ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar
|
|
- Hendra Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal merupakan alat transportasi lintas laut yang biasanya digunakan manusia untuk menyeberang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Tak hanya manusia yang biasa menggunakan kapal untuk melakukan penyeberangan ke wilayah lain. Namun, kapal juga digunakan untuk mengangkut barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya melalui lintas laut. Karena sebagian manusia (penumpang ataupun awak kapal) banyak menghabiskan waktu di dalam kapal, maka keadaan sanitasi kapal yang baik perlu dijaga dan dipantau terus menerus demi kesehatan para penumpang maupun awak kapal. Menurut WHO (2005), sanitasi kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh aspek penilaian kompartemen kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar anak buah kapal, penyediaan air bersih, dan penyajian makanan serta pengendalian vektor penular penyakit atau rodent. Sanitasi kapal yang buruk akan banyak menimbulkan permasalahan baik secara fisik, kesehatan, estetika dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi yang buruk seperti menumpuknya sampah di dalam kapal akan menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit misalnya tikus, kecoa dan lalat. 1
2 2 Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis kapal baik kapal penmpang, maupun kapal barang. Pemeriksaan sanitasi kapal meliputi antara lain dapur, palka/kargo, tempat tinggal ABK, air bersih, sampah, ruang mesin, fasilitas medis dan bagian-bagian lainnya yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan poin-poin yang telah ada di form pemeriksaan sanitasi kapal dengan menyesuaikan bagian-bagian kapal yang ada di kapal tersebut. Menurut WHO (2007), pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi guna memperoleh Surat Izin Kesehatan Berlayar (SIKB). Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah diterbitkan Ship Sanitation Exemption Control Certificate (SSECC), dan pemeriksaan dilakukan dalam waktu enam bulan sekali. Upaya sanitasi kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapal melalui nahkoda kapal dan anak buah kapal. ABK bertanggung jawab terhadap kebersihan kapal dan sarana lainnya sedangkan nahkoda kapal berfungsi sebagai pemimpin dan pengendali keseluruhan dari pelaksanaan sanitasi kapal. Nahkoda juga bertanggung jawab terhadap keamanan kapal dari sumber penyakit dan melaporkan dalam bentuk form MDH (Maritime Declaration of Health) kepada otoritas kesehatan pelabuhan setiap masuk wilayah suatu Negara. Institusi yang terkait dalam hal pemeriksaan sanitasi kapal adalah kantor kesehatan pelabuhan (KKP). Hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan kesehatan kapal yaitu diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/Menkes/Per/Iv/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
3 3 Kantor Kesehatan Pelabuhan. KKP bertugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/ Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Selain itu salah satu fungsi penting KKP adalah pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas internasional, pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan Pelabuhan/ Bandara dan Lintas Batas Darat (Depkes RI, 2008). Dalam hal pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, seperti yang tersebut diatas salah satunya adalah pemberantasan vektor penyakit di kapal karena vektor penyakit berperan sebagai perantara dan sumber penyakit yang dapat merugikan kehidupan manusia. Di bidang kesehatan vektor penyakit berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberapa penyakit. Komariah dkk (2010), berpendapat bahwa salah satu hewan yang dapat menyebabkan penyakit menular adalah tikus yang merupakan perantara penyakit dikenal sebagai Rodent Borne Disease dan salah satu penyakit yang termasuk Rodent Borne Disease adalah penyakit pes (plague) merupakan penyakit karantina yang ditetapkan secara internasional dalam Internasional Health Regulation. Vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, dan kecoa adalah serangga yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Semua jenis vektor tersebut berada di lingkungan dimana manusia tinggal. Seperti halnya nyamuk yang
4 4 membutuhkan darah manusia untuk bertahan hidup bahkan berkembang biak di lingkungan manusia. Begitu juga dengan lalat dan kecoa yang selalu berada di lingkungan yang kotor, bahkan apabila kondisi rumah sangat kotor dan bau dapat mengundang vektor penyakit ini. Begitu juga dengan tikus merupakan binatang yang kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan manusia karena tikus sangat menyukai makanan yang dimakan manusia termasuk padi-padian dan kacangkacangan. Keberadaan tikus paling sering ditemukan di tempat sampah, lemari, selokan, dapur, gudang, dan tempat lainnya. Semua tempat itu terdapat dalam lingkungan dimana manusia tinggal, seperti rumah, sarana transportasi dan tempat-tempat lainnya sehingga faktor sanitasi yang tidak baik di atas kapal seperti : tempat sampah, dapur, gudang penyimpanan bahan makanan dapat mengundang tikus untuk berkembang biak. Pelabuhan Belawan merupakan salah satu pelabuhan laut terbesar ketiga di Indonesia bahkan menjadi tempat perdagangan yang mana mendapat banyak kunjungan kapal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Administrator Pelabuhan Belawan bahwa sejak Januari sampai Desember 2015 sebanyak 3177 buah kapal yang bersandar di pelabuhan Belawan dan berbendera Indonesia, diantaranya kapal barang sebanyak 2/3 dari jumlah seluruh kapal yaitu 2118 buah kapal. Sisanya merupakan kapal penumpang, kapal tanker, kapal tug boat, dan lain sebagainya. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Januari 2016, dari kantor Administrator Pelabuhan Belawan diperoleh data mengenai jenis kapal yang bersandar di pelabuhan Belawan. Jenis kapal barang dalam
5 5 negeri yang bersandar di pelabuhan Belawan adalah jenis kapal muatan curah seperti pupuk, minyak sawit, semen bag, garam, biji sawit, dan beras. Jenis kapal barang dalam negeri lainnya yang bersandar di pelabuhan Belawan adalah kapal barang muatan kemasan/ container seperti besi dan mesin-mesin. Kapal barang tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya pada kapal muatan semen biasanya dari Teluk Bayur (Padang), Lhokseumawe (Aceh), dan Gresik. Pada kapal muatan minyak CPO biasanya dari Pekan Baru, Kalimantan dan Bengkulu. Pada kapal muatan minyak BBM (solar/ bensin) biasanya dari Tanjung Uban, Dumai, dan Cilacap. Pada kapal muatan mesinmesin dan besi biasanya dari Tanjung Priok (Jakarta) dan Tanjung Perak (Surabaya). Sedangkan jenis kapal penumpang yang bersandar di pelabuhan Belawan adalah KM. Kelud merupakan kapal yang diopersikan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI). Rute perjalanan KM. Kelud diawali dari pelabuhan Belawan yang dilanjutkan dengan tujuan Pelabuhan Sekupang Batam dan tujuan terakhir adalah Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Perjalanan KM. Kelud setiap minggunya menghabiskan waktu selama 3 hari. Penelitian Sembiring (2003), menyatakan bahwa di pelabuhan Batu Ampar Kotamadya Batam Propinsi Riau, ditemukan adanya tikus pada kapal yang berbendera Indonesia sebanyak 50% dari kapal yang diperiksa, sedangkan pada kapal berbendera Asing ditemukan adanya tikus sebanyak 17,1% dari kapal yang diperiksa. Berdasarkan penelitian, tikus yang ditemukan pada kapal berbendera Indonesia lebih banyak meskipun sanitasi pada kapal sudah baik.
6 6 Penelitian Andriyani (2005), menyatakan bahwa di pelabuhan Domestik Gresik ditemukan persoalan sanitasi pelabuhan mencakup sanitasi kapal masih sangat rendah. Cakupan sanitasi kapal hanya 32,6% dari 3091 kapal yang bersandar. Rendahnya sanitasi kapal tersebut mengindikasikan minimnya penyediaan air bersih dan sanitasi dek kapal, serta masih ditemukannya vektor atau rodent dalam kapal meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, bahwa pada bulan Januari hingga Desember 2015 sebanyak 153 kapal memiliki hygiene sanitasi yang baik dari 159 kapal yang diperiksa. Namun diluar daripada itu ada 12 kapal yang mendapat perlakuan berbeda, yaitu dilakukan tindakan pelaksanaan dan pengawasan desinfeksi kapal serta pelaksanaan dan pengawasan fumigasi kapal. Data lain yang ditemukan menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2016 masih ditemukan satu kapal dengan hygiene sanitasi yang buruk dari 10 kapal yang diperiksa, dan bahkan ditemukan tikus pada kapal tersebut sehingga dilakukan pengendalian dengan cara fumigasi. Melihat keadaan demikian, maka kapal yang akan masuk dan berangkat akan diawasi dan diberi perhatian khusus, sehingga hal yang merugikan dapat dihindarkan bahkan dapat dihilangkan. Hal yang terpenting adalah penyakit karantina dapat dicegah atau dihindari dari satu tempat atau pelabuhan ke tempat atau pelabuhan lainnya seperti yang diharapkan pemerintah dan badan internasional. Maka dengan beberapa permasalahan yang mungkin terjadi di kapal terutama masalah kesehatan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
7 7 mengenai kondisi sanitasi kapal dengan keberadaan vektor penyakit penular pada kapal penumpang dan kapal barang di pelabuhan Belawan, Kota Medan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, diketahui bahwa kondisi hygiene sanitasi kapal terutama pada kapal barang yang berlabuh di pelabuhan Belawan Kota Medan masih kurang baik. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan hygiene sanitasi kapal dan keberadaan vektor (larva nyamuk, Musca domestica, Periplaneta americana dan tikus) pada kapal penumpang dan kapal barang di Pelabuhan Belawan Kota Medan tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pelaksanaan hygiene sanitasi kapal dan keberadaan vektor (larva nyamuk, Musca domestica, Periplaneta americana dan Tikus) pada kapal penumpang dan kapal barang yang berlabuh di Pelabuhan Belawan Kota Medan tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui keadaan hygiene sanitasi pada kapal penumpang yang berlabuh di pelabuhan Belawan.
8 8 2. Untuk mengetahui keadaan hygiene sanitasi pada kapal barang yang berlabuh di pelabuhan Belawan. 3. Untuk mengetahui keberadaan vektor (larva nyamuk, Musca domestica, Periplaneta americana dan tikus) pada kapal penumpang yang berlabuh di pelabuhan Belawan. 4. Untuk mengetahui keberadaan vektor (larva nyamuk, Musca domestica, Periplaneta Americana dan tikus) pada kapal barang yang berlabuh di pelabuhan Belawan. 5. Untuk mengetahui bentuk pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak KKP. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan sumbangan masukan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan khususnya dan Kantor Kesehatan Pelabuhan lainnya dalam ketelitian untuk menginspeksi kapal sehingga keadaan kapal benar-benar bebas dari vektor penyakit. 2. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi awak kapal untuk lebih memperhatikan keadaan sanitasi kapal yang ditumpangi agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit. 3. Memberikan masukan bagi peneliti selanjutnya.
BAB 1 PENDAHULUAN. dijadikan tempat berkembang penyakit dan vector penular penyakit.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization (WHO) merekomendasikan kepada negara peserta antuk melakukan tidakan terhadap bagasi, kargo,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi Kapal. Sertifikat. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuk barang, lebih dari itu sudah merupakan sebagai sentra industri, pusat perdagangan dan pariwisata
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI KAPAL DENGAN KEBERADAAN TIKUS PADA KAPAL YANG BERLABUH DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN
HUBUNGAN SANITASI KAPAL DENGAN KEBERADAAN TIKUS PADA KAPAL YANG BERLABUH DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN rhayati, Yohanes Joko, M. Irfa i Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl.
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL
105 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL (Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates) 1. Nama Kapal : 2. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)
1 DASAR HUKUM 1) UU NO.1 TAHUN 1962 TTG KARANTINA LAUT 2) UU NO.4/84 TTG WABAH PENYAKIT MENULAR 3) UU NO.23 TAHUN 1992 TTG KESEHATAN 4) KEPMENHUB RI NO: KM 33 TGL 14 AGUSTUS 2003 TENTANG PEMBERLAKUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)
1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008) KEPALA Bagian Tata Usaha Subbagian Keuangan dan Umum Subbagian Program dan Laporan BIDANG KAR.SE
Lebih terperinciAlumni Kesehatan Lingkungan FKM Unhas. ( / ) ABSTRACT
STUDI PELAKSANAAN INSPEKSI SANITASI KAPAL PENUMPANG DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS 1 MAKASSAR (PELABUHAN INDUK MAKASSAR) TAHUN 2012 Implementation Study of Sanitary Inspection
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN APRIL TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciTempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau
Lebih terperinciEVALUASI SANITASI DAN KEBERADAAN VEKTOR PADA KAPAL BARANG DAN KAPAL PENUMPANG DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG
EVALUASI SANITASI DAN KEBERADAAN VEKTOR PADA KAPAL BARANG DAN KAPAL PENUMPANG DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Intan Aulia Putri*, Tri Joko**, Nikie Astorina Y. D.** *) Mahasiswa Peminatan Kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
CC: KKP Kelas I batam MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa semakin meningkatnya aktifitas
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN OKTOBER 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN OKTOBER 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciNILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <
2014,.127 10 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN NILAI STANDAR SUB UNSUR KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN a. Unsur Utama Kekarantinaan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN APRIL 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN MARET 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN MARET 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan luar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pelabuhan Gorontalo telah dibangun sejak tahun 1980 merupakan pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN FEBRUARI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN FEBRUARI 16 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
1 KEPUTUSAN NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Menimbang : a. bahwa peningkatan dan perkembangan peran pelabuhan laut, bandar udara dan pos lintas
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JUNI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JUNI 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pes terdapat pada hewan rodent dan dapat menularkan ke manusia melalui gigitan pinjal. Penyakit ini merupakan penyakit yang terdaftar dalam karantina nasional,
Lebih terperinciNo Nama Jabatan HK H S I A Ct DL Ket
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN JANUARI TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA BUNGUS BULAN MARET TAHUN 2017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Pes termasuk penyakit karantina internasional. Di Indonesia penyakit ini kemungkinan timbul
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN NOVEMBER 2016
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN NOVEMBER 2016 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil analisis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan mempertimbangkan pelabuhan-pelabuhan terluar pada setiap pintu akses keluar
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004
PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004 PARIWISATA No. 38 / VII / 1 Juli 2004 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia melalui 13 pintu masuk pada bulan mencapai
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2017
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA SIKAKAP BULAN JANUARI 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang bertanggung
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI KAPAL DENGAN KEPADATAN KECOA PADA KAPAL MOTOR YANG SANDAR DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
HUBUNGAN SANITASI KAPAL DENGAN KEPADATAN KECOA PADA KAPAL MOTOR YANG SANDAR DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Correlation of Ship Sanitation with Cockroach Density on Motor Vessel Docked in Port of Tanjung
Lebih terperincia. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan
I. Pendahuluan LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN FEBRUARI 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama masyarakat internasional dan merupakan jenis penyakit yang berpotensi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2014 KEMENKES. Kantor Kesehatan. Pelabuhan. Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 87/12/Th. XVI, 2 Desember PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA OKTOBER MENCAPAI 719,9 RIBU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 18/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN HASIL TUMBUHAN HIDUP BERUPA SAYURAN UMBI LAPIS SEGAR KE DALAM WILAYAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkarantinaan hewan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT SANITASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperincia. Ketatausahaan b. Kekarantinaan dan surveillance epidemiologi c. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah d. Pengendalian resiko lingkungan
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN JANUARI 017 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA LAUT PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokokpokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang tentang Karantina
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 03/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER A. PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia
Lebih terperinciSKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN KECOA PADA KAPAL MOTOR YANG SANDAR DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPADATAN KECOA PADA KAPAL MOTOR YANG SANDAR DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Oleh : AQSO AMPRI HARAHAP UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MARET 2017
LAPORAN KEGIATAN DI WILAYAH KERJA MUARA PADANG BULAN MARET 07 I. Pendahuluan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
Lebih terperinci*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Copyright (C) 2000 BPHN PP 82/2000, KARANTINA HEWAN *37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak program dilakukan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1526, 2016 KEMENHUB. Kapal Wisata Asing. Pelayanan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 123 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN HYGIENE SANITASI KAPAL DAN KEBERADAAN VEKTOR PEMBAWA PENYAKIT (LARVA NYAMUK,
i PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI KAPAL DAN KEBERADAAN VEKTOR PEMBAWA PENYAKIT (LARVA NYAMUK, Musca domestica, Periplaneta americana DAN TIKUS) PADA KAPAL PENUMPANG DAN KAPAL BARANG DI PELABUHAN BELAWAN KOTA
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT SANITASI PADA KAPAL YANG SANDAR DI PELABUHAN PANGKALBALAM PANGKALPINANG TAHUN 2005
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT SANITASI PADA KAPAL YANG SANDAR DI PELABUHAN PANGKALBALAM PANGKALPINANG TAHUN 2005 Supriyadi, Haryoto Kusnoputranto, I Made Djaja Jurusan Kesehatan Lingkungan, Fakultas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 358/Kpts/OT.140/9/2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 358/Kpts/OT.140/9/2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS DAN TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN UNTUK PEMASUKAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN BUAH SEGAR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 24/05/16/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET Jumlah
Lebih terperinciPesawat Polonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan lingkungan dan pola hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan lingkungan dan pola hidup manusia yang kurang peduli dan tidak baik sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan dalam hidupnya dan setiap manusia tentu pernah dihadapkan dengan sebuah konflik. Konflik peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai
Lebih terperinciKampanye EN WALHI 2003
1 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1962 (1/1962) Tanggal: 18 JANUARI 1962 (JAKARTA) Sumber: LN 1962/2; TLN NO. 2373 Tentang: KARANTINA LAUT Indeks: KARANTINA
Lebih terperinciModel Pengangkutan Crude Palm Oil
TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik
Lebih terperinciLaporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Undang Undang 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, dalam ketentuan umum dinyatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penulisan ini penelitian dilakukan di kantor PT. Indo Mega Maritim yang terletak di Kompleks Perkantoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan laut dan udara merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan alat angkut baik dari luar negeri maupun interinsulir. Dengan meningkatnya perkembangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah memastikan kelestarian lingkungan dan menjadikan slah satu indikatornya adalah terjadinya penurunan
Lebih terperinciPROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO
PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain lain masih cukup tinggi angka kesakitan dan kematian yang menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Beberapa penyakit tular vektor seperti demam berdarah, malaria, filariasis, dan lain lain masih cukup
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.627, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kantor Kesyahbandaran. Utama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciPERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)
PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon) TUGAS AKHIR Oleh : RINA MERIANA L2D 305 139 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KE KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I BATAM
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KE KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I BATAM Oleh : Kelompok 1 Raib Sekhudin 101414353002 Kiki Sanjaya 101414353007 Ruth Angraeni Anike Wijaya 101414353015 Riska Dwi Milawati
Lebih terperinciINSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1962 TENTANG KARANTINA UDARA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokokpokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang mengenai Karantina
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian, semoga Pengendalian penyakit dan masalah Kesehatan yang dapat meresahkan dunia dapat ditanggulangi secara berkesinambungan.
1 KATA PENGANTAR Globalisasi serta semakin cepatnya dan singkatnya perjalanan lintas dunia untuk perdagangan, wisata, bisnis, dan transportasi barang maka permasalahan kesehatan lokal dapat menjadi perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004). sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
Lebih terperinciMANAJEMEN PELABUHAN DAN REALISASI EKSPOR IMPOR
MANAJEMEN PELABUHAN DAN REALISASI EKSPOR IMPOR ADMINISTRATOR PELABUHAN Oleh : Mochammad Agus Afrianto (115020200111056) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA Administrator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkungan Sistem sanitasi lingkungan pelabuhan terdiri dari sistem pengelolaan manajemen, pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No.61/11/16/Th.XVIII, 01 November PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. dan binatang pengganggu lainnya yaitu pemantauan vektor penyakit dan
BAB V PEMBAHASAN A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan lingkungan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tentang pemantauan vektor penyakit
Lebih terperinciLK KKP KELAS II AMBON TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan salah satu amanat rakyat yang dibebankan kepada instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Pertanggung
Lebih terperinciHIGIENE DAN SANITASI TERMINAL PELABUHAN RORO KOTA DUMAI TAHUN 2012
HIGIENE DAN SANITASI TERMINAL PELABUHAN RORO KOTA DUMAI TAHUN 2012 Sri Rezki Pulungan 1, Irnawati Marsaulina 2, Evi Naria 2 ¹Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Departemen
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 01 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., 2007 No. 42/08/16/Th.XVIII, 01 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciSTATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.
STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Investigasi Investigation Tanggal Kejadian Date of Occurrence Sumber Source Tanggal Dikeluarkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Menimbang MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Bahwa masyarakat
Lebih terperinciPerkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017
Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan, us No. 54/10/16/Th.XIX, 02 Oktober BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan us
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarh Singkat PT. Pelnas Lestari Indoma Bahari 1
18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarh Singkat PT. Pelnas Lestari Indoma Bahari 1 Melalui akta tertanggal 02 November 1979 No 90 yang dikeluarkan NOTARIS dan Penjabat Pembuat Akta Tanah, telah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 52/09/16/Th.XVIII, 01 September PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA
Lebih terperinciKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK Pertemuan Sosialisasi NSPK Pengendalian Arbovirosis dalam rangkaian Peringatan Asean Dengue Day 2016 Hotel Grand Sahid Jaya - Jakarta Dasar Hukum UU No
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lalu lintas kendaraan bermotor di suatu kawasan perkotaan dan kawasan lalu lintas padat lainnya seperti di kawasan pelabuhan barang akan memberikan pengaruh dan dampak
Lebih terperinci