PENGENALAN BAHASA JEPANG MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN BAHASA JEPANG MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA SEKOLAH"

Transkripsi

1 PENGENALAN BAHASA JEPANG MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA SEKOLAH Lispridona Diner Jurusan Bahasa dan Sastra Asing FBS Universitas Negeri Semarang lisjoost@yahoo.com Abstract: The problem of this dedication are 1) What are the students have about Japanese basic knowledge? 2) How are the method used to teach Japanese in order to the students have motivation to know or study Japanese by songs? Purpose of the dedication are 1) Form raising interest to concern Japanese when knew by songs 2) Process activity studying and teaching when knew Japanese by songs. Result by that activity are study Japanese by songs and used playing method is singing while movement then the students to know Japanese vocabulary easy, students have high interest to know foreign language specially for Japanese. Abstrak: Permasalahan yang diangkat dalam kegiatan ini adalah 1) Pengetahuan bahasa Jepang dasar apa saja yang harus dimiliki oleh pembelajar? 2) Bagaimana cara mengajarkan bahasa Jepang agar siswa SD termotivasi belajar bahasa Jepang Tujuan kegiatan ini yaitu 1) Bentuk peningkatan minat terhadap bahasa Jepang ketika diperkenalkan melalui nyanyian. 2) Proses kegiatan belajar mengajar ketika mengenal bahasa Jepang melalui nyanyian. Hasil yang diperoleh di siswa mudah mengenal kosa kata bahasa Jepang, siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengenal bahasa Asing khususnya bahasa Jepang. Kata Kunci: Bahasa Jepang, Nyanyian PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, sangat penting memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Asing. Sekarang bukan masanya lagi menguasai satu bahasa saja. Apabila bahasa ibunya adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, maka harus ditambah lagi dengan kemampuan menguasai bahasa asing. Ada pandangan, sebaiknya anak belajar bahasa asing sejak usia dini. Makin awal mengenal bahasa asing makin mudah ia mengembangkan kemampuannya. Bagi para ahli kejiwaan, usia 0-3 tahun merupakan masa keemasan buat mengajarkan seorang anak berbagai keterampilan. Sebagian mereka menganjurkan supaya para orangtua mengajarkan bahasa asing kepada balita. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan saat mulai mengenalkan bahasa asing kepada anak. Berikut, sembilan di antaranya; 1) pahami kebutuhan anak, 2) jangan membosankan anak, 3) batasi durasi, 4) jangan memaksa anak, 5) jangan tegang, 6) bergembiralah, 7) ciptakan cara baru yang menyenangkan, 8) jawablah semua pertanyaan anak, dan 9) berilah buku bacaan berkualitas. Berdasarkan wacana di atas, penulis mengemukakan satu cara dalam mengenalkan bahasa asing yaitu melalui nyanyian, karena melalui kegiatan ini anak tidak dituntut untuk berpikir. Terkadang, bagi anak-anak yang usianya masih sangat muda, perhatiannya seringkali beralih. Namun, meski anak belum intensif memperhatikan nyanyian tersebut, mereka dapat mempelajarinya dengan mendengar. Dalam hal ini bahasa asing yang akan diperkenalkan adalah bahasa Jepang, karena pada pelafalan dan aksara bahasa Jepang memiliki gabungan antara huruf mati dan huruf hidup saja, jadi hal ini sangat mudah untuk dilafalkan oleh anak usia dini. Misalnya pada kata dalam bahasa Jepang yaitu, kodomo, tomodachi, kuruma. Kesadaran akan semakin pentingnya peranan bahasa asing sebagai media komunikasi dewasa ini dipandang sangat perlu, sehingga pengenalan bahasa asing sebaiknya diberikan kepada anak sejak usia dini tanpa adanya unsur paksaan. Alasannya adalah anak usia dini yaitu berdasarkan hasil riset otak mutakhir, perkembangan otak 95 persen terjadi pada usia dini, yaitu di bawah umur 7 tahun. Dan masa 3 tahun pertama adalah saat membangun pondasi struktur otak yang akan berdampak permanen. Jaringan komunikasi antar sel terbentuk karena

2 adanya rangsangan (stimulasi) dari luar. Semakin kaya pengalaman dan rangsangan, semakin kompleks jaringan sel otak. Ketika anak tertarik pada sesuatu dan mempelajarinya, semakin kompleks jaringan sel otak (Anggani, 2000:97). Oleh karena itu, pola pengasuhan yang penuh kasing sayang sangat diperlukan. Dan, menciptakan lingkungan yang bebas dari ketakutan dan beban. Dengan demikian diharapkan anak akan tumbuh dalam suasana yang kreatif, lepas dan tanpa beban. Beberapa hal yang dianggap menjadi penghambat pertumbuhan otak dan kreativitas: 1. tidak banyak bergerak yaitu suasana monoton, tak banyak bicara hanya mendengar, duduk diam manis dan mengakibatkan suplai oksigen ke otak rendah 2. rasa takut dan tertekan yaitu ketakutan yang berkepanjangan akan merusak sel-sel otak (bagian yang membentuk memori/daya ingat) dan proses belajar yang tidak efektif dalam keadaan stres 3. materi membosankan yaitu otak tidak tertarik mempelajarinya Menurut Els (dalam Subyakto), metode dapat dirinci atau digambarkan dengan berbagai cara. Pembelajaran kosakata dapat juga menggunakan metode permainan yang dapat dimainkan oleh pelajar berkelompok, sekolah, atau bahkan berdua saja. J. Kemp (dalam Suparno 1988:13) membuat klasifikasi metode pengajaran melalui media pengajaran, yaitu permainan (misalnya silang datar, teka-teki silang) dan simulasi (missalnya bermain peran, sandiwara), media pandang, misalnya papan tulis, kartu gambar, media dengar, misalnya radio, rekaman dan media pandang dengar, misalnya slide-suara film, TV. Agar media yang digunakan dapat bermanfaat semaksimal mungkin, diperlukan pemahaman tentang cara memilih media yang tepat. Pada umumnya pemilihan media dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan sebab gurulah yang dapat menyusun media yang akan digunakan secara optimal. Para orang tua harus menyadari benar pentingnya bahasa asing bagi anak mereka. Beberapa pakar bahasa mendukung pandangan bahwa semakin dini anak belajar bahsa asing maka semakin mudah menguasai bahasa tersebut. Sebelum masa pubertas daya piker (otak) anak lebih lentur, sehingga lebih mudah belajar dibandingka dengan orang dewasa. Usia 6-12 tahun paling ideal untuk belajar bahasa lain selain bahsa ibu. Pada masa tersebut otak anak masih plastis dan lentur sehingga proses penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Ada dua pendapat mengenai kapan sebaiknya anak mulai belajar bahasa kedua. Pendapat pertama adalah sejak lahir anak sudah bias dibiasakan dan dikenalkan dengan berbagai bahasa. Namun, ada pula yang berpendapat, sebaiknya anak diperkenalkan dengan bahasa kedua setelah anak bisa mengucapkan bahasa ibunya. Masing-masing pendapat memiliki kekurangan dan kelebihan. Pendapat pertama, ada banyak kemungkinan anak mengalami keterlambatan bicara. Hal ini disebabkan karena otak anak harus memetakan bahsa apa yang digunakan oleh orang yang mengajaknya bicara, tapi itu tidak berlangsung lama, saat anak sudah semakin besar, kemampuan ini akan semakin terasah. Pendapat yang kedua, terkadang pelafalan (pronounciation) bahasa kedua akan lebih buruk dibandingkan anak yang menggunakan metode pada pendapat pertama. Anak yang menggunakan metode pertama akan terbiasa dengan pengucapan dan aksen yang jelas dibandingkan dengan anak yang menggunakan metode kedua. Namun, apapun metodenya yang perlu diperhatikan adalah suasana belajarnya. Pelafalan bahasa Jepang pada umumnya dilafalkan sesuai dengan tulisan. Aksara Bahasa Jepang terbagi 4 yaitu hiragana, katakana, kanji dan romaji (aksara latin) (Kawarazaki, 1998:7) A, I, U, E, O Ka, Ki, Ku, Ke, Ko Sa, Shi, Su, Se, So Ta, Chi, Tsu, Te, To Ha, Hi, Fu, He, Ho Ma, Mu, Me, Mo Na, Ni, Nu, Ne, No Ra, Ri, Ru, Re, Ro Za, Ji, Zu, Ze, Zo Ya, Yu, Yo N METODE Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kegiatan ini maka bentuk kegiatan yang akan dilakukan adalah pengajaran yaitu pengenalan bahasa Asing melalui nyanyian. Dalam prosesnya kegiatan akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode seperti bernyanyi sambil bermain dan bernyanyi dengan menggunakan gerakan. Kegiatan ini disampaikan pada anak usia sekolah kelas 3 SD Terang Bangsa Semarang. Pada proses penyampaian materi teori beberapa metode seperti menyanyi dan demontrasi akan digunakan secara bervariasi. Sedangkan pada

3 materi praktek proses pengenalan bahasa asing melalui nyanyian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari berbagai nyanyian yang disampaikan, maka dapat dibahas sebagai berikut: Pertemuan 1: Atama Kata Hiza Ashi Kepala Pundak Lutut Kaki Mimi me hana hopeta Daun telinga mata hidung pipi Nyanyian disampaikan dengan gerakan, siswa meniru pula menyanyikannya dengan gerakan. Melalui lagu ini siswa dapat mengetahui dan megenal bahasa Jepang melalui kosa kata anggota tubuh, seperti mengucapkan atama = kepala, kata = pundak, hiza = lutut dan lainlain Peretemuan 2: Shuu no Hi wa Harinya Getsuyobi, Kayobi Shuu no Hi wa, Shuu no Hi wa Hari Senin, hari Selasa, harinya, harinya Suiyobi, Mokuyobi Shuu no Hi wa, Shuu no Hi wa Hari Rabu, hari Kamis harinya, harinya Kinyobi, Doyobi Shuu no Hi wa, Shuu no Hi wa Hari Jumat, hari Sabtu, harinya, harinya Nichiyobi, Mainichi Shuu no Hi wa, Shuu no Hi wa Hari Minggu, tiap hari, harinya, harinya Nyanyian disampaikan dengan menggunakan media yaitu kalender, karena isi nyanyian ini berhubungan dengan nama-nama hari. Melalui nyanyian ini siswa dapat mengetahui kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan nama-nama hari. Pertemuan 3: Dora Emon konna koto ii na dekitara ii na anna yume konna yume ippai aru kedo kanaete kureru fushigina POKKE de kanaete kureru sora wo jiyuu ni tobitai na (hai! takekoputaa!) shukudai touban shiken ni otsukai anna koto konna koto taihen dakedo tasukete kureru benrina dougu de tasukete kureru omocha no heitai da (sore! tototsugeki!) anna toko ii na iketara ii na kono kuni ano shima takusan aru kedo ikasete kureru mirai no kikai de kanaete kureru sekai ryokou ni ikitai na (ufufufu doko demo DOA!) Aku ingin begini Aku ingin begitu Ingin ini itu banyak sekali Semua semua semua Dapat dikabulkan Dapat dikabulkan Dengan kantong ajaib Aku ingin terbang bebas Di angkasa Hei... baling baling bambu La... la... la... Aku sayang sekali... Doraemon La... la... la... Aku sayang sekali... Doraemon Nyanyian ini diambil dari sebuah film kartun anak-anak yang berasal dari Jepang. Isi lagu menceritakan kebebasan anak untuk bermain. Melalui lagu ini siswa dapat mengenal kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan bermain. Pertemuan 4: Kawai Ano Ko wa Dare no Manis

4 Nona Manis Siapa yang Punya Nyanyian ini diadopsi dari lagu daerah Maluku yang diterjemahkan dalam bahasa Jepang. Melalui nyanyian ini, siswa dapat mengetahui dan mengenal kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan warna. Pertemuan 5: Naik Kereta Api Kisha ni noroo Naik kereta api Tut, tut, tut Bolehlah naik dengan percuma Kisha ni noroo tuu, tuu, tuu Okane nan te iranai Siapa hendak turut Ayo kawan ku lekas naik Dare ka isshoni ikoo Saa, hayaku norinasai Ke Bandung Surabaya Kereta ku tak berhenti lama Bandon, Surabaya Kisha wa nagaku tomatte inaiyo Nyanyian ini menceritakan tentang perjalanan naik kereta api. Melalui nyanyian ini siswa dapat mengenal kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan alat transportasi. Siswa diajak untuk menyanyikan lagu ini dengan gerakan. Pertemuan 6: Kokoro no Tomo Teman Hidup Anata kara kurushi mi o Ubaeta sono toki Watashi nimo ikite yuku Yuki gawaite kuru Anata to deaumadewa Kodoku Nasasurai bito Sono te no nuku mori o kawjisasete Ai wa itsuwo rarabai, Tabini tsukareta toki Tada Kokoro tommo to, watashi o Yonde Shinji ai kokoro sae dokokani Waserete Hiyo wa naze sugita hino Shiawase oikakeru Shijuka no dooa o hiraki Watashi o tsukandara namida Fuite Ai wa itsumo rarabai, Anata go yowai toki Tada kokoro no tomoto Watashi o yonde Nyanyian ini menceritakan tentang persahabatan. Melalui nyanyian ini siswa dapat mengenal kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan persahabatan. Siswa diajak untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Nyanyian ini sudah dikenal sejak lama, ada beberapa siswa yang sudah hafal liriknya, sehingga pengajar dengan mudah memperkenalkan kosa kata yang ada pada lagu ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dari pelaksanaan kegiatan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) melalui nyanyian yang disampaikan dengan metode bermain yaitu menyanyi dengan gerakan, maka siswa mudah mengenal kosa kata bahasa Jepang, (2) siswa memiliki minat yang tinggi dalam mengenal bahasa Asing khususnya bahasa Jepang. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa ketika bernyanyi, (3) isi nyanyian pendek dan bahasa yang diguna-kan mudah sehingga siswa dengan mudah mencerna dan mengucapkan kosa kata bahasa Jepang.

5 Saran Saran yang disampaikan yaitu dalam mengajarkan bahasa Jepang pada anak usia sekolah sebaiknya suasana pembelajaran dibuat DAFTAR PUSTAKA Anderson, R.H Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dardjowidjojo, Soenjono Psikolinguistik: Memahami Asas Pemerolehan Bahasa. Gramedia. Kawarazaki, Mikio Nihongo Kana Nyuumon. Tokyo: The Japan Foundation senyaman mungkin misalnya, belajar bahasa melalui nyanyian sehingga siswa juga dapat mencerna materi dengan baik dan mudah. Sudono, Anggani Sumber belajar dan Alat Permainan (untuk Anak Usia Dini). Bandung: Grasindo Suparno Media Pengajaran Bahasa. Jakarta: Intan Pariwara Tarigan, H.G Pengajaran Kedwibahasaan. Jakarta: Angkasa

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 3.13. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada analisis, desain, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan pada 30 responden, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA ARAB MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ISLAM MUTIARA HATI

PENGENALAN BAHASA ARAB MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ISLAM MUTIARA HATI PENGENALAN BAHASA ARAB MELALUI NYANYIAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ISLAM MUTIARA HATI Zukhaira FBS, UNNES zukhaira_unnes@yahoo.com Abstrak Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE LOCAL BINARY PATTERNS UNTUK PENGENALAN POLA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA PADA SMARTPHONE

IMPLEMENTASI METODE LOCAL BINARY PATTERNS UNTUK PENGENALAN POLA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA PADA SMARTPHONE IMPLEMENTASI METODE LOCAL BINARY PATTERNS UNTUK PENGENALAN POLA HURUF HIRAGANA DAN KATAKANA PADA SMARTPHONE Rabiuldien Amat 1), Jayanti Yusmah Sari 2), Ika Purwanti Ningrum 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT Rahtu Nila Sepni, Gusdi Sastra, Lady Diana Yusri Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Andalas Padang Abstract This study describes the error kana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI

PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI Lispridona Diner lisjoost@yahoo.com Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Kegiatan pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak, karena dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Akhadiah ( Suhartono :

Lebih terperinci

TRANSLITERASI CITRA AKSARA HIRAGANA MEMPERGUNAKAN JARINGAN BACKPROPAGATION

TRANSLITERASI CITRA AKSARA HIRAGANA MEMPERGUNAKAN JARINGAN BACKPROPAGATION Artikel ini telah dipresentasikan dalam Innovative and Creative Information Technology Conference (ICITech) Jurnal Teknologi Informasi-Aiti Vol. 13 nomor tahun 01, hal 1-19 dengan tema E-Transaction and

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu yang penting dalam mempelajari bahasa asing adalah penguasaan kosakata. Karena kualitas berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kesalahan 2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan

Lebih terperinci

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA Anwardiani Iftaqul Janah Mahasiswa PGPAUD UAD Yogyakarta email: iftaquljanah@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di TK Aisyiyah I Pandean, Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan tinggi dan rendahnya suatu bangsa, dan juga bahasa adalah alat komunikasi antar sesama manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Penelitian ini berupaya untuk menjabarkan suatu fenomena yang terjadi akibat perbedaan bunyi antara dua bahasa, yaitu perbedaan antara ada bunyi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, kini di Indonesia disamping diajarkan bahasa Indonesia, juga diajarkan bahasa asing seperti bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peguasaan Kosakata 2.1.1 Pengertian Kosakata Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata yang dimiliki

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Kepala Play Group Islam Terpadu Permata Hati Ngaliyan Semarang Guru SKI

PEDOMAN WAWANCARA Kepala Play Group Islam Terpadu Permata Hati Ngaliyan Semarang Guru SKI PEDOMAN WAWANCARA Kepala Play Group Islam Terpadu Permata Hati Ngaliyan Semarang 1. Bagaimana pembelajaran agama Islam secara umum di play group Islam Terpadu Permata Hati Ngaliyan Semarang dan bagaimana

Lebih terperinci

DOSEN : TEAM TEACHING Drs. AHMAD DAHIDI, M.A. LINNA MEILIA.R, M. Pd. JUJU JUANGSIH, M.Pd. NOVIYANTI. A, M. Pd.

DOSEN : TEAM TEACHING Drs. AHMAD DAHIDI, M.A. LINNA MEILIA.R, M. Pd. JUJU JUANGSIH, M.Pd. NOVIYANTI. A, M. Pd. Silabus 1 08/09 SILABUS SHOKYU SAKUBUN I TAHUN AKADEMIK 2008/ DOSEN : TEAM TEACHING Drs. AHMAD DAHIDI, M.A. LINNA MEILIA.R, M. Pd. JUJU JUANGSIH, M.Pd. NOVIYANTI. A, M. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

Lebih terperinci

LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU

LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU 1 LEARNING MOTIVATION KANJI ON STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM UNIVERSITY OF RIAU Rozi saputra, Hana Nimashita, Nana Rahayu Rozi_saputra1515@gmail.com, hana_nimashita@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA * PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA * Dewi Kania Izmayanti Staf Pengajar Jurusan Bahasa Jepang Universitas Bung Hatta, Padang idewikania@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG. kata daigaku universitas terdiri atas dua huruf kanji yaitu dai dan gaku.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG. kata daigaku universitas terdiri atas dua huruf kanji yaitu dai dan gaku. BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA JEPANG 2.1 Morfem Dalam Bahasa Jepang Morfem (keitaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke

Lebih terperinci

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah surel: sutabinde1@yahoo.com ponsel: 081228131346 Abstrak Bidang studi Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki banyak keunikan dan perbedaan, antara bahasa satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya yaitu bahasa Jepang yang memiliki empat jenis huruf

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, dan dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) lokasi dan subjek,

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Dan Penggunaan Papan Flanel di Kelas I SD Negeri 1 Palu

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Dan Penggunaan Papan Flanel di Kelas I SD Negeri 1 Palu Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme Dan Penggunaan Papan Flanel di Kelas I SD Negeri 1 Palu Nurnaningsih Mile SD Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK BERNYANYI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA-KATA BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI

PENGGUNAAN TEKNIK BERNYANYI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA-KATA BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI PENGGUNAAN TEKNIK BERNYANYI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA-KATA BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI Khoirotun Ni mah Universitas Islam Darul Ulum Lamongan khoirotunnikmah@unisda.ac.id Abstract Penelitian

Lebih terperinci

Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang

Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang Permainan Kartu pada Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Keterampilan dalam Berbahasa Jepang Disusun oleh: Woro Esthi Hartiwi, S.Pd Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : woroharyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Setelah peneliti melaksanakan pengumpulan data, maka dapat disajikan data tentang kemampuan penguasaan kosa kata siswa

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak

Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Pemanfaatan Lagu Anak Indonesia dalam Keluarga Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi Pada Anak Maya Dewi Kurnia Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon 1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Anak merupakan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta

Lebih terperinci

Renungan Kids Impact Happy 1

Renungan Kids Impact Happy 1 1 Pokok Anggur Senin Yoh 15:5a Yesus adalah pokok anggur, dan aku adalah ranting-rantingnya. Seperti tanaman anggur yang dekat dengan rantingnya, aku harus tinggal dekat didalam Yesus agar aku bisa berbuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK Sri Muryanti (10261617) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Abstrak Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Begitu pula dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun di balik semua itu, negara ini masih tertinggal jauh dari negara-negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. namun di balik semua itu, negara ini masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang subur dan kaya akan sumberdaya alamnya, namun di balik semua itu, negara ini masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. Negara

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: Lestari A

Diajukan Oleh: Lestari A UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK DENGAN METODE BACA CEPAT ALA GLENN DOMAN DI KELOMPOK BERMAIN ISLAM PELANGI GONILAN, KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014-2015 Artikel Publikasi Diajukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK MELALUI METODE MIND MAPPING PADA ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

(Ninin Harjiyanti) 3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Semarang

(Ninin Harjiyanti)   3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Semarang PENGGUNAAN METODE SING TO PLAY SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DI DESA GANGIN KOTA SEMARANG Chalimatus Sa diyah 1), Ninin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar bahasa Jepang menghadapi banyak kendala untuk menguasai bahasa Jepang. Salah satu faktornya yaitu perbedaan huruf yang dimiliki oleh bahasa Jepang

Lebih terperinci

MEDIA GLENN DOMAN SEBAGAI PENGAJARAN MEMBACA DAN MEMPERKAYA ENGLISH VOCABULARY ANAK SECARA MANDIRI DI RUMAH

MEDIA GLENN DOMAN SEBAGAI PENGAJARAN MEMBACA DAN MEMPERKAYA ENGLISH VOCABULARY ANAK SECARA MANDIRI DI RUMAH MEDIA GLENN DOMAN SEBAGAI PENGAJARAN MEMBACA DAN MEMPERKAYA ENGLISH VOCABULARY ANAK SECARA MANDIRI DI RUMAH Oleh: Nur Hidayat, Rahmawati Sukmaningrum, Siti Musarokah, Faiza Hawa IKIP PGRI Semarang faizahawa@yahoo.com

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah : Bahasa Jepang 2 Kode/SKS : 2 Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU/MKDP/MKKP/MKKF/MKKPS/MKPP *) Status Mata Kuliah : Wajib/Pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 70 71 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SD Negeri 02 Ngenden Tema : Diri Sendiri Kelas / Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (pertemuan

Lebih terperinci

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Lampiran 1 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Non Akademik - UKSW DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Waktu Penilaian : YANG DINILAI a. Nama b. NIP c. Pangkat,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 1 diri sendiri Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3)

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) L1 LAMPIRAN Kuisioner Awal 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) 2. Apakah Anda memiliki akses internet untuk laptop atau komputer? Ya

Lebih terperinci

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN BELAJAR SALAH SATU KUNCI BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT Filosofi kata bimba Prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi, morfologi, semantik, dan sintaksis terhadap anak-anak sebagai bahasa pertama. Pemerolehan fonologi adalah

Lebih terperinci

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 1 November 2015 9-14 Analisis

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI POS PAUD DAHLIA VII DESA PONDOK KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ). Huruf hiragana dan katakana disebut huruf kana ( ). 1946, pemerintah Jepang mengeluarkan daftar 1850 Kanji Masa Kini (

BAB II LANDASAN TEORI. ). Huruf hiragana dan katakana disebut huruf kana ( ). 1946, pemerintah Jepang mengeluarkan daftar 1850 Kanji Masa Kini ( BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kanji sebagai Aksara Bahasa Jepang Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, aksara yang dipakai dalam penulisan bahasa Jepang disebut moji ( ). Moji mencakup hurufhuruf yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia

Lebih terperinci

Resensi Buku. Melia Dewi Judiasri *)

Resensi Buku. Melia Dewi Judiasri *) Resensi Buku Melia Dewi Judiasri *) Judul Buku : Japanese for Young People Kana Workbook にほんごをかく Penulis : Sachiko Adachi dkk. Penerbit : AJALT (The Association for Japanese Language Teaching) Tebal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara dapat dipahami lawan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DI KELAS VII.A SMPN 2 SUNGAI PENUH

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DI KELAS VII.A SMPN 2 SUNGAI PENUH PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DI KELAS VII.A SMPN 2 SUNGAI PENUH Oleh: Yulia Elviza 1, Emidar 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA.

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA. 1 BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA Oleh : Ni Wayan Rusprianti 1001705026 Program Studi Sastra

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) Alfa Ceria Agustina (1) Sri Suwarno (2) Umi Proboyekti (3) sswn@ukdw.ac.id othie@ukdw.ac.id Abstraksi Saat ini jaringan saraf tiruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi sosial. Mengingat pentingnya bahasa maka seseorang harus mempelajari bahasa untuk

Lebih terperinci

1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS

1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 35 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Lingkungan Kelas/Semester : II / 1 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit ( 3 x pertemuan) Pelaksanaan : 27

Lebih terperinci

METODE DEDISCERTA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

METODE DEDISCERTA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA METODE DEDISCERTA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Santie Destiari Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandung Jl. Cikutra No.77, Cikutra, Cibeunying Kidul, Bandung 40124, Indonesia e-mail: santiedesti06@gmail.com

Lebih terperinci

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya?

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Coba kamu praktikkan gerakan membersihkan papan tulis, membersihkan

Lebih terperinci

www.catatanbund4.wordpress.com i Petunjuk Mengajar Petunjuk mengajar ini sangat penting untuk diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. 1. Dilarang keras mengeja.

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) MENINGKATKAN PENGENALAN ANGGOTA TUBUH BAGIAN ATAS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG Oleh: Yetti Suheri Abstract This research of class activity purpose to know and to make the result of study

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyaksikan kejadian di suatu negara pada waktu bersamaan dengan bantuan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyaksikan kejadian di suatu negara pada waktu bersamaan dengan bantuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dengan perkembangan dunia modern saat ini memungkinkan manusia sudah tidak mengenal waktu, jarak dan batas lagi. Seluruh penduduk di dunia bisa menyaksikan

Lebih terperinci

Lispridona Diner Universitas Negeri Semarang

Lispridona Diner Universitas Negeri Semarang IMPLEMENTASI METODE TEMATIK INTEGRATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Lispridona Diner Universitas Negeri Semarang lisjoost@yahoo.com Abstrak Dalam belajar bahasa diperlukan empat kemampuan berbahasa

Lebih terperinci

Penerapan Linear Congruent Method Pada Game Edukasi Tebak Huruf Hiragana Dan Katakana Berbasis Android

Penerapan Linear Congruent Method Pada Game Edukasi Tebak Huruf Hiragana Dan Katakana Berbasis Android Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Penerapan Linear Congruent Method Pada Game Edukasi Tebak Huruf Hiragana Dan Katakana Berbasis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PINTAR Isnandani ), Jenny I. S. Poerwanti ), Djaelani ) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail

Lebih terperinci

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan bab tema makanan dan kesehatan satuan pengukuran waktu setiap pagi bayu selalu sarapan pagi ini ia menikmati sarapan dengan lahap ia makan nasi sayur dan lauk tidak lupa ia minum segelas susu jam menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran dan pembelajaran, yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI PAUD SULASTRI A53B111027

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI PAUD SULASTRI A53B111027 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI BERMAIN LEMPAR BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH TRUNUH, KLATEN SELATAN, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajar dari berbagai belahan dunia. Salah satu negara yang memiliki pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajar dari berbagai belahan dunia. Salah satu negara yang memiliki pembelajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang memiliki banyak pembelajar dari berbagai belahan dunia. Salah satu negara yang memiliki pembelajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ). Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BABA V PENUTUP. musik gambus menjadi bagian dari kehidupan budaya Lamaholot. musik gambus seolah-olah tersingkir dari kehidupan budaya setempat.

BABA V PENUTUP. musik gambus menjadi bagian dari kehidupan budaya Lamaholot. musik gambus seolah-olah tersingkir dari kehidupan budaya setempat. BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Musik gambus merupakan musik yang berasal dari Asia Tengah dan dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu. Walaupun masuk bersamaamn dengan masuknya agama Islam namun tidak diketahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 04 Karang Tinggi. tahun pelajaran 2012/2013 Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 04 Karang Tinggi. tahun pelajaran 2012/2013 Penelitian ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini dilakukan pada semester genap (II) di kelas III SD Negeri 04 Karang Tinggi. tahun pelajaran 2012/2013 Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN Noni Marlina 1) dan Faqih Hakim Hasibuan 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen

Lebih terperinci

METAFORA DALAM LIRIK LAGU KOKORO NO TOMO KARYA ITSUWA MAYUMI

METAFORA DALAM LIRIK LAGU KOKORO NO TOMO KARYA ITSUWA MAYUMI METAFORA DALAM LIRIK LAGU KOKORO NO TOMO KARYA ITSUWA MAYUMI Akhmad Saifudin (akhmad.saifudin@dsn.dinus.ac.id) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dian Nuswantoro Abstract: This article discusses the meaning

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BELAJAR KIMIA ASYIK DAN MENYENANGKAN

BELAJAR KIMIA ASYIK DAN MENYENANGKAN BELAJAR KIMIA ASYIK DAN MENYENANGKAN Oleh :Sri Suryani, S.Pd Guru MAN 1 (MODEL) Lubuklinggau Pelajaran kimia dianggap sebagian besar siswa menjadi pelajaran yang sulit dipahami dan dimengerti.permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember 1 Pendahuluan Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember Applying Role Playing Methods to Improve the Fifth Grade Students' Speaking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti yang sudah kita ketahui dan amati bersama, perkembangan bahasa Jepang khususnya di Indonesia pada masa sekarang sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA FILM PENDEK VERSI EAGLE AWARDS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF

KEEFEKTIFAN MEDIA FILM PENDEK VERSI EAGLE AWARDS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF KEEFEKTIFAN MEDIA FILM PENDEK VERSI EAGLE AWARDS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF Stella Talitha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

BENTUK DAN PERBEDAAN MAKNA [UCHI NI], [AIDA NI], DAN [KAGIRI] YANG BERFUNGSI SEBAGAI SETSUZOKUSHI DALAM NOVEL RYOMA GA YUKU KARYA RYŌTARŌ SHIBA.

BENTUK DAN PERBEDAAN MAKNA [UCHI NI], [AIDA NI], DAN [KAGIRI] YANG BERFUNGSI SEBAGAI SETSUZOKUSHI DALAM NOVEL RYOMA GA YUKU KARYA RYŌTARŌ SHIBA. BENTUK DAN PERBEDAAN MAKNA [UCHI NI], [AIDA NI], DAN [KAGIRI] YANG BERFUNGSI SEBAGAI SETSUZOKUSHI DALAM NOVEL RYOMA GA YUKU KARYA RYŌTARŌ SHIBA oleh K. Nastya Anggaraini 1001705008 Program Studi Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci