PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN"

Transkripsi

1 PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: Ratna Damayanti JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

2 PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP SUKU BUNGA DEPOSITO DAN DANA DEPOSITO BANK UMUM INDONESIA TAHUN Ratna Damayanti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ABSTRAK Adanya hubungan antara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,suku bunga deposito, dan dana deposito. Dimana dana merupakan salah satu indikator pentingbagi perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasi. Dan peran perbankan saat ini sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain menjalani fungsi intermediasi sebagai fungsi yang utama, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter. Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap dana deposito. Dengan menggunakan metode TSLS (Two Stage Least Square), sehingga dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito. Hal ini berlaku juga untuk uji selanjutnya yaitu uji antara variabel suku bunga deposito dan dan deposito, dimana dalam pengujian tersebut bisa di lihat bahwa suku bunga deposito berpengaruh positif terhada dana deposito perbankan. Dan, untuk persamaan yang ketiga terjadi perbedaan yaitu pengaruh variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh negative terhahap dana deposito. Namun, dari hasil uji t- statistic dan F-statistic variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan suku bunga deposito berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap dana deposito. Kata kunci: Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Suku bunga deposito, dana deposito, TSLS (Two Stage Least Square) A. LATAR BELAKANG Peran perbankan saat ini sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan. Sehingga. diperlukan suatu industri perbankan yang sehat, tangguh dan efisien dengan peranan yang semakin meningkat pula. Bank memiliki fungsi yang penting dalam perekonomian, selain menjalani fungsi intermediasi sebagai fungsi yang utama, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter. Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Menurut Dendawijaya (2000:25) bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Definisi lain mengenai bank adalah lembaga keuangan yang usaha 1

3 pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bagi sebuah bank, sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan salah satu faktor penting untuk menjalakan kegiatan usahanya. Ketika dana tidak tersedia maka fungsi bank sebagai lembaga keuangan tidak akan dapat berjalan. Menurut Siamat (dikutip oleh Dendawijaya, 2000), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu waktu akan diambil kembali, baik sekaligus maupun secara berangsur angsur, salah satunya berasal dari dana pihak ketiga atau simpanan masyarakat yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito (Dendawijaya, 2000:53). Deposito memiliki tingkat bunga yang lebih besar jika dibandingkan tingkat bunga giro dan tabungan. Hal ini disebabkan deposito mempunyai tenggang waktu yang pasti dan penarikannya dapat diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh temponya. Kepastian tenggang waktu ini memberikan kesempatan bagi pemimpin bank untuk merencanakan penyaluran kredit kepada debitornya. Semakin lama deposito, suku bunganya seharusnya akan semakin besar pula (Hasibuan, 2001 : 79). Namun, hal ini tergantung pada bagaimana masing masing bank menentukan kebijakan tingkat suku bunga depositonya. Suku bunga yang ditetapkan oleh suatu bank tentunya sangat berpengaruh pada besar kecilnya dana yang dapat dihimpun oleh bank yang bersangkutan, termasuk dalam hal ini pengaruh tsuku bunga deposito terhadap besar kecilnya jumlah deposito yang diinvestasikan oleh masyarakat pada bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan investor yang mempunyai dana lebih akan menginvestasikan dananya untuk memperoleh tambahan pendapatan. Ketika sebuah bank kekurangan dana (dalam arti dana masyarakat yang dihimpun) maka yang pertama ditinjau adalah suku bunganya. Hal ini disebabkan semakin tinggi suku bunga yang ditetapkan oleh suatu bank, maka semakin besar pula dana yang akan berhasil dihimpun dari masyarakat pada bank tersebut. Untuk mengatur suku bunga perbankan nasional, bank sentral salah satunya menggunakan mekanisme moneter, dalam hal ini adalah SBI, ini yang nantinya mempengaruhi suku bunga deposito dan kredit di perbankan nasional. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah suatu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan berdasakan mekanisme BI Rate, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan untuk pelelangan pada masa periode tertentu. Sehingga, dengan adanya SBI diharapkan Bank Indonesia dapat menjaga agar suku bunga perbankan di Indonesia wajar dan stabil serta menjadi acuan bank bank di Indonesia dalam menentukan suku bunga. Perubahan suku bunga SBI akan berpengaruh terhadap suku bunga deposito dan selanjutnya perubahan suku bunga deposito akan mempengaruhi dana deposito. Namun pada kenyataan di lapangan atau data yang ada, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Seharusnya, perubahan dalam kondisi moneter berimplikasi pada terjadinya fluktuasi suku bunga deposito berjangka pada bank di Indonesia. Dan yang menjadi permasalahan yang patut diteliti adalah apakah ada pengaruh antar ketiga variabel secara simultan. Sehingga bisa diketahui faktor mana saja yang saling mempengaruhi. Seperti contohnya: Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh terhadap suku bunga deposito, yaitu apabila suku bunga SBI mengalami penurunan, apakah suku bunga deposito juga akan mengalami penurunan, dan sebaliknya ketika suku bunga SBI naik apakah suku bunga deposito akan naik. B. KERANGKA TEORI Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Suku Bunga Kebijakan moneter suatu bank sentral atau otoritas moneter dimaksudkan untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi riil dan harga melalui mekanisme transmisi yang terjadi. Untuk itu, otoritas moneter harus memiliki pemahaman yang jelas tentang mekanisme transmisi di negaranya. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat bekerja melalui berbagai saluran, seperti suku bunga, agregat moneter, kredit, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi Sehingga, pemahaman tentang transmisi kebijakan moneter menjadi kunci agar dapat mengarahkan kebijakan moneter untuk mempengaruhi arah perkembangan ekonomi riil dan harga di masa yang akan datang. Mekanisme kebijakan moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan 2

4 menggunakan instrument moneter. Dan kemudian berpengaruh terahadap aktivitas ekonomi keuangan melalui berbagai saluran trasmisi kebijakan moneter, salah satunya adalah melalui jalur suku bunga. Jalur suku bunga lebih menekankan pentingnya aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1 Mekanisme Transmisi Jalur Suku Bunga Sumber: Warjiyo (2004: 20) Dalam konteks interaksi antara bank sentral dengan perbankan dan para pelaku ekonomi proses perputaran uang, mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Tahap pertama, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan berpengaruh terhadap suku bunga jangka pendek (misalnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Pasar Uang Antar Bank) di pasar uang rupiah. Perkembangan ini selanjutnya akan mempengaruhi suku bunga deposito yang diberikan perbankan pada simpanan masyarakat dan suku bunga kredit yang dibebankan bank kepada para debiturnya. Proses transmisi suku bunga tersebut biasanya tidak berlangsung secara segera, artinya ada tenggat waktu, terutama karena kondisi internal perbankan dalam manajemen aset dan kewajibannya. b. Tahap kedua, transmisi suku bunga dari sektor keuangan ke sektor riil akan tergantung pada pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi terjadi terutama karena bunga deposito merupakan komponen dari pendapatan masyarakat (income effect) dan bunga kredit sebagai pembiayaan konsumsi (substitution effect). Sementara itu, pengaruh suku bunga terhadap permintaan investasi terjadi karena suku bunga kredit merupakan komponen biaya modal (cost of capital), di samping yield obligasi dan dividen saham, dalam pembiayaan investasi. Pengaruh melalui investasi dan konsumsi tersebut selanjutnya akan berdampak pada besarnya permintaan agregat dan pada akhirnya akan menentukan tingkat inflasi dan output riil dalam ekonomi. Teori Suku Bunga Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Teori Keynes tentang suku bunga dikenal dengan teori liquidity preference. Keynes mengatakan bahwa suku bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Menurut teori Keynes tentang tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima oleh seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya (permintaan uang). Makin besar liquidity preference seseorang makin besar keinginan orang tersebut untuk menahan uang tunai, makin besar suku bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain. 3

5 Gambar 2 Teori Keynes Mengenai Keseimbangan Suku Bunga Sumber: Boediono (1980) Jika jumlah uang beredar ditambah dari MS 0 ke MS 1, maka akan diikuti penurunan suku bunga dari i 0 ke i 1. Dari sisi permintaan, Keynes menganggap ada 2 faktor penting yang mempengaruhi suku bunga deposito yaitu tingkat pendapatan dan harga (sebagai ongkos memegang uang). Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan suku bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila suku bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi. Keynes berbeda dengan pendapat aliran Klasik, dimana suku bunga menurut Klasik adalah premi yang akan diterima karena menunda konsumsinya pada masa yang akan datang. Menurut teori Klasik tabungan adalah fungsi dari suku bunga, makin tinggi suku bunga makin besar keinginan masyarakat untuk menabung. Investasi juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kesil. Alasannya, seseorang akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk penggunaan dana investasi tersebut. Suku bunga adalah salah satu indikator dalam memutuskan apakah seseorang menabung atau melakukan investasi. Suku bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Secara grafik keseimbangan suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Teori Klasik Mengenai Keseimbangan Suku Bunga Sumber : Nopirin (1992) Pada gambar keseimbangan suku bunga berada di i 0 yaitu pada saat S 0 = I 0. Keseimbangan di posisi tersebut bersifat stabil, karena kekuatan kekuatan ekonomi tersebut akan mengarahkan ketidakseimbangan kembali pada posisi keseimbangannya. Jika terjadi kenaikan sumber dana yang ditawarkan lebih besar daripada permintaan (i 1 ), sehingga suku bunga akan 4

6 menurun dan berada di i 0. Turunnya suku bunga ini disebabkan karena sumber dana yang ditawarkan berlebihan. Oleh karena itu untuk menghindarkan kerugian yang lebih besar, perbankan menurunkan suku bunganya. Menurunnya suku bunga dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan terhadap sumber dana untuk diinvestasi. Dua kekuatan tersebut pada akhirnya membawa suku bunga kembali pada keseimbangannya yaitu di titik E. Keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada suku bunga. Makin tinggi suku bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat terdorong untuk mengorbankan pengerluarnya guna menambah besarnya tabungan. Oleh karena itu, masyarakat akan lebih memilih menahan atau menyimpanan uang untuk keuntungan yang lebih daripada menggunakan dana tersebut untuk kegiatan konsumsi. Teori Investasi Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Halim: 2003). Menurut teori Klasik tabungan atau investasi adalah fungsi dari suku bunga, makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung dalam bentuk deposito. Artinya, pada suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah keuntungan. Suku bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan pada perbankan. Menurut para ahli, suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi. Pada dasarnya manusia melakukan investasi untuk memperoleh peningkatan hasil dimasa yang akan datang. Investasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai pengorbanan sejumlah uang dimasa sekarang untuk sejumlah uang dimasa yang akan datang. Pengorbanan itu dilakukan pada masa sekarang dan bersifat pasti. Investasi dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama, investasi yang dilakukan dalam bidang usaha yang meliputi investasi riil dan investasi finansial. Dan yang kedua investasi yang dilakukan dalam diri manusia. Investasi yang dilakukan dalam diri manusia dinamakan dengan human capital. Investasi sumber daya manusia memiliki prinsip yang tidak berbeda jauh dengan investasi yang dilakukan dalam bidang usaha. Prinsip investasi dalam bidang usaha adalah mengorbankan konsumsi pada saat investasi dilakukan untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Sedangkan prinsip investasi dalam bidang sumber daya manusia yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Yang diperoleh sebagai imbalannya adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Pertimbangan-pertimbangan utama yang perlu dilakukan dalam melakukan investasi adalah tingkat bunga yang berlaku, tingkat pengembalian (Rate of Return) dari investasi yang dilakukan dan prospek investasi waktu yang akan datang. Kaitan Antara Suku Bunga SBI dan Suku Bunga Deposito Terhadap Dana Deposito Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan sebuah instrumen Operasi Pasar Terbuka yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pembuat kebijakan moneter dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi termasuk juga sektor perbankan melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga) termasuk suku bunga deposito berjangka. Hubungan antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito dapat dilihat dari salah satu instrumen kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral yaitu melalui Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Ketika terjadi kelebihan uang yang ada di masyarakat dan perbankan maka bank sentral akan menyerap kelebihan uang tersebut dengan menjual SBI. Dalam hal ini perbankan akan membeli obligasi tersebut dimana bank sentral menawarkan suku bunga SBI yang tinggi, sehingga menyebabkan likuiditas perbankan berkurang. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas maka perbankan bersaing untuk mendapatkan dana yang sebesar besarnya dari masyarakat dengan meningkatkan suku bunga deposito. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito. Artinya, apabila terjadi peningkatan pada suku bunga SBI maka suku bunga deposito perbankan cenderung meningkat pula. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada suku bunga SBI maka suku bunga deposito perbankan cenderung menurun. Perubahan suku bunga deposito yang disebabkan oleh pengaruh suku bunga SBI, selanjutnya akan mempengaruhi perbankan dalam penghimpunan dana, dan akhirnya dapat 5

7 mengurangi penawaran kredit para pengusaha kepada pihak perbankan karena dana yang ditawarkan sangat rendah. Hubungan antara suku bunga dengan deposito bersifat positif. Menurut teori klasik, semakin tinggi suku bunga, maka semakin tinggi pula keinginan seseorang atau masyarakat untuk menabung uangnya. Artinya, pada tingkst suku bunga yang tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi atau mengorbankan pengeluaran konsumsinya guna menambah tabungannnya. Semakin besar suku bunga akan meningkatkan ketersediaan masyarakat untuk menyimpan dana pada bank, sehingga jumlah simpanan masyarakat pada bank akan meningkat. Dengan demikian suku bunga bank dapat menjadi faktor yang menarik minat seseorang dalam menyimpan uangnya. C. METODE PENELITIAN Metode Analisis Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta di publikasikan pada masyarakat pengguna data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi Bank Indonesia berupa laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Laporan Kebijakan Moneter, dan dari sumber sumber lain yang dipublikasikan. Data berbentuk data triwulanan periode Selain itu juga didukung dengan teori teori yang menyatakan adanya hubungan dengan volume deposito bank. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis. Variabel tergantung (dependent) adalah dana deposito bank. Sedangkan variabel bebas (independent) terdiri dari 2 variabel yang terdiri dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan suku bunga deposito. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana TSLS (Two Stage Least Square). Penggunaan metode analisis Two Stage Least Square (TSLS) pada penelitian ini disebabkan karena model persamaan yang digunakan mempunyai hubungan sebab akibat lebih dari satu arah. Menurut Gujarati (2006) dalam persamaan yang mengandung hubungan simultanitas seandainya dianalisis dengan menggunakan regresi biasa (ordinary least square) akan sangat berpotensi mengasilkan taksiran yang bias dan tidak konsisten. Hal ini dikarenakan, bahwa dalam persamaan simultan sangat besar kemungkinan variabel endogen berkorelasi dengan error term. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana TSLS (Two Stage Least Square) dan untuk mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel bebas suku bunga deposito dan suku bunga SBI terhadap variabel terikat dana deposito, maka digunakan uji statistik diantaranya yaitu: 1. Pengujian identifikasi 2. Pengujian simultanitas 3. Penguji TSLS (Two Stage Least Square). Model Penelitian Untuk mengetahui hubungan suku bunga SBI (X1) dan suku bunga deposito (X2) terhadap dana Deposito (Y), secara matematis model persamaan TSLS (Two Stage Least Square dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, melihat pengaruh suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito. Adapun persamaannya: X 2 = α 0 + α 1 X 1 + µ....(2.1) Kedua, melihat pengaruh suku bunga deposito terhadap dana deposito. Adapun persamaannya: Y= β 0 + β 1 X 2 + µ...( (2.2) Ketiga, untuk melihat pengaruh suku bunga SBI terhadap dana Deposito, maka persamaan (2.2) disubtitusikan ke persamaan (1.1). Y= γ 0 + γ 1 X 1 + γ 2 X 2 + µ.....(2.3) Di mana : Y X1 X2 α 0, β 0, γ 0 α 1, β 1, γ 1, γ 2 = Dana Deposito = Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) = Suku Bunga Deposito = Bilangan konstanta = Koefisien variabel 6

8 Hipotesis µ = Trem of Eror Untuk dapat mengarahkan hasil penelitian, disampaikan suatu hipotesis penelitian. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dan hasil ujian ini akan dapat dipakai sebagai masukan dalam menentukan kebijakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dikemukakan dan masih lemah kebenarannya.hipotesis juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara. Sesuai dengan masalah di atas dapat diambil hipotesa sebagai berikut : 1. Perubahan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh positif terhadap suku bunga deposito. 2. Perubahan suku bunga deposito berpengaruh positif terhadap dana deposito bank. 3. Perubahan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh positif terhadap dana deposito. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Indentifikasi Sebelum melakukan uji TSLS (Two Stage Least Square), setiap persamaan harus memenuhi persyaratan identifikasi. Suatu persamaan dikatakan identified hanya jika persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk statistik unik dan menghasilkan taksiran parameter yang unik. Masalah identifikasi berkaitan dengan apakah estimasi numerik parameter persamaan struktural dapat diperoleh dari mengestimasi koefisien persamaan reduced form. Jika dapat memperoleh estimasi numerik parameter persamaan struktural, maka persamaan tersebut disebut identified. Sebaliknya, jika tidak dapat memperoleh hasil estimasi parameter persamaan struktural, maka persamaan ini disebut unidentified atau underidentified. Tabel 1 Identifikasi Persamaan Model Simultan Persamaan K k m Identifikasi Overidentified Overidentified Overidentified Sumber: Persamaan TSLS, (diolah) Hasil ketiga persamaan menunjukkan menunjukkan kondisi overidentified. Kondisi ini memenuhi persyaratan identifikasi persamaan simultan TSLS (Two Stage Least Square). Uji TSLS (Two Stage Least Square) Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi sederhana dengan metode Two Stage Least Square (TSLS). dengan menggunakan bantuan program komputer eviws. Uji Two Stage Least Square (TSLS). dilakukan untuk melihat lebih jelas mengenai hubungan simultan yang terbentuk yaitu apakah hanya berpengaruh pada satu arah atau pada dua arah sekaligus. Model Ini dipilih karena ada hubungan simulatan antara suku bunga SBI dan suku bunga deposito terhadap jumlah dana deposito Bank Umum, sehingga untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi maka regresi dilakukan Two Stage Least Square (TSLS). Hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS) sebagai berikut: 7

9 Tabel 2. Hasil Regresi TSLS (Two Stage Least Square) X2 Y Y Intercept X X R Squared Std. eror DW t-statistic F-statistic Sumber : Lampiran ( ( ) Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) X2 = Suku Bunga Deposito (0.0359) ( ) (0.0176) (0.0099) ( ) Hasil analisis regresi Two Stage Least Square (TSLS) diatas menujukan adanya hubungan simulatan antar variabel. Berikut persamaan hasil estimasi : Persamaan 2.1: X 2 = X1 Persamaan 2.2: Y = X2 Persamaan 2.3 : Y = X X2 Dari hasil analisis persamaan pertama (2.1) bisa dilihat bahwa suku bunga SBI (Sertifikat bank Indonesia) memiliki hubungan simultan antar variabel dan antar persamaan. Nilai probabilitas t-statistic sebesar pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito. Dari uji F diperoleh bahwa nilai probabilitas F-statistic sebesar dengan α (level of significance) 5% yang menunjukkan bahwa secara bersama sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil persamaan pertama (2.1) dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: nilai koefisien variabel X1 (suku bunga SBI) sebesar dan nilai koefisien korelasi sebesar Artinya setiap kenaikan satu persen suku bunga SBI secara rata-rata akan meningkatkan suku bunga deposito sebesar atau 84% dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Sehingga bisa dikatakan suku bunga SBI berpengaruh terhadap suku bunga deposito. Dengan melihat, nilai R - Squared persamaan pertama (2.1) sebesar atau 74%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga SBI dapat menjelaskan variabel terikat suku bunga deposito sebesar 74%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dwiastuti (2006) dan Widjajanto (2002) meneliti tentang pengaruh suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini yaitu, adanya pengaruh signifikan dari perubahan suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito. Dengan adanya keterkaitan suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito membuat bank bank umum di Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menentukan suku bunga deposito. Dengan begitu, hipotesis yang mengatakan adanya keterkaitan antara suku bunga SBI terhadap suku bunga deposito terbukti. Artinya apabila suku bunga SBI mengalami kenaikan maka suku bunga deposito juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya jika suku bunga SBI mengalami penurunan maka suku bunga deposito juga akan mengalami penurunan. Kebijakan moneter yang 8

10 tepat juga harus dilakukan, agar perubahan suku bunga SBI tidak berpengaruh negatif terhadap suku bunga di Perbankan. Kebijakan melalui Jalur Suku Bunga telah bekerja dengan efektif, yakni perubahan suku bunga SBI sebagai instrument moneter berpengaruh terhadap perubahan suku bunga deposito. Perubahan kebijakan moneter melalui perubahan suku bunga SBI akan menimbulkan efek likuiditas terhadap suku bunga pasar uang sehingga mendorong suku bunga deposito bergerak naik atau turun. Kebijakan moneter yang kontraktif direspons positif oleh suku bunga di pasar uang. Jika BI melakukan kontraksi moneter melalui peningkatan suku bunga SBI, maka akan direspons positif oleh suku bunga deposito. Persamaa kedua (2.2), dari hasil Two Stage Least Square (TSLS) diperoleh hasil bahwa pengaruh suku bunga deposito terhadap dana deposito, jika dilihat dari nilai probabilitas t-statistic sebesar pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap suku bunga deposito. Hasil dari uji F diperoleh bahwa nilai probabilitas F-statistic sebesar dengan α (level of significance) 5%, yang menunjukkan bahwa secara bersama sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R - Squared persamaan kedua (2.2) sebesar atau 45%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga deposito dapat menjelaskan variabel terikat dana deposito sebesar 45%. Hasil persamaan kedua dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: nilai koefisen variabel X2 (suku bunga deposito) sebesar dan nilai koefisien korelasi sebesar Artinya setiap kenaikan satu persen suku bunga deposito secara rata-rata akan menaikan jumlah perolehan dana deposito sebesar dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap. Dari hasil koefisien korelasi didapat koefisien bertanda positif yang artinya bahwa suku bunga deposito akan berpengaruh langsung terhadap besarnya simpanan masyarakat pada bank Umum di Indonesia. Yang artinya dari hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS) disebutkan bahwa pengaruh perubahan suku bunga deposito berpengaruh terhadap dana deposito terbukti. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori suku bunga, dimana suku bunga dan hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2007) dan Triardiyanto (2009), yang meneliti tentang pengaruh suku bunga Deposito terhadap dana deposito memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini yaitu, adanya pengaruh signifikan dari perubahan suku bunga deposito terhadap dana deposito. Oleh karena itu, suku bunga deposito sangat berpengaruh terhadap perolehan dana deposito. Dengan adanya keterkaitan suku bunga deposito dan dana deposito membuat bank bank umum di Indonesia harus lebih berhati hati dalam menentukan suku bunga deposito. Peningkatan suku bunga instrumen moneter yang diikuti oleh kenaikan suku bunga deposito berjangka akan mendorong terjadinya peningkatan simpanan masyarakat di perbankan, khususnya simpanan deposito. Perolehan dana pihak ketiga, terutama dana deposito keberadaanya sangat besar dipengaruhi oleh suku bunga simpanan yang diberikan. Hal yang melandasi pemikiran masyarakat untuk memilih simpanan deposito dibandingkan simpanan giro dan tabungan atau berpekulasi pada surat berharga. Maka dari keseluruhan penelitian ditemukan bahwa penggunaan suku bunga deposito memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dana deposito, besar kecilnya suku bunga deposito mempengaruhi perolehan dana deposito. Untuk persamaan yang terakhir, yaitu persamaan ketiga (2.3), hasil pneletian diperoleh bahwa nilai probabilitas t-statistic sebesar pada α (level of significance) 5%, sehingga secara parsial suku bunga SBI berpengaruh terhadap dana Deposito. Dan nilai probabilitas F- statistic sebesar dengan α (level of significance) 5%, yang menunjukkan bahwa secara bersama sama semua variabel independen dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. hasil pengujian Two Stage Least Square (TSLS), nilai R - Squared persamaan ketiga (2.3) sebesar atau 58%, artinya dalam model tersebut variabel bebas suku bunga SBI dan suku bunga deposito dapat menjelaskan variabel terikat dana deposito sebesar 58%. Hasil persamaan ketiga (2.3) dengan pengujian Two Stage Least Square (TSLS) di peroleh hasil yaitu: pengaruh tidak langsung variabel suku bunga terhadap dana deposito sebesar X1, dan pengaruh langsung variabel suku bunga terhadap dana deposito sebesar X1. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa pengaruh total suku bunga SBI terhadap dana deposito sebesar X1. Sehingga setiap kenaikan satu persen suku bunga SBI secara rata-rata akan menurunkan dana deposito sebesar Namun, nilai koefisen variabel X1 (suku bunga SBI) sebesar dan nilai koefisien korelasi didapat koefisien bertanda negatif yang artinya bahwa tingkat suku bunga SBI negatif signifikan terhadap besarnya dana deposito masyarakat pada bank, walupun pengaruh suku bunga SBI melalui suku bunga deposito. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini juga didukung oleh penelitian 9

11 Wibowo & Susi (2008), dan Triardiyanto (2009) dengan hasil penelitian bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh berlawanan arah (negatif), artinya penurunan suku bunga SBI akan mengakibatkan kenaikan jumlah dana deposito. Dengan begitu, hipotesis yang mengatakan adanya keterkaitan antara suku bunga SBI terhadap dan deposito tidak terbukti. Menurut Halim (2003), investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk mengatur suku bunga harus dilakukan dengan tepat dan berhati-hati, agar perubahan suku bunga tidak merugikan bagi usaha perbankan. Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral (BI), khususnya kebijakan moneter dalam hal suku bunga akan direspon oleh bank bank di Indonesia. Kebijakan moneter telah bekerja dengan efektif, yakni perubahan suku bunga SBI sebagai instrument moneter berpengaruh terhadap perubahan suku bunga deposito. Perubahan kebijakan moneter melalui perubahan suku bunga SBI akan menimbulkan perubahan terhadap suku bunga pasar uang sehingga mendorong suku bunga bergerak naik atau turun. Penurunan atau kenaikan suku bunga pada perbankan akan menyebabkan referensi masyarakatkan dalam menyimpan dananya. Adanya perubahan suku bunga SBI pada tahun 2010 hingga 2012 menyebabkan suku bunga deposito bank cenderung mengalami penurunan diakibatkan kebijakan moneter dalam penurunan suku bunga SBI. Namun, dana deposito yang berhasil dihimpun oleh Bank Umum relatif meningkat. Hal ini menyebabkan bank mendapat dana lebih banyak dalam bentuk deposito. Kondisi ini menyebabkan masyarakat cenderung untuk menyimpan dananya pada deposito di bank bank dibandingkan membeli surat surat berharga. Karena menyimpan modal dalam bentuk deposito memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dalam bentuk investasi lain. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, teori teori yang telah dipaparkan, dan pembuktian hipotesis melalui data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah, serta analisis pembahasan dari hasil pengujian. Maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Intervensi kebijakan moneter melalui suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sangat berpengaruh di sektor perbankan Indonesia, khusunya penentuan suku bunga pada perbankan. 2. Kebijakan Bank Indonesia dalam hal ini menurunkan atau menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sudah cukup efektif untuk menurunkan atau menaikkan suku bunga perbankan secara umum, khususnya suku bunga deposito. 3. Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia direspon oleh suku bunga deposito dan dana deposito. Secara umum, suku bunga deposito yang paling responsif terhadap perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa suku bunga deposito berfungsi secara efektif sebagai salah satu indikator penting bagi perbankan dalam penghimpunan dana melalui simpanan deposito. 4. Perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, baik penurunan atau kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah penghimpunan dana oleh perbankan malalui deposito. Saran Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan pertimbangan, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah dan Bank Indonesia diharapkan untuk senantiasa menjaga atau mengawasi efisiensi lembaga keuangan (perbankan) agar reaksi optimal atau respons 10

12 lembaga tersebut terhadap perubahan kebijakan moneter. Agar kebijakan moneter yang dilakukan dapat optimal untuk mempengaruhi suku bunga perbankan. 2. Bagi perbankan diharapkan ketika terdapat sinyal sinyal perubahan kebijakan dari pemerintah dan BI, perbankan harus merespon positif perubahan tersebut, agar fungsi intermediasi perbankan bias tetap stabil dan terjaga. 3. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisis tingkat penghimpunan dana dari masyarakat dengan menambah jangka waktu (periode) penelitian dan menggunakan variabel variabel yang lain dengan upaya bank untuk menghimpun dana pihak ketiga khususnya dana deposito, sehingga hasil berikutnya lebih berkembang. 11

13 DAFTAR PUSTAKA Boediono, Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga Jogyakarta: BPFE Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dwiastuti, Febri Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Deposito pada Bank-bank Umum Pemerintah di Indonesia. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 14 Oktober Gujarati, Damodar N Dasar-dasar Ekonometrika. Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Halim, Abdul Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Karl E. Case, Fair, Ray C Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Prenhalindo. Malayu, Hasibuan Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara. Nopirin, Ekonomi Moneter. Jilid 1. Yogyakarta : BPFE. Tambunan, Yustina Analisis Pengaruh Suku Bunga LIBOR, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 07 Januari Triardiyanto, Tulus Pengaruh suku bunga SBI dan tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap penghimpunan jumlah dana deposito berjangka pada 10 bank go public. Skripsi Publikasi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. akses tanggal 07 Januari Warjiyo, Perry Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia. No 11. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Wibowo, Aldrin & Susi, Suhendra Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia (Periode Triwulan I 2003 Triwulan III 2008). Paper Ekonomi Universitas Gunadarma. Diakses tanggal 11 Januari Widjajanto, Nugroho Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito di Indonesia (Periode ). Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 18 Januari Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Bank Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia. Bank Indonesia. Laporan Kebijakan Moneter. 12

14 LAMPIRAN 1 HASIL REGRESI TSLS (Two Stage Least Square) Persamaan I : X 2 = α 0 + α 1 X 1 + µ Dependent Variable: X2 Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:31 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: Y C X2 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C X R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Second-Stage SSR J-statistic Instrument rank 4 Prob(J-statistic) Persamaan II : Y= β 1 + β 2 X 2 + µ Dependent Variable: Y Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:34 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: Y C X1 X2 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C X R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid 2.49E+08 F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Second-Stage SSR 2.49E+08 J-statistic Instrument rank 4 Prob(J-statistic) Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga SBI X2 = Suku Bunga Deposito 13

15 Persamaan III : Y= β 1 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + µ Dependent Variable: Y Method: Two-Stage Least Squares Date: 04/27/13 Time: 12:33 Sample: 2003Q1 2012Q4 Included observations: 40 Instrument specification: X2 C X1 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C X X R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Second-Stage SSR J-statistic Instrument rank 3 Prob(J-statistic) Keterangan: Y = Dana Deposito X1 = Suku Bunga SBI X2 = Suku Bunga Deposito 14

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201 PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PADA BANK UMUM DI INDONESIA Sutono & Batista Sufa Kefi * ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor ekonomi yang meliputi inflasi,

Lebih terperinci

PERSAMAAN SIMULTAN Latihan Pratikum

PERSAMAAN SIMULTAN Latihan Pratikum PERSAMAAN SIMULTAN Latihan Pratikum Analisis Simultan dengan 2SLS Two Stage Least Square (2SLS) adalah salah satu metode regresi yang termasuk ke dalam kelompok analisis persamaan struktural. Metode ini

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Umum Perbankan Indonesia Dilihat dari segi kepemilikannya, Bank di Indonesia dibedakan menjadi enam kategori bank, diantaranya adalah Bank

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA) PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Rizky Arifah Fauzia 115020101111021 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU Oleh: Suci Tesa Fitria Pembimbing : Anthony Mayes dan Darmayuda Faculty of Economics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ELASTISITAS KREDIT TERHADAP SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail: kartika@staff.gunadarma.ac.id PENDULUAN Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh inflasi, BI rate dan kurs terhadap Indeks

Lebih terperinci

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Isnain Effendi 1 STIE MUHAMMADIYAH JAMBI Monetary policy is one of

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka, Suku Bunga Deposito dan Inflasi 4.1.1 Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka Pada periode pengamatan, yaitu Januari 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada Bank Persero di Indonesia Periode )

PENGARUH PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada Bank Persero di Indonesia Periode ) PENGARUH PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada Bank Persero di Indonesia Periode 2011-2014) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Dio Alvario 115020100111027 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 2000-2016 JURNAL Dosen Pembimbing : Suharto,S.E., M.Si. Disusun Oleh : Nama : Muhamad Syahru Romadhon NIM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN ANALISIS NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2007 2012 Oleh: Solihatun PT. Tirta Bahagia E-mail: leha.solihatun@yahoo.com Abstract The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang 1 PENGARUH ROA TERHADAP KREDIT DENGAN KURS SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia) Batista Sufa Kefi & Sutono *) Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ROA terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan proses, hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis pengolahan data dilakukan dengan mengggunakan software Minitab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Desember 2009 dalam kondisi jangka pendek. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Secara individu variabel Jumlah Uang Beredar (M1) tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai perantara keuangan dari

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Industri perbankan merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian. Berikut ini adalah profil 10 Bank terbesar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN DEPOSIT RATIO BANK SWASTA NASIONAL DI BANK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN DEPOSIT RATIO BANK SWASTA NASIONAL DI BANK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOAN DEPOSIT RATIO BANK SWASTA NASIONAL DI BANK INDONESIA Agustina 1), Anthony Wijaya 2) Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl Thamrin No. 112, 124, 144 Medan

Lebih terperinci

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015 Nisran, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh Variabel Kinerja Perbankan terhadap Tingkat Bunga Deposito Syakir (1995) dalam penelitiannya yang mengambil judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Statistik 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Uji Chow Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Common Effect (OLS) atau Fixed Effect yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 1997/1998 merupakan tahun terberat dalam tiga puluh tahun pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis yang berat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh perkembangan dalam sektor finansialnya. Hal ini disebabkan karena sektor finansial memegang peranan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) HELMY SYAMSURI STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 Oleh: Dita Kartika Sari Mahasiswa Pascarsarjana Universitas Mulawarman E-mail/No. Hp: ditakar@yahoo.co.id/-

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SAAN. Berikut ini akan diuraikan secara rinci: terhadap IHSG pada periode Januari 2004 Desember 2008.

BAB V KESIMPULAN DAN SAAN. Berikut ini akan diuraikan secara rinci: terhadap IHSG pada periode Januari 2004 Desember 2008. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SAAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab empat, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dari hasil penelitian tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA Nama : Asti My Tisnawati NPM : 11212226 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) Nama : Alfiyandi Yusda NPM : 18212374 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Muhamad Yunanto, MM FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia tahun 1984-2009 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

Jurnal Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02 ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN KONSUMSI DI INDONESIA ABSTRACT

Jurnal Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02 ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN KONSUMSI DI INDONESIA ABSTRACT ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN KONSUMSI DI INDONESIA Oleh : Dewi Ernita, Syamsul Amar, Efrizal Syofyan ABSTRACT This study aims to analyze (1) Effect of consumption, investment, government

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dengan data rasio berdasarkan data time series. Data tersebut diperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA INDONESIA (SBI) TERHADAP INFLASI, KURS RUPIAH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI. Marseto Dosen Progdi Ekonomi Pembangunan FEB - UPNV Jatim

PENGARUH SUKU BUNGA INDONESIA (SBI) TERHADAP INFLASI, KURS RUPIAH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI. Marseto Dosen Progdi Ekonomi Pembangunan FEB - UPNV Jatim Pengaruh Suku Bunga Indonesia terhadap Inflasi (Marseto) 59 PENGARUH SUKU BUNGA INDONESIA (SBI) TERHADAP INFLASI, KURS RUPIAH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Marseto Dosen Progdi Ekonomi Pembangunan FEB - UPNV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter yang sebelumnya mempunyai sasaran ganda (pencapaian inflasi yang rendah dan peningkatan kesempatan

Lebih terperinci

Pengaruh Return on Assets Dan Return on Equity terhadap Earning Per Share pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Pengaruh Return on Assets Dan Return on Equity terhadap Earning Per Share pada PT. Bank Muamalat Indonesia Pengaruh Return on Assets Dan Return on Equity terhadap Earning Per Share pada PT. Bank Muamalat Indonesia Yunina, SE.,M.Si, Ak Nazir, SE., M.Si Ghazali Syamni, SE., M.Sc Abstract The purpose of this research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan adanya pengaruh perubahan PDB, tingkat inflasi, suku bunga SBI dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dalam perekonomian di dunia pasti berhubungan dengan lembaga keuangan. Di mana lembaga keuangan merupakan penghubung antara pihak yang memerlukan dan pihak

Lebih terperinci