BAB 1 PENDAHULUAN. dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha industri dewasa ini dan masa mendatang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi tingkat produktivitas dan seberapa bersaingnya harga produk di pasar tetapi juga kualitas produk, kenyamanan, kemudahan serta ketepatan waktu dalam pencapaiannya. Karakteristik lingkungan dunia usaha industri saat ini ditandai oleh perkembangan yang sangat cepat di segala bidang. Persaingan ekonomi yang semakin ketat menuntut kepekaan manajemen suatu perusahaan untuk mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Kualitas dan harga dari suatu produk memang masih memegang peranan yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan penjualan produk tersebut di pasar, namun kemampuan perusahaan dalam meyediakan produk dalam jumlah dan waktu yang tepat merupakan faktor penentu dari kesuksesan dari produk tersebut. Hal ini tentunya tidak terlepas dari manajemen permintaan, perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas yang baik yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

2 2 Manajemen permintaan dimana perusahaan mampu meramalkan permintaan mendatang akan produknya, kemudian dibuatkan penjadwalan induk dan material apa saja yang dibutuhkan dalam setiap periodenya yang tentunya harus disesuaikan dengan kapasitas yang tersedia. Sepatu merk Nike memiliki bermacam jenis sepatu olahraga, seperti : sepatu bola, sepatu tennis, sepatu basket dan sepatu lari. Dari berbagai jenis sepatu tersebut, ruang lingkup kegiatan PT Pratama Abadi Industri bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari ( running shoes ). Perusahaan ini memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik untuk anak anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT Pratama Abadi Industri sesuai dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Dengan melakukan peramalan permintaan yang tepat, PT Pratama Abadi Industri dapat senantiasa menyediakan produk sesuai jumlah pesanan sehingga dapat menjadi kestabilan produksi, dan untuk memastikan ketersediaan produknya tiap periode, peramalan harus ditidaklanjuti dengan perhitungan aggregate planning, Resource Reqiurement Planning, penyusunan jadwal produksi induk (Master Production Scheduling = MPS) yang divalidasi dengan Rough Cut Capacity Planning, yang dilanjutkan dengan pembuatan perencanaan kebutuhan material (Material Ruquirement Planning = MRP), kemudian divalidasi dengan Capacity Requirement Planning, secara tepat berdasarkan struktur produk sesuai dengan Bill of Material yang tepat. Keseluruhan proses tersebut diatas juga disebut sebagai satu kesatuan Manufacturing Resource Planning (MRP II).

3 3 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah PT Pratama Abadi Industri berencana untuk menurunkan toleransi over run pada tiap-tiap factory, dimana toleransi over run sebesar 11% dari total produksi. PT Pratama Abadi Industri berencana menurunkannya hingga 5% dari total produksi, untuk mengurangi kelebihan produksi rata-rata 5500 unit tiap modelnya.over run adalah kuantitas dari kelebihan produksi yang terjadi. Pengurangan over run dipengaruhi oleh adanya keterbatasan tempat penyimpanan atau gudang yang disediakan oleh pabrik sehingga pada kondisi aktual pihak pabrik menggunakan sebagian space kosong di lantai produksi sehingga mengganggu jalannya produksi. Selain permalasahan diatas, pihak pabrik sering menghadapi kesulitan dalam memenuhi perubahan permintaan yang terjadi di tengah periode, dimana kasus yang sering terjadi adalah penambahan jumlah order yang terjadi mendadak, yang tidak bisa diatasi dengan stock yang ada. 1.3 Ruang Lingkup Produk yang di teliti hanya pada ukuran 10 atau man shoes. Periode perhitungan dalam 1 bulan digunakan waktu 4 minggu, dan untuk waktu produksi 1 minggu adalah 6 hari kerja. Data penjualan sepatu yang didapatkan dari periode November 2005 sampai April 2008 yaitu sebanyak 30 data dan sudah cukup untuk dilakukan perhitungan selanjutnya.

4 4 Penelitian mengenai usulan penerapan sistem MRP II ini hanya sampai pada tingkat perencanaan operasional dan tidak sampai hasil implementasi atau penerapan dan tidak memperhitungkan faktor biaya penerapan sistem. Data yang digunakan untuk analisa dan pembahasan adalah data-data pemesanan bahan baku, waktu tunggu bahan baku yang akan digunakan dari waktu perusahaan melakukan pemesanan sampai pada waktu bahan baku tersebut tiba di gedung. Safety stock bahan baku yang menjadi kebijakan perusahaan atas pertimbangan yang berdasarkan pengalaman. Data-data yang berkaitan dengan perencanaan kebutuhan kapasitas seperti efisiensi, set-up mesin, dan lain-lain didapatkan dari nilai rata-rata keseluruhan sesuai data dan informasi dari pihak perusahaan yang terkait. Tipe atau model sepatu NIKE yang diteliti lebih lanjut, ditentukan berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi ABC yaitu kelompok produk A. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian a. Menerapkan pendekatan peramalan permintaan konsumen dengan metode yang tepat agar perusahaan dapat mengantisipasi jumlah permintaan konsumen terlebih dahulu.

5 5 b. Membuat perhitungan perencanaan agregat untuk mendapatkan pola produksi dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan. c. Membuat perhitungan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (Resource Requirement Planning) untuk mengetahui kecukupan sumber daya. d. Menyusun jadwal produksi induk (Master Production Scheduling) untuk produk NIKE golongan A yang diproduksi oleh PT Pratama Abadi Industri. e. Membuat perhitungan Rough Cut Capacity Planning untuk memvalidasi MPS. f. Menyusun Kebutuhan Material (Material Requirement Planning = MRP) untuk produk NIKE golongan A yang diproduksi oleh PT Pratama Abadi Industri sesuai dengan Bill of Material. g. Membuat perhitungan Capacity Requirement Planning yang berguna untuk memvalidasi MRP Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi pihak perusahaan adalah sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang, sehingga dapat :

6 6 Merencanakan prioritas dan kapasitas agar dapat memenuhi target produksi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Mengoptimalkan sistem produksi yang dilakukan oleh bagian produksi sehingga dapat mengontrol inventory atau persediaan. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Umum perusahaan PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu Mitra Kerja Nike-Indo Coorporation di Indonesia yang memproduksi sepatu olahraga merk Nike. Berdiri pada tanggal 12 Juni Bentuk dari perusahaan ini adalah PMA ( Penanaman Modal Asing ), dimana pemiliknya adalah Mr. Seo Yeoung Yul, warga berkebangsaan Korea. PT. Pratama Abadi Industri memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya yaitu : Meningkatkan kualitas hidup konsumen dengan menyediakan sepatu atletik yang berkualitas tinggi dengan produk dagang Nike, dengan produk utamanya Runing Category Shoes. Demi tercapainya visi dan misi tersebut, perusahaan juga membuat motto : Small but the best in the world. PT. Pratama Abadi Industri dipimpin oleh presiden direktur dan kegiatan operasional produksi yang membawahi dapartemen departemen produksi. Di PT Pratama Abadi Industri kapasitas produksi per bulannya

7 7 mencapai pasang sepatu untuk diekspor ke Beverton (USA) untuk kemudian disebarluaskan ke berbagai negara seperti Belgia, Kanada, Jepang, dan lain-lain. Sejak PT Pratama Abadi Industri didirikan, perusahaan ini telah menerapkan system Direct Line untuk memproduksi produknya, dimana pada sistem ini akan membutuhkan banyak inventory / persediaan demi berlangsungnya produksi secara terus menerus. Sehingga dapat dipastikan (telah terbukti) bahwa proses produksi tidak pernah kekurangan bahan baku sehingga proses produksi tersebut dapat terus berjalan. Namun tanpa disadari persediaan / inventory yang banyak tersebut menimbulkan masalah yang lain, yaitu biaya yang besar dan jumlah cacat produksi yang cukup banyak karena semakin besar inventory, maka akan semakin sulit untuk dikontrol. Perusahaan menyadari betul bahwa bukan yang terkuat / terpintar yang dapat berjalan, tapi yang paling mudah beradaptasi terhadap perubahan. Oleh karena itu pada tahun 2003 pihak perusahaan mulai untuk menguji coba sistem baru yang terinspirasi dari lean system manufacturing memegang salah satu prinsip, yaitu segala sesuatu yang tidak terpakai / tidak dibutuhkan akan dihilangkan. Sistem ini dikenal dengan nama NOS (Novus Ordo Seclorum) yang artinya Era Baru Telah Dimulai. Tujuan dari NOS antara lain : Kualitas lebih baik Biaya operasi lebih rendah

8 8 Lead time lebih pendek Fleksibilitas lebih besar Sistem NOS memiliki konsep yang sama dengan Just in Time dimana segala jumlah dan waktu penyediaan dibuat agar tepat saat dibutuhkan. Jadi, NOS hanya akan memproduksi produknya sesuai kebutuhan / permintaan pasar saja. Meskipun perusahaan telah menerapkan sistem NOS, bukan berarti sistem Direct Line akan dihilangkan. Perusahaan tetap memakai sistem Direct Line dengan beberapa pertimbangan, seperti akan banyaknya pekerja yang harus diberhentikan jika sistem Direct Line dihilangkan karena perlu diketahui bahwa perusahaan memakia sistem padat karya dalam merekrut para pekerjanya Struktur Organisasi Perusahaan PT Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang memiliki struktur organisasi fungsional dengan melibatkan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas fungsional berkaitan ke dalam satu kelompok. Untuk lebih jelasnya, PT Pratama Abadi Industri dapat dilihat pada lampiran.

9 9 Dari hasil kerjasama PT. Pratama Abadi Industri dengan LPT-UI (Lembaga Psikologi Terapan Univ. Indonesia), PT. Pratama Abadi Industri telah melakukan restrukturisasi organisasi secara internal dan menyeluruh. Hal ini dilakukan adalah sebagai upaya pembenahan organisasi dalam menghadapi persaingan dan tantangan di dunia industri sepatu olahraga, dan juga sebagai upaya peningkatan sistem manajemen dan kinerja seluruh komponen serta jajaran yang ada di dalam tubuh organisasi PT. Pratama Abadi Industri. Presiden Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, khususnya dalam mensupport pelaksanaan proses produksi secara independent dibantu oleh 2 lembaga yang kedudukannya setara dengan DIrektur, yaitu : 1. Dept. Industrial Engineering : Mr. Choi Young Do 2. Dept. Quality Assurance : Mr. Nooh Berikut di bawah ini adalah gambaran struktur organisasi PT. Pratama Abadi Industri yang terdiri dari 6 Direktorat dan masing masing dipimpin oleh seorang Direktur : 1. Direktorat Operasional : Mr. Im Young Yul 2. Direktorat Support : Mr. Kim Beum Soon 3. Direktorat Produksi 1 : Mr. Yoon Ho Yoon 4. Direktorat Produksi 2 : Mr. Gregorius Djap 5. Direktorat Business Management : Mr. Billy Kim

10 10 6. Direktorat Product Development : Mr. Lee Young Ha A. Direktorat Operasional Direktorat opearsional terdiri dari 3 departemen, dipimpin oleh seorang Direktorat dan dibantu oleh seorang : General Manager HRD GA : H. Abdi Rahman Masing masing departemen dipimpin oleh seorang Department Head : 1. Departemen Personalia HRD : Iwan Setiawan, SH. Ir. Lutfi Taufik 2. Departemen General Affair : Drs. Dida Juanda 3. Departemen Legal Affair : Ivan Siregar B. Direktorat Support Direktorat support terdiri dari 3 departemen, dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head untuk masing masing departemen. 1. Departemen Accounting : Drs. Suharto 2. Departemen Logistic : Effendi Siregar 3. Departemen EDP : Ir. Purwono C. Direktorat Produksi Direktorat Produksi terdiri dari 13 departemen, dipimpin oleh 2 orang Direktur Produksi 1 dan 2 yang dibantu oleh Technical Advisor dan Dept. Head untuk masing masing departemen. 1. Departemen PPIC : Suyatmi

11 11 2. Departemen Laboratorium : Rahmat Sulaiman 3. Departemen Upper : Slamet Widodo 4. Departemen Mixing : Muhail 5. Departemen Assembling : Ilham Qawiyayudin 6. Departemen Outsole Press : Sutikno 7. Departemen Direct Line : Eri Subagio 8. Departemen Phylon : Tunggul Situmorang 9. Departemen Poly urethane : Mukti Ali 10. Departemen Stockfit : Usman Kodrat 11. Departemen Maintenance : Ir. Syahrul Rizal 12. Departemen NOS : Gregorius,ST 13. Departemen QA : Guntur Irianto D. Direktorat Business Management Direktorat Business Management terdiri dari 2 departemen, dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head untuk masing masing departemen. 1. Departemen Business Relation : Drs. Salim Mulia 2. Departemen Coorporate Responsibility : DR. Ir. Christyawati. K E. Direktorat Product Development Direktorat Product Development terdiri dari 1 departemen, dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang General Manager. 1. Departemen IDC : Drs. Vicky Raynal

12 Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab Setiap karyawan memiliki tugas dan wewenangnya masingmasing sesuai dengan struktur organisasi yang ada dan telah diatur oleh perusahaan. Pembagian tugas dan wewenang harus jelas dan tepat sesuai dengan jabatan dan ruang lingkup kerja yang dimilikinya. Secara khusus, tugas dan wewenang pekerja diatur oleh orang yang memiliki kewenangan dalam ruang lingkup kerjanya. Dalam berorganisasi perlu adanya kolaborasi dan kerjasama yang erat antara masing-masing departemen untuk mewujudkan kinerja yang optimal. Dengan adanya tugas dan wewenang yang jelas maka karyawan dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta kepada siapa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. Berdasarkan struktur organisasi, urain tugas dan tanggung jawab untuk beberapa jabatan factory 3 perusahan sebagai berikut : o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Manager : Manufacturing Director Tugas dan Tanggung Jawab : 1. Bersama dengan PPIC dan Process Support Coordinator, menyusun rencana kerja factory. 2. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di factory 3.

13 13 3. Memberi saran penyelesaian masalah produksi yang tidak dapat ditangani bawahan langsung sesuai dengan keahlian. 4. Melakukan tindak lanjut terkait peningkatan kualitas hasil produksi dan pengembangan sistem / prosedur kerja di factory Menyiapkan hal hal yang diperlukan dalam audit MESH internal atau eksternal di factory 3. o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Assistant Manager : Manager Tugas dan Tanggung Jawab : 1. Mengontrol jalannya aktivitas produksi dan dukungan produksi pembuatan sepatu untuk memastikan tercapainya target produksi (Kuantitas dan kualitas) di lingkup departemen. 2. Mengadakan pertemuan koordinasi berkala dengan jajaran manajemen di bawahnya tentang masalah produksi, dukungan produksi, dan memproduksi di lingkup departemen. 3. Mengajukan usulan tentang promosi dan transfer karyawan kepada Factory Manager berdasarkan masukan dari bawahan langsung. 4. Memberikan laporan terkait isyu-isyu MESH di departemen kepada Factory Manager.

14 14 o Nama Pekerjaan : NOS Line 1-2 Value Stream Coordinator Bertanggung Jawab Ke : Manager Tugas dan Tanggung Jawab: 1. Menganalisis kesiapan seluruh sumber daya yang digunakan untuk proses produksi sepatu secara berkala. 2. Mengatur pembagian sumber daya di NOS line 1-2 untuk mencapai target produksi. 3. Bersama Section Head, mengadakan pertemuan koordinasi berkala dengan jajaran manajemen di bawahnya tentang masalah produksi dan non-produksi. 4. Bekerjasama dengan staff IE, NOS, & QA Dept. dalam analisis dan pengarahan untuk implementasi proses / cara kerja / tools baru di NOS line Memberi masukan kepada Factory Manager tentang kondisi karyawan di NOS line 1-2 (jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja). 6. Menilai kinerja Upper Line Group Leader & Assembling Line Group Leader secara berkala sesuai peraturan yang berlaku. o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Process Support Coordinator : Assistant Manager

15 15 Tugas dan Tanggung Jawab : 1. Bersama dengan Manager, Assistant Manager, dan PIC PPIC, menyusun rencana kerja factory serta menginformasikannya ke jajaran manajemen di bawahnya. 2. Bersama PIC CR memberikan pelatihan terkait isyu-isyu MESH kepada bawahan langsung. 3. Mengatur pembagian sumber daya di lingkup Process Support agar dapat memberi dukungan terhadap kelancaran produksi sepatu di factory. o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Group Leader : Section Head / Dept. Head / Factory Manager. Tugas dan Tanggung Jawab: 1. Memberi informasi secara berkala tentang kondisi sumber daya di groupnya kepada Value Stream Coordinator. 2. Mengatur pembagian kerja dan menilai kinerja Team Leader sesuai standar kerja yang ada untuk memenuhi target produksi. 3. Mengadakan koordinasi dengan Group Leader / Team Leader dalam satu aliran produksi sepatu tentang aktivitas produksi secara kontinyu. 4. Membuat laporan pencapaian target produksi proses (cutting, sewing, stockfit, assembling).

16 16 o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Team Leader : Group Leader / Section Head Tugas dan Tanggung Jawab : 1. Memeriksa kesiapan sumber daya yang akan digunakan dalam proses (cutting, sewing, stockfit, assembling) setiap hari sesuai standar. 2. Memberikan instruksi kepada bawahan langsung tentang target produksi setiap hari. 3. Menyampaikan evaluasi terhadap pencapaian target produksi setiap hari kepada bawahan langsung.. 4. Mengawasi proses kerja dan memeriksa hasil kerja bawahan langsung selama aktivitas berlangsung. 5. Menyelesaikan masalah teknis yang terjadi pada proses di dalam team. o Nama Pekerjaan Bertanggung Jawab Ke : Operator : Team Leader Tugas dan Tanggung Jawab : 1. Memeriksa kesiapan peralatan kerja sesuai standar pemeriksaan yang ada. 2. Menghadiri briefing harian yang dipimpin oleh atasan langsung untuk mendapatkan instruksi tentang target produksi dan hasil kerja sebelumnya.

17 17 3. Menjalankan aktivitas sesuai prosedur kerja standar. 4. Memelihara peralatan kerja sesuai pedoman pemeliharaan yang ada. 5. Melapor kepada atasan langsung ketika terjadi masalah untuk mendapatkan penanganan segera. 6. Mengikuti kegiatan pendidikan atau pelatihan yang ditugaskan oleh perusahaan. 7. Membaca dan menyimak informasi atau pengumuman (tertulis atau lisan) yang dikeluarkan oleh factory atau perusahaan Pengaturan Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah perusahaan yang menggunakan sistem padat karya dalam merekrut tenaga kerjanya. Bentuk perusahaan adalah PMA (Penanaman Modal Asing), sehingga di dalamnya terdapat tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing. Berdasarkan data karyawan terakhir, tercatat tenaga kerja Indonesia yang bekerja pada PT. Pratama Abadi Industri (pada berbagai jabatan). Berikut adalah jumlah karyawan / factory : Factory 1 Factory 2 Factory 3 : 1679 orang : 1376 orang : 1299 orang

18 18 Factory 4 Factory 5 : 1579 orang : 2785 orang PPIC sebanyak 100 orang, maintenance sebanyak 126 orang, Quality Assurance (QA) sebanyak 211 orang, Industrial Engineering (IE) sebanyak 13 orang, personalia (HRD) sebanyak 35 orang, CR sebanyak 5 orang, IDC sebanyak 242 orang, Technical sebanyak 17 orang, logistic sebanyak 52 orang, sekretaris sebanyak 1 orang, trading sebanyak 15 orang, IT sebanyak 30 orang, customer service sebanyak 5 orang, satpam dan lainnya sebanyak 122 orang, dan sisanya tersebar pada bagian lain sebanyak 884 orang. Perusahaan telah menetapkan Perjanjian Kerja Bersama yang telah terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten. Perjanjian Kerja Bersama dibuat dan disetujui oleh PT. Pratama Abadi Industri dengan serikat pekerja yang menyangkut tentang hubungan ketenagakerjaan industrial yang ditetapkan demi kepentingan bersama. Untuk hal-hal yang merupakan tanggung jawab, disiplin, tata tertib, dan peraturan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini diberlakukan untuk semua karyawan.

19 19 Selama jam kerja dan berada di wilayah perusahaan, semua pekerja berkewajiban mentaati peraturan kerja yang berlaku. Setiap pekerja wajib memenuhi dan mentaati hal-hal berikut : a. Mulai bekerja di tempat tugasnya masing-masing teapat pada jam kerja yang telah ditetapkan dan tidak dibenarkan meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya kecuali dengan ijin atasan. b. Mengikuti dan memenuhi petunjuk dan instruksi yang diberikan oleh atasannya atau pimpinan perusahaan. c. Memelihara dan menjaga dengan baik milik perusahaan yang dipercayakan kepadanya dan melapor kepada perusahaan jika terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian maupun bahaya bagi perusahaan. d. Memelihara alat-alat kerja, mesin, dan lingkungan kerja untuk mencegah timbulnya bahaya dalam bekerja. e. Memakai alat keselamatan kerja dan berpakaian seragam yang telah ditetapkan. Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja atas peraturan yang dibuat dalam Perjanjian Kerja Bersama akan menyebabkan pekerja yang bersangkutan dikenakan sangsi yang merupakan korektif dan pengarahan terhadap tindakan pekerja.

20 20 Jam kerja yang berlaku pada PT. Pratama Abadi Industri adalah sama untuk seluruh tenaga kerja. Hari kerja adalah hari senin sampai sabtu, sedangkan pada hari Minggu perusahaan tidak beroperasi sama sekali. Seluruh tenaga kerja diwajibkan hadir pada hari-hari kerja yangtelah ditentukan oleh perusahaan, kecuali pada hari-hari raya resmi oleh pemerintah ataupun terdapat kebijakan tertentu dari perusahaan. Hari kerja : Senin Jumat Jam kerja : 1. Shift Siang : WIB (jam kerja normal) WIB (jam kerja normal) 2. Shift Malam : WIB (jam kerja normal) WIB (jam kerja normal) Waktu istirahat ditetapkan sebagai berikut : 1. Shift Siang : WIB 2. Shift Malam : WIB

21 21 Dengan memperhatikan kepentingan perusahaan, maka perusahaan akan meminta kepada pekerja untuk melaksanakan kerja lembur di luar jam kerja biasa. Karyawan akan melaksanakan kerja lembur apabila terjadi hal di bawah ini : o Dalam jangka waktu tertentu banyak pekerjaan yang belum tertuntaskan. o o Permintaan pusat harus segera dipenuhi secepatnya. Dalam keadaan darurat atau karena tertundanya produksi karena mesin rusak dan target produksi tidak terpenuhi. o Kesanggupan pekerja dan sudah disepakati oleh atasannya Pemasaran Pemasaran merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen seefisien mungkin dengan maksud menciptakan permintaan efektif. Tugas utama yang dilakukan pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada pembeli dengan segala kemampuan untuk dapat menjual produknya secara terus menerus.

22 22 Pemasaran juga merupakan akhir dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan perusahaan dan menjadi penentu dari keberhasilan perusahaan. Keberhasilan atau kesuksesan dari sebuah perusahaan tergantung dari koordinasi seluruh departemen terkait yang terdapat di dalam perusahaan, antara lain : koordinasi antara departemen marketing, PPIC, dan purchasing. Tetapi PT. Pratama Abadi Industri tidak memiliki departemen marketing karena pada dasarnya perusahaan hanya memproduksi, sedangkan yang memasarkan ataupun menjual diserahkan kepada pabrik pusat yang terletak di Beverton, USA Hasil Produksi Hasil produksi merupakan tujuan utama perusahaan dari kegiatan operasional yang dilaksanakan perusahaan. Hasil produksi berupa produk-produk sepatu dengan berbagai jenis tertentu. Produk yang dihasilkan oleh PT. Pratama Abadi Industri adalah sepatu olahraga (running shoes) yang dibagi lagi berdasarkan modelnya. Model sepatu yang diproduksi biasanya akan berubah-ubah dalam jangka waktu yang tidak menentu dan berbeda untuk setiap modelnya ( biasanya cukup lama, sekitar 1 tahun).

23 Distribusi Produk PT. Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang membantu NIKE Income dalam bidang produksi. Dimana setiap produk yang dihasilkan, akan dikirim ke luar negeri (ekspor). Tidak ada satu pun produk yang dijual di Indonesia. Jadi, PT. Pratama Abadi Industri tidak memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan pemasarannya karena perusahaan hanya bertugas memproduksi saja. Ketika produk selesai diproduksi (packed), setiap dus/karton diberi label yang bertuliskan nama Negara tujuan, lalu dikirim ke Beverton. Beverton merupakan pabrik pusat NIKE yang terletak di Amerika Serikat (USA). Selanjutnya, Beverton yang akan mengatur segala hal mengenai pemasaran, termasuk yang akan mengirimkan produk-produk jadi tersebut ke berbagai negara tujuan. Daerah pemasaran NIKE hampir ke seluruh negara di dunia, antara lain : Kanada, Brazil, USA, India, Thailand, Vietnam, Perancis, Swedia, Belgia, Afrika Selatan, Argentina, Uruguay, Chillie.

24 Proses Produksi Pada prinsipnya proses produksi yang dilakukan pada pembuatan sepatu di PT. Pratama Abadi Industri terdiri dari 3 tahap utama, yaitu : 1. Proses pembuatan upper body (uppersole), yaitu pembuatan bagian atas pada sepatu. 2. Proses pembuatan outsole, yaitu proses pembuatan bottom (bagian bawah dari sepatu) 3. Proses assembling, yaitu proses perakitan sepatu (uppersole dan outsole) Berikut adalah berbagai departemen yang ada dalam PT. Pratama Abadi Industri yang juga disesuaikan dengan jenis prosesnya : 1. Departemen Material Merupakan tempat pengadaan bahan baku coating, berupa bahan kain atau bahan tekstil/stroble, bahan kulit dan eva sponge. Dari departemen ini akan diteruskan ke departemen cutting dan sebagian lagi masuk ke laminating process baru kemudian masuk ke departemen cutting. 2. Departemen Cutting Bahan-bahan dari departemen material akan dipotong sesuai dengan pola atau design yang telah ditentukan berdasarkan klasifikasi order. Hasil dari proses departemen ini akan masuk ke departemen sewing namun sebagian ada yang harus dibordir ataupun melalui proses eject

25 25 molding terlebih dahulu (kedua proses ini dilakukan oleh perusahaan lain) baru kemudian dikirim ke departemen sewing. 3. Departemen Sewing Bahan-bahan dari departemen cutting yang berupa potongan, dijahit di departemen sewing, dibentuk hingga menjadi uppersole kemudian dipindahkan ke bagian assembling. 4. Departemen Polyurathane (PU) Departemen ini adalah departemen pendukung untuk pengerjaan pada bagian tengah sepatu (midsole) yang dipasangi air bag. Pada tahap ini dilakukan pengecatan air bag lalu dikeringkan pada suhu tertentu. Pembuatan midsole ini menggunakan campuran isocyanat dan ployol, dicetak di mold bersama air bag, setelah midsole jadi kemudian dibawa ke departemen preparing (stockfit). 5. Departemen Phylon Departemen ini menghasilkan midsole dari bahan baku eva sponge yang juga akan masuk ke mesin cutting, splitting diteruskan ke grinding size, grinding finishing sebagai perata kemudian di press menjadi midsole phylon, QA inspection dan kemudian akan masuk ke bagian preparing.

26 26 6. Departemen Press Departemen ini menghasilkan produk outsole. Bahan baku yang digunakan adalah rubber (karet). Karet diproses di bagian rolling, setelah menjadi lembaran kemudian dipotong-potong sesuai pola yang diminta. Potongan tersebut dibentuk pada mold lalu dipress, menghasilkan outsole yang kemudian akan dikirim ke departemen preparing. 7. Departemen Assembling Departemen assembling mengerjakan proses perakitan sepatu, upper dan sole (bottom) digabungkan dengan proses yang dikerjakan di departemen ini menjadi produk sepatu jadi dan siap untuk diekspor. Untuk menjaga kualitas produknya, maka setiap proses yang terjadi di setiap departemen selalu diperiksa kualitasnya oleh bagian QA (Quality Assurance) inspection.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia industri saat ini, setiap industri atau perusahaan selalu dituntut agar dapat mengatur transformasi sehingga dapat berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Studi Pendahuluan Dalam memulai penelitian ini, mula-mula dilakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi kepustakaan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN.. Sejarah Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri didirikan pada tanggal 2 Juni 989. Perusahaan ini merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, apakah perusahaan tersebut perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan perencanaan material. Tanpa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah industri manufaktur yang memproduksi sepatu untuk berlari (running shoes) yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sering perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membawa manusia kehidupan yang lebih baik. Dimana pola hidup manusia dizaman sekarang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode ini merupakan cara kerja

BAB III METODE PENELITIAN. mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode ini merupakan cara kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan Metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode ini merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting

BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting dan sewing) sampai pada bagian assembly akan diubah menjadi suatu sistem produksi yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA. beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan Tangerang 4941.

BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA. beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan Tangerang 4941. BAB IV PENGUMPUALAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Lokasi Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada PT. Pratama Abadi Industri yang beralamat di Jalan Raya Serpong KM. 7, Pakulonan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Andini Sarana didirikan pada tanggal 31 Mei 1983 oleh Drg. John Takili dengan menempati sebuah garasi dengan beberapa mesin sederhana dan 6 orang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a.

Fungsi Jabatan Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Jajaran Direksi Perusahaan a. BAB XI STRUKTUR ORGANISASI A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Pabrik benzaldehyde ini direncanakan berbentuk perseroan terbatas sehingga untuk memperlancar jalannya manajemen di perusahaan, perlu dibuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI PAKAIAN JADI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan antar produk di pasar perdagangan semakin ketat, dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini menuntut pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PERUSAHAAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab PT XYZ Medan memiliki beberapa departemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin

BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pada saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Terlihat dari makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin banyaknya

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Alpha Swara Pratama yang berlokasi di Jl. Peta Selatan No. 77, Kalideres, Jakarta merupakan Perseroan Terbatas yang didirikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan accessories

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI KETENAGAKERJAAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN, SUBGOLONGAN INDUSTRI ALAS KAKI

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Ginsa Inti Pratama, merupakan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak di bidang manufaktur fastener pembuatan baut yang berlokasi di Jalan Raya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan dan efisiensi perusahaan yang

Lebih terperinci

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Ivana Mery Lestari Matras adalah salah satu produsen spring bed yang berada di Medan dimana perusahaan berdiri pada tahun 1997 dan langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha industri dewasa ini dan masa mendatang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. DADA INDONESIA adalah salah satu anak Grup DADA yang berasal dari Korea Selatan, Grup ini yang memiliki 7 Perusahaan di 4 Negara,

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap perusahaan mengembangkan kemampuan bersaingnya dalam berbagai hal. Perusahaan yang berhasil

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini menurun. Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara. Perusahaan ini berada di JL. Raya Moh Toha Km 5/23 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT KYODA MAS MULIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan spare part yang memiliki pasar sasaran baik untuk domestik maupun mancanegara. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Argo Manunggal Group adalah sebuah organisasi bisnis utama meliputi tekstil, baja, Unggas,Properti, Pertambangan, Energi, pipa PVC, Asuransi, Perkebunan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bentuk badan hukum PT. Argo pantes adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan izin perusahaan berdasarkan akta notaris Mudafir Hadi, SH. Yang disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda. BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah berdirinya PT Cosmar merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang beralamat di Jl Pulo Buaran III No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri pada

Lebih terperinci

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP Job Description Direktur Tanggung Jawab Utama: Dewan Penasehat Direktur Marketing & Resources Department URAIAN JABATAN Identitas Jabatan Nama Jabatan : Direktur Pemasaran Departemen : Pemasaran Atasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI (PROFIL PT SARANA TATA UDARA)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI (PROFIL PT SARANA TATA UDARA) BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI (PROFIL PT SARANA TATA UDARA) 2.1 Sejarah Awal Berdirinya PT. SARANA TATA UDARA Sebelum berdirinya PT. SARANA TATA UDARA, Mr. Toto Djamaludin terlebih dahulu mendirikan CV.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING REQUIREMENT PLANNING (MRP II) DI PT. HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di Indonesia mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis properti yang cukup mendominasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang 87 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV. Orlena yang berlokasi di Jln. K.H.Moh.Mansyur No.32A, Jakarta Barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai negara berkembang. Dengan status tersebut, bangsa Indonesia masih

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota

BAB I PENDAHULUAN. PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota BAB I PENDLMULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT. Nikki Super Tobacco merupakan salah satu perusahaan yang ada di kota Kudus. PT. Nikki Super Tobacco didirikan pada tanggal 11 Desember 1990,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo. 20 Oktober 1998, dengan luas tanah 1300 M 2. Hal ini dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo. 20 Oktober 1998, dengan luas tanah 1300 M 2. Hal ini dinyatakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo 1. Kondisi Umum Perusahaan PT. Agung Pelita Industrindo adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan asesories

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang sangat ketat pada saat ini menyebabkan perusahaan harus mampu bersaing dalam memenuhi keinginan customer. Salah satu keinginan customer mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Tungmung Textile Co (S) Pte Ltd Tung Mung Textile Co (S) Pte Ltd didirikan pada tahun 1971 di Singapura. Sejak

Lebih terperinci

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN 128 BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada bentuk dan struktur organisasinya. Sistem pengelolaan (manajemen) organisasi perusahaan bertugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : / 26 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Nama dan Alamat Perusahaan Nama : PT. Kewalram Indonesia Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun

BAB IV PENUTUP. di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Tugas akhir dengan judul Proses Keluar Masuk Bahan Baku Pembuatan Tas di Perusahaan Korea, pada Divisi Gudang, PT. Komitrando Emporio, ini disusun sebagai laporan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci