BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Rata-Rata Return Saham dan Variabel Ekonomi Makro Untuk Pengolahan Dengan SPSS Versi 11.0 Tahun Bulan Variabel Dependen Return Saham IHSG PNB Uang Beredar Variabel Independen Inflasi Bunga Deposito Nilai Tukar DJIA Harga Minyak Harga Emas Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember Maret Juni September Desember

2 64 Tabel 4. Descriptive Statistics Untuk Variabel-Variabel Penelitian Variabel Minimum Maximum Mean Standard Deviation N (Valid) RTRN_SHM (Y) IHSG (X1) PNB (X) M1 (X3) INFLASI (X4) DEPOSITO (X5) KURS (X6) DJIA (X7) HRG_EMAS (X8) HRG_MNYK (X9) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi linier berganda. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel penelitian dan umumnya dibahas bersama-sama dengan analisis regresi. Analisis regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan, menaksir harga variabel Y berdasarkan harga X yang diketahui serta menaksir perubahan variabel Y untuk setiap satuan perubahan variabel X Analisis Regresi Linier Berganda (Enter Method) Bagian ini akan membahas pengujian hipotesis yang menduga bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari variabel tingkat pengembalian pasar (X ), pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih (X ), jumlah uang beredar (X ), tingkat inflasi-unexpected 3 inflation (X ), tingkat bunga deposito (X ), nilai tukar Rp/US$ (X ), pergerakan indeks

3 65 Dow Jones (X ), harga emas internasional (X ), dan harga minyak internasional (X ) terhadap variabel tingkat pengembalian investasi saham (Y). Hipotesis : H0 = Variabel-variabel ekonomi makro tidak berpengaruh terhadap variabel tingkat pengembalian investasi saham. H1 = Variabel-variabel ekonomi makro berpengaruh terhadap variabel tingkat pengembalian investasi saham. Metode regresi linier berganda yang digunakan adalah enter method, yaitu prosedur pemilihan variabel di mana semua variabel dalam blok dimasukkan dalam perhitungan single step. Dalam analisis regresi linier perlu dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data yang digunakan telah memenuhi syarat untuk pengujian hipotesis yang diajukan. Pada penelitian ini, output SPSS secara otomatis telah memberikan informasi untuk keperluan uji pendahuluan, yang meliputi : A. Pengujian Autokorelasi Salah satu asumsi dalam regresi linier adalah tidak terdapatnya Autokorelasi. Autokorelasi merupakan kondisi dimana kesalahan pengganggu saling berkorelasi dan hal ini terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Keberadaan autokorelasi dapat diidentifikasikan dengan menggunakan metode statistik dari Durbin-Watson (DW).

4 66 Tabel 4.3 Pengujian Autokorelasi (Enter Method) Dengan Metode Statistik Durbin-Watson Model 1 Model Summary b Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson.89 a a. Predictors: (Constant), HRG_MNYK, IHSG, DEPOSITO, PNB, HRG_EMAS, DJIA, M1, INFLASI, KURS b. Dependent Variable: RTRN_SHM Model Summary dari output SPSS menunjukkan bahwa angka DW =.13, dimana angka tersebut berada di atas + yang berarti terdapat autokorelasi negatif. Autokorelasi Positif Tidak Terdapat Autokorelasi Autokorelasi Negatif Gambar 4.1 Uji Autokorelasi (Enter Method) Dengan Angka Durbin-Watson B. Pengujian Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi, maka dapat dikatakan bahwa model regresi terdapat gejala multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengujian keberadaan gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Suatu model regresi yang bebas

5 67 multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai Tolerance mendekati angka 1. Model 1 Tabel 4.4 Pengujian Multikolinieritas (Enter Method) Dengan Angka Tolerance dan VIF (Constant) IHSG PNB M1 INFLASI DEPOSITO KURS DJIA HRG_EMAS HRG_MNYK Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: RTRN_SHM Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta 9.933E E E E Pada output SPSS terlihat bahwa variabel M1, INFLASI, KURS, dan HRG_EMAS secara berurutan memiliki angka VIF sebesar 4.094, 4.009, , dan (tidak disekitar angka 1) dan angka Tolerance secara berurutan sebesar 0.44, 0.49, 0.100, dan (tidak mendekati angka 1), yang berarti variabel-variabel independen tersebut memiliki kolinieritas. Walaupun terdapat gejala autokolerasi dan multikolinieritas, variabel M1, INFLASI, KURS, dan HRG_EMAS akan tetap dicoba untuk diikutsertakan dalam pengujian persamaan regresi linier. A. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R ) Pengujian kontribusi pengaruh seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R ), namun karena model regresi dalam penelitian ini memiliki lebih dari dua variabel

6 68 independen, maka akan digunakan Adjusted R sebagai koefisien determinasi. Semakin tinggi Adjusted R akan semakin baik bagi model regresi, karena variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen lebih besar. Model 1 Tabel 4.5 Pengujian Koefisien Determinasi (Enter Method) Model Summary b Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson.89 a a. Predictors: (Constant), HRG_MNYK, IHSG, DEPOSITO, PNB, HRG_EMAS, DJIA, M1, INFLASI, KURS b. Dependent Variable: RTRN_SHM Berdasarkan output SPSS di atas, model regresi ternyata memiliki Adjusted R sebesar 0.687, yang berarti bahwa 68.7% dari tingkat pengembalian investasi saham (RTRN_SHM) dapat dijelaskan oleh variasi dari kesembilan variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 31.3% diterangkan oleh variabel lain. Ini menunjukkan bahwa korelasi antara tingkat pengembalian investasi saham (RTRN_SHM) dengan variabel IHSG, PNB, M1, INFLATION, DEPOSITO, KURS, DJIA, HRG_EMAS dan HRG_MNYK adalah kuat. B. Pengujian Linieritas (Uji F) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh berdasarkan penelitian akan memiliki arti apabila digunakan dalam penarikan kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang dipelajari.

7 69 Hipotesis : H : b = 0 0 Tidak ada hubungan linier antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. H : b 0 1 Ada hubungan linier antara variabel-variabel independen dengan variabel Model 1 dependen. Tabel 4.6 Pengujian Signifikansi Linier Berganda (Enter Method) Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (Constant), HRG_MNYK, IHSG, DEPOSITO, PNB, HRG_EMAS, DJIA, M1, INFLASI, KURS b. Dependent Variable: RTRN_SHM Berdasarkan output SPSS di atas, diperoleh F = dengan tingkat signifikansi Oleh karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05, yang berarti masih signifikan sampai pada taraf signifikansi 5% dan tolak H 0 (terdapat hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen), maka dapat dikatakan bahwa hubungan variabel-variabel independen IHSG, pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih, jumlah uang beredar, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, pergerakan indeks Dow Jones, harga emas internasional dan harga minyak internasional dengan variabel tingkat pengembalian investasi saham bersifat nyata. hitung

8 70 C. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi (Uji t) Keterandalan regresi sebagai alat estimasi adalah ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter regresi yang dalam hal ini adalah nilai koefisien regresi (B). Apabila nilai-nilai koefisien tersebut tidak mempunyai pengaruh secara signifikan, maka variabel independen tersebut dapat diabaikan dari model regresi. Model 1 (Constant) IHSG PNB M1 INFLASI DEPOSITO KURS DJIA HRG_EMAS HRG_MNYK Tabel 4.7 Pengujian Koefisien Regresi (Enter Method) Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: RTRN_SHM Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta 9.933E E E E Berdasarkan nilai koefisien regresi (B) pada output SPSS di atas dapat dibuat sebuah model regresi linier berganda, yaitu : RTRN_SHM = IHSG PNB M INFLASI DEPOSITO KURS DJIA HRG_EMAS HRG_MNYK Persamaan regresi di atas tidak sepenuhnya diterima dahulu, perlu adanya pengujian signifikansi koefisien regresi. Untuk melakukan pengujian koefisien regresi linier dapat dilihat dari tingkat signifikansinya apakah berada di atas 5% atau di bawah 5%. Jika berada di atas 5%, maka koefisien regresi dikatakan tidak signifikan.

9 71 Hipotesis : H = Koefisien regresi tidak signifikan 0 H 1 = Koefisien regresi signifikan Berdasarkan output SPSS, dapat dibuat analisis berikut ini : 1) IHSG Pada taraf signifikansi 5%, t hitung = > t =.09 dengan taraf signifikansi tabel 0.00% (jauh di bawah 5%), maka tolak H 0, yang berarti IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham. IHSG mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel IHSG dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika IHSG meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. ) PNB Pada taraf signifikansi 5%, t hitung = < t =.09 dengan taraf signifikansi tabel 85.7% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Pertumbuhan PNB mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel PNB dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika PNB meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan.

10 7 3) M1 Pada taraf signifikansi 5%, t hitung = < t =.09 dengan taraf signifikansi tabel 37.1% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Jumlah uang beredar mempunyai koefisien regresi dengan arah yang negatif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel M1 dengan RTRN_SHM adalah berlawanan. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika jumlah uang beredar meningkat 1 satuan maka return saham akan menurun sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 4) INFLASI Pada taraf signifikansi 5%, t = 0.79 < t =.09 dengan taraf signifikansi hitung tabel 47.6% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Tingkat inflasi mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel INFLASI dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika tingkat inflasi meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar 0.06 satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 5) DEPOSITO Pada taraf signifikansi 5%, t < t =.09 dengan taraf signifikansi hitung 95.5% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti tingkat bunga deposito tidak tabel

11 73 berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Tingkat bunga deposito mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel DEPOSITO dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika tingkat bunga deposito meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 6) KURS Pada taraf signifikansi 5%, t = < t =.09 dengan taraf signifikansi hitung tabel 7.% (jauh berada di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Nilai tukar Rupiah terhadap US$ mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel KURS dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika nilai tukar Rupiah terhadap US$ meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 7) DJIA Pada taraf signifikansi 5%, t = < t =.09 dengan taraf signifikansi hitung 54.4% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti pergerakan indeks Dow Jones tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. tabel

12 74 Pergerakan indeks Dow Jones mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel DJIA dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika indeks Dow Jones meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar 0.96 satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 8) HRG_EMAS Pada taraf signifikansi 5%, t = < t =.09 dengan taraf signifikansi hitung 40.9% (jauh di atas 5%), maka terima H 0, yang berarti harga emas internasional tidak berpengaruh secara signifikan (statistik) terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Harga emas internasional mempunyai koefisien regresi dengan arah yang negatif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel HRG_EMAS dengan RTRN_SHM adalah berlawanan. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika harga emas internasional meningkat 1 satuan maka return saham akan menurun sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. 9) HRG_MNYK Pada taraf signifikansi 5%, t =.954 > t =.09 dengan taraf signifikansi hitung tabel tabel 0.9% (jauh di bawah 5%), maka tolak H 0, yang berarti harga minyak internasional berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Harga minyak internasional mempunyai koefisien regresi dengan arah yang positif sebesar Berarti bahwa pola hubungan antara variabel HRG_MNYK dengan RTRN_SHM adalah searah. Oleh karena itu, dapat diinterpretasikan bahwa jika harga

13 75 minyak internasional meningkat 1 satuan maka return saham akan meningkat sebesar satuan dengan anggapan variabel independen lainnya konstan. Kesimpulan : Walaupun secara statistik variabel dependen RTRN_SHM dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen IHSG, PNB, M1, INFLASI, DEPOSITO, KURS, DJIA, HRG_EMAS dan HRG_MNYK dan persamaan linier dinyatakan mempunyai hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen, namun adanya autokolerasi dan multikolinieritas membuat perubahan atau pergerakan variabel-variabel independen menjadi tidak signifikan dengan perubahan atau pergerakan variabel RTRN_SHM. Karena itu untuk mendapatkan variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel tingkat pengembalian investasi saham secara signifikan, perlu dibuat dan diuji persamaan-persamaan regresi baru yang bebas dari gejala autokorelasi dan multikolinieritas. 4.. Analisis Regresi Linier Berganda (Stepwise Method) Persamaan regresi yang baru akan dihasilkan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda stepwise method. Metode ini dimulai dengan memasukkan variabel independen yang memiliki korelasi paling kuat dengan variabel dependen. Kemudian setiap kali pemasukan variabel independen yang lain, dilakukan pengujian untuk tetap memasukkan variabel independen atau mengeluarkannya. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut :

14 76 Tabel 4.8 Pengujian Koefisien Regresi (Stepwise Method) Variables Entered/Removed a Model 1 Variables Entered Variables Removed IHSG. HRG_MNYK. a. Dependent Variable: RTRN_SHM Method Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <=.050, Probability-of-F-to-remove >=.100). Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <=.050, Probability-of-F-to-remove >=.100). Berdasarkan output SPSS di atas, terlihat bahwa hanya terdapat dua variabel independen yang layak di masukkan dalam model regresi, yaitu variabel IHSG dan HRG_MNYK. Dimana pada Model 1 hanya memasukkan variabel IHSG dan pada Model menambahkan variabel harga minyak internasional dalam model regresi. Penelitian ini akan diawali dengan uji pendahuluan untuk memastikan bahwa data yang digunakan telah memenuhi syarat untuk pengujian hipotesis. Pengujian tersebut meliputi : A. Pengujian Autokorelasi Keberadaan autokorelasi dapat diidentifikasikan dengan menggunakan metode statistik dari Durbin-Watson (DW). Model Summary dari output SPSS menunjukkan bahwa angka DW = 1.99, dimana angka tersebut berada di antara sampai + yang berarti tidak terdapat autokorelasi. Tabel 4.9 Pengujian Autokorelasi (Stepwise Method) Dengan Metode Statistik Durbin-Watson Model 1 a. b. Model Summary c Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.797 a Durbin-Watson.877 b Predictors: (Constant), IHSG Predictors: (Constant), IHSG, HRG_MNYK c. Dependent Variable: RTRN_SHM

15 77 Autokorelasi Positif Tidak Terdapat Autokorelasi Autokorelasi Negatif Gambar 4. Uji Autokorelasi (Stepwise Method) Dengan Angka Durbin-Watson B. Pengujian Multikolinieritas Pengujian keberadaan gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati angka 1. Tabel 4.10 Pengujian Multikolinieritas (Stepwise Method) Dengan Angka Tolerance dan VIF Model 1 (Constant) IHSG (Constant) IHSG HRG_MNYK Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: RTRN_SHM Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta 6.515E E Pada output SPSS terlihat bahwa variabel independen IHSG dan HRG_MNYK pada Model 1 dan Model telah terbebas dari gejala multikolinieritas, hal ini ditunjukkan oleh nilai Tolerance dan VIF yang berada di sekitar angka 1.

16 78 Dengan tidak terdapatnya gejala autokorelasi dan multikolinieritas, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian persamaan regresi linier, seperti pada berikut : A. Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R ) Output SPSS akan menampilkan koefisien korelasi ganda (R) yang menyatakan ukuran dari derajat keeratan hubungan antara variabel dependen dengan seluruh variabel independen, dan koefisien determinasi (R ) yang menjelaskan pengaruh atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Model 1 Tabel 4.11 Pengujian Koefisien Determinasi (Stepwise Method) Model Summary c Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.797 a Durbin-Watson.877 b a. Predictors: (Constant), IHSG b. Predictors: (Constant), IHSG, HRG_MNYK c. Dependent Variable: RTRN_SHM berikut : Berdasarkan output SPSS pada Tabel 4.11, dapat dibuat kesimpulan sebagai Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (Stepwise Method) Model 1 Model Koefisien Korelasi (R) Keeratan Hubungan Kuat Sangat Kuat Koefisien Determinasi (R ) Tingkat Pengaruh 63.60% 76.90% Pengaruh Lain 36.40% 3.10% Adjusted R

17 79 B. Pengujian Linieritas (Uji F) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh berdasarkan penelitian akan memiliki arti apabila digunakan dalam penarikan kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang dipelajari. Hipotesis : H : b = 0 0 H : b 0 1 Tidak ada hubungan linier antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Ada hubungan linier antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 4.13 Pengujian Signifikansi Linier Berganda (Stepwise Method) ANOVA c Model 1 Regression Residual Total Regression Residual Total a. Predictors: (Constant), IHSG Sum of Squares df Mean Square F Sig a b b. Predictors: (Constant), IHSG, HRG_MNYK c. Dependent Variable: RTRN_SHM Berdasarkan output SPSS pada Tabel 4.13, dapat dibuat kesimpulan untuk masing-masing model sebagai berikut : 1) Model 1 (Predictors : Constant, IHSG) Model 1 mempunyai F > F = dengan tingkat signifikansi hitung tabel (di bawah α 5%), yang berarti masih signifikan sampai taraf signifikansi 5% dan tolak H 0. Sehingga dikatakan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel independen IHSG dengan variabel dependen tingkat pengembalian investasi saham.

18 80 ) Model (Predictors : Constant, IHSG, HRG_MNYK) Pada Model, variabel independen yang dimasukkan adalah harga minyak internasional (HRG_MNYK). Model mempunyai F > F = 3. dengan tingkat signifikansi (di bawah α 5%), yang berarti masih signifikan hitung tabel sampai taraf signifikansi 5% dan tolak H 0. Sehingga dikatakan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel independen IHSG dan harga minyak internasional dengan variabel dependen tingkat pengembalian investasi saham. C. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi (Uji t) Keterandalan regresi sebagai alat estimasi adalah ditentukan oleh signifikansi parameter regresi yang dalam hal ini adalah nilai koefisien regresi (B). Apabila nilai koefisien tersebut tidak mempunyai pengaruh secara signifikan, maka variabel independen tersebut dapat diabaikan dari model regresi. Hipotesis : H = Koefisien regresi tidak signifikan 0 H 1 = Koefisien regresi signifikan Tabel 4.14 Pengujian Koefisien Regresi (Stepwise Method) Coefficients a Model 1 (Constant) IHSG (Constant) IHSG HRG_MNYK Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: RTRN_SHM Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. B Error Beta t Sig. Tolerance VIF 6.5E E Berdasarkan nilai koefisien regresi (B) pada output SPSS pada Tabel 4.14, dapat dibuat persamaan regresi linier berganda untuk masing-masing model, yaitu :

19 81 1) Model 1 RTRN_SHM = IHSG Tabel 4.15 Pengujian Koefisien Regresi (Stepwise Method) Untuk Model 1 Variabel t Signifikansi Signifikansi Berdasar 5% Hasil Uji Hipotesis Kesimpulan IHSG Lebih Kecil Tolak Ho Berpengaruh Penjelasan Model 1 :! Nilai konstanta sebesar menyatakan bahwa jika variabel-variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata vaiabel diluar model akan menaikkan return saham sebesar satuan.! Koefisien regresi IHSG sebesar menyatakan bahwa variabel IHSG berpengaruh positif terhadap return saham, berarti jika IHSG meningkat sebesar 1 satuan, maka return saham akan meningkat pula sebesar satuan. ) Model RTRN_SHM = IHSG HRG_MNYK Tabel 4.16 Pengujian Koefisien Regresi (Stepwise Method) Untuk Model Variabel t Signifikansi Signifikansi Berdasar 5% Hasil Uji Hipotesis Kesimpulan IHSG Lebih Kecil Tolak Ho Berpengaruh HRG_MNYK Lebih Kecil Tolak Ho Berpengaruh Penjelasan Model :! Nilai konstanta sebesar menyatakan bahwa jika variabel-variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variabel diluar model akan menaikkan return saham sebesar satuan.

20 8! Koefisien regresi IHSG sebesar menyatakan bahwa variabel IHSG berpengaruh positif terhadap return saham, berarti jika IHSG meningkat sebesar 1 satuan, maka return saham akan meningkat pula sebesar satuan.! Koefisien regresi HRG_MNYK sebesar menyatakan bahwa variabel harga minyak internasional berpengaruh positif terhadap return saham, berarti ketika harga minyak meningkat sebesar 1 satuan, maka return saham akan meningkat pula sebesar satuan. 4.3 Ringkasan dan Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Secara Simultan RTRN_SHM = IHSG PNB M INFLASI DEPOSITO KURS DJIA HRG_EMAS HRG_MNYK Berdasarkan persamaan regresi hasil output SPSS dengan enter method, dapat diketahui bahwa kesembilan variabel independen yang diteliti, yaitu tingkat pengembalian pasar (IHSG), pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih, perubahan jumlah uang beredar, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap US$, pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average, harga emas internasional, dan harga minyak internasional secara simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen tingkat pengembalian investasi saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F yang lebih besar dari F (F = > F =.56) dan tingkat signifikansinya yang lebih kecil dari α = tabel hitung tabel hitung

21 83 Kesembilan variabel independen tersebut memberikan nilai R sebesar Hal ini berarti bahwa 79.5% dari variabel dependen tingkat pengembalian investasi saham dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pengembalian pasar (IHSG), pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih, perubahan jumlah uang beredar, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap US$, pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average, harga emas internasional, dan harga minyak internasional dengan tingkat kesalahan 0%. Sedangkan sisa sebesar 0.5% dari variasi variabel dependen tingkat pengembalian investasi saham dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Namun signifikansi parameter regresi pada variabel-variabel independen yang membentuk persamaan tersebut sebagian besar menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan. Berdasarkan persamaan regresi yang dibentuk dari output SPSS dengan stepwise method, didapatkan model regresi yang variabelnya secara signifikan mempengaruhi return saham, yaitu : RTRN_SHM = IHSG...Model 1 RTRN_SHM = IHSG HRG_MNYK...Model Pada model 1, variabel IHSG menjadi satu-satunya variabel ekonomi makro yang berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan variabel return saham sebesar 63.6% sedangkan sisanya 36.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Pada model, terdapat variabel ekonomi makro yang berpengaruh signifikan dan mampu menjelaskan variabel return saham sebesar 76.9% sedangkan sisanya 3.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya. Hasil uji pendahuluan menyatakan bahwa kedua model tersebut tidak mempunyai gejala autokorelasi dan multikolinieritas.

22 Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Secara Parsial Bagian ini akan membahas pengaruh secara parsial (individual) dari masingmasing variabel independen, mempelajari pola hubungannya terhadap variabel dependen, serta mengidentifikasi variabel ekonomi makro yang paling dominan mempengaruhi tingkat pengembalian investasi saham. Tabel 4.17 Hipotesis Yang Diajukan Untuk Pengujian Hipotesis Penelitian Ho1 Ho Ho3 Ho4 Ho5 Ho6 Ho7 Ho8 Ho9 Deskripsi Hipotesis Penelitian IHSG tidak mempengaruhi return saham Pendapatan Nasional Bersih tidak mempengaruhi return saham Jumlah uang beredar tidak mempengaruhi return saham Tingkat inflasi tidak mempengaruhi return saham Tingkat bunga deposito tidak mempengaruhi return saham Nilai tukar Rp/US$ tidak mempengaruhi return saham Pergerakan indeks DJIA tidak mempengaruhi return saham Harga emas internasional tidak mempengaruhi return saham Harga minyak internasional tidak mempengaruhi return saham Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis : Variabel Penelitian t hitung t tabel Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis Tingkat Signifikansi Signifikansi Pada α 5% Keputusan IHSG Signifikan Tolak Ho1 PNB Tidak Signifikan Terima Ho M Tidak Signifikan Terima Ho3 INFLATISI Tidak Signifikan Terima Ho4 DEPOSITO Tidak Signifikan Terima Ho5 KURS Tidak Signifikan Terima Ho6 DJIA Tidak Signifikan Terima Ho7 HRG_EMAS Tidak Signifikan Terima Ho8 HRG_MNYK Signifikan Tolak Ho9

23 85 Pembahasan secara parsial untuk masing-masing variabel ekonomi makro pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kontribusi Tingkat Pengembalian Pasar (IHSG) Tingkat pengembalian pasar yang direpresentasikan oleh Indeks Harga Saham Gabungan sebagai ukuran tingkat pengembalian portofolio saham mempunyai parameter koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 1.659, dengan tingkat signifikansi 0% (jauh di bawah tingkat signifikansi 5%), maka tolak Ho1. Karena arah koefisien regresi dari variabel ini menunjukkan pola yang konsisten dengan teori dan hubungan yang signifikan, maka variabel IHSG secara parsial layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Variabel IHSG merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian investasi saham, dimana nilai koefisien determinasi parsialnya (R ) adalah 0.636, nilai R ini adalah yang tertinggi dibandingkan koefisien determinasi parsial variabel-variabel independen lainnya. Dengan demikian, hasil penelitian ini telah memperkuat hasil observasi King di S&P 500 index seperti yang dinyatakan dalam Fischer dan Jordon (1995), dan juga penelitian Rustam (1997) dan Handra (004). Sebenarnya IHSG lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham. Karena jumlah dan harga saham setiap emiten tidak sama, maka kadangkala IHSG tidak mencerminkan pergerakan saham sesungguhnya. Saham-saham yang memiliki nilai tinggi dan volume yang besar akan mempunyai bobot yang besar seperti pada saham-saham bluechip, dimana terjadi transaksi saham sedikit saja sudah memberikan pengaruh yang besar pada IHSG.

24 86. Kontribusi Pertumbuhan Pendapatan Nasional Bersih (PNB) Dalam penelitian ini, variabel pertumbuhan PNB mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar dengan tingkat signifikansi 85.7% (jauh di atas tingkat signifikansi 5%), maka terima Ho. Ini berarti variabel PNB secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel PNB hanya 0.067, menyebabkan variabel PNB bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Dalam penelitian ini, walaupun nilai statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel pertumbuhan PNB, namun arah parameter koefisien menunjukkan pola yang konsisten terhadap teori. Secara teoritis, Pendapatan Nasional Bersih merupakan ukuran kemampuan ekonomi nasional yang sesungguhnya, dengan demikian pertumbuhan PNB yang dihitung dari PDB riil sudah seharusnya memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Produk Domestik Bruto adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin meningkat. 3. Kontribusi Jumlah Uang Beredar (M1) Variabel jumlah uang beredar mempunyai parameter koefisien regresi bertanda negatif sebesar dengan tingkat signifikansi 37.1% (jauh di atas tingkat signifikansi

25 87 5%), maka terima Ho3. Ini berarti variabel M1 secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel M1 hanya 0.011, menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Variabel jumlah uang beredar pada penelitian ini, di samping memiliki pengaruh yang tidak signifikan, juga memiliki pola yang tidak konsisten dengan teori. Secara teoritis, Ml adalah total penjumlahan uang kartal dan uang giral karenanya jenis uang ini menggambarkan daya beli efektif yang dimiliki masyarakat yang akan secara langsung mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa. Umumnya diharapkan akan terdapatnya hubungan antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga saham. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa terdapat hubungan tersebut, dan jumlah uang beredar akan mempengaruhi harga saham (Jones, 1994). Meskipun demikian, beberapa penelitian berikutnya menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak selalu synchronous, tetapi mungkin menunjukkan bahwa perubahan pasar dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar di masa yang akan datang, seperti pada penelitian ini. Kemungkinan pasar mengharapkan akan terjadi penambahan jumlah uang beredar sehingga indeks naik, meskipun untuk periode yang sama teramati adanya penurunan jumlah uang beredar. Temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis pasar yang efisien mungkin berlaku. 4. Kontribusi Tingkat Inflasi (INFLASI) Variabel tingkat inflasi pada penelitian ini mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif 0.06 dengan tingkat signifikansi 47.6% (jauh di atas tingkat

26 88 signifikansi 5%), maka terima Ho4. Ini berarti variabel INFLASI secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel INFLASI hanya 0.036, menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Dalam penelitian ini, selain nilai statistik yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel tingkat inflasi, arah parameter koefisiennya juga menunjukkan pola yang tidak konsisten terhadap teori. Hasil studi ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jacob dan Pettit (1989) dan juga penelitian Wahyudi (1997) dan Handra (004) di BEJ. Secara teoritis, pola hubungan negatif antara tingkat inflasi dengan tingkat pengembalian investasi saham dapat disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi sehingga menurunkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, sebagai akibatnya menurunkan penawaran agregat. Demikian juga terdapat kemungkinan perusahaan harus berproduksi melebihi kapasitas normalnya karena adanya peningkatan permintaan agregat tetapi peningkatan biaya untuk berproduksi lebih besar dibandingkan dengan kenaikan permintaannya. Seluruh keadaan sebagaimana dijelaskan tersebut berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan dan tentu saja terhadap indeks harga saham individual. Laba bersih yang dilaporkan sebuah perusahaan bukan tidak mungkin diakibatkan oleh adanya inflasi, di mana laba cederung menjadi lebih besar (overstated) dibanding substansi ekonominya, sebab laba tersebut berasal dari perubahan tingkat harga dan bukan berasal dari kinerja operasi perusahaan. Dalam sebuah negara yang diliputi keadaan inflasi tinggi seperti Indonesia, perusahaan yang selalu meningkat labanya,

27 89 belum tentu mempunyai kinerja yang bagus, sebab laba tersebut dapat disebabkan karena faktor inflasi. Hal inilah yang diduga sebagai penyebab tidak konsistennya pola hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat pengembalian investasi saham. 5. Kontribusi Tingkat Bunga Deposito (DEPOSITO) Dalam penelitian ini, variabel tingkat bunga deposito mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar dengan tingkat signifikansi 95.5% (jauh di atas tingkat signifikansi 5%), maka terima Ho5. Ini berarti variabel DEPOSITO secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel DEPOSITO hanya , menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Dalam penelitian ini, selain nilai statistik yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel tingkat bunga deposito, arah parameter koefisiennya juga menunjukkan pola yang tidak konsisten terhadap teori. Secara teoritis, pola hubungan negatif antara tingkat bunga deposito dengan tingkat pengembalian investasi saham dikarenakan bunga deposito merupakan harga yang harus dibayar oleh perbankan kepada deposan sebagai investor. Oleh karena itu, deposito dijadikan sebagai sarana investasi alternatif dari investasi saham. Apabila bunga deposito lebih tinggi daripada tingkat pengembalian investasi saham, maka investor akan lebih tertarik untuk menanamkan kekayaannya dalam bentuk deposito. IHSG memiliki hubungan negatif dengan tingkat suku bunga. Penurunan tingkat suku bunga SBI akan diikuti penurunan tingkat suku bunga komersial yang berlaku di

28 90 pasar. Rendahnya tingkat suku bunga komersial tentu tidak menguntungkan untuk menyimpan uang di bank sehingga seseorang akan lebih tertarik membeli saham dengan tingkat pengembalian (rate of return) lebih tinggi daripada menyimpan uangnya dalam deposito. Pada saat kondisi perekonomian normal, penurunan tingkat bunga komersial juga mendorong dunia usaha melakukan investasi. Maraknya investasi di sektor riil ini berdampak pada pergerakan pasar modal. Oleh sebab itu penurunan tingkat suku bunga berdampak pada kenaikan IHSG. Tetapi jaminan keamanan investasi seperti pada deposito dirasakan lebih penting bagi investor ketika kondisi perekonomian sedang mengalami krisis dan suhu politik yang belum stabil. Sehingga penurunan tingkat suku bunga komersial belum tentu berdampak pada kenaikan IHSG. Dan berarti pola yang tidak konsisten dalam penelitian ini menunjukkan kemungkinan tidak adanya kepedulian investor terhadap perubahan tingkat bunga deposito. Atau kemungkinan terdapat faktor lain selain tingkat bunga yang menyebabkan IHSG naik meskipun tingkat bunga juga naik. 6. Kontribusi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar (KURS) Variabel nilai tukar Rp/US$ pada penelitian ini mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif dengan tingkat signifikansi 7.% (jauh di atas tingkat signifikansi 5%), maka terima Ho6. Ini berarti variabel KURS secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel KURS hanya 0.06, menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham.

29 91 Dalam penelitian ini, walaupun nilai statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel nilai tukar, namun arah parameter koefisien menunjukkan pola yang konsisten terhadap teori. Secara teoritis, nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang lokal Rupiah maupun mata uang asing US$. Menurunnya nilai tukar Rupiah merefleksikan penurunan permintaan masyarakat internasional terhadap Rupiah, atau karena adanya peningkatan permintaan US$ oleh masyarakat. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa merosotnya nilai tukar Rupiah akan merujuk pada merosotnya kemampuan ekonomi nasional, berarti kemampuan fundamental perusahaan juga cenderung merosot, sehingga meningkatnya nilai tukar US$ akan menurunkan tingkat pengembalian investasi saham. Tidak adanya kontribusi secara signifikan dari variabel nilai tukar Rupiah terhadap US$ menunjukkan kurang berperannya informasi mengenai perubahan variabel ini bagi investor. Hasil penelitian ini di samping konsisten dengan teori, juga memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Rustam (1997) dan Handra (004). 7. Kontribusi Pergerakan Indeks Dow Jones (DJIA) Dalam penelitian ini, variabel pergerakan indeks DJIA mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar 0.96 dengan tingkat signifikansi 54.4% (jauh di atas tingkat signifikansi 5%), maka terima Ho7. Ini berarti variabel DJIA secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel DJIA adalah 0.14, menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham.

30 9 Walaupun arah parameter koefisien menunjukkan pola yang konsisten terhadap teori, namun nilai statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel DJIA. Tidak adanya pengaruh pergerakan indeks Dow Jones secara signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham, telah dinyatakan dalam penelitian Sugeng Wahyudi (004), Melalui pendekatan analisis statistik ternyata kemampuan menjelaskan perubahan di Bursa Nikkei lebih besar dari kemampuan Bursa Dow Jones. Berarti di antara bursa regional perubahan-perubahan yang terjadi di Bursa Nikkei paling dapat menjelaskan terhadap kenaikan atau penurunan pada Bursa Efek Jakarta. 8. Kontribusi Harga Emas (HRG_EMAS) Variabel harga emas pada penelitian ini mempunyai parameter koefisien regresi bertanda negatif dengan tingkat signifikansi 40.9% (jauh di atas tingkat signifikansi 5%), maka terima Ho8. Ini berarti variabel HRG_EMAS secara parsial tidak layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham. Nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel KURS hanya 0.079, menyebabkan variabel ini bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Arah koefisien regresi dari variabel ini menunjukkan pola yang konsisten terhadap teori tetapi tidak signifikan secara statistik. Pola hubungan yang negatif (berlawanan) ini dapat dijelaskan oleh hubungan rasional, bahwa emas adalah logam mulia yang banyak diminati sebagai alternatif investasi karena sifatnya yang anti inflasi. Ketika nilai dollar AS melemah, investor banyak yang menempatkan uang mereka pada investasi alternatif, antara lain, emas. Kecenderungan ini membuat harga emas di pasar

31 93 dunia meningkat. Karenanya perubahan harga emas sering menjadi perhatian investor sebagai dasar dalam menentukan keputusan investasinya. Di negara lain yang masyarakatnya sudah maju, banyak kondisi yang dapat mengairahkan semua jenis investasi emas, termasuk transaksi derivatifnya. Misalnya transaksi kontrak berjangka emas di Tokyo Commodity Exchange mengalami kenaikan volume transaksi ketika ada berita mengenai tekanan Amerika Serikat terhadap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap terhadap Irak. Namun tidak demikian halnya di Indonesia. Sampai sekarang, transaksi kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih belum banyak dimanfaatkan, baik sebagai sarana lindung nilai (hedging) terhadap fluktuasi harga emas maupun sebagai sarana untuk meraih keuntungan. 9. Kontribusi Harga Minyak Internasional (HRG_MNYK) Dalam penelitian ini, variabel harga minyak internasional mempunyai parameter koefisien regresi bertanda positif sebesar dengan tingkat signifikansi 0.9% (jauh di bawah tingkat signifikansi 5%), maka tolak Ho9. Berarti secara statistik variabel harga minyak internasional dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Namun nilai koefisien determinasi parsial (R ) variabel HRG_MNYK hanya 0.174, menyebabkan variabel ini secara parsial menjadi bias dalam menjelaskan variabel tingkat pengembalian investasi saham. Akan tetapi secara simultan, variabel harga minyak internasional layak digunakan sebagai alat estimasi tingkat pengembalian investasi saham.

32 94 Dalam penelitian ini, variabel harga minyak internasional memiliki pola yang tidak konsisten terhadap teori. Secara teoritis, pola hubungan yang seharusnya terjadi adalah negatif (berlawanan) karena minyak merupakan bahan bakar dan bahan baku untuk kegiatan produksi bagi banyak sektor industri. Kenaikan harga minyak seharusnya menyebabkan biaya produksi khususnya industri manufaktur menjadi lebih tinggi sehingga melemahkan aspek fundamental perusahaan dan menyebabkan penurunan harga saham perusahaan. Namun di Indonesia hal ini tidak terjadi, peneliti menduga bahwa terdapat satu faktor utama yang menyebabkan pola yang tidak konsisten ini terjadi, yaitu adanya sistem subsidi terhadap harga minyak oleh pemerintah sehingga harga minyak dalam negeri tidak mengalami kenaikan, termasuk yang digunakan untuk bahan bakar sektor industri. Hal inilah yang pada sisi lain menjadikan kinerja perusahaan (emiten) di Indonesia melalui laporan keuangan yang disampaikan banyak mengalami kenaikan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses dan Hasil Analisis Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Metode analisis yang

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan 56 BAB IV 4.1 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 18.0. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Winnie Adisty (28212243) FE. Akuntansi Pembimbing : 1. Prof. Suryadi H.S., SSi., MMSI 2. Diana Sari,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Deskripsi data bisa diartikan sebagai suatu upaya untuk menampilkan data agar data tersebut bisa dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan dengan mudah. 159

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel. Tabel 4.1 Deskripsi Variabel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data dan Deskripsi Variabel Pada bagian ini akan dibahas mengenai deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu inflasi, nilai tukar, dan

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas. BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi klasik Analisis data yang dilakukan yaitu anilisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS. Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan Subsektor Bank Periode 2008-2012) Latar Belakang Sejak terjadinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Deskripsi Inflasi Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Inflasi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Inflasi 36 3.35 8.79 6.5892 1.44501

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh melalui berbagai sumber kemudian diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 21 untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode )

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode ) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN HARGA EMAS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi Kasus di BEI Periode 2004-2013) Nama : Awal Nurjamil NPM : 11212267 Dosen Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis regresi sederhana, dan perhitungannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Berikut adalah data laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk (dalam juta Rupiah), selama tahun 2007 sampai dengan 2010.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dividen Per Share, Tingkat Inflasi, Return on Equity, Net Profit Margin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN Nama : Dian Ayu Lestari NPM : 12212022 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Neltje F.

Lebih terperinci

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Nurlita NPM :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh

Lebih terperinci

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Industri perbankan merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian. Berikut ini adalah profil 10 Bank terbesar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan atas data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH FLUKTUASI KURS VALUTA ASING DAN INDEKS HARGA SAHAM LUAR NEGERI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL SKRIPSI Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif Langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui

Lebih terperinci

RIZKI AFRIANSYAH

RIZKI AFRIANSYAH ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2008-2012 RIZKI AFRIANSYAH 26211321

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Analisis statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dan telah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dan telah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini yaitu perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu data inflasi di Indonesia tahun 2013-2015 (X 1 ),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sukuk Korporasi Pesatnya perkembangan industri keuangan syariah juga diikuti oleh pesatnya perkembangan instrumen keuangan dan pembiayaan syariah yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS EURO DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE )

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS EURO DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE ) ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS EURO DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2011) NAMA : NURY INDRIYANI NPM : 22209083 JURUSAN : AKUNTANSI JENJANG : S1 PEMBIMBING

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 AKUNTANSI PEMBIMBING :

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data LAMPIRAN 1 Tabulasi Data Hrg_Minyak _Dunia Nilai_Tukar Inflasi Suku_Bunga IHSG 0,111 0,012 (0,005) 0,000 0,060 (0,032) (0,022) 0,052 (0,001) (0,001) 0,022 (0,008) (0,122) (0,001) 0,075 0,122 (0,024) (0,022)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean), BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Nama : Andro THG Damanik NPM : 28212121 Kelas : 3EB02 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Mentah Variabel Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Basic Industry and Chemicals), (Consumer Goods Industry) dan (Trade, Services & Investment) yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

Nama : Dea Rizka Amelia Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM

Nama : Dea Rizka Amelia Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2009-2015 Nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek yang diteliti oleh penulis adalah persahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan, Selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh penggunaan derivatif keuangan,

Lebih terperinci