Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF"

Transkripsi

1 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 27 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan di Bank Dunia Jakarta menggunakan metodologi pemetaan konflik melalui surat kabar untuk merekam dan mengkategorikan semua laporan tentang insiden konflik di Aceh yang diberitakan di dua surat kabar daerah (Serambi dan Aceh Kita). Program ini mempublikasikan perkembangan per bulan, sejauh mungkin didukung oleh kunjungan ke lapangan, yang terangkum dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 1 Perselisihan dan ketegangan pra-mou terus berlanjut, dan mendapat wujudan dalam kesalahpahaman, pemukulan terhadap pelaku khalwat (dicurigai melakukan kontak seksual dengan pasangan yang bukan muhrimnya), dan beberapa insiden kekerasan berskala kecil yang lain. Beberapa insiden kekerasan yang terjadi bulan ini mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut antara mantan kombatan GAM (sekarang anggota KPA, organisasi untuk GAM setelah demobilisasi) dan militer, juga antara masyarakat dengan militer. Diperlukan upaya yang semakin keras untuk dapat menyatukan KPA, aparat keamanan dan masyarakat, untuk membangunkan kepercayaan dan legitimasi. Penerimaan terhadap hasil pemilihan Gubernur sangat tinggi, tetapi sebaliknya banyak di antara pemenang pilkada bupati yang kemenangannya ditantang di pengadilan; beberapa kabupaten bahkan terjaring dalam konflik politik yang lebih serius. Bagaimana konflik-konflik tersebut ditangani akan sangat penting bagi proses perdamaian di Aceh, begitu juga bagi iklim politik Aceh di masa mendatang. Salah satu resiko adalah bahwa konflik kepentingan antara DPRD barisan lama dan bupati yang baru dapat berbuntut pada mobilisasi pengikut-pengikut, mengakibatkan kekacauan di lapangan; resiko lainnya adalah bahwa kabupaten-kabupaten yang dikuasai Golkar akan semakin bertolak belakang dengan kabupaten yang dikuasai KPA/GAM. Konflik tingkat lokal sedikit menurun, namun penangkapan terhadap pelaku khalwat oleh warga masih terus berlanjut, dan sempat diprotes serta dilawan dengan beberapa cara pada bulan ini. Ketegangan GAM-RI dan ketegangan pra-mou yang lain terus kelihatan pada insiden kekerasan Mengikuti pola umum dari tahun lalu, tidak ada konflik GAM-RI yang langsung yang dilaporkan pada bulan Januari (lihat Figur 1). 2 Meskipun demikian, seperti dilaporkan pada bulan-bulan sebelumnya, ketegangan pra-mou terus berlanjut; bulan ini beberapa insiden menunjukkan bagaimana insiden konflik lokal yang tampak berbeda-beda, sebenarnya mencerminkan perselisihan pra-mou yang ternyata masih berlanjut di tengah masyarakat. 1 Terdapat keterbatasan dalam menggunakan surat kabar untuk memetakan konflik, untuk analisis dan metodologi lebih lanjut lihat: Patrick Barron dan Joanne Sharpe (25). Counting Conflict: Using Newspaper Reports to Understand Violence in Indonesia, Indonesian Social Development Paper No. 7. Jakarta: World Bank. Laporan itu, serta laporan hasil pemantauan bulanan, dapat juga dilihat di: Dataset tersedia bagi yang membutuhkan, dengan menghubungi Blair Palmer di: bpalmer@worldbank.org. 2 Yang kami sebut insiden GAM-RI adalah peristiwa di mana anggota dari dua belah pihak terlibat dalam perkelahian kekerasan karena tugas mereka sebagai satuan militer

2 Figur 1: Konflik GAM-RI dan konflik lokal per bulan 16 Januari, Trumon Timur, GAM-GoI Local Level Conflict 1 Aceh Selatan. Serambi 9 8 melaporkan terjadinya 7 perkelahian antara dua tentara 6 5 TNI dan empat mantan 4 kombatan yang nampaknya 3 2 mengikuti mereka di pasar. 1 Seorang petugas polisi mencoba Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May JuneJuly Aug Sep Oct Nov Dec Janmenghentikan perkelahian, 5 MoU 6 7 namun lebih dari selusin mantan kombatan lain ikut membantu temannya, sehingga anggota polisi serta dua anggota tentara itu dihajar babak belur. Empat orang mantan kombatan berusia tahun ditangkap dalam beberapa hari, dan sedang dituntut karena pemukulannya. Kepala kantor KPA setempat melakukan investigasi tentang insiden ini dan bertemu dengan polisi dan pemimpin TNI setempat untuk mencaritahu mengapa hal ini bisa terjadi karena kesalahpahaman saja, menurut kepala kantor KPA. 29 Desember, Lhoksukon, Aceh Utara. 3 Seorang tentara sedang berkunjung ke rumah seorang perempuan, ketika sekelompok pemuda setempat lewat, dan dilaporkan mengatakan sesuatu kurang sopan kepada tentara itu mengenai khalwat. Selanjutnya mereka terlibat adu mulut, dan kemudian pemuda-pemuda mengeroyok tentara itu, menyebabkan ia harus dirawat di rumah sakit. Dompet dan HP milik korban juga hilang dalam insiden itu. Empat orang ditangkap selepas insiden itu. Pada tanggal 13 Januari, 6 warga desa mendatangi kantor polisi, menuntut agar tahanan dilepaskan, setelah mendengar bahwa tahanan itu dipukuli setiap malam. Pihak polisi membantah rumor tersebut dan mempersilakan warga desa bertemu dengan para tahanan; setelah itu para demonstran pulang. Insiden ini tampaknya merupakan konsekuensi dari baik insiden main hakim sendiri berkenaan dengan hukum syari ah, maupun ketegangan antara militer dan masyarakat. 11 Januari, Langsa. Lima mantan kombatan GAM diracuni dalam penjara. Ketua KPA Langsa menyatakan bahwa ini adalah usaha pembunuhan terhadap anggota KPA, dan menuntut agar diselidiki secara tuntas. Meski demikian, para pelaku dan motifnya masih belum terungkap. Kemudian pihak KPA memprotes lagi ketika tiga korban keracunan dikembalikan lagi ke penjara sebelum mereka benar-benar pulih. Identitas mereka yang terlibat dalam insiden-insiden ini tidak hanya menunjukkan bahwa perselisihan pra-mou ternyata masih relevan sekarang; tampaknya ketika pihak-pihak yang ada perselisihan lama itu terlibat dalam sebuah insiden baru, eskalasi lebih mungkin terjadi. Pemukulan terhadap pelaku khalwat diatas mencerminkan ketegangan antara masyarakat dan aparat keamanan, dan tampaknya berkaitan dengan pergeseran kekuasaan, di mana pemuda tidak lagi menghormati dan takut tentara seperti pada masa lalu. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan diperlihatkan ketika warga mendatangi kantor polisi untuk menyelidiki rumor tentang pemukulan terhadap tahanan. Meski demikian, satu pertanda yang positif adalah peran yang dimainkan KPA dalam mendamaikan situasi setelah pemukulan yang terjadi di pasar. KPA sering mengambil peran sebagai mediator, selain sekali-kali masih memicu atau mengeskalasikan insiden. Sangat penting untuk mendorong KPA supaya menggunakan pengaruhnya untuk mediasi ketika ketegangan muncul. Insiden-insiden itu juga membuktikan bahwa upaya masih perlu ditingkatkan untuk dapat menyatukan KPA, aparat keamanan dan masyarakat, untuk membangun hubungan kepercayaan dan legitimasi. Mengingat kondisi 3 Peristiwa ini dilaporkan setelah laporan pemantauan bulan lalu sudah dibuat, maka dijelaskan di sini. 2

3 ekonomi para mantan kombatan tingkat rendah, seharusnya dipertimbangkan pengangkatan mantan kombatan sebagai polisi atau militer, sebuah strategi yang biasa digunakan dalam konteks paska konflik yang lain. Penerimaan terhadap pemilihan bupati bermasalah, dengan kasus hukum dan lebih buruk lagi Figur 2: Insiden terkait pilkada per dwi-minggu Pada periode paska-pilkada, tingkat konflik Non-violent Violent 6 politik menurun di bulan Januari; hanya ada 1 konflik politik dibandingkan 32 yang terjadi 5 pada bulan lalu. Angka-angka insiden terkait 4 pilkada juga mengalami penurunan pada bulan 3 Januari (lihat Figur 2). Akan tetapi, walaupun 2 jumlah konflik menurun, intensitas konflik 1 terkait pilkada justru meningkat. Walaupun penerimaan hasil pemilihan Gubernur sangat tinggi, hasil pemilihan bupati ditantang, dengan Jul_1 is first half of July, Jul_2 second half, and so on intensitas yang bervariasi, pada 14 dari 19 kabupaten. Tabel 1 merangkum sengketa-sengketa Sumber: UNDP/WB pilkada newspaper dataset ini, dan Kotak 1 menjelaskan lebih jauh dua kasus yang paling serius, yaitu di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Jul_1 Jul_2 Aug_1 Aug_2 Sep_1 Sep_2 Oct_1 Oct_2 Nov_1 Nov_2 Dec_1 Dec_2 Jan_1 Kotak 1: Kekacauan di dua kabupaten Aceh Tengah. Ketegangan yang tinggi tampak jelas di Aceh Tengah menjelang dan sesudah pilkada (lihat Laporan Hasil Pemantauan Pilkada di Aceh yang pertama). Demonstrasi mengenai hasil pilkada terjadi, kemudian ada tuntutan hukum oleh para kandidat yang kalah. Anggota polisi ditarik dari Panwas, karena dicurigai mengintimidasi orang yang mengajukan keluhan. Pada tanggal 1 Januari, kantor KIP dibakar. Tertuduh, petugas kebersihan di kantor KIP, mengaku bahwa ia membakar kantor KIP setelah menerima SMS yang menyuruhnya, dengan imbalan Rp. 2 juta. Petugas kebersihan itu mengatakan ia tidak tahu siapa yang mengirimnya. Semua kotak suara dan data lainnya musnah. Ketua Panwas dan semua anggota KIP telah hilang, tampaknya bersembunyi karena mendapatkan tekanan dan intimidasi untuk mengadakan pemilihan ulang. Aceh Tenggara. Setelah pilkada, demonstrasi tentang pelanggaran dalam pelaksanaan proses pilkada digelar, dan tuntutan hukum dilayangkan. Lebih serius lagi, KIP Aceh Tenggara menolak menetapkan hasil pilkada, dan meminta agar diadakan pemilihan ulang. KIP NAD bersikeras agar KIP Aceh Tenggara menetapkan hasil pilkada dahulu, baru kemudian mengambil tindakan selanjutnya. Dua belah pihak saling bersikeras, sampai akhirnya KIP NAD menerima hasil pilkada melalui petugas KIP tingkat kecamatan (PPK). DPRD Aceh Tenggara menuntut KIP NAD sebesar Rp. 1 milyar karena dianggap melakukan intervensi, dan KIP NAD menuntut balik (anggota DPRD yang melayangkan tuntutan pertama) sebesar Rp. 1 milyar. Anggota-anggota DPRD senior meminta agar diadakan pilkada ulang. Pengadilan Negeri Aceh Tenggara menetapkan keputusan bahwa harus dilaksanakan pilkada ulang. Pengadilan Tinggi Banda Aceh kemudian menyatakan bahwa keputusan Pengadilan Negeri tidak sesuai prosedur, karena mereka tidak memiliki wewenang untuk itu. Sejumlah pemimpin partai politik dari Aceh Tenggara menyatakan kepada KIP NAD bahwa mereka tidak menginginkan adanya pilkada ulang. Elit-elit dari Aceh Tenggara sempat pergi ke Jakarta untuk protes, kemudian sebuah tim dari Depdagri berangkat ke Aceh Tenggara untuk menyelidiki. 3

4 Tabel I: Konflik mengenai hasil pemilihan bupati Kabupaten Pemenang Status Masalah/Konflik Aceh Barat Putaran kedua: n/a Para kandidat yang kalah mengancam tuntutan hukum KPA/GAM vs. Independent Aceh Tamiang Putaran kedua: PD/PBR vs. PAN/PKS n/a Demonstrasi mengenai perusakan kotak suara Tuduhan adanya politik uang Tuntutan hukum oleh para kandidat yang kalah Aceh Barat Daya Putaran kedua: PKB/PM vs. PAN n/a Putaran kedua diundur hingga bulan Mei karena banjir Demonstrasi Kandidat protes terhadap hasil dan menuntut agar diadakan pemilihan ulang Lhokseumawe KPA/GAM Baru Tidak ada yang dilaporkan Sabang KPA/GAM Baru Tidak ada yang dilaporkan Pidie KPA/GAM Baru Tidak ada yang dilaporkan Aceh Utara KPA/GAM Baru Tidak ada yang dilaporkan Aceh Jaya KPA/GAM Baru Tidak ada yang dilaporkan Aceh Timur KPA/GAM Baru Beberapa permintaan agar diadakan pemilihan ulang karena kotak suara yang dirusakkan. Pemenang kedua menantang pencalonan pemenang karena ijazah SMA yang tidak sah, namun penyelidikan polisi tidak menemukan bukti apapun. Simeulue Golkar* Mantan Demonstrasi Hasilnya baru diumumkan pada awal Februari Nagan Raya Golkar* Mantan Demonstrasi. Bener Meriah Golkar* MP Demonstrasi Gayo Lues Golkar* MP Aceh Singkil Golkar Mantan Demonstrasi Langsa Golkar MP Banda Aceh PPP/PBR/PD* Mantan Ancaman tuntutan pengadilan dari sebuah organisasi masyarakat Aceh Besar PAN/PBR Baru Demonstrasi Aceh Tengah PPP/PAN/ Mantan Sejumlah masalah yang lebih berat lihat Kotak 1 PBR* Aceh Tenggara PDIP/PKB* MP Sejumlah masalah yang lebih berat lihat Kotak 1 * Terdiri dari koalisi partai-partai kecil MP artinya mantan pejabat, orang yang pernah memegang jabatan tinggi, misalnya sebagai anggota DPRD Beberapa observasi awal dapat ditarik dari konflik yang tertera di Tabel 1. Pertama, di kabupaten di mana kandidat KPA/GAM memenangkan pemilihan, tidak terdapat banyak protes (hanya di Aceh Timur). Kedua, di kabupaten di mana kandidat Golkar memenangkan pemilihan, terdapat tuntutan hukum di setiap kasus kecuali satu (Aceh Singkil). Ketiga, di dua kabupaten di mana penetapan hasil pilkada paling bermasalah, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara (lihat Kotak 1), seorang kandidat non-golkar menang, dan sebagian besar intensitas protes sepertinya berasal dari para pendukung seorang kandidat Golkar yang kalah. Apa yang unik pada kedua kabupaten kisruh ini? Di Aceh Tengah, kandidat dari partai Golkar yang kalah, Mahreje, telah mengingatkan bahwa ia akan bereaksi keras bila kalah dalam pemilihan. Dia adalah tokoh kuat, yang memiliki jaringan dengan kelompok-kelompok pemuda, 4

5 organisasi nasionalis (seperti Pemuda Pancasila), dan mantan anggota Pembela Tanah Air (PETA). Protes yang dilayangkan terfokus pada para camat yang bias (yang katanya mendukung mantan bupati yang menang lagi), intimidasi pemerintah terhadap calon, dan politik uang; isu-isu ini juga diangkat di kabupaten-kabupaten lain di mana seorang mantan bupati yang kuat menang lagi. Tapi di banyak daerah lain, tampaknya kandidat yang kalah tidak memiliki dana, keinginan, atau dukungan dari kelompok masyarakat untuk melakukan protes yang mengganggu. Mereka justru mengajukan keluhannya melalui pengadilan. Di Aceh Tenggara hanya dua kandidat yang berasal dari partai politik. Mantan bupatinya, dari Golkar, kalah dengan calon lain dari sebuah koalisi antar partai-partai kecil. Kandidat Golkar tersebut dikatakan memiliki banyak sekutu yang tersebar di legislatif dan yudikatif, dan dianggap sebagai orang kuat. Di Aceh Tenggara ini, tampaknya sengketa paska-pilkada berada di tingkat elit politik. Bersama, peristiwa di kedua kabupaten ini mendukung gagasan bahwa situasi paling kacau terjadi di mana ada pergeseran kekuasaan politik, dengan Golkar kehilangan kekuasaan atau gagal memenangkannya, dan sebuah kelompok selain KPA/GAM mendapatkannya (karena di mana kandidat KPA/GAM menang, tidak ada banyak perlawanan). Kandidat dari partai Golkar yang gagal barangkali sudah berinvestasi cukup banyak dana untuk meraih kemenangan, cenderung memiliki banyak jaringan dan sumber daya, dan seringnya tampak bersedia melakukan segala usaha untuk melawan hasil pilkada. 4 Meski unsur Golkar memang ada di dua kasus tersebut, namun bentuk kekacauannya berbeda; di Aceh Tengah (di mana kandidat dari Golkar yang kalah bukan mantan bupati), kekacauan terutama terjadi di tingkat jalanan, sedangkan di Aceh Tengah (di mana kandidat dari Golkar yang kalah adalah mantan bupati) kekacauan terutama terjadi di tingkat institusional. Mempertimbangkan politik paska-pilkada dan kemungkinan terjadinya konflik kekerasan, salah satu resikonya adalah konflik kepentingan antara DPRD barisan lama dan bupati yang baru dapat berbuntut pada mobilisasi pengikut-pengikut, mengakibatkan kekacauan di lapangan. Resiko ini tinggi khususnya di kabupaten-kabupaten di mana pemenangnya adalah dari KPA/GAM. Resiko lainnya adalah bahwa kabupaten-kabupaten yang dikuasai Golkar akan semakin bertolak belakang dengan kabupaten yang dikuasai KPA/GAM (dan tidak tutup kemungkinan bahwa kabupaten yang dikuasai oleh partai nasional selain Golkar beraliansi dengan kabupaten-kabupaten Golkar dalam perpecahan seperti itu). Terakhir, di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara, kandidat Golkar yang kalah kemungkinan akan terus mencoba melawan dengan berbagai cara, dan ini membuat resiko konflik akan tetap tinggi di kedua kabupaten ini. Untuk mengantisipasi resiko-resiko ini, diperlukan pemantauan terhadap hubungan antara elit politik dan kelompok pemuda/milisi, serta dukungan untuk dialog-dialog terbuka di antara golongan politik yang berseberangan (seperti bupati-bupati Golkar, DPRD barisan lama, dan bupati-bupati dukungan KPA) mengenai pembangunan perdamaian (peacebuilding). Mempertimbangkan pengaruh yang dimiliki eselon tinggi dari partai-partai nasional terhadap anggota partai di tingkat kabupaten, usaha-usaha diperlukan untuk melibatkan kantor pusat partai nasional dalam mengantisipasi dan mencegah konflik di tingkat kabupaten. Konflik tingkat lokal menurun tapi kekerasan tidak menurun Angka-angka dari bulan Januari untuk tingkat konflik menurun, dengan 63 konflik dilaporkan, dibandingkan dengan 86 pada bulan lalu. 5 Penurunan ini kemungkinan terkait adanya penurunan 4 Bank Dunia dan UNDP sedang melaksanakan penelitian bersama mengenai sengketa-sengketa paskapilkada. Hasilnya akan disoroti dalam Laporan Bulanan ini bila telah tersedia. 5 Angka-angka bulan Desember telah disesuaikan untuk memasukkan insiden-insiden yang terjadi bulan Desember tetapi dilaporkan pada bulan Januari. 5

6 jumlah konflik politik setelah pilkada. Bulan ini 11 insiden kekerasan dicatat (lihat Figur 3), tingkat yang serupa dengan bulan lalu. Dari insiden ini, yang terbanyak adalah insiden main hakim sendiri (digambarkan dibawah ini). Selain pembakaran terhadap kantor KIP di Aceh Tengah dan peracunan makanan yang sudah dijelaskan di atas, terdapat pula sebuah peristiwa pembunuhan yang belum terpecahkan. Figur 3: Konflik lokal kekerasan dan non-kekerasan per bulan Jan 5 Feb Mar Apr MayJun Jul Aug MoU Violent Local Level Conflict Sep Oct NovDec Jan 6 Non-violent Local Level Conflict Feb Mar Apr MayJuneJulyAugSep Oct NovDec Jan 7 Konflik mengenai proyek bantuan terus berlanjut Program bantuan terlibat dalam 15 dari 63 konflik tingkat lokal bulan ini (lihat Figur 4). Isu utama dalam konflik terkait bantuan ini sama dengan isu kunci yang terus disebut-sebut para pemrotes: masalah dengan kontraktor, lambatnya pelaksanaan program bantuan, dan tuduhan korupsi pada dana bantuan (lihat Figur 5). Figur 4: Konflik terkait bantuan bulan ini Aid-related Conflicts Local Level Conflict JanFebMarAprMayJun Jul AugSepOctNovDecJan FebMarAprMayJuneJulyAugSepOctNovDec Jan 5 MoU 6 7 Figur 5: Rincian konflik terkait bantuan bulan Januari late aid 27% contractor problems 33% other 7% corruption allegations 33% Penangkapan khalwat berlanjut, dan insiden perlawanan bertambah Bulan ini kami merekam tujuh insiden main hakim sendiri, meningkat sedikit dari bulan lalu. Sebagian besar dari insiden ini adalah penangkapan khalwat yang dilakukan oleh warga. 6 Meskipun pelaku biasanya disebut di koran sebagai masyarakat atau warga, namun seringkali mereka terdiri dari sekelompok pemuda yang agresif, dan penangkapan sering melibatkan pemukulan, pelecehan seksual, atau kekerasan lain terhadap korban. Bulan ini terdapat beberapa protes dan aksi melawan terhadap penangkapan-penangkapan itu, dan juga satu kasus tindakan main hakim sendiri terhadap WH (polisi syari ah) sendiri (lihat Kotak 2). Pemerintahan yang baru memiliki pandangan tertentu terhadap pelaksanaan syari ah di Aceh. Segera setelah pelantikannya, Nazar dikutip (di Serambi, 9 Februari) mengatakan, penerapan syariat Islam tidak 6 Kami mengklasifikasikan sweeping dan penangkapan oleh warga sebagai insiden kekerasan, walaupun korban tidak dipukul, karena pelakunya tidak memiliki wewenang secara hukum untuk memasuki rumah orang dan melakukan penangkapan. 6

7 hanya sebatas hukuman cambuk bagi pelanggar syariat, yang umumnya menimpa kalangan masyarakat kecil. Sepertinya ia bersikap kritis terhadap peran WH sebagai polisi moral bagi masyarakat Aceh. Namun perdebatan mengenai penangkapan khalwat belum begitu ramai dibicarakan di forum-forum resmi sampai sekarang. Kotak 2: Perlawanan terhadap penangkapan pelaku khalwat 14 Januari, Sawang, Aceh Utara. Setelah insiden sweeping dilakukan oleh warga, sekelompok korban mengajukan keluhan kepada polisi dan petugas pemerintahan. Mereka mengeluh bahwa yang menjadi sasaran adalah perempuan, termasuk mereka yang mengenakan baju tidak ketat; bahwa para penangkap sempat makimaki mereka; dan bahwa terjadinya pemukulan terhadap anggota keluarga mereka. Sweeping seperti itu hanya boleh dilaksanakan oleh petugas WH, kata mereka, dan seharusnya dilaksanakan dengan lembut dan hormat. Seorang anggota senior DPRD Aceh Utara berkomentar bahwa sweeping boleh-boleh saja, tapi seharusnya dilaksanakan dengan sopan. Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Utara mengatakan bahwa sweeping yang dilakukan warga itu illegal, karena tidak dilaporkan pada mereka. Aksi seperti itu tidak boleh ditolerir, kutip Serambi, malah pelanggaran HAM. 29 Januari, Banda Aceh. Patroli WH telah menangkap sedikitnya enam orang, dan sedang melaju di jalan ketika kendaraannya ditabrak dan dipaksa minggir oleh mobil lain. Sekelopmpok laki-laki kemudian melepaskan paksa dua perempuan yang ditangkap karena diduga melakukan khalwat. Serambi melaporkan bahwa laki-laki itu berbadan tegap, yang seringkali merupakan sebutan halus untuk militer. Sebuah insiden lain terjadi bulan ini tetapi tidak dilaporkan dalam surat kabar. Menurut seorang aktivis LSM, seorang perempuan sedang berbincang-bincang dengan tamu laki-laki di ruang tamu ketika sekelompok pemuda desa datang dan menangkap mereka, menuduh mereka ber-khalwat. Pemuda-pemuda itu memukuli pasangan itu, mencukur kepala si perempuan, dan banyak di antara mereka menciumi wajah korban perempuan. Pemudapemuda itu lalu merusakkan rumah itu dan mencuri sebuah laptop computer dan sebuah dispenser air. Korban perempuan masih trauma akibat penyerangan itu; ia sedang didampingi LSM, tapi masih belum jelas bagaimana pengaduannya akan dilanjutkan. 7

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 26 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 7 Bank Dunia/DSF Pelemparan-pelemparan granat misterius, yang mulai bulan lalu, terus berlanjut bulan ini dengan empat insiden baru, sehingga jumlah insiden

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 28 Februari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli 20 1 Bank Dunia/DSF 1032 Konflik politik

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Pada bulan April terdapat

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 3 September 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Pada bulan Agustus,

Lebih terperinci

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 No. 42/09/12/Th I, 03 September 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH JANUARI APRIL 2012 SEBANYAK 201.605,53 TON Produksi beras provinsi

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 et 3 il 8 Bank Dunia Figur 1: Insiden kekerasan dan jumlah total konflik, per

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Mei - 30 Juni 2008 Bank Dunia 44877 Jumlah konflik

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 World Bank/DSF Pada bulan Desember,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam proses peacebuilding di Aceh paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia. Paska konflik GAM dengan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Pada bulan ketiga dalam

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan November,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia 47084 Jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 46/11/11/Th.V, 5 November 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,10 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 53/11/TH XVI, 6 November 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 10,3 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.52 /11/TH.XVII, 5 November 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara pimpinan. Maka hal ini yang membuat para pimpinan tidak memberikan celah untuk para mantan panglima wilayah melakukan hal-hal yang diluar keinginannya, bahkan pasca rapat tersebut para pimpinan tidak pernah

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016

Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016 Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016 1 PENGANTAR Menjelang dilaksanakannya pemilihan kepala daerah di Provinsi Aceh, Jaringan Survey Inisiatif (JSI) melakukan Pemantauan Media untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH. Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Bulan Agustus 2009 merupakan momentum penting bagi masyarakat Aceh. Bulan ini

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia Dengan dimulainya

Lebih terperinci

LAPORAN JANUARI MEI 2016

LAPORAN JANUARI MEI 2016 LAPORAN JANUARI 2015 - MEI 2016 KONSTITUSI MELINDUNGI DEMOKRASI Kebebasan berkumpul dan berekspresi adalah hak warga negara yang dilindungi oleh kons5tusi Indonesia dalam pasal 28 UUD 1945. Pasal 28 E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, kasus tindak kekerasan semakin marak terjadi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di tempat yang rawan kriminalitas saja tetapi juga banyak terjadi di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

LIST WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara

LIST WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara LIST WAWANCARA I. KEPADA KIP 1. Bagaimana peranan Komisi Independen Pemilhan (KIP) dalam penyelenggaraan pilkada 2. Apakah menurut anda Komisi Independen Pemilihan (KIP) telah melakukan tugasnya sesuai

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH Oleh: Kabid Pengembangan Investasi Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013 OUTLINE I II DASAR HUKUM PELAKSANAAN MAKSUD,TUJUAN DAN SASARAN PENGENDALIANUNGSI & MANFAAT LKPM

Lebih terperinci

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007 KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA Temuan Survei 22 25 Juli 2007 Ringkasan temuan utama Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih. Kampanye

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DATA PRODUKSI TANAMAN PANGAN 2015

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DATA PRODUKSI TANAMAN PANGAN 2015 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DATA PRODUKSI TANAMAN PANGAN 2015 DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN DATA UPSUS TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 Banda Aceh, 30 Maret 01 April 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh manusia dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam keluarga, manusia belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan kekerasan atau agresivitas menjadi isu yang terus berkembang di masyarakat sehingga hampir setiap hari pemberitaan mengenai berbagai tindakan kekerasan atau

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Perlawan Balik

Dasar-Dasar Perlawan Balik Dasar-Dasar Perlawan Balik Oleh Brian Martin Kunci dari Perlawanan Balik Mengungkap: membongkar adanya ketidakadilan, membuka hal-hal yang tersembunyi Membebaskan: mengesahkan target, mendevaluasi atau

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 No. 39/08/THXVIII.3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 501.893 KUINTAL, CABAI RAWIT SEBESAR 528.704 KUINTAL, DAN BAWANG MERAH SEBESAR

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

Overview:

Overview: Monitoring Harian KEMENTERIAN SOSIAL RI TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 BULAN - TAHUN JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC 14 15 16

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bernegara. Kepercayaan agama tidak hanya

Lebih terperinci

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98

Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98 11 May 2017 Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39871159 Hak atas fotoafp/bay ISMOYOImage captionseorang warga Indonesia etnis Cina menyatakan simpatinya

Lebih terperinci

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014 SUMATERA Disampaikan pada: Rapat KALIMANTAN Koordinasi Nasional dalam rangka Pemantapan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan Oktober,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 57-65 JIPP Non-Empiris SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA a Subhan El Hafiz Universitas

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

Pemulihan dan Peningkatan Kesejahteraan Anak dan Perempuan

Pemulihan dan Peningkatan Kesejahteraan Anak dan Perempuan Pemulihan dan Peningkatan Kesejahteraan Anak dan Perempuan 2005 TOTAL SERAPAN DANA Satker BKKBN Rp. 21.526.793.368.- atau 86,11% dari total pagu Rp. 25.000.000.000 Satker Pemulihan dan Peningkatan Kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.995, 2015 BAWASLU. Penghitungan Suara. Pilkada. Pemungutan Suara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang sekarang ini sedang berlangsung, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena banyaknya perusahaan baru

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TNI Miliki Kewajiban Lakukan Kudeta

TNI Miliki Kewajiban Lakukan Kudeta http://jaringnews.com/politik-peristiwa/interview/60542/laksda-purn-tn Senin, 21 April 2014 09:15 WIB Laksda (Purn) TNI Soleman B. Ponto: TNI Miliki Kewajiban Lakukan Kudeta Eben Ezer Siadari Laksda (Purn)

Lebih terperinci

KAMPANYE TAK BERKUALITAS, POLITIK UANG MENGANCAM

KAMPANYE TAK BERKUALITAS, POLITIK UANG MENGANCAM I. Latar Belakang KAMPANYE TAK BERKUALITAS, POLITIK UANG MENGANCAM Pimilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan salah satu bagian penting guna mewujudkan demokrasi yang substantif. Demokrasi yang mengarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan. Problematika anak dapat disebut juga sebagai unfinished agenda,

BAB I PENDAHULUAN. semua kalangan. Problematika anak dapat disebut juga sebagai unfinished agenda, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika berbicara mengenai masalah sosial di Indonesia, anak merupakan kajian permasalahan yang sensitif dibahas dan selalu mendapat perhatian khusus oleh semua

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, BUPATI/WAKIL BUPATI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU NANGGROE ACEH SUMATERA SUMATERA KEPULAUAN SUMATERA BANGKA NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU DARUSSALAM UTARA BARAT RIAU SELATAN BELITUNG 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 380 110 70

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA Oleh: NAMA : AGUNG CHRISNA NUGROHO NIM : 11.02.7990 KELOMPOK :A PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : MANAJEMEN INFORMATIKA : Drs.

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali membaik, terlihat dari TPAK yang menunjukkan peningkatan dari 61,77% pada Agustus 2012 menjadi 65,56% per Februari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin adalah seseorang yang memunyai kemampuan untuk memengaruhi individu dan kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemimpin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan

Lebih terperinci

Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI

Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI Draft Peraturan KPU tentang Pencalonan Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESI TAHAPAN DALAM PENCALONAN 1. Pendaftaran Bakal Calon 2. Uji Publik 3. Pendaftaran

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BAB 4 Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali memburuk, terlihat dari TPAK yang menunjukkan penurunan cukup dalam dari 65,85 per Februari 212 menjadi

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB. GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PAGU DEFINITIF TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN DANA OTONOMI KHUSUS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah dalam proses perjalanan kehidupan bernegara diarahkan pada upaya mewujudkan tujuan dari dibentuknya suatu negara. Di Indonesia

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR KEPRESIDENAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA DRAFT RAPAT KOORDINASI NASIONAL ANCOL, 17 DESEMBER 2014 PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA DENGAN

Lebih terperinci