Kata kunci: hankam, master plan DBAL, kapal perang, biaya reparasi, galangan kapal, Fasharkan, ZOPP.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: hankam, master plan DBAL, kapal perang, biaya reparasi, galangan kapal, Fasharkan, ZOPP."

Transkripsi

1 PERENCANAAN GALANGAN REPARASI KAPAL TNI AL (STUDI KASUS ARMATIM) Mohammad Syaifi, Djauhar Manfaat, Heri Supomo Jurusan Teknik Produksi Dan Material Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya ABSTRAK Sebagai komponen utama pertahanan di laut, TNI AL wajib untuk menjaga integritas wilayah NKRI dan mempertahankan stabilitas keamanan di laut serta melindungi sumber daya alam di laut dari gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di wilayah yuridiksi nasional Indonesia. Dalam menjalankan tugas menjaga keamanan di laut, TNI AL akan sangat bergantung pada kesiapan armada kapal-kapal perang yang dimiliki baik untuk kegiatan operasional, latih, maupun tempur. Untuk itu diperlukan pemeliharaan dan perawatan fisik dan teknis secara berkala. Masalah yang ada saat ini dalam melakukan reparasi, kapal-kapal tersebut banyak dikerjakan digalangan-galangan BUMN dan swasta nasional. Sehingga berakibat pada biaya yang mahal, waktu yang lebih lama karena harus mengikuti jadwal dock terkait, juga mempengaruhi jadwal kegiatan operasional AL dan faktor kerahasiaan sulit terjaga. Sesuai dengan Master Plan DBAL Ujung Surabaya dan Rencana Pembangunan Fasharkan Armatim Surabaya, yang memuat perencanaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal (Fasharkan) yang berfungsi sebagai pendukung Armada TNI AL dalam hal fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal. Disamping itu berkaitan dengan Blue Print TNI AL tahun 2003 untuk sepuluh tahun kedepan ( ) akan menambah jumlah armada kapal perang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan konstelasi geografis bagi keamanan wilayah perairan kita, untuk itu perlu adanya fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal yang sanggup melayani semua jenis kapal perang TNI AL baik untuk perawatan dan perbaikan kapal. Dengan pertimbangan tersebut di atas, pembangunan galangan kapal untuk melayani reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL sendiri sangat diperlukan. Dalam penelitian ini, perencanaan galangan reparasi kapal ini menggunakan metode ZOPP (Ziel Orientierte Projekt Planung) diperkenalkan oleh GTZ tahun 1983, yang kemudian akan dibandingkan dengan rancangan galangan reparasi kapal dari TNI AL. Hasil akhir dari penelitian ini berupa layout galangan reparasi kapal yang secara teknis dan ekonomis menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Kata kunci: hankam, master plan DBAL, kapal perang, biaya reparasi, galangan kapal, Fasharkan, ZOPP.

2 PENDAHULUAN Sebagai komponen utama pertahanan di laut, TNI AL berkewajiban untuk menjaga integritas wilayah NKRI dan mempertahankan stabilitas keamanan di laut serta melindungi sumberdaya alam di laut dari berbagai bentuk gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di wilayah yuridiksi nasional Indonesia. Dalam setiap operasi pengamanan di laut, kapal-kapal TNI AL memerlukan pemeliharaan dan perawatan dari segi fisik maupun teknis dari kapal-kapal tersebut. Untuk itu keberadaan galangan kapal sangat penting dalam mendukung kesiapan dan kelancaran kapal-kapal TNI AL dalam operasional tugas pengamanan di laut. DASAR TEORI Galangan kapal adalah merupakan suatu tempat untuk membangun atau mereparasi kapal kapal ( R.L.Storch, 1995). Galangan kapal terdiri dari bengkel bengkel kerja yang tetap yang mengerjakan bangunan bangunan baru dan reparasi kapal dari suatu konstruksi benda terapung yang cukup berat yang terbuat dari baja atau bukan baja pada suatu tempat yang mempunyai suatu perairan yang cukup luas dan dalam untuk mengapungkan konstruksi tersebut, mempunyai luasan tertentu dan bekerja terus menerus sepanjang tahun jadi secara mendasar suatu galangan kapal harus memiliki (Soeharto dan Soejitno, 1996 ). Berdasarkan aktifitasnya, galangan kapal dapat diklasifikasikan menjadi (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Galangan kapal khusus bangunan baru Galangan yang hanya khusus membangun kapal kapal baru. Jangka waktu pembangunan kapal baru relative panjang. 2. Galangan kapal khusus reparasi Galangan yang khusus melakukan pekerjaan reparasi kapal, baik annual repair maupun special repair. 3. Galangan kapal untuk bangunan baru dan reparasi (Gabungan) Galangan yang mempunyai aktifitas ganda yaitu bangunan baru dan reparasi. Berdasarkan letak geografisnya, galangan kapal dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Galangan kapal daerah terbuka Yaitu suatu galangan kapal yang dibangun menghadap langsung ke perairan terbuka. 2. Galangan kapal daerah tertutup Yaitu galangan kapal yang dibangun di tepi kanal atau sungai yang mana mempunyai daerah pengapungan terbatas. Pelaksanaan pekerjaan reparasi dikategorikan dalam 3 macam yaitu ( Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Docking repair Docking repair dilaksanakan khususnya untuk mereparasi ataupun merawat bagian bagian kapal yang berada dibawah garis air. Pekerjaan tersebut meliputi: Pergantian pelat Pergantian zinc anode Reparasi propeller dan pelepasan poros Pembersihan dan pengecatan pelat dibawah garis air E-5-2

3 2. Floating repair Floating repair dilaksanakan untuk mereparasi atau merawat kapal pada tempat tempat yang berada diatas garis air atau di dalam kapal. 3. Running repair Running repair merupakan pelaksanaan reparasi kapal dimana kapal yang akan di reparasi berada diluar area galangan. Dengan demikian tenaga galangan mendatangi tempat / lokasi dimana kapal tersebut berada. Berdasarkan waktu pelaksanaan dan volume pekerjaan yang dilakukan, reparasi kapal dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yaitu (Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Annual repair Annual repair dilakukan setiap tahun. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengedokan, pembersihan badan kapal dibawah garis air ( bottom cleaning), pengecatan kembali badan kapal dibawah garis air, pemasangan / penggantian zinc anode. 2. Special repair Special repair dilakukan setiap empat tahun sekali. Pekerjaan yang dilakukan seperti annual repair ditambah penggantian pelat di beberapa tempat yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat lagi. 3. Rehabilitasi Rehabilitas adalah perbaikan yang dilakukan secara besar besaran atau yang dapat juga dusebut rebuild. 4. Emergency (perbaikan tak terduga). Adalah perbaikan yang dilaksanakan diatas dock atau dapat dilaksanakan dalam keadaan terapung / floating repair. Kerusakan dapat disebabkan oleh tabrakan, kandas dan sebab sebab lain. Sarana pokok untuk pekerjaan bangunan baru dan reparasi meliputi ( W. P. Shepherd and Baron, 1968): 1. Graving Dock Graving Dock atau dok kolam atau dry dock, merupakan suatu struktur permanent yang seluruhnya digali pada tanah atau dibuat dengan mengeruk dan menempatkan material (pasir, batu dan beton) disamping area dock ( R.L. Storch, 1995) 2. Slipway Konstruksi slipway terdiri dari rel yang dipasang pada landasan beton seperti pada building berth, dan kereta ( cradle) diatasnya. Cradle dapat naik turun diatas rel dengan bantuan kabel baja (slink) yang ditarik mesin derek (Winch) 3. Floating Dock Merupakan tipe dok yang portable sehingga dapat dipindahkan. Proses pengedokan dilakukan dengan cara menenggelamkan dock kemudian diapungkan pada sarat air tertentu dimana dalam pengoperasianya dibantu dengan pompapompa pengisi. 4. Lifting Dock Lift dock atau ship lift merupakan sebuah tipe dari dry dock yang diangkat atau dinaik - turunkan. Landasan tempat pengerjaan kapal-kapal dari lift dock berupa sebuah platform dan diturunkan kedalam air secara vertikal dan dihentikan sampai kedalaman tertentu. Naik turunnya platform dibantu dengan pesawat angkat (hoist) E-5-3

4 Ada beberapa sarana penunjang galangan kapal yang dibutuhkan untuk kelancaran dari aktifitas galangan kapal itu sendiri, antara lain ( Soeharto dan Soejitno, 1996 ): 1. Gudang Gudang adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang atau material yang akan digunakan dalam produksi sampai barang tersebut diminta, sesuai jadwal produksi (Apple, 1977) 2. Bengkel-bengkel Bengkel adalah tempat untuk membuat dan memperbaiki barang atau material setengah jadi maupun material jadi yang nantinya akan mengalami proses produksi lebih lanjut (R. L. Storch, 1995). 3. Peralatan produksi dan material handling Peralatan produksi dan material handling adalah bagian integral dari perawatan mekanis pada setiap industri modern. Peralatan produksi mempunyai kebutuhan untuk menjalankan proses produksi dari bahan dasar menjadi produk yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan pada galangan kapal tersebut. Sedangkan material handling mempunyai kebutuhan untuk memindahkan sejumlah material dasar maupun material setengah jadi / material jadi berbagai ukuran, berat pada semua tahapan proses produksi di dalam dan diantara bengkel bengkel, tempat penyimpanan material dan area tempat perakitan (Soeharto,1996) Layout galangan adalah tata letak / denah dari area produksi dan sarana produksi dari suatu galangan ( R.L.Storch, 1995). Asdjudiredja Pennana pada tahun 1990 mengemukakan, bahwa lay out adalah pengaturan serta penempatan alat-alat, manusia maupun fungsi-fungsi lainnya dalam kegiatan produksi dengan tujuan untuk memperoleh penggunaan ruangan yang efisien dan aliran proses yang optimal. Sedangkan menurut ( Yamit, 1996), layout adalah pengaturan semua fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Ada tiga macam layout menurut Reksohadiprodjo yaitu: 1. Layout Proses (Process layout) Process Lay out atau lay out functional yaitu layout dimana pengelompokan baik dari personalia, fasilitas, maupun operasi yang sama dengan tujuan untuk melaksanakan pekerjaan yang sama. 2. Layout Produk atau Garis (Product / Line layout ) Pengertian layout ini adalah pengaturan ruangan dari process layout ini didasarkan pada kesamaan operasi (proses produksi). 3. Layout Kelompok (Group Layout) Layout disusun berdasarkan proses pekerjaan yang sama dan arus material disusun sesuai dengan aliran material dengan dukungan mesin-mesin otomatis dan material handling serta pengawasan yang lebih banyak. Type layout galangan kapal diantaranya adalah sebagai berikut (Soejitno, 1986): 1. Tipe I dant 2. Tipe L dan U 3. Tipe Z Suatu tindakan bersifat pengeluaran berupa uang atau benda untuk suatu harapan di masa yang akan datang disebut investasi (Pujawan, 1995). Tujuan dari analisa E-5-4

5 investasi adalah mengetahui mengetahui sejauh mana investasi galangan yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit) baik dilihat dari financial benefit maupun social benefit. Studi kelayakan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi. Kesimpulan dan saran yang disajikan pada akhir studi merupakan dasar pertimbangan teknis-ekonomis untuk memutuskan apakah investasi pada proyek tertentu layak untuk dilakukan atau tidak. Analisa titik impas adalah satu analisa dalam ekonomi teknik yang sangat popular digunakan terutama pada sektor sektor industri yang padat karya. Analisa ini dapat berguna apabila seseorang akan mengambil keputusan pemilihan alternative yang cukup sensitive terhadap variable atau parameter dan bila variable variable tersebut sulit diestimasi nilainya. Melalui analisa titik impas seseorang akan bias mendapatkan nilai dari parameter tersebut yang menyebabkan dua atau lebih alternative dianggap sama baiknya dan oleh karena itu bisa dipilih salah satu diantaranya. Nilai suatu parameter atau variable yang menyebabkan dua atau lebih alternative sama baiknya disebut nilai titik impas ( Break Even Point ). Apabila nantinya pengambil keputusan bisa mengestimasi besarnya niali actual dari variable yang bersangkutan ( lebih besar atau lebih kecil dari niali BEP ) maka akan bisa ditentukan alternative mana yang lebih baik. Metode ZOOP atau lebih dikenal dengan Objectives-Orinted Project Planning pertama kali diperkenalkan oleh The Deutsche Gesellshaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) pada tahun 1983, metode ini juga sering disebut dengan TOPP (Target-Oriented Project Planning) ( GTZ, 1983). Metode ini diaplikasikan dalam semua persiapan perencanaan sebuah proyek dan diterapkan dalam setiap fase dari perencanaan proyek tersebut. ZOOP berisikan metode yang merupakan panduan untuk bekerja dalam sebuah kelompok sebagai perencana, dimana kelompok ini sebagai sebuah tim pendekatan untuk mempelajari kerangka kerja yang multi sektor atau permasalahan yang komplek, yang pada akhirnya hasil kerja dari tim ini akan ditampilkan dalam bentuk dokumen-dokumen kerja. Objective-Oriented ; lebih mengarahkan analisa pekerjaan secara objektif. Project Planning atau perencanaan ; merupakan suatu antisipasi dan penjadualan dari semua aktivitas dimasa yang akan datang beserta distribusi sumber daya yang akan digunakan. Dalam menganalisa, hasil kerja disajikan dalam bentuk pohon masalah atau pohon solusi atau menggunakan matrik-matrik atau dikenal dengan PPM ( Project Planning Matrix), dalam PPM meliputi hal-hal seperti dalam table berikut : Tabel 1. Analisa terhadap proyek dengan PPM Why What How Which Where Mengapa proyek ini dikaji atau dibahas, untuk siapa dan apa untungnya. Apa yang ingin dicapai, dimanfaatkan untuk melayani siapa. Bagaimana proyek dijalankan untuk mencapai tujuan atau hasil. Taksiran kesuksesan jalannya proyek Faktor yang mempengaruhi kelancaran atau hambatan terhadap jalannya proyek Dimana dikerjakan dan dimana kita memperoleh semua data yang mendukung kesuksesan proyek. E-5-5

6 METODOLOGI Pengerjaan penelitian pembangunan galangan reparasi kapal untuk kapal-kapal perang milik TNI AL ini sesuai dengan master plan TNI AL untuk pengembangan kawasan ARMATIM, apalagi ada wacana di masa datang untuk menggabungankan antara TNI AL AMATIM dengan TNI AL ARMABAR yang berpusat di Surabaya. Dalam menjalankan tugas pengamanan di laut, kapal-kapal perang akan mengalami kerusakan baik itu secara alami atau karena kecelakaan, sehingga kapal akan melakukan pengedokan di galangan nasional (BUMN) maupun swasta. Sementara itu kawasan ARMATIM memiliki lahan yang bisa digunakan untuk pembangunan galangan reparasi kapal-kapal perang. TNI AL ARMATIM sendiri telah memiliki rencana kearah tersebut, tetapi karena suatu hal maka rencana tersebut belum bisa terwujud sampai sekarang. Maka dari itu, kami melakukan penelitian untuk memberikan alternatif pilihan dalam membangun galangan reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL ARMATIM. Dalam membandingkan rencana pembangunan galangan reparasi kapal, penulis menggunakan metode ZOPP (Objective s Oriented Project Planning), metode ini pertamakali diperkenal kan oleh GTZ The Deutsche Gesellshaft fur Technische Zusammenarbeit pada tahun 1983, metode ini juga sering disebut dengan TOPP (Target -Oriented Project Palanning). Metode ini diaplikasikan dalam semua persiapan perencanaan sebuah proyek dan diterapkan dalam setiap fase dari perencanaan proyek. Metode ini dipilih karena penyajian struktur masalah dan penganalisaan menjadi lebih jelas karena dibuat dalam bentuk PPM (Project Planning Matrix) d an pohon masalah dan solusi. Dalam PPM dan pohon masalah dan solusi, aspek-aspek penting dibuat berdasarkan teori-teori yang mendukung dan yang utama tetap mengacu pada kanyataan di lapangan, sehingga secara teknis dan ekonomis akan memberikan solusi yang terbaik dan mengguntungkan. Pengambilan keputusan menjadi lebih berdasar, karena dilakukan atas berbagai perhitungan, pertimbangan-pertimbangan dan keadaan dilapangan, bukan sekedar intuisi atau keuntungan sesaat, sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini diawali dari studi literature yang digunakan sebagai dasar penelitian, kemudian diikuti dengan survey terhadap lokasi yang direncanakan sebagai lokasi pembangunan, selain survey terhadap lokasi juga dilakukan survey untuk mendapatkan informasi berupa data-data, dokumen, peta wilayah dan kebijaksanaankebijaksanaan dari TNI AL yang bersangkutan dengan rencana pembanguanan galangan reparasi kapal. Setelah semua semua literature dan data dari survey lapangan terkumpul maka dimulai perencanaan galangan reparasi kapal secara teknis dan ekonomis. Selain itu juga dilakukan analisa biaya serta perhitungan biaya reparasi tiap kapalnya. Untuk selanjutnya total dari biaya reparasi tiap kapal akan dianggap sebagai pendapatan galangan dan dijadikan sebagai acuan perhitungan dalam perhitungan titik impas dari pembangunan galangan. Dari hasil perhitungan secara teknis dan ekonomis akan dilakukan perbandingan rencana pembangunan galangan reparasi kapal antara perencanaan TNI AL dengan perencanaan penelitian dan hasil dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk dokumen. E-5-6

7 ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari perhitungan diperoleh data teknis dan ekonomis sebagai berikut: Tabel 2. Data teknis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan TNI AL Panjang Lebar Kedalaman Sarat kerja Tinggi keel block TNI AL Graving Dock 150 m 30 m 10 m 8,2 m 1,2 m Pengerukan tanah ,28 m 3 Timbunan batu 4667,44 m 3 Sirtu untuk reklamasi ,98 m 3 Saluran drainase Pembuatan jalan baru 308 m 130 m Bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi Luas 1200 m 2 Over head crane 150 m 2 buah Bengkel mesin Luas 1200 m 2 Over head crane 200 m 127 orang 2 buah Bengkel pipa Luas 1200 m m Bengkel listrik Luas 1200 m m 99 orang Bengkel Outfitting dan kayu Luas 1200 m m Sarana pendukung lainnya Luas kantor 1200 m 2 Jarak dari graving dock 83 orang 120 m Rumah pompa 120 m 2 Pompa Jumlah : 3 buah Kapasitas : 1) 41,67 liter/s (150 m 3 /jam) 2) 27,78 liter/s (100 m 3 /jam) 3) 33,33 liter/s (120 m 3 /jam) E-5-7

8 Tabel 3. Data teknis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan penelitian Panjang Lebar Kedalaman Sarat kerja Tinggi keel block PENELITIAN Graving Dock 128 m 26 m 7,2 m 6 m 1,2 m Pengerukan tanah m 3 Timbunan batu 3380 m 3 Sirtu untuk reklamasi 5762 m 3 Saluran drainase Jumlah crew graving dock Pembuatan jalan baru 10 m 10 orang 160 m Bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi Luas 385 m 2 Over head crane 70 m 19 orang 1 buah Bengkel mesin Luas 220 m 2 Over head crane 70 m 4 orang 1 buah Bengkel pipa Luas 55 m 2 70 m 2 orang Bengkel listrik Luas 55 m 2 70 m 4 orang Bengkel Outfitting dan kayu Luas 110 m 2 70 m 5 orang Sarana pendukung lainnya Luas kantor 270 m 2 Jarak dari graving dock 10 orang 80 m Rumah pompa 25 m 2 Pompa Jumlah : 1 buah Kapasitas : 100 liter/sekon (360 m 3 /jam) Berdasar Tabel 2 dan Tabel 3, diketahui bahwa ukuran graving dock antara perencanaan dari TNI AL lebih besar dari perencanaan penelitian. Dalam pembuatan graving dock diperlukan pembuatan jalan baru untuk kemudahan akses dari luar kedalam graving dock dan sebaliknya, dari perencanaan TNI AL pembuatan jalan baru E-5-8

9 sepanjang 130 m sedangkan perencanaan penelitian pembangunan jalan baru sepanjang 160 m. Dalam perencanaan TNI AL terjadi pengerukan tanah dalam jumlah besar karena letaknya jauh dari perairan yang memiliki kedalaman yang sesuai dengan sarat kapal. Sementara itu luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel pelat, persiapan dan fabrikasi dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses pelat akan lebih lama. Pada perencanaan TNI AL bengkel dilengkapi dengan 2 buah overhead crane sedangkan pada perencanaan penelitian jumlah overhead crane hanya 1 buah. Sedangkan luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel mesin dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi mesin akan lebih lama. Pada perencanaan TNI AL bengkel dilengkapi dengan 2 buah overhead crane sedangkan pada perencanaan penelitian jumlah overhead crane hanya 1 buah. Disamping itu jumlah pekerja pada bengkel mesin pada perencanaan TNI AL jauh lebih besar dari jumlah pekerja pada perencanaan penelitian. Pada perencanaan penelitian proses reparasi mesin dilakukan oleh 4 orang yang terdiri dari seorang ahli mesin dan asistennya serta dua orang pembantu. Untuk luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel pipa dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi pipa akan lebih lama. Pekerjaan reparasi pipa pada perencanaan penelitian cukup dilakukan oleh 2 orang pekerja yang terdiri dari seorang ahli reparasi pipa seperti yang mampu membongkar pasang pipa, membengkokkan, menyambung, menggalvanis serta mengisolasi pipa agar panas tidak bisa keluar, dalam menjalankan reparasi dibantu seorang pembantu yang mampu memotong pipa, memasang serta membongkar pipa serta pekerjaan lainnya. Luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaan bengkel listrik dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi listrik akan lebih lama. Disamping itu jumlah pekerja pada bengkel listrik pada perencanaan TNI AL jauh lebih besar dari jumlah pekerja pada perencanaan penelitian. Pada perencanaan penelitian proses reparasi listrik dilakukan oleh 4 orang yang terdiri dari seorang ahli instalasi listrik dan asistennya serta dua orang pembantu. Sementara itu luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaa bengkel outfitting dan kayu dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasi bengkel juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan bahwa waktu yang diperlukan dalam memproses reparasi peralatan umum dan kayu akan lebih lama. Pada perencanaan penelitian proses reparasi dilakukan oleh 5 orang yang terdiri dari seorang ahli cat dan sand blasting yang dibantu seorang asisten, seorang ahli pekerjaan kayu yang dibantu seorang asisten serta seorang yang memberikan pelayanan umum. Sedangkan luas tanah yang dibutuhkan dalam perencanaa kantor direksi dan administrasi dari TNI AL jauh lebih besar dibanding perencanaan hasil penelitian, selain itu lokasinya juga lebih jauh jaraknya dari graving dock sehingga dapat dipastikan dalam proses pengawasan akan lebih sulit serta waktu yang diperlukan akan lebih E-5-9

10 lama.untuk menuju dalam proses reparasi peralatan umum dan kayu akan lebih lama. Jumlah tenaga kerja tidak langsung pada perencanaan pembangunan galangan reparasi kapal berdasar TNI AL berjumlah 83 orang, dimana jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang berjumlah 10 orang. Selain itu luas rumah pompa pada perencanaan berdasar TNI AL sebesar 120 m 2 dimana luas tersebut jauh lebih besar dari hasil penelitian yang hanya 25 m 2. Untuk menguras kolam graving dock, perencanaan TNI AL menggunakan 3 buah pompa dengan kapasitas 100 m 3 /jam, 120 m 3 /jam dan 150 m 3 /jam, sedangkan perencanaan hasil penelitian menggunakan 1 buah pompa dengan kapasitas 360 m 3 /jam. Tabel 4. Data ekonomis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan TNI AL Uraian Jumlah (Rp) Biaya bangunan dan tanah Biaya graving dock Biaya bengkel persiapan dan gudang pelat Biaya bengkel mesin dan listrik Biaya bengkel outfitting Biaya kantor dan administrasi JUMLAH LANGSUNG BIAYA Biaya perencanaan dan pengawasan, 10% dari biaya langsung Contingency diambil 5 % dari biaya langsung JUMLAH BIAYA TIDAK LANSUNG TOTAL INVESTASI Tabel 5. Data ekonomis galangan reparasi kapal berdasar perencanaan penelitian Uraian Biaya bangunan dan tanah Jumlah (Rp) Biaya graving dock Biaya bengkel persiapan dan gudang pelat Biaya bengkel mesin dan listrik Biaya bengkel outfitting Biaya kantor dan administrasi JUMLAH LANGSUNG BIAYA Biaya perencanaan dan pengawasan, 10% dari biaya langsung Contingency diambil 5 % dari biaya langsung JUMLAH BIAYA TIDAK LANSUNG TOTAL INVESTASI E-5-10

11 Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, biaya pembangunan galangan reparasi kapal terdiri dari dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Total investasi untuk pembuatan galangan reparasi kapal-kapal perang milik TNI AL berdasar hasil penelitian sebesar Rp ,00, sedangkan total investasi pembuatan galangan berdasar rencana TNI AL sebesar Rp ,00. Tabel 6. Estimasi pendapatan bersih galangan reparasi kapal (TNI AL) Uraian Estimasi pendapatan/tahun Biaya operasional/tahun Estimasi pendapatan bersih/tahun Jumlah Rp Rp Rp Tabel 7. Estimasi pendapatan bersih galangan reparasi kapal (penelitian) Uraian Estimasi pendapatan/tahun Biaya operasional/tahun Estimasi pendapatan bersih/tahun Jumlah Rp ,5 Rp Rp ,5 Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi berupa galangan reparasi kapal adalah dengan metode nilai bersih sekarang (Net Present Value) atau NPV. Metode ini digunakan untuk menganalisa investasi yang memiliki umur ekonomis t, dimana t (tahun) mulai dari 1 sampai dengan ke -n tahun, penganalisaan investasi dengan menggunakan formula : NPV = - I0 + DF DF = A x [ 1/ (1+i) n ] NPV = -I0 + { A x [1/(1+i) n )] } Dimana : NPV : Nilai bersih sekarang pada tingkat interest rate I per return I0 : Investasi awal A : Annual revenue i : Tingkat suku bunga n (1+i) n : Periode waktu (tahun) : Faktor nilai sekarang (PF) atau factor diskon (DF) yang merupakan factor koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada periode n. Dalam penelitian ini perhitungan NPV dihitung menggunakan Microsoft Excell yang telah teruji hasilnya, sehingga proses perhitungan menjadi mudah dan tidak diperlukan pembacaan table PF dan DF, serta hasil lebih akurat dari pada menggunakan table. E-5-11

12 Dalam perhitungan NPV investasi perencanaan galangan berdasar rencana TNI AL dilakukan pada tingkat suku bunga 15 % per tahun, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini: Tabel 8. Perhitungan NPV perencanaan galangan berdasar perencanaan TNI AL n Uraian Cash out Cash in DF NPV Berdasar Tabel 8, diketahui bahwa perencanaan investasi galangan reparasi kapal berdasarkan perencanaan TNI AL tidak akan pernah kembali meskipun setelah beroperasi selama 100 tahun, atau dengan kata lain rencana pembangunan galangan reparasi kapal sesuai dengan rencana TNI AL tidak layak secara ekonomis. Tabel 9. Perhitungan NPV perencanaan galangan berdasar perencanaan Penelitian n Uraian Cash out Cash in DF , , 3 NPV , Berdasar Tabel 9, dengan melakukan interpolasi didapatkan NPV = 0, diketahui bahwa perencanaan investasi galangan reparasi kapal berdasarkan perencanaan penelitian akan kembali dalam jangka waktu tahun, atau dengan kata lain rencana pembangunan galangan reparasi kapal sesuai dengan rencana penelitian layak secara ekonomis. KESIMPULAN Perencanaan galangan reparasi berdasar hasil penelitian secara teknis dan ekonomis lebih menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan DAFTAR PUSTAKA R.L. Storch, 1995, Ship Production, Second Edition, Cornell Maritime Press, Centreville, Maryland. J.M. Apple, 1990, Plant Layout and Material Handling, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc., Georgia. Cornic, H.F, 1968, Dock and Harbour Engineering, Volume I: The Design of Docks, Charles Griffin & Company Limited, London. E-5-12

13 Assauri, Sofjan, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi (1999), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. R.G. Murdick, 1997, Information Systems for Modern Management, 3 rd Edition, International Bussiness Machines, Armonk, New York. Soejitno, 1997, Teknik Reparasi Kapal, Teknik Produksi Kapal Fakultas Teknologi Kelautan-ITS, Surabaya. Andjar Soeharto, Soejitno, 1996, Galangan Kapal, Diktat Perkuliahan Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS, Surabaya. Schlott, Hans, 1984, Shipbuilding Technology, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Sasongko, Broto, 1991, Analisa Biaya Industri Perkapalan & Galangan Kapal, Surabaya. Journal Of Material, Building Construction And Interior, Edisi XVIII Tahun IX 2002 Japan Intrenational Coorperation Agency, 2002 Standar Teknis Sarana-Sarana Pelabuhan di Jepang. Gegory P. Tsinker, 1994, Marine Structure Engineering Specialized Aplication, Chapman And Hall An International Thompson Publishing Company. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, PT. Guna Widya, Jakarta. Sriutomo Wignjosoebroto, 1992, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Gunawijaya, Jakarta. N Rudenko, 1964, Material Handling Equipment, Jurusan Teknik Perkapalan FTK- ITS. Reksohadiprojo, S, 1995, Manajemen Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Voughan, R, Productivity in Shipbuilding, Excerp from The Institution Transaction, Volume 100, New Castle Upon Tyne NE2 4HE, New Castle, Supomo, H, 2005, Analisa Perbandingan Biaya / CGT dan J.O / CGT Antara Tenaga Organik dan Subkontraktor Dalam Hubungannya Dengan Daya Saing Galangan Papal, Lemlit, ITS, Surabaya. Manfaat, Dj. 2004, SLADA A Computer Based Multi Approach Pattern Matching Technique For Retrieving Past Shipyard Layout Designs, FTK-ITS, Surabaya E-5-13

14 E-5-14

15 E-5-15

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA ABSTRAK Studi ini berisi tentang pengembangan galangan PT PAL Surabaya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam

Lebih terperinci

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Sa adatul Munawaroh NRP: 4109100701 Dosen pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT Ir. Soejitno Jurusan teknik perkapalan Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBRANGAN SURABAYA-MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA

TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBRANGAN SURABAYA-MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA TUGAS AKHIR TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBRANGAN SURABAYA-MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA Agung Laksana Yustitia 6107030058 Indra Taufiqi Rahmat 6107030059 Dosen Pembimbing Ir. Bambang

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Airbag System untuk Meningkatkan Produktivitas Reparasi Kapal (Studi Kasus : PT. Adiluhung)

Analisis Teknis dan Ekonomis Airbag System untuk Meningkatkan Produktivitas Reparasi Kapal (Studi Kasus : PT. Adiluhung) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Airbag System untuk Meningkatkan Produktivitas Reparasi Kapal (Studi Kasus : PT. Adiluhung) Annastasia

Lebih terperinci

Proses pengedokan kapal pada graving dock. Deady Helldiningrat

Proses pengedokan kapal pada graving dock. Deady Helldiningrat Proses pengedokan kapal pada graving dock Deady Helldiningrat Sistematika Pengedokan 1. Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal 2. Galangan kapal memproses berdasarkan data yang diberikan

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Perancangan dan Produksi Pontoon Lift untuk Kapal Ikan 60 GT

Analisis Teknis dan Ekonomis Perancangan dan Produksi Pontoon Lift untuk Kapal Ikan 60 GT JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-8 Analisis Teknis dan Ekonomis Perancangan dan Produksi Pontoon Lift untuk Kapal Ikan 60 GT Dimas Dwi Hadiansyah dan Triwilaswandio

Lebih terperinci

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi Gunadhi,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2 SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PRODUKSI KAPAL PENAMPUNG IKAN DI DAERAH SULAWESI UTARA Oleh: M. MARTHEN OKTOUFAN N. N.R.P. 4106 100 074 Dosen Pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST, MT

Lebih terperinci

Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Galangan Kapal Pengangkut LNG Ukuran Kecil (Small Scale LNG Carrier) untuk Perairan Indonesia

Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Galangan Kapal Pengangkut LNG Ukuran Kecil (Small Scale LNG Carrier) untuk Perairan Indonesia JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 81 Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Galangan Kapal Pengangkut LNG Ukuran Kecil (Small Scale LNG Carrier) untuk Perairan Indonesia

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 26 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Produktivitas Galangan Dok Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Balai Teknologi Penangkapan Ikan (UPT BTPI) memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Estimasi Biaya Reparasi Kapal Interaktif

Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Estimasi Biaya Reparasi Kapal Interaktif G47 Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Estimasi Biaya Reparasi Kapal Interaktif Dave Hansel dan Triwilaswandio Wuruk Pribadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut

Lebih terperinci

Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal

Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal Oleh : Angky Rahadiansyah (4109100054) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Triwilaswandio W.P, M.Sc 2. Sri Rejeki Wahyu Pribadi,

Lebih terperinci

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK Mendirikan suatu pabrik harus diperkirakan dahulu mengenai lokasi dan tata letak pabrik. Lokasi dan tata letak pabrik itu menentukan keberhasilan suatu pabrik yang

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN UNTUK INVESTASI GALANGAN KAPAL KECIL : Studi Kasus Samarinda

STUDI PEMODELAN UNTUK INVESTASI GALANGAN KAPAL KECIL : Studi Kasus Samarinda STUDI PEMODELAN UNTUK INVESTASI GALANGAN KAPAL KECIL : Studi Kasus Samarinda Achdian Nor*, Triwilaswandio WP**, Daniel M. Rosyid** *) Teknik Produksi & Material Kelautan, Program Pascasarjana Teknologi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Salah satu cara yang dapat ditempuh manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman adalah melalui penerapan dan pengembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

Analisa Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Reparasi Kapal Di Galangan Kapal Jawa Timur

Analisa Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Reparasi Kapal Di Galangan Kapal Jawa Timur G41 Analisa Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Reparasi Kapal Di Galangan Kapal Jawa Timur Rani Nurwanti, dan Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA

PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA RIZKY SYAHIRUL ALIM NRP. 6108030051 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-332 Studi Peningkatan Kemampuan Galangan Kapal di Jawa Timur untuk Mendukung Program Pengadaan Kapal Penangkap Ikan Nasional

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( )

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( ) ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA Oleh : Rachma Prima Aurora (3106 100 130) PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan perumahan di Surabaya semakin sempit karena meningkatnya

Lebih terperinci

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) Ardian Ari Budi Sulistyono, Andi Sudiarso Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PENYELESAIAN PRODUKSI KAPAL AKIBAT KETIDAKSESUAIAN GAP DAN MISALIGNMENT BLOK PADA TAHAP EREKTION Oleh : Jansumarno 4103.100.047 Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun. 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun. 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal. Seiring dengan perkembangan zaman pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN KOMPLEKS GALANGAN PADA KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS LAMPUNG

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN KOMPLEKS GALANGAN PADA KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS LAMPUNG STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN KOMPLEKS GALANGAN PADA KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS LAMPUNG Teddi Maharsa Adhikara Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TIN Ekonomi Teknik Materi #1 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN Ekonomi Teknik Materi #1 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK Materi #1 TIN205 EKONOMI TEKNIK Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Ekonomi Teknik akan mempelajari bagaimana menentukan faktor-faktor ekonomi dan kriteria ekonomi dalam pemilihan satu atau lebih alternatif.

Lebih terperinci

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi

Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi Tugas Akhir Analisa Teknis dan Ekonomis Perubahan Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi Menjadi Galangan Kapal Khusus Reparasi Disusun Oleh : Gunadhi 4109 100 082 Dosen Pembimbing : Ir. Triwilaswandio

Lebih terperinci

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-65 Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya Nila Oktafia, Retno Indryani dan Yusronia Eka

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Permasalahan backtracking dalam aliran produksi dalam PT. Adi Satria Abadi yang mengakibatkan jarak perpindahan material yang semakin jauh diselesaikan dengan

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) Lukman Kurniawan (1) Subandiyah Azis (2 Tiong Iskandar (3) (1)(2)(3)

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBERANGAN SURABAYA - MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA

TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBERANGAN SURABAYA - MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBERANGAN SURABAYA - MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA Agung Laksana Y A H 1, Indra Taufiqi R I B 2, Bambang Teguh Setiawan 3, Gaguk Suhardjito 4, 1,2,3,4 Politeknik

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Lembar Motto... vi Lembar Persembahan... vii Daftar Isi... viii Daftar Notasi... xii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar...

Lebih terperinci

Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya

Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-58 Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial pada Proyek Apartemen Dian Regency Surabaya Leonardo Andos Roganda L.Gaol dan Farida

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN Shendi Anugerah Prananda )., Syahruddin 2)., Safaruddin M. Nuh 2) Abstrak Pembangunan booster yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

LAPORAN FIELD PROJECT. Analisa Kerusakan Gearbox Pada Mesin Penurun Cradle kapal Di Slipway Dock

LAPORAN FIELD PROJECT. Analisa Kerusakan Gearbox Pada Mesin Penurun Cradle kapal Di Slipway Dock LAPORAN FIELD PROJECT Analisa Kerusakan Gearbox Pada Mesin Penurun Cradle kapal Di Slipway Dock ABSTRAK. Slipway Dock adalah suatu alat untuk menarik badan kapal dari laut untuk diangkat ke dermaga.. Beban

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap

Lebih terperinci

STUDI MODEL PERAWATAN DAN PERBAIKAN KAPAL BERBASIS KETERSEDIAAN ANGGARAN

STUDI MODEL PERAWATAN DAN PERBAIKAN KAPAL BERBASIS KETERSEDIAAN ANGGARAN STUDI MODEL PERAWATAN DAN PERBAIKAN KAPAL BERBASIS KETERSEDIAAN ANGGARAN I S K A N D A R 4107203716 DOSEN PEMBIMBING Ir. Heri Supomo, M.Sc PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK DAN PRODUKSI MATERIAL

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom

Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 1 Penjadwalan Berdasarkan Analisis Faktor- Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Reparasi Kapal: Studi Kasus MV. Blossom Laura Karennina

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI RASIONALISASI GALANGAN KAPAL REPARASI DI PROVINSI RIAU

ANALISA INVESTASI RASIONALISASI GALANGAN KAPAL REPARASI DI PROVINSI RIAU ANALISA INVESTASI RASIONALISASI GALANGAN KAPAL REPARASI DI PROVINSI RIAU Muhammad Ikhsan Program Studi Teknik Perkapalan, Politeknik Negeri Bengkalis Kampus Politeknik Negeri Bengkalis, Jalan Bathin Alam,

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan

Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri Perkapalan Materials Supply Chain Analysis In The Maritime Industrial Estate On The Productivity Of Shipbuilding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN314 Nama Perancangan Tata Letak Fasilitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi 3 Mata Kuliah Perancangan dan Tata Letak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi telah menjadi kompleks pada beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mengakibatkan peningkatan kebutuhan alat mekanis pada bidang konstruksi yang membuat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE

PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE I Wayan Suardana, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST))

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST)) ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST)) Abdul Latief 1, Sutjipto Tantyonimpuno 2, Supani 3 1 Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP - ITS 2,

Lebih terperinci

Analisa Pembangunan Industri Cutted Material Order Untuk Menunjang Pembangunan Kapal Tugboat Di Kalimantan Timur

Analisa Pembangunan Industri Cutted Material Order Untuk Menunjang Pembangunan Kapal Tugboat Di Kalimantan Timur Analisa Pembangunan Industri Cutted Material Order Untuk Menunjang Pembangunan Kapal Tugboat Di Kalimantan Timur Suardi 1,Taufik Hidayat 2, Mohammad Muntaha 3, Satria Jaya Negara 4 1. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISIS PENGARUH PERCEPATAN INSTALASI HULL OUTFITTINGS DALAM PEMBANGUNAN MARINE DISASTER PREVENTION SHIP DENGAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI Maidison, Christiono Utomo dan Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI 25.000 MENJADI 30.000 PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA Asep Ihsan Dinika 1, Doddy Chandrahadinata 2, Erwin Gunadhi 3 Jurnal Kalibrasi

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN 1 1000GT RISKY HARI PRASETYO 4207 100 101 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D ISTA RICKY SURYOPUTRANTO (4108100093) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D Lahan semakin sempit Lahan semakin mahal Industri sepakbola semakin berkembang Pontensi besar Stadion apung lebih murah dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

PERTEMUAN #1 PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERTEMUAN #1 PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #1 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL VISI DAN MISI

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) G-53

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) G-53 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-53 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Galangan Kapal untuk Produksi FPU (Floating Production Unit) Samsul Latif dan Triwilaswandio

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu BAB V V.1. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL UNTUK PRODUKSI FPU (FLOATING PRODUCTION UNIT)

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL UNTUK PRODUKSI FPU (FLOATING PRODUCTION UNIT) TUGAS AKHIR MN141581 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL UNTUK PRODUKSI FPU (FLOATING PRODUCTION UNIT) SAMSUL LATIF NRP. 4112 100 012 Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. galangan kapal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan galangan ini

BAB I PENDAHULUAN. galangan kapal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan galangan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Galangan Benua Raya Kariangau adalah salah satu perusahaan galangan kapal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan galangan ini bergerak di bidang pembangunan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN INVESTASI MESIN PRODUKSI CRANK CASE DI PT. TRI RATNA DIESEL UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PERANCANGAN TATA LETAK DAN INVESTASI MESIN PRODUKSI CRANK CASE DI PT. TRI RATNA DIESEL UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PERANCANGAN TATA LETAK DAN INVESTASI MESIN PRODUKSI CRANK CASE DI PT. TRI RATNA DIESEL UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI Ong Sutrisno dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF Macam-macam analisa Present Worth Capitalized Cost Annual Worth PERBANDINGAN ALTERNATIF Ekonomi Teknik bertujuan : membandingkan alternatif-alternatif dan memilih yang paling ekonomis

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN INDUSTRI ALUTSISTA KAPAL

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN INDUSTRI ALUTSISTA KAPAL TUGAS AKHIR MN 141581 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN INDUSTRI ALUTSISTA KAPAL IRFAN FATHURROHMAN NRP. 4109 100 091 Ir. Triwilaswandio W.P., M.Sc. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PERANCANGAN DAN PRODUKSI PONTOON LIFT UNTUK KAPAL IKAN 60 GT

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PERANCANGAN DAN PRODUKSI PONTOON LIFT UNTUK KAPAL IKAN 60 GT TUGAS AKHIR MN141581 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PERANCANGAN DAN PRODUKSI PONTOON LIFT UNTUK KAPAL IKAN 60 GT DIMAS DWI HADIANSYAH NRP. 4112 100 093 Dosen Pembimbing Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc.

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI Teknik Industri - UB Prosedur Pengambilan keputusan pada Permasalahan-permasalahan teknik 1) Mendefinisikan sejumlah alternatif yang akan dianalisis 2) Mendefinisikan

Lebih terperinci