BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi nasional. Semakin
|
|
- Adi Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi nasional. Semakin tinggi daya beli dan konsumsi publik, maka semakin tinggi pula tingkat penggunaan listriknya. Data yang diperoleh dari Statistik PLN 2013 ( bahwa jumlah energi listrik terjual pada tahun 2013 sebesar Giga Watt hour (GWh) meningkat 7,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 di mana pertumbuhan pemakaian listrik naik sebesar 7,2 persen dibanding semester yang sama tahun lalu. Total pemakaian listrik 2013 adalah sebesar 90,48 Tera Watt hour (TWh) dan 2012 sebesar 84,43 TWh. Jumlah pemakaian listrik terlihat dalam beberapa sektor kelompok pengguna antara lain pada kelompok pelanggan sektor industri mengkonsumsi sebesar GWh (34,33%), rumah tangga GWh (41,17%), bisnis GWh (18,40%), dan lainnya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum) GWh (6,11%). Penjualan energi listrik untuk semua jenis sektor kelompok pelanggan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,99 persen, 7,04 persen, 1,33 persen dan 7,08 persen. Jumlah pelanggan pada akhir tahun 2013 sebesar di mana mengalami peningkatan sebesar 8,44 persen dari akhir tahun Hal ini telah dikemukakan juga oleh energitoday.com (1 April 2014) bahwa kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4 persen per tahun untuk mendukung pertumbuhan 73
2 ekonomi nasional rata-rata 6 persen per tahunnya. Uraian penjualan listrik per sektor selama 10 tahun terakhir adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Penjualan Listrik per Sektor Tahun Rumah Tahun Tangga Komersial Industri Penerangan Sosial Pemerintah GWh % GWh % GWh % GWh % GWh % GWh % Sumber: Statistik PLN, Statistik DJK dan Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, diolah. Mengacu pada data Tabel 1.1 peningkatan jumlah produksi alat-alat yang berkaitan langsung dengan listrik, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas hendaknya berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi dan pelanggan sebagai upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional. Transformator, sering dikenal dengan trafo merupakan salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik yang pasti ada dalam setiap pemasangan instalasi listrik dan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh terdapat pada pembangkit tenaga listrik sebagai penarik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi dalam pemasangan instalasi listrik maupun jenis-jenis trafo dalam adaptor-adaptor listrik, yaitu adaptor telepon genggam, kamera, dan sebagainya. Melihat penggunaannya memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlihat dari Data Statistik PLN 2013 bahwa kapasitas terpasang trafo gardu induk sebesar MVA, meningkat 5,54 persen dari tahun sebelumnya yaitu tahun Jumlah trafo gardu induk yang terpasang adalah sebanyak unit. Kapasitas 2
3 terpasang dan jumlah trafo gardu distribusi menjadi MVA dan unit. Kapasitas terpasang dan jumlah trafo pada tahun 2013 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,22 persen dan 5,45 persen. PT. Trafoindo Prima Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi dan pemasaran transformator distribusi dan transformator tenaga. Resmi didirikan pada tanggal 28 Oktober 1981 dengan nama perusahaan PT. Trafindo Perkasa yang kemudian berganti nama dan berlaku hingga kini menjadi PT. Trafoindo Prima Perkasa (disingkat Trafoindo). Pelanggan mencakup seluruh sektor atau jenis industri-industri dalam negeri, Perusahaan Listrik Negara, gedung-gedung perkantoran, mal-mal perbelanjaan, serta perusahaan pertambangan umum yang dirakit sesuai dengan permintaan para pelanggan. Menurut Nur Pamudji, Direktur Utama PLN (petikan wawancara SWA Online dalam swa.co.id, 18 Agustus 2014), PT Trafoindo Prima Perkasa dan PT Sintra Sinarindo Elektrik adalah produsen yang sudah dipakai secara meluas. Pertumbuhan pemakaian listrik dari data statistik PLN tahun 2013 yang dapat berdampak terhadap peningkatan permintaan trafo di Indonesia, PT. Trafoindo Prima Perkasa bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas kerja agar dapat memenuhi permintaan terhadap kondisi listrik di Indonesia. Usaha telah dilakukan dengan memberikan varian terlengkap untuk produk dan pelayanan, unggul dalam mutu, handal dalam memberikan pelayanan, harga kompetitif di bidang manufaktur peralatan listrik tegangan menengah dan tinggi. Namun dalam mencapai target, usaha yang dilakukan dinilai belum cukup untuk memenuhi permintaan trafo dan permintaan pasar serta mempertahankan pelanggan tetapnya. 3
4 Oleh sebab itu, PT. Trafindo memerlukan pinjaman kredit kepada bank sebagai modal tambahan untuk dapat meningkatkan produksi trafo secara maksimal. Bank dalam memberikan kredit kepada calon debitur akan melihat dan menghitung kemungkinan calon debitur dalam mengembalikan pinjamannya. Oleh sebab itu, perlunya penilaian terhadap aset yang dimiliki untuk mengukur potensi aset PT. Trafindo sebagai dokumen pelengkap oleh bank bersangkutan sebagai jaminan. Proses kredit di perbankan melibatkan beberapa pihak lain selain bank dan calon debitur, diantaranya konsultan independen yaitu konsultan keuangan/feasibility study, konsultan penilai, dan konsultan pengawas (credit monitoring). Konsultan tersebut bertindak sebagai pihak independen yang memberikan opini atau nasehatnya sesuai kompetensi dan profesionalitasnya (kjppmbpru.indonetwork.co.id, 8 Agustus 2014). Adapun penilaian yang dilakukan oleh profesi penilai bertujuan untuk menjadi rujukan di sektor keuangan maupun sektor lainnya, baik untuk tujuan perbuatan hukum jual beli, pelaporan keuangan, pemberian ganti rugi, penghitungan pajak, pemenuhan persyaratan perundangan, penjaminan hutang, dan aktifitas transaksi lainnya. Mengingat pentingnya kontribusi data tersebut, maka keakuratannya menjadi hal yang sangat diutamakan dan sedapatnya telah mencerminkan kondisi pasar yang wajar terhitung pada tanggal dilakukannya penilaian. Untuk dapat menjadi konsultan dalam memberikan pendapat nilai suatu aset, konsultan tersebut harus memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang telah dipersyaratkan untuk dapat menunjukkan profesionalismenya (kjppmbpru.co.id, 8 Agustus 2014). 4
5 Secara umum istilah jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Di dalam konsideran huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbakan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan) menyatakan bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa nilai serta legalitas jaminan yang akan dimiliki oleh bank atau yang disediakan oleh debitur harus mencerminkan nilai yang sesungguhnya agar cukup untuk menjamin fasilitas kredit yang diterima oleh debitur. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut perihal kaitan antara penilaian aset milik perusahaan dan tujuan perusahaan menjadikannya sebagai jaminan kredit dengan menggunakan metode penilaian pendekatan biaya, penulis melakukan penelitian dengan memilih judul Estimasi Nilai PT. Trafoindo Prima Perkasa (TRAFINDO) dengan Menggunakan Pendekatan Biaya (Cost Approach). 1.2 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. 5
6 No. Peneliti (Tahun) 1. Andrew and Pitt (2001). 2. Samsuriadi (2003). Tabel 1.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu Judul/Metode Penelitian The valuation of the site in depreciated replacement cost and contractors basis valuations Analisis Metode Penilaian Properti Rumah Tinggal untuk Kredit Bank dengan Metode Pendekatan Biaya (Studi Kasus pada PT.Bank NTB Cabang Praya- Lombok Tengah). Hasil Penelitian Kecenderungan penelitian yang ada adalah berfokus pada masalah unsur-unsur biaya untuk menyelesaikan persoalan site valuation. Pendekatan lain adalah penggunaan standar penilaian berdasarkan kebijakan Pemerintah khususnya dalam hal penilaian properti. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan hasil antara metode Uji beda 2 rata-rata, uji assessement ratio dan ordinary least squares dalam melihat perbedaan hasil penilaian dengan metode bank, metode survei kuantitas dan Metode unit terpasang. Atas properti yang sama. 3. Wyatt (2009). 4. Erlangga (2010). 5. Makin (2012). 6. Simpan (2013). 7. Salam (2013). Practice Briefing: Replacement Cost and Market Value Penilaian Infrastruktur Jalan dengan Metode Depreciated Replacement Cost (Studi: Ruas Jalan T.M Hasan Kota Banda Aceh). Rekonsiliasi Nilai Aset Tetap (tanah dan Bangunan) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus Rekonsiliasi Nilai Aset Tetap Tanah dan Bangunan Kantor Inspektorat) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Penetapan Nilai Pasar Properti Hotel Mercure Regency Makassar untuk Tujuan Penjaminan Utang Bank. Penetapan Nilai Pasar Properti Gedung Pekantoran Graha Sucofindo PT Sucofindo (persero) Cabang Semarang Tujuan Penjaminan Utang Bank. Sumber: Data Primer, data diolah. Dapat dibuktikan bahwa menjadikan replacement cost (nilai pengganti) untuk mengestimasi nilai pasar (market value) membuat tidak jelas perbedaan antara cost dan value. Penggunaan asumsi nilai pasar tidak menghalangi penggunaan metode replacement cost (nilai pengganti) sebagai standar penilaian. Penilaian dengan pendekatan biaya menggunakan metode Depreciated Replacement Cost (DRC) menghasilkan nilai aset jalan sebesar Rp ,00 dapat membantu Pemerintah Kota Banda Aceh dalam menyusun neraca daerah tahun Nilai tanah di dapatkan dari statistik analisis regresi linier berganda dan nilai bangunan dengan (DRC) depreciated replacement cost di bandingkan dengan nilai tercatat dalam laporan keuangan, tanah mengalami overvalued,bangunan undervalued. mengalami Dengan Pendekatan Biaya dengan Metode DRC dan Pendekatan Pendapatan dengan Metode DCF menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda. Dengan metode on investment didapat nilai properti lebih tinggi dibanding biaya investasi, sehingga layak untuk dijalankan. 6
7 Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu pada Tabel 1.2 terdapat persamaan penelitian yang dilakukan terhadap penelitian terdahulu, yaitu mengenai penelitian dengan menggunakan pendekatan biaya, pendekatan data pasar, dan dengan tujuan penjaminan utang bank. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini menggabungkan antara penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu dengan mencari estimasi nilai dengan tujuan penjaminan utang bank. 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quantity survey dengan harga bangunan mengacu kepada standar yang dikeluarkan MAPPI. 3. Waktu penelitian dilakukan pada periode akhir tahun Objek penelitian merupakan tanah dan bangunan pabrik/gudang berserta sarana pelengkap lainnya dengan total bangunan berjumlah delapan. 5. Objek yang dilakukan terletak di Kota Tangerang, Provinsi Banten. 1.3 Rumusan Masalah Dampak konsumsi listrik yang mengalami kenaikan akibat pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, di mana diketahui jumlah energi terjual berdasarkan pada data statistik PLN tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 7,79 persen dibandingkan dengan tahun Dari jumlah tersebut, pelanggan terbesar kedua dalam mengkonsumsi listrik berasal dari kelompok industri yaitu sebesar 3,4 persen setelah kelompok rumah tangga dengan angka konsumsi sebesar 41,17 persen yang disusul dengan kelompok bisnis dan kelompok lainnya. Dengan kata lain, penjualan energi listrik pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun 2012 pada masing-masing kelompok yaitu sebesar 6,99 persen pada 7
8 kelompok industri 7,04 persen pada kelompok rumah tangga kemudian disusul dengan kelompok bisnis dan kelompok lainnya. Melihat dampak konsumsi listrik yang kian meningkat dari tahun ke tahun, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi, distributor dan pemasaran transformator PT. Trafoindo Prima Perkasa perlu adanya peningkatan dalam kualitas maupun kuantitas produk. Pinjaman dana modal dalam bentuk kredit kepada bank menjadi pilihan bagi PT. Trafindo demi tercapai tujuan untuk dapat meningkatkan produksi trafo secara maksimal sehingga dapat memfasilitasi permintaan trafo akibat dampak kenaikan konsumsi listrik yang terjadi dari tahun ke tahun. Memberikan pinjaman kredit kepada calon debitur, bank harus mempertimbangkan kelayakan untuk mengembalikan pinjaman pada waktu yang telah disepakati bersama. Agar mengetahui kelayakan calon debitur untuk mendapatkan kredit dari bank, mengetahui estimasi nilai suatu tanah dan bangunan yang akan di jadikan sebagai jaminan pinjaman merupakan salah satu caranya. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk dijadikan sebagai salah satu pedoman atau acuan PT. Trafoindo Prima Perkasa untuk menjaminkan salah satu atau lebih asetnya kepada bank. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1. Berapakah nilai RCN (reproduction cost new) bangunan PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan menggunakan metode survei? 2. Berapakah nilai pasar tanah dan bangunan PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan pendekatan biaya (cost approach)? 8
9 1.5 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi nilai RCN (reproduction cost new) bangunan dan sarana pelengkap lainnya PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan menggunakan metode survei. 2. Berdasarkan nilai pasar dengan pendekatan biaya (cost approach) dapat diketahui nilai aset tetap (tanah dan bangunan) PT. Trafoindo Prima Perkasa. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi oleh berbagai pihak diantaranya sebagai berikut. 1. Secara akademi agar pembaca dapat lebih memahami pendekatan biaya yang dapat dilakukan dalam penilaian tanah dan bangunan pabrik. 2. Bagi penulis selanjutnya dapat menjadi pertimbangan kekurangan yang perlu diteliti lebih lanjut demi kesempurnaan penelitian. 3. Bagi pihak PT. Trafoindo Prima Perkasa diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh PT. Trafoindo Prima Perkasa untuk mengetahui estimasi nilai aset tanah dan bangunan yang dimiliki dan agar pihak bank terkait yang memberikan pinjaman kredit dalam mempertimbangkan estimasi nilai pabrik II PT. Trafoindo Prima Perkasa. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II 9
10 Landasan Teori, menguraikan tentang landasan teoritis yang digunakan dalam pnelitian. Bab III Metode Penelitian, menjelaskan tentang jenis penelitian yang dilakukan, alat analisis dan batasan dan asumsi penelitian. Bab IV Analisis dan Pembahasan, memaparkan tentang deskripsi data penelitian, dan penilaian nilai pasar PT. Trafoindo Prima Perkasa dengan pendekatan biaya. Bab V merupakan bab Simpulan dan Saran yang memuat tentang simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10
BAB I PENDAHULUAN. Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi industri pariwisata di Indonesia memiliki jenis yang bervariatif, berbagai macam bentuk potensi wisata seperti wisata alam, sejarah, budaya dan religi dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan waktu yang diiringi dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi dan kebutuhan penggunaan uang dalam kegiatan perekonomian, transaksi antara
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. infrastruktur dijadikan sebagai modal sosial oleh masyarakat. Semakin baik jaringan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Jaringan transportasi yang merupakan infrastruktur fisik mempunyai peran yang cukup penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Aset merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pemerintahan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah memiliki aset yang dikelolanya. Aset merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pemerintahan, baik Pemerintah Pusat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaidah kaidah akuntansi yang berlaku umum. Menurut IAI (2015) dalam PSAK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan aktiva tetap berwujud milik entitas tidak hanya terletak pada bagaimana aktiva tetap tersebut menjadi aktiva produktif yang menghasilkan capital gain, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Riau, khususnya Pekanbaru sangat meningkat. Pekanbaru merupakan Kota dengan pertumbuhan dan perkembangan tertinggi di Indonesia. Kota yang diprediksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan. Pengertian aset menurut Standar Penilaian Indonesia (2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang meliputi pelayanan, pengaturan, pembangunan, dan pemberdayaan. Pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian suatu negara sesuai dengan yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPedoman Penilaian dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti terkait LTV
Pedoman Penilaian dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti terkait LTV 1. Latar Belakang Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. mengestimasi nilai barang milik daerah berupa nilai tanah dan bangunan Gedung
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengestimasi nilai barang milik daerah berupa nilai tanah dan bangunan Gedung Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari energi listrik, energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok disamping sandang, pangan, dan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti dewasa ini semakin pesat. Pengembangan properti seperti hotel, mall, apartemen, perumahan menjadi pengembangan properti yang paling cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi
4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang padat penduduknya. Dengan jumlah penduduk yang padat, maka mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia tidak terlepas dari peran serta para pemodal (Investor) dalam melakukan transaksi saham dipasar modal, baik yang dilakukan dipasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan dan manfaat terkait dengan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan dan manfaat terkait dengan pentingnya penelitian ini. Dalam bab ini juga diuraikan rumusan masalah, pertanyaan serta keaslian penelitian. Sistematika
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. revisi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai revisi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan usaha, sebuah perusahaan tentu mengharapkan laba dari kegiatan usaha tersebut. Dimana laba ini mencerminkan kondisi dari perusahaan.
Lebih terperinciJumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, karena pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi merupakan upaya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HUTANG, EKUITAS SERTA INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN
ANALISIS PENGARUH HUTANG, EKUITAS SERTA INVESTASI TERHADAP LABA PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR KEPADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis
Lebih terperinciPROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG
PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG Nama : Tri Anggun Mulyati NPM : 45209750 Jurusan : D3 Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Aris Budi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2015 adalah 5,6 %. Angka pertumbuhan. % pada tahun Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan baik. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka masyarakat dan pemerintah sangat penting perannya. Perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pencapaian kesejahteraan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini mengakibatkan hampir semua peralatan bekerja dengan bersumber dari listrik
Lebih terperinciKEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB19 21209691 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat perlu diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di dunia bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas telah menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di dunia bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut menuntut pelaku bisnis untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini perusahaan sangat bergantung pada pendanaan atau permodalan. Sumber pendanaan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, energi listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Kebutuhan energi listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan permasalahan yang semakin kompleks memerlukan adanya penyesuaian tentang kebijakan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Teknologi informasi (TI) merupakan teknologi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman telah menjadikan kebutuhan semakin kompleks. Kebutuhan akan kemudahan dalam mengakses teknologi mengharuskan suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Memiliki luas total sekitar 350,54 km².
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Memiliki luas total sekitar 350,54 km². Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama
Lebih terperinciKeadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciAnalisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-67 Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya Shahara Nur Laila dan Christiono Utomo Jurusan Teknik
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR
37 IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR 4.1 Jalan Jalan merupakan infrastruktur yang penting untuk menghubungkan satu daerah ke daerah lain atau satu pusat perekonomian ke pusat perekonomian lainnya. Ketersediaan
Lebih terperinciOleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan
Lebih terperinciPERAMALAN PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA ( )
73 PERAMALAN PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA (213221) Ir. Lela Nurpulaela, MT Abstrak Penjualan Energi listrik di Indonesia untuk setiap sektor pelanggan listrik semakin meningkat tiap tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia. Pada awalnya PT. PLN ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank dan Perbankan Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat memberikan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sisi retribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan mengenai latar belakang dan motivasi penelitian. Latar belakang dari penelitian ini memaparkan perkembangan pasar Klithikan Pakuncen yang pesat memberikan potensi Pendapatan
Lebih terperinciPERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK KECAMATAN DEMPET DESA DEMPET Jln. Raya Dempet Gajah Nomor. 22 Dempet Kode Pos. 59573 PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012 T E N T A N
Lebih terperinciPERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI
SKRIPSI PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG ) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern saat ini, energi lisrik merupakan salah satu elemen yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat dalam beraktifitas, baik digunakan untuk keperluan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam bisnis tujuannya adalah menghasilkan profit bagi perusahaan. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk memaksimalkan kekayaan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang menunjang pelaksanaan perekonomian dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, serta stabilitas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Asumsi-Asumsi Pembangunan 4.1.1. Jadwal Pembangunan dan Pemasaran Proyek Berdasarkan keterangan yang diperoleh, pelaksanaan pembangunan proyek telah dimulai sejak awal
Lebih terperinciBAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA
1.1.Jenis-Jenis Perusahaan BAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan menghasilkan keuntungan, dengan cara menjual produk (barang dan Jasa) kepada
Lebih terperinciakan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupaya memajukan perekonomiannya dengan berbagai faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang ilmu ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan jangka panjang yang menjadi tolak ukur dalam mengukur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan yang berdasarkan Demokrasi Ekonomi dengan fungsi utamanya yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu wadah bagi sekumpulan orang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu wadah bagi sekumpulan orang untuk melakukan kegiatan usaha guna mendapatkan keuntungan. Adanya keuntungan atau kerugian dapat diketahui apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu komoditi strategis dalam perekonomian Indonesia, karena selain digunakan secara luas oleh masyarakat terutama untuk keperluan penerangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan berkembang menjadi semakin luas dan maju tidak terlepas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan berkembang menjadi semakin luas dan maju tidak terlepas dari kualitas kinerja perusahaan. Keberhasilan kinerja perusahaan tidak akan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pengelolaan aset bertujuan untuk memberikan kejelasan status kepemilikan aset, inventarisasi kekayaan, optimasi penggunaan dan pemanfaatan aset dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan perbankan 1 di negeri yang bersangkutan sebab industri Perbankan yang
Lebih terperinciIV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
Lebih terperinciPT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur
No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 018100.S/HM.05/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 18 Jun 2012 18:21:14 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu
Lebih terperinciPENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI
PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya jumlah penduduk maka sistem distribusi tenaga listrik juga berkembang. Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan. Berdiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang berkembang dengan pesat, baik itu dalam usaha dagang, usaha jasa atau usaha manufaktur. Selain itu, banyak perusahaan yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dan keuntungan bagi para pemegang sahamnya. Salah satu upaya untuk mencapai tujuannya ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak perekonomian bangsa. Bank merupakan lembaga yang berfungsi sebagai tempat melakukan transaksi yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di semua sektor menampakkan besarnya peran energi dalam kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lebih terperinci