BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Sri Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan diuraikan tahapan riset, dimulai dari batasan penelitian di mana yang menjadi indikator fungsi sosial BMT sebagai tema bahasan tesis ini adalah dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) yang dikelola oleh sepuluh BMT di Lampung. Sepuluh BMT tersebut dipilih dari 36 BMT berdasarkan data lembaga pendamping Microfin, atas dasar kinerja (tamwil) yang dinilai dapat mewakili dan relatif lebih baik dibanding BMT lainnya yang ditunjukkan dengan perkembangan aset dan laba dalam periode lima tahun ( ). Dari sepuluh BMT tersebut diambil data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing sebagai dasar melakukan analisa adanya kesenjangan dalam pengelolaan fungsi maal dan tamwil BMT yang bersangkutan. Selain data sekunder tersebut, penelitian ini juga menggunakan kuesioner mengenai penyebab lemahnya fungsi sosial BMT yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Kuesioner tersebut disebarkan dan diisi oleh pengurus atau pengelola dari 36 BMT yang masih beroperasi hingga sekarang. Kuesioner disusun berdasarkan identifikasi faktor penyebab lemahnya fungsi sosial BMT, yang diketahui melalui proses pengungkapan pendapat dengan pengurus dan pengelola sepuluh BMT di Lampung yang menjadi objek penelitian. Identifikasi faktor penyebab tersebut dikelompokkan berdasarkan katagorisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil identifikasi melalui pengungkapan pendapat terhadap faktor penyebab lemahnya fungsi sosial BMT tersebut yang kemudian disusun menjadi bentuk pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Alat analisis menggunakan diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Diagram), yang selanjutnya menjadi panduan merumuskan hasil penelitian. 39
2 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, sebagai indikator fungsi sosial BMT adalah meliputi pengelolaan dana-dana filantropi yaitu meliputi zakat, infaq, shadaqah (ZIS) yang dikelola oleh BMT. Kesenjangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perlakuan yang berbeda dalam pengelolaan maal dan pengelolaan tamwil, di mana fungsi maal cenderung ditinggalkan, yang ditunjukkan dengan rendahnya rasio antara dana ZIS dan aset BMT, yang dapat diketahui dari pos anggaran dalam neraca keuangan BMT. Tabel 3.2 Aset Sepuluh BMT Di Provinsi Lampung Periode Periode Desember (Rupiah) Nama BMT Al Hasanah Al Ihsan Al Muhsin Assyafi'iyah Baskara Duta Jaya Fajar Mentari Pringsewu Surya Abadi Sumber: diolah (2008) Sebagai objek penelitian adalah 36 BMT yang ada di Lampung yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota, yaitu: Bandar Lampung, Metro, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Tanggamus, Tulangbawang, dan Way Kanan. Dari 36 BMT tersebut, dipilih sepuluh BMT untuk diambil laporan keuangannya berupa neraca dan rugi laba periode Desember 2003 Desember 2007, yang dapat memberikan gambaran mewakili kinerja dari BMT secara umum di Provinsi Lampung.
3 41 Kesepuluh BMT tersebut dipilih berdasarkan performa data keuangannya serta kinerja manajemen lembaga yang setiap bulan dipantau oleh lembaga pendamping Microfin Cabang Lampung, yang terkatagori relatif lebih baik/sehat dibanding yang lain, dengan aset tahun 2007 lebih dari Rp1 miliar, yang dapat dilihat dalam Tabel 3.2 di atas. Selanjutnya, analisis data dan pengungkapan pendapat dilakukan di sepuluh BMT tersebut, yang difokuskan pada fungsi baitul maal dalam mengelola dana ZIS, melibatkan pengurus dan pengelola masing-masing BMT. Adapun perkembangan dana ZIS dari kesepuluh BMT tersebut ditunjukkan dalam Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Dana ZIS Periode Periode Desember (Rupiah) Nama BMT Al Hasanah Al Ihsan Al Muhsin Assyafi'iyah Baskara Duta Jaya Fajar Mentari Pringsewu Surya Abadi Sumber: diolah (2008) Selain analisis data dan pengungkapan pendapat terhadap pengelola sepuluh BMT tersebut, juga dilakukan penyebaran kuesioner kepada 36 BMT yang menjadi sampel dari penelitian ini, termasuk juga sepuluh BMT tersebut. Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan yang bersifat tertutup, dengan pilihan
4 42 jawaban ya atau tidak. Kuesioner tersebut diisi oleh anggota pengurus atau pimpinan pengelola masing-masing BMT. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan terdiri dari data sekunder (kuantitatif), yaitu laporan keuangan (neraca) masing-masing BMT di mana dapat diketahui besarnya aset yang menunjukkan perkembangan bisnisnya, serta dana ZIS yang menjadi indikator fungsi sosial BMT. Data sekunder berupa laporan keuangan tersebut dikumpulkan dari sepuluh BMT yang perkembangannya relatif baik dibanding yang lain. Disamping itu, untuk lebih mendalami faktor penyebab lemahnya fungsi sosial BMT dan mengetahui tingkat pengaruh masing-masing faktor, dilakukan penyebaran kuesioner kepada 36 BMT yang diisi oleh pengurus atau pimpinan pengelola masing-masing BMT. Hasilnya kemudian dimasukkan dalam diagram sebab akibat (cause-and-effect diagram) atau Fishbone Diagram, untuk mengidentifikasi akar penyebab lemahnya fungsi sosial BMT tersebut secara terperinci. Sebelumnya dilakukan pengelompokan faktor penyebab masalah melalui pengungkapan pendapat (brainstorming) melibatkan para pengurus serta pengelola BMT. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu tahapan penelitian yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti (Umar, 2005, Hal.4). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode desktiptif menurut Travers (1978) seperti dikutip Umar (2005:87) bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
5 43 Alat analisis yang digunakan adalah cause-and-effect diagram, yaitu suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara suatu masalah dan kemungkinan penyebabnya. Diagram ini, mula-mula dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa pada 1953, digunakan dalam bentuk pengungkapan pendapat berikut kemungkinankemungkinan untuk mencari pemecahan suatu masalah. Diagram ini merupakan suatu model untuk menghubungkan antarpenyebab dengan permasalahan yang menjadi tema penelitian. Masalah itu disebut efek (effect), dan faktor yang mempengaruhinya disebut penyebab (cause). Cause-and-effect diagram sangat menolong untuk mengatasi permasalahan dengan mengidentifikasi penyebabnya, dan juga memberikan pemahaman terhadap efek (masalah) serta faktor-faktor yang berakibat dalam suatu proses. Diagram itu juga dikenal sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram) atau Ishikawa Diagram (Rao et.al., 1996, Hal.188). Cause-and-effect diagram disebut juga sebagai diagram tulang ikan, karena dibuat menyerupai tulang/rangka seekor ikan, dengan katagori penyebab utama disusun membentuk seperti tulang yang dihubungkan dengan tulang belakang ikan, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Tulang Ikan Sumber: Diolah (2008)
6 44 Guna memudahkan pengelompokan menyebabnya (cause), terdapat beberapa katagori utama yang umum digunakan. Dalam proses produksi, katagorisasi yang utama adalah disebut juga sebagai empat M, yaitu manpower (tenaga kerja), machines (mesin), materials (material), dan methods (metoda). Sedangkan untuk jasa, layanan, atau proses administratif, katagorisasi yang umum dipakai adalah empat P : people (orang), plant and equipment (lingkungan kerja dan peralatan), policies (kebijakan), dan procedures (prosedur). Dalam banyak kasus, pada umumnya faktor-faktor penyebab dikelompokkan ke dalam salah satu dari katagori utama tersebut. Prosedur yang umum ini adalah hanya salah satu dari beberapa yang mungkin untuk dikembangkan menjadi suatu cause-and-effect diagram (Rao et.al., 1996, Hal.189). Katagorisasi lain yang juga sering digunakan dalam memformulasikan diagram ini didasarkan pada beberapa kelompok, seperti enam M yaitu: Machine (mesin), Method (metoda), Materials (material), Maintenance (pemeliharaan), Man and Mother Nature (orang dan lingkungan), yang direkomendasikan untuk katagorisasi dalam industri manufaktur. Katagorisasi lainnya adalah delapan P yaitu: Price (harga), Promotion (promosi), People (orang), Processes (proses), Place/Plant (lingkungan kerja), Policies (kebijakan), Procedures & Product (proses dan produk/layanan), yang direkomendasikan untuk persoalan bidang administrasi dan industri jasa. Katagorisasi yang lain adalah empat S yaitu: Surroundings (lingkungan), Suppliers (penyalur), Systems (sistem), dan Skills (keterampilan), yang juga direkomendasikan untuk industri jasa. Katagorisasi penyebab dapat disesuaikan sehingga mencerminkan kondisi sebenarnya. Dalam penelitian ini pengelompokan faktor penyebab tersebut dibagi kedalam katagori: manpower (tenaga kerja), management (manajemen), methods (metode kerja), money (uang), dan environment (lingkungan).
7 45 Cause-and-effect diagram dapat mengungkapkan hubungan kunci antar berbagai variabel, dan faktor-faktor penyebab yang dapat memberikan pemahaman mendalam terhadap sebuah masalah. Ishikawa Diagram ini pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa mendorong ke arah penyelesaian masalah atau akibat (effect). Pada umumnya diagram tersebut memiliki satu kotak di sisi kanan di mana tertulis masalah (akibat) yang akan diuji. Badan utama diagram adalah suatu garis mendatar yang bersumber pada penyebab yang umum, digambarkan seperti "tulang ikan". Ke arah sisi kiri merupakan catatan masing-masing penyebab, yang diperoleh melalui brainstorming terlebih dahulu berdasarkan pada daftar penyebab utama di atas. Dari masing-masing tulang yang besar, mungkin ada tulang lebih kecil yang menyoroti aspek lebih spesifik suatu penyebab tertentu, dan bisa terdiri dari tiga cabang atau lebih. Perincian penyebab dari permasalahan pada umumnya menggunakan metode 5 why, yaitu bila satu sebab telah ditemukan, tanyakan kenapa sebab itu muncul. Pertanyaan mengapa? secara berulang, sehingga tidak ada jawaban lagi dari sebab yang terakhir. Itulah akar permasalahannya (the root cause). Tulang yang semakin banyak cabang biasanya menguraikan faktor penyebab yang lebih berpengaruh, dan sebaliknya berlaku untuk tulang dengan lebih sedikit cabang. Faktor-faktor tersebut selanjutnya didistribusikan dalam pareto chart. Distribusi pareto (pareto distribution) adalah salah satu jenis distribusi di mana sifat-sifat yang diobservasi diurutkan dari yang frekuensinya terbesar hingga terkecil, berbentuk histogram data yang mengurutkan data dari frekuensi terbesar hingga terkecil (Evans dan Lindsay, 2007, Hal.87). Kegunaan dari Pareto chart adalah untuk melihat bagian mana yang paling vital, yang nantinya akan dilakukan perbaikan pada bagian yang paling vital tersebut (Soetanto, Felecia, 2004, Hal.87).
8 46 Pareto chart dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan penyebab timbulnya permasalahan, dan dipergunakan untuk mencari sebab utama timbulnya masalah, yaitu lemahnya fungsi sosial BMT, yang diurutkan dari penyebab yang paling kuat pengaruhnya hingga yang paling lemah. 3.4 Teknik dan Alat Analisis Analisis penelitian yang akan dilakukan adalah, analisis data sekunder dan identifikasi faktor penyebab lemahnya fungsi sosial dengan menggunakan model fishbone diagram. Tujuannya adalah mengidentifikasi akar masalah lemahnya fungsi sosial BMT dan langkah yang dapat diambil pengelola lembaga tersebut untuk mengatasi permasalahan. Penelitian ini ingin mengetahui faktor penyebab lemahnya fungsi sosial BMT, untuk itu penelitian menguraikan faktor penyebab tersebut menggunakan fishbone diagram. Data yang akan dipergunakan adalah neraca dan rugi laba akhir tahun selama lima tahun ( ) pada masing-masing BMT, khususnya untuk mengetahui jumlah dana zakat, infaq, shadaqah (ZIS) dan dana kebajikan (qardul hasan) yang dikelola BMT pada periode lima tahun tersebut. 3.5 Alur Penelitian Alur penelitian ini dimulai dari pemilihan objek penelitian yaitu BMT di Lampung yang dipilih berdasarkan kinerja keuangan dan manajemennya. Selanjutnya atas dasar perumusan masalah dilakukan katagorisasi faktor penyebab (cause) dari permasalahan penelitian, yaitu katagori manpower, management, methods, money, dan environment. Selanjutnya berdasarkan data keuangan 36 BMT, dipilih 10 BMT yang perkembangan aset dan kinerja manajemennya relatif baik. Terhadap 10 BMT
9 47 tersebut, dilakukan proses pengungkapan pendapat yang melibatkan pengurus dan pengelolanya mengenai faktor penyebab lemahnya fungsi sosial BMT. Sebelum itu, dilakukan penyelarasan visi sehingga terbangun pemahaman yang sama bahwa lembaga BMT mengemban dua peran: sosial dan bisnis. Pengungkapan pendapat dilanjutkan berdasarkan lima katagorisasi penyebab, dengan teknik bertanya mengapa secara berulang untuk mengetahui akar masalah dari setiap katagori tersebut. Gambar 3.2 Alur Penelitian Rumusan Masalah Kepala Ikan Katagorisasi 4M+1E Kuesioner Brainstorming 5 Why Identifikasi Faktor Penyebab dan Subpenyebab Diagram Fishbone Diagram Pareto Deskripsi Kesimpulan Hasilnya adalah pernyataan-pernyataan tentang faktor penyebab lemahnya fungsi sosial, yang menjadi bahan penyusunan kuesioner. Kuesioner yang berisi 15 pernyataan tertutup dengan jawaban ya atau tidak dikirim kepada 36 BMT
10 48 untuk diisi oleh pengurus atau pimpinan pengelola masing-masing BMT. Selanjutnya hasil kuesioner dikuantifikasi dan disusun dalam bentuk diagram (Fishbone Diagram), dilanjutnya analisis data sekunder (laporan keuangan), dan deskripsi. Flowchart alur penelitian ditampilkan dalam Gambar Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung, dengan mengambil 36 BMT yang tersebar di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulangbawang, Tanggamus, Kota Metro, dan Bandar Lampung. Kriteria yang menjadi dasar memilihnya adalah BMT yang masih eksis dan cukup berkembang dengan baik hingga penelitian ini dilaksanakan. Adapun waktu penelitian adalah selama Mei hingga Juni 2008.
Lampiran 1. Data BMT di Lampung
Lampiran 1 Data BMT di Lampung No Nama BMT/Koperasi Total Aset (Rp) 2007 Lokasi Kabupaten/ Kota 1 Al-Muttaqin 490.998.175 Metro 2 Al-Muhsin 1.010.231.409 Metro 3 Fajar 5.961.523.050 Metro 4 Al-Ihsan 2.093.573.350
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Landasan Analisi Masalah Masalah yang diajukan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan diagram sebab akibat (cause-and-effect diagram), atau disebut
Lebih terperinciDiagram Fishbone. Langkah langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:
Diagram Fishbone Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu program kesehatan, diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Mutu Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya.
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB LEMAHNYA FUNGSI SOSIAL (BAITUL MAAL) BMT DI LAMPUNG TESIS RIDWAN SAIFUDDIN
FAKTOR PENYEBAB LEMAHNYA FUNGSI SOSIAL (BAITUL MAAL) BMT DI LAMPUNG TESIS RIDWAN SAIFUDDIN 0606154856 EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM PROGRAM STUDI TIMUR TENGAH DAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciFishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya
Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya By Eris Kusnadi Fishbone diagram (diagram tulang ikan karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data sekunder serta pengungkapan pendapat secara langsung (brainstorming) maupun melalui kuesioner dari penelitian yang berjudul: Faktor Penyebab
Lebih terperinciMATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI VI DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PARETO By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM SEBAB AKIBAT/TULANG IKAN / FISHBONE / ISHIKAWA Adalah satu alat dalam menganalisa
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab
Lebih terperinciV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif
V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciTEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS
TEKNIK ILUSTRASI MASALAH FISHBONE DIAGRAMS Oleh: Hindri Asmoko 1 Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari tulisan membedah kompetensi in-depth problem solving and analysis. Tulisan ini akan membahas teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berdampak pada pesatnya kemajuan industri perbankan dan jasa keuangan beberapa tahun terakhir ini, menuntut masyarakat untuk memilih perbankan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode Fish bone untuk mencari akar masalah, berikutnya digunakan metode 5W-1H untuk menganalisa lebih lanjut dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciBAB III DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM) Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun
BAB III DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM) Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 sehingga sering disebut diagram Ishikawa. Diagram sebab akibat menggambarkan garis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan
Lebih terperinciPERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)
PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu 1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian adalah salah satu perusahaan perbankan swasta nasional PT. Bank X di Jakarta. Waktu Penelitian untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05
ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan
Lebih terperinciPendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015
Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian menjelaskan tentang alur proses pengerjaan dari awal peneliti menentukan masalah, pengambilan data, pengolahan data, membuat inovasi untuk perbaikan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
52 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian di PT. Citra Dinamika Interindo mengenai aplikasi Quality Assurance, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah mengenai Analisis Penerapan Mutu Pada Sayuran Organik Berbasis Petani Di Selaawi Dan Limbangan, Garut, Jawa Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha begitu cepat sehingga membawa dampak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha begitu cepat sehingga membawa dampak yang kuat terhadap situasi perdagangan nasional. Tingkat persaingan yang semakin tajam merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk hasil pertanian, umumnya rawan akan kerusakan saat pengolahan maupun saat penanganan bahannya. Untuk menghindari hal tersebut, setiap perusahaan akan menerapkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Memasuki persaingan pasar global saat ini sangat dibutuhkan standarisasi pada sistem dan manajemen. Perusahaan hendaknya mempunyai suatu standar mutu tertentu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang berbahan dasar tepung terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang dari 5%, kondisi
Lebih terperinciPerkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran
Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran minggu 1 bulan Juni tahun 214 Ayam 1 5 125 8 9 72 2 25 12 35 195 11 75 127 2 52 1 86 1 8 193 16 15 28 2 1 84 13 3 5 11 85 9 8 11 1 12 35 16 1 75 12 4 42
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinci(Root Cause Analysis)
PANDUAN ANALISA AKAR MASALAH (Root Cause Analysis) RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SERANG RSUD dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG JALAN RUMAH SAKIT NO. 1 SERANG 208833 TELP.(0254)LANGSUNG/SENTRAL
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengelasan Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
81 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Dalam melakukan penelitian di PT. Multi Bintang Indonesia mengenai penerapan 5S, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. /Design Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksplanatif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun perekonomian Indonesia pada saat ini masih belum pulih, akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Walaupun perekonomian Indonesia pada saat ini masih belum pulih, akan tetapi Indonesia harus mampu memajukan dunia usahanya di berbagai sektor, termasuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. dan akan dihubungkan dengan teori yang ada (Reward Management), di mana
BAB III METODOLOGI 3.1 Objek dari Studi Kasus Objek pada studi kasus ini untuk melihat sebuah kejadian nyata dan perilaku bisnis dari suatu perusahaan dalam menghadapi suatu permasalahan dan akan dihubungkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI STUDI PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diagram Paretto Diagram Fishbone FMEA Merancang
Lebih terperinciStatistical Process Control
Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, khususnya pada proses produksi, diperlukan pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta terkontrol. Dalam
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Terjadinya banyak cacat produk yang mengakibatkan pengerjaan ulang atau terlambatnya proses, disebabkan oleh beberapa penyebab utama. Penyebab-penyebab utama inilah yang harus dicari,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan taraf kehidupan masyarakat secara umum. Kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan
Lebih terperinciRESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK
RESPONSI/PRAKTIKUM MODUL 3 DIAGRAM ISHIKAWA COURSE CONTENT DEVELOPMENT FOOD QUALITY ASSURANCE COURSE GLOBAL DEVELOPMENT LEARNING NETWORK III. DIAGRAM ISHIKAWA 1. PENDAHULUAN Diagram tulang ikan (Fish Bond/Ishikawa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.
40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menerima deposito dan menyalurkannya melalui pinjaman. Layanan utama bank adalah simpan pinjam. Di bank, kita bias manabung
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki masa reformasi, penyelenggaraan otonomi daerah semakin dipandang perlu sebagai jawaban terhadap tuntutan penerapan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
Lebih terperinciSekapur Sirih. Bandar Lampung, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Drs. Mohamad Razif, M.Si.
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciPERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS
ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) PERTEMUAN #8 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menentukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian
Lebih terperinciKaoru Ishikawa, Seorang Profesor Teknik di Universitas Tokyo dan. Merupakan Bapak dari " Quality Circles"( SEVEN TOOLS - QUALITY MANAGEMENT,
Nama : Rishal Asri Nim : 373847 Jurusan : Magister Teknik Sistem A. Seven Tools Quality tools adalah sebuah perangkat atau alat yang digunakan untuk diterapkan menyelesaikan permasalahan di dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai
6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBab 3 METODE KAJIAN. 3.1 Metode Pengambilan Data
Bab 3 METODE KAJIAN 3.1 Metode Pengambilan Data Data yang diambil untuk melakukan kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan pengambilan data-data terkait pengelolaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah tahapan yang dilakukan dalam menentukan pengerjaan dan penyelesaian terhadapa suatu masalah yang akan dilakukan, setiap tahap bisa saja tergantung
Lebih terperinciABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
ABSTRAK ABSTRAK Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya. Pada situasi yang sulit seperti sekarang
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. adalah para pengrajin bambu, petani dan konsumen bambu di Kecamatan. Minggir yang masing-masing sebanyak 6 orang.
BAB III METODA PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah UKM kerajinan bambu di Desa Brajan Kecamatan Minggir Sleman. Sedangkan subyek yang diteliti adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Adapun diagram alir metodologi penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Mulai Pemilihan tempat yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
38 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian akan digambarkan dalam bentuk flowchart, dimana alur penelitian ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dari awal penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciTINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/07/18/Th.X, 1 Juli 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang menghimpun dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk mensejahterakan taraf hidup para anggota koperasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benarbenar telah digunakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN STUDI KASUS TOKO MUTIARA SERAGAM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN STUDI KASUS TOKO MUTIARA SERAGAM Nurwati 1, Yudi Santoso 2 1)2) Sistem Informasi, Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 nurwati@budiluhur.ac.id Abstrak. Sistem
Lebih terperinci