BAB I PENDAHULUAN Sejarah Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Sejarah Perusahaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahaan Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terbesar di dunia dan terpenting di Indonesia. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, AS, aktif di lebih dari 180 negara dan mempekerjakan kurang lebih karyawan. Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi, produksi, penyulingan, pemasaran dan pembangkit tenaga. Sejarah Chevron bermula dari didirikan perusahaan tersebut pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Kemudian, pada tahun 2001, Chevron melakukan langkah awal pengembangkan perusahaannya yaitu bergabung dengan Texaco untuk membentuk Chevron Texaco. Perubahan nama perusahaan tersebut tidak berjalan lama. Pada tanggal 9 Mei 2005, Chevron Texaco mengeluarkan pengumum untuk melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Setelah itu, pada tanggal 19 Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Coporation, sebuah gerakan yang membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia. Chevron Indonesia Company (dulu Unocal Indonesia Company/ UICo) telah beroperasi di Indonesia selama 38 tahun. Chevron bekerja sebagai mitra Pemerintah Republik Indonesia melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP MIGAS. Saat ini Chevron Indonesia Company mengoperasikan 12 lapangan di KKS Kalimantan Timur dan 1 lapangan di KKS Selat Makasar mencakup daerah seluas 6,6 juta hektar atau kilometer persegi. Salah satu kontrak yang dimiliki Chevron Indonesia Company adalah menyediakan pasokan gas ke Bontang, instalasi pengolahan gas alam (LNG) terbesar di dunia. Di Indonesia, Chevron beroperasi di bawah IndoAsia Business Unit (IBU) yang mencakup kegiatan operasi di Indonesia dan Filipina (Panas Bumi/ Geotermal). 1

2 Selain Chevron Indonesia Company, IBU juga mengelola PT Chevron Pacific Indonesia, perusahaan KKS yang beroperasi di Provinsi Riau dan Sumatera Utara, dan badan usaha di bidang geothermal & power, di Indonesia: Chevron Geothermal Indonesia, Ltd., dan Chevron Geothermal Salak, Ltd., dan di Filipina: Chevron Geothermal Philippines Holding Inc. (CGPHI). Gambar 1.1. Peta daerah operasional Chevron World Wide Gambar 1.2. Peta daerah operasional Chevron Indonesia (Sumber: Selama tahun 2006, rata-rata total produksi adalah barrels liquids/ cair ( net) dan 244 juta cubic feet gas alam (167 juta net). Untuk net income total dari semua kegiatan Chevron Corporation, terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana tahun 2005 senilai $ milyar, sedangkan tahun 2006 keuntungan Chevron menjadi $ milyar. Peningkatan dari net income dapat dilihat pada Grafik 1.1 di bawah ini. Kontribusi produksi Chevron di Indonesia 2

3 mencapai 11,4% dari total produksi Chevron untuk minyak bumi dan gas alam di dunia. Grafik 1.1. Net income dan Produksi Chevron Corporation tahun Struktur Organisasi dan Sumber daya Chevron memiliki sistem Organizational Capability yang unik dan unggul menggabungkan karyawan, proses dan budaya kerja untuk: Mendorong kinerja yang unggul pada empat bidang yang kita fokuskan Menciptakan keunggulan yang kompetitif Memberikan diferensiasi untuk Chevron. Struktur organisasi dari IndoAsia Business Unit (IBU) dapat di lihat pada Gambar

4 Gambar 1.3. Struktur Organisasi IBU Chevron Sampai bulan Juni 2006, kegiatan operasi Chevron Indonesia Company didukung oleh sekitar karyawan, dimana ditugaskan di Kalimantan Timur, dan 513 lainnya di Jakarta. Chevron Indonesia Company juga didukung oleh lebih dari pekerja kontrak. Pada tahun 2005, Chevron Indonesia Company memproduksi sekitar 54,000 BOPD minyak/fluida dan 218 MMCFD gas. Masa depan Chevron Indonesia Company ditentukan oleh satu faktor utama, yaitu karyawan nasional. Saat ini, 96% dari karyawan Chevron Indonesia Company adalah bangsa Indonesia (Sumber: Company Profile Chevron Indonesia Company, HRD, 2006). Untuk mengembangkan profesionalisme dan kemampuan manajerial, karyawan diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, penugasan kerja dan pelatihan hingga ke Amerika atau negara lain. Saat ini terdapat 9 karyawan nasional Chevron 4

5 Indonesia Company yang ditugaskan di jajaran karyawan global Chevron yang prestisius di benua-benua Amerika, Asia, dan Afrika. Sejak beroperasi, Chevron Indonesia Company telah menciptakan lebih dari pekerjaan dengan gaji dan upah yang memadai. Perusahaan juga menyediakan pinjaman rumah bebas bunga untuk karyawan tetap, dan fasilitas lain yang membantu meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarga serta masyarakat setempat. 1.2.Visi, Nilai-Nilai dan Strategi Visi Visi dari Chevron adalah menjadi perusahaan energi dunia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan dan kinerjanya. Dengan visi tersebut, Chevron ingin mengatakan bahwa Chevron Menyediakan produk-produk energi yang sangat penting untuk kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan manusia di seluruh dunia Adalah orang-orang dalam suatu organisasi dengan kemampuan dan komitmen yang tinggi Adalah mitra terpercaya Memberikan kinerja berkelas dunia Dikagumi oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu investor, pelanggan, negara tempat Chevron beroperasi, masyarakat setempat dan karyawan Chevron, tidak saja dari hasil yang dicapai Chevron tetapi juga dari bagaimana Chevron mencapainya Nilai-nilai Nilai-nilai yang menjadi landasan perusahaan Chevron dibangun atas apa yang dianut, yang membedakan Chevron dari yang lain dan menjadi pedoman kegiatan Chevron. Chevron menjalankan bisnisnya dengan penuh rasa tanggung jawab secara sosial dan dengan cara yang etis. Chevron menghormati hukum, 5

6 menjunjung tinggi hak asasi manusia, melindungi lingkungan dan memberi manfaat kepada masyarakat di tempat Chevron beroperasi. Nilai-nilai tersebut adalah Integritas Chevron jujur terhadap pihak lain dan terhadap diri Chevron sendiri. Chevron memenuhi standar etika yang paling tinggi dalam setiap kegiatan bisnis yang Chevron lakukan. Chevron melakukan apa yang Chevron katakan. Chevron mempertanggungjawabkan semua hasil dan akibat dari pekerjaan dan kegiatan Chevron. Kepercayaan Chevron mempercayai, menghargai dan mendukung satu dengan yang lain, dan Chevron berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan kepercayaan dari kolega dan para mitra kerja. Keanekaragaman Chevron memperlajari dan menghargai budaya di tempat Chevron bekerja. Chevron menghargai dan menghormati keunikan setiap individu dan ragam pendangan serta talenta yang mereka tunjukkan. Lingkungan kerja Chevron sangat terbuka dan Chevron merangkul beraneka-ragam komunitas, pendapat, kemampuan dan pengalaman. Terobosan Chevron mencari peluang-peluang dan terobosan-terobosan baru. Chevron menggunakan daya kreativitas Chevron untuk mendapatkan cara yang tidak konvensional dan praktis untuk memecahkan masalah. Pengalaman, teknologi dan keuletan Chevron telah membantu Chevron mengatasi tantangan dan memberikan nilai tambah. Kemitraan Chevron mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjadi mitra uang baik dalam membangun hubungan yang produktif, kolaboratif, saling mempercayai dan menguntungkan dengan Pemerintah, kompetitor, Pelanggan, masyarakat dan satu dengan yang lain. 6

7 Melindungi Manusia dan Lingkungan Chevron menempatkan kesehatan dan keselamatan karyawan serta perlindungan atas aset dan lingkungan pada prioritas yang paling tinggi. Tujuan Chevron adalah mendapatkan pengakuan atas kinerja kelas dunia Chevron melalui penerapan Sistem Manajemen Keunggulan Operasi (Operational Excellence Management System) yang seksama. Kinerja Tinggi Chevron mengutamakan keunggulan dalam setiap hal yang Chevron lakukan, dan Chevron selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Chevron sangat mendambakan pencapaian hasil yang lebih dari yang diharapkan dari Chevron sendiri dan pihak lain. Chevron berusaha mencapai hasil dengan sepenuh tenaga dan dengan urgensi yang tinggi Strategi Strategi kegiatan yang Chevron lakukan adalah penjabaran visi Chevron ke dalam Rencana Strategi. Rencana strategi tersebut menyelaraskan dan menginterasikan organisasi Chevron, menumbuhkan keyakinan, dan membedakan Chevron dari para pesaing. a. Strategi bisnis utama Chevron mempunyai tiga strategi bisnis utama, yaitu: Global Upstream (Operasi Hulu Secara Global) Meningkatkan kemampuan laba dalam kegiatan bisnis utama dan membangun posisi prestasi yang baru Global gas (Operasi Gas Secara Global) Mengkomersialkan ekuitas cadangan gas yang ada ke pasar-pasar di Amerika Utara dan Asia Global Downstream (Operasi Hilir Secara Global) Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan kekuatan pemasaran dan penyediaan. 7

8 b. Strategi keberhasilan Tiga Strategi keberhasilan yang diterapkan di semua bidang kegiatan perusahaan: Berinvestasi pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan strategi. Meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk mencapai kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang tinggi. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan kinerja kelas dunia dalam bidang keunggulan operasi, pengurangan biaya, pengelolaan aset/kapital, dan peningkatan keuntungan. Hal-hal pokok yang melandasi dan selaras dengan bisnis utama dan strategi keberhasilan Chevron adalah rencana-rencana yang lebih rinci, taktik, dan ukuran keberhasilan yang membimbing Chevron mencapai sukses dalam setiap kegiatan bisnis yang Chevron lakukan. Rencana-rencana rinci tersebut secara rutin terus diuji terhadap pesaing lain dan diperbaharui agar selalu bisa mencapai kinerja kompetitif yang berkelanjutan Lingkup Bidang Usaha Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dibagi menjadi 2, yaitu Primary Activities dan Support Activities. Primary Activities adalah kegiatan utama atau pokok yang menjadi inti bisnis dari satu perusahaan. Sedangkan Support Activities adalah kegiatan pendukung yang bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah kegiatan utama. Dengan adanya kedua kegiatan tersebut, maka perusahaan dapat mencapai target/tujuan yang diinginkan, yaitu keuntungan/profit margin. Dengan adanya pembagian aktifitas-aktifitas tersebut, maka penulis mencoba menggambarkan pengelompokkan aktifitas yang ada di Chevron Indonesia Company (CICO) pada Gambar

9 Primary Activities Exploration Production Distribution Human Resource Management Supply Chain Management Profit Margin Support Activities Government & Public Affairs Health, Environment, Safety (HES) Facility and maintenance Security Firm Infrastructure Gambar 1.4. Konsep Kegiatan Perusahaan CICO Dari gambar di atas, Primary activities dapat dijabarkan sebagai berikut: Kegiatan Exploration adalah kegiatan pencarian sumber-sumber minyak bumi dan gas alam baru, pengeboran dan proses persiapan produksi. Kegiatan Production adalah aktivitas pengambilan minyak bumi dan gas alam dari dalam perut bumi menuju permukaan dan di tampung di suatu tempat (terminal). Kegiatan Distribution adalah kegiatan penyaluran minyak bumi dan gas alam dari terminal menuju tempat penyulingan atau pengolahan akhir dan di ekspor keluar negeri. Support activities pada Gambar 1.4 meliputi kegiatan human resource management (recruiting, training, development), Supply Chain Management (Procurement, Logistic, Material Management), Government & Public Affair, Health, Environment, Safety (HES), Facility and Maintenance, Security, dan Firm Infrastructure( Finance, Legal, Strategic Planning) akan memberikan value bagi Primary Activities sehingga lebih efisien dan efektif. 9

10 Dari kedua aktivitas tersebut, perusahaan mengharapkan adanya profit margin, dimana merupakan selisih antara pendapatan dan biaya perusahaan Bidang Usaha Utama ( Exploration, Production dan Distribution) Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company berlandaskan pada The Chevron Way, yang mengandung nilai-nilai universal dan menuntut tingkat integritas dan kemampuan tertinggi dari karyawannya dalam bekerja bersama mitra kerja, masyarakat, pelanggan, dan rekan sekerja. Chevron menjunjung tinggi dan mentaati peraturan yang berlaku, mendukung hak asasi manusia, melindungi lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di tempat perusahaan beroperasi. Kegiatan operasi Chevron Indonesia Company dibelah oleh Delta Makaham sebagai batas imajiner, menjadi dua daerah utama: Utara dan Selatan; dan West Seno, proyek laut dalam di Selat Makasar. Di daerah operasi Utara, Chevron Indonesia Company mengoperasikan lapangan-lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang dan West Seno, serta Terminal Santan. Sedangkan di daerah operasi Selatan, Chevron Indonesia Company mengelola lapangan-lapangan Sepinggan,Yakin, Terminal Lawe-Lawe dan Base Camp, Pusat Logistik Penajam (PSB) dan Kantor Pasir Ridge, Balikpapan. Chevron Indonesia Company mempunyai tiga lapangan utama, yaitu: Sepinggan & Yakin, Attaka dan West Seno. Terletak di sebelah selatan Delta Mahakam, lapangan Sepinggan & Yakin telah memproduksi minyak dan gas selama 30 tahun. Sepinggan mulai beroperasi pada bulan April 1975, dan mencapai puncak produksinya tahun 1991 dengan produksi sebanyak 26,000 ribu barel minyak per hari (BOPD). Yakin mulai berproduksi setahun kemudian dan mencapai produksi sebanyak 13,200 BOPD pada tahun Minyak dan gas dari lapangan Sepinggan dan Yakin dikirim ke terminal darat Chevron di Lawe-lawe yang terletak di Penajam Paser utara. Terminal Lawe-Lawe merupakan tempat pengumpulan minyak yang kemudian diekspor dengan 10

11 menggunakan tanker atau dialirkan melalui pipa ke penyulingan Pertamina di Balikpapan. Produksi gas juga dikirimkan melalui pipa ke tempat penyulingan dan digunakan sebagai bahan bakar (lihat Gambar 1.5). Attaka diakui dunia sebagai lapangan minyak raksasa dan dicatat sebagai lapangan lepas pantai terbesar di Indonesia. Terletak sekitar 12 mil laut dari Tanjung Santan, lapangan Attaka memulai produksi dari sumur pertamanya pada tahun Gas dari Attaka diproses di fasilitas pemurnian fluida (LEX) di Terminal Santan dan gas kering dikirim ke instalasi pengolahan gas alam di Bontang, Kalimantan Timur. Penemuan lapangan West Seno menandai tahap baru pada pengembangan proyek energi di Indonesia, produksi laut dalam. Lapangan West Seno terletak di KKS Selat Makasar dengan kedalaman antara sampai kaki. Di West Seno, Chevron Indonesia Company mengaplikasikan kaki landasan bertegangan kecil (TLP) dengan menara pengeboran yang disangga secara fleksibel. Minyak yang diproduksi diproses di unit produksi apung (FPU) yang terletak berdekatan dengan TLP. Minyak dan gas dari FPU dikirim lewat pipa bawah air berdiameter 12 ke terminal darat di Santan. Terletak sekitar 170 km dari Balikpapan, Terminal Santan yang selesai dibangun pada tahun 1973 menandai dimulainya operasi komersial gas Chevron Indonesia Company di Indonesia. Terminal Santan memproses gas dari fasilitas pemurnian fluida (LEX), memasok logistik untuk menara-menara lepas pantai, stabilisasi minyak mentah dan kondensat, serta kompresi gas. Produksi gas dari lapanganlapangan Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang dan Santan di daerah produksi Utara melewati terminal Santan dalam perjalanannya menuju instalasi raksasa gas alam (LNG) di Bontang atau untuk diproses di instalasi LEX. Chevron Indonesia Company telah memasok gas ke instalasi LNG di Bontang Kalimantan Timur sejak tahun Pada saat ini Chevron sedang mengembangkan proyek laut dalam di lepas pantai Kalimantan Timur. Produksi dari pengembangan 11

12 proyek laut dalam akan sangat membantu usaha Chevron Indonesia untuk menambah pasokan gas ke Bontang. Gambar 1.5. Proses Bisnis Utama 12

13 Bidang Usaha Pendukung Dalam menjalan kegiatan bisnis utamanya, IndoAsia Business Unit (IBU) didukung oleh Shared Service Group (SSG) yaitu Human Resource, Supply Chain Management, HES, Government & Public Affair dan Security. Gambar 1.6. Struktur Organisasi Shared Services Group (SSG) IBU Chevron Salah satu departemen di dalam SSG adalah Supply Chain Management. Objektif dari Supply Chain Management adalah: Mendapatkan dan mengoptimalkan barang dan jasa yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas, kuantitas, waktu, tempat dan harga Mengatur cara yang efektif dan efisien Bertanggung jawab sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan-peraturan tersebut di antaranya o Peraturan BPMIGAS 007/PTK/VI/2004 tentang Rantai pasok o Peraturan PERTAMINA, SK 036/C00000/2004-SO, agustus 2004, hanya untuk geothermal termasuk MTCN Patuh terhadap prinsip dan etika dari supply chain. Prinsip-prinsip dasar dari Supply Chain Management Efektif 13

14 Efisien Kompetitif Transparan Adil Bertanggung jawab Mendukung dan memperkuat kompetisi nasional Tanggap terhadap lingkungan Batasan-batasan yang ada di Supply Chain Management Undang-undang dan peraturan Production Sharing Contract (PSC) atau Kontrak Kerja Sama (KKS), Joint Operation Contract (JOC) dan Energy Sales Contract (ESC) Perubahan struktur Pemerintahan Iklim dari Politik dan bisnis Bisnis strategi dari Chevron Stakeholder dari Supply Chain Management (SCM) adalah Pemerintah termasuk BPMIGAS, sebagai badan pengawas yang menetapkan peraturan-peraturan, mengaudit semua kegiatan SCM dan menyetujui apabila ada barang-barang yang ingin di write off / dihapuskan. Unit Operasi (KLO, SMO, GPO), sebagai user/pengguna dari SCM yang memberikan informasi-informasi mengenai barang-barang yang dibutuhkan dalam rangka menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Managemen dari IBU, sebagai pengawas internal bagi SCM didalam menjalankan kegiatannya. Manajemen dari IBU meminta pertanggungjawaban dari SCM terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan. Komunitas lokal, sebagai pengawas eksternal terhadap kegiatan-kegiatan SCM. Kontraktor, sebagai partner SCM dalam melakukan kegiatannya. Asosiasi Industri, sebagai partner SCM dalam pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan. 14

15 Gambar 1.7 Stakeholder dari SCM Lingkungan kerja dari Supply Chain Management (SCM) menganut asas: Kreatif dan inovatif Kerja dalam team Cooperative Adil, kompetitive dan transparan Departemen Supply Chain Management memiliki beberapa bagian, di antaranya: Contract and Strategic Procurement SCM Operation SCM Business Relation Facility Management Di bawah SCM operation terdapat tujuh bagian, yaitu General Procurement, Drilling Procurement, Operation, E&C, FM Procurement, West Seno Procurement, Material Management, Contract Admin & Cost dan Capital Project Procurement. Untuk penulisan penelitian akhir ini, penulis melakukan pengamatan dan pengambilan data pada bagian: 15

16 Operation, E&C, FM Procurement. Bagian ini diketuai oleh seorang superintendent dan dibantu oleh beberapa orang Specialist Procurement/Buyer. Buyer bertanggung jawab terhadap proses pengadaan, dari mulai penjelasan spesifikasi barang atau jasa, pengumuman pengadaan, proses seleksi pemasok, sampai pembuatan kontrak kerja dan pemutusan kontrak kerja. Material Management o Officer Inventory Control (IC) Inventory control bertanggung jawab dalam proses analisis inventory sesuai kebutuhan User dan merencanakan secara efektif bagaimana level dari inventory dapat dioptimalisasikan. Inventory control harus memastikan bahwasanya gudang memiliki persediaan yang cukup dan juga memiliki service level yang tinggi, tetapi tidak memiliki kelebihan inventory. Inventory control menganalisis berdasarkan data-data dari inventory yang ada saat ini (usage, cost, stock on hand, setting) dan pertimbangan lain seperti rencana operasional dan kondisi, material lead time serta tingkatan pemenuhan, apakah kritikal atau tidak. IC juga bertanggung jawab mengeluarkan PR apabila level inventory telah mencapai ROP. SR VP BUSINESS SERVICE GM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT MGR SCM-GPO CGI/CGS MGR SCM-GPO CGPHI SR ADVISOR SCM SR ADVISOR SCM GM AOPS MGR FACILITY MGMT & LOGISTICS MGR SCM- SUMATRA MGR SCM OPERATIONS MGR CONTRACTS & STRATEGIC PROCUREMENT MGR SCM BUSINESS RELATIONS SR ADVISOR SCM SR ADVISOR SCM MGR PROCUREMENT MGR LOGISTIC MGR FACILITY MANAGEMENT MGR PROCUREMENT OPERATION TM LOGISTICS MGR FACILITY MGMT Gambar 1.8. Struktur Organisasi Supply Chain Management 16

17 Gambar 1.9. Struktur Organisasi Procurement Operations o Specialist Procurement/buyer Buyer bertanggung jawab dalam proses procurement, pembinaan hubungan dengan pemasok, pengawasan pengiriman barang dan juga masalah kontrak Isu-isu yang dihadapai Perusahaan Chevron Indonesia Company akan tetap menjaga keunggulan operasionalnya untuk mencapai visinya menjadi perusahaan energi Indonesia yang dikagumi karena karyawan, kemitraan, dan kinerjanya. Chevron Indonesia Company akan terus berperan dalam kegiatan industri minyak dan gas dan memberikan kontribusinya kepada Indonesia, rakyat dan bangsanya. Melihat tantangan bisnis ke depan yang lebih kompetetitif, dimana telah di temukan sumber-sumber energi baru di penjuru dunia serta harga minyak bumi yang tidak menentu, maka Chevron Indonesia Company (CICO) dituntut untuk lebih efisien dan efektif baik dalam kegiatan eksplorasi dan operasionalnya sehari-hari. Terlebih lagi dengan adanya dukungan teknologi canggih yang di miliki CICO, dimana kegiatan 17

18 eksplorasi dapat dipermudah sedangkan kegiatan operasional sehari-hari dapat dipersingkat karena semua orang dapat berkomunikasi dengan mudah. Departemen Supply Chain Management, khususnya bagian Procurement memiliki beberap isu-isu yang dihadapi saat ini dan menuntut penyelesaian. Isu-isu tersebut di antaranya Keterlambatan dalam penyediaan barang Adanya persediaan barang di gudang diharapkan dapat memenuhi permintaan user sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu. Tetapi kenyataannya ada barang-barang stok yang dibutuhkan tidak tersedia pada waktu akan dipakai. Kehabisan stok (stock out) terjadi sehingga pihak Procurement harus melakukan pengorderan ke pemasok, dimana itu akan memakan waktu. Apabila ini terus terjadi maka akan dapat menggangu kegiatan operasional. Terlebih lagi untuk barang-barang stok yang kritikal, dimana apabila barang tersebut tidak tersedia pada saat dibutuhkan, maka akan dapat mengakibatkan kegiatan operasional berhenti. Dapat dibayangkan apabila kejadian ini terus menerus dikemudian hari, maka perusahaan akan menderita kerugian. Jumlah Inventory yang meningkat dari tahun-ketahun. Nilai inventory yang meningkat tidak ikuti dengan service yang meningkat pula. Timbul pertanyaan apakah yang di inventory tersebut adalah barangbarang yang dibutuhkan atau tidak. Mungkin ada kesalahan dalam perhitungan sehingga barang-barang yang distok lebih banyak dari kebutuhan sehingga menumpuk di gudang. Jumlah barang-barang yang akan dihapus (write off) meningkat. Dalam peraturan Kontraktor Kontrak Sharing antara CICO dan Pertamina disebutkan bahwa semua barang yang dibeli oleh CICO akan menjadi milik Negara. Apabila barang-barang tersebut, terutama barang-barang inventory, tidak bergerak atau dipakai selama 5 tahun maka akan dihapus. Proses penghapusan ini juga tidak mudah karena harus dengan persetujuan dari BP MIGAS dan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu barang-barang 18

19 yang di-write-off juga tidak mudah untuk di jual untuk umum karena sifat barang yang khusus. Apabila jumlah barang yang dihapus semakin meningkat, maka ini menandakan proses perencanan yang tidak teliti di masa lalu. Keadaan ini sangat merugikan perusahaan karena tidak dapat memaksimalkan pemakaian assetnya. 19

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah berdirinya Chevron Corporation berawal dari dibentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah berdirinya Chevron Corporation berawal dari dibentuknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya Chevron Corporation berawal dari dibentuknya Pacific Coast Oil Co., berdasarkan penemuan ladang minyak di Pico Canyon, sebelah utara Los Angeles

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Sejarah Chevron Corporation Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar di dunia. Chevron berkantor pusat di San Ramon, California dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT. Tridiantara Alvindo Duri-Riau PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di industri minyak dan gas bumi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative

Lebih terperinci

BAB II OBYEK PENELITIAN

BAB II OBYEK PENELITIAN BAB II OBYEK PENELITIAN 2.1 Sejarah Singkat Chevron, Corp. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia. Chevron melakukan eksplorasi, produksi dan transportasi minyak

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Chevron adalah perusahaan Energi asal Amerika Serikat terbesar ke 3 (tiga) di dunia menurut majalah Fortune500, 2012, berdasarkan kepada pendapatan dan profit, serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA A. Sejarah PT Chevron Pacific Indonesia PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia BAB I 1.1 Tinjauan Objek Studi PENDAHULUAN 1.1.1 Profil PT. Chevron Pacific Indonesia PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Non-Productive Time Rig ini

BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Non-Productive Time Rig ini BAB 3 DESKRIPSI UMUM SISTEM 3.1. Lokasi Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Non-Productive Time Rig ini dilaksanakan di Departemen ICT PT. XYZ pada divisi Bussiness Application yang berlokasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Organisasi BUT Saka Indonesia Pangkah Limited anak usaha dari PT. Saka Energi Indonesia merupakan salah satu Bentuk Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka : National Conference IIA Agustus 2015 Jogyakarta

Disampaikan dalam rangka : National Conference IIA Agustus 2015 Jogyakarta M ewujudkan Kem an dir ian En er gi M en u ju Sat u Pe r t a mi na Bar u Disampaikan dalam rangka : National Conference IIA Agustus Jogyakarta Konteks Pasar dan Tantangan yang Dihadapi Pertamina Perubahan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing perusahaan memiliki tingkat kebutuhan pasti yang harus dipenuhi dalam menjalani proses bisnisnya. Kebutuhan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. suatu perusahaan yang mengelola berbagai macam bidang (general

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. suatu perusahaan yang mengelola berbagai macam bidang (general 18 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Pada tahun 1999, PT. Saptaindra Sejati (PT. SIS) dibentuk sebagai suatu perusahaan yang mengelola berbagai macam bidang (general business). Pada

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kelancaran opersional suatu perusahaan atau bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendidikan

Sistem Informasi Pendidikan Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

Bab 5 OPTIMALISASI RANTAI PASOKAN

Bab 5 OPTIMALISASI RANTAI PASOKAN Bab 5 OPTIMALISASI RANTAI PASOKAN Dalam pelaksanaan MRP banyak perusahaan berlomba untuk menjadi pemenang dalam persaingan. Kenyataan yang dialami oleh berbagai perusahaan, tidak ada formula khusus atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG DAN MASALAH Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terbesar di dunia serta perusahaan Amerika terbesar dalam bidang perusahaan energi. Selain

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS. Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan S1 TI-6E TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BUSINESS Dosen : M.SUYANTO,Prof,Dr,M.M. Disusun oleh : Rangga Eri Kurniawan 08.11.2214 S1 TI-6E JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya investasi yang besar dan menggunakan teknologi tinggi yang senantiasa terus berkembang. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Pada Bab Tiga ini, penulis mencoba mencari solusi dari permasalah yang telah dijabarkan pada Bab Dua. Tahap awal dari pembuatan solusi adalah pemetaan

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P )

Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Perancangan Arsitektur Informasi Dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Hakikat Rantai Pasokan

Hakikat Rantai Pasokan 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan

Lebih terperinci

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam

I. BAB I - PENDAHULUAN. Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam I. BAB I - PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perusahaan Logistik X (PT. X ) adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis penyediaan jasa logistik atau pengiriman barang dari industri-industri yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya globalisasi pasar dan kompetisi tercipta suatu perubahan yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi yang telah berjalan pada tahun-tahun terakhir ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

MRP Pertemuan 6 BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BAB 6 IMPLIKASI STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Implikasi Secara Umum 1. Pengembangan manajemen logistik Manajemen Rantai Pasokan pada hakikatnya pengembangan lebih lanjut dari manajemen logistik, yaitu

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013 BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013 Saratoga menargetkan investasi baru sebesar US$ 100 150 juta di tahun 2014 untuk perkuat portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri minyak dan gas bumi mengalami goncangan yang luar biasa di 10 tahun terakhir ini. Kesulitan dalam investasi dan usaha dibidang minyak dan gas bumi

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1. Merumuskan Peta Pemikiran Konseptual Peta Pemikiran Konseptual (Conceptual Framework) merupakan suatu alat bantu bagi penulis dalam menentukan akar permasalahan dari isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015 REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laba Bersih Pertamina Tahun 2014 hingga 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laba Bersih Pertamina Tahun 2014 hingga 2015 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Terbentuknya proses kolaborasi diyakini menjadi salah satu tantangan bagi pengelolaan bisnis dalam organisasi. Hal ini terkait dengan adanya kerjasama dan inisiatif bersama

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 pasar pelumas di Indonesia telah terbuka dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden RI No. 21/2001. Mulai saat itu badan usaha selain Pertamina dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi minyak dan gas bumi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin meningkat dan selama belum

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV Pedoman Perilaku Nilai & Standar Kita Dasar Keberhasilan Kita Edisi IV Perusahaan Kita Sejak awal, perjalanan MSD dituntun oleh keyakinan untuk melakukan hal yang benar. George Merck menegaskan prinsip

Lebih terperinci

LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS

LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS KE LAPANGAN GAS TOTAL EP DI SENIPAH, HANDIL KUTAI KERTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah 9 BAB I 10 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lokasi pengolahan minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah maupun

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tingkat kepuasan pelanggan menjadi suatu pembahasan yang menarik di semua kalangan industri. Tingkat kepuasan pelanggan ini dapat diketahui melalui serangkaian

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P )

Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Perancangan Arsitektur Informasi dengan Menggunakan Bussiness System Planning (Studi Kasus:Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten P ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia.

BAB 1 Pendahuluan. merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Industri migas merupakan salah satu sektor yang memberikan pemasukan besar dan merupakan pilar perekonomian baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia. Permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU Sudimoro Pacitan dibangun diatas lahan seluas 65 ha, terletak di laut selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah timur Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gas alam sebagai salah sumber daya alam yang mempunyai manfaat. sangat banyak dalam menunjang berbagai sektor kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Gas alam sebagai salah sumber daya alam yang mempunyai manfaat. sangat banyak dalam menunjang berbagai sektor kehidupan manusia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gas alam sebagai salah sumber daya alam yang mempunyai manfaat sangat banyak dalam menunjang berbagai sektor kehidupan manusia. Banyaknya manfaat dari sumber daya alam

Lebih terperinci

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU

Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan

Lebih terperinci

SAMBAL Q2, 2015 TARGET TARGET REALISASI. Weighted. Performance. Performance. Kum. TW III 2015 TW III

SAMBAL Q2, 2015 TARGET TARGET REALISASI. Weighted. Performance. Performance. Kum. TW III 2015 TW III KESEPAKATAN KINERJA PT. PERTAMINA (PERSERO) TAHUN POSISI PERIODE 2015 GM PHE RANDUGUNTING JANUARI-SEPTEMBER 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA FREQ MONITORING BOBOT (%) SATUAN REALISASI Weighted SAMBAL Q2, 2015

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #6

Pembahasan Materi #6 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Organisasi Organisasi Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Organisasi Konvensional dan Logistik Mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kalakota dalam Hardiyanto (2010) definisi manajemen rantai suplai (supply chain management) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sektor minyak dan gas bumi (migas) di negara Republik Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional

Lebih terperinci

[Analisis dan Portofolio ]

[Analisis dan Portofolio ] Rekayasa SI [Analisis dan Portofolio ] ASEP WAHYUDIN,S.KOM, M.T. FKOM Universitas Kuningan 1 Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing and Sales Service Support Activities Value Chain Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi terlaksananya hubungan sosial yang baik khususnya di lingkungan kerja. Tanpa adanya kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Multi Structure adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Visi dan Misi Fungsi Technical Services Marketing Operation Region (MOR) V memiliki visi dan misi sebagai berikut: 2.1.1. Visi Menjadi partner lini bisnis Direktorat Pemasaran

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci