II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Forensik
|
|
- Indra Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Forensik Forensik berasal dari Bahasa Latin yaitu forum yang berarti tempat untuk melakukan transaksi. Ilmu forensik merupakan ilmu yang menerapkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam mengungkap suatu kasus tindak pidana dengan cara menyusun kembali (rekonstruksi) tindak pidana tersebut bisa terjadi berdasarkan pada bukti-bukti yang ada. Ilmu forensik berdasarkan metode ilmu pengetahuan alam akan menganggap sesuatu memang ilmiah apabila didasari oleh fakta (empirisme), kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan (positivisme), serta analisanya mampu dituangkan dengan masuk akal dan bermakna sehingga hasilnya dapat disampaikan ke masyarakat luas (Siswanto, 2010). Crime Science Investigation (CSI) merupakan suatu metode pendekatan penyidikan berbasis ilmu pengetahuan alam untuk mengungkap suatu kasus yang terjadi. Metode CSI melakukan analisa yang melibatkan ilmu pengetahuan untuk membuat barang bukti dan tempat kejadian perkara (TKP) berbicara tentang suatu tindak kejahatan yang sudah terjadi sebagai pokok bahasan di bidang Forensik (Siswanto, 2010). Penggunaan metode CSI dalam mengungkap kasus pidana dapat mempermudah penyidik untuk membuat terang kasus pidana dengan tindakan olah TKP sehingga meminimalisir kesalahan serta mendukung penegakan hukum di Negara ini (Wahyuni, 2013). Prinsip dasar Ilmu Forensik yang telah digagas oleh Dr. Edmond Locard adalah Locard Exchange Principle menyatakan bahwa ketika seseorang masuk ke TKP maka orang tersebut akan meninggalkan jejak dirinya dan membawa jejak TKP ketika dia pergi. Berdasarkan hal tersebut terjadilah pertukaran materi secara fisik yang dapat dijadikan sebagai barang bukti untuk mengungkap kasus tindak pidana tersebut (Octavia 2015; Kirk, 1953). Pertukaran materi fisik di TKP dapat berupa sidik jari, bercak darah, rambut, cairan tubuh, serat kain dan lainnya yang dapat diidentifikasi siapa pemiliknya baik itu korban maupun tersangka. Analisa DNA yang dilakukan sebagai model pembuktian kejahatan mampu menunjukkan hasil yang lebih akurat sehingga 5
2 sering digunakan hingga saat ini. DNA merupakan barang bukti primer yang berdiri sendiri tanpa diperkuat dengan bukti lainnya. Melalui pembuktian secara ilmiah ini, diharapkan polisi, jaksa dan hakim dapat memanfaatkan bukti-bukti ini untuk menegakkan kebenaran dari sebuah kasus dalam sebuah peradilan, disamping hanya mengandalkan pengakuan dari tersangka ataupun saksi yang mungkin saja bisa memberikan keterangan yang tidak sebenarnya (Wirasuta, 2008) Soroh Pande Masyarakat Hindu di Bali sangat meyakini Panca Srada sebagai dasar dalam menjalankan hidup di dunia. Salah satu srada yang masih dipercaya hingga saat ini adalah keyakinan akan adanya leluhur. Istilah memande merupakan salah satu profesi leluhur yang diyakini oleh keturunannya dan hingga kini disebut klan atau soroh Pande. Arti dari kata memande merupakan suatu pekerjaan yang menghasilkan alat-alat berbahan dasar logam yang sangat berguna bagi seluruh lapisan masyarakat seperti alat-alat pertanian yaitu sabit dan pacul, peralatan rumah tangga yaitu pisau, kapak dan gembok, senjata seperti keris, tombak dan trisula, alat-alat keagamaan antara lain kendi, bokor dan canting, alat-alat kesenian yaitu gong, atribut penari dan perhiasan serta peralatan lainnya yang berhubungan dengan bara dan logam (Darmada dkk., 2007). Masyarakat soroh Pande yang memiliki keahlian dalam bidang pembuatan senjata dan alat-alat dari besi disebut pande besi, yang pandai dalam membuat busana dan perhiasan yang terbuat dari logam mulia seperti emas, perak kuningan dan lainnya disebut pande emas. Soroh Pande yang ahli dalam membuat alat-alat tetabuhan seperti gong, terompong, kempul gangsa dan kelengkapannya disebut pande gong serta beberapa keahlian lainnya yang sulit dapat dikerjakan oleh masyarakat soroh lainnya (Jiwa, 2013). Penyebaran dan perubahan tempat tinggal masyarakat soroh Pande dipengaruhi oleh kedatangan yang terjadi secara bertahap serta situasi dan kondisi pada zaman kerajaan, hingga sampailah masyarakat soroh Pande di Kabupaten Gianyar. Berdasarkan keinginan I Dewa Manggis sebagai cikal bakal keturunan Raja, beliau ingin mendirikan kerajaan diantara Klungkung dan Badung, maka 6
3 didirikanlah Puri di Desa Bengkel (Desa Beng) yang akhirnya Puri tersebut dipindah ke Gianyar (Griya Anyar). Beliau disertai oleh Pande Tusan dari Taman Bali yang hingga saat ini masih menetap di Desa Bengkel (Desa Beng) atau bahkan sudah ada yang berpindah ke tempat baru bila belum ada masyarakat soroh pandenya di daerah tersebut. Demikian seterusnya hingga akhirnya pertalian antara masyarakat soroh Pande sulit dibedakan karena perbedaan masa kedatangannya ke Pulau Bali (Darmada dan Sutama, 2001). Hingga saat ini keberadaan masyarakat soroh Pande sudah tersebar hampir di seluruh Bali dan salah satunya adalah di Kabupaten Gianyar. Terdapat 15 Dadia yang tersebar di Kabupaten Gianyar yaitu Dadia Pande di Beng (Bengkel), Serongga, Abian Base, Sidan, Blahbatuh, Sukawati, Celuk, Tampak Siring, Kedisan, Peliatan, Juga, Singakerta, Kelusa, Semita dan Lod Tunduh (Darmada dan Sutama, 2001). Menurut Tokoh masyarakat di Desa Beng, Mangku Tapakan menyatakan bahwa sampai saat ini jumlah masyarakat soroh Pande di Desa Beng sebanyak 285 Kepala Keluarga dan beberapa diantaranya masih memande, walaupun tidak semua menggeluti profesi memande dan sudah beralih pada profesi lain seperti pengelola hotel, artshop, guru dan sebagainya mereka dibebaskan untuk memilih profesi apa yang ingin dilakoni semasa hidupnya, namun tetap ingat dan berbakti kepada leluhur (Mangku Made Tapakan, Desa Beng Gianyar, 2015, kom.pri) Deoxyribonucleic acid (DNA) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah asam nukleat yang membawa informasi genetik dari sel makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya (Suryo, 2010). DNA sebagai salah satu komponen utama kromosom merupakan bagian terbesar dari nukleus yang ditemukan oleh ilmuwan Swiss, Frederick Miescher pada tahun Pada tahun 1920-an seorang ahli kimia Jerman, Robert Feulgen mengembangkan DNA dengan menggunakan pewarnaan ungu DNA dan menemukan letak DNA secara eksklusif pada kromosom. Molekul DNA memiliki bentuk seperti benang lurus dan tidak bercabang pada nukleus dan berbentuk lingkaran pada mitokondria dan plastida (Gunarso, 1988). 7
4 Susunan kimiawi DNA yang kompleks terdiri dari tiga macam molekul yaitu, gula pentosa (deoksiribosa), asam fosfat dan basa nitrogen. Basa nitrogen dibedakan atas dua tipe yaitu kelompok pirimidin (sitosin dan timin) merupakan jenis basa nitrogen yang memiliki satu cincin organik serta kelompok purin (adenine dan guanin) merupakan jenis basa nitrogen yang terdiri atas dua cincin organik (Suryo, 2010). Molekul DNA merupakan molekul-molekul linear yang terdiri dari sebuah polimer panjang polinukleotida. Gugus fosfat menyambung residu deoksiribosa pada 5 -C dengan nukleotida berikutnya pada 3 -C, sehingga ikatan-ikatan fosfodiester ini mengikat nukleotida-nukleotida kompleks menjadi satu membentuk tulang punggung DNA (Gunarso, 1988). Untaian-untaian polinukleotida ini akan membentuk struktur double helix dan akan dipegang oleh ikatan hidrogen yang dibentuk oleh satu basa purin yang telah berpasangan dengan satu basa pirimidin (Faatih, 2009) Penanda DNA Mikrosatelit Analisa DNA mikrosatelit merupakan salah satu ciri genetik yang sudah diaplikasikan secara meluas untuk mempelajari sistem perkawinan, struktur populasi, pautan (linkage), pemetaan kromosom dan analisa populasi. Hal ini dikarenakan DNA mikrosatelit sangat polimorfik dan jumlahnya banyak dalam DNA genom (Sumantri dkk., 2008). DNA mikrosatelit dapat digunakan untuk membandingkan genotip dari individu yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat. Mikrosatelit juga bersifat kodominan, karenanya memiliki kemampuan mendeteksi yang tinggi terhadap keragaman alel dan tidak terlalu mahal untuk dianalisa dengan menggunakan PCR (Haryati, 2011). Mikrosatelit atau Short Tandem Repeat (STR) merupakan salah satu marka molekuler yang tersusun atas runutan DNA pendek berulang 2 sampai 6 pasang basa nukleotida dan dapat berulang 10 hingga 100 kali (Haryati, 2011). Lokus mikrosatelit diapit oleh suatu urutan nukleotida yang terkonservasi sehingga dimungkinkan untuk merancang primer yang komplementer pada urutan DNA pengapit ini dan diamplifikasi dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) (Aryantha dkk., 2008). Produk PCR yang dihasilkan dalam jumlah pengulangan 8
5 basa yang bervariasi disebut sebagai polimorfisme serta daerah yang teramplifikasi oleh primer dinyatakan sebagai lokus dengan variasi panjang produk PCR sebagai alel (Chaerani dkk., 2009). Penanda molekuler dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi pada generasi awal dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi yaitu dengan menentukan penanda yang terpaut dengan suatu sifat yang diinginkan. Identifikasi fragmen spesifik dapat dilakukan dengan analisa dan pemetaan Quantitative Trait Loci (QTL) (Roberdi dkk., 2010). Penelitian lain yang menggunakan DNA mikrosatelit adalah variasi genetik masyarakat Bali Mula di Desa Sembiran Buleleng dengan penanda DNA mikrosatelit menggunakan empat lokus yaitu D2S1338, D3S1358, D5S818 dan D13S317 yang menunjukkan bahwa ditemukannya 19 ragam alel pada lokus D13S317 sebanyak enam alel pada lokus D2S1338, pada lokus D3S1358 sebanyak lima alel dan sebanyak tiga alel pada lokus D5S818 (Dwitiari, 2012). Masing-masing lokus DNA mikrosatelit memberikan ragam alel yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya nilai heterozigositas dan nilai kekuatan pembeda (Power of Discrimination). Penentuan dalam penggunaan lokus DNA mikrosatelit yang baik digunakan dalam analisa DNA didasarkan pada tingginya nilai heterozigositas dan Power of Discrimination yang dihasilkan (Octavia, 2015; Rudin and Crim, 2002) Ekstraksi DNA Analisa DNA diawali dengan ekstraksi atau isolasi DNA yang merupakan teknik dasar untuk mempelajari teknik biologi molekuler. Ekstraksi DNA bertujuan untuk memisahkan asam nukleat dari komponen sel lain yang tidak diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak dan lainnya (Davis et al., 1993). Proses ekstraksi dilakukan secara bertahap meliputi, isolasi dari jaringan, pelisisan dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan (Wulandari dkk., 2014; Jehuda, 2011). Ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti metode fenol-kloroform, metode membran dialisis, metode chelex dan metode boom. 9
6 Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode fenol-kloroform (Toha, 2001). Prinsip utama dari metode fenol-kloroform adalah memisahkan protein dan DNA dari sel oleh fenol-kloroform dilanjutkan dengan presipitasi DNA menggunakan alkohol. Proses sentrifugasi juga sangat berperan penting dalam isolasi DNA, sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya dengan memberikan gaya sentrifugal pada kecepatan tertentu. Hasil sentrifugasi akan menunjukan dua fraksi terpisah, yaitu molekul ringan akan berada pada bagian atas dan molekul berat berada di bagian dasar tabung (Sambrook and Russel, 2001) Polymerase Chain Reaction (PCR) Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase merupakan suatu metode enzimatis untuk memperbanyak sekuen nukleotida tertentu secara in vitro. Kelebihan metode PCR ini adalah dapat memperbanyak molekul DNA dan memisahkan gen-gen tertentu, juga mampu bekerja dengan komponen yang jumlahnya sedikit. Teknik PCR ini pertama kali dikembangkan oleh seorang peneliti dari CETUS Corporation yaitu Kary Mullis pada tahun 1985 (Novel dkk., 2011). PCR merupakan suatu teknik yang melibatkan beberapa tahapan berulang (siklus) dan tiap siklusnya terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Prinsip kerja PCR terbagi menjadi beberapa tahapan utama yaitu; Tahap I Pradenaturasi templat yaitu proses penyesuaian suhu mesin. Tahap II Denaturasi DNA templat yang terjadi pada suhu sekitar o C, merupakan proses pemisahan untaian DNA double helix dengan perlakuan suhu yang tinggi. Tahap III Annealing yaitu proses penempelan primer pada templat dengan suhu sekitar o C. Tahap IV Extension adalah pemanjangan primer dengan bantuan enzim Taq-polimerase pada rentang suhu sekitar o C. Tahap denaturasi, annealing dan extension akan berulang sebanyak siklus dan setiap pengulangannya menghasilkan cetakan DNA baru secara eksponensial. Peningkatan jumlah siklus melebihi 30 siklus tidak akan meningkatkan jumlah amplikon dan memungkinkan 10
7 peningkatan jumlah produk non-target. Tahapan terakhir adalah Tahap V Postextension yaitu pemantapan (Danuz, 2014; Handoyo dan Rudiretra, 2000). Pelaksanaan PCR sangat memerlukan beberapa komponen penting, seperti templat DNA yang berfungsi sebagai cetakan untuk membentuk molekul DNA baru yang sama. Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyiapkan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3 yang diperlukan pada proses extension. dntps (deoxynucleotide triphosphates) merupakan suatu campuran yang terdiri dari datp (deoksiadenosin trifosfat), dttp (deoksitimidin trifosfat), dctp (deoksisitidin trifosfat), dan dgtp (deoksiguanosin trifosfat), dimana dalam proses PCR dntps berfungsi sebagai building block DNA yang diperlukan dalam proses extension. Bufer untuk menjamin ph medium dan MgCl 2 bertindak sebagai kofaktor untuk menstimulasi aktivitas DNA polimerase. Kemudian, enzim polimerase DNA berfungsi sebagai katalis untuk reaksi polimerasi DNA (Handoyo dan Rudiretra, 2000) Elektroforesis Elektroforesis merupakan teknik pemisahan molekul bermuatan didasarkan pada perbedaan tingkat migrasi DNA dengan menggunakan matriks gel yang berfungsi sebagai medan listrik tempat terjadinya migrasi molekul-molekul organik. Elektroforesis sangat berperan penting digunakan pada penelitian dalam proses pemisahan dan mempurifikasi makromolekul seperti protein dan asam nukleat yang memiliki perbedaan ukuran, kadar ion, dan molekul penyusunnya. Elektroforesis sangat sensitif terhadap perbedaan muatan dan berat molekul yang cukup kecil (Bachrudin, 1999). Tujuan pemisahan molekul adalah untuk mengetahui ukuran atau jumlah basa serta ukuran basa nukleotida (Danuz, 2014). Prinsip kerja dari proses elektroforesis adalah setiap partikel bermuatan akan bergerak dari kutub negatif menuju kutub positif. Perbedaan muatan dan ukuran partikel akan mengakibatkan pergerakan berbeda sehingga terjadi pemisahan. Pemisahan muatan molekul diperantarai dengan suatu medium seperti gel agarose atau PAGE (Polyacrilamide Gel Electrophoresis). Elektroforesis yang dilakukan di dalam gel mampu mengurangi arus listrik yang timbul akibat perbedaan suhu 11
8 yang kecil yang diperlukan agar pemisahan lebih efektif dan bertindak sebagai saringan molekul yang meningkatkan pemisahan serta berperan dalam menjaga molekul yang sudah terpisah agar tidak berdifusi terlalu cepat kedalam fase cair (Arif, 2013). Elektroforesis merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memvisualisasikan hasil PCR berupa fragmen-fragmen DNA yang sudah diamplifikasi. Pada proses elektroforesis diperlukan matriks penyangga untuk mencegah terjadinya difusi oleh timbulnya panas dari aliran listrik yang digunakan. Beberapa matriks penyangga seperti gel agarose dan gel poliakrilamid banyak digunakan untuk separasi protein dan asam nukleat (Arif, 2013). Elektroforesis gel agarose digunakan untuk memisahkan fragmen DNA berukuran lebih besar dari 100 bp yang dijalankan secara horizontal dan elektroforesis gel poliakrilamid memiliki pori-pori yang lebih kecil dibandingkan dengan gel agarosa, sehingga dapat memisahkan pita DNA yang berukuran relatif kecil (5-500 bp) dan dijalankan secara vertikal. Kecepatan gerak molekul sangat bergantung pada rasio muatan terhadap massa dan bentuk molekulnya. Keunggulan penggunaan gel poliakrilamid dalam elektroforesis adalah tidak membentuk matriks dengan sampel dan tidak bereaksi dengan sampel, sehingga tidak menghambat pergerakan sampel yang memungkinkan pemisahan protein secara sempurna (Syam dkk., 2012). Komponen penting yang membentuk gel poliakrilamid adalah akrilamida, bis-akrilamida, Amonium Peroksida Sulfat (APS), dan Tetramethylenediamine (Temed). Akrilamida sebagai senyawa utama penyusun gel yang bersifat karsinogenik. Bis-akrilamida sebagai cross-linking agen yang membentuk kisikisi sebagai saringan molekul. Amonium Persulphate (APS) berfungsi sebagai inisiator yang mengaktifkan akrilamida agar bereaksi dengan molekul akrilamida lainnya sehingga membentuk polimer panjang, serta temed sebagai katalisator reaksi polimerisasi akrilamid menjadi gel poliakrilamid sehingga dapat digunakan sebagai pemisahan molekul (Arif, 2013). 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. DNA (Deoxyribonuleic Acid) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah suatu materi yang terdapat pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun menurun. Semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Babi Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung leper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Didalam Al-Qur an tertera dengan
Lebih terperinciKATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis
KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens
Lebih terperinciPengujian DNA, Prinsip Umum
Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian berbasis DNA dalam pengujian mutu benih memang saat ini belum diregulasikan sebagai salah satu standar kelulusan benih dalam proses sertifikasi. Dalam ISTA Rules,
Lebih terperinciPOLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Disusun oleh: Hanif Wahyuni (1210411003) Prayoga Wibhawa Nu Tursedhi Dina Putri Salim (1210412032) (1210413031) SEJARAH Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis pada tahun 1985
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali Masyarakat Bali saat ini merupakan hasil perkembangan masyarakat Bali yang menghuni Bali sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dapat
Lebih terperinciIdentifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )
Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan
Lebih terperinciBAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI
BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI Di dalam Bab XII ini akan dibahas pengertian dan kegunaan teknik Reaksi Polimerisasi Berantai atau Polymerase Chain Reaction (PCR) serta komponen-komponen dan tahapan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN ISOLASI DNA Disusun Oleh: Nama : Aminatus Sholikah NIM : 115040213111035 Kelompok : kamis, 06.00-07.30 Asisten : Putu Shantiawan Prayoga PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! ABSTRACT... Error! KATA PENGANTAR... Error! DAFTAR ISI... i DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG... Error! BAB I PENDAHULUAN... Error! 1.1 Latar Belakang... Error! 1.2 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciPRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Unitas, Vol. 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 17-29 PRINSIP UMUM DAN PELAKSANAAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) [General Principles and Implementation of Polymerase Chain Reaction] Darmo Handoyo
Lebih terperinciTeknik-teknik Dasar Bioteknologi
Teknik-teknik Dasar Bioteknologi Oleh: TIM PENGAMPU Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa mengetahui macam-macam teknik dasar yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) merupakan salah satu tanaman sayuran yang umbinya menjadi menu pokok pada hampir semua jenis masakan dengan fungsi sebagai
Lebih terperinciJADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA
JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA Waktu Kegiatan dan Judul Percobaan 2 Februari 2018 Penjelasan Awal Praktikum di Lab. Biokimia Dasar 9 Februari 2018 23 Februari 2018 2 Maret 2018 9 Maret 2018 16 Maret 2018 23
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Burung Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans) cm) dan berwarna gelap. Perbedaan dengan bondol lain adalah seluruh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans) Bondol Kalimantan (Lonchura fuscans) memiliki ukuran sedang (11 cm) dan berwarna gelap. Perbedaan dengan bondol lain adalah seluruh bulunya
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel
16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik
Lebih terperinciSINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya
SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Amplifikasi Gen Mx Amplifikasi gen Mx telah berhasil dilakukan. Hasil amplifikasi gen Mx divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita yang
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan. Melalui tahapan tersebut diperoleh urutan nukleotida sampel yang positif diabetes dan sampel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DNA Mitokondria Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga sistem organ. Dalam sel mengandung materi genetik yang terdiri dari DNA dan RNA. Molekul
Lebih terperinciREFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERANAN TES DNA DALAM IDENTIFIKASI FORENSIK KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO RSUP DR. KARIADI
Lebih terperinciEKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016
EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016 Pendahuluan DNA: polimer untai ganda yg tersusun dari deoksiribonukleotida (dari basa purin atau pirimidin, gula pentosa,dan fosfat). Basa purin: A,G Basa pirimidin: C,T DNA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi sel tersebut. Disebut sebagai penghasil energi bagi sel karena dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mitokondria Mitokondria merupakan salah satu organel yang mempunyai peranan penting dalam sel berkaitan dengan kemampuannya dalam menghasilkan energi bagi sel tersebut. Disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kebab Kata kabab ( اب ) berasal dari bahasa Arab atau Persia yang berarti daging yang digoreng dan bukanlah daging yang dipanggang. Kata kabab dari bahasa Arab tersebut
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)
Lebih terperinciOrganisasi DNA dan kode genetik
Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat
Lebih terperinciSaintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf
Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKK Universitas Negeri Gorontalo Abstrak (Polymerase Chain Reaction, PCR) adalah
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) Kelapa merupakan tanaman yang penting bagi kehidupan manusia. Kelapa dimanfaatkan sebagai sumber makanan, minuman, bahan bangunan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen FSHR Alu-1 Amplifikasi fragmen gen FSHR Alu-1 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan dengan kondisi annealing 60 C selama 45 detik dan diperoleh produk
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Molekuler Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:
BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan
Lebih terperinciAdalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.
DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Purifikasi DNA Total DNA total yang diperoleh dalam penelitian bersumber dari darah dan bulu. Ekstraksi DNA yang bersumber dari darah dilakukan dengan metode phenolchloroform,
Lebih terperincimenggunakan program MEGA versi
DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii PENDAHULUAN...
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK
STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik
Lebih terperinciANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI
1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Lebih terperinciAulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA
Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian
12 METODE PEELITIA Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan April 2010, bertempat di Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. penelitian ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dan dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Madu Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dan dapat dikonsumsi karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu bukan hanya merupakan bahan pemanis,
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Exon 2 Gen GH exon 2 pada ternak kambing PE, Saanen, dan persilangannya (PESA) berhasil diamplifikasi menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Pasangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional molekuler. Data yang diperoleh berasal dari pemeriksaan langsung yang dilakukan peneliti sebanyak
Lebih terperinciKolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria
Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria Ria Maria (G34090088), Achmad Farajallah, Maria Ulfah. 2012. Karakterisasi Single Nucleotide Polymorphism Gen CAST pada Ras Ayam Lokal. Makalah Kolokium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Kuantitas DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan Spektrofotometer Pengujian kualitas DNA udang jari (Metapenaeus
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam
Lebih terperinciDNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI
DNA FINGERPRINT SPU MPKT B khusus untuk UI 1 Pengertian umum Bioteknologi : seperangkat teknik yang memanfaatkan organisme hidup atau bagian dari organisme hidup, untuk menghasilkan atau memodifikasi produk,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran kemiripan profil DNA manusia yang dibangun didesain untuk mengukur kemiripan profil DNA manusia antara profil DNA seseorang dengan data-data profil DNA yang tersimpan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop
Lebih terperinciCiri Khas Materi Genetik
KIMIA DARI GEN Ciri Khas Materi Genetik 1. Replikasi: digandakan, diturunkan kepada sel anak 2. Penyimpan informasi 3. Meng ekspresi kan informasi: Dimulai dengan transkripsi DNA sehingga dihasilkan RNA,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Exon 4 Amplifikasi gen GH exon 4 pada kambing Peranakan Etawah (PE), Saanen dan PESA (Persilangan PE-Saanen) diperoleh panjang fragmen 200 bp (Gambar 8). M 1 2 3
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan dengan teknik overlapping extension
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan berdasarkan langkah-langkah penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dalam empat bagian yang meliputi; sampel mtdna,
Lebih terperinciISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:
ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: Mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan berdaging lunak. Mengetahui pengaruh kandungan air yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth
III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan
Lebih terperinciTopik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik
Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik isolat bakteri dari ikan tuna dan cakalang 4.1.1 Morfologi isolat bakteri Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80-90% dari seluruh sapi perah yang berada di sana.
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel
BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST MspI) Amplifikasi fragmen gen calpastatin (CAST MspI) pada setiap bangsa sapi dilakukan dengan menggunakan mesin thermal cycler (AB Bio System) pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungsi dan Struktur Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma. Mitokondria berfungsi sebagai organ respirasi dan pembangkit energi dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Potensi Ternak Sapi Potong di Indonesia Populasi penduduk yang terus berkembang, mengakibatkan permintaan terhadap kebutuhan pangan terus meningkat. Ternak memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Resistensi bakteri Resistensi antibiotik menjadi masalah ketika antibiotik digunakan secara luas dengan tujuan pemusnahan bakteri, akan tetapi bakteri yang resisten terhadap
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni
TINJAUAN PUSTAKA Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni siklus hidupnya terdiri dari telur larva pupa imago. E. kamerunicus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;
BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus pemalsuan makanan menggunakan spesies babi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya kasus pemalsuan makanan menggunakan spesies babi telah terjadi di masyarakat dikarenakan harga babi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan sapi, serta
Lebih terperinciPERANAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN KARYA TULIS ILMIAH. Oleh
PERANAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh ELLIWATI HASIBUAN, S.Si, M.Si NIP. 1962 1017 2000 03 2 001 Pranata Laboratorium Perguruann
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi DNA Metode isolasi dilakukan untuk memisahkan DNA dari komponen sel yang lain (Ilhak dan Arslan, 2007). Metode isolasi ini sesuai dengan protokol yang diberikan oleh
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001
Lebih terperinciElektroforesis Hasil Amplifikasi Analisis Segregasi Marka SSR Amplifikasi DNA Kelapa Sawit dengan Primer Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN
11 annealing yang tepat dengan mengatur reaksi pada berbagai suhu dalam satu reaksi sekaligus sehingga lebih efektif dan efisien. Proses optimasi dilakukan menggunakan satu sampel DNA kelapa sawit yaitu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di
II. MATERI DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di enam desa yaitu tiga desa di Kecamatan Grokgak dan tiga desa di Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap
BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap penyiapan templat mtdna, amplifikasi fragmen mtdna pada daerah D-loop mtdna manusia dengan teknik PCR, deteksi
Lebih terperinciASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID)
ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) Terdapat pada semua sel hidup Merupakan makromolekul dengan monomer Mononukleotida Fungsi : 1. Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika 2. Turut dalam metabolisme
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Suku: Rutaceae; Marga: Zanthoxylum; Jenis: Zanthoxylum acanthopodium DC.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman andaliman adalah sebagai berikut (Jones & Luchsinger, 1987): Dunia: Plantae; Divisi: Spermatophyta; Sub divisi: Angiospermae; Kelas: Dicotyledoneae;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tikus ( Rattus norvegicus Gen Sitokrom b
TINJAUAN PUSTAKA Tikus (Rattus norvegicus) Tikus termasuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo Rodentia, dan famili Muridae. Spesies-spesies utama yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan sampel berupa akar rambut, ekstraksi mtdna melalui proses lisis akar rambut, amplifikasi
Lebih terperinciStruktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat
ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen
BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie
Lebih terperinciDETEKSI Mycobacterium tuberculosis DENGAN PRIMER PROMOTER inha DARI DNA METAGENOMIK SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS
TESIS DETEKSI Mycobacterium tuberculosis DENGAN PRIMER PROMOTER inha DARI DNA METAGENOMIK SPUTUM PASIEN TUBERKULOSIS NI MADE YUSTIKARINI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i TESIS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3 Amplifikasi gen Pit1 exon 3 pada sapi FH yang berasal dari BIB Lembang, BBIB Singosari, BPPT Cikole,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL
TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Gen GH exon 3 pada kambing PE, Saanen, dan PESA (Persilangan PE dan Saanen) berhasil diamplifikasi menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Panjang fragmen
Lebih terperinciDNA (Deoxyribo Nukleid Acid) adalah macam asam nukleat yang berhubungan dengan
BAB I. PENDAHULUAN DNA (Deoxyribo Nukleid Acid) adalah macam asam nukleat yang berhubungan dengan hereditas. Penemu DNA adalah seorang ahli kimia asal Jerman Friederich Mieschier (1869), yang menyelidiki
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hewan Babi Hewan babi berasal dari Genus Sus, Linnaeus 1758 mempunyai bentuk hidung yang rata sangat khas, hewan ini merupakan jenis hewan omnivora atau hewan pemakan segala.
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tuna ( Thunnus sp)
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tuna (Thunnus sp) Ikan tuna merupakan ikan perenang cepat yang berada di epipelagis ( > 500 m) yang dapat berenang sejauh 55 km setiap hari. Persebaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan salah satu jenis asam nukleat yang membawa ribuan gen yang menentukan sifat tertentu dari satu generasi
Lebih terperinci