BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH"

Transkripsi

1 BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Disusun Oleh : Diak. Lamria Simanjuntak, S.Kep, Ns, M.Kes Jenti Sitorus, SST Elfrida Nainggolan, SKM Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Carolina Simanjuntak, S.Kep, Ns AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE JL. Gereja No. 17 Balige Toba Samosir Sumatera Utara Telp. (0632) 21137

2 IDENTITAS PEMILIK NAMA : NIM :

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan buku pedoman keterampilan Keperawatan Medikal Bedah bagi mahasiswa program Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan HKBP Balige. Buku Pedoman Keterampilan keperawatan Medikal Bedah merupakan buku panduan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat dengan mudah memahami dan mengaplikasikan keterampilan yang sering digunakan oleh mahasiswa perawat di area keperawatan. Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terciptanya buku pedoman keterampilan ini. Akhir kata, semoga buku ini dapat berguna bagi mahasiswa dan pembimbing. Balige, TIM PENYUSUN

4 DAFTAR ISI Halaman Judul... Identitas Pemilik... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii iv 1. Prosedur Pemeriksaan Fisik sistem saraf I Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem saraf II Pengantar Fisioterapi Dada Postural Drainage Prosedur Fisioterapi dada Prosedur pemeriksaan ketajan pendengaran Prosedur Pengkajian sistem perkemihan Prosedur Pemeriksaan fisik Muskuloskeletal Pengantar Kadar Gula Darah Prosedur Monitoring Kadar Gula Darah Prosedur Pemeriksaan Fisik Abdomen Prosedur Pemeriksaan Fisik Ketajaman Penglihatan Prosedur Perawatan Luka Pengantar EKG Prosedur Perawatan kolostomi Prosedur pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler Pengantar Mobilisasi Prosedur ROM Pengantar Chest Drainage Prosedur Perawatan WSD Prosedur Perawatan Trakeostomi... 68

5 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM SARAF I: 12 PASANG SARAF KRANIAL No KOMPONEN PENILAIAN I PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Garputala 2. Kapas 3. Lidi 4. Pen Light 5. Optalmoskop 6. Stetoskop 7. Jarum Steril 8. Tongue Spatel 9. Dua buah tabung (dari bahan gelas) berisi air panas, dan air dingin 10. Objek kecil yang dapat disentuh (seperti paper clip, uang logam) 11. Balsem 12. Bahan beraroma tajam seperti kopi, vanila, parfum 13. Bahan perasa : asin, asam, manis, pahit 14. Sarung Tangan KLIEN 1. Minta Klien mengenakan baju periksa 2. Komunikasikan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan LINGKUNGAN 1. Kursi pemeriksaan 2. Meja Pemeriksaan/tempat tidur 3. Ruangan tenang 4. Cahaya yang cukup terang II III TUJUAN Menemukan data subjektif dan objektif yang patologi/tidak normal berhubungan dengan sistem saraf : 12 pasang saraf kranial PENGKAJIAN 1. Observasi kebersihan klien, cara berpakaian, postur tubuh, bahasa tubuh, ekspresi wajah, kemampuan berbicara, kemampuan untuk mengikuti petunjuk 2. Kaji kemampuan bicara dan kemampuan mengucapkan kata-kata, keras lembutnya suara dan kejelasan vokal yang diucapkan klien 3. Kaji sensorium klien : tingkat kesadaran dengan Glasgow Coma Scale (GCS), tanyakan waktu, tanggal, tempat, dan alasan berkunjung ke rumah sakit 4. Kaji memori klien : tanyakan nama klien, nama anggota keluarga, tanggal lahir, riwayat pekerjaan IV DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan Sensori 2. Gangguan Motorik 3. Resiko Injuri 4. Kurang pengetahuan : penyebab, akibat, penanganan, pencegahan 1

6 penyakit. V VI VII PERHATIAN KHUSUS 1. Prosedur dilakukan berurutan cephalo caudal 2. Distal ke proksimal 3. Membandingkan bagian-bagian tubuh yang berhubungan (seperti : antara kiri dan kanan) 4. Beberapa tahap pemeriksaan klien dianjurkan harus menutup mata 5. Beberapa label bahan pemeriksaan tidak boleh diketahui oleh klien PERAWATAN DI RUMAH 1. Berikan pendidikan kesehatan dengan materi sesuaikan berdasarkan hasil pengkajian 2. Libatkan klien dan keluarga dalam proses pemeriksaan IMPLEMENTASI (oleh perawat) Nervus Olfactorius (N- 1) 1. Pastikan rongga hidung cukup bersih dan tidak tersumbat oleh mukus atau benda lain 2. Minta klien untuk menutup kedua mata dan satu lubang hidung menggunakan jari tangan 3. Dekaktkan sumber bau ke lobang hidung yang tidak ditutup dan minta klien mengidentifikasi dan menyebut nam sumber bau 4. Lakukan langkah yang sam pada lubang hidung yang lain Nervus Opticus (N-2) 1. Catat kelainan yang mungkin ada pada mata klien seperti katarak dan infeksi, sebelum melakukan pemeriksaan 2. Periksa ketajaman penglihatan : (1) minta klien membaca buku atau majalah, observasi jarak baca, (2) periksa penglihatan jauh dengan menggunakan snellen chart 3. Periksa lapang pandang : (1) minta klien menutup mata sebelah dan mata yang terbuka memandang lurus ke depan, (2) gerakkan objek dari arah luar ke arah tengah mata dan minta klien mengatakan ya pada saat pertama kali melihat objek yang digerakkan, (3) ulangi prosedur untuk mata yang sebelahnya, (4) catat berapa derajat lapangan pandang klien, (5) gunakan optalmoskop untuk melihat fundus dan optik disk (warna dan bentuk) Nervus Occulomotorius, Trochlear dan Abdusen (N-3, 4, 6) 1. MATA : Observasi apakah terdapat edema kelopak mata, hiperemi konjungtiva dan kelopak mata jatuh (ptosis) 2. PUPIL : periksa reaksi pupil terhadap cahaya, ukuran pupil dan adanya perdarahan pada pupil 3. Gerakan BOLA MATA: minta klien untuk mengikuti petunjuk pemeriksa; periksa gerakan bola mata ke enam arah utama (Cardinal point of Gaze) yaitu : lateral atas, lateral bawah, lateral, medial atas, medial bawah, medial Nervus Trigeminus (N-5) Fungsi Sensoris 1. RASA RABA: (1) sentuhkan kapas ke kulit wajah pada area maxilla & mandibula kiri dan kanan, dan frontal. (2) minta klien untuk mengatakan ya bila dapat merasakan sentuhan 2

7 2. RASA NYERI: (1) minta klien mengatakan tajam atau tumpul (ulangi prosedur no.1 dengan menggunakan jarum steril dan benda tumpul) 3. RASA SUHU: (1) minta klien mengatakan panas atau dingin gunakan tabung dari bahan kaca berisi air panas dan air dingin. (2) lakukan seperti prosedur no.1 4. RASA SIKAP: (1) minta klien menyebutkan area wajah yang disentuhkan dengan kapas 5. RASA GETAR: (1) getarkan garputala, (2) sentuhkan ke wajahdan tanyakan klien apakah dapat merasakan getaran 6. REFLEKS KORNEAL: (1) minta klien memandang lurus ke depan, (2) sentuh kornea dari arah samping/lateral dengan ujung gulungan kapas, (3) perhatikan reflek menutup mata/berkedip klien Fungsi Motorik 1. (1) minta klien mengatupkan bibir dan merapatkan gigi, (2) periksa otototot maseter dan temporalis kiri dan kanan, dan kekuatan otot. 2. (1) minta klien untuk membuka dan menutup mulut atau melakukan gerakan mengunyah beberapa kali, (2) observasi kesimetrisan gerakan mandibula Nervus Fasialis (N-7) Fungsi Sensoris 1. Celupkan lidi kapas ke dalam garam 2. Sentuhkan ke ujung depan lidah, minta klien mengidentifikasi rasa 3. Ulangi pemeriksaan untuk mengidentikasi rasa asam, manis dan pahit Fungsi Motorik 1. Periksa kekuatan otot wajah bagian atas dan bawah 2. Minta klien menutup mata kuat-kuat dan pemeriksa mencoba membuka 3. Minta klien menggembungkan pipi dan pemeriksa menekan pipi klien dengan dua jari, amati kemampuan klien menahan tekanan jari pemeriksa. Nervus Vestibulochoclearis Cabang Vestibulo 1. Romberg test 2. Minta klien berdiri tegak dengan kaki dan tangan adduksi 3. Observasi apakah ada ayunan tubuh klien 4. Minta klien menutup mata dan observasi gerakan dan usaha klien untuk mempertahankan posisi tegak Cabang Cochlear Lakukan pemeriksaan dengan Test Weber dan Rhinne Nervus Glossopharingeus dan Vagus ( N-9, 10) 1. Minta klien membuka mulut lebar dan mengatakan aa, observasi gerakan palatum dan uvula (normalnya palatum lunak sedikit terangkat dan letak uvula relatif di tengah) 2. Periksa gag refleks (tersedak) dengan menyentuh dinding belakang pharing dengan tongue spatel 3. Periksa aktivitas motorik pharing dengan meminta klien menelan sedikit air, observasi gerakan menelan dan kemudahan saat menelan 4. Periksa pita suara dengan menyuruh klien berbicara dan dengarkan kejelasan vokal suara klien 3

8 Nervus Assesorius (N-11) 1. Fungsi otot trapezius: minta klien menaikkan kedua bahu bersamaan dan observasi kesimetrisan gerakan 2. Fungsi otot sternocleidomastoideus: minta klien menoleh kiri dan kanan, mendekatkan telinga ke bahu kiri dan kanan tanpa mengangkat bahu, observasi rentang gerak sendi servikal. 3. Kekuatan otot trapezius: tahan kedua sisi bahu klien dengan telapak tangan, minta klien mendorong tangan pemeriksa sekuat-kuatnya, perhatikan kekuatan daya dorong 4. Kekuatan otot sternocleidomastoideus: minta klien menoleh ke kiri dan melawan tahanan dan lakukan untuk sisi kanan VIII IX X Nervus Hipoglossus (N-12) 1. Periksa gerakan lidah: minta klien menjulurkan lidah, menggerakkan lidah ke kiri dan kanan, observasi kesimetrisan gerakan lidah 2. Periksa kekuatan otot lidah: minta klien mendorong salah satu sisi pipi dengan ujung lidah, dorong bagian luar pipi klien dengan dua jari, observasi kekuatan tahanan lidah klien, ulangi dengan sisi sebelumnya. EVALUASI : sesuaikan dengan tujuan DOKUMENTASI 1. Tuliskan hasil pengkajian dengan lengkap 2. Tuliskan hasil pemeriksaan fisik saraf kranial 1 12 berurutan CONTOH DOKUMENTASI Tgl. Jam CATATAN Paraf 16/1/ Balige,... Pembimbing, Praktikan, (...) (...) 4

9 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM SARAF II (FUNGSI SENSORIK, MOTORIK, DAN REFLEK) No KOMPONEN PENILAIAN I PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Kapas 2. Jarum Steril/nald (ujungnya ditumpulkan) 3. Refleks Hammer 4. Dua buah tabung (dari bahan gelas) berisi air panas, dan air dingin 5. Garpu tala 6. Objek kecil yang dapat disentuh (seperti paper clip, uang logam) 7. Tutup ballpoint atau pensil tumpul KLIEN 1. Minta Klien mengenakan baju periksa 2. Komunikasikan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan LINGKUNGAN 1. Kursi pemeriksaan 2. Meja Pemeriksaan/tempat tidur 3. Ruangan tenang 4. Cahaya yang cukup terang II III IV V TUJUAN Mengevaluasi respon klien terhadap stimulus dan menemukan kondisi patologis/abnormal dari data objektif klien terhadap refleks yang diberikan PENGKAJIAN 1. Kaji kemampuan klien dalam menerima stimulus yang diberikan 2. Kaji refleks normal/abnormal yang ditemukan pada klien DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan Sensori 2. Gangguan Motorik 3. Resiko Injuri 4. Kurang pengetahuan : penyebab, akibat, penanganan, pencegahan penyakit. IMPLEMENTASI (oleh perawat) Fungsi Sensoris 1. Test raba a. Sentuhkan beberapa bagian tubuh (kaki, tungkai, lengan, abdomen dan wajah) dengan menggunakan kapas gulung b. Minta klien untuk mengatakan Ya jika dapat merasakan sentuhan c. Sentuhkan di beberap tempat secara acak 2. Test tajam Tumpul a. Sentuh kulit klien di beberapa tempat (sama seperti di atas) dengan menggunakan ujung tajamdan tumpul secara bergantian b. Minta klien mengidentifikasi dan mengatakan tajam dan tumpul 3. Test Suhu (Panas Dingin) 5

10 Test ini dilakukan hanya bila klien merasakan stimulsi nyeri dengan baik pada test sebelumnya a. Sentuh kulit klien di beberapa tempat (sama seperti di atas) dengantabung reaksi yang berisi air panas dan air es b. Minta klien mengidentifikasi dan mengatakan panas dan dingin 4. Test Getaran a. Getarkan garpu tala dan letakkan di beberapa bagian penonjolna tulang (ibu jari, lutut, tumit, krista iliaka, prosesus spinalis, jari-jari, sternum, pergelangan tangan dan sikut) b. Mulailah bagian distal, jika klien merasakan getaran pada bagian distal, hentikan pemeriksaan 5. Streognosis Test Kemampuan mengidentifikasi objek tanpa melihat objek tersebut a. Minta klien menutup mata b. Letakkan sebuah objek (peniti atau uang logam) pada salah satu telapak tangan klien c. Minta klien untuk mengidentifikasi objek tersebut, ulangi prosedur untuk tangan yang lain 6. Graphesthesia Test Kemampuan merasakan tulisan di kulit a. Minta klien menutup mata b. Buatlah sebuah angka dengan ujung tumpul ballpoint pada salah satu telapak tangan klien c. Minta klien untuk mengidentifikasi objek tersebut, ulangi prosedur untuk untuk tangan yang lain 7. Test membedakan dua titik a. Sentuhlah kulit klien di beberapa bagian dengan menggunakan 2 buah pensil tumpul dengan jarak : Ujung jari : cm Tangan dan kaki : cm Tungkai : 4 cm b. Minta klien untuk mengatakan Ya jika merasakan dua titik stimulasi pada saat pertama kali diberikan 8. Topognosis Test Kemampuan mengidentifikasi bagian tubuh yang diberi sentuhan a. Minta klien menutup mata b. Sentuh bagian tubuh klien (misalnya jari-jari kaki) c. Tanyakan bagian tubuh yang disentuh Refleks Skala : tidak ada respon 3 : lebih dari normal 1 : berkurang 4 : hiperaktif 2 : normal VI Langkah-langkah 1. Refleks Bisep a. Minta klien duduk dengan rileks dan meletakkan kedua lengan di atas paha b. Dukung lengan bagian bawah dengan tangan non dominan c. Letakkan ibu jari tangan non-dominan di atas tendon bisep d. Pukulkan refleks ke ibu jari e. Observasi kontraksi otot bisep (fleksi) 2. Refleks Trisep 6

11 a. Dukung siku klien dengan tangan non dominan b. Pukulkan refleks di atas tendon (kira-kira 2 3 inchi dari pergelangan tangan) 3. Refleks Brachioradialis a. Klien duduk dengan tangan di atas paha posisi pronasi b. Pukulkan refleks di atas tendon (kira-kira 2 3 inchi dari pergelangan tangan) c. Observasi fleksi dan supinasi telapak tangan 4. Refleks Patelar a. Klien duduk dengan fleksi (kaki menggantung) b. Palpasi lokasi patela (inferior dari patela) c. Pukulkan dengan refleks, Observasi ekstensi tungkai bawah dan kontraksi otot quadrisep 5. Refleks Tendon Achiles a. Pegang telapak kaki dengan tangan non dominan b. Pukulkan tendon achiles dengan bagian yang lebar dari refleks c. Observasi plantar-fleksi telapak kaki 6. Refleks Plantar a. Minta klien tidur terlentang dengan kedua tungkai sedikit eksternal rotasi b. Stimulasi telapak kaki dengan ujung tajam refleks mulai dari tumit ke arah atas pada bagian sisi luar telapak kaki c. Observasi gerakan telapak kaki (normal gerakan plantar-fleksidan jari kaki fleksi) 7. Refleks Abdomen a. Sentuhkan ujung aplikator ke kulit abdomen mulai dari arah lateral ke umbilicus pada posisi klien tidur terlentang b. Observasi kontraksi otot abdomen c. Lakukan prosedur pada keempat area abdomen VII IX X EVALUASI : sesuaikan dengan tujuan DOKUMENTASI 1. Tuliskan hasil pengkajian dengan lengkap 2. Tuliskan hasil pemeriksaan fisik saraf kranial 1 12 berurutan CONTOH DOKUMENTASI Tgl. Jam CATATAN Paraf 16/1/ Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 7

12 PENGANTAR FISIOTERAPI DADA (CHEST PHYSICAL THERAPY) Defenisi Fisioterapi dada/chest Physical Therapy (CPT) merupakan istilah untuk kumpulan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pernafasan dan ekspansi paru, memperkuat otot-otot pernafasan, dan mengeluarkan sekret dari sistem pernafasan. Tujuan Tujuan fisioterapi dada adalah untuk membantu membersihkan jalan nafas sehingga tubuh mendapatkan oksigen yang cukup. CPT meliputi postural drainase, perkusi dada, vibrasi dada, memiringkan pasien (turning), latihan pernafasan, batuk, dan incentive spirometry. CPT biasanya dilakukan bersamaan dengan tindaka-tindakan lain untuk membersihkan sekret dari jalan nafas. Tindakan tersebut meliputi suctioning, pemasangan nebulizer, dan pemberian obat ekspektoran. CPT dapat dilakukan pada bayi baru lahir, bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Pasien yang dilakukan CPT adalah pasien dengan cystic fibrosis, penyakit neuromuskuler (seperti Suillain-Barre Syndrome), kelemahan otot progresif (seperti pada Myasthenia Gravis), atau tetanus. Pasien dengan penyakit paru seperti pneumonia, brochitis, COPD (chronic Bronchitis) juga dapat dilakukan CPT. CPT tidak dilakukan dalam perawatan pada pasien dengan asma. Kontra Indikasi Ketika dokter telah menentukan jenis terapi yang dilakukan, tenaga kesehatan profesional mengetahui bahwa tidak semua pasien dapat dilakukan CPT. Postural drainase dan perkusi tidak dianjurkan pada pasien dengan : 1. Baru selesai makan atau muntah 2. Asma akut atau tuberkulosis 8. Kolaps paru atau cedera dinding dada 3. Fraktur iga 9. Pernah mengalami serangan 4. Perdarahan dari paru atau batuk berdarah 5. Nyeri meningkat 6. Peningkatan Tekanan Intrakranial 7. Cedera kepala/leher jantung beberapa waktu lalu 10. Embolisme atau abses paru 11. Perdarahan aktif 12. Cedera spinal 13. Luka terbuka atau luka bakar 14. Baru saja menjalani pembedahan 8

13 Deskripsi CPT dapat dilakukan pada berbagai setting diantaranya unit perawatan kritis, rumah sakit, nursinghome, klinik rawat jalan, dan di rumah pasien. CPT dapat dilakukan pleh beberapa orang mulai dari terapis perawatan paru saampai anggota keluarga pasien yang telah dilatih. Pasien juga dapat diajarkan untuk melakukan beberapa tindakan. Lama terapi dan biayanya bervariasi. Beberapa terapi mungkin menjadi bagian dari tindakan yanng berkelanjutan pada kondisi kronis. CPT mencakup berbagai prosedur tergantung pada kebutuhan pasien. Pasien yang dihospitalisasi dievaluasi rutin untuk menentukan prosedur apa yang paling efektif dilakukan dan paling ditoleransi pasien. Pasien mendapatkan CPT dalam jangka waktu lama dievaluasi setiap 3 bulan. Memiringkan Tubuh Pasien (Turning) Memiringkan tubuh pasien ke kiri dan kanan dapat meningkatkan ekspansi paru. Pasien yang tidak dapat miring dengan sendirinya dibantu oleh perawat atau keluarga. Kepala tempat tidur juga dielevasikan jika pasien tidak dapat mentoleransi posisi miring. Pasien dengan penyakit kritis dan bergantung dengan respirasi mekanis dimiringkan setiap satu sampai dua jam. Batuk Batuk membantu mengeluarkan sekret di paru sehingga dapat dikeluarkan. Tetapi, pada pasien dengan kondisi seperti COPD, batuk normal menjadi nyeri. Bagian penting dari CPT adalah mengajarkan pasien untuk membersihkan jalan nafas dengan metode lebih lembut. Seperti batuk yang terkontrol atau dengan teknik huffing. Sebelumnya psien dianjurkan untuk duduk dan minum segelas air. Untuk batuk yang terkontrol, pasien merapatkan bibir dan menarik nafas dalam. Pasien menahan nafas untuk beberapa detik dan membuat dua kali batuk perlahan secara cepat. Ini juga dilakukan dengan teknik huffing. Setelah menahan nafas beberapa detik, pasien mengeluarkan nafas dengan menggunakan otot-otot perut. Batuk dan huffing dilakukan beberapa kali sehari sesuai dengan kebutuhan. 9

14 Latihan Nafas Dalam Nafas dalam membantu meningkatkan ekspansi paru dan mendorong distribusi udara lebih baik ke seluruh area paru. Pasien awalnya mungkin perlu berbaring untuk melakukan latihan ini, tetapi pada akhirnya ini dilakukan pada saat pasien duduk, kemudian berjalan. Pasien mungkin merasakan perlu untuk memonitor pernafasannya dengan meletakkan satu tangan pada abdomennya untuk mendapatkan sensasi seperti pola pernafasan biasa. Pasien kemudian mulai menarik nafas dlam melalui hidung, kemudian merapatkan bibir seperti bersiul. Pasien kemudian mengeluarkan udara perlahan melalui bibir yang dirapatkan. Pengeluaran nafas harus dilakukan dua kali lebih lama dibandingkan inspirasi. Pasien mungkin memulai dengan menarik nafas selama dua detik dan kemudian mengeluarkan nafas selama empat detik. Setelah menarik beberapa nafas dalam, pasien bernafas dengan irama normal dan memulai siklus nafas dalam berikutnya. Pada umumnya, pasien COPD melakukan latihan nafas dalam selama 20 menit setiap hari. Incentive Spirometry Incentive spirometry membantu pasien meningkatkan fungsi paru. Terapi yang dilakukan oleh pasien sendiri ini dengan cara menarik nafas ke dalam selang yang dihubungkan ke sebuah alat. Teknik khusus dan hasil yang diharapkan bergantung pada tipe spirometer. Pasien mendapatkan pengarahan dari dokter, perawat, atau terapis pernafasan. Pasien menarik nafas melalui selang untuk mengangkat sebuah bola di dalam ruang plastik spirometer. Dorongan tekanan ini menyebabkan bola terangkat, dan tujuannnya adalah untuk mempertahankan bola di udara selama mungkin. Dengan alat orientasi volume, pasien menentukan sebuah titik pada ruang spirometer pada level volume nafas yang diinginkan. Pasien menarik nafas ke dalam selang dan berusaha untuk menaikkan piston dalam ruang tersebut sehingga tanda volume mencapai level tersebut. Hybrid volume accumulators mengombinasikan laju nafas dengan alat orientasi volume. Sebuah piston di dalam sebuah silinder berespon dengan tekanan negatif dari inspirasi pasien. Beberapa alat memiliki komponen yang dirancang untuk ekspirasi. Jika tidak, pasien mengeluarkan nafas secara alami. Pada akhir tindakan ini, psien menarik nafas dalam dan kemudian batuk. Lama terapi dan jumlah latihan ditentukan oleh terapis pernafasan atau tenaga kesehatan profesional. 10

15 11

16 12

17 13

18 PROSEDUR FISIOTERAPI DADA (POSTURAL DRAINASE, PERKUSI DAN VIBRASI DADA) 14

19 15

20 16

21 17

22 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 18

23 PROSEDUR PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENDENGARAN 19

24 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 20

25 PROSEDUR PENGKAJIAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN 21

26 22

27 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 23

28 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM MUSKULOSKLETAL 24

29 25

30 26

31 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 27

32 PENGANTAR KADAR GULA DARAH 28

33 29

34 PROSEDUR MONITORING KADAR GULA DARAH 30

35 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 31

36 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN 32

37 33

38 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 34

39 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK KETAJAMAN PENGLIHATAN 35

40 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 36

41 PROSEDUR PERAWATAN LUKA 37

42 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 38

43 PENGANTAR PEMERIKSAAN ELEKTRO KARDIOGRAM (EKG) 39

44 40

45 41

46 42

47 PROSEDUR OBTAINING 12 LEAD EKG Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 43

48 PROSEDUR PERAWATAN KOLOSTOMI 44

49 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 45

50 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAFASAN 46

51 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 47

52 PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER 48

53 49

54 50

55 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 51

56 PENGANTAR MOBILISASI 52

57 53

58 54

59 55

60 PROSEDUR ROM (RANGE OF MOTION) EXERCISE 56

61 57

62 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 58

63 MATERI TAMBAHAN PENGANTAR CHEST DRAINAGE 59

64 60

65 61

66 PROSEDUR PERAWTAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE) 62

67 63

68 64

69 65

70 66

71 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 67

72 PROSEDUR PERAWATAN TRACHEOSTOMI 68

73 Pembimbing, Balige,... Praktikan, (...) (...) 69

74 70

PEMERIKSAAN FISIK SYARAF

PEMERIKSAAN FISIK SYARAF PEMERIKSAAN FISIK SYARAF. PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS. PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK DAN CEREBELLUM 3. PEMERIKSAAN REFLEK FISIOLOGIS 4. PEMERIKSAAN REFLEK PATHOLOGIS 5. TEST RANGSANG MENINGEAL DISUSUN OLEH

Lebih terperinci

Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif I

Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif I Log-book Kegiatan Praktik Keperawatan Intensif I Hari/tanggal : Ruangan : Tindakan Keperawatan / prosedur : Pemeriksaan Fisik Saraf A. Deskripsi tindakan 1. Identitas klien : 2. Diagnosa Medis : Stroke

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK Penyusun : Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE PROVINSI SUMATERA UTARA BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN 1. Pengkajian I. Biodata Nama : Tn. T Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 71 Tahun Status Perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Alamat : Jln.

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH Oleh: MEITY MASITHA ANGGRAINI KESUMA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL & EKSTREMITAS

PROSEDUR PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL & EKSTREMITAS PROSEDUR PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL & EKSTREMITAS TUJUAN PRAKTIKUM 1. TUJUAN UMUM. Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM

PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM TATA TERTIB 1. Setiap praktikan diwajibkan memiliki buku penuntun praktikum 2. Setiap praktikum diharuskan membubuhkan tanda tangan pada daftar absensi sebelum praktikum

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

STATUS BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

STATUS BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG STATUS BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NAMA DOKTER MUDA : NO BP : PERIODE SIKLUS : NAMA DPJP : IDENTITAS PASIEN NAMA : STATUS PERKAWINAN : UMUR/TGL LAHIR : NEGERI ASAL :

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF Pokok bahasan Sub Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) : Mengajarkan latihan

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

BAB III ILUSTRASI KASUS

BAB III ILUSTRASI KASUS BAB III ILUSTRASI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. G MR : 010486 Umur : 45 th Pekerjaan : Buruh angkat dan sopir Suku Bangsa : Minang Alamat : simp. Rumbio ANAMNESA KELUHAN UTAMA Nyeri pinggang sejak

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) Dosen Pembimbing: Iis Fatimawati, S.Kep.Ns,M.Kes Oleh : Astriani Romawati 141.0020 Lina Ayu Dika 141.0057 Miftachul Rizal H. 141.0064 Varinta Putri P. 141.0103

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi. Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S

Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi. Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S PEMERIKSAAN FISIK ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS Anamnesis Keluhan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS

BAB II PENGELOLAAN KASUS BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Status perkawinan : sudah menikah Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Jenis kelamin : laki-laki Umur : 50 tahun Status perkawinan : sudah menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ng bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenenai tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaa dan tidak adamya resiko dalam penelitian

Lebih terperinci

SPO PEMERIKSAAN FISIK ( PHYSICAL ASSESMENT) No. Dokumen No. Revisi Halaman 3-12 Profesi Ners STIKA Kendari DITETAPKAN

SPO PEMERIKSAAN FISIK ( PHYSICAL ASSESMENT) No. Dokumen No. Revisi Halaman 3-12 Profesi Ners STIKA Kendari DITETAPKAN PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit DITETAPKAN PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi TUJUAN Untuk menilai status kesehatan kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) ROM (Range Of Motion) Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) DISUSUN OLEH: HUSNUL UMAM 1311166500 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2014 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ( PHYSICAL ASSESMENT)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ( PHYSICAL ASSESMENT) JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DEPKES MALANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ( PHYSICAL ASSESMENT) Pengertian Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal melalui inspeksi,

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

SOP Tanda Tanda Vital

SOP Tanda Tanda Vital SOP Tanda Tanda Vital N o I II III Aspek yang Dinilai Ya Tidak PERSIAPAN ALAT 1. Termometer dalam tempatnya (axila, oral, rektal) 2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih 3.

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tahapan-tahapan BHD tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan. urutan tahapan BHD adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR. LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT) A. Definisi Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara rutin. Perawatan

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda. C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari,tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Pukul 1. Kamis, 21 Mei Pain management S : klien mengatakan Nyeri 2015 (Manajemen

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS DISUSUN OLEH: PUTU EKA ANGGA RIANTINI P. 17420112108 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Penjelasan Tentang Penelitian

Penjelasan Tentang Penelitian enjelasan Tentang enelitian Lampiran 1 Nama saya adalah May Ciska Sijabat/121101078, mahasisiwi rogram Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Medan. Saya ingin melakukan penelitian di RSU Haji Adam

Lebih terperinci

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA Pertemuan 1 PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA MK : Biomedik Dasar Program D3 Keperawatan Akper Pemkab Cianjur tahun 2015 assolzain@gmail.com nersfresh@gmail.com www.mediaperawat.wordpress.com

Lebih terperinci

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari : 116 BAB X ISOMETRIK Otot-otot Wajah terdiri dari : 1. Occopito Froratalis : otot-otot pada tulang dahi yang lebar yang berfungsi membentuk tengkorak kepala bagian belakang 2. Temporalis : otot-otot di

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Pemeriksaan Leopold Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri. Prosedur Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2 1. Persamaan antara otot lurik dan otot jantung adalah... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2 Sifat kerja secara sadar Memiliki percabangan Berinti satu Ada garis gelap

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE Station 1: Perawatan Pasien yang Menggunakan Traksi Gambaran Umum Traksi merupakan alat immobilisasi yang menggunakan kekuatan tarikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM Pemeriksaan Fisik Merupakan pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan/hanya bagian tertentu yang dianggap penting oleh tenaga kesehatan Tujuan

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SO P PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA No. Dokumen : 03-08020503-07.P-019 No. Revisi : Tanggal Terbit : 04 Januari 2016 Halaman : KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM SUCIPTO, SKM, MKes 1.

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 1 88 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 2 89 SURAT IJIN SURVEI AWAL PENELITIAN Lampiran 3 90 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 4 91 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan MAKALAH BATUK EFEKTIF 1. Batuk Efektif 1.1 Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.

Lebih terperinci

LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI

LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI PENYUSUN: DR Ns CHANDRA W SKp.MKep Sp Mat DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

THT CHECKLIST PX.TELINGA

THT CHECKLIST PX.TELINGA THT CHECKLIST PX.TELINGA 2 Menyiapkan alat: lampu kepala, spekulum telinga, otoskop 3 Mencuci tangan dengan benar 4 Memakai lampu kepala dengan benar, menyesuaikan besar lingkaran lampu dengan kepala,

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis

Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Nervus Cranialis Pemeriksaan Neurologis : Fungsi Cranialis Cara pemeriksaan nervus cranialis : N.I : olfaktorius (daya penciuman) : pasien memejamkan mata, disuruh membedakan yang dirasakan (kopi, tembakau,alkohol, dll)

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN RAPIDS

INSTRUMEN PENELITIAN RAPIDS Lampiran A. Data Demografi INSTRUMEN PENELITIAN RAPIDS (THE ROYAL ADELAIDE PROGNOSTIC INDEX FOR DYSPHAGIC STROKE). Usia : tahun. Jenis Kel : L P. Jenis stroke : SNH SH Nama/ No. Reg : Ruang : Tanggal/Hari

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Lampiran 1 I.BIODATA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.S jenis kelamin : Perempuan Umur : 67 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Tema : Teknik nafas dalam dan batuk efektif Sasaran : 6 orang pasien dengan gangguan sistem pernafasan dan keluarga yang menemani pasien selama dirawat. Hari/tanggal : Selasa/8

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit paru-paru obstriktif kronis ( Chronic Obstrictive Pulmonary

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit paru-paru obstriktif kronis ( Chronic Obstrictive Pulmonary BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru-paru obstriktif kronis ( Chronic Obstrictive Pulmonary Diseases- COPD) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA OLEH: SRI WIDATI I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA GERAK MANUSIA ADALAH SUATU PROSES YANG MELIBATKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH BAGIAN TUBUH DALAM SATU KESATUAN YANG MENGHASILKAN SUATU GERAK

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG Oleh : KELOMPOK C13 FIRDA DAMBA WAHYUNI 1110324071 MAHARANI Z 0810321011 VIVI OKTASARI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan otot punggung akan menjadi tegang

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN KASUS Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Keperawatan

BAB II PENGELOLAAN KASUS Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Keperawatan 5 BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak flow meter. 2. Mouth Piece dimasukan kedalam mulut.

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK II

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK II BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK II Jastro Situmorang, S.Kep, Ns Elfrida Nainggolan, SKM AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE JL. Gereja No. 17 Toba Samosir Sumatera Utara Akademi Keperawatan HKBP

Lebih terperinci