Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Pemantauan Konflik di Aceh"

Transkripsi

1 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 et 3 il 8 Bank Dunia Figur 1: Insiden kekerasan dan jumlah total konflik, per bulan Jumlah konflik yang terjadi mencapai puncak yang baru, terutama karena peningkatan masalah-masalah administratif, sedangkan insiden kekerasan tetap tinggi, yaitu 25 kasus yang dilaporkan pada bulan et, dan 23 kasus pada bulan il. 1 Selain pembantaian Atu Lintang pada tanggal 1 et, yang telah dibahas dalam Laporan terakhir, sejumlah kasus kekerasan, termasuk penculikan tujuh warga negara Cina di Gayo Lues pada tanggal 27 il, sekali lagi meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak dari aksi-aksi kriminalitas dan kekerasan terhadap perkembangan Aceh. Isu-isu politik besar mengalami perkembangan baru. Ketika Partai GAM, yang baru ganti nama menjadi Partai Aceh, berhasil mengatasi rintangan terakhir dalam proses legalisasinya, kantor-kantor cabangnya menjadi sasaran sejumlah insiden. Kasus-kasus ini menekankan perlunya aparat keamanan menahan diri supaya jangan mencampuri masalah politik, dan juga menunjukkan adanya kebutuhan transformasi yang masih harus dilakukan partai tersebut untuk memperlihatkan komitmennya terhadap prinsipprinsip dasar demokrasi. Mobilisasi pendukung pembentukan provinsi ALA dan ABAS terus berlanjut, tapi mengalami pukulan politik ketika Irwandi Yusuf meyakinkan seorang tokoh elit gerakan ALA, Iwan Gayo, untuk memimpin sebuah badan pemerintah provinsi yang baru dibentuk. Jumlah konflik berkaitan dengan bantuan tetap konsisten dengan angka pada bulanbulan sebelumnya, tapi memperlihatkan kecenderungan untuk bertahan lebih lama dan semakin sering mengarah ke insiden-insiden kekerasan. Hal ini digambarkan oleh gelombang protes berkaitan dengan bantuan rehabilitasi perumahaan BRR, yang menyebabkan terjadinya sejumlah demonstrasi besar, dan dicederai dengan dua kasus kekerasan. Masalah-masalah rekonstruksi dan reintegrasi inti memerlukan perhatian segera, agar dapat mencegah ketidakpuasan yang berkembang sehingga menjadi kekerasan yang lebih besar. Konflik meningkat, kekerasan tetap tinggi Kekerasan tingkat lokal telah meningkat secara tajam sejak 5, dan telah mencapai titik tertingginya selama enam bulan terakhir ini. Namun kekerasan pada masa-damai sekarang cenderung menelan korban jauh lebih sedikit dibanding tahun-tahun konflik. Insiden kekerasan Jumlah total konflik Public Disclosure Authorized Jan 5 Jun Jul MoU Jan 6 Jan 7 Jan 8 il 1 Sebagai bagian dari program dukungan analisis bagi proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan di Bank Dunia Jakarta serta didanai oleh Department for International Development (DFID), menggunakan metodologi pemetaan konflik melalui surat kabar untuk merekam dan mengkategorikan semua laporan tentang insiden konflik di Aceh yang diberitakan di dua surat kabar daerah (Serambi and Aceh Kita). Program ini menerbitkan laporan bulanan yang menganalisa data dengan didukung oleh kunjungan lapangan. Laporan pemantauan bulanan dapat diakses di Dataset tersedia bagi mereka yang membutuhkan, dengan menghubungi Blair Palmer di bpalmer@worldbank.org atau Adrian Morel di amorel1@worldbank.org. Terdapat keterbatasan dalam menggunakan surat kabar untuk memetakan konflik. Lihat Barron dan Sharpe (5) yang tersedia secara online 1

2 Jumlah konflik tingkat lokal mencapai puncak yang baru di bulan il, dengan dilaporkannya 144 konflik baru. Lonjakan ini terjadi terutama karena meningkatnya masalah administratif, termasuk keluhan mengenai pengelolaan keuangan pemerintah serta prosedur dan akses ke pelayanan publik. Jumlah insiden kekerasan tetap tinggi dengan 25 kasus dilaporkan pada bulan et dan 23 kasus pada bulan il (lihat Figur 1). Kekerasan mengakibatkan korban yang relatif tinggi, dengan tujuh korban meninggal dunia pada bulan et, angka kematian tertinggi dalam satu bulan sejak bulan Juni 7, dan empat korban meninggal di bulan il. Lima orang terbunuh dalam pembantaian Atu Lintang pada tanggal 1 et, insiden konflik yang paling banyak memakan korban sejak penandatanganan MoU Helsinki (lihat Laporan Januari ruari 8 untuk analisa mengenai kejadian tersebut). Namun, Figur 2 memperlihatkan bahwa skala korban di Aceh pascaperang tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan masa sebelum penandatanganan perjanjian perdamaian, pada saat kontak senjata antara angkatan bersenjata Republik Indonesia dan GAM masih suka terjadi. Figur 2: Jumlah korban mati, per bulan Jan 5 Jun Jul MoU Jan 6 Jan 7 Jan il Penculikan dan pembunuhan: insiden misterius terus meningkatkan kekhawatiran terhadap tindak kejahatan dan situasi keamanan Aceh pascakonflik. Pada bulan et dan il, tiga insiden yang tidak saling berhubungan menarik perhatian khusus: Penculikan Mukhlis Gayo. Pada tanggal 13 et, Mukhlis Gayo, mantan calon Bupati Aceh Tengah, diculik di Takengon. Korban ditinggalkan oleh para pelaku ketika mereka dihadang oleh blokade polisi di Bireuen Dua pelaku ditangkap. Unsurunsur kejadian tersebut, terutama identitas korban, menunjuk pada kemungkinan adanya hubungan dengan isu ALA/ABAS 2 atau dengan teori aksi balas dendam yang diambil oleh elemen KPA setelah pembantaian Atu Lintang tanggal 1 et (lihat Laporan Januari ruari). Mukhlis Gayo adalah saudara kandung Iwan Gayo dan Bupati Meriah Bener, Tagore Abubakar, dua tokoh elit gerakan ALA yang dikenal untuk loyalitasnya yang pro-jakarta selama masa konflik. Namun penyelidikan polisi menyimpulkan kejadian tersebut pada suatu penculikan untuk penebusan. Diamnya elit pro-ala, yang menghindari politisasi kasus ini, juga tampaknya meniadakan teori aksi balas dendam oleh anggota KPA. Pembunuhan Sertu Ujang. Pada tanggal 29 et dini hari, seorang anggota polisi militer, Ujang Ardiansyah, ditembak mati oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor pada saat dia berkendara mobil sekitar Stadion Lhong Raya, Banda Aceh. Di antara penumpang kendaraan Ujang ada seorang anggota polisi militer lainnya dan dua anggota KPA, salah satu dari anggota KPA tersebut meninggalkan tempat kejadian setelah terjadinya insiden tersebut. Walaupun polisi dan militer terkesan tegas dalam menangani kasus tersebut, sampai sekarang para pelaku belum diketahui dan motif kejahatan tersebut tetap tidak jelas. Para sumber yang dikutip pers 2 Pembentukan dua provinsi baru, Aceh Leusesr Antara (dataran tinggi dan bagian tengah Aceh) dan Aceh Barat Selatan (pantai barat-selatan). 2

3 menyatakan bahwa pembunuhan Ujang mungkin terkait trafik narkoba (shabu-shabu), dengan anggota militer dan KPA terlibat dalam trafik tersebut. Penculikan tujuh warga negara Cina di Gayo Lues. Pada tanggal 27 il, tujuh warga negara Cina dan satu warga negara Indonesia yang sedang menjalankan survey investasi untuk perusahaan pertambangan Indonesia, diculik oleh kelompok bersenjata di wilayah Pinding, Gayo Lues. Para penculik menuntut uang tebusan sebesar Rp 3 juta. Setelah dua korban dibebaskan hari berikutnya, semua korban penculikan lainnya akhirnya dibebaskan pada tanggal 29 il, setelah setengah dari uang tebusan tersebut dibayarkan. Para pelaku belum ditangkap. Kejadian-kejadian yang disebut di atas sekali lagi menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya aksi kriminalitas bersenjata dan kekerasan terhadap investasi asing dan perkembangan ekonomi di Aceh. Selama empat bulan pertama tahun 8, telah dilaporkan: 16 kasus penculikan (rata-rata satu kasus tiap minggu), 19 kasus perampokan bersenjata dan kasus penembakan dan/atau pembunuhan. Penculikan tujuh warga negara Cina yang terjadi pada tanggal 27 il adalah kejadian pertama sejak penandatanganan MoU dimana orang asing menjadi sasaran. Figur 3 menjelaskan evolusi jumlah kasus kriminalitas bersenjata dan jenis kekerasan lain selama tujuh bulan yang lalu. 3 Sejak Desember 7 hingga il 8, 66% dari kasus perampokan bersenjata dan penculikan, dan 5.5% dari semua jenis kekerasan terdaftar di Figur 3, terjadi di Aceh Utara and Aceh Timur saja (termasuk Kota Lhokseumawe dan Langsa). Figur 3: Kriminalitas bersenjata dan berbagai jenis kekerasan lain (jumlah kasus) dari Oktober 7 hingga il Bom / granat Pembakaran Penembakan / pembunuhan / penemuan mayat Perampokan bersenjata Penculikan Jan Sumber kekhawatiran lain adalah pemerasan, pajak nanggroe, dan penggunaan intimidasi dan ancaman oleh kontraktor untuk memenangkan tender. Perhatian khusus diberikan pada isu ini oleh keputusan perusahaan Pacific Oil and Gas, pada tanggal 4 il, untuk menghentikan sementara kegiatannya di Aceh Timur, setelah usaha intimidasi oleh seorang kontraktor yang diduga ada hubungan dengan KPA. KPA telah sering memberikan pernyataan mengutuk aksi kriminalitas dan pemerasan, dan menyuarakan komitmennya untuk bekerjasama dengan aparat keamanan. Adalah sebuah kesalahan untuk mengambil kesimpulan bahwa mantan kombatan bertanggung jawab atas semua kriminalitas dan kekerasan yang terjadi di Aceh. Juga merupakan sebuah kesalahan jika beranggapan bahwa pimpinan KPA memiliki kemampuan yang tidak terbatas untuk menerapkan disiplin kepada anggotanya di lapangan. erti dikatakan Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Damai Aceh (FKK), sebagian besar dari kejahatan dan kekerasan yang terjadi di Aceh sekarang berakar pada kesulitan ekonomi, bukan politik. Ini saja sudah merupakan sebuah kemajuan, tapi yang menjadi keprihatinan adalah semakin 3 Perhitungan bulanan kami mengenai kejadian-kejadian kekerasan, sebagaimana tampak pada Figur 1, tidak termasuk kriminalitas seperti penculikan untuk tebusan dan perampokan bersenjata. 3

4 besarnya jurang antara elit GAM/KPA dan para eks-kombatan di lapangan yang tidak banyak mendapat manfaat dari kemajuan ekonomi di masa perdamaian. 4 Partai GAM menghadapi tantangan di lapangan Pada bulan il, kantor-kantor cabang Partai GAM menjadi sasaran sejumlah insiden (lihat Kotak 1). Menurut Kanwil Departmen Hukum dan Hak Azazi Manusia Provinsi Aceh, isu mengenai nama Partai GAM beserta simbol-simbolnya telah diselesaikan pada bulan ruari ketika partai Kotak 1: Insiden berkaitan dengan Partai GAM tersebut mengganti namanya menjadi Partai 5 il, Kota Langsa. Puluhan anggota kepolisian Gerakan Aceh Mandiri (lihat Laporan Januari memaksa pegawai kantor cabang Partai GAM untuk melepaskan papan nama partainya dari ruari). Partai GAM justru wajib memajang halaman muka gedungnya. logonya pada kantor-kantor sebagai suatu syarat 18 il, Singkil. Anggota masyarakat memprotes dalam proses legalisasi. Namun insiden pada kehadiran kantor cabang Partai GAM di Aceh tanggal 5 il memperlihatkan bahwa Singkil. penggunaan nama dan simbol GAM tetap 21 il, Serbajadi, Aceh Timur. Dini hari, kantor mengakibatkan ketegangan. Keputusan untuk cabang Partai GAM di Peunaron hangus terbakar. mengganti nama partai untuk kedua kalinya di Walau polisi menyatakan sebab kebakaran bulan Mei menjadi Partai Aceh sepertinya mampu adalah kecelakaan, diduga kebakaran tersebut mencegah terjadinya insiden-insiden lanjutan. disengaja. Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan terhadap komitmen aparat keamanan untuk tidak mencampuri persoalan-persoalan politik. Motif-motif sebenarnya dibalik demonstrasi pada tanggal 18 il di Singkil dan pembakaran tanggal 21 il masih belum jelas. Namun perilaku pendukung Partai GAM kadang-kadang menimbulkan kemarahan dari masyarakat. Pada tanggal 21 il, pimpinan partai menerima laporan bahwa warga di beberapa daerah di Aceh Utara diintimidasi untuk menyerahkan kartu identitasnya dalam upaya mendapatkan jumlah anggota partai yang besar. Pada tanggal 22 Mei, Partai GAM akhirnya diresmikan, bersama sebelas partai politik lokal lainnya. Demi mencegah terjadinya insiden yang dapat mengganggu pelaksanaan pemilu tahun depan dan memperkecil ruang bagi Jakarta untuk tetap menpermasalahkan keikutsertaan GAM dalam politik lokal, partai ini perlu meningkatkan disiplin anggotanya agar jangan menggunakan taktik-taktik intimidasi. Mobilisasi ALA/ABAS berlanjut, Gubernur membentuk badan pemerintah baru Mobilisasi demi membentuk provinsi ALA dan provinsi ABAS (lihat Laporan bulan Januari ruari) dilanjutkan pada bulan et dan il. Sejak tanggal 18 hingga 24 et, 43 kepala desa dari dataran tinggi Aceh tengah melakukan demonstrasi di Jakarta. Pada tanggal 1 il, 3 kepala desa dari Bener Meriah mengancam akan memboikot pemilu 9 dan menutup perwakilan lokal partai-partai nasional. Namun, gerakan ALA mengalami kemunduran ketika Gubernur Irwandi Yusuf berhasil meyakinkan Iwan Gayo, salah satu tokoh utama Komite Persiapan Pembentukan Provinsi ALA (KP3ALA) dan koordinator dari demonstrasi-demonstrasi di Jakarta, untuk memimpin sebuah badan pemerintah baru, Komite Khusus Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (KKP2DT). Badan ini harus menunjukkan visi dan strategi yang jelas, dan diberi kemampuan untuk melaksanakan strateginya, jika diharapkan dapat menanggulangiani penderitaan ekonomi daerah-daerah tertinggal di Aceh, dan meredakan ketegangan di dataran tinggi dan pantai barat selatan Aceh 4 Wawancara dengan Brigjen Amiruddin Usman, Banda Aceh, 27 Mei. 4

5 Konflik terkait bantuan mengakibatkan lebih banyak insiden, dan lebih sering berujung kepada kekerasan Pada bulan et dan il, jumlah konflik baru yang berkaitan dengan bantuan masih tetap konsisten dengan angka-angka bulan-bulan sebelumnya, dengan masing-masing 28 dan 27 konflik bantuan baru (lihat Figur 4). Figur 4: Konflik baru terkait bantuan dan jumlah total konflik baru, per bulan Konflik baru terkait bantuan Jumlah total konflik baru Jan 5 Jun Jul MoU Jan 6 Jan 7 Jan 8 il Namun, konflik terkait bantuan pada bulan et dan il cukup menarik karena konflikkonflik tersebut membuktikan bawah, sejak ember tahun lalu: Konflik terkait bantuan cenderung mengakibatkan insiden lebih banyak. Walaupun jumlah konflik baru yang berkaitan dengan bantuan masih tetap seperti bulan-bulan sebelumnya, jumlah insiden yang diakibatkan oleh konflik-konflik tersebut meningkat secara tajam, mencapai 57 insiden pada bulan et, dan 72 pada bulan il (lihat Figur 5). 5 Lonjakan ini terkait dengan gelombang protes dan demonstrasi terhadap program rehabilitasi perumahaan BRR (lihat seksi di bawah ini). 15 dan 32 insiden terkait dengan isu ini saja masing-masing terjadi di bulan et dan il. Namun, jika kami tidak menghitung protes-protes BRR tersebut, Figur 5 menunjukkan bahwa perbedaan antara jumlah konflik dan jumlah insiden tetap meningkat secara tajam sejak ember tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa konflik yang berkaitan dengan bantuan cenderung berlangsung lebih lama daripada sebelumnya, dan juga lebih sulit diselesaikan. Figur 5: Konflik, insiden dan kekerasan terkait bantuan, per bulan dari Oktober 6 hingga il Total insiden terkait bantuan Insiden kekerasan terkait bantuan Konflik baru terkait bantuan Tidak termasuk protes BRR Jan 7 Jan 8 Konflik terkait bantuan akhir-akhir ini lebih sering berujung kepada kekerasan dibanding periode-periode sebelumnya. Konflik terkait bantuan biasanya tidak berujung kepada kekerasan. Biasanya dimulai dengan keluhan yang disuarakan melalui surat kabar atau diarahkan kepada otoritas terkait, dan kadang-kadang menjadi demonstrasi kalau tidak dapat 5 Database kami membedakan jumlah konflik dan insiden. Suatu konflik mengenai sengketan tanah, misalnya, dapat menimbulkan beberapa insiden seperti protes, demonstrasi dan blokade. Kami menandai ini sebagai tiga insiden, tapi satu konflik. 5

6 diselesaikan dengan cara lain. Namun, sebanyak empat insiden kekerasan terkait bantuan dilaporkan pada bulan et dan il (lihat Tabel 1). Sejak Desember tahun lalu, jumlah insiden kekerasan terkait bantuan yang terjadi tiap bulan rata-rata tiga kali lebih tinggi dari periode Oktober 6 - ember 7 (2.4 kasus per bulan dibanding.85). Tabel 1: Insiden kekerasan terkait bantuan, et dan il 8 Tanggal Lokasi Keterangan 7 et Meuraxa,B.Aceh Pertengkaran antara anggota masyarakat mengenai program perumahan BRR. 14 et Seunuddon, Aceh Utara Anggota masyarakat menyita enam kendaraan sebagai akibat pertentangan dengan INGO Cordaid mengenai program perumahan. 17 il Banda Aceh Saat terjadi demonstrasi mengenai program rehabilitasi perumahan BRR, seorang pemuda mengancam akan meledakan granat kalau masa tidak membubarkan diri. Dia hanya dapat menghindari pengeroyokan dengan berlindung di sebuah rumah. Ternyata pemuda tersebut terganggu jiwanya. 24 il Lhokseumawe Saat terjadi demonstrasi mengenai program rehabilitasi perumahan BRR, seorang pengendara motor mengatai para demonstran sebagai komunis. Dia terluka akibat pengeroyokan. Perlu dicatat bahwa semua insiden terdaftar di tabel ini berkaitan dengan persoalan perumahan. Tiga dari empat insiden tersebut merupakan perkelahian antara anggota masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa protes atas kebutuhan-kebutuhan dasar yang belum terpenuhi memiliki potensi yang bisa menyebabkan kerusuhan dan ketegangan sosial. Protes dan konfrontasi politis mengenai program rehabilitasi perumahan BRR Bulan et dan il ditandai oleh gelombang protes dan demonstrasi luar biasa yang disebabkan keputusan Kuntoro Mangkusubroto, Kepala BRR, pada tanggal 5 et, untuk memangkas alokasi untuk program rehabilitasi perumahan 8 menjadi Rp 2.5juta per unit, daripada Rp 15 juta. Kuntoro beralasan bahwa keputusan tersebut didasari oleh kekurangan dana dan kenyataan bahwa rumah-rumah yang telah direhabilitasi dua tahun lalu dengan alokasirp 15 juta/unit mengalami kerusakan yang parah, sedangkan rumah-rumah yang direhabilitasi sekarang sudah diperbaiki sebagian oleh pemiliknya. Korban tsunami dan gempa segera menolak perubahan kebijakan ini, dan juga mempertanyakan transparansi dan ketepatan proses pendataan BRR. Protes dan demonstrasi menyebar dengan cepat dari Aceh Barat, Pidie dan Aceh Singkil ke wilayah lain dan memuncak ketika ratusan korban tsunami dan gempa bumi dari pantai barat melakukan perjalanan ke Aceh pada tanggal 2 il dan berulang kali berdemonstrasi di depan kantor pusat BRR selama dua minggu. Selama bulan et dan il, 21 demonstrasi dilakukan di Banda Aceh, Aceh Barat, Lhokseumawe, Aceh Singkil, Pidie dan Kota Subussalam. Dua demonstrasi dicederai oleh insiden kekerasan. Isu ini juga mengakibatkan konfrontasi politis di mana Gubernur Irwandi Yusuf dan anggota DPRA memihak kepada demonstran dan menekan BRR untuk mempertimbangkan jumlah alokasi (lihat Kotak 2). Kotak 2: Protes menentang program rehabilitasi perumahan BRR pada bulan et dan il [21 demonstrasi berkaitan dengan masalah ini dilaporkan terjadi antara tanggal 11 et hingga 26 il kotak ini hanya mengulas kejadian-kejadian utama] 2 il. Kira-kira 3 korban tsunami dan gempa dari Aceh Barat dan Nagan Raya melakukan perjalanan ke Banda Aceh dan berdemonstrasi di muka kantor pusat BRR pada tanggal 4 il. 5 il, Banda Aceh. Gubernur Irwandi Yusuf dan Ketua DPRA menandatangani rekomendasi yang menuntut agar BRR merevisi data serta menetapkan kembali alokasi pada Rp 15juta/unit. 7 il, Banda Aceh. Demonstrasi di kantor pusat BRR, ditandai dengan ketegangan yang meninggi il. Sayed Zakaria, Ketua DPR Aceh, dan 34 anggota lainnya melaporkan kebijakan BRR sebagai pelanggaran terhadap Keputusan Presiden No. 3/5 yang menentukan alokasi minimum untuk rehabilitasi perumahan sebesar Rp 1juta/unit dan menuduh BRR telah berbohong mengenai kekurangan anggaran. 17 il. Gubernur Irwandi Yusuf melaporkan BRR ke KPK. 6

7 Sementara itu, negosiasi antara Badan Reintegrasi-Damai Aceh (BRA) dan Jakarta mengenai pendanaan mencapai jalan buntu. Awal il, temuan audit Badan Pengawasan Keuangan Propinsi atas program BRA diumumkan. Laporan tersebut menunjukkan sejumlah kesalahan dalam pengelolaan dana reintegrasi, termasuk tuduhan korupsi. Gubernur Irwandi Yusuf dan Kepala BRA, M. Nur Djuli, bereaksi secara tegas dengan mengajak pihak-pihak berwenang untuk mengusut kasus-kasus tersebut. Namun, kemungkinan besar penemuan audit tersebut akan semakin mempersulit BRA untuk mendapatkan dana dari Jakarta. Setelah gagal mendapat dana senilai Rp 45milyar (US$ 5 juta) pada tahun 7, BRA hingga saat ini belum menerima dana yang dijanjikan pemerintah pusat untuk mendanai program-program 8, sehingga semua program BRR sementara dibekukan. Kesulitan yang dialami BRA maupun konfrontasi antara pemerintah daerah dan BRR mengenai masalah bantuan perumahan menunjukkan berlanjutnya kekurangpercayaan antara pemerintah lokal dan pusat. Kerjasama yang lebih baik sangat dibutuhkan untuk menjamin lancarnya peralihan tanggung jawab program-program rekonstruksi dan reintegrasi dari Jakarta kepada provinsi. 7

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Mei - 30 Juni 2008 Bank Dunia 44877 Jumlah konflik

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 28 Februari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2007 Bank Dunia/DSF Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 7 Bank Dunia/DSF Pelemparan-pelemparan granat misterius, yang mulai bulan lalu, terus berlanjut bulan ini dengan empat insiden baru, sehingga jumlah insiden

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 31 Desember 2007 World Bank/DSF Pada bulan Desember,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 April 2007 Bank Dunia /DSF Pada bulan April terdapat

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Oktober 30 November 2008 Bank Dunia 47084 Jumlah

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31 Juli 20 1 Bank Dunia/DSF 1032 Konflik politik

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 November 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan November,

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2008 Bank Dunia Pada bulan ketiga dalam

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 26 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 27 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses perdamaian, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia Jakarta menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 Januari 29 Februari 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 Januari 29 Februari 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik Aceh 1 Januari 29 ruari 2008 Bank Dunia Situasi di Aceh secara

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006 World Bank/DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan Oktober,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2007 Bank Dunia/DSF Di bulan September,

Lebih terperinci

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka Lampiran Terjemahan resmi ini telah disetujui oleh delegasi RI dan GAM. Hanya terjemahan resmi ini yang Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Gerakan Aceh Merdeka Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juli 31 Agustus 2008 Bank Dunia Dengan dimulainya

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala Bulan Agustus 2009 merupakan momentum penting bagi masyarakat Aceh. Bulan ini

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara pimpinan. Maka hal ini yang membuat para pimpinan tidak memberikan celah untuk para mantan panglima wilayah melakukan hal-hal yang diluar keinginannya, bahkan pasca rapat tersebut para pimpinan tidak pernah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik Di Aceh 1 31 Desember 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 30 September 2006 Bank Dunia /DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 3 September 6 Bank Dunia /DSF Sebagai bagian

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2007 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 18 Juli 2006) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DISTRIBUSI II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu alat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Agustus 2007 Bank Dunia/DSF Pada bulan Agustus,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

amnesti internasional

amnesti internasional [Embargo: 11 Maret 2004] Umum amnesti internasional Indonesia Direktur-direktur Amnesti Internasional seluruh Asia Pacific mendesak partai-partai politik untuk menjadikan HAM sebagai prioritas Maret 2004

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH -1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

Nota Kesepahaman. antara. Pemerintah Republik Indonesia. dan. Gerakan Aceh Merdeka

Nota Kesepahaman. antara. Pemerintah Republik Indonesia. dan. Gerakan Aceh Merdeka Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan komitmen mereka untuk penyelesaian konflik Aceh secara

Lebih terperinci

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN 2013 Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013 PENERIMAAN DAERAH 2 Penerimaan Aceh Tengah meningkat secara

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016

Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016 Laporan Monitoring Media Periode 29 April 29 Maret 2016 1 PENGANTAR Menjelang dilaksanakannya pemilihan kepala daerah di Provinsi Aceh, Jaringan Survey Inisiatif (JSI) melakukan Pemantauan Media untuk

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN 2012-2032 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB. GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PAGU DEFINITIF TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN DANA OTONOMI KHUSUS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN GERAKAN ACEH MERDEKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa salah satu alat bukti yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Hasil PANJA 12 Juli 2006 Dokumentasi KOALISI PERLINDUNGAN SAKSI Hasil Tim perumus PANJA, santika 12 Juli

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH DAN GERAKAN ACEH MERDEKA PRESIDEN, Dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam proses peacebuilding di Aceh paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia. Paska konflik GAM dengan

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA Oleh: NAMA : AGUNG CHRISNA NUGROHO NIM : 11.02.7990 KELOMPOK :A PROGRAM STUDI : DIPLOMA 3 JURUSAN DOSEN : MANAJEMEN INFORMATIKA : Drs.

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2007 World Bank/DSF Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta No.458, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pengelolaan. BMN. BRR NAD-Nias. Pelaksanaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA EKS BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH. 7. Peraturan./2 MW\DATAWAHED\2009\PER.GUB\AGUSTUS.

GUBERNUR ACEH. 7. Peraturan./2 MW\DATAWAHED\2009\PER.GUB\AGUSTUS. GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYALURAN BANTUAN SOSIAL PADA DINAS SYARIAT ISLAM ACEH TAHUN 2009 GUBERNUR ACEH, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk kelancaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SERTA KEDUDUKAN KEUANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No. Lampiran 2 Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No. 12 tahun 2003) UU 12/2003 Identifikasi Masalah Usulan Perbaikan Keterangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM PUSAT REHABILITASI TRAUMA DI PIDIE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM ALAM SEBAGAI ACUAN DESAIN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma di Pidie 1.1.1 Latar Belakang Trauma Konflik di Pidie Masih lekat dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH,

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH, QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Memorandum of Understanding

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG -1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Menimbang Mengingat QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN PIDIE, KABUPATEN PIDIE JAYA, DAN KABUPATEN BIREUEN PROVINSI

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 No. 42/09/12/Th I, 03 September 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH JANUARI APRIL 2012 SEBANYAK 201.605,53 TON Produksi beras provinsi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006

Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006 Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006 Saat ini sudah 15 bulan setelah Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menandatangani Memorandum of Understanding

Lebih terperinci

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Desember 1, Februari, 2009 Bank Dunia

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Desember 1, Februari, 2009 Bank Dunia Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Laporan Pemantauan Konflik di Aceh Desember 1, 2008 28 Februari, 2009 Bank Dunia 47974

Lebih terperinci

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA DAN PENENTUAN JUMLAH BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK HASIL PEMILU 2004 TINGKAT PROVINSI ACEH TAHUN 2009 GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci