MANAJEMEN KONFLIK. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN KONFLIK. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M."

Transkripsi

1 MANAJEMEN KONFLIK Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd Disusun Oleh: Moh Khoerul Anwar, S. Pd PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2 BAB I RINGKASAN Pada bab ini berkaitan dengan sifat konflik, bagaimana membangun, dampak positif dan negatif dan beberapa panduan untuk menangani situasi konflik. Konflik merupakan perbedaan pendapat yang dihasilkan dari ketersediaan dua atau lebih program yang mungkin tindakan ini tidak hanya tak terelakkan tetapi juga bagian berharga dari kehidupan. Ini membantu untuk memastikan bahwa kemungkinan yang berbeda dianggap benar, dan kemungkinan program lebih lanjut tindakan dapat dihasilkan dari pembahasan alternatif sudah diakui. Juga, konflik sering berarti bahwa tindakan yang dipilih diuji pada tahap awal, sehingga mengurangi risiko hilang cacat penting yang mungkin muncul kemudian. Dengan demikian konflik adalah adanya ketidakcocokan antara pendapat satu dengan pendapat lain. Kebanyakan konflik memiliki kedua komponen rasional dan emosional dan terletak di suatu tempat di sepanjang spektrum antara konflik asli kepentingan di satu sisi dan kepribadian bentrokan di sisi lain. Untuk membantu mencari solusi dalam bernegosiasi, perlu dilakukan beberapa hal berikut yakni a) mendengarkan dan memahami sudut pandang dan kebutuhan pihak lain (jangan buang waktu mengulangi titik Anda sendiri pandang) - mencoba untuk bersikap adil; b) mencari trade-off, yaitu apakah ada sesuatu yang saya bisa mengakui ke yang lain partai yang berarti lebih bagi mereka daripada itu biaya 'saya?; dan c) fokus pada isu-isu dan fakta dan menghindari personalisasi konflik. Jika konflik tidak segera di tangani maka akan memimbulkan bahaya. Konflik menjadi kekuatan berbahaya dan mengganggu setiap kali pribadi yang mempertaruhkan pada hasil. Lebih lanjut konflik berkembang, semakin dalam mempertaruhkan, semakin pahit konflik menjadi dan kurang mudahnya untuk mencapai solusi. Tidak mampu mengambil keputusan karena tidak ada pihak yang berani untuk membuat konsesi karena takut (mungkin dibenarkan) bahwa ini akan dimanfaatkan oleh pihak lain sebagai kemenangan dan jembatan untuk kemajuan lebih lanjut. Dengan kata lain, janganlah bermain-main dengan konflik sebelum konflik tersebut menjadi lebih besar dan berbahaya. 1

3 Upaya yang dilakukan dalam mengurangi beragama konflik dapat dilakukan langkah-langkah berikut yakni menjaga komunikasi dengan orang lain, menahan diri dari godaan membicarakan orang lain dibelakangnya, netral, menghindari orientasi menang-kalah, dan pengaturan situasi konflik. Selain itu, upaya yang dilakukan dalam mengurangi konflik yang akan terjadi pada pegawai atau perusahaan adalah mengembangkan dan membelajarkan sikap pengendalian diri melalui praktik. Sedangkan yang terkait keterampilan menajemen konflik meliputi tiga hal yakni Pertama, kita perlu kemampuan untuk menghadapi, untuk dapat mengatakan 'Tidak' ketika perbedaan pendapat muncul. Kita harus menunjukkan dengan sikap kita yang kita terbuka untuk alasan, diskusi logis dan pemecahan masalah. Kedua, kita harus mampu mempresentasikan ide dan perasaan kita secara jelas, ringkas, dengan tenang dan jujur. Ketiga, kita perlu mengembangkan keterampilan mendengarkan, yang mencakup kemampuan untuk menunjukkan seseorang bahwa kita mengerti apa yang telah dikatakan oleh 'bermain kembali'. Kita juga perlu mengembangkan kebiasaan mengajukan pertanyaan daripada membuat pernyataan, mengingat bahwa tenaga penjual yang sukses (produk atau ide) adalah mereka yang mengajukan pertanyaan yang paling. Keempat, kita perlu keterampilan dalam mengevaluasi semua aspek dari masalah, memahami tekanan pada pihak lain, 'helicoptering' di atas perspektif terbatas yang kita mungkin biasanya mengadopsi. Akhirnya, kita harus mampu mengartikulasikan tujuan bersama yang akan membantu kedua belah pihak untuk naik di atas perbedaan mereka tentang metode untuk melihat ke masa depan prestasi daripada friksi terakhir. Setelah kita memahama terkait kemampuan manajemen konflik, kita juga perlu memahami apa itu kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kapasitas untuk mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri kita sendiri dan mengelola emosi dengan baik dalam diri kita sendiri dan hubungan kita. Dengan demikian itu termasuk pengendalian diri, manajemen kemarahan, semangat, ketekunan dan, di atas semua, empati. Keterampilan tersebut dapat dipelajari, dan ini dapat membantu untuk mencegah 2

4 konflik yang tidak perlu, misalnya ketika memberikan kritik, menangani anakanak yang agresif atau mempengaruhi suasana hati. Dari beberapa penjelasn di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa manajemen konflik itu sangat penting namun janganlah membuat konflik walaupun anda memahami ilmu tentang manajemen konflik. Konflik akan sangat berbahaya jika sudah tidak ada lagi yang mampu memberikan mediasi atau konsesi. Untuk mengurangi konflik, sebaiknya individu lebih mampu mengontrol diri, menjaga berbicara dan mengatur marah. 3

5 BAB II PEMBAHASAN MANAJEMEN KONFLIK Konflik adalah situasi dimana dua orang atau lebih atau dua kelompok atau lebih tidak setuju terhadap hal-hal atau situasi yang berkaitan dengan keadaan, keadaan yang antagonis (Bimo Walgito, 2007). Lebih lanjut Daniel Webster (Peg Pickering, 2000: 1) mendefinisikan konflik: 1) persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain; 2) keadaan atau prilaku yang bertentangan (misalnya pertentangn pendapa, kepentingan atau pertentangan antar individu); 3) perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan; dan 4) perseteruan. Berbeda dengan kedua pendapat tersebut, Robbins (Juanita, 2002) menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dari beberapa penjelasn tersebut, saya berasumsi bahwa konflik adalah adanya ketidaksesuaian atau ketidak cocokan antar sesuatu dengan sesuatu baik antar indvidu, kelompok ataupun diri sendiri. A. Manajemen Konflik Intergrup Konflik intergroup sering dikaitkan dengan persaingan yang timbul antar organisasi. Antara organisasi tersebut terdapat perbedaan tujuan yang menyebabkan mereka saling bersaing secara tidak sehat. Konflik ini biasanya diperluas dengan adanya konflik antar anggota organisasi yang saling bersikukuh mempertahankan pendapatnya masing-masing (Bornstein, 2003: 129). Upaya yang dilakukan dalam mengelola konflik yang bersifat inter grup dapat dilakukan dengan cara (Amstrong, 2010) koeksistensi damai, kompromi, pemecahan masalah dan intervensi konflik antar-kelompok. Intervensi konflik Seperti yang dikembangkan oleh Blake dkk (1964), ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar kelompok dengan mendapatkan kelompok untuk berbagi persepsi mereka dari satu sama lain dan untuk menganalisis apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri 4

6 dan kelompok lainnya. Kelompok-kelompok yang terlibat saling bertemu untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari, dan setuju pada isu-isu yang harus diselesaikan dan tindakan yang diperlukan. B. Manajemen Konflik antar Individu Johnson dan Johnson (2012: 589) memandang suatu masalah sebagai sebuah ketidaksesuaian atau perbedaan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Hal tersebut menunjukan bahwa munculnya suatu masalah ketika adanya ketidakserasian antara kehidupan yang nyata dengan yang diinginkan oleh diri sendiri sehingga membutuhkan suatu pendekatan dalam menyelaraskannya. Solso (1995: 440) menjelaskan bahwa problem solving adalah berpikir secara langsung ke arah penyelesaian masalah yang dihadapi, yang meliputi pembentukan dan pemilihan respon-respon yang tepat. Artinya bahwa problem solving merupakan suatu kemampuan kecermatan dan kejelian individu dalam menentukan dan memilih penyelesaian masalah yang dihadapi. Berbeda dengan Solso, Chaplin (2000: 387) menjelaskan bahwa problem solving adalah proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan yang benar dari alternatif-alternatif jawaban, mengarah pada satu sasaran atau pemecahan yang ideal. Kedua pendapat tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda karena Chaplin lebih menekankan pada proses atau usaha dalam menemukan suatu alternatif-alternatif pemecahan masalah yang terjadi secara ideal sesuai dengan urutan-urutan. Menurut Henning (2003: 6) konfik interpersonal terjadi ketika kebutuhan seseorang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Jika berbagai hal tersebut tidak segera ditangani maka akan berdampak negatif bagi organisasi karena ketika masalah interpersonal tetap dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan organisasi atau perusahaan tersebut penuh dengan kelompok-kelompok individu yang tidak dapat kerjasama dalam membangun kehidupan organisasi yang lebih produktif 5

7 sehingga perusahaan akan mengalami kerugian dan tidak adanya kerja tim yang baik. Upaya yang dilakukan untuk membantu mengurangi dan mengatasi konflik interpersonal dengan beberapa pendekatan (Ware and Barnes, 1991) yaitu a) withdrawal (Salah satu pihak dapat menarik, meninggalkan yang lain untuk memegang lapangan. Ini adalah win klasik / situasi kalah atau zero-sum game. Pemenang mungkin kemenangan tetapi kalah akan dirugikan dan baik kehilangan motivasi atau memutuskan untuk bertempur di lain. Ada akan menjadi jeda dalam konflik, tetapi tidak mengakhiri itu); b) Smooth out differences (berpura-pura konflik tidak ada, meskipun tidak ada upaya telah dilakukan untuk mengatasi akar penyebab. Sekali lagi, ini tidak memuaskan. Masalah ini kemungkinan akan muncul kembali dan pertempuran akan dimulai); c) Bargaining (sebuah usaha dapat dilakukan untuk mencapai kompromi melalui perundingan. Ini berarti bahwa kedua belah pihak siap untuk kehilangan serta menang beberapa poin, dan tujuannya adalah untuk mencapai solusi yang dapat diterima kedua belah pihak. Namun, perundingan melibatkan segala macam permainan taktis dan sering kontraproduktif, dan pihak-pihak yang sering lebih cemas untuk mencari kompromi yang dapat diterima dari untuk mencapai solusi suara); d) interaksi mencegah (konflik dikendalikan dengan menjaga orang terpisah sehingga, meskipun perbedaan masih ada, mereka yang terlibat memiliki kesempatan untuk mendinginkan dan mempertimbangkan pendekatan yang lebih konstruktif. Tapi ini hanya mungkin bijaksana sementara, dan konfrontasi akhirnya bisa menjadi lebih eksplosif); e) interaksi Penataan (aturan dasar yang dikembangkan untuk menangani masalah. Tapi ini juga dapat menjadi bijaksana sementara jika perasaan yang mendasari kuat hanya ditekan daripada diselesaikan); f) konseling pribadi (ini dapat memberikan kesempatan untuk melepaskan perasaan terpendam dan mendorong mereka untuk memikirkan cara-cara baru untuk memecahkan konflik pihak. Tapi itu mungkin tidak berurusan dengan sifat penting dari konflik, yang merupakan hubungan antara dua orang); g) konfrontasi yang konstruktif (ini adalah metode membawa individu yang 6

8 bertentangan bersama-sama, idealnya dengan pihak ketiga yang berfungsi untuk membantu membangun iklim eksplorasi dan kooperatif dengan mengajak mereka untuk memahami dan mengeksplorasi persepsi dan perasaan orang lain. Masalah-masalah akan dihadapkan tapi dengan cara analisis gabungan faktor yang berkaitan dengan situasi dan perilaku orang-orang yang terlibat. Perasaan akan dinyatakan tetapi mereka akan dianalisis dengan mengacu pada peristiwa tertentu daripada kesimpulan atau spekulasi tentang motif). Beberapa langkah tersebut, anda dapat memilih salah satu langkah untuk membantu mengurangi atau mengatasi konflik yang anda alami. C. Langkah-Langkah untuk Menghendel Konflik Dalam rangka untuk meminimalkan efek yang merusak konflik, Amstrong (2010) menegaskan bahwa perlu menjadi pihak ketiga dalam membantu konflik tersebut. Untuk menjadi pihak ketiga diperlukan keterampilan memfasilitasi dan keterampilan konseling. Sedangkan Everard, dkk (2004) mengatakan perlu prinsip-prinsip untuk membantu mengurangi konflik, diantaranya adalah 1. Menjaga sebanyak komunikasi mungkin dengan pihak manapun yang ideidenya, kepentingan atau sikap tampaknya bertentangan dengan Anda sendiri. Jangan menunda membahas masalah dengan harapan bahwa ia akan pergi - biasanya akan bertambah buruk. 2. Menahan diri dari godaan untuk berbicara tentang orang lain di belakang punggungnya. Jangan mencoba untuk membangun tentara pendapat di sisi Anda. 3. Jika Anda melihat tanda-tanda konflik antardepartemen, mencoba untuk membangun proyek-proyek, di kedua mata pelajaran netral atau sensitif, di mana orang-orang dari berbagai departemen akan bekerja sama. Sebagai prinsip umum, itu baik untuk mencegah penumpukan demarkasi departemen yang kaku dengan memiliki kelompok lintas departemen. Di mana ada persaingan untuk sumber daya yang langka - komputer, proyektor overhead, ruang latihan, layanan sekretaris atau bahkan uang - 7

9 itu bisa jauh lebih bermanfaat untuk meminta kelompok lintas-departemen staf junior tertarik untuk bertemu untuk mengusulkan kebijakan untuk kepala dan kepala departemen daripada melanjutkan melalui rute tradisional mengundang masing-masing departemen untuk mengajukan klaim dan jajaran demikian dekat agar pertempuran. Proyek-proyek bersama tersebut juga merupakan aktivitas pribadi-pengembangan yang sangat baik. 4. Cobalah untuk menghindari semua fenomena orientasi 'menang-kalah', dan di atas semua mencoba untuk melihat semua sisi dari sengketa, mengingat bahwa sebagian besar staf hanya akan berperilaku negatif jika mereka percaya bahwa mereka berada di bawah ancaman atau serangan. 5. Cobalah untuk menghindari pengaturan situasi konflik melalui struktur 'reward' dan, jika mereka sudah dalam struktur, mengubah mereka. Jika dua guru melihat diri mereka sebagai bersaing untuk mendukung Anda, banyak usaha mereka dapat diarahkan ke 'politik' yang mungkin mereka masing-masing menjadi konsumen yang tinggi waktu Anda di 'memamerkan' daripada mendapatkan pada diam-diam dengan pekerjaan. Pastikan bahwa Anda mengenali hasil dan tidak sanjungan atau acara Selain pendapat tersebut, Kilmann dan Thomas (1975) mengemukakan bahwa ada 5 model gaya penyelesaian konflik yaitu: 1. Avoidance (penghindaran) merupakan gaya konflik yang tidak kooperatif dan tidak asertif. Mereka yang mendukung gaya penghindaran cenderung pasif dan mengabaikan situasi konflik daripada menghadapinya secara langsung. Mereka menggunakan strategi seperti menyangkal adanya konflik, menggunakan lelucon sebagai cara untuk membelokkan konflik, atau mencoba mengubah topik pembicaraan. 2. Competition (kompetisi) adalah gaya konflik individu yang sangat tegas dalam mengejar tujuan mereka sendiri tetapi tidak kooperatif dalam membantu orang lain. Orang-orang ini berusaha untuk menyelesaikan perjuangan dengan mengendalikan atau membujuk orang lain untuk 8

10 mencapai tujuan mereka sendiri. Gaya kompetitif pada dasarnya merupakan strategi konflik menang-kalah. 3. Compromoise (kompromi) merupakan gaya konflik pertengahan, yaitu antara kompetisi dan akomodasi. Gaya ini melibatkan tingkat ketegasan dan tingkat kegotong-royongan. Kompromi sering dilihat sebagai tindakan "take and give (memberi dan menerima)". Kompromis tidak sepenuhnya mengabaikan konfrontasi, tetapi mereka juga tidak memperjuangkan penyelesaian suatu masalah secara maksimal. 4. Accomodation (akomodasi) adalah gaya konflik tidak asertif namun kooperatif. Menggunakan gaya ini, individu menghadapi masalah dengan menunda untuk orang lain. 5. Collaboration (kolaborasi) adalah gaya konflik yang kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan konflik secara positif dan melaksanakn persetujuan sepenuhnya. Tidak mengorbankan atau menekan diri mereka sendiri atau orang lain. 9

11 BAB III PENUTUP A. SIMPULAN 1. Konflik adalah adanya ketidaksesuaian atau ketidak cocokan antar sesuatu dengan sesuatu baik antar indvidu, kelompok ataupun diri sendiri. 2. Upaya yang dilakukan dalam mengelola konflik yang bersifat inter grup dapat dilakukan dengan cara (Amstrong, 2010) koeksistensi damai, kompromi, pemecahan masalah dan intervensi konflik antar-kelompok. Intervensi konflik Seperti yang dikembangkan oleh Blake et al (1964), ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar kelompok dengan mendapatkan kelompok untuk berbagi persepsi mereka dari satu sama lain dan untuk menganalisis apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri dan kelompok lainnya. Kelompok-kelompok yang terlibat saling bertemu untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari, dan setuju pada isuisu yang harus diselesaikan dan tindakan yang diperlukan. 3. Upaya yang dilakukan untuk membantu mengurangi dan mengatasi konflik interpersonal dengan beberapa pendekatan (Ware and Barnes, 1991) yaiti withdrawal, smooth out differences, bargaining, preventing interaction, structuring interaction, personal counselling dan konfrontasi konstrutif. B. SARAN 1. Terkadang konflik sulit untuk diredam, lebih baik jangan membuat konflik walau anda mengerti teori dalam manajemen konflik 2. Perlu pihak ketiga jika memang dibutuhkan. Akan tetapi pihak ketiga harus memiliki keterampilan memfasilitasi, netral dan memiliki keterampilan menjadi penasihat.. 10

12 DAFTAR PUSTAKA Amstrong, M. (2010). Amstrong s Essesntial Human Resource Management Practice: A Guide to People Management. USA: Kogan. Bimo Walgito. (2007). Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi. Blake, R, Shepart, H and Mouton, J (1964) Breakthrough in organizational development, Harvard Business Review, 42, pp Bornstein, Gary. (2003). Intergroup Conflict: Individual, Group, and Collective Interests. Personality and Social Psychology Review. Vol. 7. No. 2: Chaplin,P.J. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Everard, dkk. (2004). Effective School Management. London: Sage publication. Johnson, D. W. dan Johson F P. (2012). Dinamika Kelompok: Teori dan Keterampilan. Jakarta: PT Indeks (Terjemahan Theresia SS ). Kilmann, R. H., & Thomas, K. W. (1975). Interpersonal conflict-handling behavior as reflections of Jungian personality dimensions. Psychological Reports. 37: Henning, Marcus. (2003). Evaluation of the Conflict Resolution Questionnaire. Thesis. Master of Business, Auckland University of Technology. Juanita. (2002). Memenejemeni Konflik Dalam Suat Organisasi. Skripsi: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara. Pickering, Peg. (2000). How to Manage Conflict: Kiat Menangani Konflik. Jakarta: Erlangga. Solso, R.L (1995). Cognitive Psychology. University of Nevada: Allyn and Bacon. Ware, J and Barnes, L. (1991). Managing interpersonal conflict, in managing People and Organizations. Boston: Harvard Business School Publications. 11

Kata kunci : problem solving, konflik, organisasi mahasiswa

Kata kunci : problem solving, konflik, organisasi mahasiswa Identifikasi Problem Solving Konflik dalam Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Moh Khoerul Anwar, Lila Dini Safitri, Natri Sutanti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,

Lebih terperinci

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract PERSEPSI GURU TENTANG GAYA PENGELOLAAN KONFLIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK PENGERTIAN KONFLIK Konflik (menurut bahasa) adalah perbedaan, pertentangan dan perselisihan. Konflik pertentangan dalam hubungan kemanusiaan (intrapersonal dan interpersonal)

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI Definisi: Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010) Konflik merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. MANAJEMEN KONFLIK Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr. Konflik: percekcokan; perselisihan; pertentangan (KBBI) Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi (Perspektif Komunikasi Organisasi) Oleh : Anita Septiani Rosana*) Abstraksi Munculnya konflik dalam sebuah organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa

Lebih terperinci

Bimbingan dan Konseling Sosial

Bimbingan dan Konseling Sosial Bimbingan dan Konseling Sosial Situasi Sosial Situasi yang menggambarkan adanya interaksi antar individu, yang didalamnya terdapat sikap saling mempengaruhi. Situasi dalam keanekaragaman. Konflik Kata

Lebih terperinci

PERTEMUAN 15 KONFLIK

PERTEMUAN 15 KONFLIK PERTEMUAN 15 KONFLIK UNTUK DAPAT MENGELOLA KONFLIK KITA PERLU MENGETAHUI: Dalam berinteraksi dengan orang lain kita tidak dapat menghindar dari terjadinya konflik, untuk itu kemampuan mengelola konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi yang dibangun memiliki tujuan serta pencapaian. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

KONFLIK DAN NEGOSIASI

KONFLIK DAN NEGOSIASI BAB XI KONFLIK DAN NEGOSIASI Konflik Definisi Konflik Proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi atau akan secara negatif mempengaruhi sesuatu yang menjadi

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

Team Building & Manajeman Konflik

Team Building & Manajeman Konflik Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku.

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku. LATAR BELAKANG KISAH 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun (syaratnya : harus mempunyai kemampuan negosiasi dan mengartikulasikan pendapat dengan baik) 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku (bahan

Lebih terperinci

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : 14122059 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik 2. Jelaskan jenis, sebab, dan proses terjadinya konflik 3. Jelaskan hubungan konflik dan kinerja di perusahaan

Lebih terperinci

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI 9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SECARA UMUM

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SECARA UMUM 6/8/2010 Anita lestari/ Psikologi UGM 1 FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SECARA UMUM Peran yang harus dijalankan Kebutuhan yang Berbeda Perbedaan nilai Perbedaan tujuan Perbedaan Perilaku Informasi yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi masing-masing individu, dan sudah menjadi hak setiap manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pada Undang-Undang Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, mahasiswa menempati strata paling tinggi yang diharapkan mampu menjadi sumber daya manusia unggul untuk menjawab persoalanpersolan yang ada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari pelaporan penelitian yang membahas tentang latar belakang penelitian yang dilakukan, adapun yang menjadi fokus garapan dalam penelitian ini adalah masalah

Lebih terperinci

BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK

BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK Konflik Organisasi Konflik terjadi dalam situasi dimana kepentingan antar pihak berbeda dan terdapat usaha untuk saling menghalangi kepentingan masing-masing. Konflik dapat berupa

Lebih terperinci

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi. Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Proyek Konstruksi. Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. GAYA MANAJEMEN KONFLIK. 1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik. Konflik menurut Robbins (1996) adalah suatu proses yang mulai

BAB II KAJIAN TEORI A. GAYA MANAJEMEN KONFLIK. 1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik. Konflik menurut Robbins (1996) adalah suatu proses yang mulai BAB II KAJIAN TEORI A. GAYA MANAJEMEN KONFLIK 1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik Konflik menurut Robbins (1996) adalah suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu pihak lain telah mempengaruhi

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (3) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Manajemen Konflik Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar Isi Silabus

Lebih terperinci

KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam

KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam KONFLIK DALAM KELOMPOK. Sepanjang individu berinteraksi dengan individu lain, konflik tidak mungkin terhindarkan. Konflik dapat terjadi dalam menentukan suatu tujuan atau dalam menentukan metode yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang telah ditekankan pada pola kepemimpinan, pembinaan kerja sama, serta mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian Vivi (2005) berjudul Analisis Dampak dari Konflik, Beban

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian Vivi (2005) berjudul Analisis Dampak dari Konflik, Beban BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Vivi (2005) berjudul Analisis Dampak dari Konflik, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Karyawan CV. Putra Mandiri, Makassar.

Lebih terperinci

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM PERTEMUAN 14 MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM POKOK BAHASAN: Konflik dan Negoisasi DESKRIPSI Materi berupa uraian tentang dinamika yang terjadi dalam sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Manajemen Konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Manajemen Konflik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Manajemen Konflik 1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik Gaya manajemen konflik, menurut Rahim (2002), adalah suatu upaya untuk mendiagnosis dan mengintervensi sekaligus mengatasi

Lebih terperinci

merasa perlu untuk menawar kembali

merasa perlu untuk menawar kembali Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG Resali resali@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Alasan dan tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik:

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik: Konflik Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik: 1. Pandangan tradisional, semua konflik membahayakan & harus dihindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konflik Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak, konflik organisasi adalah ketidak sesuaian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd Disusun Oleh: Moh Khoerul Anwar, S. Pd 14713251002

Lebih terperinci

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik

MANAJEME N KONFLIK. Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes. Manajemen Konflik MANAJEME N KONFLIK Mury Ririaty, S.KM.,M.Kes 1 2 Background why??? Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik Manusia berinteraksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) 1 PENGERTIAN KELOMPOK SEKUMPULAN DUA ORANG ATAU LEBIH YANG SATU SAMA LAIN BERINTERAKSI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA. KELOMPOK FORMAL ADALAH KELOMPOK YANG MEMPUNYAI

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Oxford Dictionary : Negosiasi didefinisikan sebagai : pembicaran dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak kita jumpai konflik yang terjadi di dalam dunia industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan perilaku

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM SEMINAR DAN WORKSHOP Proses Penanganan Kasus Perkara dengan Perspektif dan Prinsip Nilai HAM untuk Tenaga Pelatih Akademi Kepolisian Semarang Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 7-9 Desember 2016 MAKALAH

Lebih terperinci

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,.

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MM DISUSUN OLEH : 1. Maria Aditya K C2C008084 2. Metha Kartika C

Lebih terperinci

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015 MEMIMPIN TIM Nama Kelompok Nuriza Bania 041013081 Bagas Koro Samudra 041013121 Pratidina Eka Putri 041013142 Ivana Cristine Tarigan 041013151 Ranni Hayunda 041013283 Elvanisha 041113050 Okky Dwi Setiawan

Lebih terperinci

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu

Lebih terperinci

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular 1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan

Lebih terperinci

Steven Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Steven   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak UPAYA-UPAYA KARYAWAN MENGHADAPI KONFLIK DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT ANEKA MAKMUR SEJAHTERA DI PONTIANAK Steven email: stevendjie91@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Kebutuhan itu antara lain saling berkomunikasi, kebersamaaan, membutuhkan pertolongan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI I. Pentingnya Hubungan Pengecer dengan Pemasok Hubungan antara pengecer, dalam hal ini pengelola toko dengan pemasok atau suplier merupakan tahapan

Lebih terperinci

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

Konflik dan Negosiasi

Konflik dan Negosiasi Konflik dan Negosiasi Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Konflik? Pertentangan dengan hati nurani sendiri Pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau lebih dengan sesama anggota organisasi

Lebih terperinci

Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina

Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina Emotional Intelligence (EI) Compiled by : Idayustina Hasil penelitian Daniel Goleman (2000) menyimpulkan : Kecerdasan emosi (EQ) menentukan 80 persen pencapaian kinerja individu dan organisasi; IQ (kecerdasan

Lebih terperinci

Bab 13. Manajemen Konflik 1

Bab 13. Manajemen Konflik 1 MANAJEMEN KONFLIK Bab 13 Manajemen Konflik 1 Mengapa...? Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik Manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan

Lebih terperinci

Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd

Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH INTERPERSONAL MELALUI TEAM BUILDING PADA PENGURUS ORGANISASI MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Requirements Negotiation Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap pasif siswa sering ditunjukan dalam sebuah proses belajar, hal ini terlihat dari perilaku siswa dalam sebuah proses belajar yang cenderung hanya berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alrefi, 2014 Penerapan Solution-Focused Counseling Untuk Peningkatan Perilaku Asertif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alrefi, 2014 Penerapan Solution-Focused Counseling Untuk Peningkatan Perilaku Asertif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa awal remaja adalah masa seorang anak memiliki keinginan untuk mengetahui berbagai macam hal serta ingin memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang ingin dilakukannya

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Metode Pertarungan dan Penutupan Negosiasi: 1.Mengenal metode pertarungan dan taktik negosiasi. 2.Menghadapi metode pertarungan. 3.Penutupan negosiasi Fakultas

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS

MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS MANAJEMEN KONFLIK OLEH : PROF. DR. SADU WASISTIONO, MS APA YANG DIMAKSUD DENGAN KONFLIK? BEBERAPA PENGERTIAN : *Konflik adalah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan langsung antara individu dan atau

Lebih terperinci

TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN

TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN Kegiatan suatu kelompok tidak mungkin berlangsung terus menerus, selanjutnya kelompok akan mengakhiri pada kegiatan yang dianggap tepat.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA Penyusun Nama : Asteria Agustin NIM : D2C 007 012 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTAR-PRIBADI

HUBUNGAN ANTAR-PRIBADI DIKLAT TEKNIS KOMUNIKASI DAN PRESENTASI EFEKTIF HUBUNGAN ANTAR-PRIBADI Disajikan : DR. Muharto Toha, Drs, M.Si Erick Hutrindo, MT Hotel Bukit Indah Ciloto, 17 22 Juli 2006 BIODATA N a m a : DR. Muharto

Lebih terperinci

Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu :

Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu : Ir. Henrikus, SPsi, CHT Pengertian Konflik Robbins (1996) dalam Organization Behavior menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN ASPEK EMOSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN ASPEK EMOSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK MENINGKATKAN PENGEMBANGAN ASPEK EMOSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK Makalah Disusun Dalam Acara Seminar Nasional Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY Pada hari Sabtu Tanggal 03 Maret 2007 di Aula Registrasi

Lebih terperinci

MATERI PERILAKU ORGANISASI

MATERI PERILAKU ORGANISASI PRILAKU ORGANISASI MATERI PERILAKU ORGANISASI Apa itu Perilaku Organisasi Dasar Dasar Perilaku Organisasi Sikap dan Kepuasan Kerja Kepribadian dan Nilai Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual Motivasi

Lebih terperinci

BAB 5. Gagasan tentang Pendidikan Resolusi Konflik

BAB 5. Gagasan tentang Pendidikan Resolusi Konflik BAB 5 Gagasan tentang Pendidikan Resolusi Konflik Strategi Umum Manajemen dan Resolusi Konflik Negosiasi suatu proses pemecahan masalah secara sukarela antara pihak-pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI. Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta

BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI. Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta BAB IX KETERAMPILAN BERNEGOSIASI Ahmad Sumiyanto, SE MSI Program Studi D3 TI Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom Yogyakarta NEGOSIASI Adalah sebuah proses usaha untuk menemukan kesepakatan diantara

Lebih terperinci

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan:

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan: Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : 14121005 Pertanyaan: 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik? 2. Jelaskan jenis, sebab dan proses terjadinya konflik? 3. Jelaskan

Lebih terperinci

note BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS

note BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS Learn More in Less Time BUILDING AGREEMENT USING EMOTION AS YOU NEGOTIATE OLEH : ROGER FISHER RANDOM HOUSE BUSINESS BOOKS 244 HALAMAN ISBN-13 : 978-1905211081 Kita tidak dapat berhenti memiliki emosi,

Lebih terperinci

K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER

K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER Mohon Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan berikut : Identitas Responden : Nama :. Usia : tahun Jenis Kelamin : ( ) Pria (

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.

Lebih terperinci

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya

Lebih terperinci

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

Perkebunan produktif di lereng pegunungan Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh

Lebih terperinci

SUMBER KONFLIK. lanjutan...

SUMBER KONFLIK. lanjutan... DEFINISI KONFLIK SEBAGAI MASALAH INTERNAL DAN EKSTERNAL YG TERJADI SEBAGAI AKIBAT DARI PERBEDAAN PENDAPAT,NILAI-NILAI, ATAU KEYAKINAN DARI 2 ORANG/LEBIH KONFLIK ADALAH SEBUAH SITUASI KETIKA SUMBER DAYA

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : X (Sepuluh) Topik/Pokok Bahasan : Minat Beli Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Tahapan Proses

Lebih terperinci

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN :

SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN : SILABUS JUDUL MATA KULIAH : KESEHATAN MENTAL NOMOR KODE/SKS : 02075226 / 2 SKS SEMESTER : 5 DOSEN : DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini ruang lingkup, konsep, prinsip, dan batasan mental serta berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga merupakan salah satu tahap yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga merupakan salah satu tahap yang signifikan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan permulaan dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konseling Berbasis Problem Konseling berbasis problem:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI 1. Pengertian percaya diri Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri

Lebih terperinci

Strategi Memberdayakan Coaching & Counseling Untuk Menjawab % Permasalahan Hubungan Industrial

Strategi Memberdayakan Coaching & Counseling Untuk Menjawab % Permasalahan Hubungan Industrial Kajian Strategi Memberdayakan Coaching & Counseling Untuk Menjawab 70-90 % Permasalahan Hubungan Industrial Oleh : Munawir Haris dan Tim Hotel Sahid Lippo Cikarang, 13 Juni 2014 Hubungan Industrial Pengertian

Lebih terperinci

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin 4 Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin Seorang pemimpin tidak dengan otomatis akan menjadi seorang pemimpin yang melayani. Pemimpin yang melayani perlu terus menerus melakukan perubahan

Lebih terperinci