IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum perusahaan Sejarah TRIPLE COMBO Pada awalnya kue klappertat di kembangkan oleh Bapak Agus Prihanto seorang direktur marketing sebuah hotel di Bogor. Beliau melihat rata-rata tamu hotel menyukai kue yang berkualitas. Sebagai seorang marketing beliau mengetahui permintaan pasar cukup besar untuk kue yang berkualitas dan mencoba untuk mengembangkan klappertart. Untuk melengkapinya beliau melengkapi dengan pastel tutup dan makaroni panggang yang disebut lebih populer TRIPLE COMBO. Melihat perkembangan dunia kuliner di Bogor yang dapat dikatakan sebagai surga kuliner (Culinary Paradise) ke dua setelah Bandung, maka pada awal tahun 2007, Hotel Salak The Heritage berniat untuk menambah semarak dunia kuliner di Bogor dengan membuat produk oleh-oleh yang bernuansa Belanda sesuai dengan sejarah Hotel salak yang merupakan warisan peninggalan masa penjajahan Belanda dan dapat diterima oleh lidah Indonesia. Tidak kurang dari sepuluh macam kue Belanda misalnya Indische Pastei (Pastel Tutup), Makaroni Gebak/Schotel (Makaroni Panggang), Klappertart, Hollandsche Kroketten, Spekoek, Ontbijtkoek, Pannenkoeken, Oliebollen, Bitterballen & Poffertjes dibuat dan dijual di cafenya Hotel Salak namanya Den Haag Cafe dan setelah beberapa bulan berjalan, terlihat ketiga kue yang disebut pertama diatas paling diminati pelanggan, maka dicarikanlah nama dari gabungan ketiga kue tersebut untuk lebih di populerkan dan tercetuslah nama Triple Combo yang berdiri sejak 25 Juni 2007 dan mulai dipergunakan pada awal Juli Dalam memperkenalkan Triple Combo, dilakukan terobosan pemasarannya melalui apa yang dikenal dengan pengasong tidak disebut pengasong tetapi Medium Enterpreneur yang disingkat ME atau dikenal dengan yang membawakan dagangan Triple Combo di kereta-kereta atau di jalan. Mereka dibekali rompi serta topi yang bertuliskan Triple Combo lengkap dengan nama produknya serta tiga lapis keranjang tenteng yang kemudian di jual ke sepanjang

2 30 jalan juga di kereta-kereta. Dari para pedagang tersebut, produk Triple Combo mulai dikenal oleh masyarakat dan berkembang cukup pesat sehingga yang pada awalnya tempat produksinya gabung dengan dapur Hotel Salak, tetapi untuk pembaharuan maka mulai pertengahan tahun 2008, Hotel Salak menyewa sebuah rumah di Jl. Pangrango 8 untuk dijadikan tempat produksi sekaligus gerai untuk menjual kue tersebut. Untuk memberikan pilihan pada para pelanggan, hingga kini telah tercipta lebih dari sepuluh macam rasa klappertart sebagai produk yang paling unggul dibanding makaroni atau pastel tutup, karena klappertart yang paling diminati masyarakat. Karena kue klappertart dibandingkan makaroni dan pastel yang paling diminati oleh pelanggan, maka rumah tempat produksi maupun gerai penjualan tersebut dinamakan Huize atau Rumah Klappertart. Selain citrarasa yang baik, satu keunggulan dari klappertart Triple Combo adalah Halal yang mana Triple Combo telah mendapatkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI karena hampir semua klappertart yang ada di Indonesia menggunakan rum (alcohol) karena penganaan ini awal terkenalnya di Menado yang mayoritasnya masyarakat Nasrani. Dari sini pasar yang dapat dilihat baru hotel dan restauran yang kemudian sebagai ajang promosi dan membantu masyarakat memberikan kesempatan kepada para pedagang (asongan) untuk juga menjualkan Triple Combo tersebut. Sampai saat ini pendapatan rata-rata per bulan sekitar 300 samapi 400 juta. Triple Combo merupakan jenis kue yang bergerak dalam bidang kuliner dan fokus dalam operasionalnya sehari-hari yang selalu di supervise oleh pengajar professional dari Bogor Hotel Institute dan tenaga ahli dari Hotel Salak The Heritage. Berawal dari keinginan membuat makanan yang unik dan spesial untuk memenuh kebutuhan akan makanan yang lezat, sehat dan berkualitas yang cocok menjadi hidangan sehari-hari ataupun untuk oleh-oleh atau gift serta menunjang pariwisata kota Bogor dengan memberi warna baru kuliner kota Bogor. Karena kota Bogor erat kaitannya dengan colonial dan Belanda didukung dengan Hotel Salak The Heritage yang memang kental nuansa colonial Belanda akhirnya terbersit ide membuat penganan khas Belanda yaitu: klappertart, makaroni dan pastel. Awalnya penganan tersebut dikenalkan ke Indonesia pada jaman colonial dan

3 31 hingga sekarang masih digemari di beberapa daerah di Indonesia. Setelah melalui proses pengembangan yang cukup panjang akhirnya ketiga jenis kue tersebut diproduksi dan diperkenalkan kepada masyarakat di wilayah Bogor & Jakarta. Ternyata sambutan masyarakat yang luar biasa, kue ini sangat digemari baik oleh orang dewasa maupun anak-anak, karena selain cocok untuk santai, kue ini juga dapat sebagai pengganti makan pagi atau siang, sebagai hidangan makanan tambahan atau hidangan rapat yang exclusive Visi & Misi Visi Menjadi perusahaan kue berskala dunia dengan norma-norma & nilai-nilai perusahaan berstandar internasional. Misi Menyajikan kue yang berkualitas dan lezat, sehingga mendukung acara dan bisnis anda menjadi sukses serta tidak khawatir dengan apa yang dimakan karena telah jelas asal usulnya Lokasi Perusahaan Lokasi Triple Combo Klappertart Huize yang beralamat di Jalan. Pangrango No.8 Bogor terletak di Taman Kencana, bisa dikatakan pusat jajanan kuliner dan banyak berbagai tempat makanan di daerah ini, maka dari itu tepat sekali menjadi tempat kue Triple Combo. Triple Combo memberi warna oranye pada toko kuenya agar memberi ciri khas pada Triple Combo. Dengan warna oranye yang menjadi khas Triple Combo akan memudahkan para pelanggan untuk menuju lokasi Triple Combo. Nuansa wilayah kuliner Taman Kencana tersebut yang selalu banyak pelanggan tersebut memudahkan akses pelanggan untuk cepat dan mudah menuju toko kue Triple Combo.

4 Struktur Organisasi Ir. Agus Prihanto Direktur Dwi Irfan General manajer Usman Marketing Supervisor Adi wardian Wisma Supervisor Sanudin Leder Produksi Mulyadi Purchasing Staff Produksi Driver,cleaning staff Gambar2. Struktur organisasi

5 Produk-Produk Perusahaan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart Ukuran Lebar Harga Klapertaart Standar Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp Klappertaart Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Strawberry Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Klappertaart Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Blueberry Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Klappertaart Cheese Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Klappertaart Rum & Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000, Raisin Dimensi Large L=150ml R= Rp.11000, L= Rp Klappertaart Pandan Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp

6 34 Lanjutan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart Ukuran Lebar Harga Klappertaart Green Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000, Tea Dimensi Large L=150ml R= Rp.11000, L= Rp Klappertaart Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Chocolate Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Klappertaart Oreo Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Klappertaart Tutti Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 6000, Fruity Dimensi Large L=150ml R= Rp.10000, L= Rp Macaroni Schotel Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Chicken & Cheese Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp Macaroni Schotel Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Chicken & Cheese Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp

7 35 Lanjutan Tabel 1. Produk Triple Combo Klapertart Ukuran Lebar Harga Macaroni Schotel Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Chicken & Cheese Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, Dimensi R= Rp.9000, L= Rp Macaroni Schotel Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Bolognaise Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp Pastel Tutup Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Standard Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp Pastel Tutup Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Superior Dimensi Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp Klappertaart Triple Small, Regular, S= 65ml, R=125ml, S= Rp. 7000, Cheese Dimensi Large L=150ml R= Rp.11000, L= Rp Macaroni Shotel Small, Medium, S= 65ml, M =90ml, S= Rp. 5000, Corned Beef Regular, Large R=125ml, L=150ml M= Rp.7000, R= Rp.9000, L= Rp

8 Analisis Kointegrasi Analisis mengenai pola data atau sifat pergerakan dari deret waktu yang akan analisis sangat diperlukan dengan tujuan menentukan metode peramalan yang sesuai dengan pola data tersebut apakah menggunakan metode VAR atau VECM. Apabila pola data yang digunakan stasioner pada level nol maka digunakan metode VAR, dan apabila pola data yang digunakan tidak stasioner pada level nol maka menggunakan metode VECM. Dalam menganalisa stasioneritas, tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada tingkat signifikan 5 persen Uji Stasioner Data Uji stasioneritas data pada seluruh variabel dengan Augmented Dickey- Fuller Test (ADF) dengan perangkat lunak Eviews 6. Jika nilai Test Critical Values lebih besar dari nilai t-statistic berarti data tidak stasioner, sebaliknya jika nilai Test Critical Values lebih kecil dari nilai t-statistic berarti data stasioner. Dari hasil uji stationer pada level menujukan bahwa semua variabel statsioner. Semua variable memiliki nilai -p (0.000) < alpha 5% artinya sudah stasioner pada level. Tabel 2. Hasil Uji Stasioner Variable Level (α=5%) p-value keterangan KLAPPERTART stasioner MAKARONI stasioner PASTEL stasioner

9 Metode Pengujian Granger Causality Uji kausalitas multivariate dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel-variabel yang ada dalam model. Hubungan kausalitas antar variabel dapat diketahui dengan melakukan Pairwise Granger Causality Test. Uji ini pada intinya mengindifikasikan apakah variabel dua arah atau satu arah yang adanya hubungan sebab akibat. Nilai P < Alpha 5% maka artinya signifikan. Dan hasilnya dari analisisnya adanya hubungan sebab akibat dari makaroni kepada klappertart. Nilai -P (0.0420) < Alpha 5% artinya makaroni menyebabkan klappertart. Uji ini pada intinya mengindifikasikan apakah variabel dua arah atau satu arah. Adanya hubungan sebab akibat dari pastel kepada klappertart. Nilai-P (0.0332) < Alpha 5% artinya pastel menyebabkan klappertart. Tabel 3. Hasil Uji Granger Causality Null Hypothesis Obs F-Statistic Prob. 1.Adanya hubungan sebab akibat dari makaroni kepada klappertart 2.Adanya hubungan sebab akibat dari pastel kepada klappertart Pengujian Lag Optimal Pendekatan VAR atau VECM sangat sensitif terhadap jumlah lag yang digunakan, maka perlu ditentukan panjang lag yang optimal. Penentuan panjang lag digunakan untuk mengetahui lamanya periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun terhadap variabel endogen lainnya. Penentuan lag dapat digunakan dengan beberpa pendekatan antara lain Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), dan Schwarz Criterion (SC). Hasil penentuan panjang lag secara lengkap.

10 38 Tabel 4. Hasil Uji Lag Optimal Lag LogL LR FPE AIC SC HQ NA 6.45e * * * 6.41e+11* * Berdasarkan tabel 4 hanya SC dan HQ yang menentukan panjang lag yang berbeda sedangkan LR, FPE, AIC menentukan panjang lag yang sama yaitu pada lag ke satu. Karena tiga kriteria memberikan hasil yang sama, maka dipilih panjang lag satu. Dari hasil uji lag optimun ada di lag satu Vector Autoregresesive (VAR) Analisis regresi dua arah, dimana semua peubah atau variabel adalah variabel endogen, modelnya sederhana karena menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), semua variabel adalah vaeriabel endogen dan baik untuk peramalan dan semua varibelnya stasioner pada level. Pengaruh variabel dapat menggunakan dan dilihat dengan analisis VAR. interpretasi hasil dapat dilihat dengan membaca koefisien integrasi dan pembacaan tanda terbalik dari tanda koefisiennya. Koefisien integrasi dinyatakan signifikan jika nilai mutlak statistik lebih besar dari nilai tabel yaitu 1,96 berikut ini merupakan hasil estimasi VAR.

11 39 Tabel 5. Hasil VAR Klappertart Makaroni Pastel Klappertart (-1) [ ] [ ] [ ] Makaroni (-1) [ ] [ ] [ ] Pastel (-1) [ ] [ ] [ ] Berdasarkan hasil VAR tersebut dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh yang ditunjukan oleh penjualan klappertart, penjualan tersebut dipengaruhi secara nyata oleh penjualan makaroni pada lag 1 dan penjualan pastel pada lag 1, sedangkan penjualan makaroni dipengaruhi secara nyata oleh penjualan klappertart pada lag 1. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara klappertart dan makaroni sedangkan untuk pastel hubungan yang terjadi dengan kue lainnya tidak terlalu signifikan Stabilitas VAR Untuk menguji stabil tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan VAR Stability Condition Check berupa Roots of Charateristic Polynomial. Berikut hasil pengujian stabilitas model berdasarkan hasil AR Root Table. Hal ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh model dinamik seperti VAR dikarenakan apabila didapatkan model VAR yang tidak stabil maka analisis IFR dan FEVD menjadi tidak valid.

12 40 Tabel 6. Hasil Uji Stabilitas VAR Root Modulus Nilai modulus menunjukkan VAR sudah dalam kondisi stabil karena di nilai di posisi 0 <nilai modulus 1 maka artinya sudah dalam kondisi stabil. Model dikatakan stabil apabila nilai modulus nya kurang dari satu. Berdasarkan tabel bahwa nilai akar karakteristik atau modulus semuanya menunjukan nilai kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VAR telah stabil Analisis Impuls Response Function (IRF) Analisis Impuls Response Function atau IRF merupakan alat analisis yang digunakan untuk mencari dampak shock variabel satu terhadap variabel lainnya. Dengan menggunakan IRF maka akan dapat dilacak dampak dari salah satu shock terhadap shock lainnya pada saat sekarang dan masa yang akan datang dari variabel endogen. Shock yang terjadi pada variabel endogen secara langsung akan mempengaruhi variabel itu sendiri dan akan berpengaruh juga terhadap variabel lainnya secara berkesinambungan atau dinamis. Pada penelitian ini akan dilakukan tiga analisis IRF untuk masing-masing produk yaitu klappertart, makaroni dan pastel.

13 41 Respon Makaroni terhadap Klappertart Response to Cholesky One S.D. Innovations 80 Response of MAKARONI to KLAPERTART diberikan 30 oleh produk makaroni terhadap standar deviasi variabel itu sendiri telah bernilai 20 negatif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung bernilai stabil, pada 10 periode 1 nilai respon yang diberikan cukup tinggi yaitu dengan nilai 80 persen, 0 tetapi pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon -10 Response of PASTEL to KLAPERTART Gambar 3. Respon Makaroni terhadap Klappertart Pada Gambar 3 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh makaroni terhadap klappertart. dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa respon yang tersebut, pada periode ke 2 respon yang dihasilkan adalah 20 persen, Setelah terjadinya penuruan pada periode ke 2, respon kemudian bergerak stabil dari periode 3 sampai dengan periode ke 5, nilai respon tersebut adalah -20 persen. Selanjutnya untuk periode 6 sampai 50 pergerakan respon kembali menurun dengan nilai respon bernilai negatif, pergerakan respon ini sangat kecil. Sehingga dalam grafik pergerakan kecil dan cenderung stabil di periode 5.

14 Respon Pastel terhadap Klappertart Response of PASTEL to KLAPERTART Gambar 4. Respon Pastel terhadap Klappertart Pada Gambar 4 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh pastel terhadap klappertart. dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa respon yang diberikan oleh produk pastel terhadap standar deviasi variabel itu sendiri telah bernilai negatif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung bernilai stabil, pada periode 1 nilai respon yang diberikan cukup tinggi yaitu dengan nilai 50 persen, tetapi pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon tersebut, pada periode ke 2 respon yang dihasilkan adalah 10 persen, Setelah terjadinya penuruan pada periode ke 2, respon kemudian bergerak stabil dari periode 3 sampai dengan periode ke 5, nilai respon tersebut adalah -10 persen. Selanjutnya untuk periode 6 sampai 50 pergerakan respon kembali menurun dengan nilai respon bernilai negatif, pergerakan respon ini sangat kecil. Sehingga dalam grafik pergerakan kecil dan cenderung stabil di periode 5.

15 43 Respon Klappertart terhadap Makaroni Response to Cholesky One S.D. Innovations 0 Response of KLAPERTART to MAKARONI Gambar 5. Response Klappertart of PASTEL terhadap to MAKARONI Makaroni klappertart 10 terhadap makaroni yaitu -75 persen, pada periode ketiga nilai respon 0 Pada Gambar 5 ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh klappertart terhadap makaroni, respon yang diberikan klappertart pada perubahan standar deviasi bernilai negatif. Hanya pada periode pertama nilai respon yang diberikan tinggi yaitu nol persen. Selanjutnya pada periode kedua hingga periode kelima terjadi penurunan yang cukup signifikan, dimana pada periode kedua nilai respon yaitu -45 persen, periode keempat nilai respon -37 persen sedangkan pada periode kelima responnya bernilai -19 persen. Nilai respon stabil pada periode ke 6 sampai periode ke 50 dengan nilai respon nol persen. Dengan nilai respon yang negatif hal ini berarti impuls dari penjualan klappertart sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan makaroni.

16 Respon Pastel terhadap Makaroni Response of PASTEL to MAKARONI Gambar 6. Respon Pastel terhadap Makaroni Pada Gambar 6 ini respon yang dianalisa adalah respon pastel terhadap makaroni. Pada grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon pastel terhadap makaroni itu sendiri bernilai positif, ketika variabel diimpuls nilai respon meningkat pada periode pertama sampai periode ke 40. Pada periode pertama nilai respon tertinggi yaitu 100 persen dan nilai respon terendah pada periode 10 yaitu 5 persen. Pada periode berikutnya hingga periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen, dengan nilai respon yang positif hal ini menunjukkan bahwa variabel pastel sangat berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan pastel terhadap makaroni.

17 45 Respon Klappertart terhadap Pastel Response to Cholesky One S.D. Innovations 60 Response of KLAPERTART to PASTEL Response of MAKARONI to PASTEL Gambar 7. Respon Klapertart terhadap Pastel 0 Pada Gambar 7 selanjutnya respon klappertart terhadap pastel. Respon yang diberikan oleh klappertart terhadap standar deviasi pastel cenderung positif, tetapi -2 pada periode dua dan periode tujuh bernilai negatif. Pada periode satu sampai periode 14 terjadi fluktuasi respon yang signifikan dengan nilai tertinggi 59 persen -4 pada periode tiga, dan nilai terendah -40 persen pada periode dua. Pada periode 14 sampai -6 periode 50 nilai respon stabil. Dengan nilai respon yang cenderung positif dapat disimpulkan bahwa kejutan dari penjualan produk klappertart sebesar satu standar -8 deviasi berpengaruh positif terhadap peningkatan penjualan produk pastel

18 Respon Makaroni terhadap Pastel Response of MAKARONI to PASTEL Gambar 8. Respon Makaroni terhadap Pastel Pada Gambar 8 ini adalah nilai respon yang ditunjukkan oleh respon makaroni terhadap pastel, dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai standar deviasi yang dihasil oleh makaroni adalah negatif. Pada periode pertama nilai respon yang ditunjukan adalah nol persen. Kemudian pada periode ke 2 sampai periode ke 4 terjadi penurunan,pada periode ke 2 respon yang ditunjukkan adalah - 7 persen, periode ke 3 respon bernilai -2 persen dan periode ke 4 nilai responnya adalah 1 persen. Kemudian pada periode ke 5 sampai periode ke 50 respon kembali stabil di nol.

19 Forcasting Eror Variace Decompotion (FEVD) Analisis FEVD bertujuan untuk mengetahui variabel yang memiliki peranan penting dalam dalam menjelaskan perubahan suatu variabel. Dengan adanya analisis ini maka dapat diketahui seberapa besar persen variasi variabel dijelaskan oleh setiap gangguan yang ada di dalam model. Hasil dari analisis FEVD ini akan ditunjukan dalam bentuk diagram, diagram tersebut menunjukkan hasil variasi masing-masing variabel baik endogen maupun eksogen. Forecast Error Variabilitas data ramalan diukur dengan peramalan kesalahan standar atau disebut forecast standard error ditambah nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi yang di dapat untuk variabel Klappertart sebagai berikut : 1. Klappertart KLAPPERTART = PASTEL PASTEL MAKARONI MAKARONI KLAPPERTART1 Tabel 7. Hasil peramalan variable Klappertart selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 119 ± ± ± ± ± ±

20 48 Lanjutan Tabel 7. Hasil peramalan variable Klappertart selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 125 ± ± ± ± ± ± Hasil peramalan Tabel 7 diperoleh dari hasil perhitungan atau persamaan regresi yang didapatkan dengan menggunakan nilai rata-rata 12 minggu terakhir. Dari hasil peramalan tersebut dapat terlihat bahwa untuk periode 12 minggu kedepan forecast SE untuk klappertart akan meningkat pada minggu ke 124 dan cenderung stabil sampai akhir periode terakhir. Nilai forecast penjualan klappertart pada minggu ke 129 diramalkan penjualan akan meningkat juga pada minggu 130. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 130, maka peramalan untuk penjualan klappertart dipengaruhi oleh makaroni itu sendiri dan juga pastel.

21 49 Gambar 9. Variance Decomposition Terhadap Klappertart Pada Gambar 9 diagram variance decomposition klappertart dapat diketahui bahwa penjualan klappertart dari periode 1 sampai 50 dipengaruhi oleh klappertart, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan klappertart adalah makaroni. Pada diagram tersebut dapat dilihat bahwa variabel produk makaroni lebih berpengaruh dibandingkan produk pastel. hasil analisis FEVD dapat disimpulkan bahwa penjualan kalppertart dipengaruhi klapertart itu sendiri dan juga produk kue makaroni.

22 50 2. Makaroni MAKARONI = PASTEL PASTEL MAKARONI KLAPPERTART KLAPPERTART1 Tabel 8. Hasil peramalan variable Makaroni selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 119 ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± Hasil peramalan Tabel 8 untuk makaroni menggunakan nilai waktu 12 minggu terakhir, perhitungan ini menggunakan persamaan regresi dari makaroni sehingga akan didapatkan hasil peramalan untuk 12 minggu ke depan. Untuk peramalan makaroni hanya dipengaruhi oleh klappertart dan pastel tidak terlalu berpengaruh, hal ini karena dari hasil IRF kedua variabel tersebut memberikan

23 51 respon negative. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 121 artinya pada minggu tersebut apabila penjualan makaroni mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap penjualan klappertart dan pastel. Gambar 10. Variance Decomposition Terhadap Makaroni Pada Gambar 10 diagram makaroni ditunjukan mengenai hasil analisis FEVD untuk makaroni. Dari diagram tersebut ditunjukan variabel yang mempengaruhi penjualan untuk produk makaroni untuk periode 50 depan, dari hasil variance decomposition makaroni terlihat bahwa pengaruh penjualan makaroni pengaruhnya didominasi oleh produk makaroni itu sendiri, sedangkan untuk pengaruh variabel lain yaitu klappertart dan pastel, pengaruhnya lebih besar klappertart dibandingkan dengan pastel.

24 52 3.Pastel PASTEL = PASTEL MAKARONI MAKARONI KLAPPERTART KLAPPERTART1 Tabel 9. Hasil peramalan variable Pastel selama 12 minggu ke depan Minggu Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 119 ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± ±

25 53 Hasil peramalan Tabel 9 pastel diperoleh dari hasil perhitungan data penjualan selama 12 minggu terakhir, sehingga akan diperoleh hasil peramalan untuk 12 minggu ke depan. Jika dibandingkan dengan dua produk lainnya yaitu klappertart dan makaroni untuk nilai persamaan pastel bernilai lebih kecil, hal ini karena pastel merupakan salah kue tambahan dari klappertart dan penjualan untuk pastel pun cenderung meningkat ketika penjualan klappertart dan makaroni meningkat. Nilai persamaan paling besar diperoleh pada minggu ke 124 sehingga penjualan pastel diramalkan akan meningkat ketika klappertart dan makaroni laris di pasaran. Gambar 11. Variance Decomposition Terhadap Pastel Pada Gambar 11 diagram pastel merupakan hasil analisis FEVD terhadap produk pastel, dari hasil variance decomposition tersebut dapat dilihat bahwa penjualan pastel untuk 50 periode kedepan dipengaruhi oleh klappertart. Sedangkan untuk pengaruh variabel lain yaitu makaroni, pengaruhnya lebih besar daripada pastel itu sendiri Implikasi Manajerial Setelah melakukan analisis peramalan penjualan klappertart, makaroni dan pastel maka dapat diketahui produk apa yang memberikan pengaruh positif terhadap penjualan produk lainnya. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa produk yang memiliki pengaruh positif terhadap penjualan produk lain adalah klappertart. Berdasarkan hal tersebut maka pihak Triple Combo harus mengutamakan produk tersebut dalam penjualannya, hal ini karena jika penjualan klappertart meningkat maka penjualan makaroni dan pastel pun akan ikut mengalami peningkatan.

26 54 Dalam bidang pemasaran, pihak Triple Combo harus meningkatkan strategi promosinya, hal ini agar peramalan penurunan penjualan tidak terjadi. Triple Combo sebaiknya menambah jenis-jenis produk yang ditawarkannya serta meningkatkan program pemasarannya. Selain itu perlu menyususn formulasi strategi pemasaran yang tepat dan efektif dalam menghadapi persaingan pemasaran terhadap produk-produk yang ditawarkan, yakni dapat dilakukan melalui keunggulan dari produk yang ditawarkan, kelengkapan dari jenis produk yang ditawarkan. Triple Combo juga dapat menetapkan target penjualan ketiga produk kedepannya. Implikasi dari hasil analisa dan interpretasi ini akan mempengaruhi keputusan manajerial seperti dalam merencanakan strategi pemasaran yang mungkin dilakukan. Melihat strategi pemasaran Triple Combo dapat melakukan promosi secara menyeluruh dan besar-besaran sebagai langkah memperkenalkan produknya kepada calon pembeli. Produk kue yang harus diutamakan dalam pemasaran adalah klappertart, karena seperti yang telah diketahui bahwa klappertart ini mempunyai pengaruh positif terhadap produk kue yang lain sehingga secara tidak langsung klappertart tersebut dapat membantu meningkatkan penjualan makaroni dan pastel sehingga dapat meningkat dari segi promosi maupun penjualannya. Triple Combo juga dapat mengetahui ramalan penjualan sebagai target penjualan kedepan dan mengantisipasi pada bulan yang diramalkan akan menurunnya penjualan suatu produk sehingga penurunan penjualan tersebut tidak terjadi, agar pada tahun ke tahunya mengalami kenaikan dan penjualan Triple Combo semakin meningkat. Perusahaan juga dapat mengetahui ramalan penjualan sebagai target penjualan kedepan dan mengantisipasi pada bulan yang diramalkan akan menurunnya penjualan suatu produk sehingga penurunan penjualan tersebut tidak terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam pencarian metode peramalan terbaik, diperlukan berbagai informasi relevan sebagai data penunjang untuk pasar kue. Peramalan pasar kue dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan 3 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Honda Motor Company, Ltd atau Honda Technology Research Institute Company, Limited adalah produsen mobil, truk, sepeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang pada dasarnya mendapatkan keuntungan demi kelancaran usahanya dan mampu bersaing dalam lingkungan bisnis secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan suatu variabel yang digunakan dalam penelitian yang diteliti oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL ANALISIS Pengujian vektor autoregresi pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 6 yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Quantitative

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengalami fluktuasi antar waktu. Data tersebut mengindikasikan adanya 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Volatilitas Harga Minyak 4.1.1 Deskripsi Data Plot data harga minyak pada bulan Januari 2000 hingga bulan Desember 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hal ini menunjukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan hubungan kausal dimana terdapat variabel bebas dan terikat.dilihat dari data yang diperoleh,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Produksi padi Indonesia meskipun mengalami fluktuasi namun masih menunjukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kuantitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Energi XYZ Semula pengusahaan gas XYZ di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang berdiri pada tahun 1859. Pada

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Chemigard seperti tertera dalam anggaran dasar, didirikan pada tanggal 24 september 2003, berdasarkan Akte Notaris Sri

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Data penelitian Penelitian interdependensi pasar saham indonesia dengan pasar saham dunia ini menggunakan data sekunder berupa nilai penutupan harian/daily

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Lianti, T. Mustaqim 1) Elsha Nora 2) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe 3) Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM

1 analisis regresi dengan pendekatan VECM 1 analisis regresi dengan pendekatan VECM BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI, SE., M.SI MODEL VECM 10. Pengertian VECM VECM (atau Vector Error Correction Model) merupakan metode turunan dari VAR.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD BERDASARKAN MODEL VAR

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD BERDASARKAN MODEL VAR PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD BERDASARKAN MODEL VAR Mega Novita 1, Adi Setiawan 2, dan Didit Budi Nugroho 2 1,2 Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA

INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA 101 IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t-

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious regression. Jika nilai t- BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Unit Root Test Uji akar unit atau disebut juga dengan uji akar stasioner yang digunakan untuk menguji data yang bersifat time series agar terhindar dari spurious

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Kesimpulan yang di dapatkan dari hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil dari tiga tahapan pengujian yang telah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA ANALISIS VECTOR AUTOREGRESION (VAR) TERHADAP INTERRELATIONSHIP ANTARA IPM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA MASTA SEMBIRING Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut : BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian diuraikan menurut metode penghitungannya, sebagai berikut: 1. Inflasi (INF) Inflasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Stasioneritas Dalam meneliti data time series, yang pertama harus dilakukan adalah dengan menggunakan uji stasioneritas. Uji stasioneritas yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk bulanan yang diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci