BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Agus Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, mahasiswa menempati strata paling tinggi yang diharapkan mampu menjadi sumber daya manusia unggul untuk menjawab persoalanpersolan yang ada, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Menurut Miyarso (2005) dalam kehidupan kampus, mahasiswa sebagai suatu komunitas akademis memiliki latar belakang kehidupan yang unik dan majemuk (multikultural). Hal ini dapat dilihat dari segi sosiokultur (daerah asal), ekonomi, agama, dialek, maupun karakter khas dalam menyampaikan suatu pendapatnya di perkuliahan. Taufik (2013) mengemukakan bentuk-bentuk perselisihan antara mahasiswa adalah perilakuperilaku yang kurang memperlihatkan kesopanan yang didasari oleh tujuan tertentu, mahasiswa sering memperlihatkan perilaku yang kurang baik dihadapan mahasiswa lain yang terlibat konflik tanpa memahami apa yang dirasakan pihak tertentu dari perbuatannya. Menurut Janasz, dkk. (2006) konflik adalah setiap situasi dimana tujuantujuan pengetahuan atau emosi dalam diri sendiri atau antar kelompok bertentangan satu sama lain atau interaksinya bersifat antagonistic dimana individu atau kelompok yang sama-sama memperjuangkan kepentingan, persepsi, tujuan, nilai-nilai, atau pendekatan terhadap suatu masalah manusia merupakan mahluk yang unik, memiliki berbagai macam perbedaan fisik intelektual, emosional, ekonomi, dan sosial. Binus University merupakan salah satu universitas swasta di Jakarta yang didalamnya terdapat banyak civitas akademika yang berasal dari latar belakang seperti etnis, agama, serta status sosial-ekonomi yang beragam. Tak jarang banyak keragamannya menimbulkan konflik. Binus University menerapkan satu mata kuliah yang bernama Character Building. Mata kuliah tersebut adalah mata kuliah yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendasar bahwa pendidikan watak atau karakter merupakan hal yang sangat esensial dalam pendidikan manusia seutuhnya (Atoshoki, dkk., 2005). Dua dari mata kuliah Character Building yang diajarkan di Binus University ialah Self Development yang sebelum tahun akademik bernama Character Building Relasi Dengan Diri Sendiri dan Interpersonal Development yang sebelum tahun akademik bernama Character Building 1
2 2 Relasi Dengan Sesama. Mata kuliah Self Development bertujuan agar mahasiswa dapat membangun kesadaran diri, menggambarkan manajemen stress, berpikir kreatif, mengenali tujuan pribadi, membangun empati dan ketegasan diri, serta membangun kepercayaan. Sedangkan Interpersonal Development bertujuan agar mahasiswa efektif dalam menerjemahkan dan menyampaikan informasi, kemampuan mendengarkan, mampu mengintepretasikan emosi-emosi orang dan sensitif terhadap perasaan orang lain, menyelesaikan konflik dengan tenang, serta mampu menghindari gosip dan menjadi lebih bijaksana (Dubrin dalam Ruman, dkk; 2013). Salah satu sumber konflik menurut Moore (dalam Ruman, dkk., 2013) adalah emosi-emosi yang kuat. Bagi seorang individu yang ingin dapat mengelola serta mengendalikan emosinya dibutuhkan kecerdasan emosi. Salovey dan Mayer (dalam Dharmayantie, 2010) mendefinisikan kecerdasan emosi yang mencakup kemampuan untuk mengaawasi perasaan emosi diri sendiri dan orang lain, membedakan emosi dan perasaan, dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntut pemikiran dan tindakan. Menurut Wilmot dan Hocker (2007) Emosi dapat mengarahkan atau mengatur perilaku kita ke dalam gerakan yang mengarahkan pada pengalaman unik milik kita sendiri dan merefleksikan perasaan orang lain menjadi sangat penting dan sangat menantang, karena setiap orang memiliki pengalaman emosi yang berbeda-beda.. Salah satu dimensi kecerdasan emosi dari Goleman (1999) yaitu Keterampilan Sosial (Social Skill) yang merupakan kemampuan untuk menanggapi emosi dengan baik ketika berhubungan orang lain, mampu membaca situasi dan jaringan sosial secara cermat, dapat berinteraksi atau bekerja sama dengan lancar. Wirawan (2010) mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya pengelolaan konflik oleh individu di antaranya adalah kecerdasan emosi dimana keterampilan mengelola emosi dari seorang individu menjadi salah satu faktor yang menentukan gaya pengelolaan konflik. Dapsari (dalam Ifham dan Helmi, 2002) menjabarkan salah satu ciri kecerdasan emosi yang tinggi yaitu individu yang terampil dalam membina emosinya, di mana orang tersebut terampil di dalam mengenali kesadaran emosi diri dan ekspresi emosi, juga kesadaran emosi terhadap orang lain. Wilmot dan Hocker (2007) mengemukakan bahwa dalam tujuan untuk penyelesaian konflik, kita terkadang peduli dengan perasaan orang lain, menolong orang lain untuk bisa menyelesaikan masalahnya, atau juga perasaan yang membuat kita sedih, menutup diri dan mengarahkan kita untuk menghindar dari orang atau masalah
3 3 yang akan mengganggu perasaan kita. Menurut Imran (2013) mengelola konflik sesuatu tantangan karena dalam mengelola konflik membutuhkan strategi-strategi pilihan dimana bergantung pada keterampilan mengelola dari seorang individu yang disebut kecerdasan emosi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada Hari Senin tanggal 29 September 2014 dengan melibatkan 7 orang yang terdiri dari 3 mahasiswa dan 4 mahasiswi, ada fenomena dimana mahasiswa dan mahasiswi psikologi binus terlibat konflik karena adanya selisih pendapat, perbedaan kepentingan, persepsi etnis dan stereotype tentang satu ras tertentu 14,3% mahasiswi yang peneliti wawancara cenderung menggunakan gaya pengelolaan konflik menghindar (avoidance) karena tidak ingin terlibat ke dalam konflik yang berkepanjangan dan merasa bahwa lawan konfliknya sudah sama-sama tahu tentang penyebab konflik dan tidak perlu untuk disampaikan secara langsung,14,3% mahasiswa menerapkan gaya pengelolaan konflik mengalah (accomodation) karena mahasiswa tersebut mengaku sebagai mahasiswa yang cinta damai dan tidak ingin konflik yang berlarut-larut, 14,3% mahasiswi yang menerapkan gaya pengelolaan konflik kolaborasi (collaboration) karena ingin mencapai kesepakatan bersama agar kedua belah pihak yang berkonflik merasa puas dan konflik terselesaikan. Saat mengalami konflik, Mahasiswa dan Mahasiswi Psikologi Binus University juga menerapkan gaya pengelolaan konflik yang berbeda-beda tergantung mood serta orang yang berkonflik dengannya misalnya saat berkonflik dengan teman lawan jenis. Gayagaya pengelolaan konflik yang diterapkan oleh Mahasiswa dan Mahasiswi Psikologi Binus University adalah gaya pengelolaan konflik yang dijabarkan oleh Thomas dan Kilmann (dalam Wilmot dan Hocker, 2007) tentang klasifikasi gaya pengelolaan konflik yang terdiri dari 5 gaya di antaranya gaya kompetisi (competition), gaya kolaborasi (collaboration), gaya kompromi (compromise), gaya menghindar (avoidance) dan gaya mengalah (accomodation). Menurut Putnam (dalam Wilmot dan Hocker, 2007) dalam menyelesaikan konflik, sebagian individu ada yang menggunakan kelima gaya pengelolaan konflik ini secara bergantian, sesuai dengan konteks yang dihadapinya. Selain itu, mahasiswa psikologi juga telah mempelajari mata kuliah yang mempelajari tentang emosi, di beberapa mata kuliah, mereka mempelajari pemahaman dasar tentang pengelolaan emosi serta materi kesadaran diri (Self Awareness) pada mata kuliah Character Building : Self Development.
4 4 Beberapa penelitian sebelumnya mengenai gaya pengelolaan konflik dan kecerdasan emosi di antaranya penelitian yang pernah dilakukan oleh Pooya, dkk. (2013) tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan strategi pengelolaan konflik pada 90 karyawan perusahan gas di Provinsi Golestan, Iran. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Pooya, dkk., menunjukkan bahwa tidak ada hubungan siginifikan antara kecerdasan emosi dengan strategi pengelolaan konflik. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Imran (2013) mengenai peran kecerdasan emosi dalam pengelolaan konflik di organisasi. Penelitian ini diujikan pada 66 pegawai eksekutif dari berbagai divisi perusahaan swasta unggulan. Hasil penelitian menujukkan bahwa kecerdasan emosi berhubungan sangat rendah dengan pengelolaan konflik di organisasi dan cukup memberikan kontribusi kepada pengelolaan konflik di organisasi. Heris dan Heris (2011) juga melakukan penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosi dan strategi pengelolaan konflik pada ahli pendidikan jasmani univesitas di Teheran, Iran. Hasil dari penelitian yang melibatkan 82 ahli pendidikan jasmani dari berbagai universitas negeri di Tehran, Iran menujukkan bahwa ada hubungan signifikan antara kecerdasan emosi dengan gaya pengelolaan konflik. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, kebanyakan adalah penelitian tentang korelasi antara kecerdasan emosi dan gaya pengelolaan konflik. Sementara belum ada penelitian tentang perbedaan tingkat kecerdasan emosi berdasarkan gaya pengelolaan konflik terlebih lagi penelitian tersebut belum pernah dilakukan pada mahasiswa terutama di Indonesia. Maka, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan kecerdasan emosi ditinjau dari gaya pengelolaan konflik pada mahasiswa jurusan psikologi Binus University. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan kecerdasan emosi ditinjau dari gaya pengelolaan konflik pada mahasiswa psikologi Binus University?
5 5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti adanya perbedaan kecerdasan emosi ditinjau dari gaya pengelolaan konflik pada mahasiswa psikologi Binus University.
6 6
PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN KONFLIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI BINUS UNIVERSITY
PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN KONFLIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI BINUS UNIVERSITY Winda Karnila Universitas Bina Nusantara, winda.karnila@gmail.com (Winda Karnila, Antonina Pantja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosi 2.1.1 Definisi Emosi Menurut Goleman (2002) emosi merujukpada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi masing-masing individu, dan sudah menjadi hak setiap manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pada Undang-Undang Sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini dirasakan sangat pesat. Pertumbuhan dan perkembangan ini juga berjalan seirama dengan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas X. Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi yang dibangun memiliki tujuan serta pencapaian. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang bergerak dibidang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan dan Emosi Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi: kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan
Lebih terperinci3. Metode Penelitian
3. Metode Penelitian Dalam bab ini, akan dijelaskan permasalahan yang akan diteliti, hipotesis penelitian, karakteristik partisipan, instrument yang akan digunakan, prosedur penelitian dan metode analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nusantara, bahwasannya konflik ini sudah terjadi sejak lama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada saat ini di SMA Terpadu Krida Nusantara sering terjadi perselisihan atau konflik antar angkatan.hal ini diperkuat oleh pernyataan oleh Bapak Rosadi Turjamil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa ditandai dengan adanya masa transisi yang dikenal dengan masa remaja. Remaja berasal dari kata latin adolensence,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres telah menjadi bagian hidup para pekerja. Pesatnya perkembangan asuransi saat ini mendorong setiap perusahaan asuransi bersaing secara ketat serta menuntut pegawai
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masa di mana manusia memasuki masa dewasa disebut dengan emerging adulthood. Istilah Emerging adulthood diartikan sebagai proses dalam menuju kedewasaan karena menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa. Masyarakat Indonesia secara demografis maupun sosiologis merupakan wujud dari bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain didalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan individu yang sedang menuju kematangan pribadi dan mempunyai berbagai macam potensi, dengan potensi itu menjadikan mahasiswa dapat membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap perkembangan yang merupakan suatu pross alamiah yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari pembentukan karir tersebut. Memiliki karir yang baik dan menjanjikan merupakan semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek adalah suatu perencanaan dan pengendalian proyek yang telah ditekankan pada pola kepemimpinan, pembinaan kerja sama, serta mendasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Manajemen Konflik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Manajemen Konflik 1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik Gaya manajemen konflik, menurut Rahim (2002), adalah suatu upaya untuk mendiagnosis dan mengintervensi sekaligus mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, kecerdasan emosional menjadi bahan pembicaraan yang semakin hangat diperbincangkan. Dalam berbagai teori, kecerdasan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.
Lebih terperinciSEPUTAR MANAJEMEN KONFLIK
SEPUTAR MANAJEMEN KONFLIK Rosemarie Sutjiati Apa itu Konflik Saat mendengar kata konflik, banyak orang memiliki pandangan bahwa itu merupakan suatu hal yang bersifat negatif, tidak baik, bahkan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Hal ini bisa disebabkan lingkungan tempat tinggalnya kurang baik, ingin mencari pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup di hari-hari ini semakin rentan dengan stres, mahasiswa sudah masuk dalam tahap persaingan yang sangat ketat, hanya yang siap mampu menjawab kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang terletak di daerah Jakarta Barat. Universitas yang telah berdiri sejak tahun 1993 telah berkembang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan
Lebih terperinci11 Universitas Indonesia
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai teori tentang konflik, meliputi kategorisasi konflik, gaya penyelesaian konflik, serta faktor-faktor yang membedakan gaya penyelesaian konflik.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Definisi Semangat Kerja Davis & Newstrom (2000) menyebutkan bahwa semangat kerja adalah kesediaan perasaan maupun perilaku yang memungkinkan seseorang bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 40 tahun. Pada masa ini, orang-orang mencari keintiman emosional dan fisik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan waktu perubahan dramatis dalam hubungan personal. Hal tersebut dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi pada individu di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam rentang kehidupannya setiap individu akan melalui tahapan perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergantung sekali pada sumber daya yang dimilikinya, terutama sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perbankan yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan
Lebih terperinciSANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS
KOMPETENSI SOSIAL ANAK GIFTED Oleh: L. Rini Sugiarti, S.Psi, M.Si, Psikolog* Ada dugaan, bahwa anak yang cerdas dan berbakat (gifted child), memiliki kompetensi social yang rendah. Artinya, pintar tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciBAB III Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 1.1.1. Definisi operasional kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan, mengontrol perasaan, dan memotivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, persaingan global yang semakin ketat menuntut kita semua untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Beragam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU TK. NAMA : RASISKA MEGA.F NPM : PEMBIMBING : KENES PRANANDARI S.psi.
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU TK NAMA : RASISKA MEGA.F NPM : 15511890 PEMBIMBING : KENES PRANANDARI S.psi., BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosi merupakan
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar mahasiswa strata satu adalah individu yang memasuki masa dewasa awal. Santrock (2002) mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20
DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu pimpinan dan seluruh pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang berkomitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Faktanya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berikut berdasarkan hasil pembahasan penelitian kualitatif dengan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi yang dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan yang dinamakan keija (As'ad, 1991:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan individu yang menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.
Lebih terperinciSiti Suci Winarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dan peserta didik merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat membimbing peserta didik agar mereka dapat mengembangkan pengetahuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Kebutuhan itu antara lain saling berkomunikasi, kebersamaaan, membutuhkan pertolongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah tersedia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan bisa tahan untuk hidup sendiri di dunia ini. Hal ini menuntut manusia agar selalu berusaha untuk melakukan interaksi sosial dan menjalin hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan baik pengetahun dan keterampilan hidup. Prakasa (1996) mengkritisi pendidikan tinggi akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan situasi dan tempat kerja pegawai. Seorang individu yang berada pada lingkungan kerjanya akan senantiasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciI. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia
I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan strategi yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan industri yang semakin ketat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar dari fasilitias di beberapa gedung Universitas Bina Nusantara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar dari fasilitias di beberapa gedung Universitas Bina Nusantara, saati ini memiliki kebersihan yang baik. Namun berdasarkan observasi yang peneliti lakukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, aspek paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR DIAGRAM... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...
ABSTRAK Penelitian ini berjudul suatu penelitian mengenai perbandingan kecerdasan emosional antara siswa program umum dengan siswa program khusus di SMA X Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA
PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA Pedoman Perilaku Mahasiswa UAJY merupakan pedoman sikap dan tingkah laku yang wajib diikuti oleh mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peserta didik di SMA memasuki masa late adolescence yang berada pada rentang usia 15-18 tahun. Santrock (2007) menjelaskan, remaja mengalami berbagai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciMANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa memiliki tugas yang beragam meliputi tugas-tugas kehidupannya yaitu sebagai seorang remaja ataupun seseorang yang sedang beranjak dewasa. Selain tugas-tugas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak kita jumpai konflik yang terjadi di dalam dunia industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hidup sehat adalah hidup yang bisa dikatakan hidup yang tanpa beban atau hidup dalam keadaan yang sejahtera. Yang terpenting dalam hidup sehat yaitu di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinci4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL
4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian beserta interpretasinya. Pembahasan dalam bab ini meliputi gambaran umum partisipan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling menarik untuk dipelajari, karena banyak sekali masalah yang dihadapi. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu karya manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Memecahkan misteri alam, menemukan sumber energi baru, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk mempunyai kepandaian atau kecerdasan otak saja agar dapat memperoleh pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai seorang manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Interaksi kita dengan orang lain akan memiliki dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota
Lebih terperinci