RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh"

Transkripsi

1 1 RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON Umi Magfiroh SDN Ngabab 02 Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur Pengantar Salah satu ciri negara yang maju adalah tingginya budaya membaca dan budaya menulis. Dibanding negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki tingkat budaya membaca dan menulis yang masih rendah. Minat membaca maupun menulis pada masyarakat kita masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan rendahnya minat membaca dan menulis ini tidak hanya terjadi pada masyarakat awam, namun juga terjadi pada kalangan terdidik. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa SDM masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara - negara lain. Sebagai bagian dari empat ketrampilan berbahasa selain menyimak dan berbicara, ketrampilan membaca dan menulis harus dimiliki oleh setiap peserta didik pada semua jenjang pendidikan. Dua ketrampilan berbahasa tersebut saling berkaitan dan saling menunjang. Peserta didik akan memiliki kemampuan yang baik dalam menulis apabila ia memiliki minat dan kemampuan yang baik pula dalam membaca. Agar memiliki kemampuan membaca yang baik maka peserta didik perlu latihan. Sebagaimana Nurhadi (2009:9) mengatakan bahwa kemampuan membaca adalah produk latihan bukan pembawaan sejak lahir. Demikian pula halnya menulis juga perlu latihan. Ketrampilan menulis diperoleh melalui proses latihan, karena menulis merupakan kegiatan merekam buah pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan sistem dan aturan tertentu (Atar Semi, 2007:3).

2 2 Sekolah dasar (SD) sebagai satuan pendidikan yang merupakan tempat peletakan dasar kecerdasan dan karakter harus mampu menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai sebuah pembiasaan atau budaya. Pembiasaan itu sendiri merupakan sebuah proses latihan untuk mencapai ketrampilan tertentu, dalam hal ini membaca dan menulis. Peserta didik yang semenjak usia SD sudah terbiasa untuk membaca dan menulis, maka kebiasaan tersebut ini akan berlanjut sampai ke jenjang pendidikan berikutnya bahkan sampai dewasa. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam proses pendidikan di sekolah dasar. Pendidik di sekolah dasar harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang dapat meningkatkan minat, melatih dan membiasakan peserta didiknya untuk membaca dan menulis. Kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon merupakan sebuah inovasi kegiatan literasi sekolah yang bertujuan untuk membudayakan membaca dan menulis di sekolah. Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan strategi pelaksanaan pembiasaan di sekolah agar kegiatan membaca dan menulis menjadi sebuah budaya. Kegiatan Resume Mingguan dilaksanakan secara rutin, terprogram dan melalui kegiatan keteladanan. Lebih jelas tentang kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon akan dibahas pada bagian pembahasan. Permasalahan Munculnya gagasan tentang kegiatan Resume Mingguan di SDN ngabab 02 Pujon diawali dengan adanya fakta bahwa Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) kurang dapat berjalan dengan baik. Kebijakan sekolah berupa kegiatan wajib baca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai belum sepenuhnya dijalankan oleh semua warga sekolah. Tenaga pendidik yang seharusnya bertindak sebagai Role Model belum bisa memberi contoh yang baik tentang kegiatan literasi tersebut. Waktu yang dialokasikan sekolah pada pukul

3 WIB untuk kegiatan literasi tidak dimanfaatkan dengan sebaik - bainya oleh sebagian besar tenaga pendidik. Mereka lebih suka membiarkan peserta didik membaca sendiri tanpa dikontrol dan tanpa diberi contoh. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar siswa malas membaca dan kalaupun mau membaca namun dilaksanakan secara asal asalan. Kondisi ini menunjukkan betapa rendahnya minat dan budaya membaca warga SDN Ngabab 02 Pujon. Rendahnya minat membaca tersebut jelas memiliki hubungan sangat erat dengan minat dan kemampuan dalam menulis. Seseorang dengan minat baca yang rendah pasti memiliki kemampuan yang rendah pula dalam hal menulis. Kemampuan membaca dan menulis dapat diibaratkan sebagai dua sisi pada kepingan mata uang logam yang saling memberikan kontribusi satu sama lainnya. Dua ketrampilan berbahasa tersebut harus dan wajib hukumnya untuk ditumbuhkan dan dibiasakan sejak dini. Di sinilah pentingnya guru sekolah dasar sebagai Role Model, guru harus terlibat langsung dan memberikan contoh bahwa membaca dan menulis itu amat penting dan berpengaruh besar terhadap kesuksesan seseorang. Hal ini diperkuat oleh pendapat DePorter ( 2007), bahwa Minat membaca berpengaruh besar terhadap kesuksesan anak sehingga perlu ditumbuhkan sejak dini. Berdasarkan hal tersebut sangat perlu dilakukan inovasi demi perbaikan gerakan literasi di SDN ngabab 02 pujon agar proses literasi dapat berjalan sebaik baiknya dan memberikan hasil yang maksimal. Sekolah perlu menciptakan sebuah kegiatan yang dapat meningkatkan minat membaca semua warga sekolah yang akan memberikan pengaruh pada kemampuan dalam menulis. Kegiatan Resume Mingguan adalah bentuk inovasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN Ngabab 02 Pujon. Melalui kegiatan Resume Mingguan tersebut diharapkan minat Baca Tulis dapat ditingkatkan serta menjadi budaya dan karakter semua warga sekolah di SDN Ngabab 02 Pujon.

4 4 Terkait dengan hal tersebut, pelaksanaan kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon difokuskan pada beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menerapkan kegiatan Resume Mingguan agar dapat menumbuhkan budaya membaca dan menulis warga sekolah di SDN Ngabab 02 Pujon? 2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon dan bagaimana cara mengatasinya? 3. Bagaimana hasil kegiatan Resume Mingguan terhadap peningkatan budaya membaca dan menulis warga sekolah di SDN Ngabab 02 Pujon? Pembahasan dan Solusi Resume Mingguan berasal dari istilah Resume yang berarti ikhtisar atau ringkasan, dan istilah Mingguan yang berarti tiap minggu. Sehingga kegiatan Resume Mingguan bisa diartikan sebagai kegiatan membuat ringkasan buku yang dilakukan setiap minggu. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu rangkaian dengan kegiatan perpustakaan sekolah. Dengan demikian secara tidak langsung, kegiatan Resume mingguan tersebut juga dapat menggiatkan kegiatan perpustakaan sekolah. Meskipun sekolah belum memiliki gedung perpustakaan khusus, namun kegiatan perpustakaan tetap dapat berjalan dengan baik dengan memanfaatkan gedung rumah dinas yang masih layak pakai. Inti dari kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon adalah adanya Pembiasaan yang diwajibkan dan Target dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), sehingga warga sekolah termotivasi untuk membaca dengan baik. Motivasi yang baik dalam membaca pastinya akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap kemampuan menullis. Berdasarkan surat Keputusan Kepala Sekolah,

5 5 kegiatan Resume Mingguan ditetapkan sebagai kegiatan wajib bagi semua warga sekolah. Semua warga sekolah baik peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya diwajibkan menyelesaikan satu buku bacaan dalam waktu satu minggu dan meringkasnya dalam bentuk resume. Alokasi waktu untuk membaca adalah 15 menit tiap hari, sedangkan alokasi waktu untuk menulis adalah 30 menit tiap minggu yang mengambil alokasi waktu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan kegiatan resume Mingguan di SDN Ngabab 02 pujon mengacu pada prinsip pelaksanaan program pembiasaan di satuan pendidikan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan diri, yakni dilaksanakan secara rutin, terprogram, dan keteladanan. Disebut sebagai kegiatan rutin, karena kegiatan Resume Mingguan dilakukan secara rutin dan terus menerus setiap minggu yang didahului oleh kegiatan baca selama 15 menit tiap hari. Disebut sebagai kegiatan pembiasaan Terprogram dikarenakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana dan terjadwal secara resmi dalam program pembelajaran dan memiliki target berdasarkan kriteria penilaian tertentu. Selain itu, kegiatan resume mingguan juga disebut sebagai kegiatan keteladanan, karena semua tenaga pendidik juga melakukan kegiatan yang sama dengan peserta didik sehingga dapat dijadikan sebagai contoh oleh peserta didik. Kegiatan Resume Mingguan sebagai sebuah pembiasaan sangat tepat diterapkan dalam upaya menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai budaya dan karakter warga sekolah di SDN ngabab 02 Pujon. Sebuah karakter akan terwujud apabila kegiatan itu dilaksanakan secara terus menerus sebagai sebuah pembiasaan (Habituation). Sebagaimana yang dikatakan Noverino (2012), bahwa suatu tindakan akan teraplikasi dengan baik ketika tindakan itu dijadikan suatu kebiasaan. Kegiatan yang dilakukan melalui pembiasaan sifatnya lebih permanen dan tahan lama karena dilakukan berulang ulang dan terus menerus.

6 6 Untuk mempermudah pemantauan, pelaksanaan Resume Mingguan bagi peserta didik dibuat dalam buku khusus resume dengan warna sampul yang sama untuk semua kelas. Pelaksanaannya juga disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan sekolah, yakni hari Senin untuk kelas 1, hari Selasa untuk kelas 2 dan seterusnya sampai hari Sabtu untuk kelas 6. Kegiatan resume buku yang harus dikerjakan peserta didik dibuat dalam bentuk yang sangat sederhana menyesuaikan dengan usia perkembangannya. Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa terbebani dan melaksanakan kegiatan dengan senang hati. Resume yang dibuat oleh peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 cukup menuliskan judul buku, nama pengarang, dan jumlah halaman. Sedangkan untuk peserta didik kelas 4 sampai kelas 6 dilengkapi dengan ringkasan isi sebanyak satu paragraf. Memang, pada dasarnya sebuah buku tidak mungkin bisa diringkas hanya menjadi satu paragraf saja, namun dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana membiasakan siswa agar dapat menuangkan kembali apa yang telah ia baca menjadi tulisan walaupun bentuknya amat sederhana. Berangkat dari pembiasaan yang amat sederhana tersebut tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti peserta didik akan muncul menjadi seorang penulis yang hebat. Seorang penulis yang hebat pastilah berawal dari sebuah proses, proses dimana ia selalu melatih dirinya untuk menulis. Sebuah proses yang hasilnya sederhana dan biasa sampai akhirnya mencapai yang luar biasa. Hal inilah yang diharapkan dari kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon. Namun demikian, meskipun sangat sederhana setiap guru harus memberikan umpan balik berupa penilaian hasil resume yang dilakukan siswa dan melaporkannya kepada wali murid. Untuk menyamakan persepsi dan agar kegiatan Resume Mingguan memperoleh hasil yang maksimal bagi peserta didik, sekolah menetapkan beberapa kriteria penilaian. Untuk kelas bawah ada dua indikator penilaian yakni: 1) kerapian dan keindahan tulisan, dan 2) kesesuaian ejaan. Sedangkan

7 7 untuk kelas atas ditambah lagi satu indikator penilaian, yaitu kesesuaian isi. Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon adalah sebagai berikut: (mengambil contoh kelas 5 dengan jadwal hari Jumat) 1. Pada hari Jumat pertama, Siswa meminjam buku di perpustakaan pada jam istirahat untuk dibawa ke dalam kelas dan diletakkan dengan rapi di sudut baca. 2. Hari berikutnya yakni hari Sabtu siswa mulai membaca buku yang dipinjam tersebut selama lima belas menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai yakni pukul WIB. 3. Hari Jumat berikutnya tetap pada pukul WIB siswa diharuskan telah menyelesaikan membaca satu buku bacan tersebut dan dilanjutkan dengan menyusun resume selama 30 menit. 4. Siswa mengumpulkan hasil penyusunan resume ke guru kelas masing masing untuk diberikan umpan balik dan penilaian. 5. Setelah tiba waktunya istirahat, siswa segera menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku sekaligus meminjam buku kembali untuk dijadikan bahan literasi minggu berikutnya, begitu seterusnya. Teknik pelaksanaan Resume Mingguan bagi tenaga pendidik pada prinsipnya sama dengan teknik pelaksanaan untuk peserta didik. Setiap guru kelas terlibat langsung dan bersama sama dengan siswanya melakukan kegiatan yang sama, yakni setiap hari membaca buku bacaan selama 15 menit pada pukul WIB dan mengakhirinya dengan membuat resume selama 30 menit juga. Namun bedanya kuantitas resume yang dibuat tenaga pendidik minimal dua paragraf dan kualitasnya tidak diberikan penilaian. Bagi tenaga pendidik lain termasuk kepala sekolah, kegiatan resume buku bisa dilakukan dalam hari apapun sesuai pilihan masing masing. Tujuan utama dari kegiatan Resume Mingguan yang harus dilaksanakan oleh tenaga pendidik adalah agar tenaga pendidik dapat

8 8 menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik. Dalam pembelajaran pembiasaan, tenaga pendidik perlu memberikan contoh agar peserta didik dapat memahami bahwa kegiatan yang dilakukan adalah baik dan bermanfaat. Oleh karena itu agar dapat dijadikan contoh, hasil resume yang dibuat guru kelas ditempelkan di mading kelas sehingga dapat diakses oleh seluruh peserta didik di kelas tersebut. Sedangkan untuk tenaga pendidik yang lain termasuk kepala sekolah hasil resume ditempel di mading sekolah yang dapat diakses oleh semua warga sekolah. Dalam Implementasinya, kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya tak lepas dari beberapa kendala. Kendala yang muncul terkait dengan sarana prasarana adalah kurang memadainya ruang perpustakaan yang menyebabkan mobilitas siswa untuk kegiatan pinjam dan pengembalian buku agak terganggu. Kendala lain yang muncul adalah berhubungan dengan sumber daya pelaksana kegiatan dalam hal ini tenaga pendidik sebagai role model. Kendala tersebut adalah yakni kurangnya kesadaran tenaga pendidik utamanya guru kelas dalam melaksanakan kegiatan. Sebagian besar guru kelas belum memiliki komitmen yang tinggi untuk menyukseskan kegiatan Resume Mingguan. Beberapa orang guru kelas belum bisa memberikan contoh yang baik dalam proses Resume mingguan sebagai upaya pembudayaan baca tulis di SDN Ngabab 02 Pujon. Kurangnya kesadaran guru kelas tersebut tampak dari beberapa indikator sebagai berikut: 1. Guru kelas belum konsisten dalam membaca dan menyusun resume mingguan. 2. Guru kelas belum konsisten memberikan umpan balik dan penilaian hasil resume siswa 3. Guru kelas belum konsisten melaporkan hasil Resume mingguan kepada wali murid Beberapa kendala yang muncul tersebut tidak mematahkan semangat kepala SDN Ngabab 02 Pujon untuk menyukseskan kegiatan

9 9 Resume Mingguan. Untuk mengatasinya, kiat yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah : 1. Agar mobilitas siswa dalam kegiatan pinjam dan pengembalian buku dapat berjalan efektif dan efisien, maka kegiatan meminjam dan mengembalikan buku dilakukan oleh kelompok kelompok yang dibentuk oleh guru kelas dengan cara bergiliran. 2. Agar semua tenaga pendidik memiliki kesadaran untuk menyukseskan kegiatan Resume Mingguan, kepala sekolah melakukan evaluasi kegiatan setiap dua minggu sekali. Dalam kegiatan evaluasi tersebut kepala sekolah menggali permasalahan - permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan dan mencari solusi bersama. 3. Pada kegiatan evaluasi tersebut, kepala sekolah juga memberikan pembinaan kepada tenaga pendidik terkait penyusunan resume yang baik, cara penilaian dan pemberian umpan balik hasil resume siswa, dan memberikan motivasi tentang pentingnya tenaga pendidik sebagai Role Model dalam upaya pembudayaan membaca dan menulis dan pentingnya laporan hasil Resume Mingguan kepada wali murid. 4. Terkait dengan teknik pelaporan hasil Resume Mingguan kepada wali siswa, agar pelaporan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dapat melaporkan tiap bulan sekali pada saat kegiatan rutin paguyuban kelas masing masing. Dengan demikian wali siswa dapat mengetahui perkembangan literasi putra putrinya sehingga dapat memberikan motivasi demi peningkatan kualitas literasi anaknya. Sesuai dengan tujuannya, bahwa kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon adalah untuk meningkatkan minat dan menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai sebuah budaya semua warga sekolah. Hasil dari kegiatan Resume Mingguan terhadap peningkatan budaya baca tulis di SDN Ngabab 02 Pujon dapat diketahui melalui kegiatan pengamatan (Observasi ) dan dan kegiatan penilaian. Observasi bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi dan minat peserta didik dan tenaga pendidik dalam membaca dan menulis. Sedangkan penilaian

10 10 dilakukan untuk mengetahui kualitas hasil resume yang dilakukan peserta didik dan untuk mengetahui frekwensi pemajangan hasil resume yang dilakukan guru kelas di mading kelas dan frekwensi pemajangan hasil resume tenaga pendidik yang lain di mading sekolah. Penilaian dan observasi terhadap peserta didik dilakukan oleh guru kelas, sedangkan observasi dan penilaian terhadap tenaga pendidik dilakukan oleh kepala sekolah. Hasil pengamatan terhadap minat dan motivasi peserta didik dan tenaga pendidik terhadap membaca dan menulis disajikan dalam tabel berikut 1.1 dan tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Motivasi Baca Tulis peserta Didik SDN Ngabab 02 Pujon Bulan / Minggu Aspek yang diamati Juli Agustus Sepember Oktober Nopember Motivasi dalam membaca K K K K C C C C B B B B B B B B Kesungguhan dalam membaca K K K K K K C C B B B B B B B B Motivasi dalam menulis K K K K C C C C C C C B B B B B Kesungguhan dalam menulis K K K K K K C C C C C C B B B B Tabel 1.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Motivasi Baca Tulis Tenaga pendidik SDN Ngabab 02 Pujon Bulan / Minggu Aspek yang diamati Juli Agustus Sepember Oktober Nopember Motivasi dalam membaca K K K K K C C C B B B B B B B SB Kesungguhan dalam membaca K K K K C C C C B B B B B B B SB Motivasi dalam menulis K K K K K C C C B B B B B B B B Kesungguhan dalam menulis K K K K K C C C B B B B B B B B Keterangan: BS (Baik Sekali) : B (Baik) : C (Cukup) : K (Kurang) : dibawah 55 Selanjutnya terkait dengan kualitas hasil resume yang dilakukan peserta didik, rata rata hasil penilaian secara kuantitatif disajikan dalam tabel sebagai berikut:

11 11 Tabel 1.3 Rekapitulasi Nilai Rata - Rata Hasil Resume Mingguan Peserta Didik SDN Ngabab 02 Pujon Nilai Kelas Juli Agustus Sepember Oktober Nopember Rata-rata per minggu Rata-rata per bulan 63, ,5 71,5 Hasil penilaian yang dilakukan kepala sekolah terhadap frekwensi pemajangan hasil resume tenaga pendidik di mading kelas dan mading sekolah terangkum dalam table 1.4 berikut: Tabel 1.4 Rekapitulasi Pemajangan Hasil Resume Tenaga Pendidik pada Mading Bulan / Minggu Tenaga Juli Agustus Sepember Oktober Nopember Pendidik Guru Kelas X X X X X X X X X X X X Guru Kelas X X X X X X X X X X Guru Kelas X X X X X X X X X Guru Kelas X X X X X X X X X Guru Kelas 5 X X X X X X X X X X X X X X X X Guru Kelas X X X X X X X X X X X X X X Kepala Sekolah X X X X X X X X X X X X X X X X Guru BTQ - - X X X X X X X X X X X X X X Guru PAI X X X X X X X X X X X X Guru Penjaskes x - X X X X X X X X X X X X X X

12 12 Berdasarkan data pada tabel 1.1 dan 1.2 dapat dijelaskan bahwa dari semua aspek yang diamati meliputi motivasi membaca, kesungguhan membaca, motivasi menulis, dan kesungguhan menulis baik pada tenaga pendidik maupun peserta didik pada enam minggu awal pelaksanaan masih berada dalam kategori kurang. Berdasarkan hasil pengamatan oleh kepala sekolah, hasil yang kurang tersebut faktor penyebabnya adalah dari guru kelas. Guru kelas yang sejak awal sudah melaksanakan kegiatan dengan baik, peserta didik dalam kelasnya pun juga melaksanakan dengan baik. Namun sayangnya, dari enam kelas yang ada, guru kelas yang sejak awal melaksanakan GLS dengan baik hanya ada satu kelas yakni kelas 5. Namun setelah dilakukan evaluasi terus menerus dan pemberian pembinaan oleh kepala sekolah, kekurangan tersebut pelan pelan mengalami peningkatan. Belum optimalnya pelaksanaan Resume mingguan pada awal awal pelaksanaan penulis memandang sebagai hal yang biasa. Seseorang perlu beradaptasi dan memaksakan diri untuk menghilangkan rasa malas dan berat agar mampu melakukan kegiatan baru yang belum pernah dilakukan. Hal ini berhubungan dengan besarnya motivasi intrinsik yang dimiliki tiap individu. Seseorang dengan tingkat motivasi intrinsik yang besar akan lebih mudah beradaptasi dan melakukan hal hal yang baru yang dianggapnya bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Terkait dengan motivasi intrinsik tersebut perlu adanya motivasi ekstrinsik (luar) untuk membangkitkan motivasi intrinsik pada setiap tenaga pendidik SDN Ngabab 02 Pujon. Evaluasi dan pembinaan yang dilakukan secara kontinyu oleh kepala sekolah merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik tersebut. Dalam kegiatan evaluasi dan pembinaan tersebut kepala sekolah selalu memberikan wawasan untuk meningkatkan kesadaran bahwa memberikan teladan kepada peserta didik adalah sebuah kewajiban. Termasuk juga kewajiban untuk memberikan contoh dalam membiasakan membaca dan menulis.

13 13 Data pada tabel 1.1 dan 1.2 tersebut juga menunjukkan adanya keberhasilan dari kegiatan evaluasi dan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Setelah dilakukan evaluasi pembinaan yang ketiga, tampak motivasi membaca dan menullis mulai meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendidik mulai menyadari kewajibannya sebagai Role Model yang harus memberikan contoh kepada peserta didik, sehingga tenaga pendidik mulai melaksanakan kegiatan dengan baik. Hal ini berbanding lurus dengan motivasi peserta didik. Artinya contoh yang baik dari tenaga pendidik memberikan pengaruh positif bagi motivasi membaca dan menulis pada diri peserta didik. Selanjutnya data pada table 1.3 dan 1.4 tentang penilaian hasil resume oleh peserta didik dan tenaga pendidik menunjukkan adanya hubungan yang erat motivasi dan kualitas hasil resume yang diperoleh. Pada tael tersebut tampak jelas kualitas hasil resume pada awal awal pelaksanaan dan setelah minggu keenam. Setelah minggu keenam menunjukkan peningkatan yang cukup baik terhadap hasil resume peserta didik serta frekwensi pemajangan hasil resume tenaga pendidik di mading kelas maupun mading sekolah. Hal ini menunjukkan pentingnya pembinaan dan evalauasi yang dilakukan kepala sekolah terhadap kegiatan Resume Mingguan di SDN Ngabab 02 Pujon. Penulis optimis dan sangat yakin pada saatnya nanti kegiatan Resume Mingguan akan menjadi sebuah budaya dan karakter di SDN Ngabab 02 Pujon. Kesimpulan dan Harapan Penulis Simpulan yang dapat diperoleh berdasarkan penjelasan pada bagian terdahulu meliputi: 1) Resume Mingguan merupakan sebuah inovasi kegiatan yang dapat dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis di satuan pendidikan, 2) Kegiatan Rutin, Terprogram, dan Kegiatan Keteladanan merupakan strategi yang sangat tepat untuk melaksanakan kegiatan Resume Mingguan di satuan pendidikan, 3) Keteladanan yang diberikan tenaga pendidik sangat

14 14 diperlukan dan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan budaya membaca dan menulis di satuan pendidikan, dan 4) Kesadaran tenaga pendidik akan kewajibannya merupakan faktor yang sangat penting dalam membudayakan membaca dan menulis di satuan pendidikan. Harapan penulis terkait dengan kegiatan Resume Mingguan tersebut antara lain: 1) Satuan pendidikan hendaknya menerapkan kegiatan Resume Mingguan sebagai kegiatan pembiasaan untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis, 2) Dalam Pelaksanaan Resume Mingguan hendaknya seorang kepala sekolah ikut terlibat dalam kegiatan dan selalu memberilan evaluasi dan pembinaan agar kegiatan dapat berjalan optimal dan membuahkan hasil, 3) Perlunya komitmen yang tinggi dari semua tenaga pendidik agar kegiatan Resume Mingguan dapat meningkatan budaya membaca dan menulis, dan 4) Semoga kegiatan Resume Mingguan pada saatnya nanti dapat berkontribusi untuk menghasilkan penulis yang hebat di masa yang akan datang.

15 15 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud. Deporter, Bobbi. dan Hernacki Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Deporter, Bobbi, dkk Quantum Teaching. Bandung: Kaifa Mulyasa, E Implementasi Kurikulum Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Noverino, Romel (PDF). Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan. Diakses tanggal 7 Nopember 2016 Nurhadi Dasar Dasar Teori Membaca. Surabaya: JP. Books. Purwadarminta, W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Semi, Attar Dasar Dasar Ketrampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa..

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi bangsa Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan nasional. Keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang masalah, rumasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

Lebih terperinci

Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen

Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen Budaya Literasi bagi Peserta Didik Sekolah Dasar dengan Strategi Membaca BBM dan Pohon Literasi di MIN Karangjati Kabupaten Sragen Oleh Rohmawati,S.Ag NIP. 197809201998032001 NUPTK. 6252756657210073 Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, akhirnya bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan menjadi bahasa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh Nama : Rully Khusna Hikmawati NIM : 4101409048 Program Studi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh peserta didik. Membaca, melalui kegiatan tersebut peserta didik akan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh peserta didik. Membaca, melalui kegiatan tersebut peserta didik akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan makin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Semua jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) akan berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai hal yang harus dipersiapkan, baik berupa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik di Indonesia berkaitan erat dengan keterampilan membaca yang berkelanjutan pada kemampuan memahami informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi. 1. Deskripsi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi. 1. Deskripsi Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Melalui kegiatan observasi saat PPL 1 di SLB Yapenas yang dilaksanakan pada bulan Juni 2014, dapat diperoleh gambaran mengenai sarana dan prasarana penunjang kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERPUSTAKAAN DESA DARI DAN BAGI MASYARAKAT DESA BIDANG KEGIATAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERPUSTAKAAN DESA DARI DAN BAGI MASYARAKAT DESA BIDANG KEGIATAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERPUSTAKAAN DESA DARI DAN BAGI MASYARAKAT DESA BIDANG KEGIATAN PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Oleh: 1. Candra Agustina Putri Setyani (C0213014 Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada

BAB I PENDAHULUAN. hingga remaja lebih suka menggunakan gadget untuk bermain game daripada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi suatu era atau masa yang tidak dapat diabaikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK. Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016

KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK. Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 KARYA ILMIAH UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH MELEK LITERASI MELALUI GELIS BATUK Diajukan untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Oleh: Yati Kurniawati, M.Pd. NIP. 19761102 200212 2 003

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA Arifin Muslim Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.

Lebih terperinci

STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH

STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH STAND UP BERGILIR SEBAGAI SOLUSI MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH oleh: Nama : Nur Hidayah, S.Pd. NUPTK : 1634763664210142 Kabupaten/Kota : Kota Semarang Provinsi : Jawa Tengah Tahun 2016 i LEMBAR

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SI SWA KELAS VII SMP N 4 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012 / 2013 Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling Sri Winarti Durandt, Irwan Said, dan Ratman Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dipaparkan lima subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5) manfaat penelitian. Untuk lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada kelas XII jurusan TFL (Teknik Fabrikasi Logam) yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kaliwiro, yang beralamatkan di Jalan Selomanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran membaca pada peseta didik kelas awal merupakan pekerjaaan guru yang berat karena pada fase tersebut fondasi anak untuk bisa mengikuti pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Setelah dilakukan perumusan dan perancangan terhadap program yang akan dilaksanakan, maka kegiatan selanjutnya adalah realisasi program-program yang telah

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berimplikasi pada kemajuan suatu daerah bahkan bangsa. Kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah faktor yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) merupakan wujud, langkah, upaya untuk meningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan kurikulum berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan dalam berbahasa biasanya mencantumkan empat keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yakni keterampilan menyimak, keterampilan membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut tentunya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, yang bermoral untuk menghadapi dampak negative dari. masyarakat yang penuh tantangan, perubahan dan tuntutan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, yang bermoral untuk menghadapi dampak negative dari. masyarakat yang penuh tantangan, perubahan dan tuntutan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan, kemajuan, yang bermoral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI A. Persiapan Pelaksanaan PPL Menurut UU RI no. 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk membina para siswa agar siswa memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap positif dalam menjalani kehidupan. Jadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang diselenggarakan secara terpadu dan diarahkan pada peningkatan kualitas serta pemerataan

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150 SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17 Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp.021-6392046, Fax.021-6492322 Jakarta Barat 11150 1 KETETAPAN RAKER SMAN 17 JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG I No. 93 KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan PPL. Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Langsung (PPL) baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Disiplin dan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah   Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VI SD. MATHLA UL KHAIRIYAH BANDUNG Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah e-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan benegara yang telah dirumuskan oleh para bapak bangsa, dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KESIAPAN GURU BIDANG STUDI DALAM MENGAJARKAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 6 KECAMATAN MEDAN KOTA Oleh: Andika Dewi Putri Kamarlin Pinem

ANALISIS KESIAPAN GURU BIDANG STUDI DALAM MENGAJARKAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 6 KECAMATAN MEDAN KOTA Oleh: Andika Dewi Putri Kamarlin Pinem ANALISIS KESIAPAN GURU BIDANG STUDI DALAM MENGAJARKAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 6 KECAMATAN MEDAN KOTA Oleh: Andika Dewi Putri Kamarlin Pinem Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi mahluk yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai kholifah Allah di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 9 SEMARANG. Disusun Oleh : : Muhammad Dian Prihatmoko NIM : Program Studi : PKLO

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 9 SEMARANG. Disusun Oleh : : Muhammad Dian Prihatmoko NIM : Program Studi : PKLO LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 9 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Muhammad Dian Prihatmoko NIM : 6301409018 Program Studi : PKLO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al-

A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al- BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan SMP Islam Al- Abidin SMP Islam Al-Abidin adalah Sekolah Menengah Pertama Islam yang berdiri dibawah naungan Yayasan Al-Abidin Surakarta.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta berdasarkan peraturan.

Lebih terperinci

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko INKONSISTENSI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan terwujudnya pendidikan nasional yang berkualitas tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi manusia sangat penting, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan melalui berbagai ragam teknis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNIK MIND MAPPING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNIK MIND MAPPING DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek bahasa. Menurut Dasmiati (2012: 1) dalam penelitiannya, Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek bahasa. Menurut Dasmiati (2012: 1) dalam penelitiannya, Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Menurut Dasmiati (2012: 1) dalam penelitiannya, Bahasa salah satu alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa besar kekuatan sumber daya manusianya (SDM). sehingga dalam kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang

Lebih terperinci