LK KKP KELAS II AMBON TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LK KKP KELAS II AMBON TAHUN 2014"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pertanggung jawaban ini meliputi seluruh pertanggung jawaban terhadap pengelolaan sumber daya yang menjadi kewenangan instansi terkait. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Ambon adalah salah satu satuan kerja dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang merupakan salah satu unit utama dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, juga memiliki kewajiban untuk menyusun dan melaporkan pertanggung jawaban kinerja kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja ini disusun bersama oleh seluruh bidang yang berada di dalam Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon. Untuk itu disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penyusunan Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon ini tentunya masih membutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut. Ambon, Januari 2016 Kepala Kantor

3 DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Daftar isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Grafik... iv Bab I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 3 C. Tugas Pokok dan Fungsi KKP... 4 Bab II PERENCANAAN KINERJA... 6 A. Rencana Aksi Kegiatan 6 B. Rencana Kinerja Tahunan.. 14 C. PERJANJIAN KINERJA (Penetapan Kinerja). 15 Bab III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Perbandingan antara target dan realisasi tahun ini Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja B. Realisasi Anggaran Bab IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN : Pernyataan Penetapan Kinerja. Form Perjanjian Kinerja.

4 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1 Sasaran Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon... 9 Tabel 2 Rencana Kinerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun Tabel 3 Realisasi Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun Tabel 4 Perbandingan Realisasi Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun Tabel 5 Barang Milik Negara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun Tabel 6 Realisasi Anggaran Kelas II Ambon Posisi Per 31 Desember

5 DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman Grafik 1 Jumlah Pemeriksaan Kapal / Pesawat Periode 2010 s/d Grafik 2 Jumlah Tindakan Penyehatan Kapal Periode Tahun 2010 s/d Grafik 3 Jumlah Kapal Yang diawasi untuk PHC Periode 2010 s/d Grafik 4 Jumlah OMKABA Yang Diperiksa Periode 2010 s/d Grafik 5 Jumlah Kepadatan Vektor dan Binatang penular Penyakit Periode 2010 s/d Grafik 6 Jumlah Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat Kesehatan Periode 2010 s/d Grafik 7 Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan Periode 2010 s/d Grafik 8 Jumlah Sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat Periode 2010 s/d Grafik 9 Jumlah sanitasi gedung/perkantoran yang memenuhi syarat Periode 2010 s/d Grafik 10 Pemenriksaan Kualitas Lingkungan di Pelabuhan Periode 2010 s/d Grafik 11 Jumlah P3k dan obat-obatan pada kapal yang memenuhi syarat Periode 2010 s/d Grafik 12 Jumlah pengawasan dan pengangkutan orang sakit Periode 2010 s/d Grafik 13 Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi Periode 2010 s/d Grafik 14 Jumlah kasus penyakit menular terdeteksi Periode 2010 s/d

6 Grafik 15 Jumlah Pemberian vaksinasi dan legalitas ICV Periode 2010 s/d Grafik 16 Jumlah Jamaah haji yang diawasi kesehatannya Periode 2010 s/d

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana secara tegas diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pada pasal 28 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun difokuskan pada delapan fokus prioritas, yang salah satunya adalah pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Oleh karena itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon memiliki kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2014 yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon. Rencana strategis/ rencana aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon tahun merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon dalam kurun waktu tahun Selama kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon melaksanakan 1 program utama, Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Adapun landasan hukum disusunnya Laporan ini antara lain : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik

8 Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4689); 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Kementerian; 6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB No. 35 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011.

9 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2416/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja B. Maksud dan Tujuan Tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP adalah untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak-pihak yang memberi mandat/amanah. Dengan demikian, LAKIP merupakan sarana bagi instansi pemerintah untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapainnya berkaitan dengan mandat yang yang diterima instansi pemerintah tersebut. Selain itu, penyampaian LAKIP kepada pihak yang berhak (secara hierarki) juga bertujuan untuk memenuhi antara lain : 1. Pertanggungjawaban dari unit yang lebih rendah ke unit yang lebih tinggi, atau pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan. Laporan Kinerja ini lebih menonjolkan akuntabilitas manajerialnya; 2. Pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-perubahan ke arah perbaikan, dalam mencapai penghematan, efisiensi, dan efektifitas pelaksaaan ugas pokok dan fungsi, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam rangka pelaksanaan misi instansi; 3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah dan jangka pendek. Laporan Kinerja yang disampaikan oleh instansi pemerintah antara lain bermanfaat untuk : 1. Meningkatkan akuntabilitas. Kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi; 2. Umpan balik untuk peningkatan kinerja instansi pemerintah, antara lain melalui perbaikan penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar, mulai dari perencanaan kinerja hingga kepada evaluasi kinerja, serta pengembangan nilai-nilai akuntabilitas dilingkungan instansi tersebut; 3. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab instansi; 4. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik, sesuai ketentuan peraturan

10 perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat; 5. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan resposif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. C. Tugas Pokok dan Fungsi KKP Berdasarkan Permenkes No.2348/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Perubahan atas Permenkes No. 356/Menkes/Per/VI/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, mengenai tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan, maka KKP kelas II Ambon mempunyai tugas melaksanakan : Pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, Surveilans epidemiologi, kekarantinaan, Pengendalian dampak kesehatan lingkungan, Pelayanan kesehatan, Pengawasan OMKABA serta Pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Permenkes 2348/ Tahun 2011, KKP menyelenggarakan fungsi : Pelaksanaan kekarantinaan; Pelaksanaan pelayanan kesehatan; Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali; Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas nasional, regional dan internasional; pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

11 pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat; pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika dan Alat Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKA impor; pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya; pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat; pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat; pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat; Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat; Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

12 BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Dalam sistem Akuntabilitas. Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indicator kinerja berdasarkan program, kebijakan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal PP & PL, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon telah menyusun rencana strategis (rencana aksi) tahun , yang merupakan gambaran yang diharapkan dapat dicapai pada kurun waktu tersebut, termasuk di dalamnya visi, misi, tujuan, dan sasaran serta cara mencapai tujuan organisasi melalui pelaksanaan berbagai kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan ( Permenkes No.2348/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Perubahan Atas Permenkes No. 356/Menkes/Per/VI/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan). A. RENCANA AKSI KEGIATAN a. VISI Penggerak Utama Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat. b. Misi 1) Meningkatkan kinerja dan mutu upaya program PP & PL dan (Surveilans Epidemiologi). 2) Memenuhi dan meningkatkan profesionalisme. 3) Meningkatkan pengawasan dan menajemen akuntabilitas program. 4) Memantapkan jejaring kerja. c TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

13 1.1. Umum a. Memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat dengan efektif dan efisien. b. Mendapatkan dukungan dari stakeholder yang ada di pelabuhan/ bandara untuk melaksanakan pembangunan kesehatan melalui program kemitraan Khusus a. Mencegah keluar masuknya penyakit karantina & penyakit menular potensial wabah. b. Menekan Public Health Risk of Internasional Concern. c. Melindungi produk OMKABA yang keluar masuk pelabuhan/ bandara Ambon dari dampak negatif yang menimbulkan gangguan kesehatan. d. Melindungi masyarakat pelabuhan/ bandara dari risiko penularan penyakit akibat lingkungan tidak sehat. e. Meningkatkan perilaku sehat dalam rangka mewujudkan Pelabuhan Ambon Sehat.. f. Meningkatkan kepekaan terhadap kebutuhan klien serta inovatif dalam memberikan pelayanan. 2. Sasaran 2.1. Umum Terwujudnya organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon yang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, sehingga terwujud Visi Pelabuhan/ Bandara Ambon Sehat Khusus a. Terwujudnya organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon yang handal dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah hukum nasional maupun internasional b. Terciptanya manajemen program yang tersusun secara terencana, berkelanjutan, sistematis, dan kronologis serta efektif dan efisien dalam tatanan pelaksanaan. c. Terwujudnya pengawasan yang optimal terhadap orang, barang, alat angkut, dan lingkungan melalui upaya Karantina dan

14 Surveilans Epidemiologi, Pengendalian Risiko Lingkungan dan Upaya Kesehatan Pelabuhan. d. Terwujudnya SDM Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon yang profesional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, yaitu SDM yang mempunyai visi epidemiologi, visi iptek serta memiliki kemampuan dalam bidang surveilans, kemampuan kemandirian penegakan hukum, kemampuan dan keterampilan dalam pelayanan medik dan penanggulangan bencana/ pasca bencana serta kemampuan teknis dan manajemen kesehatan lingkungan.

15 Tabel 1 Sasaran Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Target Sasaran Indikator Meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. 1. Jumlah Kapal/Pesawat yang diperiksa Jumlah Kapal yang diberikan tindakan penyehatan Jumlah Kapal yang diawasi dan diperiksa untuk PHC Persentase OMKABA yang diperiksa Tingkat kepadatan vektor dan binatang penular penyakit Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi. 7. Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi. 8. Persentase sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan. 9. Persentase industri / perkantoran yang memenuhi syarat sanitasi. 10. Persentase pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat 11. Persentase alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K. 12. Persentase pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan. 13. Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi. 14. Persentase kasus PTM terdeteksi terdeteksi dan tertangani 15. Persentase jemaah haji yang diawasi pelaksanaan vaksinasi dan legalitas ICV 16. Persentase jemaah haji yang diawasi kesehatannya pada saat embarkasi dan debarkasi

16 d. ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon dalam rangka mencapai tujuan sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di wilayah Pelabuhan adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan advokasi, sosialisasi dan pengembangan kapasitas organisasi. 2) Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme pengelolaan. 3) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas. 4) Meningkatkan pelayanan dalam pengendalian faktor risiko. 5) Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerja sama 6) Mengupayakan pemenuhan sumber daya 7) Mengutamakan preventif, promotif dan rehabilitatif. 8) Pengembangan Teknologi. 9) Melaksanakan Desiminasi dan Informasi. e. STRATEGI Berdasarkan arah kebijakan dalam pengelolaan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, serta untuk mencapai tujuan maka diperlukan beberapa strategi adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki manajemen program Manajemen program merupakan bagian penting bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon sebaga Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal PP & PL dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Adapun strategi yang dijalankan dalam upaya memperbaiki manajemen program adalah : a. Menyusun rencana kerja secara sistematis dan berkelanjutan yang dibagi berdasarkan skala waktu, yakni rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. b. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan

17 masing-masing standar prosedur operasional sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan. 2. Meningkatkan kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM dilakukan guna meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat. Adapun upaya yang dilakukan meliputi : a. Analisis kebutuhan tenaga secara komperhensif Melalui analisis kebutuhan tenaga secara komperhensif akan dapat memenuhi kebutuhan tenaga baik dari segi jumlah maupun jenis tenaga yang sesuai. b. Mengefektifkan pembinaan ke wilayah kerja c. Memberikan kesempatan bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan formal dan informal, serta pendidikan penjenjangan sesuai dengan kebutuhan organisasi. d. Mengadakan pertemuan untuk mengatasi kendala yang timbul dan mengupayakan agar kendala yang sama tidak terjadi kembali. 3. Melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program. Adapun yang dilakukan oleh KKP Kelas II Ambon adalah melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis, dan sarana penunjang berupa komputer, radio komunikasi ( marine radio), serta peralatan lain pendukung kegiatan. 4. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi Upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi merupakan langkah terdepan dalam melaksanakan cegah tangkal penyakit menular potensial wabah (PHEIC). Lemahnya upaya pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi akan berdampak luas pada upaya kesehatan yang lain. Upaya pengendalian karantina yang dilakukan adalah meningkatkan pengawasan lalu lintas barang (OMKABA), alat angkut (kapal dan pesawat) dan Terlaksananya pengangkutan jenazah serta pengamatan ABK dan penumpang sebagai upaya penemuan

18 dan tata laksana penderita. Sedangkan surveilans epidemiologi juga dilakukan terhadap alat angkut/ barang/ orang. Surveilans epidemiologi yang dilakukan akan menjadi bahan pengambilan keputusan dan perencanaan di KKP. Selain itu, meningkatkan kemampuan petugas KKP di bidang kekarantinaan juga perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kekarantinaan. 5. Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah Peningkatan mutu upaya kesehatan dan lintas wilayah perlu dilakukan guna menjaga eksistensi Bidang UKLW di masa yang akan datang, agar pandangan masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP Kelas II Ambon. Langkah yang akan dilakukan adalah : a Terlaksananya pengawasan dan pengujian kesehatan nahkoda, anak buah kapal, penjamah makanan, dan kesehatan kerja di pelabuhan/ bandara. b Terlaksananya pengawasan persediaan obat/ P3K di kapal/ pesawat. c Terlaksananya pelayanan vaksinasi internasional dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional (ICV). d Terlaksananya pengangkutan orang sakit. e Terlaksananya pelayanan kesehatan matra, kesehatan haji, kesehatan perpindahan penduduk f Terlaksananya pelayanan kesehatan terbatas, rujukan, dan gawat darurat medik. 6. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan a Terlaksananya pengawasan sanitasi lingkungan, yang diuraikan dalam beberapa kegiatan diantaranya : 1) Pengawasan sarana penyediaan air bersih. 2) Pengamanan makanan dan minuman. 3) Pengawasan sanitasi tempat kerja/ industri. 4) Pengawasan sanitasi alat angkut. 5) Pencemaran udara, air,dan tanah

19 b Terlaksananya pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, yang diuraikan dalam beberapa kegiatan diantaranya : 1) Pengamatan kepadatan tikus 2) Pemberantasan nyamuk dewasa 3) Pengamatan kepadatan dan pemberantasan lalat dan kecoa. 7. Mengadakan koordinasi, kemitraan, dan jejaring kerja, kajian dan pengembangan teknologi. Upaya untuk mempercepat pancapaian program akan dilakukan dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Koordinasi lintas program dilaksanakan setiap bulan sekali sedangkan lintas sektor dilaksanakan pada saat pertemuan rutin yang diadakan di Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Administrator Bandara (Adban d). Disamping itu akan dilaksanakan kemitraan, jejaring kerja, kajian dan pengembangan teknologi dengan lintas program dan lintas sektor di pelabuhan/bandara Ambon, Dinkes kab/kota/prop maupun dengan institusi kesehatan lainnya guna menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang. 8. Melaksanakan Promosi Kesehatan Promosi ini dilakukan melalui mengadakan penyuluhan tentang kesehatan pada masyarakat pelabuhan dan bandara, pembuatan brosur dan leaflet, melaksanakan pertemuan dan jejaring lintas sektor, melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa serta pihak lain yang berkepentingan. 9. Memperkuat Instalasi Untuk mendukung tugas pokok, KKP Kelas II Ambon akan memperkuat instalasi yang ada. Adapun langkah yang dilakukan antara lain memperkuat : a Instalasi farmasi melalui kerjasama dengan perusahaan farmasi. Upaya ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengadaan obat murah agar lebih terjangkau oleh masyarakat.

20 b Instalasi laboratorium dilakukan dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium, sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas. c Instalasi rawat jalan, kesehatan kerja dan isolasi dilakukan dengan peningkatan layanan unit gawat darurat. d Instalasi Diklat diperkuat dengan pengadaan sarana & prasarana dan peningkatan SDM, meningkatkan diklat tenaga teknis, meningkatkan diklat terhadap masyarakat pelabuhan atau instansi terkait, serta dengan institusi pendidikan kesehatan (mahasiswa praktek). e Instalasi jejaring dan kemitraan, meningkatkan jejaring dan kemitraan secara internal antar bidang di KKP Kelas II Ambon, dan secara lintas sektor dengan instansi terkait. f Instalasi data dan Informasi, meningkatkan kinerja melalui peingkatan mutu dan kecepatan penyediaan data dan informasi, antara lain melalui radio cepat. g Instalasi perpustakaan, meningkatkan kemampuan petugas KKP Kelas II Ambon melalui penyediaan pustaka. B. Rencana Kinerja Tahunan Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan tahunan indikator kinerja berdasarkan program kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana aksi program. Rencana Kinerja Tahun 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon menjabarkan sasaran yang ingin dicapai yang berdasarkan Rencana Strategis (Rencana Aksi) dan sasaran tahunan yang mengacu pada rencana tingkat capaian kegiatan pada tahun berjalan. Target sasaran kegiatan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

21 Tabel 2 Rencana Kinerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun 2014 Sasaran Indikator Target Meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. 1. Jumlah Kapal/Pesawat yang diperiksa. 2. Jumlah Kapal yang diberikan tindakan penyehatan 3. Jumlah Kapal yang diawasi dan diperiksa untuk PHC 4. Persentase OMKABA yang diperiksa 5. Persentase angka kepadatan vektor dan binatang penular penyakit. 6. Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi. 7. Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi. 8. Persentase sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan. 9. Persentase industri / perkantoran yang memenuhi syarat sanitasi. 10. Persentase pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat 11. Persentase alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K. 12. Persentase pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan. 13. Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi. 14. Persentase kasus PML terdeteksi dan tertangani 15. Persentase jemaah haji yang diawasi pelaksanaan vaksinasi dan legalitas ICV 16. Persentase jemaah haji yang diawasi kesehatannya pada saat embarkasi dan debarkasi C. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja atau Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon merupakan dokumen pernyataan kinerja atau perjanjian kinerja Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon dengan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon pada tahun Penetapan kinerja Kantor Kesehatan

22 Pelabuhan Kelas II Ambon disusun berdasarkan dokumen Rencana Aksi Program KKP Kelas II Ambon tahun yang setiap tahunnya dirumuskan menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan diselenggarakan dalam DIPA dan RKA-KL Tahun Penetapan Kinerja KKP Kelas II Ambon TAhun 2014 telah disusun, didokumentasikan dan ditetapkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon pada awal tahun 2014 setelah turunnya DIPA dan RKA-KL Tahun Target-target kinerja sasaran program yang ingin dicapai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon dalam dokumen Penetapan Kinerja KKP Kelas II Ambon adalah sebagai berikut : Tabel 3 Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun 2014 Sasaran Indikator Target Meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. 1. Jumlah Kapal/Pesawat yang diperiksa Jumlah Kapal yang diberikan tindakan penyehatan 3. Jumlah Kapal yang diawasi dan diperiksa untuk PHC 4. Persentase OMKABA yang diperiksa 5. Persentase angka kepadatan vektor dan binatang penular penyakit. 6. Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi. 7. Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi. 8. Persentase sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan. 9. Persentase industri / perkantoran yang memenuhi syarat sanitasi. 10. Persentase pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat 11. Persentase alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K. 12. Persentase pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan. 13. Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi. 14. Persentase kasus PPTM terdeteksi dan tertangani 15. Persentase jemaah haji yang diawasi pelaksanaan vaksinasi dan legalitas ICV

23 16. Persentase jemaah haji yang diawasi kesehatannya pada saat embarkasi dan debarkasi. 100

24 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun 2014 disusun berdasarkan data pengukuran pencapaian indikator kinerja sasaran selama satu tahun anggaran dengan kegiatan manajemen pelaksanaan tugas teknislainnya. Data dimaksud diuraikan dalam pengukuran kinerja kegiatan dan pengukuran pencapaian sasaran pada tahun Pengukuran kinerja kegiatan diperoleh melalui perhitungan persentase pencapaian rencana tingkat capaian(target) setiap indikator kinerja, baik input maupun output yaitu membandingkan data rencana tingkat capaian (target) dengan data realisasi, baik jumlah anggaran maupun jumlah satuannya. Sedangkan pengukuran pencapaian sasaran diukur melalui survei dan biasanya dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu yang disesuaikan dengan jenis penyakit serta perkiraan waktu keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambonkhususnya dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Organisasi yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. 1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Tahun ini Perbandingan antara target dan realiasi tahun ini dapat dilihat pada tabel berikut :

25 Tabel 3 Realisasi Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon Tahun 2014 Sasaran Indikator Target Realisasi Meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. A. Jumlah Kapal/Pesawat yang diperiksa Jumlah Kapal yang diberikan tindakan penyehatan Jumlah Kapal yang diawasi dan diperiksa untuk PHC 19. Persentase OMKABA yang diperiksa House Index (HI)dan Countainer Index (CI) perimeter 0 dan buffer 1% Persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi Persentase TPM yang memenuhi syarat sanitasi Persentase sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Persentase industri/perkantoran yang memenuhi syarat sanitasi Persentase pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat Jumlah alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K Jumlah pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi. 29. Jumlah kasus Penyakit Tidak Menular terdeteksi dan tertangani (Screening PTM) 30. Persentase jemaah haji yang diawasi pelaksanaan vaksinasi dan legalitas ICV 31. Jumlah jemaah haji yang diawasi kesehatannya pada saat embarkasi dan debarkasi Perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir:

26 Sasaran Meningkatnya pelaksanaan kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak risiko lingkungan. Tabel 4 Perbandingan Realisasi Kinerja Periode 2010 s/d 2014 Indikator Realisasi Jumlah Kapal/Pesawat yang diperiksa Jumlah Kapal yang diberikan tindakan penyehatan Jumlah Kapal yang diawasi dan diperiksa untuk PHC Persentase OMKABA yang diperiksa Tingkat kepadatan vektor dan binatang penular penyakit Jumlah sarana air bersih yang memenuhi syarat sanitasi. 22. Jumlah TPM yang memenuhi syarat sanitasi Jumlah sanitasi alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan Jumlah industri / perkantoran yang memenuhi syarat sanitasi Jumlah pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat Jumlah alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K. 27. Jumlah pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan. 28. Jumlah kasus PHEIC yang terdeteksi Jumlah kasus PTM terdeteksi terdeteksi dan tertangani Jumlah pemberian Vaksinasi dan Legalisasi ICV Jumlah jemaah haji yang diawasi kesehatannya pada saat embarkasi dan debarkasi

27 Grafik 1 Jumlah Pemeriksaan Kapal / Pesawat Periode 2010 s/d 2014 Grafik 2 Jumlah Tindakan Penyehatan Kapal Periode 2010 s/d 2014

28 Grafik 3 Jumlah Kapal / Pesawat Yang Diawasi Untuk PHC Periode 2010 s/d 2014 Grafik 4 Jumlah OMKABA Yang Diperiksa Periode 2010 s/d 2014

29 Grafik 5 Jumlah Kepadatan Vektor dan Binatang Penular Penyakit Periode 2010 s/d 2014 Grafik 6 Jumlah Sarana Air Bersih Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Periode Tahun 2010 s/d 2014

30 Grafik 7 Jumlah TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Periode Tahun 2010 s/d 2014 Grafik 8 Jumlah Sanitasi Alat Angkut Yang Memenuhi Syarat Periode Tahun 2010 s/d 2014

31 Grafik 9 Jumlah Sanitasi Gedung/Perkantoran Yang Memenuhi Syarat Periode Tahun 2010 s/d 2014 Grafik 10 Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Di Pelabuhan Periode Tahun 2010 s/d2014

32 Grafik 11 Jumlah P3K dan Obat-Obatan pada Kapal Yang Memenuhi Syarat Periode Tahun 2010 s/d 2014 Grafik 12 Jumlah Pengawasan dan Pengangkutan Orang Sakit Periode Tahun 2010 s/d 2014

33 Grafik 13 Jumlah Kasus PHEIC yang Terdeteksi Periode Tahun 2010 s/d 2014 Grafik 14 Jumlah Kasus Penyakit Menular Terdeteksi Periode Tahun 2010 s/d 2014

34 Grafik 15 Jumlah Pemberian Vaksinasi dan Legalitas ICV Periode 2010 s/d 2014 Grafik 16 Jumlah Jamaah Haji yang Diawasi Kesehatannya Periode Tahun 2010 s/d 2014

35 3. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan. a. Jumlah Kapal/Pesawat Yang Diperiksa 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Jumlah kapal yang diperiksa pada tahun 2010 adalah 1078, tahun 2011 sebanyak 1154, tahun 2012 sebanyak 1193, tahun 2013 sebanyak 1295 dan pada tahun 2014 sebanyak 1160 adalah 1193 kapal, tahun 2013 adalah 1295, dan pada tahun Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah pemeriksaan kapal karena bertambahnya kapal dari luar negeri dan dalam negeri yang melakukan pelayaran ke Ambon, dan pada tahun 2014 dapat dilihat bahwa jumlah pemeriksaan kapal/pesawat terjadi penurunan karena banyak kapal luar negeri yang telah balik ke Negara asal dan tidak memperpanjang dokumen dokumen kesehatan m yang telah berakhir masanya. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah - Terlaksananya kegiatan yang sesuai dengan SOP pemeriksaan kapal/pesawat. - Tersedianya SDM (petugas) yang professiona l melalui diklat kekarntinaan dan SE. - Terjalinnya kerja sama dan koordinasi yang intens dengan lintas sektor dan program serta agen/perusahan pelayaran. - Tersedianya dokumen Free Pratique (izin karantina) apabila pada saat dilakukan pemeriksaan pada kapal yang dating dari luar negeri. Adapun usul pemecahan masalah yang diberikan oleh KKP Kelas II Ambon yaitu sosialisasi tugas dan fungsi KKP (seksi PKSE/SOP) kepada agen/perusahan pelayaran. b. Jumlah Tindakan Penyehatan Kapal. 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Jumlah kapal yang dilakukan tindakan penyehatan pada tahun 2010 adalah 3, tahun 2011 sebanyak 54, tahun 2012 sebanyak 11 kapal, tahun 2013 juga sebanyak 11 kapal dan pada tahun 2014 sebanyak 6 kapal.

36 Dari tahun 2010 sampai dengan 2014 terjadi peningkatan maupun penurunan frekuensi tindakan penyehatan kapal, hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan kegiatan pemeriksaan ditemukan tanda tanda kehidupan vektor sehingga dilakukan tindakan penyehatan dan juga permintaan dari PT. Pelayaran atau dari keagenan kapal yang langsung meminta untuk dilaksanakan kegiatan tindakan penyehatan. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah - Menyusun dan melakukan tindakan penyehatan sesuai dengan SOP tndakan penyehatan kapal. - Menyiapkan SDM (petugas) yang professiona l melalui diklat kekarantinaan dan SE - Kerja sama dan koordinasi yang intens dengan lintas sektor dan program serta agen/perusahan pelayaran. - Tersedianya dokumen SSCC (Ship Sanitation Control Certificate) yang mana apabila telah dilakukan tindakan penyehatan maka akan diberikan dokumen tersebut. - Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan tindakan penyehatan kapal setelah selesaim kegiatan. Adapun usul pemecahan masalah pada tindakan penyehatan kapal adalah mensosialisasikan tugas dan fungsi KKP (seksi PKSE/SOP) kepada agen/perusahan pelayaran. c. Jumlah Kapal Yang Diawasi dan Diperiksa PHC 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Jumlah kapal yang diawasi untuk PHC pada tahun 2010 adalah 7866, tahun 2011 sebanyak 7924, tahun 2012 sebanyak 9293 kapal, tahun 2013 juga sebanyak 9464 kapal dan pada tahun 2014 sebanyak 9084 kapal. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah pemeriksaan kapal karena bertambahnya kapal dari luar negeri dan dalam negeri yang melakukan pelayaran ke Ambon, dan pada tahun 2014 dapat dilihat bahwa jumlah pemeriksaan kapal/pesawat terjadi penurunan karena banyak kapal luar negeri

37 yang telah balik ke Negara asal dan tidak memperpanjang dokumen dokumen kesehatan m yang telah berakhir masanya. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan dalam melakukan pengawasan terhadap kapal dalam hal ini PHC adalah sebagai berikut : - Menyusun dan melakukan pengawasan kapal sesuai SOP pengawasan Kapal - Menyiapkan SDM (petugas) yang professional melalui diklat kekarantinaan dan SE - Kerja sama dan koordinasi yang intens dengan lintas sektor dan program serta agen/perusahan pelayaran. - Monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan yang menynagkut pengawasan kapal setelah selesai kegiatan pemberian PHC sebulan sekali. - Tersedianya dokumen PHC terhadap kapal yang akan dilakukan tindakan pengawasan. Secara teknik operasional tidak terdapat masalah dalam pemeriksaan kapal, namun secara administrasi sering dijumpai keterlambatan informasi mengenai jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal oleh agen.perusahan pealayaran sering terlambat sehingga kegiatan pengawasan kapal juga sering tertunda. d. Jumlah OMKABA yang diperiksa 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Perbandingan jumlah OMKABA yang diperiksa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dimana kegiatan OMKABA ini tidak dapat dilaksanakan dimana pihak agen/exportir/negara tujuan eksport tidak membutuhkan sertifikat OMKABA 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah

38 - Menyusun dan Melakukan pemeriksaan OMKABA sesuai SOP pemeriksaan OMKABA - Menyiapkan SDM (petugas) yang professional melalui pelatihan OMKABA, magang OMKABAdi KKP yang telah melaksanakan kegiatan tersebut. - Jejaring Kerja dan Koordinasi yang intens dengan lintas sektor dan program serta agen/perusahanpelayaran yang terkait dengan OMKABA. Adapun usul pemecahan masalah adalah Sosialisasi tugas dan fungsi KKP (seksi PKSE/SOP OMKABA) kepada agen/perusahan pelayaran. e. Tingkat Kepadatan Vektor dan Binatang Penular Penyakit 1) Indikator Keberhasilan dan kegagalan Pada tahun 2010 HI pada Perimeter area 0, pada Buffer 0.25 sedangkan CI pada Perimeter area 0, tahun 2011 HI pada Perimeter area 0, pada Buffer 0.25 sedangkan CI pada Perimeter area 0, 2012 HI pada Perimeter area 0, pada Buffer 0.25 sedangkan CI pada Perimeter area 0, sedangkan pada Buffer area 0,2, tahun 2013 HI dan CI pada perimeter dan buffer 0, dan pada tahun 2014 HI pada perimeter area 11,47, buffer area 5,3 sedangkan untuk CI perimeter areanya 16,9 dan pada buffer area 5, hal ini disebabkan karena frekwensi curah hujan yang tinggi, sehingga mempngaruhi perkembangbiakan jentik nyamuk. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah - Melakukan survey jentik nyamuk aedes pada perimeter dan buffer area. - Melakukan pengasapan (fogging) pada area perimeter dan buffer per semester dalam kurun waktu 1 tahun pada nyamuk dewasa. - Menganalisa data serta mengevaluasi hasil kegiatan survey nyamuk dan larva untuk ditindak lanjuti. Rata- rata tingkat kepadatan vektor ada yang mengalami penurunan dan kenaikan tingkat kepadatan yaitu pada Pengendalian nyamuk

39 yang menjadi kenaikan pada tahun 2014 yaitu dengan nilai 34 tingkat kepadatan. f. Jumlah Sarana air bersih yang memenuhi syarat Sanitasi 1) Indikator Keberhasilan dan kegagalan Tahun 2010, jumlah sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 58 sarana, tahun 2011 adalah 58, tahun 2012 sebanyak 34, tahun 2013 sebanyak 80 dan pafda tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 164 sarana air bersih yang memenuhi syarat, dimana terjadi peningkatan sarana air bersih memenuhi syarat pada tahun hal ini disebabkan karena jumlah sarana yang telah di sediakan untuk kebutuhan masyarakat di pelabuhan terjadi peningkatan dan tentunya tidak lepas dari kepedulian masyarakat dalam menjaga hygiene sanitasi air bersih. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah - Inspeksi sarana air bersih secara berkala setiap bulan. - Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih dari sarana air bersih yang meliputi fisik, kimia dan bakteriologi secara berkala. - Desiminasi secara verbal maupun tertulis kepada pengelola/penanggung jawab sarana air bersih berdasarkan analisis hasil inspeksi dan hasil dari uji laboratorium yang dimaksudkan untuk tetap menjaga dan atau memperbaiki kualitas dari sarana air bersih yang ada di pelabuhan maupun di bandara. Hasil uji pemeriksaan dari laboratorium sering mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh masalah teknis maupun administratif Perlu adanya koordinasi yang lebih intensif sehingga hasil pemeriksaan laboraturium rujukan bisa tepat waktu agar langkah tindak lanjut dapat juga diupayakan secepatnya. g. Jumlah TPM yang memenuhi Syarat 1) Indikator keberhasilan dan kegagalan Perbandingan jumlah TPM yang memenuhi syarat juga terjadi peningkatan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 164 TPM

40 dibandingkan pada tahun tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena ada penambahan beberapa TPM yang diperiksa serta dibina dan diawasi oleh petugas KKP sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah - Melakukan kegiatan inspeksi tempat-tempat pengolahan makanan yang ada di wilayah pelabuhan dan bandara secara berkala. - Pengambilan serta pemeriksaan sampel makanan/minuman (organoleptik, kimia dan bakteriologi). - Melaksanakan pengawasanleveransir bahan makanan pada alat angkut. - Tidak tersedia tenaga dan peralatan penunjang kegiatan di beberapa wilayah kerja KKP Kelas II Ambon sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan. - Hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan seringkali megalami keterlambatan yang disebabkan oleh masalah teknis maupun administratif. - Distribusi tenaga dan peralatan penunjang kegiatan di wilayah kerja. Perlu adanya koordinasi yang lebih intensif sehingga hasil pemeriksaan laboratorium rujukan bisa tepat waktu agar langkah tindak lanjut dapat juga diupayakan secepatnya. h. Jumlah Sanitasi Alat Angkut yang memenuhi syarat 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Perbandingan jumlah sanitasi alat angkut yang diperiksa mengalami penurunan pada tahun 2014 sebanyak 1129 alat angkut yang diperiksa, dibandingankan dengan tahun tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena ada sebagian kapal dari luar negeri yang tidak memperpanjang sertifikat atau dokumen dokumen kesehatan yang telah habis masa berlakunya sehingga mempengaruhi frekuensi keluar dan masuknya kapal serta kapal yang di periksa atau di berikan tindakan penyehatan, 2) Indikator Kebijakan dalam Pemecahan Masalah

41 - Pemeriksaan sanitasi alat angkut (kapal/pesawat) dalam rangka sertifikasi. - Pemberian rekomendasi untuk penerbitan SSCEC/SSCC. - Pengawasan sanitasi alat angkut. - Disinseksi kapal - Pengawasan pelaksanaan fumigasi kapal. - Pada saat melaksanakan kegiatan pemeriksaan hygiene sanitasi kapal ada beberapa kapal yang sanitasinya tidak memenuhi syarat dalam hal ini terdapat vektor penyebab pengaruh kesehatan lingkungan pada kapal. - Keterbatasan petugas dan sarana penunjang kegiatan di wilayah kerja bandara, sehingga kegiatan tidak berjalan secara optimal. - Dilakukan tindakan penyehatan untuk meminimalisir atau menghilangkan kehidupan vektor yang berada di kapal - Distribusi petugas dan sarana penunjang kegiatan ke wilayah bandara. i. Jumlah pemeriksaan kualitas lingkungan pelabuhan yang memenuhi syarat 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Pengukuran kualitas lingkungan pada tahun 2014 tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena faktor cuaca yang tidak menentu pada tahun 2014 dimana turut mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kualitas lingkungan sehingga dalam satu tahun hanya terjadi sekali pemeriksaan serta pengambilan sampel. 2) Indikator Kebijakan dan Pemecahan Masalah - Pemeriksaan kualitas lingkungan dilakukan secara berkala yaitu dalam 1 tahun dilakukan selama dua kali pemeriksaan. - Pengambilan sampel kualitas lingkungan untuk mengetahui tingkat kepadatan debu, dan kandungan bakteriologi serta kimia pada air laut Dalam kegiatan pemeriksaan kualitas lingkungan tidak terjadi hambatan akan tetapi pada tahun 2014 pemeriksaan kualitas

42 lingkungan hanya dilakukan 1 kali dari 2 kali kegiatan dalam setahun yang disebabkan oleh karena masalah teknis. Lebih ditingkatkan lagi kerja sama antar lintas program agar kedepannya kegiatan pemeriksaan kualitas lingkungan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. j. Jumlah alat angkut yang memenuhi persyaratan perlengkapan Obat/P3K 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Jumlah persyaratan perlengkapan obat/p3k yang diperiksa pada tahun 2014 yaitu terdapat 931 perlengkapan obat/p3k yang memenuhi syarat, terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan karena adanya kerjasama petugas dalam memberikan sosialisasi kepada Nahkoda dan ABK serta stakeholder lainnya tentang pentingnya Obat serta P3K pada alat angkut sehingga ketersediaan obat-obatan serta P3K pada alat angkut untuk tahun ini terjadi peningkatan. 2) Indikator Kebijakan dan Pemecahan Masalah - Petugas Pemeriksa / Pengawas membawa surat perintah kerja dari Kepala KKP. - Pengawasan/pemeriksaan dilakukan bersama-sama dengan agen kapal/nahkoda. - Hasil pengawasan/pemeriksaan ditandatangani pemeriksa dan ddiketahui oleh nahkoda kapal dan diserahkan kepada Kepala Kantor atau Atasan Langsung. - Kepala Kantor atau atasan langsung mengirimkan hasil pemeriksaan disertai saran tindak lanjut.. - Apabila hasil pengawasan atau pemeriksaan sesuai standar, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan menerbitkan Sertifikat P3K yang berlaku 6 bulan. Saran Perbaikan : - Sertifikat P3K untuk pesawat terbang belum pernah dikeluarkan di Bandara Internasional Pattimura Ambon. - Perlu ada sanksi yang tegas tehadap kapal-kapal yang tidak melengkapai obat-obatan P3K dan alat kesehatan P3K Kapal,

43 berupa tidak dikeluarkan Port Health Clereance/Surat Ijin Berlayar, selain itu pula perlu adanya penguatan jejaring kerja dengan instansi terkait dalam hal pemberian sanksi yang tegas, tentunya sanksi tersebut bisa diberikan setelah melalui proses pembinaan terhadap agen kapal tersebut. - Perlu adanya sosialisai terhadap pihak maskapai penerbangan mengenai pentingnya pengawasan rutin dan pemeriksaan secara perkala guna penerbitan sertifikat P3K Pesawat. k. Jumlah pengawasan pengangkutan orang sakit dan jumlah kasus rujukan. 1) Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Pada tahun 2014 terjadi peningkatan pengawasan dan pengangkutan orang sakit yaitu 519 pengawasan dibandingkan tahun tahun sebelumnya, terjadi penambahan pada musim arus mudik, dan pada hari-hari lain dimana kebanyakan terjadi pengawasan pengangkutan orang sakit pada saat embarkasi. 2) Indikator Kebijakan dan Pemecahan Masalah - Pengawasan dan Pemeriksaan Terhadap Kedatangan dankeberangkatan orang sakit dengan ketentuan memenuhi syarat teknis dan administrasi. - Apabila memenuhi syarat teknis dan administrasi maka orang sakit yang bersangkutan diijinkan masuk atau berangkat. - Apabila tidak memenuhi syarat teknis dan administrasi dan orang sakit menderita penyakit PHEIC maka dilakukan penanganan sesuai SOP penanggulangan PHEIC. Dan tidak diijinkan berangkat, atau kondisi-kondisi tertentu yang diatur dalam peraturan yang tidak layak diberi ijin angkut orang sakit. - Masih terdapat orang sakit yang melakukan perjalanan tanpa izin angkut orang sakit. - Masih ada pihak maskapai / agen pelayaran yang menggunakan surat keterangan dari instasi kesehatan lain selain Kantor Kesehatan Pelabuhan guna membenarkan tiindakan mereka dalam mengangkut orang sakit.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN 1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM SESUAI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO.53 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan

Lebih terperinci

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

Lebih terperinci

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 < 2014,.127 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN NILAI STANDAR SUB UNSUR KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN a. Unsur Utama Kekarantinaan

Lebih terperinci

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM KATA PENGANTAR Puji Syukur yang tiada terhingga kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-nya, Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... vi Daftar Gambar... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 5 1.3. Maksud dan Tujuan... 5 1.4. Kelembagaan... 6

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Darmawali Handoko, M. Epid NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2015 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2013 [Type

Lebih terperinci

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR

Tahun 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2017 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR www.kkpmakassar.com kkpmakassar@yahoo.co.id DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) 1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi Kapal. Sertifikat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Lucky Tjahjono, M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Makassar, Januari Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar, dr. Lucky Tjahjono, M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan dalam hidupnya dan setiap manusia tentu pernah dihadapkan dengan sebuah konflik. Konflik peran

Lebih terperinci

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR

LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR 2015 LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015 i RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI LAKIP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I DENPASAR TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI RINGKASAN EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO 2016 Jl. Tanjung Tembaga Baru Probolinggo Telp. (0335) 421917 421918 Fax. (0335) 421918 Email : kkpprobolinggo@yahoo.com KATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama masyarakat internasional dan merupakan jenis penyakit yang berpotensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization (WHO) merekomendasikan kepada negara peserta antuk melakukan tidakan terhadap bagasi, kargo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijadikan tempat berkembang penyakit dan vector penular penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. dijadikan tempat berkembang penyakit dan vector penular penyakit. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta tahun 2014 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang

Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang Kuncahyo, SKM, MA Kepala KKP Kelas II Palembang Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.878, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2349/MENKES/PER/XI/2011

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA

LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA TAHUN Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Tangerang KATA PENGANTAR Laporan Tahunan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan Anggaran

Lebih terperinci

ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar

ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal merupakan alat transportasi lintas laut yang biasanya digunakan manusia untuk menyeberang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Tak hanya manusia yang biasa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG PENYAKIT VIRUS EBOLA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

No Nama Jabatan HK H S I A Ct DL Ket

No Nama Jabatan HK H S I A Ct DL Ket LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN JANUARI TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017 LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat- Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta tahun 2017. Dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun

KATA PENGANTAR. Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-nya, maka dokumen Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II mataram Tahun 2010-2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

KATA PENGANTAR. Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat- Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta tahun 2016. Dalam

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II)

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II) RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 (Revisi II) KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PALEMBANG KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas perkenan-nya, Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PALEMBANG 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas perkenan-nya, Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN. Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN A. Sejarah Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KUPANG DIREKTORAT JENDERAL P2P KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas perkenan-nya,

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017 LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, -1- KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/312/2016 TENTANG TIM KESEHATAN PADA ARUS MUDIK LEBARAN DAN NATAL TAHUN 2016, SERTA TAHUN BARU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2018 KEMHAN. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam BAB II PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

LAKIP KKP KELAS I SOEKARNO HATTA TAHUN 2015

LAKIP KKP KELAS I SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 LAKIP KKP KELAS I SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Area Perkantoran Bandara Soekarno Hatta Ph.021.5506068 / 5507989 Fax.021.5502277 Email : kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id; kkp_jakarta@yahoo.co.id KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan. LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : 20 Oktober 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG. DINAS KESEHATAN I. TUGAS POKOK. Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017

LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017 I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA

LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA LAPORAN TAHUNAN KKP KELAS I SOEKARNO-HATTA Tahun 2016 TU PRL PKSE UKLW Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit KKP Kelas I Soekarno-Hatta Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci