Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF"

Transkripsi

1 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan di Bank Dunia Jakarta menggunakan metodologi pemetaan konflik melalui surat kabar untuk merekam dan mengkategorikan semua laporan tentang insiden konflik di Aceh yang diberitakan di dua surat kabar daerah (Serambi dan Aceh Kita). Program ini mempublikasikan perkembangan per bulan, sejauh mungkin didukung oleh kunjungan ke lapangan, yang terangkum dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 1 Walaupun tidak adanya insiden antara GAM dan pemerintah RI bulan ini menunjukkan mulusnya perjalanan proses perdamaian, tiga insiden menandai ketegangan-ketegangan antara pihak tertentu, yang memiliki anteseden dalam perpecahan konflik vertikal masa lalu. Penyaluran dana reintegrasi sudah menimbulkan ketegangan di dalam organisasi-organisasi seperti GAM dan mantan front anti-separatis. Angka bulan Februari untuk konflik tingkat lokal meloncat besar hingga 118 kasus, angka tertinggi yang tercatat sejak awal dataset (Januari 2005). Angka insiden kekerasan juga meningkat menjadi 20. Laporan bulan ini membahas tiga tipe tertentu dari konflik tingkat lokal. Pertama, setelah pilkada bulan Desember lalu, beberapa sengketa yang berkaitan dengan pelaksanaan pilkada telah menyoroti beberapa kekurangan pada pelaksanaannya itu. Kedua, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pengangkapan pelanggar khalwat dibahas; dua hal ini menunjukkan perlunya meningkatkan usaha-usaha untuk melindungi hak perempuan. Ketiga, konflik terkait bantuan terus terjadi, dan bulan ini beberapa di antaranya memiliki unsur keagamaan. Ini menandakan perlunya diskusi lebih jauh mengenai ekspresi keagamaan dan arti pentingnya bagi identitas rakyat Aceh. Tiada insiden GAM-RI, tetapi ketegangan internal terlihat pada mantan organisasi bersenjata Figur 1: Konflik tingkat lokal GAM-pemerintah RI per bulan Mengikuti pola umum sejak tahun GAM-GoI Local Level Conflict 140 lebih, tidak ada insiden konflik 120 langsung antara GAM dan pemerintah 100 RI yang dilaporkan pada bulan 80 Februari (lihat Figur 1). 2 Selama 60 beberapa bulan terakhir, kami telah 40 mencatat bentuk-bentuk baru konflik 20 di Aceh yang berlanjut sebagai 0 manifestasi perpecahan konflik masa Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar AprMayJuneJulyAug Sep Oct Nov Dec Jan Feb 05 MoU lalu. Bulan ini tiga insiden yang melibatkan satuan keamanan serta mantan kelompok anti-separatis menandai ketegangan yang 1 Terdapat keterbatasan dalam menggunakan surat kabar untuk memetakan konflik, untuk analisis dan metodologi lebih lanjut lihat: Patrick Barron dan Joanne Sharpe (2005). Counting Conflict: Using Newspaper Reports to Understand Violence in Indonesia, Indonesian Social Development Paper No. 7. Jakarta: World Bank. Laporan itu, serta laporan hasil pemantauan bulanan, dapat juga dilihat di: Dataset tersedia bagi yang membutuhkan, dengan menghubungi Blair Palmer di: bpalmer@worldbank.org. 2 Insiden GAM-pemerintah Indonesia adalah insiden konflik dimana kedua belah pihak terlibat dalam insiden kekerasan ketika mereka berperan sebagai angkatan bersenjata

2 masih berlangsung diantara kelompok-kelompok ini dan masyarakat umum, dan juga di dalam lembaga-lembaga itu sendiri. Polisi melawan WH (Wilayatul Hisbah), Banda Aceh, 29 Januari Bulan lalu kami melaporkan bahwa sekelompok lelaki berbadan tegap mencegat patroli WH, dan turun paksa dua perempuan yang tertangkap. Informasi baru yang dilaporkan pada bulan Februari menyebut bahwa pelakunya mengaku sebagai petugas Poltabes Banda Aceh. Petugas WH mengatakan kepada koran Serambi bahwa mereka sering menghadapi intimidasi dan ancaman dalam melaksanakan tugas mereka. Ini merupakan indikasi adanya resistensi dan perlawanan kepada WH diantara satuan keamanan dan/atau mantan kombatan GAM. Kapoltabes Banda Aceh mengatakan bahwa dia akan memberikan sanksi berat jika ada anggotanya yang terlibat dalam kejadian itu, tetapi tidak jelas apakah memang dilakukan investigasi atau tidak. Seorang anggota DPRD kemudian menuntut agar polisi menyelidiki secara tuntas, dan mengatakan, untuk orang yang merasa tak nyaman dan alergi terhadap penerapan syariat Islam itu, segera keluar dari Nanggroe Aceh Darussalam. Kantor kelompok anti-separatis diserang, Bireuen, 2 Februari Serambi melaporkan bahwa sekelompok pemuda bersepeda motor mendobrak masuk kantor FORKAB (Forum Komunikasi Anak Bangsa), mantan front anti-separatis Bireuen. Mereka merusak kantornya dan mencuri sebuah computer dan sepeda motor. PETA memprotes mengenai dana reintegrasi, 12 Februari, Takengon, Aceh Tengah Ratusan anggota PETA (Pembela Tanah Air), mantan front anti-separatis, berdemonstrasi di DPRD Aceh Tengah. Mereka menuntut ketua PETA, Syukur Kobath (yang juga maju sebagai calon bupati dalam pilkada), supaya mengelola dana reintegrasi (yang tertuju pada anggota PETA) secara adil dan transparan. Meskipun relatif kecil, insiden ini menunjukkan bahwa perpecahan konflik masa lalu, seperti antara kelompok anti-separatis dan pihak yang merusak kantor FORKAB, masih tetap ada, walaupun muncul dalam bentuk baru. Insiden terakhir di atas, di Aceh Tengah, menunjukkan bahwa pembagian dana reintegrasi menyebabkan ketegangan yang signifikan di dalam organisasi-organisasi yang mendapat dana tersebut. Ini bukan kelompok anti-separatis saja; di Aceh Barat Daya, misalnya, distribusi dana reintegrasi tampaknya menimbulkan perpecahan kepemimpinan lokal di dalam tubuh GAM. Menyalurkan dana reintegrasi dengan cepat dan efektif akan menjadi tahapan penting dalam membangun perdamaian berkelanjutan di Aceh, tetapi penyaluran itu sedang menimbulkan ketegangan dalam lembaga penerima dana itu, serta protes-protes terhadap cara penyaluran yang digunakan oleh BRA. Bulan ini terjadi beberapa konflik di Aceh Utara mengenai mekanisme BRA-PPK untuk penyaluran dana reintegrasi kepada korban konflik; Laporan bulan depan akan memuat pembahasan khusus tentang dana reintegrasi. Kenaikan besar pada konflik tingkat lokal Angka-angka Februari untuk konflik tingkat lokal menunjukkan lompatan besar ke 118, angka tertinggi yang tercatat sejak awal dataset (lihat Figur 1). 3 Distribusi konflik antara insideninsiden administratif, politis, sumber daya, dan tindakan-tindakan main hakim sendiri, sangat mirip dengan bulan lalu, menunjukkan kenaikan bulan ini terjadi pada semua bentuk konflik. Adapun beberapa penjelasan yang mungkin dapat menjelaskan kenaikan ini. Pertama, setelah pilkada, koran-koran sekarang berbalik ke berita-berita lain, termasuk banyak meliput konflik. Kedua, banyak konflik yang dibiarkan selama pilkada kini telah dihidupkan kembali. Ketiga, 3 Angka-angka bulan Januari telah disesuaikan agar mencakup insiden konflik yang terjadi di bulan Januari tetapi dilaporkan bulan Februari. 2

3 iklim politik baru di Aceh telah memberdayakan warga untuk menentang berbagai ketidakadilan yang mereka saksikan di sekitar mereka, dan ini membuat angka konflik meningkat. Walaupun pada bulan-bulan mendatang akan semakin diketahui penjelasan yang mana yang lebih benar, sepertinya penjelasan terakhir di atas cukup berpengaruh, dan ini merupakan tanda potensialnya maupun bahayanya yang ada pada transisi pasca-konflik di Aceh. Jumlah insiden kekerasan juga meningkat bulan ini, naik dari 14 menjadi 20 (lihat Figur 2). Dari kasus tersebut termasuk sembilan penangkapan khalwat (dicurigai melakukan kontak seksual dengan pasangan yang bukan muhrimnya) yang dilakukan secara main hakim sendiri 4, dua kasus pengeroyokan terhadap maling, tiga kasus perkelahian yang berkaitan dengan konflik, satu kasus penculikan karena masalah hutang, dua kasus perusakan kantor, dan tiga kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Figur 2: Konflik tingkat lokal kekerasan dan non-kekerasan per bulan Violent Local Level Conflict Non-violent Local Level Conflict 0 Jan 05 FebMarAprMayJun Jul Aug MoU SepOct NovDec Jan 06 FebMar Apr MayJuneJulyAugSep Oct NovDec JanFeb 07 Sisa Laporan ini akan mengupas tiga tipe konflik tingkat lokal yang dianggap penting: konflik terkait pilkada; KDRT dan keamanan perempuan; dan konflik terkait bantuan. Konflik pilkada: sengketa anggaran, tuntutan pengadilan gagal, Agara masih tetap deadlock Pilkada bulan Desember telah berjalan sukses, dalam arti bahwa persaingan politik menyusul sebuah perjanjian damai tidak menimbulkan konflik kekerasan. Walaupun pilkada berjalan damai, pelaksanaan pilkada menjadi kurang optimal disebabkan beberapa kelemahan pada institusi pelaksana, terutama KIP dan Panwas. Pada bulan ini beberapa sengketa seputar anggaran pemilihan menarik perhatian kepada masalah-masalah seperti kurangnya sosialisasi (disebabkan oleh terlambatnya pencairan dana) dan buruknya kinerja atau kurang netralnya Panwas. 5 Pada tanggal 19 Februari, 12 hari sebelum pemungutan suara putaran kedua pilkada di Aceh Barat Daya, ketua KIP memrotes bahwa tidak sepeserpun dari anggaran mereka Rp. 3,7 milyar sudah dicairkan. Ia mengancam bahwa bila dana tersebut tidak dicairkan dalam dua hari, pemilihan pada tanggal 4 Maret tidak dapat diselenggarakan. Kalaupun dicairkan, KIP tetap tidak akan sempat melakukan beberapa kegiatan sosialisasi dan pelatihan. 4 Kami menggolongkan sweeping dan penangkapan secara main hakim sendiri sebagai tindakan kekerasan bahkan bila korbannya tidak dipukuli sekalipun, sebab pelaku penangkapan tidak memiliki wewenang hukum untuk menggeledah rumah-rumah dan melakukan penangkapan. 5 Masalah-masalah ini telah dibahas pada Laporan Dinamika Pilkada Aceh (tersedia online di: yang dibuat sebagai bagian dari Aceh Elections Study, yang dikerjakan Bank Dunia dan UNDP. Penelitian ini baru selesai, dan laporan akhir akan ditinjau di sini jika tersedia. 3

4 Pada akhir bulan Februari, permintaan anggaran Panwas Aceh Tengah yang diajukan kepada DPRD setempat, atas dana Rp 600 juta, menyebabkan pertengkaran. Seorang anggota DPRD mengatakan kepada Serambi, permintaan itu dinilai tidak cocok, karena pilkada telah dilaksanakan dan Panwas tidak ada tugas lagi, dan yang kedua, biaya yang tersedot untuk pilkada sangat besar, sementara kontribusi terhadap kesuksesan pilkada di wilayah itu sangat kecil. Bahkan, dia bilang bahwa Panwas tidak menyumbang apapun terhadap pelaksanaan pilkada, dan hanya menjadi beban APBD. Perseteruan diantara anggota Panwaslih Aceh Barat pada pertemuan di DPRD memaparkan tidak kompetennya Panwaslih. Pertemuan yang bertujuan untuk mempertimbangkan permintaan dana Rp. 600 juta oleh Panwaslih untuk pilkada putaran kedua pada tanggal 4 Maret, memicu perdebatan tentang mengapa Panwaslih tidak melakukan apapun selama putaran pertama. Dalam merespon itu, Panwaslih tidak menerangkan apa yang mereka lakukan, tetapi ketua dan anggota Panwaslih malah saling menyalahkan satu sama lain. Serambi mengutip seorang anggota Panwaslih yang mengatakan saya tidak mau membeberkan masalah interen ini. Karena ketua selalu menyalahi anggota, maka saya terpaksa membeberkan bobrok ketua...kami punya bukti. Tapi, tidak baik membuka kesalahan itu, termasuk penggunaan dana, karena persoalan itu menyangkut masalah institusi Panwaslih. Perkataan anggota tersebut mengisyaratkan bahwa akuntabilitas dana, atau pertanggungjawaban kepada pemilih dalam menjalankan tugas, kurang dianggap penting oleh anggota Panwas. Kegagalan dalam menjalankan tugas dan penyalahgunaan dana malah dianggap sebagai persoalan internal, yang hanya dibuka kepada publik ketika hubungan diantara staf menjadi bermasalah. Sikap seperti ini barangkali ada hubungan dengan penilaian di beberapa kabupaten bahwa Panwas tidak aktif atau partisan. Tampaknya ada kontradiksi pada sikap petugas pemilihan dalam menangani pelanggaran pilkada. Di satu sisi, sepertinya memang diakui oleh banyak pihak (demikian juga pemahaman masyarakat) bahwa terjadi berbagai pelanggaran, namun di sisi lain, penyelidikan dan tindakan yang diambil KIP dan Panwas sangatlah sedikit. Seolah-olah para petugas khawatir bahwa penyelidikan dan pemberian sanksi atas pelanggaran akan menimbulkan konflik. Beberapa petugas bekerja dengan mentalitas mengorbankan keadilan demi perdamaian, hingga nyaris tidak ada keluhan atau keberatan yang diusut dengan sungguh-sungguh, tanpa adanya tekanan politik yang kuat. 6 Walaupun memang ada situasi dimana pertimbangan seperti itu bisa dianggap wajar, patut dipertanyakan apakah menutup mata terhadap pelaggaran pemilihan memang akan mendukung perdamaian jangka panjang, atau hanya merajut benih ketidakpuasan dan kekecewaan politik di masa mendatang. Lebih-lebih, anggapan bahwa mengorbankan kualitas pemilihan demi perdamaian bisa dimanfaatkan sebagai alasan pembenar oleh para petugas yang bertindak partisan terhadap pengusutan pelanggaran. Mungkin terkait dengan persepsi bahwa KIP dan Panwas kurang menyelidiki pelanggaranpelanggaran pada pilkada, beberapa tuntutan pengadilan telah diluncurkan mengenai hasil pemilihan bupati-bupati. Sampai sekarang, hampir semua keputusan pengadilan telah menggagalkan tuntutan-tuntutan tersebut. Dalam kata lain, tidak ada hasil pemilihan bupati yang dibatalkan, dan tidak ada permintaan pilkada ulang yang dikabulkan oleh Pengadilan Tinggi Banda Aceh. Satu per satu, tuntutannya ditolak dengan berbagai alasan, termasuk kurangnya bukti, tuntutannya terlambat (tuntutan mengenai pelaksanaan hari H harus diluncurkan dalam waktu paling lama tiga hari), dan masalah kewewenangan (tuntutan pidana seperti money politik 6 Penelitian lapangan Bank Dunia untuk Aceh Elections Study, Desember

5 harus diluncurkan di tingkat kabupaten, sementara tuntutan perdata yang mempermasalahkan hasil pilkada versi KIP harus diluncurkan di tingkat propinsi). Dua kabupaten yang paling bermasalah adalah Aceh Tengah, dimana terjadi sejumlah insiden di lapangan, dan Aceh Tenggara, dimana organisasi-organisasi yang tampak partisan saling berseteru sehingga mengakibatkan deadlock mengenai hasil pilkada, yang sampai saat ini belum juga diumumkan. Berita dari lapangan bulan ini menunjukkan ketegangan tetap tinggi di kedua kabupaten tersebut (lihat Kotak 1). Permasalahan pada dua kabupaten ini kemungkinan diperparah oleh kelemahan institusi yang dijelaskan di atas. Kotak 1: Tuntutan pengadilan di Aceh Tengah dan kekacauan hukum di Aceh Tenggara Tuntutan pengadilan yang diajukan oleh calon bupati yang kalah di Aceh Tengah telah ditolak oleh Pengadilan Tinggi di Banda Aceh pada tanggal 12 Februari. Kasus tersebut menuduh bahwa calon yang menang, Nasaruddin, melibatkan pegawai pemerintah dalam kampanyenya, mulai dari para keuchik (kepala desa), camat, hingga kepala dinas, dan bahwa sejumlah kertas suara yang telah dicoblos untuk Nasaruddin telah ditemukan sebelum dimulainya pemungutan suara. Kasus ini ditolak atas dasar bahwa penuntut hanya menyebutkan nama calon bupati Nasaruddin tanpa nama calon wakilnya yaitu Djauhar Ali, dan bahwa kasus ini diajukan sebelum KIP Aceh Tengah secara resmi mengumumkan hasil pilkada. Pada tanggal 26 Februari, penuntut menggugat KIP Aceh Tengah lagi, dengan tuntutan pilkada tidak diselenggarakan sesuai dengan peraturan, adanya kertas suara yang telah ditandai, manipulasi perhitungan suara, dan tabulasi suara tanpa kehadiran saksi-saksi. Proses pilkada Aceh Tenggara (Agara) masih mengalami kebuntuan. KIP NAD telah mendesak KIP Agara untuk mengumumkan hasil, dan sebagai respon DPRD Agara menuntut KIP NAD sebesar Rp 1 milyar karena dianggap intervensi. Pada bulan Februari beberapa anggota DPRD protes langkah hukum ini, dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tuntutan pribadi ketua DPRD, tanpa diplenokan dan tanpa dukungan mereka. Mereka menyatakan telah terjadi konspirasi politik, dan menyebutkan bahwa pengacara yang menangani kasus ini adalah juga merupakan pengacara salah satu kandidat (menandakan mantan bupati, yang tampaknya kalah dalam pilkada, dan menginginkan pilkada ulang) dan juga pengacara KIP Agara. Sementara itu, Depdagri mengeluarkan surat peringatan kepada KIP Agara dan DPRD Agara, agar tidak melanggar undang-undang yang berlaku, dan meminta KIP Agara untuk segera mengumumkan hasil pilkada. DPRD propinsi juga mendesak pemerintah propinsi untuk segera menyelesaikan masalah ini. Perempuan terancam oleh KDRT dan penangkapan khalwat Pada situasi konflik dan pasca-konflik, perempuan sangat rentan. Bulan ini kami menyoroti dua masalah yang menunjukkan kerentanan ini di Aceh paska-mou: kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penangkapan khalwat yang dilakukan secara main hakim sendiri. KDRT adalah isu konflik karena, pertama, pada masa konflik perempuan sering diletakkan dalam situasi di mana mereka lebih rentan terhadap KDRT (dan juga bentuk kekerasan lain), dan kedua, konflik itu terkait dengan trauma dan pengangguran, dua faktor yang terkait dengan tingkat KDRT yang lebih tinggi. KDRT biasanya hanya sedikit saja yang dilaporkan kepada polisi ataupun media, sehingga sangat sulit diukur tingkatannya. Walaupun begitu, mempertimbangkan trauma mendalam yang dialami oleh masyarakat Aceh 7, kerentanan perempuan di tempat-tempat seperti kamp pengungsi 8, dan tingkat pengangguran yang tinggi di Aceh sekarang, maka kemungkinan bahwa kasus yang dijelaskan di bawah merupakan hanya puncak dari gunung es. 7 Lihat hasil survey psikososial IOM, yang dimuat dalam Laporan Pemantauan Konflik September Sebuah laporan oleh Komnas Perempuan, dengan judul Sebagai Korban Juga Survivor: Pengalaman dan Suara Perempuan Pengungsi Aceh Tentang Kekerasan dan Diskriminasi (Pelapor Khusus Komnas Perempuan, April 2006), telah mendokumentasikan beberapa bentuk kekerasan yang dihadapi oleh perempuan di kamp pengungsi, termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 5

6 Kotak 2 menggambarkan tiga kasus KDRT yang tercatat bulan ini, serta dua insiden lain yang terjadi di pesantren, di mana santrinya mengalami kekerasan. Walaupun perempuan bukan korban dalam setiap kasus ini, tetapi keanekaragaman kasus KDRT di sini menjadi tanda bahwa KDRT bisa menimpa siapapun, dan perempuan secara khusus adalah sangat rentan. Para donor sebaiknya mendukung usaha-usaha yang dilakukan LSM untuk mengurangi KDRT dengan kampanye pendidikan, pendampingan korban, dan pemberdayaan hukum. Kotak 2: Berbagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga 19 Februari, Longkip Aceh Singkil. Serambi melaporkan bahwa seorang lelaki berusia 18 tahun membacok ayahnya. Pelaku mengatakan bahwa ia berusaha melindungi adik laki-lakinya dari sang ayah, yang memukulnya pakai sendok. Ia berusaha melerai namun tidak berhasil, lalu ia pergi mengambil parang dan menyerang ayahnya, sampai ayahnya terjatuh dan sekarang dalam kondisi kritis. Kakaknya pelaku juga ada yang sedang dipenjara karena membunuh istrinya sendiri dalam suatu insiden KDRT. 6 Februari, Lhoksukon, Aceh Utara. Seorang pekerja rumah tangga (PRT) melapor kepada polisi, mengadukan bahwa dirinya telah dipukul oleh majikannya. 20 Februari, Jeumpa, Bireuen. Serambi melaporkan bahwa seorang lelaki berusia 25 tahun menganiaya ibunya sebab ibunya tidak memberinya uang untuk membeli ganja. 7 Februari, Sabang. Serambi melaporkan bahwa seorang ustadz di sebuah pesantren telah ditangkap karena mencabuli sebelas orang murid perempuannya. (Ketua Rabithah Thaliban cabang Aceh kemudian meminta si tersangka dihukum rajam.) 10 Februari, Langsa. Sekitar 20 orang siswa pesantren memukuli dua orang guru mereka. Para pelajar tersebut menutupi muka dengan kain untuk menyembunyikan identitasnya, dan menyerang guru mereka pada tengah malam. Menurut Serambi, para pelajar itu mengeluh pernah dipukulpukul oleh guru mereka. Masalah lain yang terus-menerus menempatkan perempuan dalam situasi yang berbahaya adalah penangkapan khalwat yang dilakukan secara main hakim sendiri. Bulan ini kami mencatat sembilan kasus, dan bisa disyukuri bahwa semuanya terjadi tanpa pemukulan. Tetapi, penangkapan yang dilakukan oleh bukan pihak berwajib ini membuat korbannya, dan secara khusus korban perempuan, rentan terhadap kekerasan fisik maupun seksual. Pada tanggal 30 Januari, seorang tentara yang lagi mengembara di hutan dekat Meulaboh menangkap satu pasangan dengan alasan khalwat. Setelah diserahkan kepada WH, sepertinya salah satu tersangka, seorang gadis pelajar SLTA yang berusia 19 tahun, diperiksa badannya sehingga ditemukan sebuah tanda merah di bagian dadanya yang kemudian dianggap menjadi bukti pelanggarannya. Pasangan lainnya tertangkap berdua di sebuah gudang di Lhokseumawe pada tanggal 24 Februari kemudian dimandikan oleh warga sebelum diserahkan ke polisi. Kalau menghalalkan warga biasa untuk melakukan patroli di tempat-tempat sepi, dan melakukan pengangkapan seperti ini yang termasuk memandikan atau menginspeksi badan para korban, ini membawa resiko yang serius bahwa wewenang itu akan disalahgunakan. Dalam situasi tersebut, perlindungan terhadap perempuan sangat minim, dan resiko pelecehan seksual tinggi sekali. Bahkan penangkapan yang dilakukan oleh WH pun tetap menimbulkan pertanyaan akan hak korban dan prosedur-prosedur yang dijalankan dalam interogasi dan pemeriksaan fisik. Konflik terkait bantuan berlanjut, dan muncul isu keagamaan Program-program bantuan terkait pada 27 dari 118 kasus konflik tingkat lokal bulan ini (lihat Figur 3). Isu utama pada konflik terkait bantuan ini adalah sama dengan yang muncul pada bulan-bulan lalu: masalah dengan kontraktor, lambatnya bantuan, penyeleksian penerima bantuan, dan dugaan korupsi dana bantuan (lihat Figur 4). Beberapa konflik terjadi berkaitan 6

7 dengan penyaluran dana reintegrasi; seperti disebut di atas, bulan depan kami akan membahas lebih jauh tentang masalah ini. Figur 3: Konflik terkait bantuan per bulan Jan Feb Mar AprMay Jun Jul Aug 05 MoU Aid-related Conflicts Sep Oct Nov Dec Jan 06 Local Level Conflict Feb Mar Apr MayJuneJuly Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb 07 Figur 4: Rincian konflik terkait bantuan bulan Februari selection of recipients 22% late aid 26% other 22% contractor problems 19% corruption allegations 11% Sejumlah konflik terkait bantuan bulan ini berhubungan dengan agama (lihat Kotak 3). Insideninsiden tersebut merupakan tanda perlunya debat publik lebih banyak tentang isu-isu ekspresi keagamaan di Aceh, dan partisipasi perempuan dalam debat politik dan pembentukan kebijakan. Pada diskusi di International Conference for Aceh and Indian Ocean Studies bulan ini, John Bowen, seorang antropolog yang telah melakukan penelitian di Aceh selama puluhan tahun, membahas masalah identitas Aceh, pada jaman sekarang dengan meningkatnya otonomi maupun keterlibatan pihak-pihak asing. Ia berpendapat bahwa identitas masyarakat Aceh yang inklusif dan toleran akan mendukung perdamaian dan pembangunan, sementara identitas yang didasarkan atas hanya satu agama atau etnisitas bisa menjurus kepada perpecahan dan konflik. Para donor patut mempertimbangkan untuk mendukung forum-forum untuk debat publik atas isu-isu ini, agar penduduk Aceh dapat menentukan cara terbaik untuk mewujudkan aspirasi politik dan keagamaan mereka dengan sekaligus membangun perdamaian berkelanjutan di Aceh yang menghormati hak-hak perempuan dan hak-hak minoritas etnis dan agama. Kotak 3: Konflik terkait keagamaan Penduduk di Kampung Paya Tumpi I, Aceh Tengah, menuntut agar mess BRR dipindahkan ke tempat lain, sebab para staf BRR tidak menghormati budaya lokal dan syariat Islam. Terutama, perayaan Hari Valentine yang mereka lakukan pada tanggal 13 Februari dianggap telah melecehkan norma budaya serta syariat Islam. Kepala desa melaporkan bahwa ratusan pemuda telah berkumpul di depan rumahnya, bersiap-siap menyerang pesta tersebut, tetapi ia bisa mencegahnya. Pestanya berakhir jam tanpa kekerasan. Ketua MPU meminta pemerintah mengusir LSM-LSM yang berusaha menganggu akidah di Aceh. Ini terjadi setelah beberapa warga di Lemteumen Timur, Banda Aceh, menerima obat yang dicap tulisan Jesus lives dari Yayasan Peduli Bangsa. Warga desa mengadukannya kepada Dinas Syariat Islam, dan Serambi melaporkan bahwa ketua YPB beserta dua orang warga negara Amerika telah ditahan di kantor polisi setempat. DPRD tengah menyelidiki kasus lain yang berkaitan dengan simbol, setelah sejumlah sekolah dasar di Banda Aceh menerima kamus-kamus yang memakai simbol agama tertentu. Seorang anggota DPRD mengatakan kepada Serambi bahwa bantuan ini, berasal dari LSM internasional, patut dicurigai mempunyai maksud tertentu. Sebuah diskusi panas tentang penerapan syariat Islam di Aceh terjadi pada Konferensi ICAIOS di Banda Aceh pada tanggal 25 Februari. Peserta dari Aceh mempertanyakan penerapan syariat Islam di Aceh, apakah perempuan dilibatkan dalam pembentukan qanun, dan apakah benar seluruh rakyat Aceh menginginkan penerapan syariat Islam itu. Pada hari berikutnya, seorang mantan anggota DPRD mengritik perdebatan tersebut, dengan mengatakan bahwa ia malu melihat rakyat Aceh menunjukkan perselisihan ini di depan orang asing, yang notabene bukan muslim. Perdebatan itu menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat tentang penerapan syariat Islam di Aceh, bahwa ada para perempuan dengan perasaan kuat yang merasa tidak diikutsertakan dalam diskusi-diskusi seperti ini, dan bahwa perdebatan publik tentang isu-isu tersebut selama ini terasa kurang. 7

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 27 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 26 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 7 Bank Dunia/DSF Pelemparan-pelemparan granat misterius, yang mulai bulan lalu, terus berlanjut bulan ini dengan empat insiden baru, sehingga jumlah insiden

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 28 Februari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 3 September 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli 20 1 Bank Dunia/DSF 1032 Konflik politik

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Pada bulan April terdapat

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Menimbang :

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 et 3 il 8 Bank Dunia Figur 1: Insiden kekerasan dan jumlah total konflik, per

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Mei - 30 Juni 2008 Bank Dunia 44877 Jumlah konflik

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Pada bulan Agustus,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh manusia dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam keluarga, manusia belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006

Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006 Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006 Saat ini sudah 15 bulan setelah Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menandatangani Memorandum of Understanding

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL

LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL LAPORAN ANALISIS PERDAMAIAN-PEMBANGUNAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR: PROMOSI PERDAMAIAN BERKESINAMBUNGAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA ADIL Studi ini bertujuan meneliti penyebab dan dampak konflik antara

Lebih terperinci

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU

NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU NANGGROE ACEH SUMATERA SUMATERA KEPULAUAN SUMATERA BANGKA NO KASUS PERLINDUNGAN ANAK RIAU JAMBI BENGKULU DARUSSALAM UTARA BARAT RIAU SELATAN BELITUNG 1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 380 110 70

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH. Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ±

BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seorang anak tidaklah lepas dari permasalahan, baik itu masalah ekonomi, sosial, pendidikan yang semuanya tidak dapat diselesaikan oleh si anak itu sendiri.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo Pengantar Membaca peraturan perundang undangan bukanlah sesuatu yang mudah. Selain bahasa dan struktur, dalam hal Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tantangan ini bertambah dengan perubahan

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Pada bulan ketiga dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.719, 2015 KPU. Peserta Pilkada. Dana Kampanye. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan November,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota-002.434908/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN WALIKOTA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei Sejak reformasi dan era pemilihan langsung di Indonesia, aturan tentang pemilu telah beberapa kali mengalami penyesuaian. Saat ini, empat UU Pemilu yang berlaku di Indonesia kembali dirasa perlu untuk

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No. Lampiran 2 Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No. 12 tahun 2003) UU 12/2003 Identifikasi Masalah Usulan Perbaikan Keterangan

Lebih terperinci

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010 Lampiran NO I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nomor 32 Tahun 2009 Tanggal 28 Desember 2009 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara

Lebih terperinci

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010 Lampiran NO I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nomor 32 Tahun 2009 Tanggal 28 Desember 2009 TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR: 1/Kpts/KPU.Kab-027.433594/PILBUP/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL

Lebih terperinci

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

WALIKOTA LHOKSEUMAWE WALIKOTA LHOKSEUMAWE QANUN KOTA LHOKSEUMAWE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LHOKSEUMAWE, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam proses peacebuilding di Aceh paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia. Paska konflik GAM dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang

Lebih terperinci

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang 5 Perbedaan dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Apa perbedaan dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan

Lebih terperinci

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH -1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN

ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN B U K U S A K U B A G I ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA Penyusun Desainer : Tim ACILS dan ICMC : Marlyne S Sihombing Dicetak oleh : MAGENTA FINE PRINTING Dikembangkan

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Peran Pengacara

Prinsip Dasar Peran Pengacara Prinsip Dasar Peran Pengacara Telah disahkan oleh Kongres ke Delapan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengenai Pencegahan Kriminal dan Perlakuan Pelaku Pelanggaran, Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7

Lebih terperinci

Pedoman Program Sertifikat Bersama untuk Kepemilikan Tanah

Pedoman Program Sertifikat Bersama untuk Kepemilikan Tanah Pedoman Program Sertifikat Bersama untuk Kepemilikan Tanah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR) bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Propinsi NAD pada bulan September 2006 mengumumkan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal penting yang telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

Lebih terperinci