HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN STATE DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA ISTERI TNI ANGKATAN DARAT YANG SUAMINYA BERTUGAS DI DAERAH KONFLIK
|
|
- Sri Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN STATE DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA ISTERI TNI ANGKATAN DARAT YANG SUAMINYA BERTUGAS DI DAERAH KONFLIK Andi Melati Tahira H G, Rani Agias Fitri melageerhan@yahoo.com ABSTRACT This research paper is written to try to recognize correlation between state anxiety with psychological well-being among military wives whose husband served in conflict areas. This research paper was made using STAI State-Anxiety test application with 20 questions with added extra question material so it can describe the research subject situation accurately. The 42 questions in the Psychological Well Being Scale has 6 different dimension, Self Acceptance, Personal Growth, Positive Relation with Other People, Autonomy, Purpose in Life, and Environmental Mastery. Data analisyst used in this research paper is Pearson s statistic correlation because of the nature of data spread and the correlation point value 0,781 in which the point is p>0,05. From the result, this research shows that there are no significant relation between state anxiety with psychological well being among military wives whose husband served in conflict areas. Keywords: State Anxiety, Psychological Well Being, Military Wives ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan state dengan psychological well being pada isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas di daerah konflik. Subjek penelitian pada penenelitian ini terdapat 140 responden isteri TNI Angkatan Darat dari Batalyon yang suaminya sedang bertugas di daerah konflik. Penelitian ini menggunakan alat tes STAI State-Anxiety sebanyak 20 item pernyataan yang telah ditambahkan pernyataannya sehingga dapat menggambarkan situasi sesuai yang sedang dijalani subjek penelitian dan 42 item pernyataan pada Skala Psychological Well Being yang mempunyai 6 dimensi yaitu, Self Acceptance, Personal Growth, Positive Relation with Other People, Autonomy, Purpose in Life dan Environmental Mastery. Analisis data yang digunakan adalah teknik statistik korelasi Pearson dikarenakan data bersifat normal penyebarannya dan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,781 yang mana nilai tersebut p>0,05. Berdasakan hasil, penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan state dengan psychological well being pada isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas di daerah konflik. Kata Kunci:, Psychological Well Being, Isteri TNI Angkatan Darat PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004, Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Berdasarkan wawancara dengan Inspektur Jenderal TNI, Bapak Letjen TNI Geerhan Lantara (tanggal 11 Maret
2 2014), menjadi TNI sungguhlah tugas yang tidak mudah karena selalu dihadapkan dengan masalah genting dan tidak terduga, dari tugas tersebut dapat mengacu pada resiko-resiko seperti pulang dengan sukses, pulang dengan keadaan cacat atau pulang tinggal nama. Resiko-resiko tersebut tidak hanya berdampak pada prajurit TNI Angkatan Darat tetapi juga akan menjadi suatu masalah bagi keluarganya. Ketika harus bertugas di daerah konflik para prajurit tidak selalu dapat membawa keluarga mereka dengan pertimbangan fasilitas tempat tinggal dan hal penting lainnya yang tersedia. Hal ini menyebabkan prajurit TNI Angkatan Darat harus tinggal berpisah dengan keluarganya. Kondisi suami yang ditugaskan ke daerah konflik menyebabkan jarangnya pertemuan pasangan suami isteri, sehingga dapat menyebabkan kurangnya komunikasi yang dilakukan antara keduanya. Kurangnya komunikasi dapat berdampak pada keharmonisan pernikahan.terdapat kasus dimana seorang isteri tentara mengeluhkan suaminya memiliki wanita lain saat dinas ke luar daerah, bahkan sampai terjadi pernikahan di bawah tangan (Kartini No. 511 tahun 2003). Resiko ketidak harmonisan dalam pernikahan dapat menimbulkan kecemasan pada isteri prajurit. Selain itu kecemasan dapat muncul karena kepulangan suami yang tidak pasti, suaminya harus mengemban tugas dalam jangka waktu yang lama atau kadang tidak dapat ditentukan, komunikasi yang sulit untuk memberi kabar pada istrinya termasuk untuk memberi kepastian keselamatan (Kalimah, 2011). Sebenarnya resiko-resiko yang dihadapi menjadi isteri prajurit telah dipahami sebelum menikah. Ketua Harian Dharma Pertiwi, Ibu Herawati (16 Maret 2014) mengatakan bahwa sebelum menjadi isteri prajurit memang terdapat beberapa persyaratan yang harus dijalankan oleh calon isteri prajurit tersebut, dimulai dari tes kesehatan, tes psikologi dan wawancara khusus seputar dunia pekerjaan suaminya. Pada wawancara khusus tersebut telah diberitahukan bahwa hal terpenting yang harus dipersiapkan ialah menerima kenyataan akan resiko-resiko yang mungkin terjadi pada suaminya kelak dalam periode masa tugas. Pekerjaan suami mereka dan penempatan tugasnya merupakan suatu hal yang dapat menjadi konflik dalam dirinya, selain pemindahan tugas yang cukup sering dialami, keamanan tempat suaminya bertugas juga menjadi hal yang sulit untuk diterima, serta bagaimana isteri prajurit harus beradaptasi secara cepat di tempat tugas yang baru. Meskipun demikian, kecemasan tidak dapat dielakkan. Menurut Sunarsih (2009), ketidakpastian nasib suami yang dikirim ke daerah konflik menimbulkan kecemasan pada isteri ABRI yang berwujud pada ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Kecemasan adalah suatu tekanan, perasaan tidak menyenangkan dan tidak tenang yang dialami seseorang terhadap suatu objek yang tidak konkret atau tidak diketahui secara pasti, dimana setiap orang dapat mengalami kecemasan, termasuk seorang isteri prajurit yang ditinggal bertugas suaminya ke daerah konflik (Anwar, 2008). Tugas seorang prajurit adalah menjaga suasana aman dan terkendali, sehingga anggota prajurit harus siap dan bersedia ditempatkan dimanapun diperlukan, sebagai seorang prajurit terkadang harus berpisah dengan keluarga tercinta demi melaksanakan tugasnya tersebut, kepergian suami untuk bertugas bagi istri prajurit merupakan hal yang tidak menyenangkan dikarenakan harus berpisah jauh dengan orang yang dicintai, akibat kepergian suami dalam jangka waktu yang lama dan kondisi dalam rumah tangga menyebabkan para istri mengalami fenomena kecemasan (Ismanto, 2009). Selama ditinggal suami bertugas di daerah konflik terdapat perasaan yang bercampur antara bangga maupun ketakutan ataupun kecemasan tentang apa yang nanti akan dialami oleh sang suami. Menurut Spielberger (2004), kecemasan dibagi dua, yaitu State Anxiety (kecemasan situasional) dan Trait Anxiety (kecemasan bawaan). Kecemasan situasional (state anxiety) akan meningkat apabila individu merasa dirinya dalam keadaan terancam dan akan menurun kembali jika individu sudah merasa aman. Individu menghayati kecemasan situasional ini secara subjektif, mengalami perasaan ketakutan, khawatir dan gelisah. Kecemasan situasional (state anxiety) timbul sebagai suatu reaksi terhadap situasi tertentu maupun pada situasi yang mengancam seperti masa penugasan didaerah konfik yang akan dihadapi suami para isteri prajurit. Sebagian besar isteri yang ditinggal suaminya bertugas ke daerah konflik cenderung mengalami kecemasan situasional (state anxiety), karena isteri merasa suaminya berada di daerah yang tidak aman. Gejala ini akan tetap tampak selama kondisi menyebabkan kecemasan masih ada. Jika penyebabnya hilang maka kecemasan akan hilang (Sunarsih, 2009). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang terjadi pada isteri prajurit yang ditinggal suami ke daerah konflik merupakan kecemasan situasional (state anxiety). Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan narasumber RN (32 tahun) (30 Mei 2014), beliau merasa semua perasaan cemasnya hilang dan berganti dengan perasaan lega dan aman. Itu sebabnya peneliti merasa kecemasan yang dialami oleh para isteri tentara yang bertugas di daerah konflik adalah kecemasan state atau kecemasan situasional. Anwar & Hidayat (2008) dalam penelitiannya terhadap pilot pesawat terbang menyatakan, kecemasan yang tinggi, baik kecemasan umum maupun spesifik pada hal-hal tertentu dapat
3 mempengaruhi psychological well being seseorang. Bardburn (1969; dalam Anwar, 2008) menambahkan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan yang besar, baik kecemasan secara umum ataupun khusus pada hal tertentu, cenderung memiliki tingkat afek negatif yang tinggi yang akhirnya mempengaruhi psychological well being dirinya, afek negatif adalah suatu kondisi yang dialami manusia yang membuatnya merasa tidak bahagia (Bradburn & Caplovitz, 1965; Bradburn, 1969; dalam Anwar, 2008). Afek negatif yang terjadi pada isteri prajurit adalah dimana timbul perasaan yang tidak menyenangkan seperti ditinggalkan suaminya bertugas dengan resiko kematian yang terberatnya. Kemudian Ryff (dalam Anwar, 2008) mengatakan bahwa psychological well being sebagai hasil atau penilaian seseorang terhadap dirinya yang merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya. Dalam pengertiannya menurut Ryff (dalam Rahayu, 2008) psychological well being merupakan suatu keadaan dimana individu mampu menerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, mampu mengontorol lingkungan eksternal, memiliki arti hidup, serta mampu merealisasikan potensi diri secara kontinyu. Menurut Ryff & Keyes (dalam Rahayu, 2012), Psychological well being terdiri atas enam dimensi, yaitu self acceptance atau kemampuan seseorang untuk menerima diri apa adanya, personal growth atau kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya, positive relation with other people atau kemampuan untuk mencintai orang lain, autonomy atau kemampuan untuk mengatur tingkah laku, purpose in life atau kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya, dan environmental mastery atau kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik dirinya. Menurut Ryff (dalam Mardiah, 2010) gambaran tentang karakteristik orang yang memiliki psychological well being dapat ditandai dengan diperolehnya kebahagiaan, kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi. Dalam dunia isteri prajurit sesuai dengan Persit Kartika Chandra Kirana (2004) mengatakan bahwa terdapat banyak kegiatan yang diselenggarakan guna memperkaya pengetahuan, pergaulan serta keterampilan isteri prajurit, sehingga bila kecemasan state yang dirasakan oleh isteri TNI Angkatan Darat tinggi dengan adanya wadah organisasi Persit Kartika Chandra Kirana dapat membantu isteri-isteri untuk tetap sosialisasi dengan normal sehingga tetap memenuhi kebutuhannya dengan baik sehingga isteri tetap memperoleh kebahagian dan kepuasan hidup. Menurut Bradburn, dkk (dalam Ryff, 1995) kebahagian merupakan hasil dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia. Sehingga menjadikan psychological well being merupakan hal yang penting bagi isteri prajurit dalam penantiannya terhadap keselamatan jiwa suaminya yang sedang bertugas di daerah konflik. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden dari dua batalyon yaitu kesatuan Yonif 320/BP di Serang dan Yonif Linud 328/17/1 Kostrad di Cilodong dengan karakteristik seorang isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya sedang bertugas di daerah konflik yaitu daerah yang sedang mengalami kerusuhan, telah memiliki anak karena diasumsikan dapat mempengaruhi kecemasan pada isteri prajurit sebab telah mempunyai tanggungan baik materil dan non-materil kepada anak tersebut, usia pernikahan minimal satu tahun karena dalam jangka waktu tersebut telah ada perasaan yang sudah terbiasa antara pasangan, lama ditinggal tugas 6-12 bulan karena dalam masa waktu tersebut responden dapat menghayati kecemasan dan mengolah psychological well being dari dampak ditinggal tugas ke daerah konflik. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel kecemasan state dengan psychological well being metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa korelasi Pearson, karena berdasarkan hasil uji normalitas sebelumnya pada variabel kecemasan state data berdistribusi secara normal, dan pada variabel psychological well being data berdistribusi secara normal. Profil dibedakan berdasarkan ketentuan karakteristik responden penelitian, yaitu usia dan usia pernikahan dari responden tersebut. Responden yang diambil sebanyak 140 orang isteri TNI Angkatan Darat. Penelitian ini membahas tentang kecemasan state dan psychological well being yang mana pada kecemasan state mengunakan alat tes State-Trait Anxiety Inventory S-Anxiety by Speilberger yang telah diadaptasi oleh Yuvita Andini (Andini, 2013). Adapun alat ukur ini terdiri dari satu bagian, yaitu alat ukur kecemasan state dan memiliki item sebanyak 20 nomor. Terdapat 10 item favourable, dan 10 item unfavourable. Pada psychological well being mengunakan alat ukur psychological well-being scale (SPWB) by Carol D. Ryff yang mana didalamnya terdapat enam dimensi yaitu penerimaan diri (Self- Acceptance), Hubungan positif dengan orang lain (Positive Relations to Other), Otonomi (Autonomy), Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery), Tujuan Hidup (Purpose in Life), dan Pertumbuhan diri (Personal Growth). Adapun alat ukur ini memiliki 42 item yang mana terdapat 22 item favourable dan 20 item unfavourable.
4 HASIL PENELITIAN Berikut adalah hasil dari uji korelasi kecemasan state dengan psychological well being: Tabel 1 Skala Psychological Well Being Skala Psychological Well Being Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansi dari variabel kecemasan state dan psychological well being sebesar 0,781 p> 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga menunjukan tidak ada hubungan antara kecemasan state dengan psychological well being pada isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas di daerah konflik. Penelitian ini menggunakan analisa tambahan guna untuk memperkaya informasi pada penelitian ini, dimana analisa tambahan tersebut adalah mencari hubungan antara kecemasan state dengan enam dimensi yang dimiliki oleh psychological well being. berikut adalah tabel korelasi dari analisa tambahan: Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,971 dimana nilai dimensi self acceptance pada psychological well being. Berikut adalah tabel korelasi: Tabel 2 Self Acceptance Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Self Acceptance Sig. (2-tailed) Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,971 dimana nilai dimensi self acceptance pada psychological well being. Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi hubungan bernilai 0,871 dimana nilai dimensi personal growth pada psychological well being. Berikut tabel korelasinya: Tabel 3 Personal Growth Personal Growth Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,327 dimana nilai dimensi positive relation with other people pada psychological well being. Berikut tabel korelasinya:
5 Positive Relation with Other People Tabel 4 Positive Relation with Other People Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,998 dimana nilai dimensi autonomy pada psychological well being. Berikut tabel korelasinya: Tabel 5 Autonomy Autonomy Pearson Correlation 1 0 Sig. (2-tailed) Pearson Correlation 0 1 Sig. (2-tailed) Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,799 dimana nilai dimensi purpose in life pada psychological well being. Berikut tabel korelasinya: Tabel 6 Purpose in Life Purpose in Life Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa nilai dari signifikansi bernilai 0,773 dimana nilai dimensi enviromental mastery pada psychological well being. Berikut tabel korelasinya: Tabel 7 Environmental Mastery Environmental Mastery Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 0.773
6 SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan state dengan psychological well being pada isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas di daerah konflik. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arora, Anand, Katyal, Anand (2010) yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara anxiety dan well being pada pasien sindrom koroner akut. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori dari Bradburn (1969) yang menyatakan bahwa kecemasan pada diri seseorang pada suatu hal tertentu akan mempengaruhi afek negatif dalam dirinya, yang akhirnya mempengaruhi psychological well being. Meskipun isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas di daerah konflik mengalami kecemasan state tetapi psychological well beingnya tetap tinggi atau isteri TNI Angkatan Darat masih tetap merasakan kesejahteraan psikologis yang baik. Hal ini terjadi karena psychological well being terbentuk melalui keaktifan dalam mengikuti kegiatan Persit Kartika Chandra Kirana (Persit, 2004), dimana keanggotannya wajib diikuti oleh seluruh isteri prajurit. Ketidakadanya keterkaitan antara kecemasan state dan psychological well being juga dapat terjadi karena psychological well being merupakan suatu proses sedangkan kecemasan state hanya bersifat sementara. Psychological well being menurut Ryff (dalam Wells, 2010) merupakan suatu proses pencapaian yang tidak bersifat instan atau memiliki proses untuk mendapatkan psychological well being yang baik, dimana seseorang dapat dikatakan mencapai kesejahteraan psikologis dalam hidupnya bila telah memiliki enam dimensi, yaitu Self acceptance, Personal growth, Positive relation with other people, Autonomy, Purpose in life, dan Environmental mastery. Apabila salah satu dimensi tersebut tidak terpenuhi, maka Psychological well being tidak tercapai. Kondisi ini berbeda dengan kecemasan state, dimana kecemasan yang timbul bila individu berhadapan dengan situasi tertentu yang menyebabkan individu mengalami kecemasan. Sebagai suatu kondisi yang bersifat sementara, maka kecemasan state tersebut tidak akan berkaitan dengan kondisi psychological well being subjek. Melalui sosialisasi dalam kegiatan Persit subjek dapat saling berbagi cerita pengalaman yang sama dengan isteri yang lainnya tentang kondisi yang dialami karena ditinggal oleh suami bertugas di daerah konflik. Perasaan senasib sepenanggungan dapat membantu mengurangi kecemasan state yang dirasakan oleh subjek. Pada analisa tambahan yang dilakukan peneliti untuk mencari hubungan antara kecemasan state dengan enam dimensi yang dimiliki oleh psychological well being didapati bahwa tidak ada yang berhubungan signifikan. Pada enam dimensi yang lainya seperti self acceptance, personal growth, positive relation with other people, autonomy, purpose in life, dan enviromental mastery tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya seorang isteri TNI Angkatan Darat telah menerima kondisi diri sebagai istri yang sewaktu-waktu akan ditinggal bertugas sehingga cemas atau tidak cemas tidak mempengaruhi atau berkaitan dengan self acceptance sehingga tidak berhubungan dengan kecemasan statenya. Pada personal growth yang dimiliki oleh isteri TNI Angkatan Darat adalah disaat mereka mendapatkan tuntutan dari atasan mereka untuk selalu mengembangkan dirinya yang membuat hal tersebut tidak berhubungan dengan kecemasan state yang dimilikinya, pada positive relation with other people seorang isteri TNI Angkatan Darat mempunyai wadah organisasi bernama Persit KCK, yang mana pada organisasi tersebut seluruh isteri prajurit dapat saling berbagi cerita dan bersosialisasi sehingga tidak berhubungan dengan kecemasan state yang dimilikinya, seorang isteri TNI Angkatan Darat terlatih untuk mandiri dengan keadaan ditinggal suaminya tugas dengan mengurus anaknya seperti contoh narasumber RN, 32 tahun yang mana beliau tetap mengurus anaknya walaupun harus berperan tidak hanya sebagai ibu tetapi sebagai ayah juga, mereka mempunyai autonomy sendiri sehingga tidak berhubungan dengan kecemasan state. Isteri TNI Angkatan Darat masih dapat melakukan aktifitasnya dan meraih cita-citanya seperti biasa walaupun suaminya sedang bertugas di daerah konflik dan penugasan tersebut hanya berlangsung secara sementara sehingga tidak berhubungan dengan kecemasan isteri. Pada environmental mastery isteri TNI Angkatan Darat mereka terbiasa dengan pemindahan tugas yang cukup sering terjadi dan mereka mempunyai skill dalam menyesuaikan dirinya sehingga tidak berhubungan dengan kecemasan statenya. Berkaitan dengan keterbatasan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam teori, metodologi, maupun teknis pelaksanaan pada saat penelitian berlangsung. Terkait dengan kekurangan peneliti mengalami keterbatasan dan kekurangan, seperti pada pengambilan responden penelitian dikarenakan perijinan yang tidak mudah hingga sampai ke atasan TNI Angkatan Darat, banyak narasumber yang tidak ingin diketahui identitas dan tidak ingin direkam pembicaraannya dikarenakan alasan privasi baik privasi diri sendiri dan juga privasi dari institusinya. Pada saat pemberian kuisioner penelitian peneliti kurang mengontrol responden penelitian pada saat pengerjaan kuisioner dikarenakan kuisioner hanya bisa dititipkan pada atasannya, maka peneliti kurang mendapatkan informasi untuk mengklarifikasi pertanyaan. Serta keterbatasannya adalah peneliti tidak
7 mengontrol pangkat dari suami responden dan juga latar belakang pendidikan dari responden penelitian ini, adapun keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan hal-hal penting terutama pada data diri. Adapun saran teoritis yang dapat disampaikan oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah dalam pengambilan responden yang mampu merepresentasikan populasi yang ada, sebaiknya peneliti selanjutnya lebih memperluas wilayah pengambilan data sehingga dapat mewakili lebih banyak populasi, dan peneliti dapat memilih berbagai variabel lain yang berkaitan dengan psychological well being, serta penelitian selanjutnya dilakukan penelitian dengan penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif untuk memperkuat hasil penelitian. Sedaangkan saran praktis yang dapat disampaikan oleh peneliti dan menjadi sebagai acuan tambahan bagi pembaca atau peneliti, yaitu saran untuk isteri TNI Angkatan Darat adalah ikut aktif dalam segala macam kegiatan dan interaksi yang diadakan Persit sehingga dapat mengisi waktu luang yang dimiliki isteri TNI Angkatan Darat, dan juga saran untuk organisasi Persit Kartika Chandra Kirana adalah lebih memperbanyak kegiatan seminar atau workshop tentang bagaimana mengatasi masalah pribadi dengan lingkungan sekitarnya, serta menyediakan sarana konseling atau sharing group yang dapat dimanfaatkan oleh para isteri TNI Angkatan Darat REFERENSI Andini, T. Y. (2013). Hubungan antara Self-Efficacy dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta. Program Sarjana. Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Anwar, M. Y., &Hidayat, L. L. (2008). Hubungan antara Psychological Well-Being dengan Kecemasan akan Kematian pada Pilot Pesawat Terbang. Program Sarjana. Unika Atma Jaya. Jakarta. Arora, D., Anand, M., Katyal, V.K., &Anand, V. (2010). Anxiety and Well-being among Acute Coronary Syndrome Patients. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology. Maharshi Dayanand University: Rohtak. Bradburn, M. (1969. The Structure of Psychological Well-Being. Chicago: Aldine Publishing Company. Ismanto, H.K. (2009). Fenomena Kecemasan Isteri TNI-AL yang ditinggal tugas suami. Surabaya: JIPTIAIN Kalimah, N. (2011). Hubungan antara kecemasan dengan penyesuaian diri terhadap tugas suami pada istri prajurit TNI-AU. Program Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Kumar, R. (2011). Research methodology: a step-by-step guide for beginners. London: Sage Publication Ltd. Majalah Kartini; Kehidupan isteri prajurit. (2003). Copy Editor, nomer 511. Mardiah, D. (2010). Hubungan Antara Stres Dengan Psychological Well-Being Pada Isteri Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit. Program Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan. Retrieved from ( diakses pada tanggal 26 Juni Marnat, G.G. (2010). Handbook of Psychological Assessment: (5 th Ed). New Jersey: Pustaka Pelajar. Myers, A., & Hansen, C.H. (2011). Experimental Psychology: (7 th Ed). China: Wadsworth, Cengage Learning. Papalia, D.E., Olds, S.W.,& Fieldmen, R.D. (2009). Human Development. 10 th.ed., Boston: Mc Graw- Hill Education. Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat. (2004). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jakarta: Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat. Rahayu, M. A. (2008). ( %20Psychological%20Well-Being%20-%20Literatur.pdf), diakses pada tanggal 28 Maret 2013). Ryff, D. C. (1989). Happines Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well Being. Madison: the American Psychology Association, Inc. Ryff, C.D&Keyes, C. L. (1995): The structure of psychological well being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69(4): Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeda. Sunarsih, D. W., (2009). Hubungan tingkat Religiulitas dengan Kecemasan Isteri ABRI yang Ditinggal Suami ke daerah konflik. Program Sarjana. UII. Yogyakarta. Retrievd from
8 ( diakses pada tanggal 23 Maret Speilberger, C. (2004). Encyclopedia of APPLIED PSYCHOLOGY Volume 1. Florida: ELSEVIER Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia. Wells, I.E. (2010). Psychology of emotions, motivations and actions: Psychological well-being. NewYork: Nova Science Publisher, Inc. RIWAYAT HIDUP Andi Melati Tahira H G, lahir di kota Makassar pada 26 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu psikologi pada 2014.
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004, Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan
Lebih terperinciBAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran
BAB 5 Simpulan, Diskusi, Saran 5.1 Simpulan Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecemasan state dengan psychological well being pada isteri TNI Angkatan Darat yang suaminya bertugas
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Kecemasan 2.1.1. Definisi Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fausiah&Widury, 2007), kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Carol D. Ryff merupakan penggagas teori Psychological well-being.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PSYCHOLOGICAL WELL-BEING 2.1.1. Definisi Psychological Well-Being Carol D. Ryff merupakan penggagas teori Psychological well-being. Menurut Ryff (1989), psychological well being
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D Human Development (Psikologi Perkembangan Edisi Kesepuluh). Jakarta: Kencana.
DAFTAR PUSTAKA Fransiska, M. 2009. Gambaran Psychological well-being pada Pria Gay Dewasa Muda yang telah Coming-out. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mardiah, D. 2009. Hubungan antara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap pasangan yang telah menikah tentu saja tidak ingin terpisahkan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pasangan yang telah menikah tentu saja tidak ingin terpisahkan baik secara fisik maupun psikologis. Namun kenyataanya, tuntutan tugas dan profesi dalam pekerjaan
Lebih terperinciPerbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship
Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara anxiety dalam menghadapi respon dari orang terdekat dengan masing-masing dimensi pada psychological
Lebih terperinciKesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui psychological well-being pada pasien HIV positif (usia 20-34 tahun) di RS X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Lebih terperinci2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekerasan dalam rumah tangga menjadi sebuah fenomena sosial yang memprihatinkan di tengah masyarakat. Abrahams (2007), mengungkapkan bahwa kekerasan dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013
DAFTAR ISI Halaman Halaman Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Hikmah... iii Ucapan Terima Kasih... iv Abstrak... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode
56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciPSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, dari kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan perempuan tetapi lebih dari itu
Lebih terperinciStudi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 246-6448 Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung 1 Rahmadina Haturahim, 2 Lilim Halimah 1,2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi lansia di dunia mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan hasil penelitian Kinsella &Velkof (2001), bahwa sepanjang tahun 2000, populasi lansia dunia tumbuh
Lebih terperinciGAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA
GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah perempuan yang berada dalam dunia kerja (bekerja maupun sedang secara aktif mencari pekerjaan) telah meningkat secara drastis selama abad ke-20. Khususnya,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.
112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Psychological Well Being merupakan evaluasi individu terhadap kepuasan hidup dirinya dimana di dalamnya terdapat penerimaan diri, baik kekuatan dan kelemahannya, memiliki
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA ISTRI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA
HUBUNGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA ISTRI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA Nellafrisca Noviasari dan Agoes Dariyo Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara ABSTRAKSI Tujuan penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Psychological Well-Being pada tunanetra dewasa awal di Panti Sosial Bina Netra X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode
Lebih terperinciPEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU
PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU Program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Riau email: pakzul_n@yahoo.co.id ABSTRAK Kesejahteraan guru secara umum sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Homoseksual adalah orang yang konsisten tertarik secara seksual, romantik, dan afektif terhadap orang yang memiliki jenis kelamin sama dengan mereka (Papalia,
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab 5 ini, akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan diskusi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, saran-saran juga akan dikemukakan untuk perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum anak-anak tinggal dengan orang tua mereka di rumah, tetapi ada juga sebagian anak yang tinggal di panti asuhan. Panti asuhan adalah suatu lembaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Alat Ukur
LAMPIRAN A Alat Ukur A1. Kuesioner PWB Petunjuk pengisian : Di balik halaman ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan apa yang Saudara rasakan terhadap diri sendiri dan kehidupan Saudara
Lebih terperinciKesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) 1 Hany Fakhitah, 2 Temi Damayanti Djamhoer 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,
Lebih terperinciHUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN
HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Disusun Oleh Nama : Pandu Perdana NPM : 15512631 Kelas : 4PA05 Keluarga Perceraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel
BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan peneliti lebih menekankan pada data yang dapat dihitung untuk mendapatkan penafsiran
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI..vi. DAFTAR BAGAN.ix. DAFTAR TABEL...x. DAFTAR LAMPIRAN.xi BAB I PENDAHULUAN...
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika dimensi-dimensi psychological well-being pada pasien kanker serviks stadium lanjut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Maksud dan tujuan dari penelitian
Lebih terperinciHubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari
Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Robert Donmoyer (Given, 2008), adalah pendekatan-pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang, mengisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel
BAB III METODE PEELITIA Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan
Lebih terperinciSM, 2015 PROFIL PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA TUNGGAL BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHINYA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Pada tahun 1980-an di Amerika setidaknya 50 persen individu yang lahir menghabiskan sebagian masa remajanya pada keluarga dengan orangtua tunggal dengan pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prostitusi merupakan fenomena yang tiada habisnya. Meskipun telah dilakukan upaya untuk memberantasnya dengan menutup lokalisasi, seperti yang terjadi di lokalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling dinanti-nantikan. Pada pasangan yang sulit memiliki anak, segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah sepasang pria dan wanita menikah, memiliki anak merupakan hal yang paling dinanti-nantikan. Pada pasangan yang sulit memiliki anak, segala upaya akan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN Pada bab ketiga ini akan dijelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, subjek penelitian, tipe dan desain penelitian, alat ukur yang digunakan dan prosedur pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tindakan kriminalitas merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu hukuman yang akan diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang tentunya tidak akan pernah lepas dari peranan orang tua karena orang tua merupakan tumpuan pertama anak dalam memahami dunia. Orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
Perbedaan Psychological Well-being Emerging Adulthood Antara Pasangan Long Distance Relationship Dengan Pasangan Proximal Relationship Putri Delinda Wendyana Tedjo Fakultas Psikologi putridelinda_92@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing
67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing pada mahasiswa Fakultas Psikologi Unversitas X di kota Bandung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada pegawai outsourcing Universitas X kota Bandung. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus atau yang dikenal dengan HIV merupakan sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah kurang lebih lima hingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian 1. Populasi dan Sampel penelitian Sampel penelitian adalah orang tua anak tunarungu. Anak tunarungu tersebut bersekolah di kelas satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memerlukan norma atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Psychological Well-Being (PWB) pada pria pensiunan PNS usia 64 tahun di Bandung Utara. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Psychological
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi politik yang telah berlangsung selama tiga belas tahun telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi politik yang telah berlangsung selama tiga belas tahun telah memperjelas peran TNI sebagai pengemban fungsi pertahanan negara dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk. membangun relasi sosial meningkat seiring bertambahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya untuk menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk membangun relasi sosial
Lebih terperinciiv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Psychological Well-Being pada pensiunan bank X di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dan didapatkan sampel berjumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well Being 1. Konsep Psychological Well Being Konsep psychological well being sendiri mengacu pada pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal. Sampai saat
Lebih terperinciSubjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra
Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Chintia Permata Sari & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com ABSTRAK. Penilaian negatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit contohnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan tempat sekumpulan individu melakukan suatu aktivitas kerja. Aktivitas tersebut terdapat di dalam perusahaan atau organisasi. Pada zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang
24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya akan mengalami proses menjadi tua yang dikenal dengan lanjut usia (Lansia). Periode Lansia adalah periode penutup dalam rentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kesejahteraan Psikologis Ryff (Ryff & Keyes, 1995) menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologis sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being
Lebih terperinciyang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling
BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Persepsi dukungan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah: Variabel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CAUSALITY ORIENTATION DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN
HUBUNGAN ANTARA CAUSALITY ORIENTATION DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN Desyana Kurniawan, Dewa Fajar Bintamur Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beragam dan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan manusia,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dan tidak akan pernah berhenti sampai mengalami kematian. Untuk bisa memenuhi kebutuhan yang beragam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70
Lebih terperinciPENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA
PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI An-nisa Rizki Pertiwi Universitas Bina Nusantara, annisa_129@yahoo.com (An-nisa Rizki Pertiwi, Inez Taniwangsa)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keadaan disabilitas yang adalah keterbatasan fisik, kecacatan baik fisik maupun mental, serta berkebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan disabilitas yang adalah keterbatasan fisik, kecacatan baik fisik maupun mental, serta berkebutuhan khusus dapat dialami oleh setiap individu. Menurut Riset
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood
Abstrak Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dimensi Attachment to God terhadap dimensi Psychological Well Being. Adapun responden dalam penelitian tersebut adalah 200
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2014), terlebih bagi individu yang sudah bekerja dan hanya memiliki latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya tingkat persaingan dalam dunia pekerjaan, menuntut individu untuk mengejar pendidikan hingga tingkat yang lebih tinggi (Utami & Kusdiyanti, 2014), terlebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion).
Lebih terperinciProsiding Psikologi ISSN:
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Psychological Well-Being pada Atlet Tunanetra Low Vision Bidang Atletik di NPCI Kota Bandung Descriptive Study of Psychological Well-Being at Low Vision
Lebih terperinciAlfikar Hakim, Rani Agias Fitri.
HUBUNGAN ANTARA ANXIETY DALAM MENGHADAPI RESPON DARI ORANG TERDEKAT DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PRIA GAY YANG TELAH COMING OUT DI WILAYAH DKI JAKARTA Alfikar Hakim, Rani Agias Fitri alfikar.hakim@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB 3. Metodologi Penelitian
BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen, 2001). 3.1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organisasi dengan kesejahteraan psikologis karyawan. Peran organisasi dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penunjang keberhasilan sebuah organisasi adalah keberadaan dan kontribusi karyawan. Produktifitas dan kinerja karyawan yang tinggi akan memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini dapat terwujud dengan adanya partisipasi dan dukungan perangkat yang baik. Salah satu perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keterikatan aturan, emosional dan setiap individu mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan setiap individu mempunyai peran masing-masing yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker di negara-negara berkembang. Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di negara-negara berkembang. Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah menjalani usia pernikahan selama 5 tahun pertama yang berjumlah 100 responden. Pada
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Rr. Sri Nuriaty Masdiputri NIM:
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK KELAS AANVULLEN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rr. Sri Nuriaty Masdiputri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. potensi individu dimana individu dapat menerima kekurangan dan kelebihan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well-Being 1. Pengertian Psychological Well-Being Psychological well-being merupakan realisasi dan pencapaian penuh dari potensi individu dimana individu dapat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Psychological Well-Being pada lansia di Panti Jompo X Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Lebih terperinci