ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI. Studi Kasus. Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI. Studi Kasus. Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat"

Transkripsi

1 ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI Studi Kasus Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat Oleh : MEN AMINAH A JURUSAN-ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1996

2 Kepuny~n A&h-tah B.ism.ieeaahinnafunaUU Kwjaan &ng.lt dan bum-i, dan Aeenh Maha Kuaa etas negda ~esuetu. (Q.S. AX I m m : 1891 Sesungguhnya ~esudah kescleitan itu ada kemudahan. Maka apabi2a kamu teeah 4&eAei (d& aesuetu WLuAan), kenjabaneah dengan A~fZgguh-A~ngguh (wtu~an) yang eein. dun hanya kepada Am-5zh hendaknya kamu bejchw~zp. (Q.S. Aeun Neay/cah : 6-8) Pwembahnn kepada kduanga yang 4angu.t kucinntei, Papa, Mama, Aa Za&, Agw, den Iyd, yang ~&a ini aenantiaaa meng.in.ingi k?angknh& dengen pen& penhetian, doa den LmWt Aay Juga untuk ApaLe AeOlrang, tehima-bas&.

3 RINGKASAN MIEN AMINAH (A ). ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI, Studi kasus Unit Usaha Simpan Pinjam KUD Mina Bahari, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. (Di bawah bimbingan Ir. E. Kusumah, MS). Umumnya kegiatan usaha perikanan laut dikelola oleh masyarakat nelayan dalam skala usaha yang relatif kecil, karena terbatasnya sarana dan prasarana melaut. Ini menjadikan kondisi ekonomi masyarakat nelayan lemah dan terbatas. Untuk itu dibutuhkan suatu wadah bersama, yang bertujuan untuk mengatasi kesukaran hidup dan mencapai kesejahteraan bersama. Realisasi dari tujuan tersebut adalah terbentuknya koperasi perikanan di lingkungan masyarakat nelayan, dalam bentuk KUD Mina. Pendirian KUD Mina Bahari bukanlah untuk memenuhi kepentingan para nelayan, tetapi juga untuk memenuhi kepentingan masyarakat luas di sekitarnya yang memiliki beragam jenis usaha. Unit usaha yang berjalan pada KUD ini adalah unit TPI, Waserda, Simpan Pinjam, Perdagangan Es, Jasa Angkutan, dan Jasa Kelistrikkan. Unit Simpan Pinjam diciptakan untuk membantu permodalan usaha anggota yang umumnya masih terbatas. Bentuk bantuan yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja (KMK). Ciri khas dari pelaksanaan unit SP ini adalah pemberian kredit kepada anggota yang tidak mampu dilakukan tanpa jaminan. ~ ~ ~ ~~ ~~ ~ ~~~~ ~~ ~ ~ n untuk menja~ab ; (1) Sampai sejauh mana manfaat kredit modal kerja yang diberikan KUD Mina kepada anggota, (2) Bagaimana pengaruh kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan anggota. Penelitian ini dilakukan sebagai studi kasus pada

4 unit usaha Simpan Pinjam, KUD Mina Bahari, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara senga ja (purposive) dengan pertimbangan KUD Mina Bahari adalah KUD Mina terbaik kedua se-kabupaten Subang dan memiliki prospek usaha yang cukup baik. Pemilihan sampel dilakukan secara stratifikasi, yakni sampel anggota dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis usaha yang dominan sebagai pengguna layanan KMK. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara (kuesioner), dan data sekunder dari Buku RAT periode tahun serta pustaka lain. Seluruh data kuantitatif dianalisis dengan bantuan alat kalkulator dan komputer, disajikan dalam bentuk tabulasi. Data kualitatif dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian yang disajikan secara deskriptif. Untuk mengetahui keragaan usaha KUD Mina Bahari dalam aspek finansial dilakukan analisis Rasio. Sementara untuk melihat keragaan unit Simpan Pinjam terutama dalam permodalan usaha dan kaitannya dengan pendapatan anggota pengguna layanan KMK dilakukan analisis resiko dan hasil dan analisis pendapatan program Minitab Rancangan Klasifikasi Satu Arah. Hasil analisis keuangan periode menunjukkan dalam memenuhi kewa j iban jangka pendeknya semakin menurun. Solvabilitasnya menunjukkan kecenderungan yang meningkat, ini berarti KUD belum mampu menjamin seluruh kewajibannya

5 dengan modal dalamnya dan belum mempunyai jaminan permodalan yang baik. Rentabilitasnya mengalami kecenderungan yang menurun dan masih berada di bawah standar. Sementara aktivitasnya, pada perputaran total harta dan piutangnya kurang baik karena memiliki kecenderungan yang menurun, sedangkan perputaran persediaan dan modal kerjanya sudah cukup baik (cenderung naik). Hasil analisis resiko dan hasil, secara cateris paribus, kegiatan unit SP memiliki resiko yang cukup besar, karena 40 % dari keuntungan yang diperoleh adalah merupakan nilai resikonya. Sementara keuntungan terendah yang mungkin dihasilkan per tahun dari kegiatan usaha tersebut relatif masih rendah. Karena unit SP menggunakan modal pinj aman dalam jumlah cukup besar dan nilai keuntungan terendah tersebut menunjukkan nilai likuiditas yang memungkinkan unit SP untuk membayar pinjaman modal tersebut. Kredit modal kerja yang diberikan KUD Mina Bahari melalui unit Simpan Pinjam dimanfaatkan oleh anggota tidak hanya untuk produksi, namun juga ada yang dimanfaatkan untuk konsumsi. Oleh karena itu pemberian KMK belum mampu menghasilkan perubahan pada tingkat pendapatan anggota. Untuk menghindari penyimpangan dalam pengalokasian KMK, hendaknya unit SP mulai mempertimbangkan pemberian kredit konsumsi kepada anggota, dengan ketentuan kredit konsumsi produksi.

ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI. Studi Kasus. Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat

ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI. Studi Kasus. Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat ANALISIS KREDIT MODAL KERJA KOPERASI Studi Kasus Unit Usaha Sirnpan Pinjam KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa Barat Oleh : MEN AMINAH A 28.0182 JURUSAN-ILMU-ILMU SOSlAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koperasi memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi tidak saja

BAB 1 PENDAHULUAN. koperasi memperlihatkan bahwa keberadaan koperasi tidak saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi memiliki peranan yang cukup berarti dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Dari beberapa hasil studi kasus tentang koperasi memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah sektor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah memperoleh laba, yang dapat menjamin kelangsungan hidup. Persaingan usaha yang sedemikian

Lebih terperinci

ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA

ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA JURUSABB IkMU - llmu SOSlAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PER BANIAN BNSTITUT PERTANBAN BOGOR '8 9 9 3 RINGKASAN YAYAH DJUARIAH. Analisis Kegiatan Usaha KUD Mina Dalam Sistem

Lebih terperinci

ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA

ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA ANhLISIS KEGIBTAN USAHA KUD MlHA JURUSABB IkMU - llmu SOSlAL EKONOMl PERTANIAN FAKULTAS PER BANIAN BNSTITUT PERTANBAN BOGOR '8 9 9 3 RINGKASAN YAYAH DJUARIAH. Analisis Kegiatan Usaha KUD Mina Dalam Sistem

Lebih terperinci

BAGI PERKEMBAMGAM USAHA

BAGI PERKEMBAMGAM USAHA AHALLSA PERTUMBUMAN FIMAMSIIAL KOPERASI DAH PERAMAN MREBIT PEDESAWN BANK BUB(QP1N BAGI PERKEMBAMGAM USAHA ( Stndi Kasus KUD Bugel, lieczmatao Tomo, Kabupaten Sumedang, dawa Bardt ) Oleh G H A I R A W A

Lebih terperinci

VII KESIMPULAN DAN SARAN

VII KESIMPULAN DAN SARAN VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka berikut ini penulis akan menyajikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil analisis kinerja keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun

DAFTAR TABEL. 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun 2013...... 3 2. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan status keaktifan per kabupaten/kota,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H

ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT. Okwan Himpuni H ANALISIS KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) SUMBER ALAM KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Okwan Himpuni H 34066099 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan bank contohnya seperti bank, finance dan lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim. pengembangan dan pemberdayaan Koperasi yang memiliki peran strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan. Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan politik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Jurnal AgribiSains ISSN 2550-1151 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 1 ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan segala rintangan dan tantangannya. Sehingga pemerintah merasa perlu untuk menyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan transmigrasi diarahkan pada pembangunan daerah, keseimbangan penyebaran penduduk dan peningkatan mutu kehidupan penduduk di lokasi transmigrasi dan sekitarnya

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusu." CAI Bagarah ; 45) kupersembshkan karya kecilku ini untuk Ibu, Mak,

Lebih terperinci

"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat "Jadikanlah sabar dan sholat sebagai Penolongmu Dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusu." CAI Bagarah ; 45) kupersembshkan karya kecilku ini untuk Ibu, Mak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

mempunyai peranan dalam meningkatkan pendapatan anggota. Hal ini terlihat dari keterbatasan KUD dalam menyediakan pinjaman bagi anggota sehingga

mempunyai peranan dalam meningkatkan pendapatan anggota. Hal ini terlihat dari keterbatasan KUD dalam menyediakan pinjaman bagi anggota sehingga DEVIANA DIAH PROBOWATI. Analisis Perkembangan Usaha dan Manfaatnya bagi Anggota Kasus KUD Mekar Jaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. @i bawah bimbingan E. Kusumah). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAAN USAHA KUD MANDIRI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BARU. Oleh : A

ANALISIS KERAGAAN USAHA KUD MANDIRI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BARU. Oleh : A ANALISIS KERAGAAN USAHA KUD MANDIRI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA BARU (Studi Kasus di KUD Kediri, Kab. Tabanan - Bali) Oleh : I KETUT SWITRA A 22.0533 PROGRAM STUD1 AGRIBISNIS JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terjadi seiring dengan perkembangan UKM serta masih banyaknya hambatan UKM dalam mengakses sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai penyedia dana untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian nasional sekarang ini banyak melibatkan koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan begitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitin ini adalah 3 koperasi di Bojonegoro.

Lebih terperinci

SKRIPSI SULISTYO A

SKRIPSI SULISTYO A ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI PERIKANAN MINA USAHA (Studi Kasus: Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan, khususnya perusahaan sejenis.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data 23 III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu Tugas akhir ini dilaksanakan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sebagai salah satu daerah penerima dana stimulan Program Pengembangan KSP Sektoral, P3KUM dan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan gambaran mengenai posisi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN SISTEM PEMASARAN KENTANG DI DESA ALAMENDAH, KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG, JA WA BARAT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN SISTEM PEMASARAN KENTANG DI DESA ALAMENDAH, KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG, JA WA BARAT \ ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN SISTEM PEMASARAN KENTANG DI DESA ALAMENDAH, KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG, JA WA BARAT OLEH: DEWIADHIRATNAWATI A08497031 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL PADA KUD-KUD DI KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL PADA KUD-KUD DI KABUPATEN BOYOLALI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL PADA KUD-KUD DI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Srata I Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH

PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH PERANAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) TERHADAP P0ENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan Sapi Perah KUD Mandiri Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut) CHICHI RIZKY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampung para pemilik usaha kecil menengah dan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. menampung para pemilik usaha kecil menengah dan memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang dikenal memiliki banyak potensi usaha mikro atau disebut juga dengan istilah Usaha Kecil Menengah (UKM). Oleh karena

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA UKM KONVEKSI DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA UKM KONVEKSI DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS 1 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA UKM KONVEKSI DI KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes)

SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes) SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes) oleh JURUSAN BLiWiid-lLMU SOSlAL EKOMOMI BERTABVIWN FAMULTAS PERTANIAN IMSTITUT BEFSITANIAN BOGOR 1991 RINGKASAN

Lebih terperinci

SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes)

SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes) SUAW AHALBSiS WNTARA LEBSBNG DAM XREDlT (Stlmdi Kasus pada KUD Wanasari Kablspaten Brebes) oleh JURUSAN BLiWiid-lLMU SOSlAL EKOMOMI BERTABVIWN FAMULTAS PERTANIAN IMSTITUT BEFSITANIAN BOGOR 1991 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif (Umar, 2004). Desain ini bertujuan untuk menguraikan karakteristik

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : MUHAMMAD ROLAND FATKHUROHMAN B

SKRIPSI. Disusun oleh : MUHAMMAD ROLAND FATKHUROHMAN B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN TINGKAT KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KELUARGA SUMBER BAHAGIA 210 DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN KOPERASI DILIHAT DARI SEGI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS PADA PUSAT KOPERASI WARIS SURAKARTA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu: Analisis Kinerja Keuangan pada KUD... ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS ABSTRAKSI Anyap kk.anyap@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Credit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi koperasi. Hal ini akan membantu koperasi dalam menghadapi atau. menentukan kebijaksanaan yang akan ditempuh. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Akan tetapi keuntungan merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup koperasi dan

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD GIRIMARGO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD GIRIMARGO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD GIRIMARGO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN Oleh : ENY TRI HANDAYANI B 100 090 236 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiataan operasional perusahaannya adalah dengan tujuan menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya masalah yang ada, maka untuk menghadapi kondisi tersebut sudah selayaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan usaha maupun bisnis yang semakin ketat dan global

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah persaingan usaha maupun bisnis yang semakin ketat dan global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah persaingan usaha maupun bisnis yang semakin ketat dan global ini, perusahaan dalam hal ini BUMN (persero) perlu memperlihatkan kinerja baik ataukah

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS SEBAGAI SALAH SATU PENGUKUR TINGKAT EFISIENSI MODAL KERJA PADA KPRI KOPENDIK WONOGIRI TAHUN 2005-2007 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT

PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT PENGARUH KOPERASI DALAM KETERSEDIAAN SARANA PRODUKSI DAN PENYULUHAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT (Kasus: KUD Harta, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara) SKRIPSI SAKHTI M. LUBIS 040309026

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi. 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sukabumi pada UPI yang bergerak dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. UPI ini berlokasi di kabupaten Sukabumi, Jawa

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Ni mah, 2011, Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel Variabel Definisi Operasional Rumus Permodalan Kualitas Aktiva Produktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. BESAR BOBOT SETELAH MODIFIKASI PEDOMAN KLASIFIKASI

LAMPIRAN 1. BESAR BOBOT SETELAH MODIFIKASI PEDOMAN KLASIFIKASI LAMPIRAN 1. BESAR BOBOT SETELAH MODIFIKASI PEDOMAN KLASIFIKASI No. Prinsip dan Faktor Bobot 1 Rasio peningkatan jumlah anggota 4.5 2 Rasio pencatatan kenggotaan dalam buku daftar anggota 4.5 3 Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PELhVANAN PADA NASABAM DAN

PELhVANAN PADA NASABAM DAN PELhVANAN PADA NASABAM DAN KESEMWTAH (Studi Kasus Pada BPR LPN Panampung, Kecamatan IV Angkat Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat) JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PELhVANAN PADA NASABAM DAN

PELhVANAN PADA NASABAM DAN PELhVANAN PADA NASABAM DAN KESEMWTAH (Studi Kasus Pada BPR LPN Panampung, Kecamatan IV Angkat Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat) JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi mempunyai peran penting dalam tercapainya kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi dalam kegiatannya memiliki dua karakter yang

Lebih terperinci

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT OLEH: ARYANI PRAMESTI A 14301019 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas. dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi sebagai gerakan lembaga ekonomi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab mensejahterakan seluruh anggota melalui pemenuhan kebutuhan yang layak dan memadai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis, menyajikan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang II TINJAUAN PUSTAKA Penilaian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan untuk menunjukkan kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN KREDIT DEBITUR, USAHA PERKREDITAN KOPERASI UNIT DESA. Trio Handoko Fakultas Ekonomi UTP - Jurusan Manajemen

STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN KREDIT DEBITUR, USAHA PERKREDITAN KOPERASI UNIT DESA. Trio Handoko Fakultas Ekonomi UTP - Jurusan Manajemen STUDI KELAYAKAN BISNIS DAN KREDIT DEBITUR, USAHA PERKREDITAN KOPERASI UNIT DESA Trio Handoko Fakultas Ekonomi UTP - Jurusan Manajemen ABSTRAKSI Dengan fasilitas kredit yang diperoleh dari unit usaha simpan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A

Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A 13. 18-3 R INGKASAN I WADE GESTONO. Analisis Keragaan Koperasi Unit desa (KUD) Dalam Memanfaatkan Kredit Usahatani (KUT). Studi Kasus di KUD Kerambitan, Kecamatan Kerambitan,

Lebih terperinci

Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A

Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A Cl'eh : I M,:I)E GESTONO A 13. 18-3 R INGKASAN I WADE GESTONO. Analisis Keragaan Koperasi Unit desa (KUD) Dalam Memanfaatkan Kredit Usahatani (KUT). Studi Kasus di KUD Kerambitan, Kecamatan Kerambitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

PENGMASIWBU PAWTlSlPASl ANGGOTA DALWM. -,

PENGMASIWBU PAWTlSlPASl ANGGOTA DALWM. -, i * I -: PENGMASIWBU PAWTlSlPASl ANGGOTA DALWM. -, ' $/ PENGELQLAAN KOPEWASI UNIT DESA %."- ; (Studi Kasus di KUD Mina Fajar Sidik di Desa Blanakan, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang) oleh 3URWSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI KELEMBAGAAN PEMASARAN CPO PRODUKSI P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) (Kasus Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN Jakarta)

ANALISIS EKONOMI KELEMBAGAAN PEMASARAN CPO PRODUKSI P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) (Kasus Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN Jakarta) ANALISIS EKONOMI KELEMBAGAAN PEMASARAN CPO PRODUKSI P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) (Kasus Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PTPN Jakarta) OLEH HENGKY GAMES JS H14053064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah perekonomian adalah salah satu hal yang mendasar dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, oleh sebab itu masalah perekonomian memiliki andil yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana 56 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Definisi Operasional Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana pada penelitian ini, peneliti mengkombinasi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1499, 2015 KEMENKOP-UKM. Koperasi. Akuntabilitas. Penerapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 20/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

Lebih terperinci