Metode perhitungan. belt timing. Daftar Isi. Siegling total belting solutions. Formula 2. Perhitungan 5. Contoh perhitungan 7. Lembar perhitungan 15

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Metode perhitungan. belt timing. Daftar Isi. Siegling total belting solutions. Formula 2. Perhitungan 5. Contoh perhitungan 7. Lembar perhitungan 15"

Transkripsi

1 belt timing Metode perhitungan Daftar Isi Formula 2 Perhitungan 5 Contoh perhitungan 7 Lembar perhitungan 15 Tabel 26 Anda dapat memperoleh informasi terperinci mengenai Siegling Belt Timing Proposisi berkualitas pada ikhtisartentang ragam ini (referensi nomor 245). Siegling total belting solutions

2 Formula 1. Gaya Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Gaya tarik efektif yang ditransmisikan F U N F U = 2 3 T d = P n d = 3 P v [N] F U = F A + F H + F R... [N] Gaya akselarasi F A N F A = m a [N] Daya angkat F H N F H = m g sin α [N] (sin a untuk penghantaran menaik) Gaya gesek (nilai m terdapat pada tabel 4) F R N F R = m µ g [N] (g = 9.81 m/s2) Gaya tarik efektif maksimum F U max N F U max = F U (c₂ + c₃) [N] Gaya tarik efektif khusus yang dibutuhkan F' U req N F' U req = F U max /c₁ [N] Gaya tarik efektif khusus F' U N dari lembar perhitungan Gaya pra-tarik F V N F V.5 F U max [N] (Puli penggerak ganda) F V F U max [N] (Penggerak linear) Gaya penentu pemilihan belt F B N F B = F U max + F V [N] Muatan regangan yang diperbolehkan F per N Nilai pada tabel berasal dari lembar perhitungan Gaya eksternal F N Muatan poros statis F WS N F WS = 2 F V [N] (Puli penggerak ganda) 2. Massa Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Massa yang dipindahkan m kg m = m R + m L + m Z red + m S red [kg] Massa belt m R kg m R = m ' R l/ [kg]; Berat belt per meter m ' R kg/m Nilai pada tabel berasal dari lembar perhitungan Massa slide linear m L kg Massa puli timing belt m Z kg (d 2 k - d 2 ) π b ρ m Z = 4 6 [kg] Massa tereduksi puli timing belt m Z red kg Massa puli pengencang m S kg m m Z Zred = 1 + d2 [kg] 2 d 2 k (d 2 S - d 2 ) π b ρ m S = 4 6 [kg] Massa tereduksi puli take-up m S red kg m m S Sred = 1 + d2 [kg] 2 d 2 S 2

3 3. Pengukuran Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Diameter bor d mm Diameter ulir d mm d = z t/π [mm], nilai katalog Diameter luar d k mm Nilai katalog pemasok puli timing belt Diameter puli take-up d s mm Lebar puli timing belt, puli take-up b mm Lebar belt b₀ mm Panjang belt yang tidak ditegangkan l mm untuk i = 1: untuk penggerak dua poros l = 2 e + π d₀ = 2 e + z t [mm] untuk i 1: Panjang belt secara umum mm l = z t [mm] Panjang penjepit per ujung belt l k mm untuk AdV 7 Jarak pusat e mm dihitung dari l t (z 2 + z 1 ) l = + 2e e Jarak pusat Δe mm Memutar puli penggerak ganda dan puli penggerak ganda linear (AdV 7 berpenjepit): F V l e = [mm] 2 cspec e e t (z 2 z 1 ) π 2 e Belt penjepit (AdV 7) e e e = F V l c spec [mm] Deviasi penempatan di bawah pengaruh gaya-gaya eksternal Δs mm F s = c [mm]; F s min = cmax [mm] Ulir belt t mm Jarak pusat dari gigi yang berdekatan 4. Konstanta dan Koefisien Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Density ρ kg/dm 3 contoh. bahan puly Koefisien gesekan μ Bergantung pada gesekan yang bersesuaian; lihat tabel 4 Gigi pada faktor tautan; c 1 i = 1; c 1 = z/2 jumlah gigi yang terlibat dalam fluks daya i 1; z 1 (z 2 z 1 ) t c 1 = arc cos 18 2 π e Perhatikan c 1 max pada tabel 1! Faktor operasional c 2 Tabel 2 Faktor akselarasi c 3 Tabel 3 3

4 Formula 5. Besaran Gerak Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Kecepatan (RPM) n min -1 Kecepatan belt v m/s Percepatan a m/s 2 v 19,1 3 n = [min d -1 ] d v = n = 2 s a a [m/s] Percepatan gravitasi g m/s 2 g = 9.81 [m/s 2 ] Jarak tempuh total s v mm sv = s a + s' a + s c [mm] a t 2 Jarak akselarasi (perlambatan) s a (s' a ) mm a 3 v s a (s a ') = = a Jarak tempuh ketika v konstan s c mm s c = v t c 3 [mm] Accelerating (braking) time t a (t' a ) s v a = 2 s t a a (t a ') = a [s] Waktu akselarasi (perlambatan) t c s s c c = v 3 [s] Waktu tempuh ketika v konstan t v s t v = t a + t a ' + t c [s] Rasio gigi roda i [mm] 6. Besaran lainnya Simbol Penandaan Satuan Perhitungan Sudut kemiringan α untuk penghantaran menaik Tetapan pegas khusus c spec N Nilai pada tabel berasal dari lembar perhitungan c Tetapan pegas belt c N/mm biasanya: c = spec [N/mm] l Tetapan pegas penggerak linear l c = l 1 l 2 c spec [N/mm] Menentukan dari posisi c min /c max N/mm ektrim penggerak linear l 1 m L l = l 1 + l 2 [mm] l 2 l 1 l 2 c min untuk l₁ = l₂ c min = 4 c spec l [N/mm] Frekuensi natural f e s -1 1 f e = 2π c m L [s -1 ] Frekuensi pengeksitasi f s -1 n f = 6 [s-1 ] Faktor servis basis gigi S tooth S tooth = F' U /F' U req Faktor servis batang tegangan S tm S tm = F per /F B Jumlah gigi z di mana i = 1 Jumlah gigi pada puli kecil z 1 di mana i 1 Jumlah gigi pada puli besar z 2 di mana i 1 Jumlah minimum gigi z min Nilai pada tabel berasal dari lembar perhitungan Diameter minimum puli take-up d s min mm Nilai pada tabel berasal dari lembar perhitungan Daya yang ditransmisikan P kw F U n d P = = F U v 3 [kw] Torsi yang ditransmisikan T Nm F U d T = 2 3 [Nm] Timing belt fleksibel Timing belt dilas permanen AdV7 AdV9 4

5 Metode Perhitungan untuk Belt Timing B 92 F U = 2 3 T d = P n d = 3 P v [N] Gaya tarik efektif yang ditransmisikan F U [N] 1 dan v = d n dengan [m/s] d = z t π [mm] atau: Total seluruh gaya F U = F R + F H + F A [N] di mana: F R = m µ g [N] gaya gesek F H = m g atau m g sin α [N] gaya angkat F A = m a [N] gaya akselarasi Faktor operasional c 2 dan akselarasi c 3 diperoleh dari tabel 2 dan 3 F U max = F U (c 2 + c 3 ) [N] Gaya tarik efektif maksimum F U max [N] 2 c 1 = z/2 untuk i = 1 z 1 c 1 = 18 arc cos (z 2 z 1 ) t 2 π e untuk i 1 Gigi pada faktor tautan untuk puli penggerak (yang lebih kecil) 3 Selalu bulatkan ke bawah hasil perhitungan c 1 Perhatikan nilai maksimum pada tabel 1 Perkirakan jumlah gigi jika tidak diketahui dan tentukan nilai n. F U max F' U req = c1 [N] Gaya tarik efektif khusus yang dibutuhkan F' U req [N] 4 Dapatkan nilai F U req pada grafik ikhtisar belt dan telusuri ke arah kanan secara horizontal hingga mencapai titik potong dengan kecepatan yang ditanyakan. Seluruh ulir belt yang berada di atas nilai ini secara teoretis dapat digunakan. Penentuan belt dari grafik Tentukan jenis belt dan cari titik potong pada lembar perhitungan untuk jenis tersebut. Kurva di atas titik potong memberikan nilai lebar belt b [mm]. Titik di mana kurva kecepatan dan kurva lebar berpotongan merupakan gaya tarik efektif yang ditransmisikan. jenis belt yang terpilih l = 2 e + z t = 2 e + π d [mm] untuk i = 1 t (z 2 z 1 ) l = + 2e e t (z 2 z 1 ) π 2 [mm] untuk i 1 I harus selalu menjadi integral majemuk dari ulir belt dalam mm. Persaman-persamaan di atas valid untuk puli penggerak ganda yang berotasi. Hitung desain lainnya berdasarkan bentuknya. m R = m ' R l/ [kg]; m R' dari lembar perhitungan Untuk perhitungan, lihat pada bagian formula. Ukuran timing belt puli pada katalog. Panjang belt l [mm] 5 Massa puli m R [kg] Massa tereduksi puli timing belt dan puli take-up m Z red, m S red [kg]. 5

6 Metode Perhitungan untuk Belt Timing B 92 6 Memeriksa nilai F U dengan nilai F A termasuk m R, m Z red dan m S red Ulangi langkah 1 4 jika pengaruh massa belt tidak dapat diabaikan, contohnya pada penggerak linear dengan akselarasi tinggi. 7 Menentukan basis gigi F' U c 1 S tooth = FU max = F' U F U req Harapan: S tooth > 1 8 Gaya pratarik [N] F V >.5 F U max [N] F V > F U max [N] untuk puli penggerak ganda untuk penggerak linear Gaya penentu pemilihan belt F B [N] F B = F U max + F V [N] 9 Menentukan faktor servis batang tegangan S tm Kisaran take-up Δe [mm] (untuk belt permanen: elongasi penempatan kurang lebih sebesar.1 %; untuk belt fleksibel elongasi penempatan kurang lebih sebesar.2 %) Tetapan pegas untuk keseluruhan sistem c [N/mm] dan c min [N/mm] F S per tm = FB Memutar puli penggerak ganda dan puli penggerak ganda linear (AdV 7 berpenjepit) e F V l e = [mm] 2 cspec Belt penjepit (AdV 7) F V l e = cspec [mm] Harapan: s tm > 1 F per dari lembar perhitungan Langkah 12 pada metode perhitungan ini hanya dilakukan apabila menggunakan penggerak linear. l l 1 c = c l 1 l spec [N/mm]; l = l 1 + l 2 2 l 2 c min dan c max untuk ekstrim kiri dan ekstrim kanan pada posisi slider. e e e c min = 4 c spec l [N/mm] for l 1 = l 2 l 1 l 2 11 Deviasi penempatan di bawah pengaruh gaya-gaya eksternal Δs [mm] F s = c [mm] s F F s max = cmin [mm] 12 Perilaku resonansi: frekuensi natural f e [s -1 ] Frekuensi pengeksitasi: f [s -1 ] 1 f e = 2π n f = 6 [s-1 ] c m [s -1 ] f e f Dengan demikian tidak ada bahaya resonansi 6

7 Contoh Perhitungan 1 Penggerak linear untuk memindahkan pembawa rakitan Jarak tempuh S V = 25 mm Kecepatan v v = 3 m/s = const.; i = 1 Percepatan a = 15 m/s 2 Massa slider m L = 25 kg termasuk pembawa rakitan + barang yang dibawa Gaya gesek F R = 8 N Panjang slider l L = 4 mm kurang lebih mm d Diagram Ditanya: Jenis belt dan lebar bo, RPM, data puli timing belt, gaya pratarik dan kisaran take up, gaya tarik efektif, akurasi penempatan. F U = F A + F R [N] F A = 25 kg 15 m/s 2 = 375 N F U = 375 N + 8 N = 455 N Massa puli timing belt dan belt diabaikan. Gaya tarik efektif F U [N] 1 Gaya tarik efektif F u (N) yang ditransmisikan perkiraan. c 2 = 1.4 karena akselarasi tinggi c 3 = as i = N 1.4 = F U max = 637 N Operasional dan akselarasi c 2 dan c 3 2 F U max perkiraan Yang terpilih: c 1 = 12 untuk bahan fleksibel Di mana d mm dan c 1 = 12 Z min = 24; Artinya ulir ukuran 14 dan 2 mm tidak dapat diberlakukan karena d! Gigi pada faktor tautan c 1 3 F F' U max U req = c 1 = 53.8 N F' U req 4 n = v = 573 min d -1 n merupakan nilai yang didapat dari d dan v 7

8 Contoh Perhitungan 1 Penggerak linear untuk memindahkan pembawa rakitan Pemilihan belt Untuk penggerak linear, lebih disarankan menggunakan jenis AT dan HTD! Jenis-jenis yang mungkin: AT 5, AT, HTD 8M AT 2/ mm HTD 14M/115 mm T 2/ mm AT / mm HTD 8M/85 mm T /8mm 4 H/1,6 mm L/1,6 mm 3 2 AT 5/5 mm T 5/5 mm [1/min] Grafik ikhtisar F' U untuk jenis belt yang dipilih Yang dipilih: AT karena ketahanan pegas yang tinggi, t = mm AT F' U = 14 N F' U 14 N F' U req 53 N 2 25 [1/min] 572 Grafik AT 5 Memilih puli timing belt d = mm => π = 314/t = 31.4 teeth Yang dipilih: Z = 32; puli standar Material aluminium; ρ = 2.7 kg/dm 3 d = 32 t/π = 1.86 mm maka: v 19.1 n = 3 = 562 min Massa puli timing belt d K = mm; d = 24 mm; b = 32 mm m Z = ( ) π =.64 kg Massa puli timing belt tereduksi m Z red = =.34 kg Menghitung panjang belt l = 2 ( d ) - (4-2 8) + z t l = mm => l = 629 mm dari diagram dan d o; panjang penjepit l k per ujung belt = 8 mm. Menentukan massa belt m ' R =.64 kg/m 2.5 cm =.16 kg/m m R = 1. kg 8

9 F A = (25 kg + 1 kg kg) a F A = 4.2 N F U = = 48 N F U max = = 675 N F' U req = 56.2 N F U max eksak termasuk m R dan m Z red 6 F' S U tooth = = 14 = 2.5 >1 F' Ureq 56.2 Kondisi terpenuhi Faktor servis basis gigi S tooth 7 F V F U max untuk penggerak linear! F V terpilih = 1.5 F U max = N Gaya penentu pemilihan belt F B 8 F B = F V + F U max = 1675 N Gaya pratarik F V F S per tm = = 375 = 2.24 >1 F B 1675 Kondisi terpenuhi Faktor servis batang tegangan S tm F per menurut lembar perhitungan untuk AT F V l N 629 mm e = = 2 cspec 2 6 N = 3.14 mm Kisaran yang diterima Δe [mm] c spec dari lembar perhitungan untuk AT 9 c min = c max = l l 1 l 2 c spec = l l 1 l 2 c spec = Gaya eksternal di sini: F R = 8 N F s R min = =.14 mm cmax c spec = N/mm c spec = N/mm Tetapan pegas sistem c min ; c max l 1 dan l 2 dari diagram! Akurasi penempatan karena gaya eksternal 11 F s max = R cmin =.122 mm 1 f e = 2π n f = 6 = c min m L = 25.7 s = 9,4 s-1 Artinya tidak ada bahaya resonansi Frekuensi natural sistem 12 Frekuensi pengeksitasi Timing belt 25 AT, dengan panjang 629 mm Puli timing belt dengan Z = 32 fur 25 mm belt Kisaran take-up untuk membangkitkan F V Δe = 3.14 mm n = 562 min -1 Δs max =.122 mm 9 Hasil Jika Δs max harus lebih kecil, b = 32 mm akan dipilih Tidak ada bahaya resonansi.

10 Contoh perhitungan 2 Konveyor geser untuk nampan benda kerja Diagram 2 d 8 mm Kecepatan Massa nampan dan muatannya Muatan maksimum Sisi ketat untuk suport belt Sisi longgar untuk suport belt Jarak pusat Permulaan Operasi Diameter puli v =.5 m/s m = 1.8 kg 2 nampan pegangan plastik pemutar e = 2 mm tanpa muatan operasi kontinu, conveyor murni d 8 mm 1 Gaya tarik efektif F U [N] Gaya tarik efektif F U (N) yang ditransmisikan tanpa massa belt. Ditanya: Jenis belt, panjang, kisaran take up, data puli timing belt F U di sini = F R, karena akselarasi diabaikan. F U = F R = m µ g µ yang ditentukan kurang lebih.25 dari tabel 4 m = kg = 36 kg F U = F R = = 88.3 N 2 Faktor operasional dan akselarasi c 3 =, karena i = 1 c 2 = 1.2 dipilih (2 % cadangan) F U max = N = 6 N untuk dua belt F U max = 53 N per belt 3 Gigi pada faktor tautan c 1 dipilih = c 1 max = 6 untuk AdV 9 Belt berotasi dan telah dilas permanen. 4 Gaya tarik efektif khusus yang dibutuhkan F' U req Kecepatan F U max F' U req = c1 = 8.8 N di mana d = 75 mm v 19.1 n = 3 = 127 min AT 2/ mm HTD 14M/115 mm T 2/ mm AT / mm HTD 8M/85 mm T /8mm 4 H/1,6 mm L/1,6 mm 3 Pemilihan belt Belt tersempit sudah cukup memadai. Yang dipilih: 2 lembar 16 T 5 Lebar 16 mm untuk menyediakan dukungan lebih besar bagi nampan AT 5/5 mm T 5/5 mm 5 [1/min] Grafik ikhtisar T untuk jenis belt terpilih F' U = 34 N F' U 34 N F' U req 8.8 N [1/min] 127 Grafik T 5

11 d π t = Z = 47.1 gigi Memilih puli timing belt 5 Yang dipilih: Z = 48 gigi; puli standar l = Z t + 2 e = 424 mm Panjang belt m R = l m ' R =.38 kg/m 4.24 m = 1.53 kg F U max = F R 1.2 F R = (2 1.8 kg kg) = 95.8 N F U max = 115 N = 57.5 N/belt Jika kenaikan dapat diabaikan, perhitungan lanjutan tidak diperlukan. Massa belt F U max eksak termasuk m R of sisi ketat 6 F' U c 1 S tooth = F'U max = = 3.69 >1 Kondisi terpenuhi Faktor servis basis gigi 7 F V.5 F U max Dipilih: F V = 4 N Gaya penentu pemilihan belt F V 8 F B = F V + F U max = = 97.5 N Gaya penentu pemilihan belt F B F per S tm = FB = 27 N 97.5 N = 2.8 >1 Kondisi terpenuhi F per menurut lembar perhitungan untuk 16 T5 Adv 9 Faktor servis batang tegangan S tm F V l e = 2 cspec dengan c spec =.12 6 dari lembar perhitungan Kisaran yang diterima Δe 9 e = = 6.7 mm 2 buah timing belt tipe 16 T 5, dengan panjang 424 mm, AdV 9 Puli timing belt dengan Z = 48 gigi untuk 16 mm belt Kisaran take up untuk membangkitkan F V Δe = 6.7 mm Hasil 11

12 Contoh perhitungan 3 Alat angkat Diagram Jarak tempuh 25 mm Kecepatan 2 m/s Percepatan/perlambatan medium 4 m/s 2 Perlambatan maksimum (pemadaman darurat) m/s 2 Massa slider dengan muatan 75 kg Jumlah belt 2 buah Gaya gesek pegangan pendukung F R = 12 N maksimum 15 mm d 1 Gaya tarik efektif F U [N] Gaya tarik efektif F U [N] yang ditransmisikan. Ditanya: Jenis belt dan panjang, gaya pratarik, kisaran take up kecepatan. Kondisi pengoperasian kasar! F U = F A + F H + F R + F R = 12 N F A = 75 kg 4 m/s 2 = 3 N F A max = 75 kg m/s 2 = 75 N (pemadaman darurat) F H = 75 kg 9.81 m/s 2 = 736 N F U = 12 N N + 75 N (pengereman darurat pada saat turun) F U = 166 N Faktor operasional c 2 dan faktor akselarasi c 3 Gigi pada faktor tautan c 1 Gaya tarik efektif khusus yang dibutuhkan F' U req c 3 = karena i = 1 c 2 = 2. dipilih karena kondisi pengoperasian kasar F U max = = 3212 N yang didistribusikan antara dua belt F U max = 166 N per belt Bahan fleksibel: c 1 = 12 = c 1 max untuk AdV 7 yang dipilih => Z min = 24; t = 2 dieliminasi karena d max F U max F' U req = 12 = 133 N per belt! AT 2/ mm HTD 14M/115 mm Kecepatan Di mano d = 14 mm v 19.1 n = 3 = 273 min d T 2/ mm AT / mm HTD 8M/85 mm T /8mm H/1,6 mm L/1,6 mm Pemilihan belt Seluruh tipe antara L dan HTD 14 M mungkin digunakan. Yang dipilih: HTD 14 M karena memiliki cadangan yang besar. Penunjukan: 4 HTD 14 M 2 AT 5/5 mm T 5/5 mm [1/min] Grafik ikhtisar HTD 14M untuk jenis belt terpilih F' U = 36 N F' U 36 N F' U req 133 N [1/min] Grafik HTD 14M

13 Z = d π t 14 π = = Yang dipilih: Z = 32; puli standar => n = 268 min -1 l = Z t l = 7176 mm teeth l terpilih: 512 gigi 7168 mm Puli yang dipilih 5 Panjang Belt m ' R l =.44 kg/m m = kg/belt Massa belt m Z = 6.17 kg d K = mm d = 24. mm (nilai katalog) (nilai katalog) (nilai katalog) Data puli timing belt m Z m Z red = 1 + d2 = 3.18 kg 2 d 2 K Memberikan total: = 12.7 kg Massa tereduksi puli timing belt F U = F A + F H + F R F H = 736 N F R = 12 N F A = (75 kg kg kg) m/s 2 = 94 N F U dengan memperhitungkan massa belt dan puli 6 F U = = 18 N F U max = c 2 F U = 36 N; terdistribusi antara dua belt => F U max = 18 N/belt 18 F' U req = 12 = 15 N F' U S tooth = F'U req = 3 15 = 2.7 >1 Kondisi terpenuhi Faktor servis basis gigi S tooth 7 13

14 Contoh perhitungan 3 Alat angkat 8 Memilih gaya pratarik F V F U max = 18 Yang dipilih: 2 N = F V Gaya penentu pemilihan belt F B F B = F U max + F V = 38 N Gaya yang diperbolehkan pada setiap untaian F per = 85 N Faktor servis batang tegangan S tm F per S tm = FB = = 2.24 >1 Kondisi terpenuhi 9 Kisaran take up Δe c spec = N F V l e = = 2 cspec = 3.38 mm Hasil Timing belt tipe 4 HTD 14M Dengan panjang 7168 mm = 512 gigi Puli timing belt dengan 32 gigi untuk belt dengan lebar 4 mm Kisaran take up untuk membangkitkan F V Δe = 3.38 mm Catatan Keselamatan Dalam kasus alat angkat, regulasi dari asosiasi perdagangan/profesional sebaiknya diteliti dengan cermat. Jika perlu, keselamatan dari kerusakan perlu dibuktikan dari muatan rusak belt. Dengan material fleksibel Adv7, nilainya kurang lebih empat kali lebih besar dari gaya yang diperbolehkan pada setiap untaian F per. Nilai eksak sesuai permintaan. 14

15 Grafik Ikhtisar 15 AT 2/ mm 12 HTD 14M/115 mm 1 T 2/ mm AT / mm HTD 8M/85 mm T /mm H/1.6 mm L/1.6 mm AT 5/5 mm T 5/5 mm [1/min] 15

16 Lembar perhitungan Belt Timing tipe T Gaya tarik efektif khusus T [1/min] Nilai karakteristik: Tipe T5 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe T5 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Spesifikasi yang tertera bersifat empirik. Walaupun begitu, spesifikasi kami tidak mencakup seluruh aplikasi di pasar. Adalah tanggung jawab OEM untuk memeriksa apakah produk Forbo Siegling cocok untuk aplikasi-aplikasi khusus. Data tersedia adalah berdasarkan pengalaman internal kami dan tidak serta merta bersesuaian dengan perilaku produk pada aplikasi industri. Forbo Siegling tidak mengasumsikan kewajiban apapun untuk kesesuaian dan keandalan pada proses-proses yang berbeda untuk produk-produknya. Lebih lanjut, kami tidak menerima kewajiban untuk hasil yang diperoleh melalui proses, kerusakan atau kerusakan sebagai akibat yang berhubungan dengan penggunaan produk kami. 16

17 Lembar perhitungan Belt Timing tipe AT Gaya tarik efektif khusus AT [1/min] Nilai karakteristik: Tipe AT 5 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe AT 5 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 17

18 Lembar perhitungan Belt Timing tipe T 5 Gaya tarik efektif khusus T [1/min] Nilai karakteristik: Tipe T (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe T (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 18

19 Lembar perhitungan Belt Timing tipe AT 8 Gaya tarik efektif khususl AT [1/min] Nilai karakteristik: Tipe AT (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe AT (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 19

20 Lembar perhitungan Belt Timing tipe T 2 Gaya tarik efektif khusus T [1/min] Nilai karakteristik: Tipe T 2 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe T 2 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 2

21 Lembar perhitungan Belt Timing tipe AT 2 16 Gaya tarik efektif khusus AT [1/min] Nilai karakteristik: Tipe AT 2 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe AT 2 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 21

22 Lembar perhitungan Belt Timing tipe L = 3/8'' t = mm 4 1,6 Gaya tarik efektif khusus L 3 76, , ,1 5 25,4 19,1 12,7 [1/min] Nilai karakteristik: Tipe L = 3/8 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe L = 3/8 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 22

23 Lembar perhitungan Belt Timing tipe H = 1/2'' t = 12.7 mm 45 1,6 Gaya tarik efektif khusus H , , ,1 5 25,4 19,1 12,7 [1/min] Nilai karakteristik: Tipe H = 1/2 (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe H = 1/2 (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 23

24 Lembar perhitungan Belt Timing tipe HTD 8M Gaya tarik efektif khusus HTD 8M [1/min] Nilai karakteristik: Tipe HTD 8M (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe HTD 8M (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 24

25 Lembar perhitungan Belt Timing tipe HTD 14M Gaya tarik efektif khusus HTD 14M [1/min] Nilai karakteristik: Tipe HTD 14M (batang tegangan baja)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m ' R [kg/m] Nilai karakteristik: Tipe HTD 14M (batang tegangan Kevlar)* Nilai b [mm] F per [N] AdV F per [N] AdV C spec [N] m' R [kg/m] * Lihat komentar pada halaman 16 25

26 Tabel Tabel 1 Gigi padafaktor tautan c 1 Aplikasi c 1 max Belt permanen AdV 9 6 Belt fleksibel AdV 7 12 Penggerak linear dengan akurasi penempatan tinggi 4 c 1 = jumlah gigi yang terlibat pada fluks daya Tabel 2 Faktor operasional c 2 Kondisi pengoperasian halus c 2 = 1. Kelebihan muatan jangka pendek < 35 % c 2 = Kelebihan muatan jangka pendek < 7 % c 2 = Kelebihan muatan jangka pendek < % c 2 = Tabel 3 Faktor akselarasi c 3 Transmission ratio i c 3 i > 1 hingga i > 1.5 hingga i > 2.5 hingga i > Tabel 4 Koefisien gesekan timing belt µ PU PAZ PAR Rail/bed Rail pendukung plastik Akumulasi Seluruh nilai di atas merupakan panduan PU = polyurethane PAZ = kain polyamide pada sisi bergigi PAR = kain polyamide di sisi belakang belt 26

27 Resistansi Bahan kimia Asam asetat 2 % Aseton Resistansi Bahan kimia Resistansi Pelumas untuk lubrikasi (lemak sabun sodium) Metil alkohol Tabel 5 Resistansi zat kimia pada suhu kamar Alumunium klorida, encer 5 % Metil alkohol/benzine Amonia % Anilin Minyak ASTM 1 Minyak ASTM 2 Minyak ASTM 3 Benzol Butil asetat Butil alkohol Metil etil keton Minyak mineral n-heptana Metilen klorida n-metil 2 pirolidon Asam nitrat 2 % Bensin, reguler Bensin, super Simbol = resistansi baik = resistansi terbatas, sedikit perubahan dimensi dan berat setelah beberapa waktu = tidak ada resistansi Karbon tetraklorida Larutan alkali potasium 1 N Larutan garam pada umumnya Air laut Sikloheksanol Larutan alkali soda 1 N Minyak diesel Larutan sodium klorida Dimetil formamida Etil asetat Lemak sabun sodium Lemak sabun sodium + 2 % air Etil alkohol Asam sulfur 2% Etil eter Tetrahidrofuran Asam hidroklorida 2 % Besi klorida, encer 5 % Toluen Trikloroetilen Isopropil alkohol Air Kerosin 27

28 Siegling total belting solutions Metrik GmbH Werbeagentur Hannover Technologiemarketing Corporate Design Technical Content Karena produk kami digunakan dalam berbagai aplikasi dan banyak faktor individu yang terlibat, instruksi pengoperasian kami, rincian dan informasi mengenai kesesuaian dan penggunaan produk hanyalah berupa pedoman umum dan tidak membebaskan pihak pemesan untuk melakukan pemeriksaan dan tes sendiri. Jika kami telah memberikan bantuan teknis pada aplikasi, pihak pemesan harus menjaga agar mesin tetap berfungsi dengan baik. Layanan Forbo Siegling kapan saja, di mana saja Pada group Forbo Siegling mempekerjakan lebih dari 2. orang diseluruh dunia. Fasilitas produksi kami berlokasi di delapan negara, anda dapat menemukan perusahaan dan agen dengan gudang dan workshops di lebih dari 8 negara. Pusat layanan service Forbo Siegling memberikan dukungan yang berkwalitas yang terletak di lebih dari 3 tempat di seluruh dunia. No. Ref /14 UD Reproduksi teks atau bagiannya harus melalui persetujuan kami. Informasi yang tersaji dapat berubah sewaktu-waktu. PT. Forbo Siegling Indonesia Jl. Soekarno Hatta No. 172 Bandung 4223, Jawa Barat, Indonesia No. Tel: , No. Fax: siegling.id@forbo.com Forbo Movement Systems is part of the Forbo Group, a global leader in flooring and movement systems.

Metode perhitungan Belt conveyor

Metode perhitungan Belt conveyor belt conveyor dan pengolahan Metode perhitungan Belt conveyor Daftar Isi Terminologi Sistem penghantaran satuan barang 3 Kisaran yang dapat diterima untuk sistem take up yang bergantung muatan 8 Sistem

Lebih terperinci

Industri otomotif. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran

Industri otomotif. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran Industri otomotif belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions 2 Forbo Siegling

Lebih terperinci

Bandara. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU

Bandara. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU Bandara belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions Di seluruh dunia, conveyor

Lebih terperinci

Variasi produk Belt transmisi daya

Variasi produk Belt transmisi daya Variasi produk Belt transmisi daya belt datar Siegling total belting solutions 2 Siegling Extremultus transmisi listrik yang luar biasa Daftar isi Kami telah mengembangkan Belt transmisi listriks siegling

Lebih terperinci

Variasi produk. belt conveyor. Siegling total belting solutions

Variasi produk. belt conveyor. Siegling total belting solutions Variasi produk belt conveyor Siegling total belting solutions Belt pembongkar 40 ton batu bara. Siegling Transtex dibutuhkan untuk membuat desain conveyor yang padat ini dimungkinkan. Sudut gradien besar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

Tekstil Nonwovens (Bukan Tenunan)

Tekstil Nonwovens (Bukan Tenunan) Tekstil Nonwovens (Bukan Tenunan) belting Siegling total belting solutions Produktif hingga serat kain terakhir Siegling belting untuk industry bukan tenunan dan pakaian belting Jika memproduksi dan memasok

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Logam. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU

Logam. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU Logam belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions Foto pada sampul dan halaman

Lebih terperinci

Informasi teknis. belt modular. Penyimpanan Pra-pemasangan Pemasangan dan operasi. Daftar isi. Siegling total belting solutions.

Informasi teknis. belt modular. Penyimpanan Pra-pemasangan Pemasangan dan operasi. Daftar isi. Siegling total belting solutions. belt modular Informasi teknis Penyimpanan Pra-pemasangan Pemasangan dan operasi Daftar isi Variasi produk 2 Pra-pengepasan belt modular 3 Pengepasan/ pelepasan pin engsel 4 Memasukkan sprocket 7 Karakteristik/Hambatan/

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Ketahanan zat kimiawi pada bahan-bahan Siegling Prolink

Ketahanan zat kimiawi pada bahan-bahan Siegling Prolink belt modular Ketahanan zat kimiawi pada bahan-bahan Siegling Prolink Informasi tentang daya tahan ini berdasarkan rincian yang diberikan oleh produsen dan pemasok bahan baku kami. Kami sarankan Anda memeriksa

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

Peralatan penyambungan

Peralatan penyambungan belting Peralatan penyambungan Daftar isi Persiapan alat Pemisahan/pengupasan 2 Penggerindaan 3 Punching 4 5 Belt Punching timing 6 Alat penyambungan Untuk sambungabn terikat 7 Untuk sambungan lumer 8

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Logistik. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions

Logistik. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions Logistik belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions Rute cepat, terpecaya menuju

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Kayu. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU

Kayu. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions BARU Kayu belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions Penghantaran dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

Rekomendasi untuk desain mesin

Rekomendasi untuk desain mesin belt conveyor dan pengolahan Rekomendasi untuk desain mesin Daftar isi Definisi dan deskripsi 2 Drum 3 Sistem penarikan 5 Pendukung belt 6 Tepian pisau 9 Pergerakan belt 10 Untuk informasi lebih lanjut,

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Kertas & Cetak. Pita mesin untuk industri kertas dan penyortiran surat. belting. Siegling total belting solutions

Kertas & Cetak. Pita mesin untuk industri kertas dan penyortiran surat. belting. Siegling total belting solutions Kertas & Cetak Pita mesin untuk industri kertas dan penyortiran surat belting Siegling total belting solutions Pita mesin untuk industri kertas dan penyortiran surat Banyaknya jenis kertas yang digunakan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara

Lebih terperinci

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S. PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN Ishak Nandika G., Adri Maldi S. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profil sudut ketirusan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Soal Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal Hukum Newton I Σ F = 0 benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau percepatan gerak benda nol atau benda bergerak lurus

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

Tembakau. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions

Tembakau. belting. Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran. Siegling total belting solutions Tembakau belting Product Finder Cara termudah untuk menemukan jenis belt yang paling sesuai untuk penghantaran anda. www.forbo-siegling.com BARU Siegling total belting solutions Karakteristik Bahan untuk

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN MULAI KRITERIA ALTERNATIF DESAIN PEMILIHAN DESAIN DETAIL DESAIN GAMBAR TEKNIK ANALISA GAMBAR KOMPONEN STANDAR KOMPONEN YANG DIBUAT PENGADAAN

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN

TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN STUDI PRESTASI BELT CONVEYOR HUBUNGANNYA DENGAN UKURAN BUTIRAN DAN TINGKAT KELEMBABAN BAHAN CURAH ( BATUBARA ), PANJANG BELT 7,6 METER ; LEBAR 32 CENTIMETER OLEH RIO

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

Tekstil Nonwovens (Tanpa jahitan)

Tekstil Nonwovens (Tanpa jahitan) Tekstil Nonwovens (Tanpa jahitan) belting Siegling total belting solutions Produktif hingga serat kain terakhir Siegling belting untuk industry nonwoven dan pakaian belting Jika memproduksi dan memasok

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai Ditimbang kelapa parut sebanyak Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press Dimasukkan kelapa perut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. (05), 337-3539 (30-97 Print) F5 Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain MD 900 Intan Kumala Bestari dan I Nyoman Sutantra Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

Perhitungan Pneumatik

Perhitungan Pneumatik Perhitungan Pneumatik A. Penentuan Kondisi Kerja 1. Tekanan kerja P = 6kgf. Masa gerak silinder t s =0s, t d =0 s 3. Arah pemasangan Vertikal dengan sudut kemiringan = 78 0 4. Koefisien friksi = 1 5. Frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERANCANGAN

BAB IV PROSES PERANCANGAN BAB IV PROSES PERANCANGAN 4.1 Rancangan Teoritis Rancangan teoritis yang ideal perlu ditetapkan sebagai acuan perancangan dan pemilihan bahan. Dengan mempertimbangkan kondisi pembebanan dan spesifikasi

Lebih terperinci