MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE DIKTE DI KELAS I SDN 1 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO SRIDEY POTUTU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE DIKTE DI KELAS I SDN 1 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO SRIDEY POTUTU"

Transkripsi

1

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE DIKTE DI KELAS I SDN 1 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO SRIDEY POTUTU Dra. Dajani Suleman, M.Hum 1 Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd 2 srideypotutu@yahoo.com ABSTRAK Sridey Potutu Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan pembimbing II Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd Masalah dalam penelitian ini dirumuskan Apakah Metode Pembelajaran Dikte Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo? Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kelas yaitu Untuk hasil Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan siswa menulis kalimat sederhana pada observasi awal yang mampu ada 6 siswa (38%) yang tidak mampu 10 siswa (62%) dari 16 siswa kemudian pada siklus I yang mampu 11 siswa (69%) yang tidak mampu 5 siswa (31%) dilanjutkan pada siklus II dari 14 siswa (88%) yang mampu, sedangkan tidak mampu 2 siswa (12%). Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo sudah mampu menulis kalimat sederhana. Kata Kunci : Kemampuan Menulis, Kalimat Sederhana, Metode Dikte 1 1 Dra. Dajani Suleman, M.Hum adalah dosen pembimbing I Skripsi Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd adalah dosen Pembimbing II Skripsi

3 Sistem pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mempunyai dasar legalitas tinggi, namun demikian pendidikan nasional sebagai suatu sistem bukanlah merupakan sesuatu hal yang mudah. Suatu sistem merupakan suatu proses yang terus-menerus mencari dan menyempurnakan bentuknya. Sebagai suatu proses, sistem pendidikan nasional haruslah peka terhadap dinamika kehidupan berbangsa yang kini menuntut reformasi diberbagai bidang, serta dinamika dari perubahan dunia yang dikenal sebagai gelombang globalisasi. Disamping itu sebagai suatu sistem yang dinamis, pendidikan nasional terus-menerus disoroti oleh masyarakat, pemerintah, dan stakeholders. Silang pendapat mengenai sistem pendidikan nasional merupakan hal yang biasa oleh karena proses pendidikan itu sendiri akan terus-menerus ditantang oleh perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya, maupun perubahan konsep pendidikan karena peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sangat penting dalam meningkatkan perubahan dalam pembelajaran siswa terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis yang menjadi hal yang mendasar dalam menamkan karakter pada diri siswa secara dini. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat sebagian siswa yang belum mampu Menulisdengan baik dan benar, yakni dari jumlah siswa 16 orang tersebut hanya 6 orang siswa atau 38% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dalam belajar sementara sekitar 10 orang atau 62% yang kurang mampu dan tidak mampu dalam keterampilan menulisnya masih belum mencapai KKM terutama dalam kemampuan Menulis di sekolah kurang. Hal ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, antara lain, faktor dari guru dan faktor dari siswa. Rendahnya kemampuan Menulis tersebut lebih cenderung disebabkan dimana guru dalam proses belajar mengajar hanya memberikan pembelajaran ketrampilan membaca, kurang pada praktik, kurangnya bimbingan orang tua dirumah, media perpustakaan kurang dimanfaat oleh siswa, dan kebiasaan membaca mandiri yang kurang. Permasalahan yang sering muncul antara lain dipengaruhi tingkat disiplin siswa, lingkungan siswa belajar, lingkungan sekolah, fasilitas belajar, dan kurangnya motivasi orang tua terhadap siswa saat belajar mandiri dirumah. Kesulitan lain yang sering dirasakan oleh tenaga pendidik di Kabupaten Boalemo. Hasil pengamatan peneliti terutama dalam kemampuan menulis siswa cenderung lemah, terutama kemampuan individu, penggunaan huruf capital dan kurangnya latihan hal tersebut menjadi sumber permasalahan siswa kelas I SDN 1 Mananggu. Kemampuan siswa menulis masih tergolong rendah dengan nilai presentase ketuntasan sebesar 38 %, artinya siswa masih perlu dibimbing dan dilatih dalam meningkatkan kemampuan Menulis dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar Maka dari itu masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran yakni penggunaan metode yang urang tepat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang tepat digunakan untuk membelajarkan materi mengenai kalimat sederhana yakni metode dikte. Metode dikte adalah metode dimana guru

4 mengimlahkan kalimat secara langsung dan siswa menuliskannya kembali dibuku tulisnya. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas maka untuk menelusuri secara mendalam, untuk mengukur sejauh mana permasalahan penelitian ilmiah maka penulis memilih merumuskannya dalam judul: Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Dikte di KelasI di SDN 1Mananggu Kabupaten Boalemo Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membatasi pada masalah sebagai berikut: Apakah Metode Pembelajaran Dikte Dapat Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Di Kelas I SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo? Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode pembelajaran Dikte di Kelas I di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Hakikat Kemampuan Menulis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007: 1219), menulis didefinisikan sebagai kegiatan melahirkan pikiran/ perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis adalah kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis termasuk kegiatanyang produktif dan ekspresif. Dalam wikipedia,menulis didefinisikan sebagai suatu kegiatanuntuk menciptakan suatu catatan atau informasipada suatu media dengan menggunakan aksara.menulis merupakan proses kreatif yang harusdilalui secara bertahap sampai terwujudnyasebuah karya tulis. Menurut Morsey (dalam Tarigan 2008, 4) menulis dipergunakan, melaportkan/memberitahukan dan mempengaruhi dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dpat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannnya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Bahkan menulis sering dianggap sebagai menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain. Manfaat Menulis Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi. a) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas b) Menulis Menumbuhkan Keberanian c) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi

5 Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan me-nyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya. Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis memungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis. Pengertian Kalimat Sederhana Pembelajaran menulis awal harus dikuasai siswa sekolah dasar terutama pada awal pelajaran mereka (di kelas 1).Karena itulah kedudukan pelajaran menulis awal sangatlah penting di sekolah dasar. Penguasaan (mastery) dari pelajaran menulis awal menjadi salah satu faktor penting keberhasilan penguasaan pelajaran lainnya. Sebaliknya kegagalan pelajaran menulis awal akan berakibat pada kegagalan penguasaan pelajaran lainnya. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yg mengungkapkan pikiran yg utuh secara ketatabahasaan. Sedangakan menurut Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yg berlagu,disusun menurut sistem bahasa yg bersangkutan; mungkin yg dipakai hanya satu kata, mungkin lebih. Menurut Kridalaksana (2001) juga mengungkapkan kalimat sebagai satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, & secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yg menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yg merupakan gabungan klausa atau merupakan satu

6 klausa, yg membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, & sebagainya. Pengertian Metode Dikte Metode pembelajaran berhubungan langsung dengan bagaimana upaya guru dalam membangun mekanisme belajar yang handal, sehingga proses pembelajaran yang aktif akan tercipta secara alamiah, sehingga proses pembelajaran dikleas dapat member karakter diri siswa dalam belajar secara maksimal. Metode Imla disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis. Dan imla dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa. Maka materi imla tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya. Menurut Muthoharoh (2012 :23) bahwa metode Imla disebut juga metode dikte, atau metode menulis.di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte / menulis di buku tulis.dan imla dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran imla di papan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa.maka materi imla tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya. Tujuan Metode Dikte Adapun tujuan pengajaran imla ini adalah sebagai berikut : a) Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan mahir dan benar b) Anak-anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, akan tetai terampil pula menuliskannya. Dengandemikian pengetahuan anak menjadi inegral. (terpadu) c) Melatih semua panca indera anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian, pendengaran, pengelihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasaarab. d) Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi e) Menguji pengetahuan murud-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari f) Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya bahasa sendiri. Langkah-Langkah Metode Dikte Adapun langkah-langkah metode dikte sebagai berikut ; 1) Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis dengan tulisan yang menarik 2) Membacakan materi pelajaran imla yang telah ditulis itu secara pelan dan fasih 3) Setelah guru membacakan imla, maka suruhlah di antara mereka untuk membacakan acara imla hingga benar dan fasih. Jikaperlu semua siswa dapat membaca imla tersebut 4) Setelah selesai membca imla dari semua siswa, maka guru menyuruh mereka untuk mencatatnya di buku tulis

7 5) Menagdakan soal jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami. Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi kesalahan 6) Menuliskan kata-kata sulit serta ikhtisar dari materi imla 7) Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat / menulis imla didepan papan tulis itu ke dalam buku tulis mereka masing-masing, dengan benar dan rapi. 8) Setelah selesai imla, guru mengumpulkan catatan imla semua anak didik untuk diperiksa atau dinilai. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Dikte. Adapun kelebihan dari metode dikte yakni : 1. Untuk Memperoleh Kecakapan Motoris,Seperti Menulis, Melafalkan Huruf, Kata-Kata Atau Kalimat, Membuat Alat-Alat, Menggunakan Alat- Alat ( Mesin, Permainan Dan Atletik), Dan Terampil Menggunakan Peralatan Olah Raga. 2. Untuk Memperoleh Kecakapan Mental Seperti Dalam Perkalian, Menjumlah Pengurangan,Pembagian, Tanda-Tanda ( Symbol), Dan Liannya. 3. Untuk Memperoleh Kecakapan Dalam Bentuk Asosiasi Yang Dibuat Seperti Hubungan Huruf-Huruf Dalam Ejaan, Penggunaan Simbol, Membaca Peta, Dan Lain Sebagainya. Selain Memiliki Beberapa Kelebihan Dari Pada Metode Yang Lain, Metodedikte Ini Juga Memiliki Kelemahannya. Adapun Kelemahan Metode Ini Antara Lain Adalah : 1. Menghambat Kebiasaan Yang Dilakukan Dan Menambah Ketepatan Serta Kecepatan Pelaksanaan. 2. Kadang-Kadang Imla Yang Dilaksanakan Secara Berulang-Ulang Merupakan Hal Yang Menoton, Dan Mudah Membosankan Sehingga Apabila Metode Ini Dilakuakn Terlalu Sering. 3. Membentuk Kebiasaan Yang Kaku, Dan Fasik Sehingga Murid Kurang Aktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SDN 1 Mananggu Kabupaten Boalemo. Siswa yang dikenakan tindakan adalah 16 orang siswa Kelas I yakni tahun pelajaran Keseluruhan siswa yang dikenakan tindakan merupakan kelas dengan prestasi sedang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengajuan proposal pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan penelitian direncanakan berlangsung selama 3 bulan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh 1 orang guru bahasa Indonesia selaku guru kelas I atau guru mitra dalam penelitian ini. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Observasi Awal Kegiatan observasi awal merupakan menggambarkan hasil capaian dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas, yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan tindakan lanjutan, hal ini dimaksudkan agar peneliti

8 mengetahui secara jelas tentang kondisi yang sebenarnya di kelas yang menjadi objek penelitian. Sesuai dengan hasil pengamatan awal di atas, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kemampuan menulis huruf kapitalmenunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa (56%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menulis huruf kapital dengan baik, 7 orang siswa (31%) tidak mampu menunjukkan kemampuan kemudian pada (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 9 orang siswa (56 %) yang telah mampu menunjukkan kelancaran menulis dengan baik, 7 orang siswa (44 %) tidak mampu menunjukkan kelancaran menulis. (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75 %) yang telah mampu menunjukkan kemampuan menulis rapi dengan baik, 4 orang siswa (25%) tidak mampu menunjukkan kemampuan menulis rapi. Berdasarkan hasil pengamatan awal tentang kemampuan menulis diperoleh terlihat dari 16 jumlah siswa keseluruhan yang mampu dalam menuliskan kalimat sederhana melalui metode dikte 6 orang siswa atau 38 % dan yang tidak mampu ada 10 orangsiswa atau 62%. Hasil Penilaian Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Siklus I Pada siklus I ini peneliti menilai beberapa asepek dalam menulis kalimat sederhana. Untuk melihat nilai siswa dalam kemampuan menulis siswa melalui metode dikte Sesuai dengan hasil evaluasi siswa diperoleh analisis perolehan siswa pada Setelah dilakukan pengujian siklus I dengan menggunakan metode dikte pada table diatas, terlihat bahwa 3 aspek tentang kemampuan menulis kalimat sederhana(1) Aspek kemampuan menulis huruf kapital menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital dengan baik, 4 orang siswa (25%) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital, (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 12 orang siswa (75%) yang telah mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis dengan baik, 4 orang siswa (25%) kurang mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis, (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (88%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulisrapi dengan baik dalam menulis kalimat sedrhana, 2 orang siswa (12 %) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I tentang meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana diperoleh yang mampu menuliskan kalimat sederhana terdapat 11 orang siswa atau 69% dan yang tidak mampu terdapat 5 orang siswa atau 31 % siswa Hasil Penilaian Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Melalui Metode Dikte Siklus II Pada siklus I ini peneliti menilai beberapa asepek dalam menulis kalimat sederhana. Untuk melihat nilai siswa dalam kemampuan menulis siswa melalui metode dikte Sesuai dengan hasil evaluasi siswa diperoleh analisis perolehan siswa

9 Setelah dilakukan pengujian siklus II dengan menggunakan metode Dikte pada table diatas, terlihat bahwa 3 aspek tentang (1) Aspek kemampuan menulis huruf capital menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa (88%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf kapital dengan baik, 2 orang siswa (12%) tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis huruf capital, (2) Aspek kelancaran dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa (100 %) yang telah mampu menunjukkan kelancaran dalam menulis dengan baik, yang tidak mampu tidak diperoleh. (3) Aspek kerapian dalam menulis menunjukkan bahwa terdapat 16 orang siswa (100%) yang telah mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi dengan baik dan tidak mampu menunjukkan kemampuan dalam menulis rapi dengan baik tidak diperoleh. Berdasarkan hasil pengamatan siklus II tentang kemampuanmenulis kalimat sederhana diperoleh terdapat 14 orang siswa atau 88 % yang sudah mampu menulis kalimat sederhana dan 2 orang siswa atau 12% yang tidak mampu menulis kalimat sederhana. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diangkat simpulan terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa dalam 3 aspek kemampuan menulis huruf capital, kelancaran dan kerapian secara signifikan dalam pembelajaran bahasa Indoensia pada siswa kelas I SD 1 Mananggu setelah diadakan tindakan melalui 2 siklus penelitian. Pada observasi awal hanya sebanyak 6 siswa (38%) yang memiliki kemampuan dalam menulis kalimat sederhana. Dari siklus I diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam menulis menjadi 11 siswa (68%) yang memiliki kemampuan baik dalam menulis kalimat sederhana yang ditunjukkan dengan kemampuan menulis huruf capital, kelancaran dan kerapian. Pada siklus II terjadi peningkatan ke mampuan siswa dalam menuliskalimat sederhana sehingga mencapai 14 siswa (88%). Oleh karena itu terjadi peningkatan sebanyak 20% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut; 1) Metode dikte dapat dijadikan sebagai salah acuan metode untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana pada pelajaran bahasa Indonesia. 2) Perlu adanya komitmen guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dikte sebagai salah satu metode dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat sederhana dalam pelajaran bahasa Indonesia dimasa mendatang. 3) Perlu diadakan pelatihan strategi penggunaan metode dikte dalam pembelajaran sehingga guru dapat mengimplementasinya secara optimal di sekolah.

10 DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mujiono, 2009 Belajar & Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta. Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta. Depdiknas.2003Contoh Silabus Berdiversifikasi dan Penilaian Berbasis Kelas, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Layanan Khusus,, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiKetiga.Jakarta : Balai Pustaka, 2009.Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan untuk SD Kelas 1, 2 dan 3. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Darmiyati, Zuchdi, Strategi Meningkatkan kemampuan menulis, Yogyakarta: UNY Press, 2007 DePorter, Bobbi, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie Quantum Theaching. Bandung: Mizan Pustaka. DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki Quantum Learning. Jakarta: Kaifa. H.B.Sutopo Metodologi Penelitian Kulitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Porter. De Bobbi dan Hernacki Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung. Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Referensi Jakarta. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : K E N C A N A. Sri Anitah Wiryawan, dkk. (2001:337).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Uniersitas Terbuka. Suryanto, Edi Keterampilan Menulis: Dasar-Dasar dan Teknik Pengajarannya.Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tarigan, H.G Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sumber internet : akipeffendy.blogspot.com/2012/03/hak-i-kat-keterampilan-menulis.html alhafizh84.wordpress.com/2012.

BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mempunyai dasar legalitas tinggi, namun demikian pendidikan nasional

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO 1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO FATMA ANWAR Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd 1 Wiwy T. Pulukadang, S.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis 2.1.1. Pengertian Menulis Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Widia Susanti Sihombing Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge Nurina T. Bindas, Sahrudin Barasandji dan Efendi ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG I No. 93 KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata Susse Ragi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV SDN 2 Lais

Penggunaan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV SDN 2 Lais Penggunaan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Siswa Kelas IV SDN 2 Lais Nurjanna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA 2016 (Analisis Deskriptif Kualitatif Terhadap Teks Dialog Siswa Kelas VI SD Negeri Mangkubumi Kota Tasikmalaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan baik secara

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

Lebih terperinci

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Wiji Astutik SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto Email: astutikwiji498@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant

Lebih terperinci

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Disusun Oleh : Nama : Setyo Puji Rahayu Utami Nim : 06.21.0249 PROGRAM

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD Oleh: Fajar Dwi Astuti 1), Imam Suyanto 2), H. Setyo Budi 3), Abstract: The Contextual Approach

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING Arga Rineksa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: argarineksa@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBELAJARAN KITÃBAH DAN KEMAMPUAN IMLA SISWA KELAS XA MA MAZROATUL HUDA

BAB IV PEMBELAJARAN KITÃBAH DAN KEMAMPUAN IMLA SISWA KELAS XA MA MAZROATUL HUDA BAB IV PEMBELAJARAN KITÃBAH DAN KEMAMPUAN IMLA SISWA KELAS XA MA MAZROATUL HUDA A. Problematika Pembelajaran Latar belakang siswa sebelum masuk ke MA Mazroatul Huda sangat mempengaruhi pola pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01 Budi Mulyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2 BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses yang cukup panjang. Selain sebagai motivator dan fasilitator, guru dituntut professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Sinapati, Syamsuddin, dan Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemampuan Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman a. Hakikat Kemampuan Menulis Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS X IPS 1 SMA NEGERI 1 SALAMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Hestin Aryani Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING RATIH FEBRIAWAN W 08 21 0158 Vildha_reztha@ymail.com STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan,

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Fakultas Ilmu Pendidikan MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DANMENYIMAK MELALUI PERMAINAN KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS III SDN 3 MOOTILANGO KECAMATAN MOOTILANGOKABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang bahasa Indonesia, mampu mengapresiasi, bersikap positif

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI 2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI Oleh : RATIA RATNASARI NIM : 09210385 STKIP SILIWANGI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KINESTETIK KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Irawati*, Zulfaneti**, Ratulani Juwita*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA Agustian SDN 02 Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, merupakan sarana untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, gagasan,

Lebih terperinci

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

PENULISAN KARYA ILMIAH

PENULISAN KARYA ILMIAH Modul ke: Fakultas.... PENULISAN KARYA ILMIAH Memahami pengertian karya ilmiah, ciri-ciri karya ilmiah, syarat-syarat karya ilmiah, bahasa yang benar dalam karya ilmiah, jenis-jensi karya ilmiah, tahapan-tahapan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning Di Kelas VI SDN Inpres 5 Birobuli Buacani SD Inpres 5 Birobuli, Kota Palu,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK 251 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Tulisan ini bertujuan mengkaji kemampuan menulis paragraf deskripsi mahasiswa semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus mengandung pengertian,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014 Oleh: Gus Muhlisin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : Rukmana Ismail Pembimbing I : Dra.Ratnarti Pahrun, M.Pd Pembimbing II: Dra.Hawa Pattiiha,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berbahasa di Sekolah Dasar tidak dapat terlepas dari pengembangan aspek kemampuan berbahasa. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memperlancar dan mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK Noviyanti Ahmad. 2013. Kemampuan Siswa Menulis Karangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara. Dengan demikian dalam program pembangunan masalah pendidikan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, meliputi perubahan kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP Ary Herlina Kurniati HM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Penelitian Tindakan (PTK) ini berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT (Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau Herlini, Efendi, dan Muh. Tahir Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri Yusna Mutakim, Sahrudin Barasandji, dan Sudarkam R. Mertosono Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI 255 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, tindakan yang dilakukan paling penting adalah tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: minat belajar, hasil belajar, Dasar Otomotif

ABSTRAK. Kata Kunci: minat belajar, hasil belajar, Dasar Otomotif IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN DASAR OTOMOTIF PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK MA ARIF

Lebih terperinci

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN HURUFMELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS III SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

FATRISIE PEMBENGO NIM

FATRISIE PEMBENGO NIM e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru

Lebih terperinci

RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh

RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh 1 RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON Umi Magfiroh SDN Ngabab 02 Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur umiafira@yahoo.com Pengantar Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Pada dasarnya, pembelajaran menulis tidak bisa dipisahkan dengan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa khususnya Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki arti dan peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan kemampuan berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk membangun hubungan, persahabatan, tukar pendapat, mempengaruhi dan bekerja sama dengan orang lain, dalam suatu

Lebih terperinci

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT 1 MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT NIKMAWATI TUNA Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah

Lebih terperinci

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal dalam proses berkomunikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci