BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa
|
|
- Hartono Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Latihan Fisik Strategi untuk mencegah terjadinya osteoporosis yang sedang berkembang dewasa ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa pertumbuhan dan maturasi. Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi perolehan massa tulang yang maksimal adalah dengan melakukan latihan fisik. Latihan fisik yang merupakan bentuk aktifitas otot, secara khusus memberikan manfaat yang besar kepada kesehatan, baik secara umum maupun pada sistem muskuloskeletal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik memberikan dampak yang menguntungkan dalam memelihara kesehatan tulang. Hart et al. (2001) melaporkan bahwa latihan fisik berupa aktifitas berenang dapat meningkatkan kandungan mineral tulang dan meningkatkan kekuatan tulang pada tikus. Latihan fisik dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan cedera otot, sehingga tidak dianjurkan untuk melaksanakannya. Lamanya waktu melakukan latihan fisik juga memberikan pengaruh terhadap keadaan fisiologis pada umumnya. Durasi latihan fisik yang dianjurkan paling sedikit 20 menit, dan akan lebih efektif bila dilakukan selama menit (Casaburi, 1992). Menurut Iwamoto et al. (2004) yang melakukan penelitian terhadap tikus putih yang diberi latihan fisik selama 7 minggu, hasil penelitiannya menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap kandungan mineral tulang (Fathoni et al., 2007 ; Iwamoto et al., 2004).
2 Durasi program latihan fisik dapat dilakukan selama 3-4 minggu. Akan tetapi kebanyakan peneliti menganjurkan program latihan fisik pada rentang 5-10 minggu, karena pada rentang waktu tersebut sudah tercapai efek latihan fisik yang substansial secara fisiologis (Casaburi, 1992). Latihan fisik pada masa kanak-kanak dan remaja yang masih berada dalam usia pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk mendapatkan pembentukan massa tulang yang maksimal. Hal ini disebabkan karena latihan fisik secara fisiologis mengakibatkan keseimbangan kalsium yang positif dan stress mekanis yang dihasilkan oleh aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan massa tulang, serta cukupnya kandungan hormon pertumbuhan yang mempengaruhi aktifitas osteoblas pada massa tersebut. Penelitian oleh Yeh et al. (2005) pada tikus usia 6 minggu yang diberi latihan fisik treadmill selama 1 jam setiap hari selama 6 minggu menunjukkan peningkatan pembentukan tulang dan penurunan resorpsi tulang (Iwamoto et al., 2005 ; Miles, 2004). Latihan fisik seperti berenang telah diketahui memberikan keuntungan pada metabolisme kalsium dengan meningkatkan laju pembentukan tulang, densitas mineral tulang (BMD), dan kekuatan tulang, dengan cara penurunan ekskresi kalsium urine; dengan demikian keseimbangan kalsium akan dapat diperoleh (Teeraporpuntakit et al., 2008). Karatosun et al. (2006) yang melakukan penelitian pada tikus betina yang diberi perlakuan aktifitas berenang, menunjukkan bahwa pada tikus yang melakukan aktifitas fisik berenang terjadi peningkatan densitas mineral tulang yang signifikan dibanding kelompok kontrol.
3 2.2. Pertumbuhan Tulang Tulang merupakan jaringan yang dinamis. Dalam menjalankan tugasnya, tulang akan selalu mengalami proses perusakan dan pembentukan kembali (proses remodeling). Agar berfungsi dengan baik, tulang harus memperoleh nutrisi dan latihan fisik yang cukup. Tulang, selanjutnya akan mengalami proses pembentukan (formation) dan perombakan/penyerapan (resorption) yang berlangsung secara terus-menerus. Pembentukan ditentukan oleh aktivitas osteoblas dan proses mineralisasi, sedangkan perombakan ditentukan oleh aktivitas osteoklas. Tahap awal produksi tulang adalah sekresi molekul kolagen yang disebut monomer kolagen dan substansi dasar (terutama proteoglikan) oleh osteoblas. Monomer kolagen berpolimerisasi dengan cepat untuk membentuk serat kolagen ; jaringan yang dihasilkannya yaitu osteoid. Sewaktu osteoid dibentuk sejumlah osteoblas terperangkap dalam osteoid dan menjadi inaktif. Pada tahap ini, osteoblas disebut osteosit. Beberapa hari setelah osteoid dibentuk, garam kalsium mulai mengalami presipitasi pada permukaan serat kolagen, kemudian dengan cepat bermultiplikasi menjadi kristal hidroksiapatit (CaHPO 4 ). Proses ini disebut dengan mineralisasi, dimana dihasilkan hidroksiapatit yang menyusun 95% mineral tulang yang komponen terbesarnya adalah kalsium (Guyton, 2000 ; Yuliati, 2007). Massa tulang terbentuk dari masa bayi sampai mencapai puncaknya sewaktu usia dewasa, hal ini ditentukan oleh faktor genetik, nutrisi, kegiatan fisik, dan penyakit. Semakin tinggi nilai massa tulang ini dicapai akan semakin baik, setelah puncak massa tulang dicapai pada usia tahun, maka kurva akan mendatar dan kemudian sekitar usia 40 tahun kurva mulai menurun dengan kecepatan (laju) penurunan sekitar ±1% per tahun (Morawati, 2009 ; Gafni, 2007).
4 Pembentukan dan perombakan tulang yang terjadi secara kontinu, disebut dengan proses remodeling. Remodeling bertujuan untuk : 1) menjaga tulang agar dapat digunakan untuk keperluan mekanis dengan keefektifan maksimum. Tulang akan menyesuaikan kekuatannya agar sebanding dengan derajat tekanan yang diterimanya, sehingga tulang akan menebal jika menerima beban berat, 2) membantu mempertahankan kadar kalsium plasma, dan 3) melakukan proses degenerasi dimana tulang yang tua (sudah lemah dan rapuh) akan digantikan dengan tulang yang baru yang lebih kuat (Bouassida et al., 2006 ; Corwin, 2008 ; Guyton, 2000). Proses remodeling ini melalui 2 tahap, yaitu tahap pembentukan tulang dan tahap pengerusakan tulang. Proses pembentukan tulang dilakukan oleh osteoblas sebagai sel utama penghasil matriks tulang. Osteoblas merupakan salah satu jenis hasil diferensiasi sel mesenkim yang sangat penting dalam proses osifikasi. Osteoblas dijumpai pada permukaan luar tulang dan di rongga-rongga tulang. Sebagai sel, osteoblas dapat memproduksi substansi organik intraseluler atau yang disebut matriks. Apabila kalsifikasi terjadi pada matriks maka jaringan disebut tulang, tetapi apabila jaringan tidak mengandung kalsium (tidak terjadi kalsifikasi) maka disebut osteoid. Osteoblas berperan dalam sintesis kolagen untuk membentuk matriks tulang juga mengatur konsentrasi ion kalsium pada matriks tulang melalui pelepasan kalsium dari intraseluler (Corwin, 2008; Rasjad, 2007). Osteoklas merupakan sel fagositik besar yang berinti banyak (50 inti) yang melakukan proses resorbsi atau penyerapan tulang secara kontinu. Osteoklas pada keadaan normal bekerja aktif di daerah permukaan tulang. Osteoklas mengeluarkan tonjolannya yang menyerupai vili kearah tulang, yang membentuk suatu permukaan bergelombang yang berdekatan dengan tulang. Vili mengsekresikan zat (1) enzim proteolitik, yang dilepaskan dari lisosom dan (2) asam laktat dan asam sitrat yang dilepaskan dari mitokondria dan
5 vesikel sekretoris. Enzim proteolitik tersebutlah yang akan memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga mineral tulang seperti kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah (Guyton, 2000; Carter., 1992). Terjadinya peningkatan atau kehilangan massa tulang bergantung kepada keseimbangan kedua proses tersebut. Hormon sangat berpengaruh dalam proses pembentukan tulang, diantaranya adalah hormon estrogen, testosteron, dan hormon pertumbuhan yang akan meningkatkan aktifitas osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang dipercepat selama masa pubertas (masa pertumbuhan) dimana kadar hormon pada masa tersebut melonjak. Oleh karena itu diharapkan pertumbuhan tulang dapat terjadi dengan baik selama masa pertumbuhan. Apabila usia telah lanjut dan telah terjadi menopause maka kadar hormon estrogen turun, hormon pertumbuhan juga berkurang sehingga aktifitas osteoblas menjadi berkurang, yang mengakibatkan pembentukan tulang berkurang (Guyton, 2000 ; Miles, 2004 ; Corwin, 2008) Pengaruh Latihan Fisik terhadap Massa Tulang Latihan fisik menstimulasi osteoblas dengan adanya arus listrik yang dihasilkan ketika stress mengenai tulang, terutama bagian permukaan periosteal tulang. Latihan fisik juga meningkatkan struktur tulang selama masa pertumbuhan dan mengurangi kehilangan massa tulang pada individu usia lanjut (Corwin, 2008). Latihan fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan massa tulang regional. Faktor nutrisi, terutama asupan kalsium yang cukup sangat menentukan dalam puncak massa tulang. Penelitian retsospektif menunjukkan bahwa individu dengan asupan kalsium yang tinggi pada masa pertumbuhan memiliki puncak massa tulang yang lebih tinggi dikemudian hari. Puncak massa tulang merupakan tingkatan tertinggi dari densitas
6 mineral tulang, kandungan mineral tulang (Bone Mineral Content) atau massa tulang (Bone Mass). Puncak massa tulang yang rendah akan memudahkan terjadinya osteoporosis dan fraktur tulang pada saat usia lanjut. Puncak massa tulang dicapai pada usia tahun, setelah itu akan menurun, dimana terjadi proses penuaan, absorpsi kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat sehingga kalsium tulang mulai berkurang (Karlsson et al., 2008; Johnston, 1993; Masyitha, 2006). Latihan fisik berupa aktifitas berenang memberikan dampak yang menguntungkan bagi kesehatan tulang pada wanita muda. Sedangkan latihan fisik dengan intensitas yang sangat rendah tidak dapat menstimulasi osteoblas sehingga tidak akan memberikan dampak pada tulang (Duhe, 2003) Kalsium dalam Tubuh Kalsium memiliki berbagai fungsi penting dalam fisiologi tubuh. Fungsi kalsium antara lain merupakan pembentuk utama tulang dan gigi, berfungsi untuk integritas sistem saraf dan otot, serta mempengaruhi aktifitas sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin (Sukandar et al., 2008). Kalsium masuk ke dalam tubuh melalui saluran gastro-intestinal, dan diabsorpsi terutama dalam usus halus bagian atas dengan difusi pasif dan transport aktif. Agar dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubuh, kalsium hendaklah dalam bentuk larutan dan terioonisasi (Sukandar et al., 2008). Kalsium didistribusi dengan cepat ke jaringan skeletal. Kalsium serum normal berkisar antara 9-10,4 mg/dl (Sukandar et al., 2008).
7 Ekskresi kalsium melalui urine, keringat, dan terutama melalui fases. Ekskresi melalui urine tidak melebihi 150 mg/hari. Ekskresi melalui urine menurun dengan bertambahnya usia (Nordin, 1997 ; Sukandar et al., 2008) Peran Kalsium dalam Tulang Kalsium dalam tulang disimpan dalam bentuk kristal hidroksiapatit (CaHPO 4 ). Jumlah kalsium pada masa dewasa normal berkisar g dan kira-kira 99% diantaranya berada dalam tulang. Sebagian kalsium yang terionisasi berada dalam bentuk ikatan dengan anion, terutama fosfat anorganik dan sitrat. Kalsium dalam tulang terdapat dalam dua bentuk, sebagian kecil dalam bentuk cadangan yang labil dan mudah diganti, dan sebagian besar merupakan cadangan yang stabil (Suherman, 2007). Pada saat kanak-kanak hingga usia 20 tahun, seharusnya dijaga agar kandungan kalsium dalam tulang tinggi. Karena, pada saat tersebut tulang sedang pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setelah itu,massa tulang akan menurun secara alamiah. Kecepatan perusakan tulang tidak lagi dibarengi dengan kecepatan untuk memperbaiki diri. Sehingga apabila pada usia muda kandungan kalsium dalam tulang tidak dipertahankan, maka pada masa yang akan datang kemungkinan dapat terjadi pengeroposan tulang. Latihan fisik dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam plasma, sehingga tulang tidak perlu melepas ion kalsium dan konsentrasi ion kalsium dalam tulang dapat tetap dipertahankan tinggi dan massa tulang tetap terjaga (Suherman, 2007 ; Bouassida et al., 2006).
8 2.6. Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang Pengaruh terhadap Kualitas Tulang Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam bentuk hydroksiapatit (garam kristalin), yang rumus kimianya Ca 10 (PO4)6(OH) 2. Kebutuhan kalsium maksimal terjadi selama puncak masa pertumbuhan cepat, yaitu pada masa remaja, yang mencapai 1300 mg/hari. Asupan kalsium sangat vital pada masa ini, agar diperoleh mineralisasi tulang yang cukup (Peterson, 2005). Apabila kandungan kalsium berkurang, maka kekuatan tulang akan menurun karena tulang akan kehilangan struktur pembentuk utamanya. Konsumsi kalsium oleh anak perempuan usia pertumbuhan dan wanita dewasa harus mendekati atau melebihi asupan yang dianjurkan, sehingga puncak massa tulang dapat dicapai dan terpelihara sampai masa menopause (Anderson, 1996 ; Yuliati et al., 2007 ; Deborah, 2007). Kalsium merupakan elemen kunci untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Ion kalsium dan fosfor merupakan molekul organik yang membentuk tulang dan gigi. Tulang menyimpan kalsium untuk membantu memelihara konsentrasi ion kalsium dalam plasma, ketika ion kalsium berkurang dalam plasma oleh karena asupan ion kalsium yang tidak cukup. Jika asupan kalsium kurang dalam jangka waktu lama maka akan dapat terjadi kehilangan massa tulang yang akhirnya akan mengakibatkan terjadinya osteoporosis pada saat menopouse dan tulang akan mudah mengalami fraktur (Peterson, 2005). Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam bentuk hydroksiapatit. Fungsi utama kalsium adalah untuk membentuk struktur dari tulang dan gigi. Sisanya ditemukan pada sel dan jaringan lunak sebesar 0,9% dan di dalam pembuluh darah serta cairan ekstraseluler 0,1%. Perolehan asupan jumlah kalsium yang cukup akan
9 membantu peningkatan metabolisme tulang dan memperbaiki keadaan tulang secara keseluruhan (Anderson, 1996 ; Yuliati et al, 2007) Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang Pemberian suplemen kalsium ditujukan pada individu-individu yang tidak dapat mengkonsumsi kalsium sesuai dengan yang dianjurkan,misalnya pada individu dengan osteopenia atau osteoporosis, wanita yang perimenopouse dan postmenopouse, ibu yang menyusui lebih dari satu bayi, vegetarian, dan individu yang pada usia pertumbuhan kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium seperti, keju, susu, dan sayuran hijau dalam asupannya sehari-hari (Deborah et al., 2007). Suplemen kalsium telah diketahui memberikan manfaat untuk kesehatan tulang pada anak-anak, dewasa muda, dan wanita yang telah menopouse. Puncak pembentukan massa tulang hanya akan terjadi sampai usia 20 tahun, dan sebagian besar kalsium yang terdapat didalam tulang sepanjang hidup seseorang akan disimpan sebelum berusia 20 tahun juga. Defisiensi ion kalsium selama masa kanak-kanak. akan menghasilkan tulang yang kurang padat pada masa selanjutnya. Sehingga diperlukan jumlah asupan kalsium yang cukup selama masa pertumbuhan atau sebelum berusia 20 tahun. Tetapi sayangnya banyak individu yang tidak mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup. Menurut penelitian di Amerika Serikat ternyata pada semua lapisan umur konsumsi kalsium tidak mencapai jumlah asupan yang dianjurkan oleh Institute of Medicine (IOM), Washington,USA (Peterson, 2005; Corwin, 2008). Asupan kalsium yang dianjurkan oleh IOM, USA tertera dalam Tabel 1.
10 Tabel 1. Asupan kalsium yang dianjurkan IOM,USA (Deborah et al.,2007). Umur (tahun) Asupan yg tepat (mg/hari) Batas atas asupan (mg/hari) Sebagaimana disebutkan dimuka, kalsium adalah mineral penyusun terbesar hidroksiapatit. Pembentukan hidroksiapatit pada proses mineralisasi dimulai dari terbentuknya osteosit oleh osteoblas. Osteoblas mempunyai kemampuan mengikat mineral tulang. Osteosit kemudian mengalami kalsifikasi yaitu, proses deposisi mineral seperti ; kalsium, fosfat, dan ion hidroksi. Pemberian tambahan kalsium kepada individu yang kurang asupan kalsium akan dapat meningkatkan konsentrasi kalsium ekstraseluler. Peningkatan tersebut akan memicu mobilisasi dan proliferasi osteoblas sehingga akan dapat meningkatkan sintesa matriks tulang dan terjadinya keseimbangan kalsium (Yuliati, 2007). Ketidaksesuaian asupan kalsium sejak dini dapat menyebabkan massa tulang yang rendah. Kalsium banyak terdapat dalam beberapa jenis makanan seperti susu, yoghurt, dan keju, juga banyak terdapat dalam sayur-sayuran seperti brokoli, buncis, dan sayur hijau seperti kangkung, bayam, dll, tetapi kalsium tidak sepenuhnya dapat diabsorpsi dari sayur tersebut sehingga sulit untuk mendapatkan jumlah kalsium yang cukup. Alasan lain, mengapa seseorang tidak dapat mengkonsumsi kalsium secara cukup diantaranya adalah karena tidak menyukai rasa dari produk-produk yang banyak mengandung kalsium seperti susu,keju, yougurt. Ketika asupan kalsium dari makanan sehari-hari tidak sesuai, maka diperlukan tambahan kalsium yang berasal dari luar tubuh yaitu dalam bentuk suplemen
11 kalsium, sehingga jumlah kebutuhan kalsium setiap harinya dapat mencukupi, dan penurunan massa tulang dapat dicegah (Peterson, 2005; Deborah et al, 2007). Suplemen kalsium yang biasa dikonsumsi adalah dalam bentuk kalsium karbonat, kalsium sitrat, dan kalsium sitrat malate (CCM). Suplemen yang paling sering digunakan adalah kalsium karbonat, tetapi bentuk ini tidak optimal diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat lebih baik absorpsinya, namun juga tidak sempurna diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat malate (CCM) memiliki bioavailability yang lebih tinggi (tersedia lebih tinggi secara biologi) sehingga labih sempurna diserap tubuh, mudah dicerna, mengakibatkan kurang konstipasi dan lebih sedikit gas dibandingkan dengan suplemen lain. Suplemen kalsium tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, tablet kunyah, bubuk, dan liquid. Dalam mengkonsumsi kalsium yang perlu diperhatikan adalah bioavailability, ukuran tablet, dosis kalsium dalam satu tablet, bentuk kalsium, dan harganya (Peterson, 2005) Peran Mandibula dalam Kesehatan Gigi dan Mulut Mandibula termasuk tulang aksial yaitu, tulang yang kurang mendapat latihan fisik. Tulang yang banyak mendapat latihan fisik disebut tulang eksperimental. Terdapat perbedaan respon tulang aksial dengan tulang ekstremitas terhadap kejadian osteoporosis. Menurut Krane (1974) dan hasil penelitian Sumiati-Sunaryo (1998) osteoporosis pertamatama menyerang tulang aksial, baru kemudian tulang ekstremitas. Oleh karena itu untuk menghindarkan kerapuhan tulang sangatlah penting untuk memperhatikan kualitas tulang aksial terutama mandibula. Beberapa penelitian di bidang Kedokteran Gigi membuktikan bahwa terjadinya osteoporosis pada tulang lainnya juga diikuti dengan penurunan densitas tulang mandibula. Sementara itu mandibula penting peranannya dalam menunjang kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut. Apabila mandibula mengalami pengeroposan
12 maka gigi tidak akan terdukung dengan baik dan proses pengunyahan tidak dapat dilakukan dengan benar (Masyitha D, 2006 ; Lindawati SM, 2006 ). Mandibula dan maksila secara umum memiliki struktur yang sama dengan tulang panjang, yakni sama-sama memiliki dense cortical shell overlying pada lapisan dalam trabekula. Dalam hal perawatan ortodonti, peran kualitas mandibula juga sangat penting, dimana apabila tulang tidak baik maka pergerakan gigi tidak dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga keberhasilan perawatan orthodonti tidak tercapai. Untuk mendapatkan keseimbangan antara hubungan oklusal, tercapainya estetik dari gigi-gigi dan tulang fasial diperlukan stabilitas perawatan ortodontik. Untuk menjaga memelihara serta menjaga stabilitas tulang alveolar dan mengurangi risiko resorbsi tulang, perlu ditingkatkan kualitas mandibula dengan mempertahankan kadar mineral tulang, misalnya kalsium untuk proses kalsifikasi (Anwar SA, 2009).
BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi memotong, menghaluskan, dan mencampur makanan (Hall, 2011). Bagian keras dari gigi adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Unit Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Unit Percobaan Karakteristik unit percobaan yang diambil dalam penelitian ini meliputi usia saat mengikuti penelitian, daerah asal dan rata-rata jumlah kiriman uang dari
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami
1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan menopause sebagai berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,
Lebih terperinciMETABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009
METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Diposkan oleh -UkhtiLina- on Selasa, 03 Maret 2009 REFERAD 3 METABOLISME KALSIUM DAN TULANG Anggota Kelompok : Marlina Waty G1A 107013 Fenny Aliska L G1A 107014 Ika Aninda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat yaitu tidak lagi terbatas pada tumpatan dan pencabutan gigi, namun salah satunya adalah perawatan
Lebih terperinciLATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT
LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Jaringan Tulang 1. Jaringan Tulang Rawan 2. Jaringan Tulang Keras / Sejati 1. Jaringan Tulang Rawan Fungsi jaringan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium darah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% dari kalsium dalam tubuh berada di tulang dan gigi, dan 1% sisanya berada dalam darah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian Kopi Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari matriks dan sel-sel. Tulang mengandung matriks organik sekitar 35%, dan matriks anorganik
Lebih terperinciCalcium Softgel Cegah Osteoporosis
Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan salah satu penyusun tubuh yang sangat penting dan merupakan salah satu jaringan keras yang terdapat dalam tubuh manusia. Tulang mengandung 30% serabut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang kedokteran gigi. Indikasi pencabutan gigi bervariasi seperti pernyakit periodontal,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak-anak menjadi masa kritis untuk membangun masa tulang. Tulang yang kuat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Kurangnya asupan kalsium pada anak-anak
Lebih terperinciNutrition in Elderly
Nutrition in Elderly Hub gizi dg usia lanjut Berperan besar dalam longevity dan proses penuaan Percobaan pada tikus: restriksi diet memperpanjang usia hidup Menurunkan peny kronis Peningkatan konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut
Lebih terperinciOBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG
OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG www.rajaebookgratis.com FISIOLOGI TULANG Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopis kalsium dan fosfat
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari
BAB VI PEMBAHASAN VI.1. Pembahasan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari kedua kelompok tak berbeda bermakna. Kadar NO serum antar kelompok berbeda bermakna. Kadar NO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kalsium disebut sebagai makro mineral. Kalsium juga merupakan
Lebih terperinciTulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi
Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang alveolar. Di Indonesia, penyakit
Lebih terperinciPenting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket infraboni merupakan kerusakan tulang yang terjadi pada jaringan pendukung gigi dengan dasar poket lebih apikal daripada puncak tulang alveolar yang terjadi akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM) yang menyebabkan kebutuhan kalsium paling tinggi pada masa ini dibandingkan dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalium 1. Deskripsi Kalium merupakan logam alkali yang sangat reaktif, mempunyai rumus atom K +, berwarna putih perak dan merupakan logam yang lunak. Kalium mempunyai nomor atom
Lebih terperinciBAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)
BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) Bab kedua ini memberikan penjelasan umum tentang tulang dan keropos tulang, meliputi definisi keropos tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, fungsi tulang, dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciABSTRAK. laktat pada masa kehamilan. Sedangkan pendidikan ataupun pekerjaan tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuannya.
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA USIA PENDIDIKAN ATAU PEKERJAAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENTINGNYA PENGGUNAAN KALSIUM LAKTAT PADA MASA KEHAMILAN DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Kurnia Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoporosis Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kalsium merupakan kation dengan fosfat sebagai anionnya, absorbsi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium merupakan kation dengan fosfat sebagai anionnya, absorbsi keduanya tergantung pada konsentrasi dalam plasma darah. Metabolisme ion kalsium dan fosfat dalam tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang
Lebih terperinciKEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN Pendahuluan Masa hamil: masa sangat penting Keadaan ibu dan janin terkait satu dengan yang lain Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan Ibu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia (hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor menjadi kalsium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi
Lebih terperinciOSTEOPOROSIS DEFINISI
OSTEOPOROSIS DEFINISI Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keju merupakan makanan yang banyak dikonsumsi dan ditambahkan dalam berbagai makanan untuk membantu meningkatkan nilai gizi maupun citarasa. Makanan tersebut mudah diperoleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG LANSIA
GIZI SEIMBANG LANSIA Batasan usia Lansia Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun ke atas). Munro (1987) membagi older elderly menjadi 2 yaitu usia 75-84
Lebih terperinciTulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak,
WIJUMA CL Tulang dan sendi merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, Tempat sumsum tulang dan syaraf
Lebih terperinciKompartemen cairan di dalam tubuh
MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)
1 PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric) A. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kalsium darah dengan metode CPC photometric. 2. Mahasiswa akan dapat menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat kehamilan, terjadi peningkatnya kebutuhan janin untuk masa pertumbuhannya, sebagai respon ibu melakukan perubahan metabolisme secara jumlah maupun intensitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit. Ada kementakan (probality) bahwa urinalisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh tubuh. Kekurangan asupan kalsium di dalam tubuh dapat menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kalsium merupakan salah satu mineral makro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan asupan kalsium di dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan, terutama berhubungan
Lebih terperinciKinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:
FARMAKOKINETIK Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh: Absorpsi (diserap ke dalam darah) Distribusi (disebarkan ke berbagai jaringan tubuh) Metabolisme (diubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Osteoporosis
17 TINJAUAN PUSTAKA Osteoporosis Pengertian Osteoporosis National Osteoporosis Foundation (2003) mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit kronis progresif yang dicirikan dengan rendahnya massa tulang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang masih menganggap bahwa gigi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berada di dalam jaringan lain dan cairan tubuh yang secara luas didistribusikan ke
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium 1. Definisi Kalsium Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. terdapat kurang lebih 1.200 gram kalsium, 99% berada di dalam tulang rangka,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi yang baik, dengan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METABOLISME TULANG Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi yang baik, dengan aliran darah total 200-400 ml/menit. 14 Sel yang berperan dalam pembentukan dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan
Lebih terperinciSistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral
Sistem Muskuloskeletal Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Bones internal framework Muscles generate force and movement Ligaments connect bones Tendons connect muscles to bone Semua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengambil kebijakan di bidang kesehatan. Beberapa dekade belakangan ini,
9 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang mempunyai karakterisktik meningkatnya nilai glukosa plasma darah. Kondisi hiperglikemia ini diakibatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu ternak unggas yang mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan karena dalam pemeliharaannya tidak membutuhkan area
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 41,4% dan osteoporosis selalu menyertai usia lanjut baik perempuan maupun laki-laki,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan hidup rakyat Indonesia penyakit kerapuhan tulang akan sering dijumpai. Sejak tahun 1990 sampai
Lebih terperinciPatogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula
Patogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula Hikmat Permana Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Perjan Hasan Sadikin FK Universitas Padjadjaran Bandung Osteoporosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Suplemen Minuman Berenergi Suplemen minuman berenergi adalah minuman penambah energi termasuk ke dalam kategori suplemen makanan. Suplemen makanan merupakan produk yang dapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 2 OSTEOPETROSIS. Osteopetrosis adalah suatu penyakit herediter yang terjadi karena
BAB 2 OSTEOPETROSIS 2.1 Definisi Osteopetrosis adalah suatu penyakit herediter yang terjadi karena mineralisasi tulang yang berlebihan sehingga tulang menjadi lebih tebal daripada normal. Resorbsi tulang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur dengan cara menggerakkan gigi geligi tersebut ke tempat yang ideal. Pergerakan gigi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup pada masa dewasa awal sebagai masa transisi dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu perhatian khusus adalah masalah
Lebih terperinciSISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN
SISTEM DIGESTIVA (PENCERNAAN) FISIOLOGI PENCERNAAN Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk Secara sederhana, sistem pencernaan adalah portal untuk nutrisi untuk mendapatkan akses ke sistem
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam tipe petelur berperan penting sebagai sumber protein. Sasaran sub sektor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Distribusi umur Umur pasien kelompok fraktur intertrochanter adalah 69,7 + 3,7 tahun, sedangkan umur kelompok fraktur collum femur adalah 72,5 + 5,8 tahun. Didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua orang lebih memperhatikan penampilan atau bentuk tubuh, baik untuk menjaga kesehatan ataupun hanya untuk menjaga penampilan agar lebih menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman, 1996; Teronen dkk., 1997).
Lebih terperinciJenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang adalah organ keras yang berfungsi sebagai alat gerak pasif dan menjadi tempat pertautan otot, tendo, dan ligamentum. Tulang juga berfungsi sebagai penopang tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di indonesia kesadaran akan osteoporosis masih rendah, terutama dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif di mana terjadi proses
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pakan Sapi Perah Faktor utama dalam keberhasilan usaha peternakan yaitu ketersediaan pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi (Firman,
Lebih terperinciPengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi
Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan
Lebih terperinciFUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP
TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka pencabutan gigi di Indonesia relatif masih tinggi. Rasio penambalan dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar daripada
Lebih terperinciVITAMIN K (MENADION) Dr. Inge Permadhi MS
VITAMIN K (MENADION) Dr. Inge Permadhi MS Sifat fisik Tidak rusak oleh pemanasan Tidak larut atau hilang oleh pemasakan Tidak stabil dalam suasana alkalis atau adanya sinar Anti vitamin K (Coumarin) Walfarol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteoporosis Secara harfiah kata osteo berarti tulang dan kata porosis berarti berlubang atau dalam istilah populer adalah tulang keropos. Zat kapur, kalsium adalah mineral terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009
27 BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Nutrisi olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan akan menjadi salah satu faktor penentu prestasi atlit. Untuk dapat menghasilkan kualitas performa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinci