BAB III WAJAH, TULANG RAHANG DAN SENDI RAHANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III WAJAH, TULANG RAHANG DAN SENDI RAHANG"

Transkripsi

1 BAB III WAJAH, TULANG RAHANG DAN SENDI RAHANG Tulang : Penting bagi praktek dokter gigi, sebagai contoh : Periodontis : banyak penyakit pada jaringan tulang Ortodonstis : relevansi fisiologi tulang dan perkembangan Prostodontis : gigi palsu diletakkan pada tulang, sebagian menyokong pelebaran distal, pada gigi palsu penuh menyokong keseluruhan, oleh karena terdapat resorbsi tulang maka gigi palsu secara periodik membutuhkan perbaikan Bedah mulut : terdapat kasus tumor dan infeksi yang dapat terjadi di tulang. Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi baik secara struktural maupun fisiologis, yaitu : 1. Kekerasan : skelet 2. Proteksi 3. Origo dan insersio muse. 4. Mekanis yaitu pada sendi dan tulang panjang 5. Tempat pembuatan sel-sel darah (pada sumsum tulang atau hematopoiesis) 6. Peranan penting dalam mineral nomeostasis A.TULANG Struktur tulang Terdapat 2 macam tulang yaitu : 1. Tulang spongiosa (Spongi Bone) Terdiri dari Trabeculae yang inengandung osteosit yang terletak dalam lacuna 2. Tulang Kompakta yang bersifat dense (Compact Cortical Plate) Struktur dasar tulang kompakta adalah sistem haversi atau osteon Macam tulang : 1. Pipih Misalnya tulang calvaria terdiri dari lapisan dalam tulang spongiosa dan diploe yang tertutup oleh 2 lapisan tulang kortikal. 2. Tulang panjang Misalnya tulang radius, ulna, metakarpal. Terdiri dari diaphysis dan 2 ujung epiphysis. Pada diaphysis : tulang kompakta yang menutup ruang sumsum tulang lebih tebal. Pada epiphysis : tulang kompakta yang menutup epiphysis lebih tipis dan mengelilingi medula tulang sebelah dalam. Arsitektur Makropis tulang : mengandung anyaman trabekula dari tulang spongiosa, dikelilingi tulang kompakta dengan ketebalan yang berbeda-beda. Universitas Gadjah Mada 1

2 Penerapan disain dasar : pada maksila dan mandibula Yang penting yaitu perbedaan antara tulang basal dan processus alveolaris. Tulang yang mengangkat bodi atau korpus mandibula, berhubungan erat dengan N. alveolaris inferior pembuluh darah. Pertumbuhan corpus mandibula tergantung dengan ada atau tidaknya gigi dengan maksila. Tulang alveolus : jaringan tulang pada processus alveolaris mudah berubah tergantung fungsi gigi pada soketnya. 1. Pertumbuhan tulang alveolar : Faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar yaitu : 1. Berhubungan dengan erupsi gigi 2. Adaptasi dan remodeling tergantung dari kebutuhan gigi 3. Gigi hilang, akan menimbulkan resorbsi Secara anatomis : processus alveolaris merupakan bagian dari maksila atau mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi Terdiri dari 2 bagian : a. Proper Alvelolus Merupakan lempeng yang tipis yang membentuk soket atau alveolus yang mengelilingi akar gigi dimana ditanamkan serabut-serabut utama dari ligamentum periodontal b. Tulang alveolus pendukung (supporting alveolar bone) adalah bagian tulang alveolar yang menenam alveolus proper. Terdiri dari trabekuia dari tulang mendula yang mendukung alveoli dan mengelilingi lapisan tulang Kortikal 2. Matriks tulang : 1. Merupakan hasil produksi sel-sel chondrosit 2. Terdiri dari % air 3. Berbatas tegas, berbentuk gel 4. Mengandung mukopolisakharid, chondroitin sulfat dan non kolagen protein 5. Terdapat dalam bentuk molekul dengan B.M 1 10 million Terdiri dari : Matriks organik : 1. Matriks organik pertama kali didesposisi oleh osteoblast atau osteoid 2. Bagian terbesar : jaringan kolagen % matriks organik berbentuk serabut kolagen % terdiri dati Mukopolisakharid yang mengandung chondroitin Sulfat yaitu Chondroitin 4 sulfate dan chondroitin, 6 sulfat Universitas Gadjah Mada 2

3 5. Kesatuan (unit) dasar dari kolagen adalah molekul tropokolagen yang berdiameter 15 A (Angstrom) dan panjang 2800 A 6. Kolagen tulang tipe I sama dengan yang terdapat pada kulit, dentin dan tendon. Kolagen tipe I mempunyai 2 rantai l (I) type dan 2 (I) type. Matriks Anorganik 1. Kurang lebih 70 % dari berat tulang dewasa 2. Pada phase atau tahap mineralisasi mengandung banyak Ca ++ = PO 4, CO 3 dan ion sitrat. 3. Kurang lebih % anorganik matriks terdapat diantara serabut kolagen Unit dasar dari kristal tulang adalah kristal hidroksi apatit Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 3. Pertumbuhan tulang Dipengaruji oleh faktor heriditer, lingkungan geografis, nutrisi, ras, jenis kelamin dan hormonal. 4. Pengaruh faktor genetik Mekanisme genetik mempengaruhi 2 aspek pertumbuhan yang secara alami merupakan poligenik. 1. Pengaruh kecepatan multiplikasi sel menentukan ukuran tubuh keseluruhan 2. Pengaturan langkah kematangan a. Mengatur kematangan biologik anak b. Paling baik jika dilihat dari pola familial yang menggambarkan kematangan seksual yang awal atau terlambat c. Faktor genetik, diwariskan melalui instruksi genetik yang terdapat pada sel telur yang telah dibuahi. Dapat menjelaskan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai Universitas Gadjah Mada 3

4 ciri khas oleh adanya intensitas dan kecepatan pembelahan sel, derajat sensivitas jaringan pada rangsang pertumbuhan. Tulang secara histologis merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel dan substansi interseluler (matriks), sedang matriks terdiri dari komponen organik (Fibrous) dan komponen inorganik (substansi interseluler amorf). 1. Klasifikasi tulang : a. Tulang dewasa (Mature Bone) - Cancelous Bone (Spongy Bone) atau tulang spongiosa - Compact (Dense Bone) atau tulang kompakta b. Immature Bone 2. Sel-sel tulang Ada 3 jenis : a. Osteoblas b. Osteosit c. Osteoklas Osteosit dan osteoklas mempunyai hubungan yang erat, ada transformasi dari osteoblas,osteosit dan osteoklas a. Osteoblas Bentuk: kuboid atau pyramidal dan memberi gambaran susunan epitecial Nukleus : besar, biasanya inucleus (satu) Sitoplasma : basofil, granula halus, mengandung enzyme alkalin phosphatase yang berperan dalam proses mineralisasi. Peran : pembentukan tulang sehingga terdapat dengan permukaan tulang yang baru dibentuk. b. Osteosit (sel tulang) Merupakan osteoblas yang terkurung dalam matriks tulang. Terdapat dalam lacuna. Bentuk : sesuai dengan bentuk lacunae, biasanya oval atau tidak beraturan. Nukleus : tercat gelap Sitoplasma : basofil mengandung se! lemak, glikogen, granula halus. c. Osteoklas Bentuk Nukleus : sangat besar (giantcell) : banyak nucleus (multi nucleated) Universitas Gadjah Mada 4

5 Sitoplasma : basofil, granular mengandung vacuola dan lososom, banyak didapatkan dekat permukaan tulang sering terdapat pada lacuna Howship Fungsi untuk resorpsi tulang 3. Substansi interseluler (matriks tulang) a. Komponen organik Terdiri dari serabut osteo-kolagen b. Komponen inorganik Membentuk bahan semen diantara serabut osteo-kolagen Terdiri dari kalsium fosfat 85 %, kalsium karbonat It) %, kalsium fluorid 5 %, magnesium fluorid. Bersifat asidotil oleh karena chondroitin sulfat sangat kurang. 5. Arsitektur tulang 1. Immature Bone (tulang muda) Ciricirinya : a. sel osteosit lebih banyak b. serabut osteokolagen kasar dan membentuk anyaman (net work) yang disebut woven bone c. lacuna lebih besar 2. Mature Bone (tulang dewasa) Tanda-tandanya : a. Serabut osteosit lebih sedikit b. Serabut osteokolagen halus, tersusun teratur, membentuk lamela atau lapisan "Camellated Bone " c. Diantara lamela didapatkan lacuna yang mengandung osteosit, Baik tulang muda dan dewasa dapat digolongkan menjadi : 1.. Tulang Spongiosa a. struktur sederhana b. terdiri dari trabecula yang tidak teratur (ireguler), ramping satu dan lainnya berhubungan membentuk "Meshwork" c. pada Trabekula mengandung beberapa lamella, didapatkan lacuna yang mengandung osteosit dan system kanaliculi. 2. Tulang Kompakta a. tampak padat b. lamela tersusun teratur Universitas Gadjah Mada 5

6 c. didapatkan canaliculi longitudinal (kanal haversi) dikelilingi oleh 8 15 konsentris lamela (lamela haversi). Sel-sel osteosit di dalam lacuna diantara lamela haversi dan kanal haversi membentuk : sistema haversi (osteon) yang merupakan unit structural dari tulang komfakta. d. semua kanalikuli berhubungan dengan kanal haversi yang mengandung pembuluh darah dan syaraf Dari permukaan periosteal dan endosteal didapatkan kanal Volkmann yang masuk ke dalam tulang secara tegak lurus pada aksis panjang tulang. Kanal Volkmann : tidak dikelilingi lamela konsentris, berhubungan dengan kanal haversi dan mengandung pembuluh darah dan syaraf. 6. Periosteum Kecuali pada permukaan artikulasi maka tulang dibungkus oleh lapisan jaringan ikat Periosteum. Terdiri 2 lapis : 1. Lapisan dalam disebut lapisan osteogenik, dengan ciri : a. serabut kolagenya dapat masuk ke dalam tulang disebut sebagai serabut Sharpey. b. pada orang dewasa, mengandung banyak fibroblast, jika ada stimulasi (fraktur) maka periosteum aktif membentuk osteoblas. 2. Lapisan luar, lapisan fibrous a. Jaringan ikat padat b. Mengandung pembuluh darah 7. Endosteum Lebih tipis dari periosteum, osteogenik dan potensi hemopoetik. Universitas Gadjah Mada 6

7 8. Ossifikasi Terdapat 2 jenis 1. Ossifikasi intramembran (ossifikasi primer) 2. Ossifikasi endochondral (ossifikasi intra-kartilaginous) atau desifikasi sekunder 1. Ossifikasi intramembrane Berguna untuk membentuk tulang pipih, dibentuk dari membrane yang berasal dari mesenchym. Osteoblas akan menghasilkan komponen organik dari matriks tulang osteoid. Inorganic komponen dari matriks tulang, diendapkan dalam osteoid kemudian terjadi kalsifikasi matriks tulang sehingga terbentuk tulang muds. Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga terbentuk matriks tulang yang berlapis-lapis secara aposisi kemudian membentuk beberapa trabekula tulang yang bersama-sama membentuk tulang spongiosa dan ruangan diantaranya. Ruang-ruang ini disebut ruang sumsum tulang primer yang berisi jaringan ikat yang kaya vascularisasi. Jaringan ikat disekeliling tulang yang berkembang ini berubah menjadi periosteum. 2. Ossifikasi Endochondral Berguna untuk membentuk tulang panjang, melibatkan proses osifikasi pada suatu model kartilago hyalin, kec. Pada permukaan persendian. Proses ossifikasi endochondra : a Mula-mula didapati pembentukan tulang di dalam perichondrium yang mengelilingi bagian tengah diaphysis. Terjadi pertumbuhan yaitu sel-sel dalam perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas akan membentuk tulang secara intramembran. Tulang yang terbentuk berupa cincin tulang periosteal disebut juga periosteal bone ring (Periosteal Bone Collar) dan perichondrium di kawasan ini menjadi periosteum. b. Bersama dengan terbentuknya cincin tulang periosteal maka sel-sel chondrocyt pada pusat diaphysis menjadi hipertropi, matriks diantaranya berkurang dan terjadi kalsifikasi. c. Melalui kisi-kisi dalam cincin tulang periostal, jaringan ikat yang mengandung sel osteogenik dan pembuluh darah memasuki kawasan kartilago sehingga terbentuk kuncup periostal. Kuncup periostal menembus matriks diantara perluasan sel-sel kartilago dan membentuk ruang sumsum tulang primer. Banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat embrional. Beberapa sel-ssel jaringan ikat embrional akan menjadi osteoblas dan melapisi matriks kartilago yang berkalsifikasi. Deretan osteoblas akan membentuk osteoid dan tulang yang terkalsifikasi akan merupakan trabekula tulang (Immature Spongy Bone). Deposisi tulang dalam pusat diaphysis ini merupakan pusat ossifikasi primer. Universitas Gadjah Mada 7

8 d. Area ossifikasi Endochondral Meluas kearah kedua Ujung kartilago. Pada waktu yang sama cincin tulang Periosteal menjadi lebih tebal dan lebar kearah epiphysis. Area yang jelas terlihat dalam kartilago, yaitu : Area Resting kartilago area proliferating kartilago Area Maturing kartilago Area Kalsifikasi kartilago e. Ruang sumsum tulang bertambah bestir ukurannya, dan terdapat resorpsi terbekula tulang. Ruang yang terbentuk merupakan ruang sumsum tulang sekunder f. Pada waktu kelahiran maka pusat ossifikasi merupakan pusat ossifikasi sekunder (pusat epiphyseal) atau epiphyseal center terlihat pada kedua ujung tulang panjang. Sel-sel kartilago proliferasi dan hipertrofi dan kuncup vascular osteogenic masuk dari perifer diikuti pengambilan kartilago dan deposisi tulang. Ossifikasi meluas ke segala penjuru atau arch sampai terjadi penggantian kartilago oleh tulang. Kecuali pada 2 regio : 1. Pada ujung tulang sebagai kartilago artikularis 2. Lempeng epiphyseal, melanjutkan membentuk kartilago baru pada permukaan proksimal lapisan atau pinggiran Diapysis. Pada akhir pertumbuhan, maka ada lagi Proliferasi kartilago dan lempeng epiphyseal diganti (diisi) tulang yang disebut garis epiphyseal. B. SENDI TEMPOROMANDIBULA Menunjukkan kontak artikulasi antara mandibula dan tulang temporal pada dasar tengkorak Artikulasi mandibula disebut juga sendi kranio tnandibula. Artikulasi terdiri dari 2 sendi yang terpisah, tetapi berfungsi sebagai 1 unit disebut sendi sinovial. Universitas Gadjah Mada 8

9 Struktur umum : 1. Setiap sendi mempunyai 4 komponen anatomi : a. Kondilus mandibula b. Permukaan artikulasi pada bagian pipih tulang temporal c. Discus (cakram) artikulasi d. Kapsul sendi Bagian lateral kapsul membentuk ligamentum yang nyata yaitu ligamentum temporomandibula. 2. Struktur permukaan artikulasi sendi sinovial biasanya ditutupi oleh tulang rawan hialin, tetapi sendi temporomandibular merupakan pengecualian dari aturan ini. Permukaan artikulasinya ditutupi oleh jaringan ikat fibrosa avaskular. Suplai darah pada sendi ini terbatas pada bagian perifer yang tidak menanggung beban termasuk discus artikulasi. Daerah perifer ini pada kedua bagian sendi ditutupi oleh membrane sinovial yang menerima banyak suplai darah. Perkembangan : a. Sendi temporomandibular belum berkembang sampai akhir masa kehidupan fetus. b. Tulang rawan meckel mengisi peran penyangga bagi lengkung brankhial pertama sampai diubah menjadi ossikel pada telinga tengah dan ligament sfeno mandibula, tulang rawan meckel tidak berpartisi p as i dal am pembentu kan sendi temporomandibula. c. Tanda awal petumbuhan tulang rawan kondicus yaitu pada awal minggu ke 12 kehidupan fetus. d. Sebelum ini terlihat tanda-tanda awal perkembangan discus artikulasi. e. Eminensia artikulasi merupakan bagian yang paling akhir berkenibang. f. Pada kenyataannya bagian temporal sendi pada waktu lahir agak datar dan memerlukan wakktu beberapa tahun untuk berkembang dalam bentuknya yang khas. C. TULANG RAWAN (CARTILAGO) Merupakan sejenis jaringan penyambung yang bahan interselnya mempunyai konsistensi keras, meskipun jaringan tersebut kurang resisten terhadap tekanan daripada tulang. Fungsi utama: Universitas Gadjah Mada 9

10 1. Menyokong jaringan lunak 2. Berdasar permukaannya yang halus hal ini berguna untuk memberikan suatu daerah pergeseran bagi persendian sehingga mempermudah gerakan tulang 3. Penting untuk pertumbuhan tulang panjang, sebelum dan setelah lahir. 1. Tulang rawan Mengandung banyak bahan intersel yaitu matriks dengan rongga-rongga (lacuna) yang mengandung sel tulang rawan (Chondrocyt), kesanggupan menahan beban dibawah tulang 2. Sifat fisiologik tulang rawan 1. Terutama tergantung pada sifat fisikokimia matriksnya yang mengandung kolagen atau kolagen dan elastin yang berhubungan dengan glikosamino glikan. Condrocyt mensintesa dan mempertahankan matriks tersebut. 2. Pada daerah yang menahan berat badan atau daya tarikan yang kuat maka kadar serabut kolagen besar. Jika kebutuhan menahan beban berat dan stress kurang maka lebih sedikit serabut Konsistensi kerns kebanyakan tulang rawan tergantung pada glikosamino-glikans, yang molekul-molekulnya bergabung dengan ikatan elektrostatik dengan kolagen dalam matriks tersebut. 3. Variasi dalam kadar dan jenis serabut kolagen dan elastic memberi sifat khusus pada tulang rawan 4. kolagen dan lebih banyak serabut elastic sehingga lebih fleksibel dan elastik, terdapat perbandingan relatif antara kolagen, asam hialuronat, proteoglikan dan bervariasi menurut tempat anatomis dan usia. Terdapat korelasi antara kekerasan tulang rawan dengan perbandingan keratin sulfat terhadap chondroitin sulfat Pada matriks tulang rawan terdapat jalinan jala-jala asam hialoronat dan kolagen yang diikat silang dengan kuat oleh proteoglikan. Secara struktural, kekerasan matriks tulang rawan disebabkan oleh ikatan silang di antara kolagen dan glikosaminoglikan. 3. Histofisiologi Oleh karena tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah maka kondrosit bernafas dalam tekanan oksigen rendah. Sel tulang rawan hialin memetabolisir glukosa terutama dengan glikolingua Anerobik untuk menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir. Nutrient dari darah berdifusi ke chondrosit yang lebih dalam dari perichondrium, oleh karena itu lebar maksimum tulang rawan terbatas 4. Pertumbuhan tulang rawan Universitas Gadjah Mada 10

11 Ada 2 proses : pertumbuhan Interstitial disebabkan oleh karena pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada dan pertumbuhan aposisional oleh karena adanya difesensiasi sel perichondrium perifer. Pertumbuhan interstitial kurang penting dari pada pertumbuhan aposisional dan hanya terjadi selama fase awal pertumbuhan tulang rawan ketika meningkatkan masa jaringan dengan memperbanyak matriks tulang rawan dari dalam. Saat matriks semakin keras oleh karena ikatan silang komponen matriks maka pertumbuhan interstitial kurang nyata dan hanya tumbuh dengan aposisi. Sel-sel perichondrium di dekat tulang rawan bermultiplikasi dan diferensiasi menjadi chondroblas dan digabungkan sebagai chondrosit ke dalam tulang rawan yang sudah ada. Selama petumbuhan, maka daerah perifer tulang rawan memperlihatkan peralihan chondroblas di antara chondrosit dan sel yang menyerupai fibroblas perichondrium. 5. Perubahan regresif Berbeda dengan jaringan lain maka tulang rawan hialin sering mengalami proses degeneratif. Yang paling sering adalah kalsifikasi matriksnya yaitu didahului oleh peningkatan ukuran dan volume sel dan diikuti dengan kematian. Meskipun kalsifikasi merupakan perubahan regresif, tetapi normal terjadi di dalam tulang rawan tertentu yang menetapkan suatu model untuk perkembangan tulang 6. Regenerasi Pada orang dewasa atau tua, regenerasi sulit dan sering tidak Iengkap. Pada orang dewasa maka regenerasi oleh karena kegiatan periochondrium. Bila tulang rawan frak-tur, maka selsel perichondrium memasuki daerah fraktur dan menghasilkan tulang rawan baru. Pada daerah kerusakan yang lugs (atau kadang-kadang kerusakan kecil) maka perichondrium tidak membentuk tulang rawan baru, tetapi membentuk perut jaringan penyambung padat. Dalam prep. Histologik rutin maka kolagen tidak dapat dibedakan dengan at amorf tersebut oleh karena : 1. Kolagen tersebut terutama terdapat dalam bentuk fibril, sebagian besar berukuran submikroskopik 2. Serabut dan fibril tersebut mempunyai indeks bias yang sangat dekat dengan indeks bias zat amorf yang mengelilinginya. Komponen utama matriks amorf tulang rawan adalah GLIKOSAMINOGLIKAN yang dibagi jadi 2 golongan utama : a. Asam Hiallluronat Suatu polisakarid tidak bercabang yang sangat panjang b. Sejenis Proteoglikan Universitas Gadjah Mada 11

12 Terdapat suatu inti protein dan dari inti ini tersebat banyak mukopolisakarid sulfat (chondroitin, Sulfat, Chondroitin Sulfat, Karatan Sulfat) pendek dan tidak bercabang. 7. Vaskulaiisasi Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah. Mendapat zat gizi dari difusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari kavum sendi. Dalam beberapa kasus terdapat pembuluh darah menembus tulang rawan untuk memberi makan jaringan lain. Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh limfe dan saraf mempunyai kecepatan metabolisme rendah. 8. Pembungkus tulang rawan (Perichondrium) Kecuali dalam kartilago artikulasi persendian maka semua tulang rawan hyalin dilapisi jaringan penyambung pada perichondrium hal ini penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan. Banyak mengandung serabut kolagen tipe I, mempunyai selsel mirip fibroblas. Dalam fibrokartilago, serabut kolagen yang terdapat dalam jumlah banyak tersebut membentuk berkas tak teratur di antara kelompok kondrosit, atau tersusun dalam susunan sejajar sepanjang kolom kondrosit. Arahnya tergantung pada stess yang bekerja pada fibrokartilago, karena berkas kolagen tersebut mengalami arah sejajar dengan stress tersebut. Fibrokartilago tidak mempunyai perichondrium, dan berkembang dari jaringan penyambung padat dengan diferensiasi fibroblas menjadi kondrosit 9. Jenis tulang rawan 1. Tulang rawan Hyalin (terbanyak) Matriks mengandung serabut kolagen jumlah sedang 2. Tulang rawan elastic Matriks mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar serabut elastic 3. Tulang rawan Fibrosa (Fibrokartilago) Mengandung matriks yang kebanyakan dibentuk oleh jalinan jala-jala serabut kolagen kasar. 1. TULANG RAWAN HYALIN Merupakan bagian besar jenis tulang rawan. Tulang rawan Hialin segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada Embrio berfungsi sebagai rangka sementara sampai digantikan secara berangsur-asur oleh tulang. Matriks 40 % berat kering tulang rawan Hialin terdiri dari kolagen yang terdapat dalam zat amorf intersel 2. TULANG RAWAN ELASTIK Universitas Gadjah Mada 12

13 Ditemukan pada daun telinga, dinding kanalis auditorius eksternus, tuba auditiva dan Epiglotis dan beberapa tulang rawan larinik. Pada dasarnya tulang rawan elastic identik dengan tulang rawan hyalin kecuali disamping serabut kolagen, disini mengandung banyak jala-jala serabut elastic halus.tulang rawan elastic dapat berada sendiri atau bergabung dengan tulang rawan halin. Kondrosit jaringan tulang rawan elastic sangat mirip dengan condrosit hialin. Sama dengan tulang rawan Hialin maka tulang rawan elastic mempunyai perikondrium dan terutama tumbuh dengan aposisi. Kurang dipengaruhi oleh proses degeratifjika dibandingkan dengan tulang rawan Hialin. 3. FIBROKARTILAGO Adalah suatu jaringan dengan sifat pertengahan di antara sifat penyambung padat dan tulang rawan Hialin ditemukan pada discus Intervertebrata, perlekatan Ligamentum tertentu ke tulang, simfisis, pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaringan penyambung padat dan daerah perbatasan tidak jelas, tetapi memperlihatkan peralihan secara berangsur. Matriks Fibrokartilago bersifat Asidofil oleh karena mengandung sejumlah besar serabut kolagen kasar jenis 1. Jalinan serabut kolagen yang tertanam dalam matriks Malin sangat memperkuat tulang rawan, dapat tahan terhadap kekuatan besar tetapi tetap pegas terhadap deformasi. Universitas Gadjah Mada 13

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Jaringan Tulang 1. Jaringan Tulang Rawan 2. Jaringan Tulang Keras / Sejati 1. Jaringan Tulang Rawan Fungsi jaringan

Lebih terperinci

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya

Lebih terperinci

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang JARINGAN IKAT KHUSUS Tulang Rawan dan Tulang PENDAHULUAN Tulang rawan & Tulang adlh jaringan2 kerangka = jaringan ikat lainnya tdd sel, serat dan substansi dasar. Matriks / subs interseluler = serat +

Lebih terperinci

TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO. dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K)

TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO. dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K) TULANG RAWAN CARTILAGE=KARTILAGO dr Subandi, M.Kes., DAHK., PA(K) Ciri Khas Matriks EC benyak mengandung : glikosaminoglikan proteoglikan serabut kolagen dan elastis Klasifikasi TR Klasifikasi TR berdasarkan

Lebih terperinci

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan Jaringan Rawan dan Tulang Struktur Hewan Anggota kelompok : Ahmad Tosin (16-1010) Putri Intan Kumalasari (16-1013) Yennita Dwi April Liana (16-1020) Iqbal Setiawan Saputra (16-1023) Atim Ainul Hidayah

Lebih terperinci

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SEMESTER AWAL/AKHIR TA. 2015/2016 BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 SHELLY SALMAH Sekretariat: Departement

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS

HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS HISTOLOGI TULANG RAWAN & TULANG KERAS dr. RITA HALIM BAGIAN HISTOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI CARTILAGO Bentuk jar. Ikat khusus, komponen

Lebih terperinci

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai saraf

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan I. Jaringan epitel : jaringan yang berfungsi melapisi / melindungi sel-sel lainnya serta membantu dalam mensekresikan zat. 1. Ciri : a. Sel-selnya rapat b. Tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Penyembuhan Fraktur Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI

MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI 1. Mekanisme sel-sel dalam erupsi gigi desidui Erupsi gigi desidui dimulai setelah mahkota terbentuk. Arah erupsi adalah vertikal. Secara klinis ditandai dengan munculnya

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

Fraktur femur!! 1. Definisi

Fraktur femur!! 1. Definisi Fraktur femur!! 1. Definisi Terputusnya kontinuitas batang femur yang bisaterjadi akibattrauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian). 2. Etiologi a. Trauma Fraktur terjadi ketika tekanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Makroskopis Tulang Kelinci Implan terlihat jelas sebagai massa berbentuk padat berwarna putih pada bagian korteks hingga bagian medula tulang. Hasil pemeriksaan makroskopis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari matriks dan sel-sel. Tulang mengandung matriks organik sekitar 35%, dan matriks anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang kedokteran gigi. Indikasi pencabutan gigi bervariasi seperti pernyakit periodontal,

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Oleh : Ikbal Gentar Alam

Oleh : Ikbal Gentar Alam Oleh : Ikbal Gentar Alam Embrio Ektoderm Mesoderm Endoderm Mesoderm membentuk mesenkim Mesenkim membentuk Jaringan-jaringan penyambung tubuh (jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang dan darah) Jaringan

Lebih terperinci

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus

Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Fisiologi Tulang (Humerus) 1. Anatomi Humerus Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf Titta Novianti Pendahuluan Jaringan : sekelompok sel yang memiliki bentuk, fungsi, letak serta perkembangan yang sama. Organisme tingkat tinggi jutaan sel Jaringan pada hewan vertebrata dikelompokkan 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan salah satu penyusun tubuh yang sangat penting dan merupakan salah satu jaringan keras yang terdapat dalam tubuh manusia. Tulang mengandung 30% serabut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antropologi Suku Batak Suku Batak merupakan bagian dari ras Proto-Melayu yang menempati pulau Sumatera. Sifat paling dominan dari suku ini adalah kebiasaan hidup dalam splendid

Lebih terperinci

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

Penuntun praktikum histologi cell and genetics Penuntun praktikum histologi cell and genetics Pada praktikum ini Saudara akan melihat sajian Histologi di bawah mikroskop. Pada mikroskop ada 2 macam lensa, okuler dan objektif. Lensa okuler terletak

Lebih terperinci

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula

BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA. 2. Ligamen Sendi Temporomandibula. 3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula BAB 2 ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh 3 : 1. Prosesus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Tulang Manusia Tulang manusia berbeda dengan tulang hewan dalam hal struktur, ketebalan, ukuran dan umur penulangan (osifikasi). Setiap manusia memiliki 190 tulang, dan

Lebih terperinci

Salah satu bagian gingiva secara klinis

Salah satu bagian gingiva secara klinis Salah satu bagian gingiva secara klinis adalah: 1... (jawaban yang ditanyakan adabagian gingiva yang dibatasi oleh alur gusi bebas dan batas mukosa gingiva dari bagian gingiva lain dan mukosa alveolar)

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang TOPOGRAFI TULANG Kontur tulang yang normal mengikuti pola prominensia akar gigi geligi diselingi oleh depresi (lekukan) vertikal yang melandai ke arah tepi tulang Anatomi tulang alveolar bervariasi antar

Lebih terperinci

pergerakan gigi isiologis merupakan gerakan gigi secara alami yang terjadi selama dan setelah erupsi. gerakan gigi isiologis melipui:

pergerakan gigi isiologis merupakan gerakan gigi secara alami yang terjadi selama dan setelah erupsi. gerakan gigi isiologis melipui: biology of tooth movement (biologi perger akan gigi) perawatan ortodonik ini dimungkinkan disebabkan oleh fakta bahwa seiap kali gaya lama diterapkan pada gigi, remodeling tulang muncul di sekitar gigi

Lebih terperinci

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot

OTOT DAN SKELET Tujuan 1. Mengidentifikasi struktur otot 2. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi 3. Mengetahui macam-macam otot OTOT DAN SKELET Tujuan. Mengidentifikasi struktur otot. Mempelajari mekanisme otot pada saat berkontraksi. Mengetahui macam-macam otot berdasarkan lokasi 4. Mengetahui macam-macam kerja otot yang menggerakan

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI, BIOKIMIAWI DAN FISIOLOGI SEL-SEL PENYUSUN JARINGAN PERIODONTAL

ASPEK BIOLOGI, BIOKIMIAWI DAN FISIOLOGI SEL-SEL PENYUSUN JARINGAN PERIODONTAL ASPEK BIOLOGI, BIOKIMIAWI DAN FISIOLOGI SEL-SEL PENYUSUN JARINGAN PERIODONTAL Gambar 1. Jaringan periodontal Jaringan periodontal meliputi: 1. Gingiva 2. Ligamentum periodontal 3. Sementum 4. Tulang alveolar

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati- 1006672150 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia I. PENDAHULUAN Metastase tulang merupakan penyebaran sel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang merupakan material komposit,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang merupakan material komposit, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Penyembuhan pada Fraktur. Tulang adalah suatu jaringan biologis yang bersifat dinamis dan terdiri dari sel-sel yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak

Lebih terperinci

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis Keadaan normal struktur tulang panjang seperti os tibia memiliki bentuk yang kompak dan padat. Pembuatan lubang dengan menggunakan bor gigi pada os tibia

Lebih terperinci

TEXTUS OSSEUS ( TULANG)

TEXTUS OSSEUS ( TULANG) TEXTUS OSSEUS ( TULANG) Jaringan tulang merupakan komponen sistern kerangka tubuh, tersusun oleh: - komponen sel: osteocytus, osteoblastocytus, dan osteoclastocytus - komponen substantia intercellularis

Lebih terperinci

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc SISTEM GERAK Sistem gerak terdiri dari Tulang - gerak pasif Otot gerak aktif Tendon ; Ujung otot lurik yang melekat pada tulang Ligamen : otot yang menghubungkan

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TULANG Terdiri dari sel-sel tulang : Osteosit Substansi Dasar Serabut Kolagen (membentuk substansi interselluler/osteoid) Substansi

Lebih terperinci

Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort PERTUMBUHAN TULANG PADA ANAK (Postnatal) 3 Februari 2016 Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort Jam 08-15 Jl. Tapak Dara CT X no 3 (Belakang Percetakan Kanisius, Deresan, Gejayan) Telp : 0274 562491 Hp

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. 1. Jaringan Hewan: 1. Pendahuluan :

Jaringan Hewan. 1. Jaringan Hewan: 1. Pendahuluan : Jaringan Hewan 1. Pendahuluan : Kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama dan berkelompok disebut jaringan. Jaringan yang berkelompok dan bekerja bersama melaksakan fungsi tertentu dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Latihan Fisik Strategi untuk mencegah terjadinya osteoporosis yang sedang berkembang dewasa ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang alveolar. Di Indonesia, penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pengertian Tulang Tulang merupakan jaringan ikat, terdiri dari sel, serat, dan substansi dasar yang berfungsi untuk penyokong dan pelindung kerangka. Tulang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Embriologi Gigi Pembentukan gigi dimulai dengan terbentuknya lamina dental dari epitel oral. Lamina dental kemudian berkembang menjadi selapis sel epitel dan berpenetrasi

Lebih terperinci

Modul. Biologi. Kelas XI. Jaringan Hewan. Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP

Modul. Biologi. Kelas XI. Jaringan Hewan. Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP Modul Biologi Kelas XI Hewan Disusun Oleh; Setyo Haryono,S.Pd NIP. 500152996 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya jualah modul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mandibula Mandibula adalah tulang wajah yang terbesar dan terkuat yang berbentuk seperti tapal kuda. Mandibula juga merupakan satu-satunya tulang tengkorak yang dapat bergerak.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari interaksi antara sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda secara anatomi,

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon, fasia, bursae dan persendian. 1.Osteoblast. Yang berfungsi dalam

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PENYEMBUHAN FRAKTUR

TAHAP-TAHAP PENYEMBUHAN FRAKTUR TAHAP-TAHAP PENYEMBUHAN FRAKTUR Secara ringkas tahap penyembuhan tulang adalah sebagai berikut : 1. Stadium Pembentukan Hematom Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal sel karsinoma dan skuamous sel karsinoma. Tumor ganas yang sering terjadi pada bagian bibir,

Lebih terperinci

1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang

1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang 1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses Osteogenesis menjadi tulang.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN DASAR

PRAKTIKUM JARINGAN DASAR PRAKTIKUM JARINGAN DASAR Sel 4 Macam Jaringan Dasar : (Struktur) Jaringan Organ Sistem * Epithel * Jaringan Ikat * Otot * Syaraf JARINGAN EPITHEL JARINGAN EPITHEL dr. Indriati Dwi Rahayu KLASIFIKASI DASAR

Lebih terperinci

Jaringan Otot Pada Hewan

Jaringan Otot Pada Hewan Jaringan Otot Pada Hewan # Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Lebih terperinci

SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG

SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG M O D U L T A N P A M U, A K U b a g a i k a n P A T U N G 1 SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG Oleh: HERWIM ENGGAR PRATIWI Pembimbing: Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Nursasi Handayani, M.Si UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma

Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma Penyembuhan luka jaringan keras pascatrauma A. Tajrin Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia Koresponden: tajrinumi@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencabutan gigi adalah salah satu tindakan bedah minor yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan perlukaan (Wray dkk.,

Lebih terperinci

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma NEOPLASMA TULANG Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma Ganas : Osteosarkoma, parosteal osteosarkoma Berasal dari Tulang rawan : Jinak : Kondroma, Osteokondroma,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang Tumbuh-kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Prinsip dasar tumbuh-kembang antara lain berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

TINJAUAN PUSTAKA Tulang 4 TINJAUAN PUSTAKA Tulang Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi sebagai alat penyokong, pelekatan, perlindungan, dan penyimpanan mineral. Konsekuensinya, jaringan ini dilengkapi dengan rigiditas,

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL

EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL EMBRIOGENESIS SISTEM RANGKA Sistem rangka berasal dari lapisan embriogenik mesoderem paraksial, lempeng lateral dan sel-sel kista neuralis. Akhir minggu ke 3, mesoderem paraksial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingiva adalah mukosa mulut jaringan periodontal yang mengelilingi aspek koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam praktik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat yaitu tidak lagi terbatas pada tumpatan dan pencabutan gigi, namun salah satunya adalah perawatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gigi Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan, pengunyahan, dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi terbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang masih menganggap bahwa gigi

Lebih terperinci

FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI. Sartika Puspita *

FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI. Sartika Puspita * FUNGSI JARINGAN PULPA DALAM MENJAGA VITALITAS GIGI Sartika Puspita * * Pogram Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Pulpa memiliki

Lebih terperinci

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral

Sistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Bones internal framework Muscles generate force and movement Ligaments connect bones Tendons connect muscles to bone Semua

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,

Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, WIJUMA CL Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, Tempat sumsum tulang dan syaraf

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Page 1 JARINGAN HEWAN E = Epithelium P = Penyokong O = Otot S = Saraf Page 2 JARINGAN EPITHELIUM Page 3 Jenis-jenis Epithelium

Lebih terperinci

Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut. Eirene Megahwati Paembonan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut. Eirene Megahwati Paembonan. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Tulang Punggung Lemah dan Nyeri Lutut Eirene Megahwati Paembonan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 eirene.paenbonan@civitas.ukrida.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman, 1996; Teronen dkk., 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket infraboni merupakan kerusakan tulang yang terjadi pada jaringan pendukung gigi dengan dasar poket lebih apikal daripada puncak tulang alveolar yang terjadi akibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis Kanalis mandibularis adalah saluran yang memanjang dari foramen mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dialiri oleh inferior

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. 5-7 Pada manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. 5-7 Pada manusia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi dapat berisiko menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya sebagian dari jaringan tubuh.

Lebih terperinci

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG OSTEOSARCOMA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : AFRINA ARIA NINGSIH NIM : 040600056 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah salah satu hasil ternak yang dikenal sebagai bahan makanan yang memilki nilai gizi tinggi. Kandungan zat gizi susu dinilai lengkap dan dalam proporsi seimbang,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus PERTEMUAN 1 Tujuan Instruksional Umum Memahami Konsep Biologi dan Asal Mula Kehidupan Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu men jelaskan : 1. Pengertian biologi 2. Ruang lingkup biologi 3. Hubungan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci