OPTIMASI PENANDAAN CA 15.3 DENGAN NA 125 I PRODUKSI PRR SEBAGAI PERUNUT KIT IRMA CA 15.3 ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
|
|
- Inge Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 94 ISSN Gina Mondrida, dkk. OPTIMASI PENANDAAN CA 5.3 DENGAN NA I PRODUKSI PRR SEBAGAI PERUNUT KIT IRMA CA 5.3 Gina Mondrida, Puji Widayati, Siti Darwati, Sutari, Agus Ariyanto, V. Yulianti, W. Lestari. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong ABSTRAK OPTIMASI PENANDAAN CA 5.3 DENGAN Na I PRODUKSI PRR SEBAGAI PERUNUT KIT IRMA CA 5.3. Perunut CA5.3 (CA5.3- I) merupakan salah satu pereaksi utama dalam Kit IRMA CA5.3 yang digunakan pada deteksi dini kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor dua untuk perempuan di Indonesia. Sebenarnya, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan menggunakan kit IRMA (immunoradiometricassay) CA 5.3. Agar dapat memproduksi perunut CA5.3 (CA5.3- I) yang bermutu baik sebagai salah satu komponen pereaksi Kit IRMA CA5.3, pada penelitian ini telah dilakukan penandaan CA5.3 dengan Na I produksi PRR (hasil reduksi), menggunakan oksidator Kloramin-T. Terhadap masing-masing hasil penandaan dilakukan penentuan yield (% penandaan), aktivitas jenis, kemurnian radiokimia, dan immunologi (B/T). Perunut CA5.3 (CA5.3- I) yang didapat dari hasil penandaan monoklonal CA5.3 jenis M3790M dengan Na I PRR (hasil reduksi) mempunyai kualitas yang baik dengan yield (% penandaan) sebesar 47,03%, aktivitas jenis 22,57 µci/µg, kemurnian radiokimia 97,5% dan immunologi (B/T) sebesar 9,86% yang dapat digunakan sebagai perunut kit IRMA CA 5.3. Kata kunci: immunoradiometricassay, kanker payudara, tumor marker, CA-5.3, perunut.. ABSTRACT CA 5.3 LABELING OPTIMATION WITH Na I PRODUCTED BY PRR AS CA 5.3 IRMA KIT TRACER. CA 5.3 tracer (CA 5.3- I) is one of the main reagents in the CA 5.3 IRMA kit used in early detection of breast cancer. Breast cancer is the second cause of death for women in Indonesia. Actually, breast cancer is one type of cancer that can be detected early. One method that can be used for early detection of breast cancer is by using CA 5.3 IRMA (immunoradiometricassay) Kit. For producing a good quality CA5.3 tracer (CA 5.3- I) as one component of reagent CA 5.3 IRMA Kit, in this research the CA 5.3 are labeled with Na I produced by PRR (result of reduction) employing Cloramin-T oxidator. The yield of labeling process (%), specific activity radiochemical purity and immunological (B/T) of CA 5.3- I tracer were obtained from the results of labelling monoclonal CA5.3 of M3790M with Na I PRR (the reduction) have good quality, the yield (of labeling) was 47.03%, specific activity was µci/µg, radiochemical purity was 97.5% and immunological (B/T = 9.86%) can be used as a tracer of CA 5.3 IRMA Kit. Key word: immunoradiometricassay, breast cancer, tumor marker, CA-5.3, tracer PENDAHULUAN B erdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor dua untuk perempuan di Indonesia, pada hal kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini. Namun tingkat kesadaran masyarakat yang rendah untuk melakukan deteksi dini telah menyebabkan jenis kanker ini lebih sering ditemukan pada stadium lanjut yang sulit untuk ditangani []. Senyawa Carbohydrate Antigen 5.3 (CA 5.3) dengan berat molekul antara dalton adalah gabungan glycoprotein heterogeneous. Senyawa ini ditemukan dalam serum individu normal dengan konsentrasi di bawah 35 U/mL, sedangkan pada penderita kanker konsentrasi senyawa ini meningkat lebih tinggi dibadingkan dengan individu normal. Senyawa ini dapat bereaksi dengan monoklonal antibodi CA 5.3. Oleh sebab itu senyawa CA 5.3 dapat digunakan sebagai tumor marker yang penentuan kadarnya dapat dilakukan dengan teknik IRMA (Immunoradiometricassay) [2,3]. Dalam IRMA hasil reaksi yang terjadi antara antigen dan antibodi diukur dari radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop penanda antibodi [3]. Secara teoritis molekul yang ditandai akan mempunyai sifat immunoreaktif yang sama dengan molekul aslinya. Sebagai radioisotop penanda pada umumnya digunakan I yang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: mudah berikatan dengan molekul organik terutama yang mengandung gugus tirosil seperti protein maupun molekul yang lebih
2 Gina Mondrida, dkk. ISSN kecil seperti tiroksin pada peptida dan hasil penandaan yang diperoleh dapat mempunyai kemurnian serta aktifitas jenis yang tinggi. Selain itu I merupakan pemancar γ berenergi rendah (35keV) yang dapat dideteksi dengan kebanyakan alat cacah dengan efisiensi tinggi, serta waktu paruhnya cukup panjang, yaitu 60 hari [4]. Penandaan CA5.3 dengan I dilakukan secara langsung dengan menggunakan oksidator kloramin-t. Pada iodinasi secara langsung dengan menggunakan oksidator tersebut akan terjadi oksidasi I - menjadi kation I +, yang dalam suasana basa lemah segera bereaksi dengan gugus tirosil pada rantai polipeptida. Atom iodium akan mengisi posisi orto dari gugus fenol pada gugus tirosil. I - I + + 2e Gambar. Reaksi radioiodinasi langsung. Kondisi oksidasi I - tidak boleh terlalu kuat karena beberapa ikatan asam amino akan turun teroksidasi dan rantai peptida terputus, sehingga perunut akan cepat rusak. Penambahan dapar diperlukan untuk menetralkan larutan Na I yang pada umumnya diberikan dalam larutan NaOH. Penggunaan salah satu oksidator pada penandaan mempunyai kelebihan atau kekurangan dari oksidator lain. Sebagai contoh oksidator iodogen mempunyai daya oksidasi lebih lemah dari kloramin-t[5]. Perlu diketahui bahwa iodium jarang terdapat secara alami dalam molekul protein, dan adanya sebuah atom iodium yang sama besar dengan satu cincin benzen dapat mempengaruhi sifat fisiologi dan imunologi dari protein tersebut. Dalam beberapa hal protein yang ditandai dengan iodium mempunyai kecendrungan kurang stabil bila dibanding dengan protein aslinya[5]. Kualitas dan stabilitas dari hormon / protein yang ditandai dengan I dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemurnian hormon / protein yang akan ditandai, kondisi pada waktu proses iodinasi, prosedur pemurnian setelah iodinasi dan penyimpanan hasil penandaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perunut CA5.3 (CA5.3- I) sebagai salah satu komponen kit IRMA CA5.3 dengan mutu yang baik, yang dapat digunakan untuk deteksi dini kanker payudara. TATA KERJA Bahan dan peralatan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah monoklonal CA 5.3 (Biodesign International USA), Human CA 5.3 antigen calibrator grade (Biodesign International USA), kit IRMA CA 5.3 (CIAE China), NaH 2 PO 4.H 2 O dan Na 2 HPO 4 (Merck), kolom kromatografi PD-0 (Pharmacia), Na I (PRR, BATAN), tabung reaksi polipropilen (NUNC Swedia) dan Bovin Serum Albumin, BSA ( Sigma ), Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah pencacah Gamma (600 Gammatec II The Nucleus dan Mini Assay tipe G 20), berbagai ukuran pipet (Eppendorf) beserta tipnya, ph meter (Fisher Accumet model 80), pengaduk (Vortex), incubator (Soft Incubator SL ), timbangan analitik (Mettler AE 60) Penandaan monoklonal antibodi CA 5.3 dengan Na I menggunakan metode Kloramin-T. Optimasi penandaan CA 5.3 dilakukan dengan variasi jenis monoklonal yang digunakan (M37552M dan M3790M). Ke dalam tabung iodinasi yang berisi larutan 3,5 µl larutan monoklonal anti CA 5.3 ditambahkan 20 µl dapar fosfat 0,5 M ph 7,4 dan 3,3 µl Na I (aktivitas ~ 000 µci). Selanjutnya ditambahkan + H + 0 µl Kloramin-T ( mg dalam ml dapar fosfat 0, M ph 7,4). Campuran kemudian dikocok selama dua menit dengan vortex yang diikuti dengan penambahan 0 µl larutan Na 2 S 2 O 5 ( mg Na 2 S 2 O 5 dalam ml dapar fosfat 0, M ph 7,4). Selanjutnya campuran dikocok dengan vortex selama dua menit. Hasil penandaan kemudian dimurnikan dengan menggunakan kolom PD-0 yang telah dikondisikan dengan dapar fosfat 0,0 M ph 7,4 dan dijenuhkan dengan ml larutan BSA 0%. Produk monoklonal anti CA 5.3 bertanda I (selanjutnya disebut perunut ) dielusi dari kolom PD-0 dengan larutan dapar fosfat 0,0 M ph 7,4 dan fraksi eluat ditampung per fraksi dalam tabung reaksi masingmasing sebanyak 500 µl per fraksi ( fraksi). Tiap fraksi kemudian diukur radioaktivitasnya dengan alat pencacah Gamma (Gamma Management System, GMS).
3 96 ISSN Gina Mondrida, dkk. Penentuan yield (rendemen hasil penandaan) Fraksi yang mengandung antibodi bertanda kemudian dikumpulkan dan dihitung rendemen penandaannya dengan rumus sebagai berikut: Uji kemurnian radiokimia () Uji kemurnian radiokimia antibodi bertanda ditentukan dengan kromatografi lapisan tipis (KLT) dengan fasa diam kertas whatman dan fasa gerak campuran Ethanol: Butanol: NH 4 OH dengan perbandingan 3:2:. Rf antibodi bertanda = 0,0. (2) Penentuan aktivitas jenis hasil penandaan Aktivitas jenis hasil penandaan ditentukan dengan cara sebagai berikut: Protocol Assay (3) Tabung coated tube (CT) diberi nomor dan ditambah pengencer standar CA 5.3 sebanyak 50 µl. Sejumlah 50 µl larutan standar 0, 5, 50, dan 0 miu/ml dan sampel ditambahkan ke masing masing tabung CT yang telah diberi nomor. Vortek hingga homogen dan diinkubasi dua jam pada temperatur 37 o C. Cairan dibuang dan dicuci dengan aquademin dua kali 000 µl. Sejumlah 200 µl larutan perunut dengan aktivitas ± cpm ditambahkan ke masing-msing tabung CT, vortek hingga homogen dan diinkubasi 3 jam pada suhu ruangan. Cairan dibuang dan dicuci dengan aquademin dua kali 000 µl, kemudian didekantasi. Tabung diukur dengan alat pencacah Gamma selama menit HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Kromatogram hasil penandaan monoklonal antibodi CA 5.3 M3790M dan Ca5.3 M37552M dengan Na I PRR (hasil reduksi) menggunakan oksidator kloramin-t dan kolom PD-0 serta eluen dapar fosfat 0,0M ph 7,4. Dari hasil penandaan monoklonal CA5.3 jenis M37552M dengan Na I PRR (belum direduksi) menggunakan oksidator kloramin-t, diperoleh hasil penandaan yang sangat rendah (gagal) dengan kemurnian radiokimia serta aktivitas jenis yang rendah juga, seperti yang terlihat pada Tabel. Hal ini disebabkan karena Na I yang digunakan masih mengandung iodat, periodat dan sangat encer (aktivitas 34,3 µci/µl). Sebaiknya dalam pembuatan perunut untuk Kit RIA/IRMA,
4 Gina Mondrida, dkk. ISSN Na I yang digunakan untuk penandaan harus mempunyai kemurnian radiokimia yang tinggi dan tidak terlalu encer. Jadi untuk penandaan selanjutnya Na I digunakan, setelah melalui proses reduksi (peningkatan kemurnian kimia iodida) dan pemekatan. Dari hasil penandaan monoklonal CA5.3 jenis M3790M dengan Na I PRR (hasil reduksi) dengan menggunakan oksidator kloramin-t, diperoleh hasil penandaan tertinggi 47,03% dengan kemurnian radiokmia 97,5% serta aktivitas jenis 22,57%, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Pada percobaan no. dan no.2 diperoleh hasil penandaan yang sangat rendah sebesar 2,2% dan 2,6%. Hal ini disebabkan karena Na I yang digunakan pada percobaan no. dan no.2 masih encer (aktivitas 30 µci/µl dan 34,3 µci/µl). Dari Tabel 2 terlihat, semakin pekat Na I yang digunakan, hasil penandaan akan semakin tinggi. Jadi dalam pembuatan perunut untuk Kit RIA/IRMA, sebaiknya volume Na I yang digunakan untuk penandaan <0 µl dengan aktivitas >00 µci/µl Dari hasil penandaan monoklonal anti CA5.3 jenis M3790M dan M37552M dengan Na I PRR (hasil reduksi) menggunakan oksidator kloramin-t seperti yang terlihat pada Tabel 3, diperoleh hasil penandaan tertinggi pada percobaan no.2 sebesar 47,03% dengan kemurnian radiokmia 97,5% dan aktivitas jenis 22,57 µci/µg serta uji immunologi (%B/T) = 9,86%. Pada percobaan no.4 diperoleh hasil penandaan sebesar 27,48% dengan kemurnian radiokmia 95,8% dan aktivitas jenis 3,9 µci/µg serta uji immunologi (%B/T) = 6,6%. Hasil penandaan no.4 lebih rendah dibanding dengan no.2, meskipun sudah menggunakan volume NaI yang sama sebesar 3 µl. Hal ini disebabkan percobaan no.4 menggunakan monoklonal anti CA5.3 jenis M37552M, yang mempunyai paring yang berbeda dengan monoklonal anti CA 5.3 jenis M3790M, dimana monoklonal jenis M37552M khusus untuk coated tube, sedangkan monoklonal jenis M3790M khusus untuk labelling, sehingga hasil penandaan tidak optimal. Tabel. Hasil Penandaan monoklonal anti CA 5.3 jenis (M37552M) dengan Na I PRR (belum direduksi) menggunakan Oksidator Kloramin-T dengan memvariasikan jumlah monoklonal anti CA 5.3 (M37552M). No CA 5.3 (µg ) Na I µci (35µL) Hasil Penandaan (%) Aktivitas Jenis (µci/µgr) Kemurnian Radiokimia (%) ,9 5,26 85, ,79 3,35 86, 2,65 2,2 87,3 2,6,56 9, ,39,5 90, ,4 0,86 90,44 Tabel 2. Hasil Penandaan monoklonal anti CA 5.3 jenis (M3790M) dengan,2 mci Na I menggunakan Oksidator Kloramin-T dengan memvariasikan konsentrasi Na I yang di gunakan. CA 5.3 VolumNa I Hasil Penandaan Aktivitas Jenis Kemurnian No (µg ) (µl ) (%) (µci/µgr) Radiokimia(%) 40 2,2,06 86, ,6, 87,6 5 6,0 7,68 89,7 6 39,3 8, ,03 22,57 97,5
5 98 ISSN Gina Mondrida, dkk. Tabel 3. Hasil Penandaan monoklonal anti CA 5.3 M3790M dan CA 5.3 M37552M dengan,2 mci Na I PRR (hasil reduksi) menggunakan Oksidator Kloramin-T. Vol Na I Hasil Penandaan Aktivitas Jenis Kemurnian Immunologi No Jenis CA5.3 (µl) (%) (µci/µgr) Radiokimia(%) (%B/T) M3790M 35 2,60, 87,6 5, M3790M M37552M M37552M 3 47,03 22,57 97,5 9, ,39,4 85,9, ,48 3,9 95,8 6,6 KESIMPULAN Hasil penandaan monoklonal antibodi CA 5.3 jenis M3790M dengan Na I PRR (hasil reduksi) memberikan hasil yang baik, dengan rendemen hasil penandaan 47,03%, aktivitas spesifik 22,57 µci/µg, kemurnian radiokimia 97,5% dan uji immunologi 9,86%. Monoklonal antibodi CA 5.3 jenis M3790M merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan perunut dibandingkan monoklonal jenis M37552M, yang hanya memberikan rendemen hasil penandaan 27,48%, aktivitas spesifik 3,9 µci/µg, kemurnian radiokimia 95,8% dan uji immunologi 6,6%. Perunut CA5.3 (CA5.3- I) yang didapat hasil dari penandaan CA 5.3 jenis M3790M dengan Na I PRR (hasil reduksi) yang telah dipekatkan dan dimurnikan mempunyai kualitas yang baik dan dapat digunakan sebagai perunut Kit IRMA CA 5.3. DAFTAR PUSTAKA. ANONIMOUS, Kurang kesadaran dan rendahnya kewaspadaan terhadap kanker payudara, Yayasan Kanker Indonesia (YKI), G.BANFI, P. PARMA, M. PONTILLO, 997, Stability of Tumor Marker CA 9.9, CA, and CA 5.3 in Serum Obtained from plain Tubes and Tubes containing Thxotropic Gel Separator, Clinical Chemistry, 43: DE LA LANDE B, HACENE K, FLOIRAS J L, at all, 2002, Prognotic value of CA 5.3 kinetic for metastatic breast cancer, Service de Radiotherapie, Centre Rene Huguenin de Luttle Contre le Cancer, saint-cloud, France, Oct- Dec:7(4): WAYAN RADIATNING S, SUKIYATI DJ,2000, Immunoradiometricassay (IRMA) Dalam Deteksi Dan Pemantauan Kanker, Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka, P2RR-BATAN, Serpong, Vol.3, No, halaman R.S.WAYAN, Dasar - dasar RIA dan IRMA, Pusdiklat BATAN, Jakarta, 993. TANYA JAWAB Maiyesyi - PRR Parameter apa saja yang dioptimasi? Bagaimana dengan sebelum dioptimasi? Gina Mondrida Parameter yang dioptimasi adalah. Jumlah (µg) monoclonal CA 5.3 yang digunakan 2. Volume (µl)na I yang dipakai 3. Jenis monoclonal CA 5.3 yang digunakan Kondisi sebelum dioptimasi menghasilkan yield penandaan yang rendah (±2%) dengan kemurnian radiokimia yang rendah pula, sehingga perunut yang diperoleh tidak bisa digunakan. Setelah dioptimasi menghasilkan yield penandaan yang tinggi (47,03%) dan kemurnian radiokimia sebesar 97,5%. Perunut yang diperoleh setelah dioptimasi, dapat digunakan sebagai perunut Kit IRMA CA 5.3
OPTIMASI RANCANGAN ASSAY KIT IRMA CA-125
OPTIMASI RANCANGAN ASSAY KIT IRMA CA-125 P. Widayati *, A. Ariyanto *, Z. Abidin **, F. Yunita *, Sutari * * PRR-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong ** Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) ABSTRAK OPTIMASI
Lebih terperinciPEMBUA TAN KOMPONEN KIT IMMUNORADIOMETRICASSA Y (IRMA) CA 15.3 UNTUK DETEKSI KANKER PAYUDARA
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Vol II. Oktaber 2008 ISSN 1./10-8542 PEMBUA TAN KOMPONEN KIT IMMUNORADIOMETRICASSA Y (IRMA) CA 15.3 UNTUK DETEKSI KANKER PAYUDARA Puji Widayati, Agus Ariyanto, Sutari,
Lebih terperinciUJI BANDING KIT IMMUNORADIOMETRICASSAY
UJI BANDING KIT IMMUNORADIOMETRICASSAY (IRMA) CARBOHYDRATE ANTIGEN 125 (CA-125) LOKAL (PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA) DENGAN KIT IRMA CA-125 IMPOR (IMMUNOTECH) Puji Widayati 1, Sri Hartini 2, Agus
Lebih terperinciProduksi Kit Immunoradiometricassay (IRMA) CA-125 untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 29, hal. 91-97 ISSN 1693-1831 Vol. 7, No. 2 Produksi Kit Immunoradiometricassay (IRMA) CA-12 untuk Deteksi Dini Kanker Ovarium PUJI WIDAYATI*, AGUS ARIYANTO,
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN SUHU INKUBASI PADA OPTIMASI ASSAY KIT RIA MIKROALBUMINURIA
PENGARUH WAKTU DAN SUHU INKUBASI PADA OPTIMASI ASSAY KIT RIA MIKROALBUMINURIA V. Yulianti Susilo, G. Mondrida, S. Setiyowati, Sutari dan W. Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR),
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES
12 ISSN 0216-3128, dkk. PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani W., Trianto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penandaan falerin dengan 131 I adalah jenis penandaan tak seisotop. Falerin ditandai dengan menggunakan 131 I yang tidak terdapat dalam struktur falerin. Proses yang
Lebih terperinciPeningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones
Valensi Vol. 3 No. 1, Mei 2013 (65-70) ISSN : 1978-8193 Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones Maiyesni, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani
Lebih terperinciOPTIMASI RANCANGAN ASSAY KIT TRIIODOTYRONINE (T 3 ) METODE COATED TUBE
OPTIMASI RANCANGAN ASSAY KIT TRIIODOTYRONINE (T 3 ) METODE COATED TUBE Sutari, Veronika Yulianti S, Gina Mondrida,Triningsih, Agus Arianto, Puji Widayati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN,PUSPIPTEK
Lebih terperinciUJI KLINIS KIT RIA MIKROALBUMINURIA
Gina Mondrida, dkk. ISSN 0216-3128 77 UJI KLINIS KIT RIA MIKROALBUMINURIA Gina Mondrida, Siti Darwati, Agus Ariyanto, Sri Setiyowati, Puji Widayati, Wening Lestari, Veronica Yulianti Pusat Radioisotop
Lebih terperinciUJI BANDING KIT RIA T3 PRODUK PRR-BATAN SISTEM COATED TUBE DENGAN PRODUK IZOTOP- HUNGARIA. Triningsih, Puji Widayati, Sutari dan Sri Setiyowati
SEMINAR NASIONAL VIII UJI BANDING KIT RIA T3 PRODUK PRRBATAN SISTEM COATED TUBE DENGAN PRODUK IZOTOP HUNGARIA Triningsih, Puji Widayati, Sutari dan Sri Setiyowati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka Kawasan
Lebih terperinciPENENTUAN PROFIL ELUSI 125 I SEBAGAI PERUNUT UNTUK TUJUAN RADIOIMMUNOASSAY (RIA) Maiyesni, Mujinah, Dede Kurniasih, Witarti, Triyanto, Herlan S.
Penentuan Profil Elusi 125 I Sebagai Perunut Untuk Tujuan Radioimmunoassay (RIA) ISSN 1411 3481 (Maiyesni) ABSTRAK PENENTUAN PROFIL ELUSI 125 I SEBAGAI PERUNUT UNTUK TUJUAN RADIOIMMUNOASSAY (RIA) Maiyesni,
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN COATED TUBE HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA) UNTUK KIT RADIOIMMUNOASSAY (RIA) MIKROALBUMINURIA
OPTIMASI PEMBUATAN COATED TUBE HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA) UNTUK KIT RADIOIMMUNOASSAY (RIA) MIKROALBUMINURIA Sutari, V.Yulianti S, Triningsih, Gina Mondrida, Agus Ariyanto, Sri Setiyowati, Puji Widayati
Lebih terperinciPREPARASI PEREAKSI KIT IMMUNORADIOMETRlCASSAY FREE PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN UNTUK DETEKSI KANKER PROSTAT
PREPARASI PEREAKSI KIT IMMUNORADIOMETRlCASSAY FREE PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN UNTUK DETEKSI KANKER PROSTAT PREPARATION KIT REAGAN OF IMMUNORADIOMETRICASSAY FREE PROSTATE SPECIFIC ANTIGEN KIT REAGEN FOR
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN KIT IRMA CA 125
16 ISSN 0216-3128 Agus Ariyanto, dkk. OPTIMASI PEMBUATAN KIT IRMA CA 125 Agus Ariyanto., Siti Darwati, Gina Mondrida, Fitri Yunita, Puji Widayati, Sri Setiyowati, sulaiman, V. Yulianti dan Triningsih Pusat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
Kadarisman, dkk. ISSN 0216-3128 69 EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian mengenai efek farmakologi mahkota dewa menunjukkan bahwa
Lebih terperinciPuji Widayati1, Agus Ariyanto\ Triningsih\ Veronika Yulianti Susilo\ Wening Lestari1. IPusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka - BATANSerpong
VALIDASI KIT RADIOIMMUNOASSAY AFLATOKSIN 81 Puji Widayati1, Agus Ariyanto\ Triningsih\ Veronika Yulianti Susilo\ Wening Lestari1 IPusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka - BATANSerpong IAbstrak VALIDASI
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciPEMBUATAN, PEMURNIAN DAN STABILITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) BERTANDA RADIOIODIUM-131. Aang Hanafiah Ws, Eva Maria Widyasari, Nanny Kartini Oekar
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO) Bertanda Radioiodium-131 (Aang Hanafiah) ISSN 1411 3481 PEMBUATAN, PEMURNIAN DAN STABILITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) BERTANDA RADIOIODIUM-131
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciPEMBUATAN KIT RIA AFLATOKSIN B1 : PEMBUATAN ANTIBODI AFLATOKSIN B1 DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA TAHUN 2010
PEMBUATAN KIT RIA AFLATOKSIN B1 : PEMBUATAN ANTIBODI AFLATOKSIN B1 DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA TAHUN 2010, Wening Lestari, Sutari, dan Triningsih Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Kawasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.
LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Agustus 2006 sampai Juli 2007, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi
Lebih terperinciPEMBUATAN KIT RIA 125 I-PROGESTERON UNTUK PENENTUAN PROGESTERON DALAM SUSU SAPI
Siti Darwati, dkk. ISSN 216 3128 19 PEMBUATAN KIT RIA 1 I-PROGESTERON UNTUK PENENTUAN PROGESTERON DALAM SUSU SAPI Siti Darwati, Agus Ariyanto, Fitri Yunita, Gina Mondrida, Triningsih, Sutari dan Sri Setyowati
Lebih terperinciLampiran 1a Gambar alat presto. Lampiran 1b Gambar alat oven. Lampiran 1c Gambar alat timbangan analitik
79 Lampiran 1a Gambar alat presto Lampiran 1b Gambar alat oven Lampiran 1c Gambar alat timbangan analitik 80 Lampiran 1d Gambar alat grinder Lampiran 2 Gambar kandang metabolik Lampiran 3 Gambar mencit
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR),
Lebih terperinciEVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%
EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98% Hotman Lubis, Daya Agung S., Sriyono, Abidin, Anung P., Hambali dan Hadirahman Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR )
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciEVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL
EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL EVALUATION OF MAKING HIPPURAN LABELED COMPOUNDS FOR DIAGNOSIS RENAL FUNCTION Maskur, Purwoko, Chairuman, Yono Sugiharto, dan Sriyono
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI Kegiatan Praktikum 1: Titrasi Penetralan (Asam-Basa)... Judul Percobaan : Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH... Kegiatan Praktikum
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),
Lebih terperinciOPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 89 OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI Cahya N.A, Adang H.G, Purwoko, Woro A BATAN - Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography
KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganesha no.10 Bandung. 3.2.Alat Pada penelitian
Lebih terperinciOPTIMASI BEBERAPA PARAMETER ASSAY KIT RADIOIMMUNOASSAY AFLATOKSIN B 1
54 ISSN 0216-3128, dkk. OPTIMASI BEBERAPA PARAMETER ASSAY KIT RADIOIMMUNOASSAY AFLATOKSIN B 1, V. Yulianti, Puji Widayati, Gina Mondrida,Wening Lestari, Siti Darwati,, Sutari, Triningsih Pusat Radioisotop
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA UJI STANDARISASI HORMON PROGESTERON
PENGARUH SUHU DAN WAKTU INKUBASI PADA UJI STANDARISASI HORMON PROGESTERON Anne Sukmara Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Hormon merupakan substansi penting dalam pengaturan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri
Lebih terperinciLampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)
LAMPIRAN Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) Penyangga Tris HCl (0.2 M) ph 7.5 Substrat kasein for biochemistry (1 %) Ekstrak kasar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di
21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air
Pemilihan Eluen Terbaik Pelat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah pelat aluminium jenis silika gel G 60 F 4. Ekstrak pekat ditotolkan pada pelat KLT. Setelah kering, langsung dielusi dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus champeden Spreng yang diperoleh dari Kp.Sawah, Depok, Jawa Barat,
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium
28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.
BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisa dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah di Medan. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari 2016. 3.2.Alat dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinciBeberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :
Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pemisahan dengan KLT dan dapat mengaplikasikannya untuk analisis suatu sampel Gambaran Umum KLT Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTB- PTB-BPPT)-Serpong.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciPEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA
PEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA Sri Setiyowati, Maskur, Martalena Ramli dan M.Subur Pusat Radioisotop dan
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciBAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang termasuk gabungan dari penelitian jenis eksperimental laboratorik dan eksperimental
Lebih terperinciA. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)
Lebih terperinciTabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)
65 Lampiran 1 Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase Fraksi Aktivitas Unit (U/mL) Kadar Protein (ml/mg) Aktivitas Spesifik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin B pada pemerah pipi (blush on) yang beredar di Surakarta dan untuk mengetahui berapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciLaporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga
Tujuan Praktikum : Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Ferry Prawira Gurusinga; Maya Anjelir Antika; Winda Kharunnisa Harahap Hari/Tanggal : Kamis / 10 Oktober 2013 1. Untuk
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Meutia Atika Faradilla (147008014) Sri Wulandari (147008005) Tanggal Praktikum : 10 Maret 2015 Tujuan Praktikum : 1. Memahami prinsip dasar
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
K E L O M P O K 4 PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI L/O/G/O www.themegallery.com Pend. Kimia Rombel 3 1 2 Vepy Iandasari 46 Gustiyani Eka. S 48 3 4 Anggun Dwi Astiningsih 49 Nurul Anggi Ayuningtias
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015
LAPORAN PRAKTIKUM NAMA PRAKTIKAN : Nini Chairani (14700801) Zakirullah Syafei (1470080) PRODI : Magister Ilmu Biolmedik JUDUL : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 015
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi
Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Penulis: Ricky Aditya 10512095; Kelas 01; Kelompok VI rickyadityasmansa@gmail.com Abstrak Dihidro 1,3
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di Laboratorium Biomasa Terpadu Universitas Lampung. 3.2. Alat dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diawali dengan pengambilan sampel susu pasteurisasi impor dari Australia melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta. Pengujian dilakukan di Balai Uji
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : Muhammad Yunus dan Yuni Rahmayanti Tanggal praktikum : 17 Oktober 2013 Kelompok : Siang (12.00-15.00) Tujuan : 1. Mampu menggunakan alat ukur
Lebih terperinciUJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar
Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan
Lebih terperincilaporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret
laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret V.1 HASIL PENGAMATAN 1. TELUR PUYUH BJ = 0,991 mg/ml r 2 = 0,98 VOLUME BSA ( ml) y = 0,0782x + 0,0023 KONSENTRASI ( X ) 0,1 0,125 0,010 0,2 0,25
Lebih terperinciPENANDAAN ASAM LINOLENAT SEBAGAI MODEL ISOLAT BENALU TEH UNTUK DIAGNOSIS KANKER DENGAN RADIONUKLIDA IODIUM-131
PENANDAAN ASAM LINOLENAT SEBAGAI MODEL ISOLAT BENALU TEH UNTUK DIAGNOSIS KANKER DENGAN RADIONUKLIDA IODIUM-131 Isti Daruwati, Eva Maria Widyasari, Nanny Kartini Oekar Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-BATAN,
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinci