I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang masih menganggap bahwa gigi desidui tidak perlu diperhatikan karena akhirnya akan diganti dengan gigi permanen. Akan tetapi, pada kenyataannya gigi desidui sangatlah penting untuk kebutuhan dasar anak yaitu mengunyah, menelan, berbicara dengan benar, dan menjaga ruangan untuk gigi permanen. Pertumbuhan gigi desidui anak usia 6-12 bulan dapat diamati pada erupsi gigi incisivus anak (Ariyani, 2011) Manusia memerlukan zat gizi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Zat gizi dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok besar, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih besar dari 100 mg/hari disebut makromineral, misalnya: Ca, P, Na, K, dan Mg, sebaliknya mikromineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari, misalnya: Fe, Zn, I, Se, Cu, dan Mn (Ariyani, 2011). Mineral yang membantu pertumbuhan tulang dan gigi salah satunya adalah kalsium. Pada usia 1 tahun sumber makanan yang banyak mengandung kalsium adalah susu. Susu dikenal banyak mengandung kalsium yang berfungsi menguatkan gigi. Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan dipakainya susu sapi sebagai bahan dasar karena banyaknya susu yang 1

2 2 dihasilkan oleh peternak dan kandungan susu sapi dapat memenuhi kebutuhan gizi anak (Cita, 2008). Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding lainnya. Struktur gigi terdiri dari beberapa jaringan mulai dari , dentin, pulpa, pembuluh syaraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut (Stewart, 1982; Koch, 1991). Erupsi merupakan salah satu indikator pertumbuhan dan perkembangan gigi. Pengetahuan tentang erupsi gigi normal sangat penting untuk mengetahui apakah keterlambatan atau percepatan erupsi itu disebabkan oleh faktor lokal, genetik atau sistemik (Soewondo dan Hidayat, 2014). Pada anak yang waktu erupsi giginya lebih lambat diketahui bahwa mereka kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti susu, telur, ikan dan daging. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi menurut UAB Health System (2004) ialah asupan kalsium, fosfor, vitamin C dan D. Kekurangan zat-zat diatas dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan gigi serta memperlambat waktu erupsi gigi (Indriyanti, 2006). Lebih dari 99 % kalsium terdapat dalam tulang. Kalsium fosfat tulang disimpan dalam matriks organik yang berserat lunak dan terdiri atas serat-serat kolagen serta sedikit gel mukopolisaka-rida (Asnah Maezuki, 2013). Kalsium yang dikonsumsi oleh tubuh akan membantu pertumbuhan pada anak. Salah satu makanan utama anak usia 6-12 bulan adalah susu. Rata-rata kadar kalsium susu formula yang ada layak diperjualbelikan yaitu sekitar 35

3 3 39 gr setiap takaran per sajian. Oleh karena itu banyak ataupun sedikitnya konsumsi susu yang mengandung kalsium oleh anak akan terlihat beberapa perbedaan pada pertumbuhannya. Selain sebagai bahan dalam pembentukan tulang, kalsium juga bermanfaat pada pertumbuhan gigi. Mineral yang membentuk dentin dan yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium dalam tubuh berlangsung lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat didalam lapisan dentin. Sedikit pertukaran kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan dan ludah (Cica, 2004). Pertumbuhan gigi dimulai dengan tumbuhnya dua gigi incisivus rahang bawah pada saat bayi berusia 6 7 bulan disusul dengan gigi incisivus rahang atas. Pada usia 7 9 bulan tumbuh dua gigi incisivus depan kedua rahang atas maupun bawah. Gigi incisivus kedua di rahang bawah tumbuh lebih dulu sebelum gigi incisivus kedua rahang atas. Lalu, gigi geraham pertama tumbuh pada usia bulan. Gigi taring muncul pada usia bulan. Gigi geraham kedua tumbuh pada usia bulan. Biasanya, anak punya gigi desidui lengkap ( 20 ) pada usia 2 tahun. Lalu satu per satu gigi desidui itu tanggal dan digantikan gigi permanent yang jumlahnya 32 buah, yang dimulai saat anak berusia 5-6 tahun sampai gigi geraham bungsu muncul pada usia tahun (Pratiwi, 2007). Kekurangan kalsium akan menghambat proses kalsifikasi gigi dan memperlambat pembentukan struktur gigi (Meikawati, 2007). Kualitas gigi sangat dipengaruhi oleh kekerasan enamel dan kekuatan dentin. Bagian terbesar

4 4 dari enamel dan dentin adalah bahan anorganik, pada enamel sebanyak 96%, dentin 70%. Sekitar 37% dari bahan anorganik tersebut adalah kalsium (Meikawati, 2007). Kalsium yang dikonsumsi anak usia 6-12 bulan harus sesuai standar gizi yang ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu sekitar 100 gr per hari. Dengan bantuan konsumsi susu berkalsium dengan kadar sekitar gr per sajian dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh dinas sebanyak 100 gr kalsium per hari. Apabila susu dikonsumsi sebanyak 3 kali sehari telah memenuhi asupan kalsium susu yang dianjurkan oleh dinas kesehatan, apalagi jika anak diberi kalsium susu sebanyak 4 kali sehari maka asupan kalsium yang telah dikonsumsi anak yang diperoleh dari susu telah lebih dari cukup (Fatmawati, 2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas dimana susu formula mengandung kalsium dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana pengaruh asupan susu formula terhadap erupsi gigi incisivus anak usia 6 12 bulan?

5 5 C. Keaslian Penelitian Penelititan tentang pengaruh asupan susu formula pada pertumbuhan gigi anak usia 6 12 bulan sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Adapun penelititan lain yang pernah dilakukan adalah penelitian Sangande dkk. (2013) tentang gambaran erupsi gigi desidui berdasarkan status gizi anak usia 6-24 bulan. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan kali ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada variabel pengaruh penelitian sebelumnya yaitu tingkat status gizi anak, sedangkan pada penelitian ini adalah asupan susu formula anak. D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh asupan susu formula terhadap erupsi gigi incisivus anak usia 6 12 bulan. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberi informasi tentang pengaruh asupan susu formula pada erupsi gigi incisivus anak usia 6 12 bulan. 2. Bagi Masyarakat Memberi informasi pada masyarakat bahwa asupan susu formula dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi incisivus pada anak usia 6 12 bulan.