agar memperhatikan Permen KP No.8 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, Agar ditambahkan satu ayat dalam Pasal 4 tentang peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan. Daerah akan memperbaiki Draf Perda RTRW tersebut sesuai masukan masukan yang ada dalam forum ini. Hal penting terkait Kabupaten Banggai laut, saai ini Kabupaten Banggai Laut sudah membuat MoU dengan KKP dan Undip dalam penyusunan RZWP3K. 25

26 3.10 Rapat Koordinasi terkait Pembebasan Lahan untuk Jalan Tol Cikopo- Palimanan Rapat koordinasi terkait dengan pembebasan lahan untuk Jalan Tol Cikopo-Palimanan dilaksanakan menindaklanjuti surat pengaduan Lembaga adat Karaton Galuh Pakuan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas terkait pembebasan tanah untuk jalan tol Cikopo-Palimanan. Berdasarkan surat tersebut Lembaga Adat Karaton Galuh Pakuan menyebutkan bahwa dalam proses pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol di Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, tidak sesuai dengan amanat undang-undang yang menjadi dasar-dasar pertimbangan untuk pembayaran ganti rugi sehingga merugikan masyarakat selaku pemilik tanah. Rapat koordinasi tersebut diselenggarakan pada 11 Desember 2014 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas. Dalam rapat koordinasi tersebut, staf Sekda Kabupaten Subang memaparkan bahwa pembebasan lahan untuk jalan Tol Cikopo-Palimanan telah mengikuti aturan yang berlaku yaitu Perpres No. 36/2005 dan Perpres No. 65/2006, serta Perka BPN No. 3/2007. Sebagian besar pemilik tanah (98,84%) telah menyetujui bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian atas pembebasan tanah tersebut. Hingga saat ini di Desa Padaasih, terdapat 11 orang pemilik tanah yang masih belum menyetujui besaran ganti rugi pembebasan tanah. 5 diantaranya telah mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri. Proses pengadaan tanah bagi pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Kabupaten Subang telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku termasuk dalam proses penilaian ganti rugi tanah kepada masyarakat. Hasil dari rapat ini akan dilaprokan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas melalui Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas Diklatpim III Seminar Diklatpim tahap akhir ditujukan untuk menilai hasil akhir proyek perubahan yang dilaksanakan oleh setiap peserta di instansinya masing masing. Diklatpim tahap akhir diselenggarakan di PPMKP Ciawi pada Desember Hari pertama diisi dengan Seminar. Seluruh peserta menyampaikan hasil dan proses pelaksanaan proyek perubahan. Hasil yang kami sampaikan secara ringkas adalah sebagai berikut: Evaluasi outcome belum disusun mekanisme dan belum pernah dilaksanakan untuk Bidang Tata Ruang. Perubahan yang diajukan adalah menambahkan evaluasi outcome ke dalam proses evaluasi yang sudah berjalan selama ini. Proses yang dilaksanakan tidak seluruhnya berjalan sesuai dengan rencana mengingat kesibukan seluruh instansi mitra di akhir tahun dan kesibukan Dit TRP dalam menyusunan dan menyelesaikan RPJMN Hambatan ini dapat ditangani dengan melakukan diskusi dengan mitra dalam berbagai kesempatan/pertemuan yang memungkinkan, serta melakukan komunikasi melalui dan media digital lainnya. Hasil yang telah berhasil disusun telah melebihi target yang ditetapkan. Bukan hanya mekanisme yang berhasil diidentifikasi, tetapi juga sudah berhasil dirumuskan. Selain itu, telah disusun pula indikator outcome yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian tujuan Bidang Tata Ruang. Uji coba penilaian belum dapat dilakukan untuk seluruh provinsi mengingat data Susenas Tahun 2014 belum seluruhnya dipublikasikan oleh BPS. Hari kedua diisi dengan upacara penutupan diklat. Dalam upacara disampaikan bahwa 15 orang lulus dengan predikat memuaskan, 13 dengan predikat cukup memuaskan dan 2 orang ditunda kelulusannya. 26

2.3.8 Penyusunan Laporan Triwulan II Direktorat TRP Tahun Penyusunan Laporan Kegiatan TRP Bulan Agustus

2.3.8 Penyusunan Laporan Triwulan II Direktorat TRP Tahun Penyusunan Laporan Kegiatan TRP Bulan Agustus 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 I. PENDAHULUAN... 8 II. EVALUASI KEGIATAN... 9 2.1. SUB DIREKTORAT TATA RUANG... 13 2.1.1 Penyusunan RT RPJMN 2015-2019...

Lebih terperinci

2.4.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Roadmap Penyelesaian RTRW...

2.4.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Roadmap Penyelesaian RTRW... 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR SINGKATAN... 5 I. PENDAHULUAN... 7 II. EVALUASI KEGIATAN TRIWULAN II DAN RENCANA KEGIATAN TRIWULAN III... 8 2.1 SUB DIREKTORAT TATA

Lebih terperinci

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN

Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN Konsinyering Pemantauan dan Evaluasi Program Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan program kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dilakukan proses

Lebih terperinci

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri KERANGKA UMUM RAKORTEK GAMBARAN HASIL RAKORTEK PROVINSI JAMBI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa 1 Kata Pengantar Kebijakan pengembangan wilayah ditujukan sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah melalui berbagai strategi kebijakan dengan dimensi kewilayahan. Strategi kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN Oleh: Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Disampaikan pada Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BKPRD 1 Palembang,

Lebih terperinci

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Oleh: Direktur Tata

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KERANGKA NASIONAL REFORMA AGRARIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Laporan KEGIATAN PILOT PROJECT REFORMA AGRARIA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL / BADAN PERENCANAAN NASIONAL (BAPPENAS) SEKRETARIAT REFORMA AGRARIA NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 SEKRETARIAT TIM PKSP-2017 HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA TAHUN 2016

Lebih terperinci

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL Oleh : Direktur Keuangan Negara dan Analisa

Lebih terperinci

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK Lien Rosalina KEPALA PUSAT PEMETAAN & INTEGRASI TEMATIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Workshop One Data GHG

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 Oleh : Deputi Bidang Pengembangan Regional Jakarta,

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM PUSAT PEMETAAN INTEGRASI TEMATIK Badan Informasi Geospasial Workshop Nasional Menterjemahkan Transparency Framework Persetujuan Paris

Lebih terperinci

TABEL 4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD

TABEL 4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD NO. 1. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN Mewujudkan Sinergitas Pembangunan antar SKPD dan Kabupaten/ 2012 2013 2014 2015 2016 2017 1. Terlaksananya Sinergitas Pembangunan antara dan 1. Jumlah SKPD

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B Oleh: Ir. ADRY NELSON PENDAHULUAN Kegiatan Asistensi dan Supervisi

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah serta Peranan SKMPP ATR sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Oleh: Ir. Raden M. Adi Darmawan, M.Eng.Sc Plt. Direktur Penertiban

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

Lebih terperinci

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Jakarta, 10 April 2015 AGENDA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE)

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE) PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE) Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Temu Konsultasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN SPASIAL DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH O l e h : M e n t e ri A g r a r i a d a n Ta t a R u a n g

Lebih terperinci

BKPRN. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING. Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN. Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014

BKPRN. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING. Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN. Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014 BKPRN Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014 Jakarta, Januari 2015 Daftar Isi I. PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar

Lebih terperinci

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 KEBIJAKAN SATU P ETA (Perpres No. 9/2016) - Teknis Implementasi Renaksi Kebijakan Satu Peta - RKP Tahun 2017 UNTUK 19 K/L Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Ruang Lingkup Kebijakan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR SINGKATAN... 5 I. PENDAHULUAN II. EVALUASI KEGIATAN SUB DIREKT

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR SINGKATAN... 5 I. PENDAHULUAN II. EVALUASI KEGIATAN SUB DIREKT DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 4 DAFTAR SINGKATAN... 5 I. PENDAHULUAN... 10 II. EVALUASI KEGIATAN... 11 2.1. SUB DIREKTORAT TATA RUANG... 12 2.1.1. Penyusunan RPJMN 2015-2019Bidang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS PROSES PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP DAN PAGU INDIKATIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan 25 November 2013 Dasar Hukum UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN BULAN NOVEMBER

LAPORAN KEGIATAN BULAN NOVEMBER 0 LAPORAN KEGIATAN BULAN NOVEMBER DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS 2014 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 6 DAFTAR GAMBAR... 7 DAFTAR SINGKATAN... 8 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR KEP. 46/M.PPN/HK/03/2013 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018 KEBIJAKAN TAHUN 2018 - DirekturOtonomi Daerah Bappenas - REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN REPUBLIK INDONESIA DEFINISI SESUAI UU No.33/2004 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan I. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Jakarta, 2 Februari 2015

Jakarta, 2 Februari 2015 Jakarta, 2 Februari 2015 PENDAHULUAN Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 4/JUKLAK/SESMEN/12/2014 TENTANG PEDOMAN TRILATERAL MEETING (PERTEMUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - 1 Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 DAK TA.2018 DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN Untuk penyediaan pelayanan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN 2015-2019 DEPUTI MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH Jakarta, 21 November 2013 Kerangka Paparan 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

Dr. Ir. Imron Bulkin, MRP (Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah)

Dr. Ir. Imron Bulkin, MRP (Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah) TIM PENYUSUN Penanggungjawab: Dr. Ir. Imron Bulkin, MRP (Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah) Ketua Tim Perumus Rekomendasi Kebijakan (TPRK): Dr. Ir. Oswar Muadzin Mungkasa, MURP (Direktur

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN LATAR BELAKANG BKPRD merupakan lembaga ad-hoc lintas sektor yang dibentuk sebagai respon atas kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menangani masalah

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc Plt.

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (14) PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL

ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL ESENSI KOORDINASI PENATAAN RUANG DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, M.Sc. Deputi Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

3.14 Pembahasan Penyusunan Pedoman Teknis Insentif LP2B Rapat Tim Kerja Harmonisasi Peraturan Perundang- Undangan Sumber Daya Alam...

3.14 Pembahasan Penyusunan Pedoman Teknis Insentif LP2B Rapat Tim Kerja Harmonisasi Peraturan Perundang- Undangan Sumber Daya Alam... 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 8 BAB II KEGIATAN INTERNAL... 9 2.1 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (Januari-

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN Hotel Aryaduta Manado, 10 November 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA SERTA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

Evaluasi Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria untuk Input Penyusunan RPJMN

Evaluasi Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria untuk Input Penyusunan RPJMN Evaluasi Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria untuk Input Penyusunan RPJMN 2015-2019 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 2013 i Penyusun Rekomendasi Kebijakan Pengarah:

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 insi Kepulauan Riau menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Lebih terperinci

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK) Disampaikan oleh : Dr. H. Sjofjan Bakar, MSc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Pada Acara

Lebih terperinci

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017 OUTLINE PAPARAN PENDAHULUAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN LATAR BELAKANG Permen PPN No 1

Lebih terperinci

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG Oleh : MENTERI DALAM NEGERI Pada Acara: Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1312, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan RPJP

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL

PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL NOMOR KEP. 46/M.PPN/HK/ /M.PPN/HK/03 03/2013 TANGGAL 14 MARET 2013 PEDOMAN TATA KERJA

Lebih terperinci