TUTORIAL ANALISIS PERANCANGAN KERJA 1 DAN STANDARISASI WAKTU. CASE 1: Mengedintifikasi Penyebab Terjadinya Gerakan Tidak Efektif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUTORIAL ANALISIS PERANCANGAN KERJA 1 DAN STANDARISASI WAKTU. CASE 1: Mengedintifikasi Penyebab Terjadinya Gerakan Tidak Efektif"

Transkripsi

1 TUTORIAL ANALISIS PERANCANGAN KERJA 1 DAN STANDARISASI WAKTU CASE 1: Mengedintifikasi Penyebab Terjadinya Gerakan Tidak Efektif Pak Jack merupakan salah seorang operator rakit di PT. LEGO, ia bertugas untuk merakit beberapa bagian eskavator. Bagian-bagian eskavator tersebut terdiri dari arm (lengan), boom (bahu), bucket (alat keruk), dan trackshoe (roda rantai). Berikut adalah data yang diperoleh pada saat Pak Jack bekerja merakit bagian eskavator berdasarkan hasil pengamatan studi waktu langsung: Dari hasil pengamatan studi selama enam hari dimana perusahaan tersebut memproduksi 10 produk eskavator setiap harinya, diperoleh data observasi aktivitas gerakan operator yang tidak efektif sebagai berikut: Observasi Aktifitas Gerakan Operator NO. Gerakan Terblig (tidak Banyaknya gerakan tidak efektif pada pengamatan efektif) Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 1. Select Position Inspect Search Plan Unavoidable delay Avoidable delay Rest to overcome fatigue Hold

2 CASE 2: Menentukan Waktu Baku Pak Ergo merupakan seorang pengamat yang akan melakukan pengamatan waktu pada PT. Tas Asik guna mendapatkan waktu baku pada proses produksi yang berlangsung pada PT. Tas Asik. PT. Tas Asik merupakan perusahan yang bergerak pada bidang produksi tas dimana proses pembuatan tas terbagi menjadi 2 worstation, yakni workstation pemodelan dan workstation penjahitan. Berikut merupakan data waktu proses dari masing-masing workstation yang dikumpulkan oleh Pak Ergo, dimana Pak Ergo melakukan 15 kali pengamatan untuk proses pada workstation 1, dan 35 kali pengamatan pada workstation 2. Data waktu proses workstation 1 Waktu Proses WS 1 Pengamatan 1-5 Pengamatan 6-10 Pengamatan ,00 8,00 9,00 11,00 12,00 6,00 8,00 10,00 11,00 15,00 7,00 8,00 10,00 11,00 15,00 Data waktu proses workstation 2 Waktu Proses WS 1 Pengamatan 1-5 Pengamatan 6-10 Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan ,68 12,51 12,66 12,96 13,58 12,09 12,53 12,66 13,08 13,64 12,26 12,54 12,81 13,14 13,65 12,27 12,58 12,84 13,18 13,66 12,27 12,6 12,93 13,19 13,67 12,33 12,61 12,93 13,37 13,67 12,42 12,62 12,95 13,4 13,68 Bantulah Pak Ergo untuk mencari waktu baku dari masing-masing workstation tersebut! 2

3 TUTORIAL CASE 1 MEMBUAT CHECKSHEET MENGGUNAKAN MS. EXCEL Setelah didapatkan data Gerakan Therblig (tidak efektif) dalam proses peraktian sebagai berikut : Observasi Aktifitas Gerakan Operator NO. Banyaknya gerakan tidak efektif pada pengamatan Gerakan Terblig (tidak efektif) Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke Select Position Inspect Search Plan Unavoidable delay Avoidable delay Rest to overcome fatigue Hold Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat Check Sheet berdasarkan studi kasus yang diberikan: 1. Buatlah tabel seperti berikut: Check sheet gerakan terblig tidak efektif N O Gerakan tidak efektif Hari pengamatan ke Total 3

4 2. Isi kolong Gerakan Terblig (tidak efektif) seperti berikut: Check sheet gerakan terblig tidak efektif NO Gerakan tidak efektif 1 Select 2 Position 3 Inspect 4 Search 5 Plan 6 Unavoidable delay 7 Avoidable delay 8 Rest to overcome fatigue 9 Hold Hari pengamatan ke Total 3. Isi kolom hari pengamatan ke- sesuai jumlah gerakan terblig tidak efektif yang di dapat pada studi kasus Check sheet gerakan terblig tidak efektif N Hari pengamatan ke- Gerakan tidak efektif O Select Position Inspect Search Plan Unavoidable delay Avoidable delay Rest to overcome fatigue Hold Total 4

5 4. Isi kolom jumlah dengan menjumlahkan data cacat produk menggunakan rumus SUM pada excel dan memblok baris yang akan dijumlahkan. 5. Untuk mengisi kolom total dapat dilakukan dengan mengulang langkah ke-4 untuk setiap barisnya atau menarik ujung bawah kanan sel hingga ke baris paling bawah Hingga semua kolom total terisi seperti berikut: 5

6 6. Ubahlah angka pada table pengamatan dari bentuk angka menjadi bentuk turus, seperti berikut: Check sheet gerakan terblig tidak efektif NO Gerakan tidak efektif Hari pengamatan ke Total 1 Select II III II I II I 11 2 Position II I I II II I 9 3 Inspect IIIIIIIII IIIIII IIII III II II 26 IIIIIII Search IIIIIIII IIII II I I 4 I 24 5 Plan IIIIII IIII II I I I 15 6 Unavoidable delay I I II II III IIII 13 7 Avoidable delay IIIIIIIII IIIII IIII IIII III I 26 Rest to overcome II II II III IIII IIIII 8 fatigue 18 9 Hold IIIIIIIII IIIII II I III II 22 MEMBUAT HISTOGRAM MENGGUNAKAN MS. EXCEL Berikut beberapa langkah membuat histogram dari checksheet yang telah dibuat: 1. Blok kolom Gerakan tidak efektif dan kolom jumlah pada tabel check sheet. 2. Pilih INSERT tab kemudian pilih grafik batang pada tool bar CHARTS dan pilih more column charts. 6

7 3. Setelah itu akan muncul sebagai berikut: Kemudian pilihlah table histogram yang berada di sebelah kanan, maka akan muncul table sebagai berikut: HISTOGRAM 0 1 Select Position Inspect Search Plan Unavoidable delay Avoidable delay Rest to overcome fatigue Hold 7

8 MEMBUAT DIAGRAM PARETO a. Buat tabel yang berisi data produk cacat yang telah diurutkan dari frekuensi yang terbesar ke terkecil. b. Jumlah akumulatif merupakan penjumlahan nilai sel pada kolom jumlah dengan nilai sel pada kolom jumlah sebelumnya. Pada sel pertama kolom jumlah akumulatif, dituliskan jumlah akumulatif sama dengan kolom jumlahnya. Pada baris kedua dan selanjutnya menggunakan rumus penjumlahan kemudian ditarik hingga sel gerakan tidak efektif terakhir. 8

9 c. Pilih sel jumlah total kemudian ubah nama sel di kiri atas untuk mempermudah saat pemanggilan sel. Ubah sel D15 menjadi sel jumlah seperti gambar dibawah ini. 9

10 d. Untuk mengisi kolom persentase, menggunakan rumus di excel dengan membagi nilai sel gerakan tidak efektif pada kolom jumlah akumulatif dengan jumlah seluruhnya. Kemudan drag ujung kanan bawah sel hingga baris jenis cacat terakhir. 10

11 e. Untuk mengubah nilai pada kolom persentase menjadi dalam bentuk persen, blok kolom persentase kemudian klik kanan dan pilih FORMAT CELLS. f. Akan tampil dialog box seperti gambar dibawah ini, kemudian ubah kategori NUMBER PERCENTAGE pada tab number. 11

12 g. Blok kolom jenis cacat, jumlah, dan persentase kecuali baris total. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah. h. Klik Insert Insert Column or Bar Chart Column (2-D Column) Clustered Column untuk menampilkan grafik batang. Secara default grafik batang akan terlihat seperti berikut : GERAKAN THERBLIG TIDAK EFEKTIF Jumlah Persentase 12

13 i. Klik kanan pada grafik batang berwarna merah pilih Format Data Series dan rubah PRIMARY AXIS SECONDARY AXIS. Grafik warna oranye akan berubah menjadi Secondary dan muncul skala nilai data di sisi kanan grafik. Secara default grafik akan terlihat seperti berikut : GERAKAN THERBLIG TIDAK EFEKTIF % 100% 80% 60% 40% 20% 0% Jumlah Persentase 13

14 j. Klik kanan pada grafik batang oranye kemudian pilih CHANGE SERIES CHART TYPE. Kemudian akan tampil dialog box seperti gambar dibawah. Ubah chart type pada series name persentase dari CLUSTERED COLUMN LINE WITH MARKERS kemudian klik OK. 14

15 Maka akan tampil grafik seperti gambar dibawah ini. GERAKAN THERBLIG TIDAK EFEKTIF % 100% 80% 60% 40% 20% 0% Jumlah Persentase k. Klik kanan pada angka 30 dan pilih Format Axis. Pada Axis Option, set nilai pada grafik Maximum dengan nilai Total defect : 164 dan Minimum : 0 15

16 Klik kanan pada angka 120%, pilih Format Axis. Di Axis Option, set nilai maximum : 1.0 dan minimum : 0. Jika berhasil, maka secara default hasilnya akan seperti gambar dibawah % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jumlah Persentase 16

17 l. Untuk menampilkan nilai pada masing-masing grafik batang dan titik pada grafik garis, klik kanan pada grafik batang atau grafik garis kemudian pilih ADD DATA LABELS ADD DATA LABELS. Jika berhasil, maka akan tampil gambar seperti gambar dibawah ini. Gambar dibawah sudah menunjukkan diagram pareto % % 100% 87.80% 90% 79.88% 80% 70.73% 70% 59.76% 60% 46.34% 50% 40% 31.71% % % % 9 10% 0% Jumlah Persentase 17

18 MEMBUAT FISHBONE Berikut uraian pembuatan fishbone diagram: Langkah 1: Menyepakati Masalah Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagai effect, atau secara visual dalam fishbone seperti kepala ikan. Penentuan kepala fishbone dapat dibantu dengan pareto, dimana permasalahan yang termasuk dalam 20% pertama merupakan permasalahan yang akan dijadikan kepala ikan (prinsip diagram pareto). Pada kasus pertama kita dapatkan dari hasil diagram pareto bahwa permasalahan yang termasuk dalam 20% pertama yakni inspect dan avoidable delay, sehingga nantinya akan dibuat 2 diagram fishbone dengan kepala ikan inspect dan avoidable delay. Effect fishbone 1 Effect fishbone 2 Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi cabang.setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai cause, atau secara visual dalam fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategorikategori ini antara lain: Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur: 1. Machine (mesin atau teknologi), 2. Method (metode atau proses), 3. Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi), 4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya), 5. Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan 6. Milieu / Mother Nature (lingkungan). 18

19 Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Product (produk/jasa), 2. Price (harga), 3. Place (tempat), 4. Promotion (promosi atau hiburan), 5. People (orang), 6. Process (proses), 7. Physical Evidence (bukti fisik), dan 8. Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas). Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa: 1. Surroundings (lingkungan), 2. Suppliers (pemasok), 3. Systems (sistem), 4. Skills (keterampilan), dan 5. Safety (keselamatan). Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming 1. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. 2. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. 19

20 3. Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak tulang kecil keluar dari garis diagonal. 4. Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan beberapa kategori. Langkah 4: Mengkaji dan Menyepakati sebab-sebab paling mungkin 1. Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebabsebab dan sub-subnya. 2. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin. 3. Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan, Mengapa ini sebabnya? 4. Pertanyaan Mengapa? akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi. 5. Tanyakan Mengapa? sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Jika sudah sampai tahap ini, maka sebab pokok telah terindentifikasi. 20

21 Berikut ini merupakan contoh hasil jadi fishbone diagram untuk case 1. Prosedur pengerjaan membingungkan Tidak mengetahui prosedur kapan harus melakukan inspeksi Kemampuan kurang sehingga kurang yakin dalam pengerjaan dan melakukan inspeksi terus menerus Inspect Kualitas material yang diolah rendah Terdapat material yang salah sehingga harus diperiksa berkala Penempatan tools yang salah sehingga harus mengecek terlebih dahulu apakah tools sudah sesuai atau belum FISHBONE 1 Prosedur pengerjaan membingungkan Jenuh sehingga bekerja sambil mengobrol Kelelahan sehingga terkadang istirahat sebelum waktunya Avoidable Delay Beberapa material rusak sehingga perlu gerakan tambahan berupa penggantian material Udara terlalu panas dan pengap sehingga operator melakukan gerakan tidak perlu seperti mengipas-ngipas FISHBONE 2 21

22 Berikut uraian pembuatan fishbone menggunakan Ms. Visio Ada beberapa langkah membuat fishbone menggunakan Ms. Visio. Buka aplikasi Ms. Visio > Pilih Template Business pada tampilan awal visio Pilih Cause and Effect Diagram> Ubah satuan menjadi Metric Units >Create 22

23 Setelah itu akan muncul tools yang digunakan dalam membuat fishbone diagram pada kiri layar, seperti gambar di bawah. Diagram dapat digunakan hanya dengan men-drag tool tersebut ke area kerja visio. a. Effect Tool effect digunakan untuk membuat pernyataan masalah utama yang secara visual diinterpretasikan seperi kepala ikan. b. Category Tool Category 1 dan Category 2 digunakan untuk membuat kategori sebab utama.perbedaan Category 1 dan Category 2 hanya terdapat pada posisi arahnya saja. Tool Category ini secara visual diinterpretasikan sebagai tulang ikan. c. Fish frame Tool fish frame digunakan untuk memberi bingkai bentuk ikan pada diagram fishbone. d. Primary Cause Tool primary cause digunakan untuk membuat sebab-sebab potensial dari penguraian kategori sebab utama. Perbedaan primary cause 1 & 2 adalah pada arah panahnya e. Secondary Cause Tool secondary cause digunakan untuk memperjelas sebabsebab dari primary cause.perbedaan secondary cause 1-6 adalah hanya penempatan tulisan teks. TUTORIAL CASE 2 23

24 Secara umum, alur pengerjaan perhitungan waktu baku adalah sebagai berikut: Tutorial ini berfokus pada perhitungan waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku. Adapun untuk uji kenormalan, keseragaman, serta kecukupan data, praktikan diperbolehkan melakukan ketiga uji tersebut dengan media apapun (perhitungan secara manual, perhitungan dengan software Microsoft Excel, perhitungan dengan software SPSS, perhitungan dengan aplikasi di internet, dst), sehingga tidak dicantumkan secara spesifik langkah-langkah tutorialnya. Metode uji yang dipakai adalah sebagai berikut 1. Uji kenormalan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. 2. Uji keseragaman data berdasarkan metode pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana halaman Uji keseragaman data berdasarkan metode pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana halaman 152. PERHITUNGAN WAKTU BAKU WORKSTATION 1 Pengamatan 1-5 Pengamatan 6-10 Pengamatan Waktu Proses WS 1 5,00 8,00 9,00 11,00 12,00 6,00 8,00 10,00 11,00 15,00 7,00 8,00 10,00 11,00 15,00 1. Uji kenormalan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov, data waktu proses pada workstation 1 adalah normal. 24

25 2. Uji keseragaman data. Dengan metode pengujian keseragaman data yang mengacu pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana, data waktu proses pada workstation 1 adalah seragam. 3. Uji kecukupan data. Dengan metode pengujian kecukupan data yang mengacu pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana, data waktu proses pada workstation 1 adalah tidak cukup. Berdasarkan hasil uji kenormalan, keseragaman data, serta kecukupan data maka data tidak dapat diolah untuk mencari waktu bakunya (cara pengujian terlampir pada file excel). Harus dilakukan pengamatan kembali dikarenakan data yang tersedia masih tidak cukup. Dalam case ini perhitungan akan tetap dilakukan untuk memahami pengolahan waktu bakunya. Perhitungan waktu siklus (cycle time) Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan pekerja/mesin menyelesaikan pekerjaannya. Rumus waktu siklus adalah: Dimana : CT = waktu siklus x i = waktu proses pada pengamatan ke i N = jumlah pengamatan CT = ( ) 15 CT = 9,73 menit Penentuan waktu normal (normal time) Waktu normal (normal time) adalah waktu yang dibutuhkan bagi pekerja rata-rata dan terlatih untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam kondisi kerja normal serta bekerja dalam kondisi wajar (tidak ada faktor kelonggaran pribadi dan delay). NT = CT x PRF Dimana: NT = waktu normal CT = waktu siklus PRF = Performance Rating Factor 25

26 Adapun beberapa metode penentuan PRF adalah sebagai berikut: Performance Rating Factor Nama Definisi Cara Penentuan Beserta Contohnya Persentasi Penentuan persentasi performa kecepatan pekerja berdasarkan hasil observasi Asumsi secara subjektif. Misal PRF = 110% NT = CT x PRF NT = 9,73 x 115% Shumard Perbandingan antara indeks pekerja yang diamati dengan indeks pekerja normal berdasarkan tabel Shumard (lihat Tabel Shumard). PRF = PRF pekerja yang diamati PRF pekerja normal Westinghouse Penentuan PRF berdasarkan penjumlahan indeks-indeks pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Lihat Tabel Westinghouse PRF = 1 + skill + effort + conditions + consistency NT = 11,193 menit Diasumsikan pekerja yang diamati masuk dalam kategori excellent. NT = CT x PRF NT = 9,73 x NT = 12,98 menit Diasumsikan pekerja yang diamati memiliki Indeks skill C1 Indeks effort C1 Indeks conditions C Indeks consistency E NT = CT x PRF NT = 9,73 x (0,06 + 0,05 + 0,02 + (-0,02)) NT = 9,73 x 1,10 NT = 10,70 menit Pada tutorial ini, kita memakai metode westinghouse. Sehingga didapat NT = 10,70 menit Penentuan waktu baku (standard time) Waktu yg dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yg dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. ST = NT x (1+AF) Dimana : ST = waktu baku NT = waktu nornal AF = allowance factor (Lihat tabel AF) 26

27 Karena pada soal tidak dideskripsikan, maka diasumsikan, pekerjaan pada workstation 2 dilakukan oleh operator pria, keadaannya adalah sebagai berikut: Tenaga yang dikeluarkan: Kategori 1 Sikap kerja: Kategori 1 Gerakan kerja: Kategori 1 Kelelahan mata: Kategori 1, pencahayaan baik Keadaan suhu tempat kerja: Kategori 4, kelelahan normal Keadaan atmosfer: Kategori 1 Kelonggaran 1% Maka AF = ( )% = 10% = 0,1 Maka ST = NT x (1+AF) ST = 10,70 x (1+0,1) ST = 10,70 x 1,01 ST = 10,81menit 27

28 PERHITUNGAN WAKTU BAKU WORKSTATION 2 Waktu Proses WS 1 Pengamatan ,68 12,51 12,66 12,96 13,58 Pengamatan ,09 12,53 12,66 13,08 13,64 Pengamatan ,26 12,54 12,81 13,14 13,65 Pengamatan ,27 12,58 12,84 13,18 13,66 Pengamatan ,27 12,6 12,93 13,19 13,67 Pengamatan ,33 12,61 12,93 13,37 13,67 Pengamatan ,42 12,62 12,95 13,4 13,68 Uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan 1. Uji kenormalan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov, data waktu proses pada workstation 2 adalah normal. 2. Uji keseragaman data. Dengan metode pengujian keseragaman data yang mengacu pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana, data waktu proses pada workstation 2 adalah seragam. 3. Uji kecukupan data. Dengan metode pengujian kecukupan data yang mengacu pada buku Teknik Perancangan Sistem Kerja karangan Sutalaksana, data waktu proses pada workstation 2 adalah cukup. 4. Karena data waktu proses workstation 2 normal, seragam, dan cukup, maka data waktu proses workstation 2 valid dan dapat diproses untuk menentukan waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku (keterangan pengujian terdapat pada file excel terlampir). Perhitungan waktu siklus (cycle time) Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan pekerja/mesin menyelesaikan pekerjaannya. Rumus waktu siklus adalah: Dimana CT = waktu siklus x i = waktu proses pada pengamatan ke i N = jumlah pengamatan CT = (11, ,51+ 12,66 +12,96+ 13, ,4 +13,68) CT = 12,88 menit 35 28

29 Penentuan waktu normal (normal time) Waktu normal (normal time) adalah waktu yang dibutuhkan bagi pekerja rata-rata dan terlatih untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam kondisi kerja normal serta bekerja dalam kondisi wajar (tidak ada faktor kelonggaran pribadi dan delay). NT = CT x PRF Dimana NT = waktu normal CT = waktu siklus PRF = Performance Rating Factor Adapun beberapa metode penentuan PRF adalah sebagai berikut: Performance Rating Factor Nama Definisi Cara Penentuan Beserta Contohnya Persentasi Penentuan persentasi performa kecepatan pekerja berdasarkan hasil observasi Asumsi secara subjektif. Misal PRF = 110% NT = CT x PRF NT = 12,88 x 110% Shumard Perbandingan antara indeks pekerja yang diamati dengan indeks pekerja normal berdasarkan tabel Shumard (lihat Tabel Shumard). PRF = PRF pekerja yang diamati PRF pekerja normal Westinghouse Penentuan PRF berdasarkan penjumlahan indeks-indeks pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Lihat Tabel Westinghouse PRF = 1 + skill + effort + conditions + consistency NT = 14,17 menit Diasumsikan pekerja yang diamati masuk dalam kategori excellent. NT = CT x PRF NT = 12,88 x NT = 17,17 menit Diasumsikan pekerja yang diamati memiliki Indeks skill A1 Indeks effort E1 Indeks conditions B Indeks consistency D NT = CT x PRF NT = 12,92 x (1 + (-0,04) + 0,04 + 0) NT = 12,88 x 1 NT = 12,88 menit Pada tutorial ini, kita memakai metode westinghouse. Sehingga didapat NT = 12,88 menit Penentuan waktu baku (standard time) 29

30 Waktu yg dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yg dikerjakan dalam sistem kerja terbaik saat itu. ST = NT x (1+AF) Dimana ST = waktu baku NT = waktu nornal AF = allowance factor (Lihat tabel AF) Karena pada soal tidak dideskripsikan, maka diasumsikan, pekerjaan pada workstation 2 dilakukan oleh operator pria, keadaannya adalah sebagai berikut: Tenaga yang dikeluarkan: Kategori 1 Sikap kerja: Kategori 1 Gerakan kerja: Kategori 1 Kelelahan mata: Kategori 1, pencahayaan baik Keadaan suhu tempat kerja: Kategori 4, kelelahan normal Keadaan atmosfer: Kategori 1 Kelonggaran 1% Maka AF = ( )% = 10% = 0,1 Maka ST = NT x (1+AF) ST = 12,88 x (1+0,1) ST = 12,88 x 1,01 ST = 13,01 menit 30

31 Tabel Shumard Tabel Westinghouse 31

32 Tabel AF 32

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya

Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya By Eris Kusnadi Fishbone diagram (diagram tulang ikan karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode Fish bone untuk mencari akar masalah, berikutnya digunakan metode 5W-1H untuk menganalisa lebih lanjut dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

Mengerjakan Latihan dengan Microsoft Office Excel

Mengerjakan Latihan dengan Microsoft Office Excel P10 Mengerjakan Latihan dengan Microsoft Office Excel 10.1 TUJUAN Mahasiswa memahami dan terampil mengerjakan beberapa latihan menggunakan Microsoft Excel. 10.2 PEMBAHASAN Membuat ranking pada table Mengurutkan

Lebih terperinci

Membuat Grafik dengan Dua Sumbu (Axis) Vertikal yang Berbeda

Membuat Grafik dengan Dua Sumbu (Axis) Vertikal yang Berbeda Membuat Grafik dengan Dua Sumbu (Axis) Vertikal yang Berbeda Junaidi, Junaidi (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi) Dalam penyajian data, sering dibutuhkan grafik dengan dua sumbu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

Sainstech. Dalam. Membuat. Tahap 2: Total Siswa. Jul. Mei. Mar. Feb. Apr. Jun PLC. Rata rata

Sainstech. Dalam. Membuat. Tahap 2: Total Siswa. Jul. Mei. Mar. Feb. Apr. Jun PLC. Rata rata Sainstech Unisma Bekasi Pertemuan 8 (Grafik 2 y axis dan link antar sheet) Bagian 1 : Membuat Grafik dengan 2 y axis Penjelasan singkat : Dalam latihan ini akan dilakukan pembuatan grafik yang menampilkan

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

Diagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:

Diagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut: Diagram Fishbone Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik

Lebih terperinci

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel Membuat Piramida Penduduk dengan Excel dikutip dari: http://junaidichaniago.wordpress.com/2009/04/05/membuat-piramidapenduduk-dengan-excel/ (tanggal 7 Juni 2010) Memahami komposisi penduduk menurut umur

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

PETA PETA KERJA. Nurjannah

PETA PETA KERJA. Nurjannah PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis

Lebih terperinci

Tutorial singkat MICROSOFT EXCEL 2010

Tutorial singkat MICROSOFT EXCEL 2010 MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL ----------------------------------------------------------------------------------------------------- Materi : Microsoft Excel Tutorial singkat MICROSOFT EXCEL 2010 Selamat

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengertian Pengolahan Data Pengolahan data dapat diartikan sebagai penjabaran atas pengukuran data kuantitatif menjadi suatu penyajian yang lebih mudah dimengerti dan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

Pelatihan Microsoft Excel

Pelatihan Microsoft Excel Pelatihan Microsoft Excel Advanced Petrus Santoso 13 Isi What-If Analysis... 1 Goal Seek... 1 Data Table... 2 Pivot Table... 5 Persiapan untuk Membuat Pivot Table... 6 Membuat Pivot Table... 7 Advanced

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya

Lebih terperinci

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel Pelajaran 7 Membuat Grafik dengan Microsoft Excel Tabel dan grafik merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengolah data. Dengan adanya grafik menunjukkan bahwa data yang disajikan lebih

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

Membuat Grafik Histogram dan Poligon serta Mencetaknya ke Printer

Membuat Grafik Histogram dan Poligon serta Mencetaknya ke Printer 1 Membuat Grafik Histogram dan Poligon serta Mencetaknya ke Printer Grafik Histogram Grafik Histogram sering disebut juga dengan diagram bar, yaitu suatu grafik yang berbentuk beberapa segi empat. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Adapun diagram alir metodologi penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Mulai Pemilihan tempat yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

Membuat Grafik Sondir Menggunakan Ms ExCeL 2007

Membuat Grafik Sondir Menggunakan Ms ExCeL 2007 Membuat Grafik Sondir Menggunakan Ms ExCeL 2007 Suatu kemudahan untuk menggunakan buku ini karena menyajikan tampilan instruksi yang akan memudahkan bagi para pembaca untuk mencoba menjalankannya Buku

Lebih terperinci

Modul Praktikum 4 Dasar-Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Modul Praktikum 4 Dasar-Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi Modul Microsoft Word 2003 (3) Bekerja dengan Tabel dan Grafik (Chart) A. Bekerja Dengan Tabel Dalam suatu dokumen kadang digunakan tabel untuk menampilkan data ataupun hasil analisis yang telah kita buat.

Lebih terperinci

GRAFIK (CHART) Aplikasi Manajemen Perkantoran B 1

GRAFIK (CHART) Aplikasi Manajemen Perkantoran B 1 GRAFIK (CHART) Grafik (Chart) biasanya sering digunakan untuk mengetahui suatu kenaikan atau penurunan dari angka-angka yang terjadi pada suatu data, apakah data tersebut semakin lama semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Microsoft Visio 2003

BAB PENDAHULUAN Microsoft Visio 2003 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai Microsoft Visio 2003 dan IDE (Integrated Development Environment) atau lingkungan kerja Microsoft Visio 2003. Pembahasan juga meliputi beberapa tool-tool

Lebih terperinci

Lesson 4. Presenting Data Visually

Lesson 4. Presenting Data Visually Lesson 4. Presenting Data Visually Excel punya kemampuan untuk membuat dokumen dengan tampilan profesional yang siap untuk dipublikasi dan didistribusi. Namun terbatas dalam hal desain dan layout yang

Lebih terperinci

EBOOK CARA MEMBUAT CHART DI EXCEL Oleh:

EBOOK CARA MEMBUAT CHART DI EXCEL Oleh: EBOOK CARA MEMBUAT CHART DI EXCEL 2007 2010 Oleh: www.computer1001.com KATA PENGANTAR Desain grafik (chart) Excel yang indah dan eye catching seperti yang disajikan dalam Ebook ini. Ebook berisi kumpulan

Lebih terperinci

C. OpenOffice Calc. 1. Mengatur Spreadsheet a) Mengatur Halaman Klik menu Format-Page. Atur halaman pada tab Page.

C. OpenOffice Calc. 1. Mengatur Spreadsheet a) Mengatur Halaman Klik menu Format-Page. Atur halaman pada tab Page. C. OpenOffice Calc OpenOffice Calc adalah aplikasi untuk pengolahan angka dari OpenOffice, Calc mirip dengan Microsoft Excel dari Microsoft Windows. Sehingga anda yang sebelumnya telah terbiasa dengan

Lebih terperinci

Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel

Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel Junaidi, Junaidi (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi) Memahami komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

c. Maka di layar monitor akan muncul grafik seperti berikut:

c. Maka di layar monitor akan muncul grafik seperti berikut: GRAFIK (CHART) Grafik (chart) dapat dibuat dari tabel data yang sudah dibuat sebelumnya sebagai sumber data. Grafik digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk chart. 1. Membuat Grafik Siapkan terlebih

Lebih terperinci

MEMBUAT TABEL, CAPTION PADA GAMBAR DAN TABEL, MEMBUAT DAFTAR GAMBAR DAN TABEL SERTA MENGGUNAKAN FORMULA PADA TABEL

MEMBUAT TABEL, CAPTION PADA GAMBAR DAN TABEL, MEMBUAT DAFTAR GAMBAR DAN TABEL SERTA MENGGUNAKAN FORMULA PADA TABEL MODUL 04 MEMBUAT TABEL, CAPTION PADA GAMBAR DAN TABEL, MEMBUAT DAFTAR GAMBAR DAN TABEL SERTA MENGGUNAKAN FORMULA PADA TABEL 4 JP (180 menit) Pengantar Pada modul ini dibahas materi tentang cara membuat

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengenalan Microsoft Excel 2007

Pengenalan Microsoft Excel 2007 Pengenalan Microsoft Excel 2007 Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara otomatis meliputi perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik dan manajemen data.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Mutu Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

Pada bab sebelumnya kita sudah berkenalan dengan menu Home, maka pada pertemuan kali ini kita akan berkenalan dengan menu Insert.

Pada bab sebelumnya kita sudah berkenalan dengan menu Home, maka pada pertemuan kali ini kita akan berkenalan dengan menu Insert. BAB 4 Tabel, Diagram dan Grafik Pada bab sebelumnya kita sudah berkenalan dengan menu Home, maka pada pertemuan kali ini kita akan berkenalan dengan menu Insert. Pada menu Insert terdapat kelompok toolbar:

Lebih terperinci

Membuat Grafik Di Microsoft Excel

Membuat Grafik Di Microsoft Excel Membuat Grafik Di Microsoft Excel 1. Pembuatan Grafik dengan Chart Wizard Pembuatan grafik dari data merupakan salah satu cara dalam mempermudah pembacaan, karena gambar diibaratkan bisa melukiskan segala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan diuraikan tahapan riset, dimulai dari batasan penelitian di mana yang menjadi indikator fungsi sosial BMT sebagai tema bahasan tesis ini adalah dana zakat,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

Kelas X SMK Gondang 26

Kelas X SMK Gondang 26 Kelas X SMK Gondang 26 Kegiatan Belajar 2: Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah informasi Pemanfaatan Aplikasi Pengolah Angka A. Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : MS. Excell 2010 (Bagian 2) Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : MS. Excell 2010 (Bagian 2) Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : MS. Excell 2010 (Bagian 2) Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm Micosoft Excel 2010 Untuk

Lebih terperinci

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan

MICROSOFT POWERPOINT. Pendahuluan MICROSOFT POWERPOINT Pendahuluan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN By: Rini Halila Nasution, ST, MT STUDI GERAKAN Studi gerakan atau yang biasanya disebut dengan motion study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan

Lebih terperinci

A P L I K A S I M A N A J E M E N P E R K A N T O R A N B P E R T E M U A N 6 C H A R T

A P L I K A S I M A N A J E M E N P E R K A N T O R A N B P E R T E M U A N 6 C H A R T A P L I K A S I M A N A J E M E N P E R K A N T O R A N B P E R T E M U A N 6 C H A R T PEMBAHASAN Jenis-jenis Chart Membuat & Memodifikasi Chart Menampilkan dan Mencetak Chart Jenis Chart 1. Column charts

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Membuat Grafik. Oleh : Sugeng, S.Kom

Membuat Grafik. Oleh : Sugeng, S.Kom Membuat Grafik Oleh : Sugeng, S.Kom Cara membuat grafik menggunakan microsoft excel 2007 tidak jauh berbeda dengan membuat grafik microsoft excel 2003 atau versi yang lebih lama. Kamu hanya perlu membuat

Lebih terperinci

MICROSOFT POWERPOINT

MICROSOFT POWERPOINT MICROSOFT POWERPOINT Pendahuluan Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Power Point akan membantu

Lebih terperinci

BAB VI MEMBUAT CHART & HYPERLINK

BAB VI MEMBUAT CHART & HYPERLINK DIKTAT MATA KULIAH SOFTWARE TERAPAN II BAB VI MEMBUAT CHART & HYPERLINK IF Membuat Chart Pembuatan chart atau grafik di dalam Microsoft Excel sangatlah mudah dan cepat. Excel memberikan banyak pilihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

MICROSOFT POWER POINT

MICROSOFT POWER POINT MICROSOFT POWER POINT I. PENDAHULUAN Microsoft Power Point adalah suatu software yang menyediakan fasilitas yang dapat membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah.

Lebih terperinci

V. MICROSOFT EXCEL Bag. 2

V. MICROSOFT EXCEL Bag. 2 V. MICROSOFT EXCEL Bag. 2 5.1 FUNGSI LOOKUP Fungsi lookup digunakan untuk mengatasi fungsi logika IF yang mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya, disamping itu penggunaan fungsi ini diyakini dapat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 10 Pokok Bahasan Dosen : Perancangan Sistem Kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Penggunaan Pivot Table Sederhana Pada Ms. Excel

Penggunaan Pivot Table Sederhana Pada Ms. Excel Penggunaan Pivot Table Sederhana Pada Ms. Excel Eka Indriani eka.indriani@raharja.info :: http://ilmuti.org/author/ekaindriani/ Abstrak Pivot table merupakan suatu fasilitas yang terdapat di dalam Microsoft

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Microsoft Power Point 2003

Microsoft Power Point 2003 Microsoft Power Point 2003 A. Mengenal Microsoft Power Point Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah.

Lebih terperinci

Membuat Daftar Tabel dan Gambar Membuat Pengaturan Nomor Halaman Berbeda Pada Sebuah Dokumen... 3

Membuat Daftar Tabel dan Gambar Membuat Pengaturan Nomor Halaman Berbeda Pada Sebuah Dokumen... 3 DAFTAR ISI MODUL 6... 2 MENGENAL FASILITAS TAMBAHAN LAINNYA PADA MS. WORD DAN MS. EXCEL... 2 6.1. FUNGSI & FASILITAS TAMBAHAN LAINNYA PADA MS. WORD... 2 6.1.1. Membuat Daftar Tabel dan Gambar... 2 6.1.2.

Lebih terperinci

Komputer Aplikasi MI. Mia Fitriawati, S.Kom. Pertemuan 5 & 6 : Tabel, Grafis, Daftar Isi- Tabel/Gambar & Mail Merge 2013/2014

Komputer Aplikasi MI. Mia Fitriawati, S.Kom. Pertemuan 5 & 6 : Tabel, Grafis, Daftar Isi- Tabel/Gambar & Mail Merge 2013/2014 Komputer Aplikasi MI Pertemuan 5 & 6 : Tabel, Grafis, Daftar Isi- Tabel/Gambar & Mail Merge 2013/2014 Mia Fitriawati, S.Kom Tabel Tabel adalah sekumpulan sel - sel kolom dan baris yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Menurut Baroto (2002, p192), aliran proses produksi suatu departemen ke departemen yang lainnya membutuhkan waktu proses produk tersebut. Apabila terjadi hambatan atau

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL MICROMOTION AND TIME STUDY

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL MICROMOTION AND TIME STUDY TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL MICROMOTION AND TIME STUDY OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI Retno Indriartiningtias artiningtias@yahoo.com Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK Industri alas

Lebih terperinci

Seven Quality Control Tools (#2) NUR HADI WIJAYA, STP, MM

Seven Quality Control Tools (#2) NUR HADI WIJAYA, STP, MM Seven Quality Control Tools (#2) NUR HADI WIJAYA, STP, MM Seven Quality Control Tools 1. Fishbone diagram 2. Stratification 3. Check sheets 4. Histograms 5. Pareto analysis 6. Scatter diagrams 7. Control

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI Company LOGO Analisis Perancangan Kerja (Method engineering) Merupakan studi yang mempelajari secara

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah mengenai Analisis Penerapan Mutu Pada Sayuran Organik Berbasis Petani Di Selaawi Dan Limbangan, Garut, Jawa Barat

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Ms. Powerpoint 2010 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Aplikasi Komputer. Ms. Powerpoint 2010 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Aplikasi Komputer Ms. Powerpoint 2010 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Mata Kuliah Ciri Universitas (MKCU) 07 Abstract Modul ini menjelaskan tentang Aplikasi Microsoft

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

Materi Power POint Ajib Susanto, S.Kom : 1

Materi Power POint Ajib Susanto, S.Kom : 1 I. PENDAHULUAN Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi milik Microsoft, disamping Microsoft Word dan Microsoft Excel yang telah kita kenal. Ketiga aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office.

Lebih terperinci

PENGANTAR MICROSOFT EXCEL

PENGANTAR MICROSOFT EXCEL PENGANTAR MICROSOFT EXCEL A. Memulai Microsoft Excel Ada beberapa cara untuk memulai program microsoft excel antara lain : Dari menu Start 1. Klik Start, pilih menu All Program 2. Klik Microsoft Office

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL PLANNER

BAB I MENGENAL PLANNER Bab I Mengenal Planner BAB I MENGENAL PLANNER Planner adalah tool manajemen proyek yang general purpose dan menyediakan berbagai fitur, yang tersedia melalui 4 layar terpisah yang disebut layout views.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. KATA PENGANTAR M icrosoft Excel adalah program untuk mengolah lembar kerja yang paling populer saat ini. Dengan Excel, kita bisa membuat dan menganalisa berbagai data, menghitung dan membuat grafik. Modul

Lebih terperinci

BAB III MEMBUAT GRAFIK. Gambar 3.1 Membuat Grafik Menggunakan Microsoft Excel 2000

BAB III MEMBUAT GRAFIK. Gambar 3.1 Membuat Grafik Menggunakan Microsoft Excel 2000 BAB III MEMBUAT GRAFIK Pada bagian ini akan diberikan contoh pembuatan grafik menggunakan program Microsoft Excel berdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan. Gambar 3.1 Menggunakan Microsoft

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Microsoft Excel Fungsi Keuangan & Pivot Table MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

APLIKASI KOMPUTER. Microsoft Excel Fungsi Keuangan & Pivot Table MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN APLIKASI KOMPUTER Microsoft Excel Fungsi Keuangan & Pivot Table Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Teknik Informatika 11 Desi Ramayanti, S.Kom, MT Abstract

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan

Lebih terperinci

MENGELOLA TEKS DALAM KOLOM DAN TABEL

MENGELOLA TEKS DALAM KOLOM DAN TABEL MENGELOLA TEKS DALAM KOLOM DAN TABEL Jika Anda bekerja dengan kolom, sebelumnya Anda harus memahami perilaku fasilitas pengaturan kolom yang ada pada InDesign. Di dalam mendesain layout halaman, seringkali

Lebih terperinci