PAPARAN MENKO PEREKONOMIAN PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) Jakarta, 30 April 2013
|
|
- Bambang Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PAPARAN MENKO PEREKONOMIAN PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) 2013 Jakarta, 30 April 2013
2 KERANGKA PAPARAN Pencapaian Pembangunan Ekonomi Tantangan Upaya Menjaga Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Penutup
3 INDONESIA TELAH BERHASIL MENCIPTAKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ATAS 6% SECARA BERKESINAMBUNGAN 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 6,35 6,46 6,20 6,23 6,01 5,69 5,50 4,92 5,03 4,78 4,50 4,58 3,64 PRODUK DOMESTIK BRUTO Indonesia memiliki modal yang kuat untuk tumbuh lebih cepat lagi. Indonesia sudah membuat Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang akan mengoptimalkan keunggulan yang kita miliki, sehingga Indonesia dapat tumbuh lebih cepat lagi ke depan. Pertumbuhan yang ingin kita ciptakan adalah pertumbuhan dengan equity (dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia). Slide 3
4 1. DITENGAH PERLAMBATAN PEREKONOMIAN GLOBAL, PEMBANGUNAN EKONOMI SECARA KESELURUHAN MEMENUHI TARGET INDIKATOR TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET REALISASI REALISASI REALISASI RPJM RPJM APBN 2013 RPJM RPJM RPJM TARGET RKP Pertumbuhan Ekonomi 5,5-5,6 6,2 6,0-6,3 6,5 6,4-6,9 6,23 6,7-7,4 6,8 7,0%-7,7% 6,8 7,2 Inflasi 4,0-6,0 7,0 4,0-6,0 3,8 4,0-6,0 4,30 3,5 5,5 4,9 3,5 5,5 4,5 + 1 Pengangguran 7,6 7,1 7,3-7,4 6,6 6,7-7,0 6,14 6,0-6,6 5,8 6,1 5%-6% 5,0 6,0 Kemiskinan 12,0-13,5 13,33 11,5-12,5 12,49 10,5-11,5 11,66 9,5-10,5 9,5 10,5 8%-10% 8,0 10,0 EKONOMI TUMBUH DI ATAS 6% INFLASI TETAP TERKENDALI SESUAI SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN MENURUN TINGKAT KEMISKINAN MENURUN Slide 4
5 2. NAMUN MASIH TERDAPAT TANTANGAN EKSTERNAL - Pemulihan ekonomi dunia masih berjalan lambat - Pemulihan harga komoditas yang masih lambat - Kecenderungan peningkatan hambatan non tarif INTERNAL - Iklim investasi dan usaha masih perlu perbaikan - Isu ketenagakerjaan - Keterbatasan infrastruktur - Kesehatan fiskal dan penyerapan anggaran. - Pengendalian BBM dalam negeri Slide 5
6 3. UPAYA MENJAGA PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI Slide 6
7 UPAYA MENJAGA PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI Memperbaiki kualitas belanja negara sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi Menjaga tingkat daya beli masyarakat dengan menjaga laju inflasi pada tingkat yang rendah Kebijakan Mendorong Pertumbuhan Investasi Peningkatan daya saing terutama produk ekspor non migas melalui diversifikasi pasar tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk Mengendalikan impor produk-produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam negeri Penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga, Slide 7 kelancaran barang serta menciptakan iklim usaha yang sehat Slide 7
8 1. MEMPERBAIKI KUALITAS BELANJA NEGARA SEHINGGA DAPAT MENSTIMULASI PERTUMBUHAN EKONOMI Slide 8
9 BELANJA NEGARA TERUS MENINGKAT DIIKUTI DENGAN PENINGKATAN ALOKASI BELANJA PRODUKTIF Belanja Negara (Triliun Rp) , Belanja Modal (Triliun Rp) Ratio Belanja Modal thd APBN (%) 11,37 12,84 14,00 13,00 12, ,09 7,70 9, ,00 10,00 9,00 8, , , , ,00 Slide 9
10 PROFIL BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (2) BELANJA K/L : SEMAKIN DIARAHKAN UNTUK BELANJA MODAL Pegawai Barang Modal Bansos Slide 10
11 DUKUNGAN APBN DALAM MENJAGA PERTUMBUHAN EKONOMI...1 Meningkatkan Kualitas Belanja dengan Memperbesar Alokasi Belanja Produktif yakni Belanja Modal untuk Infrastruktur; Mengarahkan peningkatan anggaran infrastruktur dalam rangka mendukung MP3EI untuk pembangunan infrastruktur pada 6 (enam) koridor ekonomi, domestic connectivity, serta ketahanan energi dan ketahanan pangan; Memperkuat program perlindungan sosial dan sinergi 4 klaster penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukung MP3KI; Slide 11
12 DUKUNGAN APBN DALAM MENJAGA PERTUMBUHAN EKONOMI... 2 Menyediakan Stimulasi Fiskal Secara Terukur : 4. A. Stimulus Fiskal Sisi Belanja: Meningkatkan Alokasi Belanja Modal Secara Signifikan, khususnya untuk Infrastruktur; Meningkatkan kualitas belanja untuk memperlebar ruang fiskal melalui pengendalian subsidi, khususnya subsidi energi, dan memperbesar alokasi anggaran Non-Subsidi; B. Stimulus Fiskal Sisi Penerimaan: Mengimplementasikan kebijakan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), mulai Januari 2013; Memberikan Insentif Fiskal dalam bentuk: o Pajak ditanggung Pemerintah (DTP); o Pembebasan Bea Masuk; o Tax Holiday o Tax Allowance Mendukung Pengembangan BUMN Sebagai agen pembangunan melalui dukungan dan jaminan pemerintah. Slide 12
13 2. MENJAGA TINGKAT DAYA BELI MASYARAKAT DENGAN MENJAGA LAJU INFLASI PADA TINGKAT YANG RENDAH Slide 13
14 INFLASI DAPAT DIKENDALIKAN.. 8,00 7,00 Inflasi (%) 6,00 6,96 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 2,78 3,79 4,30 0, Slide 14
15 KEBIJAKAN MENJAGA INFLASI AGAR TETAP RENDAH Kebijakan stabilitas harga bahan pangan (volatile foods), Kebijakan untuk meminimalkan dampak kebijakan harga pemerintah thd inflasi (administered prices), Memperlancar pasokan komoditas bahan pokok. Meningkatkan dan memperluas efektivitas peran BULOG khususnya dalam menjaga harga beras dan harga pokok pangan lainnya Mekanisme automatic adjustment untuk pemenuhan pasokan dalam negeri. Pengaturan besaran dan waktu (timing) kebijakan harga komoditas strategis (BBM, elpiji & TTL). Memitigasi risiko atas dampak rambatan terhadap komoditas lain, termasuk risiko kelangkaan Koordinasi antara Pemerintah Pusat, BI dan Pemerintah Daerah melalui optimalisasi Peran TPI-TPID dalam pengendalian inflasi khususnya dalam mengatasi permasalahan produksi dan distribusi maupun edukasi kepada masyarakat. Mengupayakan penyelesaian permasalahan struktural jangka menengah-panjang, seperti kendala pasokan dan distribusi komoditi antar daerah, infrastruktur yang terbatas, stuktur pasar dan mekanisme pembentukan harga, dan masih tingginya ekspektasi Inflasi. Slide 15
16 ALOKASI BELANJA PEGAWAI TERUS MENINGKAT Belanja Pegawai (Triliun Rp) Slide 16
17 DUKUNGAN APBN DALAM MENJAGA TINGKAT DAYA BELI MASYARAKAT Meneruskan pemberian gaji dan pensiun ke-13, penyesuaian gaji pokok pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri sebesar rata-rata 6 persen dan pensiun pokok rata-rata 4 persen; Mengoptimalkan program perlindungan sosial berbasis keluarga antara lain jamkesmas, program keluarga harapan, Bantuan Operasional Sekolah, Bantuan Siswa Miskin dan Raskin Mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat melalui PNPM mandiri dan Pemberdayaan UMKM Slide 17
18 3. KEBIJAKAN MENDORONG PERTUMBUHAN INVESTASI Slide 18
19 PERTUMBUHAN INVESTASI (PMTB) 12,0 10,0 8,0 6,0 % PMTB 8,5 8,8 9,81 Juta US , , , , ,80 Milyar , , , , , , , , ,00 4,0 2,0 3, , , , , , ,00 0, , PMA (Juta US) , , , ,67 PMDN (Miliar) , , , ,01 0,00 Slide 19
20 KEBIJAKAN MENJAGA PERTUMBUHAN INVESTASI 1. Menjamin kepastian hukum berusaha; 2. Penyederhanaan prosedur informasi dan perijinan berusaha; Menyelenggarakan Pelayanan Terpadu satu Pintu (PTSP) Penanaman Modal dengan menetapkan Kualifikasi Kelembagaan PTSP di bidang penanaman modal 3. Mengharmonisasikan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Keuangan, Perbankan, Industri, dan Perdagangan 4. Mengembangkan Sistem Logistik Nasional 5. Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha. Penataan Regulasi Ketenagakerjaan 6. Meningkatkan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor melalui peraturan terkait kebijakan fasilitasi ekspor dan impor dan pengembangan sistem elektronik fasilitasi pelayanan publik. 7. Mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Slide 20
21 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DIARAHKAN UNTUK: 1. Penyediaan infrastruktur dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan; Perkuatan konektivitas yang menjamin tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan industri; Perluasan infrastruktur untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah; Pengembangan infrastruktur perkotaan dan perdesaan; Pengembangan infrastruktur mendukung ketahanan pangan dan energi. Slide 21
22 4. PENINGKATAN DAYA SAING TERUTAMA PRODUK EKSPOR NON MIGAS MELALUI DIVERSIFIKASI PASAR TUJUAN EKSPOR DENGAN MENINGKATKAN KEBERAGAMAN DAN KUALITAS PRODUK Slide 22
23 PERLAMBATAN PEREKONOMIAN GLOBAL BERDAMPAK PADA PERLAMBATAN EKSPOR ,0 Nilai Ekspor (Juta USD) Pertumbuhan Ekspor (%) , , , ,6 37,96 28, , , , ,0-6, , Slide 23
24 UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK EKSPOR NON MIGAS MELALUI DIVERSIFIKASI PASAR TUJUAN EKSPOR DENGAN MENINGKATKAN KEBERAGAMAN DAN KUALITAS PRODUK Meningkatkan kelancaran dan efisiensi distribusi barang dengan melaksanakan kebijakan/program Sislognas dengan fokus pembangunan pasar dan pusat distribusi, peningkatan peran BUMN Niaga. Mempercepat pelaksanaan multi moda, mengurangi biaya, waktu, transparansi dan akuntabiltas di pelabuhan, serta optimalisasi peranan dry port. Penyebaran informasi peluang ekspor, ketentuan akses pasar dan persyaratan distribusi di wilayah pasar baru yang ditargetkan Mendorong kerjasama B2B untuk mempromosikan ekspor ke wilayah pasar baru termasuk meningkatkan peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam financial bridging dan kredit ekspor Slide 24
25 UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK EKSPOR NON MIGAS MELALUI DIVERSIFIKASI PASAR TUJUAN EKSPOR DENGAN MENINGKATKAN KEBERAGAMAN DAN KUALITAS PRODUK Meningkatan jaringan promosi dan pemasaran ekspor untuk produk inovatif dan komoditi potensial Meningkatkan penyesuaian standar produk ekspor 5 6 Melaksanakan dan memperluas skema pembiayaan bilateral Peningkatan pengawasan ekspor komoditas tertentu untuk pengamanan penerimaan devisa dan penerimaan negara yaitu untuk CPO, Batu bara, serta produk SDA lainnya 7 8 Slide 25
26 5. MENGENDALIKAN IMPOR PRODUK - PRODUK YANG BERPOTENSI MENURUNKAN DAYA SAING PRODUK DOMESTIK DI PASAR DALAM NEGERI Slide 26
27 WALAUPUN MELAMBAT NAMUN PERTUMBUHAN IMPOR MASIH LEBIH CEPAT DARIPADA PERTUMBUHAN EKSPOR ,0 Nilai Impor (Juta USD) Pertumbuhan Impor (%) 41, , , ,9 30, , ,2 8, , , , , Slide 27
28 IMPOR INDONESIA DIDOMINASI BAHAN BAKU DAN BARANG MODAL Struktur Barang Impor Perkembangan Impor Jan-Feb 2012 Barang Modal 17.37% Barang Konsumsi 7.97% Barang Modal 20.17% Barang Konsumsi 7.68% Barang Konsumsi USD Miliar Pertumbuhan (%) Bahan Baku/ Penolong 74.66% Jan-Feb 2011 Bahan Baku/ Penolong 72.15% Jan-Feb 2012 Bahan Baku/ Penolong Barang Modal Jan-Feb 2012 Jan-Feb Sumber: BPS (diolah Puska Daglu) Slide 28
29 UPAYA MENGENDALIKAN IMPOR PRODUK - PRODUK YANG BERPOTENSI MENURUNKAN DAYA SAING PRODUK DOMESTIK DI PASAR DALAM NEGERI Meningkatkan efektifitas border control, market control, dan consumer report untuk mengamankan gangguan impor terhadap produk dalam negeri, seperti seleksi pelabuhan impor dan pelaku impor. Meningkatkan pengawasan peredaran barang impor di pasar lokal sesuai dengan ketentuan SNI, Labelisasi, karantina, dan HAKI Mempercepat pelaksanaan sentralisasi otomasi kepabeanan dan kepelabuhan untuk peningkatan pelayanan dan pengawasan Memperluas penerapan National Single Widow (NSW) di berbagai pelabuhan dan memperkuat peran Portal INSW sebagai acuan tunggal (single reference) bagi petugas lapangan dan pelaku usaha Mendorong kebijakan investasi substitusi impor dan hilirisasi Slide 29
30 6. PENGUATAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK MENJAGA KESTABILAN HARGA, KELANCARAN BARANG SERTA MENCIPTAKAN IKLIM USAHA YANG SEHAT Slide 30
31 UPAYA PENGUATAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK MENJAGA KESTABILAN HARGA, KELANCARAN BARANG SERTA MENCIPTAKAN IKLIM USAHA YANG SEHAT Memperlancar arus barang dengan meningkatkan connectivity Mempercepat pelaksanaan Sistem logistik nasional Membangun pusat-pusat distribusi dan pasar baru Mengefisienkan perdagangan dalam negeri Memperkuat daya saing produk dalam negeri Meningkatkan pengawasan perdagangan tidak sehat Gerakan Cinta Produk nasional Slide 31
32 KLASTER 3 DAN KLASTER 4 Slide 32
33 REALISASI PENYALURAN KUR 2007 S/D DESEMBER 2012 Penyaluran KUR tahun 2012 meningkat sangat pesat mencapai Rp 34,2 triliun dengan jumlah debitur 1,9 juta. Target penyaluran KUR tahun 2012 sebesar Rp 30 triliun telah terlampaui. (Rp Miliar) Secara akumulatif, penyaluran KUR sejak tahun 2007 hingga Desember 2012 sebesar Rp 97,7 triliun dengan jumlah debitur sebesar 7,7 juta. Penyaluran KUR Mikro periode Januari-Desember 2012 mencapai sebesar Rp. 16,7 triliun, atau 48,9% dari total KUR. Dengan capaian maka rata-rata KUR yang disalurkan selama tahun 2012 adalah Rp. 17,5 juta/debitur. Secara akumulatif sejak 2007 hingga 2012 porsi KUR Mikro sebesar 47,8%. Slide 33
34 REALISASI PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH TA NO. WILAYAH TARGET (Unit) REALISASI (Unit) ALOKASI ANGGARAN (RP. JUTA) 1. SUMATERA JAWA KALIMANTAN NUSA TENGGARA SULAWESI dan PAPUA TOTAL Slide 34
35 REALISASI PROGRAM AIR BERSIH TA NO. SASARAN TARGET REALISASI Masyarakat miskin Nelayan (Terpadu) Masyarakat miskin Daerah Tertinggal (Terpadu) SPAM 206 Kawasan 173 Kawasan 33 Kawasan ALOKASI ANGGARAN (RP. Ribu) 197 Kawasan Kawasan 43 Kawasan Slide 35
36 REALISASI PROGRAM LISTRIK HEMAT DAN MURAH TA NO. SASARAN KEGIATAN TARGET REALISASI Masyarakat miskin Nelayan (Terpadu) Masyarakat miskin Daerah Tertinggal (Terpadu) Non Terpadu Sambungan baru Instalasi Rumah Tinggal Sambungan baru Instalasi Rumah Tinggal Sambungan baru Instalasi Rumah Tinggal ALOKASI ANGGARAN (RP. JUTA) PEMBIAYAAN SUMBER sambungan APBN ESDM sambungan APBN ESDM sambungan APBN ESDM Slide 36
37 KEBIJAKAN MENINGKATKAN EFISIENSI DAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN KLASTER 3 DAN KLASTER 4 1. Meningkatkan dampak pencapaian MP3EI dalam rangka peningkatan kesempatan kerja dan penurunan angka pengangguran serta peningkatan pendapatan dengan mendorong tumbuhnya sektor-sektor produktif dengan rata-rata upah lebih tinggi. 2. Mengendalikan inflasi daerah sebagai natural protection untuk orang miskin (agar peningkatan pendapatan orang miskin efektif), melalui, a.l.: Pengamanan stok dan distribusi bahan pangan pokok. Dukungan terhadap upaya revitalisasi pertanian dan perdesaan Pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur untuk mendukung keterkaitan desa-kota 3. Memperluas target penerima program klaster 1 berdasarkan hasil PPLS 2011 (unified database) dan Meningkatkan kualitas pelaksanaan program. 4. Sinergi & peningkatan kualitas program-program pemberdayaan masyarakat (PNPM) untuk memperluas kesempatan kerja yang berkelanjutan, pengembangan ekonomi lokal, membuka keterisolasian wilayah & meningkatkan keberdayaan masyarakat. 5. Meningkatkan akses usaha mikro dan kecil pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sumber-sumber permodalan lainnya, yang didukung penguatan kewirausahaan dan pelatihan SDM, peningkatan akses pasar dan teknologi, serta penguatan kelembagaan UMK dan koperasi. Slide 37
38 PENUTUP Slide 38
39 PENUTUP Kita harus bersyukur bahwa di tengah gejolak perekonomian dunia, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh dengan baik. Namun, kita tidak boleh lengah, karena masih banyak tantangan yang harus kita hadapi. Untuk menjaga momentum pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang terjadi saat ini, kita harus: Menjaga daya beli masyarakat. Meningkatkan daya saing, dengan memperbaiki iklim berinvestasi di dalam negeri, termasuk memperbaiki sistem logistik nasional dan menyediakan infrastruktur yang lebih baik. Meningkatkan dampak belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui belanja anggaran yang lebih berkualitas, tepat sasaran dan tepat waktu. Mari kita lupakan apa yang disebut orang tahun politik, dan fokus mengimplementasikan program-program pembangunan yang ada, agar momentum pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dapat kita jaga bersama. Slide 39
40 TERIMA KASIH
41 LAMPIRAN DATA
42 PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) PDB Expenditure Pengeluaran Kons. RT 4,97 3,95 3,17 5,01 5,34 4,85 4,74 4,71 5,28 Pengeluaran Kons. Pemerintah 3,99 6,64 9,61 3,89 10,43 15,67 0,29 3,16 1,25 PMTB 14,7 10,9 2,6 9,3 11,9 3,3 8,5 8,8 9,81 Ekspor Barang dan Jasa 13,53 16,60 9,41 8,54 9,53-9,69 15,27 13,57 2,01 Impor Brg & Jasa 26,65 17,77 8,58 9,06 10,00-14,98 17,34 13,33 6,65 PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,03 5,69 5,50 6,35 6,01 4,58 6,20 6,46 6,23 PDB Nominal (triliun rupiah) PDB Sektoral Pertanian 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,99 2,95 3,97 Pertambangan dan Penggalian -4,48 3,20 1,70 1,93 0,71 4,44 3,57 1,36 1,49 Industri Pengolahan 6,38 4,60 4,59 4,67 3,66 2,16 4,74 6,22 5,73 Listrik, Gas & Air Bersih 5,30 6,30 5,76 10,33 10,93 14,29 5,33 4,82 6,40 Konstruksi 7,49 7,54 8,34 8,53 7,55 7,07 6,95 6,71 7,50 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,70 8,30 6,42 8,93 6,87 1,30 8,69 9,18 8,11 Pengangkutan & Komunikasi 13,38 12,76 14,23 14,04 16,57 15,50 13,41 10,69 9,98 Keuangan, Real Estate & Jasa Persh 7,66 6,70 5,47 7,99 8,24 5,05 5,67 6,81 7,15 Jasa-jasa 5,38 5,16 6,16 6,44 6,24 6,42 6,01 6,74 5,24 PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,03 5,69 5,50 6,35 6,01 4,58 6,20 6,46 6,23 PDB Nominal (triliun rupiah)
43 INVESTASI Realisasi PMA (Juta US$) Tahun Q1 Q2 Q3 Q4 Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BKPM Realisasi PMDN (Miliar Rp) Tahun Q1 Q2 Q3 Q4 Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BKPM
44 EKSPOR DAN IMPOR Total Ekspor (juta USD) Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des total , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Impor Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec total , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9
45 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Balance of Payment tahun (Milyar US$) Milyar USD URAIAN (million USD) TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL A. TRANSAKSI BERJALAN 1,6 0,3 10,9 10,5 0,1 10,6 5,6 2,1-3,3 A. Neraca Perdagangan 20,2 17,5 29,7 32,8 22,9 30,9 30,6 35,3 31,2 a. Ekspor, Fob 70,8 87,0 103,5 118,0 139,6 119,6 158,1 201,5 207,7 b. Impor, fob -50,6-69,5-73,9-85,3-116,7-88,7-127,4-166,1-176,5 B. Jasa-jasa -8,8-9,1-9,9-11,8-13,0-9,7-9,3-11,8-12,3 C. Pendapatan -10,9-12,9-13,8-15,5-15,1-15,1-20,3-25,7-26,5 D. Transfer berjalan 1,1 4,8 4,9 5,1 5,4 4,6 4,6 4,2 4,3 B. NERACA MODAL DAN FINANSIAL 1,9 0,3 3,0 3,6-1,1 4,9 26,2 14,0 16,8 A. Transaksi Modal 0 0,3 0,4 0,5 0,3 0,1 0,0 0,0 0 B. Transaksi Finansial 1,9 0,0 2,7 3,0-1,4 4,8 26,2 14,0 16,8 1. Investasi Langsung -1,5 5,3 2,2 2,3 3,4 2,6 10,7 10,4 15,1 2. Investasi Portofolio 4,4 4,2 4,3 5,6 2,5 10,3 13,2 4,2 5,8 3. Investasi Lainnya -1,0-9,4-3,8-4,8-7,3-8,2 2,3-0,6-4,1 C. TOTAL (A+B) 3,4 0,6 13,9 14,1-1,0 15,5 31,9 16,1 13,5 D. SELISIH YANG BELUM DIPERHITUNGKAN -3,1-0,2 0,6-1,4-0,9-3,0-1,6-4,2-0,1 E. KESEIMBANGAN UMUM (C+D) 0,3 0,4 14,5 12,7-1,9 12,5 30,3 11,9 13,4 CADANGAN DEVISA 36,3 34,7 42,6 56,9 51,6 66,1 96,2 110,1 124,1
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia
Lebih terperinciMenyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi
Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Selasa, 20 Mei 2014 INDEF 1 Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN
PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
[Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007
ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator
Lebih terperinciKebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan Fiskal untuk Mendukung Akselerasi Sektor Industri yang Berdaya Saing Andin Hadiyanto Kementerian Keuangan RI Tantangan Utama Sektor Industri Indonesia
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014
BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil menengah yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia,
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik
BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciINDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER
PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah
Lebih terperinciMENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN Hendri Saparini, Ph.D saparini@coreindonesia.org Diskusi Biro Analisa Anggaran - Setjen DPR RI Jakarta, 10 Juli 2014 Pengentasan
Lebih terperinciii Triwulan I 2012
ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR
Lebih terperinciRingsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik
B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Lebih terperinciBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009
Perkembangan Asumsi Makro BAB I BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II TAHUN 2009 1.1 Pendahuluan Memasuki tahun 2009, efek lanjutan dari pelemahan ekonomi global semakin dirasakan
Lebih terperinciSuharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan
Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN Januari 2016
Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN 2016 25 Januari 2016 Update Perekonomian Indonesia (1) Nilai Tukar IHSG Inflasi Indikator Harga Minyak Mentah Indonesia Arus Modal Masuk Yield SUN Kinerja Per 31 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciAPBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI
APBNP 2015 belum ProRakyat Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI Orientasi APBN P 2015 Semangat APBNP 2015 adalah melakukan koreksi total atas model belanja pemerintah di tahun-tahun sebelumnya. Fokus
Lebih terperinci6.1. Kinerja Sistem Pembayaran Transaksi Keuangan Secara Tunai Transaksi Keuangan Secara Non Tunai... 74
i ii ii 1.1. Analisis PDRB Dari Sisi Penawaran... 3 1.1.1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan... 4 1.1.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... 6 1.1.3. Sektor Industri Pengolahan... 8 1.1.4. Sektor
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN NOMOR 74/DPD RI/IV/2012 2013 PERTIMBANGAN TERHADAP KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL SERTA DANA TRANSFER DAERAH DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciSTAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi
PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KEBIJAKAN FISKAL oleh: Rachmat Efendi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan Dan Cukai Tahun 2015 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami Kebijakan Fiskal yang
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat
Lebih terperinciBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Lebih terperinciKinerja CENTURY PRO FIXED
29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi
Lebih terperinciDari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.
No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan
Lebih terperinciOLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-2008 4. Outlook Perekonomian Di tengah gejolak yang mewarnai perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diprakirakan mencapai 6,2% atau melambat
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Anggaran ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013 Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Grand Sahid Jakarta
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015
Lebih terperinciBAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005
BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005 A. TANTANGAN DAN UPAYA POKOK TAHUN 2005 Meskipun secara umum pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dan stabilitas moneter dalam keseluruhan tahun 2004 relatif terkendali,
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana
Lebih terperinciLAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A
LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciDisampaikan Pada: Bimtek Penyusunan RKPD Kabupaten Situbondo Mei 2012
Ferry Prasetyia, SE., MAppEc Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Disampaikan Pada: Bimtek Penyusunan RKPD Kabupaten Situbondo 2013 2 4 Mei 2012 1 Pertumbuhan PDB Dunia Sumber: IMF Staff Estimates,
Lebih terperinciB. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB
Lebih terperinciDisampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan
Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan 1 PENGAMANAN UMUM Penempatan likuiditas dana di Bank2 BUMN Menerbitkan 2 Perpu (Penjaminan, kolateral Pinjaman)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciDUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA
DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA Oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, terdiri dari pulau-pulau
Lebih terperinciCATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,
CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinci4. Outlook Perekonomian
4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI
DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013
No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan
Lebih terperinciPOINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis
POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Pangan dan Pertanian 2016 Permasalahan
Lebih terperinciKEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA
KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA Kuliah SEI pertemuan 11 NANANG HARYONO, S.IP., M.Si DEPARTEMEN ADMINISTRASI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 Perencanaan Pembangunan Ekonomi ARTHUR LEWIS dalam buku DEVELOPMENT
Lebih terperinciPembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan
Artikel Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan
Lebih terperinciLaporan Pengendalian Inflasi Daerah
Gubernur Bank Indonesia Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi
Lebih terperinciANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV
ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis
Lebih terperinciPerkembangan Terkini, Prospek, dan Tantangan Ke Depan
Ringkasan Laporan Nusantara Februari 2014 *) Perkembangan Terkini, Prospek, dan Tantangan Ke Depan PERKEMBANGAN TERKINI EKONOMI DAERAH Setelah mengalami perlambatan pada beberapa triwulan sebelumnya, realisasi
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur
Lebih terperinciSARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN
SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015 2019 1. Pada era kondisi / situasi perdagangan global/bebas saat ini berpotensi meningkatkan proteksi pada banyak Negara, serta langkah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2008 memberi gambaran kondisi ekonomi makro tahun 2006,
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi makro yang baik, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat
Lebih terperinciSambutan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Sambutan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 1. Prioritas
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG KEPEMILIKAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG KEPEMILIKAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH Oleh : Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara RAPAT KERJA NASIONAL REAL ESTATE INDONESIA (REI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang harus dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut.
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DEPUTI BIDANG KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BAPPENAS Rapat Koordinasi Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS. 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SIARAN PERS 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Paket Kebijakan Ekonomi, Bangkitkan Kepercayaan Pasar Jakarta, 21 Oktober 2015 Sebagai kementerian non teknis yang
Lebih terperinci1. Tinjauan Umum
1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinci