BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Definisi Menurut Stoner (1996), manajemen sumber daya manusia adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi atau dapat dikatakan sebagai fungsi manajemen yang dilakukan oleh manajer untuk merekrut, menyeleksi, melatih, dan mengembangkan anggota organisasi Fungsi yang dimiliki Departemen Sumber Daya Manusia 1. Perencanaan sumber daya manusia Didesain untuk memastikan bahwa personel yang diperlukan akan selalu terpenuhi secara memadai. Hal tersebut dapat dicapai dengan analisis dua faktor, yaitu : faktor internal seperti kebutuhan keterampilan yang ada sekarang dan yang diharapkan, lowongan, dan perluasan departemen seperti 5

2 6 pengurangan. Faktor eksternal (dilingkungan) seperti pasar tenaga kerja. 2. Rekrutmen Berkaitan dengan mengembangkan cadangan calon karyawan sejalan dengan rencana sumber daya manusia. Calon karyawan biasanya diperoleh lewat iklan disurat kabar dan jurnal professional, agen tenaga kerja, berita lisan yang tersebar, dan kunjungan kekampus berbagai perguruan tinggi 3. Seleksi Termasuk menggunakan formulir lamaran, daftar riwayat hidup, wawancara, pengujian keterampilan, dan mencocokkan informasi dari referensi untuk mengevaluasi dan menyaring calon karyawan bagi manajer, yang akhirnya akan memilih dan menerima calon. 4. Sosialisasi (orientasi) Didesain untuk membantu orang yang terpilih menyesuaikan diri dengan mulus kedalam organisasi. Pendatang baru diperkenalkan kepada para rekan sekerja, terbiasa dengan tanggung jawabnya, dan diberi tahu mengenai budaya organisasi, kebijakan, dan harapan yang bersangkutan dengan tingkah laku karyawan. 5. Pelatihan dan pengembangan Keduanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam memberikan kontribusi pada efektivitas organisasi. Pelatihan didesain untuk meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan yang

3 7 sekarang; program pengembangan didesain untuk menyiapkan karyawan sebelum dipromosikan. 6. Penilaian prestasi kerja Membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar atau tujuan yang dikembangkan untuk posisi orang tersebut. Prestasi yang rendah mungkin menandakan perlunya tindakan korektif, seperti pelatihan tambahan, demosi, atau PHK, bonus, atau promosi. Walaupun supervisor langsung seorang karyawan melakukan penilaian prestasi, departemen manajemen SDM bertanggung jawab untuk bekerja dengan manajemen tingkat atas untuk menetapkan kebijakan yang menajdi pedoman semua penilaian prestasi. 7. Promosi, transfer, demosi, dan PHK Mencerminkan nilai seorang karyawan bagi organisasi. Karyawan berprestasi tinggi dapat dipromosikan atau ditransfer untuk membantu mengembangkan keterampilan mereka, sedangkan karyawan berprestasi rendah mungkin didemosikan, ditransfer ke posisi yang ke posisi yang kurang penting, atau bahkan PHK. Pilihan apapun pasti akan mempengaruhi perencanaan sumber daya manusia.

4 Motivasi Definisi Menurut Kanfer (1990), motivasi adalah suatu (hypothetical construct), kita tidak dapat melihatnya ataupun merasakannya. Kita dapat melakukan observasi dampak atau berdasarkan produk bahwa ada indikasi adanya tingkatan dari motivasi. Berdasarkan Finder (1998), motivasi melukiskan dalam bentuk (form), arah (direction), intensitas (intensity) dan durasi (duration) dari bekerja yang berkaitan dengan perilaku Teori Motivasi Motivasi dapat dibagi menjadi 4 kategori umum : 1. Need based Theories Yang menjelaskan motivasi bekerja dalam suatu waktu tertentu yang membuat seorang pekerja itu merasa puas merupakan kebutuhan yang penting dalam tempat bekerja.

5 9 Gambar 2.1. Hirarki kebutuhan Maslow s Maslow (1943) mengatakan bahwa hirarki kebutuhannya yang cukup dikenal itu sebagai suatu penjelasan atas dorongan dari perilaku manusia. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing tingkatan pada hirarki kebutuhan Maslow : a. Physiological Needs mewakili kebutuhan yang mendasar dan memang dibutuhkan untuk bertahan hidup. b. Safety Needs merupakan kebutuhan yang dapat membuat seseorang merasa terlindungi. c. Love Needs mewakili kebutuhan seseorang dalam bersosialisasi dengan sesama dan merupakan keinginan untuk merasa memiliki. d. Esteem Needs berhubungan dengan keinginan untuk merasakan bahwa dirinya memiliki kemampuan dan keunggulan.

6 10 e. Self Actualization Needs adalah untuk menyadari suatu potensi dan menjadi mampu untuk mengaktualisasi diri. 2. Job Based Theories Dimana menempatkan sumber motivasi yang utama di dalam suatu pekerjaan yang mana ada keterlibatan dari seorang pekerja. Berdasarkan teori motivasi higienis (Motivation-Hygiene) Herzberg (1968) dibagi menjadi dua bagian yang memiliki beberapa faktor di dalamnya dan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2. Teori Motivasi-Higienis (Motivation-Hygiene) 3. Cognitive Based Theories Pada teori melukiskan keputusan dan pilihan yang diambil oleh seorang karyawan ketika mereka meng alokasikan usaha mereka. 4. The behavioral approach emphasizes principles of learning.

7 Decision Making Definisi Decision making dapat diartikan sebagai proses yang dengan sadar dilakukan dalam membuat pilihan di antara satu atau lebih alternatif dengan maksud memindahkan beberapaa keinginan dari suatu keadaan pekerjaan Rational Choice Decision Making Processs Suatu gambaran yang sangat mendalam bagaimana orang seharusnya memiliki dan melakukan dalam mengambil keputusan atas dasar logika berpikirr menggunakan semua informasi yang penting/sesuai dengan kebutuhan. Gambar 2.3. Rational Choice Decision Making Process 1. Identifikasi masalah atau kesempatan/peluang Ada 5 masalah yang paling diakui secara luas oleh suatu perusahaan :

8 12 Pemegang saham (Stakeholder farming) Perceptual defense Model mental (Mental models) Kepemimpinan yang tegas (Decisive leadership) Fokus problem solusi (Solution-focused problems) 2. Memilih proses keputusan yang terbaik 3. Membentuk alternatif solusi 4. Memilih alternatif solusi 5. Mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih 6. Mengevaluasi hasil dari keputusan 2.4. Reward Management Definisi Reward Managemen lebih ditekankan pada formulasi dan implementasi dari strategi dan kebijakan yang tujuannya untuk memberikan imbalan kepada orang secara wajar, dengan pantas dan secara konsisten sesuai dengan nilai mereka kepada perusahaan Tujuan dari Reward Management Strategis tujuan Reward Management adalah untuk membangun dan melaksanakan kebijakan dalam memberikan imbalan, proses-proses dan latihanlatihan sebagai syarat untuk mendukung prestasi dari tujuan bisnis perusahaan. Secara spesifik adalah untuk :

9 13 Membuat total imbalan yang atas dasar dari kepercayaan tentang apa nilai dari perusahaan dan ingin dicapai. Memberikan orang suatu imbalan untuk nilai yang mereka ciptakan. Meluruskan praktek dari suatu imbalan dengan kedua hal yaitu tujuan bisnis dan nilai dari seorang karyawan. Memberikan imbalan atas hal yang tepat untuk menyampaikan pesan pada pesan yang tepat. Menfasilitasi daya tarik dan hal tetap memiliki keahlian dan orang yang mampu/berkompeten yang dibutuhkan oleh perusahaan. Membantu dalam proses memotivasi orang dan memperoleh komitmen dan perjanjian mereka dalam pekerjaan Mendukung pengembangan dari budaya kinerja. Membangun hubungan positif pekerjaan dan kontrak secara kejiwaan Pendukung utuk konsep dari Reward Management Banyak dukungan untuk pengembangan dari konsep Reward Management dari para penulis di United States, di antaranya : Strategic pay (Lawler) Lawler mengatakan bahwa ketika membangun kebijakan imbalan sangat perlu untuk berpikir dan bertindak secara strategis mengenai imbalan tersebut. Kebijakan imbalan seharusnya mengambil bagian dari tujuan, nilai dan budaya perusahaan dan tantangan untuk lebih kompetitif secara ekonomi global.

10 14 Bayaran upah yang baru akan membantu untuk membentuk perilaku individu dan organisasi yang dibutuhkan perusahaan jika tujuan dari bisnis akan bertemu. Kebijakan bayar upah dan latihan harus berjalan dari strategi secara keseluruhan dan mereka akan membantu untuk menekankan apa yang menjadi objek penting seperti kepuasan pelanggan dan bertahan dan kualitas produk atau servis. In Treat People Right Ed Lawler menekankan bahwa pentingnya menciptakan kemenangan untuk keterkaitan satu sama lain atau Virtuous Spiral di dalam kedua bagian antara pemberi kerja dan pekerja itu sendiri. The new pay (Schuster dan Zingheim) Konsep upah yang baru dari Lawler dikembangkan oleh Schuster and Zingheim yang mendeskripsikan dasar prinsip tersebut sebagai berikut: Program total kompensasi seharusnya didesain untuk hasil dari imbalan dan perilaku yang konsisten dengan kunci yaitu tujuan dari perusahaan. Upah dapat menjadi dorongan positif untuk perubahan organisasi. Kepercayaan yang utama dari upah yang baru adalah suatu pengenalan variabel upah itu sendiri (pada risiko) upah yang baru menekankan pada imbalan dalam suatu tim yang sama dengan imbalan secara individual, dengan para pekerja berbagi secara finansial dalam kesuksesan suatu organisasi. Upah adalah masalah hubungan dari pekerja para pekerja memiliki hak untuk mengambarkan apakah itu nilai, budaya dan sistem imbalan dari perusahaan yang sesuai dengan yang ada.

11 15 Dynamic Pay (Hofrichter dan Platten) Flannery, Hofrichter dan Platten menguraikan secara rinci konsep dari upah yang dinamik dan menyarankan 9 dari prinsip yang mendukung strategi upah yang sukses antara lain : 1. Sejalan dengan antara kompensasi dengan budaya organisasi, nilai dan tujuan strategis bisnis. 2. Berhubungan antara kompensasi dengan perubahan yang lain dalam organisasi. 3. Program waktu kompensasi untuk dukungan yang terbaik dari perubahan inisiatif yang lain. 4. Integritas upah dengan proses orang yang lainnya. 5. Demokratis proses pembayaran upah. 6. Kompensasi yang lebih transparan. 7. Mengukur hasilnya. 8. Menyaring, menyaring lagi dan menyaring beberapa kali lagi. 9. Lebih selektif. Jangan mengambil hati apapun yang kamu dengar atau baca mengenai upah The Component Reward Management

12 16 Gambar 2.4. Total Reward and Engaged Performance Konsep dari total reward menekankan pada pentingnya untuk mempertimbangkan semua aspek dari reward sebagai suatu yang semuanya digabungkan dan masuk akal. Masing-masing dari elemen dari total reward tersebut adalah sebagai berikut: base pay, pay contingent on performance, competence or contribution, employee benefits dan non financial rewards, yang mana termasuk di dalamnya intrinsic rewards dari lingkungan para karyawan dan pekerjaan itu sendiri adalah berhubungan satu sama lain.

13 17 Pendekatan pada total reward bersifat holistic; reliance tidak berada pada satu atau dua mekanisme reward saja atau membawa prosedur operasional secara terpisah. Menurut Sandra O Neil bahwa Total reward menjangkau segala hal yang adalah nilai dari seorang karyawan didalam hubungannya dengan pekerjaan Strategic Reward Strategic Reward adalah proses melihat ke depan tentang apa yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk merangkai kebijakan suatu reward dan dipergunakan disaat sekarang atau secara relatif untuk dipergunakan pada masa yang akan datang. Strategi imbalan diklarifikasikan sebagai apa yang diinginkan perusahaan dalam jangka waktu panjang untuk membangun dan implementasi kebijakan suatu imbalan, prakteknya dan proses yang akan lebih jauh dalam mencapai tujuan dari perusahaan The Purpose of Reward Strategy Tujuan dari strategi imbalan adalah untuk mendukung perusahaan dan sumber daya manusia secara strategis dan sejalan dengan kebijakan imbalan dan proses dari seluruh perusahaan juga kebutuhan pribadi para pekerja. Ada 4 pendapat yang sangat kuat untuk mengembangkan stratgis imbalan :

14 18 1. Kita harus memiliki beberapa ide di mana sesuai dengan yang kita inginkan atau bagaimana anda tahu bagaimana mendapatkannya dan bagaimana anda tahu bahwa anda dapat mencapainya (jika anda pernah melakukannya)? 2. Membayar biaya di dalam kebanyakan perusahaan dari biaya yang terhitung besar, jadi sangat tidak masuk akal dipikirkan tentang bagaimana mereka seharusnya diatur dan invetasikan dalam jangka panjang. 3. Dimungkinkan adanya hubungan yang positif antar imbalan yang ada, dengan pengertian yang lebih luas dan kinerja, jadi tidak seharusnya kita berpikir tentang bagaimana kita dapat memperkuat hubungan tersebut. 4. Seperti Cox dan Purcell menulis bahwa manfaat yang sebenarnya dalam strategi imbalan dalam hubungan yang kompleks dengan kebijakan manajemen sumber daya manusia and prakteknya Features of Reward Strategy Mintzberg, Quinn dan James menyarankan bahwa strategi dapat memiliki nilai yang berarti lain dari yang direncanakan atau sesuatu yang sesuai dengan arahan, panduan, bagian dari aksi. Strategi dapat juga merupakan :

15 19 Pola, yang secara konsisten dalam perilaku di luar waktu yang ada. Perspektif, suatu perusahaan merupakan jalan yang mendasar dalam melakukan beberapa hal. Cara, spesifik manuver bermaksud untuk memperdayakan lawan atau pesaing. Berdasarkan saran dari Mintzberg, Quinn and James, fitur-fitur dari strategi imbalan adalah sebagai berikut : The Reality of reward strategy Retorik yang dikandung dalam prinsip-prinsip yang menuntun tidak dapat membawanya ke dalam realitas/kenyataan. The Characteristics of reward strategy Murlis mengatakan bahwa strategi imbalan akan memiliki karakterisitik dengan perbedaan dan kondisi keduanya oleh peninggalan strategi yang lalu dan realitas dari masa depan. Reward strategy and business strastegy Satu dari fitur yang ada pada strategi imbalan adalah strategi penghargaaan itu seharusnya sejalan dan sesuai dengan strategi bisnis. Berdasarkan konsep ini, strategi imbalan sebagai suatu aspek dari strategi sumber daya manusia yang ada untuk memuaskan kebutuhan dari bisnis dan mendukung untuk mencapai tujuan dari perusahaan.

16 20 Reward strategy and HR strategy Strategi imbalan hanya merupakan bagian (malaupun bagian terpenting) dari strategi sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Sangat penting untuk memastikan bahwa strategi imbalan diikat dengan sumber daya manusia yang lain sehingga mereka melengkapi dan memperkuat yang lain. Reward strategy and line management capability Sumber daya manusia dapat berinisiatif memberikan kebijkan yang baru dan praktek-praktek tetapi merupakan suatu barisan yang memiliki tanggung-jawab yang utama untuk mengimplementasikannya. Dengan kata lain, sumber daya manusia diusulkan tetapi barisan ini menentukan. Reward strategy and employees Semua karyawan, termasuk di dalamnya manajer aturan (line manager) adalah pemegang saham (stakeholder) dalam strategi imbalan. Itu dapat berdampak atas keinginan mereka dan untuk lebih besar atau tingkat yang lebih kurang, sesuai dengan kebutuhan mereka. Hubungan dengan pekerjaan dapat berupa : Berbasis transaksi para karyawan memiliki keahlian dan usaha untuk pemberi pekerjaan yang akan dikembalikan di mana oleh pemberi pekerjaan akan disediakan untuk para karyawan yaitu gaji atau upah, yang merupakan konsep ekonomis tradisional atas usaha untuk pertukaran.

17 21 Berbasis hubungan hubungan yang tidak berwujud dikembangkan yang akan mengambil tempat dalam lingkungan pekerjaan dan berakibat dengan proses kepemimpinan, komunikasi dan memberikan para karyawan mengeluarkan pendapatnya dan bagaimana suatu pekerjaan didesain dan bagaimana ekspektasi dari perilaku dan kinerja disetujui. Kontrak psikologis hubungan yang saling menguntungkan dan sering merupakan kepercayaan yang bersifat implisit dari karyawan dan pemberi pekerjaan atas apa yang mereka inginkan satu sama lain. Yang akan berdampak kuat terhadap hubungan pekerjaan dan memiliki keduanya antara karakteristik transaksi dan berhubungan Struktur dari Reward Strategy Struktur dari strategi imbalan dapat dibentuk berdasarkan ke 4 hal berikut ini : A definiton of guiding principles, nilai-nilai yang dipercaya seharusnya dapat diambil dalam membuat formula dan mengimplementasikan strategi tersebut. A statement of intentions, inisiatif imbalan yang seharusnya dimaksud untuk dipergunakan. Relational, alasan-alasan mengapa proposal itu dibuat. Pemikiran seharusnya dibuat sesuai dengan kebutuhan

18 22 perusahaan yang akan dijadikan proposal, yang mengindikasikan bagaimana mereka akan mempertemukan kebutuhan bisnis dengan tata cara dari biaya dan manfaat yang juga disesuaikan dengan kebutuhan para karyawan. Perencanaan (a plan) adalah bagaimana, kapan dan oleh siapa inisiatif dari imbalan itu akan diimplementasikan. Perencanaan seharusnya dibuat berdasarkan sumber daya secara terbatas dan sesuai kebutuhan untuk komunikasi, keterlibatan dan pelatihan Kriteria untuk Reward Strategy yang efektif Berdasarkan Brown, efektif strategi imbalan memiliki 3 komponen : 1. Strategi harus secara jelas mendefinisikan tujuannya dan dengan baik didefinisikan hubungannya dengan objek dari suatu bisnis. 2. Harus didesain dengan baik untuk program upah dan imbalan, disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan dan karyawannya, dan konsisten dan terhubung satu dengan yang lainnya. 3. Diharapkan yang paling terpenting dan paling terabaikan, kebutuhannya untuk menjadi lebih efektif dan mendukung sumber daya manusia dan proses imbalan diperusahaan The Pyschological Contract Dua tipe kontrak yang mendefinisikan hubungan dengan karyawan adalah sebagai berikut :

19 23 Transactional contracts Yang dideskripsikan dengan jelas masa dari suatu perubahan. Hal ini memiliki dasar hukum dan biasanya diungkapkan dalam masa finansial dengan persyaratan kinerja yang spesifik. Atau disebut juga dengan kontrak secara ekonomis /Economic contracts. Relational contracts Yang kurang jelas didefinisikan atau tidak dapat didefinisikan secara keseluruhan. Hal ini memiliki masa yang abstrak dan ditujukan kepada keanggotaan perusahaan yang tujuannya terbuka. Dimana persyaratan dari suatu kinerja dapat menjadi tidak lengkap atau membingungkan Transactional contracts Berdasarkan riset dari David Guest didefinisikan sebagai expresses the combination of beliefs held by an individual and his or her employer about what they expect of one another. Meskipun bukan ide yang baru, sebelumnya ide ini telah didefinisikan oleh Ed Schein pada tahun 1965, sebagai berikut : The notion of a psychological contract implies that there is an unwritten set of expectation operating at all the times between every member of an organization and the various managers and others in that organization. Definisi diatas dijelaskan oleh Rousseau dan Wade Benonzi baru-baru ini. Mereka menyatakan bahwa : Psychological contracts

20 24 refer to beliefs that individual hold regarding promises made, accepted and relied upon between themselves and another. Because psychological contracts represent how people interpret promises and commitments, both parties in the same employment relationship (employer and employee) can have different views regarding specific terms. Dengan lebih ringkas kontrak secara psikologi didefiniskan oleh Sims pada tahun 1994 sebagai berikut : The set of expectations held by the individual employee that specify what the individual and organization expect to give and receive from one another in the course of their working relationship Karakteristik dari Pyschological Contract Kontrak secara psikologis merupakan sistem kepercayaan yang tidak memiliki batasan, di sisi lain, aksi dari para pekerja percaya apa yang mereka harapkan dan apa respon yang mereka inginkan dari pemilik pekerjaan dan di sisi lain, perilaku dari pemilik pekerjaan mengharapkan sesuatu dari para pekerjanya. Kontrak secara psikologis itu bersifat implisit/harus dipatuhi juga bersifat dinamis dan dibangun diluar waktu. Aspek-aspek dalam hubungan pekerjaan yang termasuk oleh kontrak secara psikologis di dalamnya. Padangan dari sisi pekerja sebagai berikut :

21 25 Bagaimana dia diperlakukan dalam suatu masa yang wajar, keadilan dan konsistensi. Keamanan dari pekerjaan. Ruang lingkup untuk mempertunjukkan kemampuan/kompetensi. Karir yang diharapkan dan kesempatan untuk mengembangkan keahlian. Keterlibatan dan pengaruh. Kepercayaan dalam perusahaan untuk menjaga apa yang telah dijanjikan. Pengharapan yang akan dia (pekerja) atur secara baik. Dari sisi pemberi pekerjaan, kontrak secara psikologis di dalamnya termasuk seperti aspek-aspek dari hubungan pekerjaan seperti : Kompetensi Usaha Pemenuhan Tanggung jawab kesetiaan Mengembangkan dan memelihara kontrak secara psikologis yang produktif

22 26 Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Pendekatan secara umum Secara umum, langkah-langkah di bawah ini dapat dipergunakan untuk membentuk dan mendefinisikan kontrak secara psikologis, menghasilkan hubungan pekerjaan yang produktif dan meningkatkan tanggung-jawab dari para pekerja. Sebagai berikut : Selama interview dalam pengerahan tenaga kerja, memberikan gambaran buruk dalam pekerjaan seperti halnya hal-hal yang menyenangkan dalam suatu pekerjaan pada situasi yang ditunjukkan dalam situasi pekerjaan yang nyata. Pada program pelantikan dikomunikasikan kepada para pekerja baru mengenai kebijakan perorangan, prosedur pekerjaan dan inti dari suatu pekerjaan yang bernilai yang akan mengindikasikan bagaimana suatu kinerja standar yang diharapkan dalam suatu pekerjaan. Mengeluarkan dan memperbaharui buku pedoman bagi karyawan dan lingkungan dalam perusahaan. Mengembangkan manajemen proses kinerja. Menganjurkan penggunaan dari rencana pengembangan diri. Menggunakan pelatihan dan program manajemen perkembangan untuk mencapai nilai inti dan mengartikan kinerja yang diharapkan. Memastikan bahwa manajer dan pemimpin pelatihan suatu tim mengerti peranan mereka mengatur hubungan dalam pekerjaan.

23 27 Mendorong hubungan yang kuat antara manajer dan pemimpin tim berikut para anggotanya, agar dapat mencapai tujuan yang saling menguntungkan dan sesuai dengan yang diharapkan. Mengadaptasikan kebijkan umum yang transparan. Mengembangkan prosedur kerja perorangan yang termasuk di dalamnya menangani keluhan, disiplin yang sama dengan kesempatan, promosi dan redundansi juga memastikan bahwa mereka melaksanakannya secara wajar dan konsisten. Implikasi untuk Reward Management Kebijakan dan proses manajemen imbalan dapat digunakan untuk mengembangkan dan mendukung kontrak secara psikologis yang produktif, dengan cara sebagai berikut : Membayar pekerja atas dasar kontribusi mereka kepada perusahaan, daripada mempercayakan pada promosi yang menarik sebagai imbalan untuk kesetiaan dan jasa yang dilakukannya. Memberikan imbalan pekerja berdasarkan atas pengembangan kompetensi dan keahlian, selama dipergunakan untuk tujuan yang baik. Memberikan upah yang sesuai kontrak (contigent) lebih sebagai arti dari pesan yang disampaikan tentang nilai perusahaan, faktor kesuksesan yang kritikal dan menjadi prioritas dan bagaimana

24 28 seseorang diharapkan berkontribusi pada area pekerjaan yang spesifik daripada motivator secara langsung. Termasuk keduanya antara input (kompetensi) dan output (objek tujuan yang akan dicapai) Mengembangkan tim sistem imbalan yang menegaskan pentingnya kerja tim, fleksibilitas dan banyak keahlian. Mengenalkan pola berbagi keuntungan yang akan menekankan rencana bahwa kita semua adalah satu kesatuan dan melibatkan pekerja dalam analisa kinerja dan mengusulkan kemajuan. Mengkomunikasikan dengan para pekerja alasan untuk inovasi imbalan dan bagaimana mereka dapat menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri. Melibatkan para pekerja dalam pembangunan proses imbalan yang baru dan terstruktur. Memberikan pelatihan untuk semua karyawan (manajer dan para pekerja yang sejajar) dalam kegiatan operasional dan implikasi dari kebijakan imbalan dan prakteknya Financial Rewards Imbalan secara finansial perlu benar-benar dipertimbangkan dari 3 sudut pandang: 1. Keefektifan dari uang sebagai motivator.

25 29 2. Alasan mengapa pekerja merasa puas atau tidak puas dengan imbalan yang mereka raih. 3. Kriteria yang seharusnya dipergunakan ketika membangun sistem imbalan secara finansial. Berdasarkan teori motivasi dapat menghasilkan penjelasan berikut ini mengenai hubungan antara uang dan motivasi, sebagai berikut : The economic man approach Berdasarkan atas teori penguatan, orang akan termotivasi terutama oleh imbalan berupa sesuatu yang bersifat ekonomis. Yang diasumsikan bahwa mereka akan termotivasi untuk bekerja jika imbalan dan hukuman akan dikaitkan langsung kepada hasil dari apa yang mereka capai. Instrumental theory Teori ini mengatakan bahwa uang dapat menyediakan arti dari mencapai suatu tujuan, yang merupakan alat untuk memiliki hasrat agar dapat memperoleh hasil dan hal tersebut dapat dipaksakan dan akan bergantung pada 2 hal, yaitu : 1. Kekuatan atas kebutuhan 2. Tingkat kepada orang-orang yang memiliki kepercayaan diri bahwa perilaku mereka dapat menghasilkan uang yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan. Teori aplikasi dari pengharapan

26 30 Pada teori pengharapan dikatakan bahwa motivasi akan jadi kuat jika individu mendapat harapan yang beralasan bahwa usaha mereka dan kontribusinya akan menghasilkan imbalan yang bermanfaat. Teori ini diikembangkan oleh Porter dab Lawler menjadi model pengharapan yang menyarankan bahwa ada 2 faktor yang menjelaskan usaha orangorang yang dikaitkan pada pekerjaannya : 1. Nilai dari suatu imbalan kepada individu sejauh ini sebagaimana mereka puas akan kebutuhan mereka untuk sisi keamanan, imbalan secara sosial, otonomi dan aktualisasi diri. 2. Kemungkinan bahwa imbalan tergantung pada usaha, seperti yang dirasakan oleh individu dengan kata lain harapannya tentang hubungan antara usaha dan imbalan. Berikut ini dua hal tambahan sebagai usaha yang bisa mempengaruhi tugas dalam mencapai suatu imbalan adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan karakteristik individu seperti kecerdasan, keahlian tangan dan mengetahui bagaimana dalam bekerja. 2. Peranan dari persepsi apa yang diinginkan individu untuk dilakukan atau berpikir dia (pekerja) berkewajiban untuk melakukannya suatu pekerjaan.

27 Non Financial Rewards Imbalan tidak secara finansial lebih terfokus pada kebutuhan kebanyakan orang, meskipun dari tingkat yang berbeda, untuk hal-hal berikut : Imbalan Pengakuan Tanggung-jawab Pengaruh Perkembangan diri Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan dari upah Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatan dari upah untuk tiap individu tingkatan upah pemegang kerja individu akan dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai tambahan untuk tarif dari pekerjaan mereka (pekerja) : 1. Harga pasar para pekerja seperti dijelaskan di atas. 2. Tingkat keahlian atau kompetensi yang mereka miliki sebagai masukan untuk mereka. 3. Tingkatan kinerja mereka dalam pekerjaan sebagai keluaran dari mereka dan kontribusi secara keseluruhan yang mereka buat untuk kesuksesan dari perusahaan.

28 32 Gambar 2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi upah tiap individu Developing reward process Disain dan pengembangan dari proses manajemen imbalan adalah masalah memilih secara optimum campuran dari imbalan dan manfaat dari struktur yang paling tepat dan meyakinkan bermacam-macam proses yang cocok atau membantu untuk merubah suatu budaya. Sangat tidak diinginkan untuk menghilangkan satu set desain prinsip yang absolut. Tetapi itu sangat mungkin untuk menyarankan cara untuk program pengembangan agar dapat dikendalikan sebagai berikut : Analisa konteks yang ada seperti budaya kerja, keadaan dan lingkungan perusahaan, tingkatan untuk mengatur imbalan dan hubungan juga keefektifan dari praktek imbalan yang ada.

29 33 Perrkiraan perubahan apa yang perlu dilakukan dari keterangan analisis. Daftar dan evaluasi pilihan dan membuat pilihan sesuai dengan hasil analisis. Kemudian faktor utama yang perlu dilakukan untuk melepaskan analisis adalah Budaya kerja dari suatu perusahaan dan karakterristiknya seperti ; tipe, struktur, ukuran, lingkungan dalam, lingkungan luar, strategi bisnis dan praktek manajemen. Kerja dan karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan seperti : kebutuhan pekerja dan pengharapan yang diekspresikan dalam kontrak secara psikologis. Faktor internal lainnya, ketidakmampuan dalam menjalankan sistem imbalan yang ada diperusahaan. Developing reward process dapat digambarkan sebagai berikut :

30 34 Gambar 2.6. Developing reward process Keterangan gambar adalah sebagai berikut : Context Analisa budaya suatu perusahaan, struktur, lingkungan dalam dan luar, rencana bisnis. Perkiraan rencana/kebutuhan untuk berubah. Mengadakan tinjauan diagnostik susunan imbalan saat ini untuk menggambarkan kekuatan dan kelemahan dan area untuk berubah. Issues Identifikasi persoalan-persoalan untuk dialamatkan sesuai dengan analisis yang berhubungan dengan konteks dan tinjauan diagnostik.

31 35 Plan Rencana program pengembangan yang di dalamnya adalah : Tempat untuk pembangunan Objektif/tujuan untuk dicapai Sumber daya untuk digunakan : konsultan dari dalam/luar perusahaan, tim proyek dan anggaran financial. Beban dan manfaat analisis Daftar jam/waktu Pengaturan untuk komunikasi, konsultasi dan pelatihan yang dibutuhkan untuk mebangun kemampuan untuk memberikan yang perubahan diperlukan secara efektif. Options Daftar dan evaluasi pilihan-pilihan dan menentukan yang satu paling tepat di dalam konteks dan objektif. Development process Membangun alternatif yang lebih disukai,melibatkan para pekerja dan menjaga mereka tetap diinformasikan. Test the process Dimana mungkin dan diinginkan sekali, pilot tes proses tersebut dan memodifikasi seperti yang diperlukan seperti posisi dari pembangunan yang di dalamnya ada konteks pembelajaran suatu perusahaan untuk menegaskan nilai dari pembelajaran bersama. Implement

32 36 Membangun dan eksekusi dari pelaksanaan rencana termasuk pelatihan dan membangun kemampuan. Monitor Mengawasi pelaksanaan dan menyetel dengan baik seperti yang diinginkan. Evaluate Evaluasi dampak dari proses baru dan membentuk kembali dan menyesuaikan dengan baik seperti yang diperlukan. Communicate and involve Komukasi dan keterlibatan seluruhnya untuk menyakinkan secara transparan dan kredibilitas Developing Reward Strategy Formulasi dari strategi perusahaan dapat dideskripsikan sebagai suatu proses untuk mengembangkan dan mendefinisikan pengertian dari petunjuk suatu strategi yang baik dalam menerapkan reward strategy pada departemen sumber daya manusia. Dimana model of the reward strategy development process yang dapat digambarkan sebagai berikut :

33 37 Gambar 2.7. A Model of the reward strategy development process Pada prakteknya reward strategy jarang menjadi logis dan segaris dengan proses yang digambarkan diatas. Gagasan ini dikembangkan oleh Mintsberg, orang yang percaya bahwa formulasi strategi tidak perlu rasional dan terus menerus. Dalam teorinya, dikatakan strategi adalah proses secara sistematis : pertama kita berpikir, lalu kita memutuskan; kita formulasikan lalu kita terapkan.

34 Uraian pekerjaan (Job description) Definisi Deskripsi pekerjaan disesuaikan dengan tujuan dari pekerjaan, dimana dapat dicocokkan dalam struktur organisasi, konteks yang tidak lebih dari yang merupakan fungsi pemberi pekerjaan dan keadaan yang utama yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap pemberi pekerjaan Tujuan Pernyataan singkat, kenapa pekerjaan itu ada. Kapan mendefinisikan tujuan dari pekerjaan dengan mempertimbangkan : Bagian mana dalam perusahaan tujuan totalnya dapat diselesaikan oleh pekerjaan ini? Apa yang menjadi kontribusi yang unik dari pekerjaan ini yang dapat melihat dengan jelas suatu pekerjaan dari pekerjaan yang lain? Bagaimana dapat kita meringkaskan tanggung jawab secara keseluruhan dari pemberi pekerjaan? Principal accountabilities Principal accountabilities (juga dikenal sebagai kunci area hasil, tugas utama, kewajiban utama, aktivitas utama, kunci

35 39 tanggung jawab dan sebagainya) adalah pernyataan untuk melanjutkan hasil akhir atau hasil yang diperlukan dari suatu pekerjaan. Karakteristik utama dari Principal accountabilities adalah : Menggunakan bersama, mereka mewakili semua hasil utama yang diharapkan dari suatu pekerjaan. Mereka focus pada apa yang diperlukan (hasil) bukan bagaimana suatu pekerjaan selesai dilakukan (detil usaha dan tugas) Masing-masing pekerjaan jelas dari pekerjaan yang lain dan mendeskripsikan spesifik area untuk hasil yang mana dapat dicapai. Mereka menyarankan (tetapi perlu untuk tidak dinyatakan secara tegas) ukuran atau tes-tes yang mana dapat menentukan memperpanjang untuk tanggung jawab yang mana dapat dipenuhi Konteks Bagian konteks yang juga disebut nature and scope didesain untuk menambahkan rasa kedalam daftar nyata dari principal accountabilities dengan mendeskripsikan aspek-aspek dari suatu pekerjaan dan peranan dari suatu pekerjaan didalam konteks pada suatu perusahaan. Konteks ini biasanya diekspresikan dalam

36 40 struktur cerita yang man mengikuti pertanyaan ditingkatkan pada tingkat analisis, diantaranya : Dimana pekerjaan sesuai dengan aspek kunci yang lain dari pekerjaan dalam suatu perusahaan atau unit bisnis. Otoritas pembuat keputusan. Bagaimana pekerjaan dibuat, diperiksa dan disetujui. Pengetahuan khusus, keahlian dan pengalaman yang diperlukan. Tingkatan fleksibilitas diperlukan untuk mengambil alih tugas yang berbeda atau menggunakan keahlian yang berbeda. Permintaan khusus dari suatu pekerjaan pada suatu area sebagai kualitas total manajemen, kepemimpinan, pekerjaan tim, keahlian perseorangan, perencanaan, manajemen krisis dan sebagainya. Masalah utama bagi pemberi pekerjaan kemungkinan besar adalah untuk menjaga pekerjaan mereka. Kondisi fisik. Pabrik, perlengkapan atau peralatan yang dipergunakan Grade structures Definisi Struktur grade terdiri atas rangkaian atau hirarki dari grades, bands or levels kedalam grup mana dari suatu pekerjaan

37 41 yang dibandingkan secara luas dalam ukuran yang disediakan. Yang mungkin saja berupa struktur tunggal dengan rangkaian dari narrow grades (biasanya 8 sampai 12), atau secara relatif sedikit broad bands (biasanya 4 sampai 5). Grades, bands atau levels dapat didefinisikan dalam satu atau lebih dari cara-cara berikut ini atau kombinasi dari cara tersebut : Dengan arti, jarak dari nilai evaluasi suatu pekerjaan (job evaluation points) pekerjaan dialokasikan untuk grade, band atau level jika nilai evaluasi pekerjaan mereka jatuh kedalam batasan penilaian yang ada. Mendeskripsikan karakteristik dari kerja yang dimiliki dalam suatu pekerjaan yang diposisikan dalam masing-masing grade atau level. Definisi grade, band atau level dapat dibuat berdasarkan aktivitas penting dan kompentensi atau pengetahuan dan keahlian yang diperlukan pada nilai yang berbeda dalam hirarki. Dengan referensi untuk mengukur pekerjaan atau peranan bahwa telah ditempatkan dalam grade, band or job family level Kriteria untuk struktur grade Struktur grade seharusnya memiliki hal-hal sebagai berikut :

38 42 Menjadi tepat/sesuai untuk budaya, karakteristik dan kebutuhan dari perusahaan dan karyawannya. Menfasilitasi manajemen relativitas dan pencapaian dari modal, keadilan, konsistensi dan transparansi dalam mengatur gradings. Menjadi mampu untuk adaptasi untuk memberi tekanan untuk peningkatkan dari perubahan tarif pasar dan kekurangan keahlian. Menfasilitasi flexibilitas operasional dan melanjutkan pengembangan. Menyediakan jangkauan seperti yang diperlukan untuk kinerja yang bermanfaat, kontribusi dan peningkatkan keahlian dan kompetensi. Menjelaskan imbalan, pengembangan samping dan kesempatan berkarir. Membangun secara logika dan secara jelas sehingga dasarnya bergantung kepada apa yang mereka operasikan dapat dibaca dan dikomunikasikan kepada karyawan. Memungkinkan perusahaan untuk melatih kendali diluar dari implementasi kebijakan pembayaran upah dan anggaran belanja.

39 Tipe-tipe struktur grade and pay Berikut ini tipe-tipe dalam struktur grade dan pay dengan penjelasannya : Narrow graded structures Sampai hampir baru-baru ini hampir semua tipe struktur didalam sektor pribadi adalah struktur graded pay yang biasa, seperti dilukiskan dibawah ini : Broadbanded pay structures Struktur broadbanded adalah menggantikan struktur narrow graded dalam beberapa organisasi. Broadbanding artinya bahwa nomor-nomor grades ditekan menjadi nomor kecil yang secara relative jadi lebih lebar bands didalam upah mana yang akan diatur lebih flexible dari struktur graded yang biasa dan meningkatkan perhatian kepada pasar relativitas. Dapat dilukiskan sebagai berikut : Career family structures Career family terdiri dari pekerjaan dalam fungsi atau jabatan seperti pemasaran, operasional dan keuangan, yang mana berhubungan dengan aktivitas dan pengetahuan dasar dan keahlian yang diperlukan tetapi didalam tingkatan tanggung jawab, pengetahuan, keahlian atau kompetensi yang dibutuhkan. Dapat dilukiskan sebagai berikut : Job family structures

40 44 Struktur a job family terdiri atas struktur grade dan upah yang terpisah untuk pekerjaan atau karir keluarga yang beda. Dapat dilukiskan sebagaai berikut : 2.8. Performance management Pada dasarnya untuk mengukur kinerja seorang buruh atas upah yang akan diraihnya berdasarkan teori peformance management dibagi atas 4 komponen : 1. Planning/contracting against agreed measures/outcomes. 2. Managing/coaching for performance management 3. Feedback and review 4. Reward and recognition Dan bagaimana suatu imbalan diperoleh oleh seorang buruh akan dapat diukur lewat model Performance Management sebagai berikut:

41 45 Gambar 2.8. A Model of Performance Management Performance management di awal tahun 1990 seringkali hanya dianggap sebagai suatu cara lain untuk mengambarkan a more sophisticated performance appraisal system Kompensasi Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi organisasi. Akan tetapi kompensasi juga menuntut

42 46 keseimbangan antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari karyawan. Program kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan : Terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai. Efektivitas biaya untuk organisasi. Keseimbangan individual, internal, eksternal untuk seluruh karyawan. Peningkatan keberhasilan kinerja organisasi Jenis-jenis kompensasi Imbalan dapat berbentuk intrinsik (internal) dan ekstrinsik (eksternal). Imbalan intrinsik antara lain termasuk pujian yang didapatkan untuk penyelesaian suatu proyek atau berhasil memenuhi beberapa tujuan kinerja. Efek psikologis dan sosial yang lain dari kompensasi juga merupakan gambaran dari jenis imbalan intrinsik. Imbalan ekstrinsik bersifat terukur, memiliki bentuk imbalan moneter maupun non-moneter. Kompnenan terukur dari program kompensasi terdapat pada kedua jenis umum kompensasi (Gambar 2.10).

43 47 KOMPENSASI LANGSUNG Gaji Pokok -Upah -Gaji Gaji Variabel - Bonus -Insentif -Kempemilikan Saham TIDAK LANGSUNG Tunjangan -Asuransi kesehatan - Libur pengganti -Dana pensiun - Kompensasi pekerja Gambar 2.9. Komponen program kompensasi Dengan jenis kompensasi bersifat langsung, imbalan moneter diberikan oleh pengusaha. Bentuk paling umum dari kompensasi langsung berupa : Gaji pokok merupakan kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, baisanya sebagai gaji dan upah. Banyak organisasi menggunakan dua kategori gaji pokok, harian atau tetap, yang didefinisikan berdasarkan cara pemberian gaji tersebut dan sifat dari pekerjaannya. Gaji variabel merupakan jenis lain dari gaji bersifat langsung, dimana kompensasi berhubungan langsung dengan pencapaian kinerja. Jenis paling umum dari gaji jenis ini untuk karyawan adalah program pembayaran bonus dan insentif.

44 48 Kompensasi bersifat tidak langsung biasanya terdiri dari tunjangan karyawan Gaji variabel : insentif atas kinerja Gaji variabel adalah kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individu, kelompok ataupun kinerja organisasi. Dulunya dikenal sebagai insentif, rencana gaji variabel merupakan upaya untuk mengaitkan imbalan yang nyata yang diberikan karyawan untuk kinerja yang melampaui harapan. Dasar filosofi dari gaji variabel adalah berdasarkan beberapa asumsi dasar : Beberapa pekerjaan memberikan kontribusi kepada keberhasilan perusahaan dibandingkan yang lainnya. Beberapa orang berkinerja lebih baik dibandingkan yang lainnya. Karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik harus menerima kompensasi yang lebih juga. Bagian dari total kompensasi karyawan harus diberikan untuk memberikan imbalan bagi kinerja yang berada di atas memuaskan Jenis-jenis Gaji Variabel (insentif) Rencana gaji variabel dapat ditetapkan dengan memfokuskan pada kinerja individual, kelompok ataupun kinerja organisasi.

45 49 Bentuk yang penting dari rencana gaji variabel adalah bahwa insentif menaikkan tingkat kerja sama di dalam kelompok, sedangkan insentif individual tidak demikian. Dibawah ini 3 jenis gaji variabel (insentif) yang dijabarkan sebagai berikut : Insentif individual Sistem insentif individual berusaha menghubungkan usaha individu dengan gaji. Kondisi yang dibutuhkan untuk digunakan dalam rencana insentif ini adalah sebagai berikut : Mengidentifikasikan kinerja individual : Kinerja untuk masing-masing individu dapat diukur dan diidentifikasikan karena setiap karyawan memiliki tanggung jawab pekerjaan dan tugas yang dapat dikategorikan secara terpisah dari karyawan lainnya. Pekerjaan yang independen : Kontribusi individual yang dihasilkan dari pekerjaan dan usaha individual diberikan oleh pengusaha secara individu. Tingkat kompetisi individual yang diharapkan: Oleh karena itu, individu pada umumnya mengejar insentif individual untuk diri mereka sendiri, kompetisi antar karyawanpun akan terjadi. Dengan demikian, kompetisi individual di mana beberapa individu menang dan beberapa kalah, haruslah diharapkan terjadi.

46 50 Penekanan individu di dalam budaya organisasi : Budaya organisasi haruslah yang memberi penekanan pada perkembangan individu, kinerja, dan imbalan individu. Jika perusahaan menekankan pada kerja kelompok dan kerja sama, maka insentif individual akan bersifat kontra produktif. Penghitungan sistem insentif individual dibagi menjadi 2 yaitu : Sistem tarif-bagian Sistem individual yang paling dasar adalah sistem tarif bagian, baik jenis yang lurus maupun yang berbeda. Sistem bagian yang lurus, upah ditetapkan dengan mengalikan jumlah unit yang dihasilkan (seperti hasil jahitan garmen dan jumlah konsumen yang dikontrak) dengan tarif bagian untuk setiap unit tadi. Sistem tarif bagian yang berbeda adalah menggaji karyawan dengan gaji dengan satu tarif bagian untuk unit-unit yang diproduksi sesuai dengan standar. Disusun oleh Frederick W. Taylor, pada akhir tahun 1800, sistem ini dirancang untuk menstimulasi karyawan agar mencapai atau melebihi standar produksi yang ditetapkan. Bonus

47 51 Karyawan individual mungkin menerima pembayaran kompensasi tambahan dalam bentuk bonus, berupa pembayaran secara satu kali yang tidak menjadi bagiand ari gaji pokok karywan. Bonus juga digunakan untuk memberikan imbalan kepada pekerja untuk memberikan kontribusi ide-ide baru, mengembangkan keterampilan mereka, atau mendapatkan sertifikasi profesional. Insentif kelompok Semakin berkembangnya penggunaan kerja kelompok dalam perusahaan memiliki dampak terhadap kompensasi kelompk dan anggota-anggotanya. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan menetapkan program gaji variabel kelompokk atau tim, dan tampaknya tujuan-tujuan ini berhasil dicapai di sejumlah perusahaan. (Gambar 2.11) GAJI VA ARIABEL KELOMPOK - Meningkatkan produktivitas - Menghubungkan n pendapatan dengan kinerja kelompok. - Meningkatkan kualitas. - Membantu untuk merekrut dan mempertahankan karyawan. - Meningkatkan semangat karyawan. Gambar Mengapa Perusahaan menetapkan Program Gaji Variabel

48 52 Dua pendekatan utama dalam distribusi imbalan kelompok adalah sebagai berikut : Imbalan yang sama besar untuk setiap anggota kelompok : Dalam pendekatan ini, seluruh anggota kelompok menerima hasil yang sama, meskipun tingkat jabatan, gaji saat ini atau senioritasnya berbeda. Ukuran imbalan yang berbeda untuk setiap anggota kelompok: Dengan menggunakan pendekatan ini, imbalan individual bisa berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti kontribusi terhadap hasil kelompok, gaji sekarang, lama pengalaman, dan tingkat keterampilan dari pekerjaan yang dilakukan. Insentif kelompok terlihat paling berhasil jika kriteriakriteria berikut ini diikuti : Ada ketergantungan yang signifikan di antara pekerjaanpekerjaan dari beberapa individu di dalamnya, dan kerja kelompok dan kerja sama merupakan hal yang inti. Adanya kesulitan dalam mengidentifikasikan secara tepat siapa yang bertanggung jawab untuk tingkatan kinerja yang berbeda-beda. Manajemen ingin menciptakan atau mendorong terbentuknya kelompok kerja dan kerja sama diantara para karyawannya.

49 53 Imbalan dianggap telah dialokasikan secara adil dan merata. Input karyawan dikumpulkan juga dalam mendesain sebuah rencana insetif kelompok. Insentif organisasi Konsep dasar di balik program insentif perusahaan ini bahwa efisiensi keseluruhan tergantung kerja sama yang ada di dalam perusahaan atau di seluruh pabrik. Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan kerja sama. Hasil kerja adalah pembagian dengan karyawan dari hasil keuntungan atau produktivitas yang ternyata jauh lebih besar dari yang ditargetkan. Pembagian keuntungan mendistribusikan sebagian keuntungan perusahaan kepada karyawan. Tujuan program pembagian keuntungan : Meningkatkan produktivitas. Merekrut atau melatih kembali para karyawan. Meningkatkan kualitas produk/jasa. Meningkatkan semangat karyawan. Program kepemilikan saham oleh karyawan, jenis pembagian keuntungan yang umum adalah program kepemilikan oleh saham karyawan (employee stock ownership plan ESOP). ESOPs dirancang untuk memberikan kepemilikan saham

50 54 kepada karyawan dari perusahaan di mana mereka bekerja, dengan demikian akan meningkatkan loyalitas, komitmen, dan usaha mereka Sifat dasar insentif agar berhasil Menurut Heidjrachman Ranupandojo dkk. Menjelaskan, berapa sifat dasar dari insentif yang harus dipenuhi agar sistem upah insentif tersebut dapat berhasil, yaitu : Pembayarannya hendaknya sederhana, sehingga dapat dimengerti dan dihitung oleh karyawan sendiri. Penghasilan yang diterima pekerja hendaknya langsung menaikkan output dan efisiensi. Pembayarannya hendaknya dilakukan secepatnya mungkin. Standar kerja hendaknya ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sama tidak baiknya. Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya cukup merangsang pekerjaan untuk bekerja lebih giat E-HRM E-HRM didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengimplementasikan Sumber daya manusia secara strategis, kebijakan-

51 55 kebijakan, dan latihan-latihan dalam organisasi melalui dukungan yang jelas dan langsung dengan penggunaan secara penuh dari teknologi berbasis web. Dimana E-HRM ini dapat dipergunakan bukan hanya oleh departemen sumber daya manusia namun dapat pula dipergunakan oleh seluruh karyawan diluar departemen sumber daya manusia. Tujuan dari e-hrm menurut Lepak dan Snell (1998) ada 4, sebagai berikut : 1) Departemen sumber daya manusia diharapkan untuk fokus pada pertanyaan-pertanyaan strategis. 2) Departemen ini dapat fleksibel pada saat pembuatan kebijakan dan pelatihan-pelatihan. 3) Departemen sumber daya manusia seharusnya bekerja secara efisien dan sadar akan biaya yang ada. 4) Departemen sumber daya manusia seharusnya berorientasi jasa terhadap manajemen dan para pekerja. 4 hal diatas dapat dikatakan sebagai suatu awal yang baik, namun dapat dijadikan 3 tujuan utama yaitu: 1. Meningkatkan orientasi strategis dari Manajemen sumber daya manusia. 2. Mengurangi biaya/meng-efisiensi pendapatan. 3. Peningkatan jasa klien/menfasilitasi manajemen dan para pekerja.

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH Manajemen Sumber Daya Manusia Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG PENDIDIKAN

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG PENDIDIKAN ASUMSI-ASUMSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG PENDIDIKAN Indonesia berhadapan dengan persaingan global, membutuhkan SDM berkualitas Upaya peningkatan kualitas SDM yang paling efektif adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia.

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia. KATA PENGANTAR Saya panjatkan puji syukur keharidat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatannya dalam menyelesaikan. Penyusunan tesis ini merupakan suatu proses yang cukup lama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, mengakibatkan krisis global yang berdampak pula pada Indonesia. Krisis ekonomi global di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya baik sekarang maupun di kemudian hari, sehingga makin mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2. 1. Manajemen Secara Umum Keberhasilan suatu produk sangat ditunjang dengan bagaimana organisasi melakukan manajemennya dengan baik. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA.

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA. Modul ke: 11 KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM Fakultas FASILKOM Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi TEKNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id I. Pengantar : Pengorganisasian dan Pengelolaan SDM

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Kerja Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja

Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Modul ke: 14 Mengelola SDM dan Hubungan Tenaga Kerja Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE IMBALAN

PENGEMBANGAN METODE IMBALAN PENGEMBANGAN METODE IMBALAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Kinerja & Kompensasi Oleh: Kelompok 5 Tiara Putri Usmany 125030200111061 M. Nizar Al Qofiqi 125030200111122 Mega

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN Laksmi Sito Dwi Irvianti 1 ABSTRACT Regarding the importance of employee s work motivation and how it affects the productivity and the performance of

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Tanveer et al., (2011) melakukan penelitian tentang hubungan antara praktek sumber daya manusia dan kinerja karyawan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kotler (2000) mengungkapkan bahwa dalam perusahaan jasa yang pengelolaan hubungan dengan karyawannya sangat baik akan mempengaruhi hubungan mereka dengan pelanggan.

Lebih terperinci

1.1. Penelitian Terdahulu

1.1. Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti juga mempelajari penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Berikut ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin Manajemen, Organisasidan TenagaKerja Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin PENGERTIAN MANAJEMEN MenurutMary Parker Follet(1997), Manajemenadalahsenidalammenyelesaikansesuatumelaluiorang lain. MenurutNickels,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu atau seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Manajemen SDM Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan. Manajemen SDM telah menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensi Perawat 1. Pengertian Retensi adalah tindakan penahan dimana ini merupakan kemampuan untuk melanjutkan kerja individu yang berkualitas, yaitu perawat dan/penyedia layanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

Strategic Human Resource Management

Strategic Human Resource Management Modul ke: Strategic Human Resource Management Pengertian Strategic Human Resource Management (HRM) dan Perkembangan Pemikiran tentang HRM Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Penerapan fungsi manajemen ke dalam fungsi operatif dari pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan individu, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan

Lebih terperinci

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan Merekrut, Melatih dan Mengevaluasi Karyawan (Bab 11) Perekrutan Karyawan yang sesuai Pelatihan Karyawan yangh Sesuai Evaluasi Karyawan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Psikologis 2.1.1 Definisi Kontrak Psikologis Istilah kontrak psikologis berbeda dengan kontrak kerja. Definisi kontrak kerja secara umum mengacu pada dokumen tertulis

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Marketing Pemasaran internal sangat penting artinya bagi perusahaan jasa. Apa lagi bagi usaha jasa yang terkenal dengan high contact. Apa yang dikatakan dengan high

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis BALAS JASA LATAR BELAKANG Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam bekerja Performance Related Pay Penggajian yang dinamis Dimana Peranan Psikologi dalam Sistem

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi Pengantar Manajemen Umum Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi By Erma Sulistyo Rini Asumsi dasar Mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010). BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Analisis interaksi motivasi...puji Lestari, FPsi UI, PENDAHULUAN

Analisis interaksi motivasi...puji Lestari, FPsi UI, PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Berbagai perubahan tatanan global dalam dunia bisnis begitu berpengaruh terhadap Indonesia. Hal ini menimbulkan semangat antimonopoli dan proteksi yang memaksa

Lebih terperinci

PEMBAYARAN BERDASARKAN KINERJA DAN INSENTIF KEUANGAN

PEMBAYARAN BERDASARKAN KINERJA DAN INSENTIF KEUANGAN 8 MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBAYARAN BERDASARKAN KINERJA DAN INSENTIF KEUANGAN Kelompok 8 Arynda Isnayni N (1206315090) Esty Hayatun Nufus (1206315430) Galih Pambudi (1206315531) Marsha Windira

Lebih terperinci

RETNO SAWITRIAVI F

RETNO SAWITRIAVI F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN ATAS PENGHARGAAN (REWARD) YANG DITERIMA DARI PERUSAHAAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompensasi Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada organisasi.

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar pembentukan strategi. Atau dengan kata lain, ingin diketahui

Lebih terperinci

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer. MOTIVASI Motivas (Motivation), Kebutuhan (Need), Dorongan (Drive) : keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Kemampuan manajer

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang maksimum dari produk yang dihasilkannya. Hal ini tentunya menuntut seluruh bagian di dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi 1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif: Pemahaman akan pentingnya kompensasi strategis Beberapa teori yang terkait dengan kompensasi Pemahaman sistem kompensasi, komponen kompensasi dan sistem bayaran Pemahaman evaluasi pekerjaan dalam kompensasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang produktivitas dan motivasi pada industri konstruksi, definisi motivasi, teori motivasi kerja, teori hirarki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk. bersaing untuk mencapai yang terbaik (Gudono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk. bersaing untuk mencapai yang terbaik (Gudono, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk maksimalisasi fungsi utilitas yang terkendala oleh sumber daya yang terbatas. Persaingan

Lebih terperinci

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi Faktor Individu dalam Organisasi dan Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tunduk pada peraturan perusahaan. Selanjutnya Robinson dan Rousseau (2000)

BAB II KAJIAN TEORI. tunduk pada peraturan perusahaan. Selanjutnya Robinson dan Rousseau (2000) BAB II KAJIAN TEORI A. Kontrak Psikologis 1. Pengertian Kontrak Psikologis Istilah kontrak psikologis berbeda dengan kontrak kerja. Robinson dan Rousseau (2000) menyatakan bahwa kontrak kerja secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah surat kabar Harian Jogja Express tertanggal 13 September 2012 menulis sebuah artikel yang sangat menarik. Dalam tulisannya, diinformasikan bahwa batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu sumber daya yang berharga. Apabila sebagian besar jumlah penduduk yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. kepemilikan saham bebas secara bersama-sama menunjukkan hasil nilai F sebesar 3,829

BAB 6 PEMBAHASAN. kepemilikan saham bebas secara bersama-sama menunjukkan hasil nilai F sebesar 3,829 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Pengaruh Kepemilikan Saham Perusahaan Bagi Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi Pengujian pengaruh kepemilikan saham perdana, kepemilikan saham insentif dan kepemilikan saham bebas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DISUSUN OLEH: MUHAMAD RUBBY (070503170) NAZMI N.A (070503182) IHSAN FADIL (070503196) ANDREW MARIO (070503204) SILVIA SEMBIRING (070503205) LEO BENNY (070503208) FAKULTAS

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL

KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL Kinerja Karyawan Individual Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja individual karyawan antara lain kemampuannya,usaha yang dicurahkan,dan dukungan organisasi ada untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Wright, 2012

Manajemen Kinerja Wright, 2012 KINERJA ORGANISASI Manajemen Kinerja Definisi dari manajemen kinerja adalah cara-cara melalui mana para manajer menjamin bahwa aktivitas-aktivitas dan hasil-hasil karyawan sesuai dengan tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keadilan (equity theory) Penelitian ini berpatokan pada teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams pada tahun 1963.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu akan disertakan pula penelitian terdahulu yang pernah

Lebih terperinci