Abnormalitas Sistem Reproduksi yang Diwariskan
|
|
- Hadian Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Faktor genetik (keturunan) yaitu suatu sifat kebakaan yang berasal dari bapak atau ibu yang menurun kepada anaknya. Bila manifestasinya pada alat kelamin, mempunyai peranan dalam menimbulkan kemajiran pada ternak. Faktor ini apabila muncul pada alat kelamin akan tampak dalam bentuk kelainan anatomi, kelainan anatomi alat kelamin yang bersifat menurun umumnya disebabkan oleh kelainan pada kromosom kelamin atau adanya kelainan satu gen yang resesif pada autosomnya. Ada beberapa faktor yang dapat memperberat terjadinya kelainan genetik pada alat kelamin, seperti bangsa ternak, lokasi geografis dari peternakan, musim, jenis kelamin, umur induk, dan beberapa macam zat bersifat racun yang masuk tubuh melalui pakan. Faktor genetik yang menimbulkan kemajiran mencapai 0,2-3,0% dari seluruh kasus kemajiran yang dilaporkan. Kelainan genetik. Kelainan anatomi pada alat kelamin yang disebabkan oleh faktor genetik dan bersifat menurun, dapat terjadi baik pada hewan jantan maupun betina. Kelainan anatomi dapat terjadi pada ovarium dan saluran alat kelamin betina seperti tuba fallopi, uterus, serviks, vagina, dan vulva pada hewan betina. Pada hewan jantan dapat terjadi pada testis, epididimis, vas deferens, kelenjar asesoris, dan penis. Abnormalitas Sistem Reproduksi yang Diwariskan Kelainan alat kelamin jantan bersifat menurun/diwariskan antara lain: 1. Kriptorchid Testes gagal turun ke canalis inguinalis pada skrotum sehingga testis tetap berada di rongga abdomen. Kegagalan penurunan biasanya terjadi hanya satu testis disebut monolateral atau monorchid dapat pula disebut kriptorchid unilateral, sedangkan apabila terjadi pada kedua tests disebut dengan kriptorchid bilateral (menyebabkan steril). Biasa terjadi pada mamalia, lebih sering terjadi pada kuda, kambing, dan babi dari pada kerbau, pada sapi juga jarang terjadi. Penyebabnya karena adanya penyempitan saluran inguinal. Kelainan ini bersifat herediter atau menurun. Pada kuda dan sapi, kelainan anatomi ini merupakan kelainan genetik yang dibawa oleh gen dominan pada yang jantan. Hewan jantan penderita kriptorchid bilateral sepenuhnya steril karena kedua testis berada dalam rongga perut sehingga tidak dapat melakukan spermatogenesis. Kriptorchid unilateral, spermatogenesis masih dapat terjadi pada testes yang berada di skrotum. Namun sebaiknya pejantan monorchid tidak digunakan sebagai pemacek sebab sifat genetik yang jelek dapat diturunkan pada anaknya. 2. Hipoplasia testis Satu atau kedua testes lebih kecil jika dibandingkan dengan testis normal. Banyak ditemukan di dataran tinggi Swedia. Hipoplasia sering terjadi unilateral, umumnya terjadi pada testis kiri. Testis yang mengalami hipoplasia mengecil, tinggal separuh atau sepertiga bagian dari testis normal dan bebas bergerak di dalam rongga skrotum. Dengan pemeriksaan histologi nampak adanya perlekatan kromosom pada intinya sehingga mengganggu pembelahan sel germinatif dan adanya inti ganda yang bentuknya gepeng pada spermatosit yang ada pada tubulus seminiferus. 3. Aplasia testis [ilustrasi: 1] Kedua testes tidak ada dalam skrotum. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, diduga ada hubungannya dengan faktor genetik. Di dalam rongga skrotum terdapat sisa jaringan berbentuk gepeng. Kasusnya jarang terjadi pada semua golongan ternak. Hewan penderita akan sepenuhnya majir. 4. Poliorchid
2 Dalam skrotum terdapat lebih dari dua testes, baik yang bentuknya normal maupun tidak normal. Bila salah satu testes normal ternak dapat bereproduksi. Kasusnya sangat jarang dijumpai. 5. Kelainan Perkembangan Saluran Wolfii (duktus Mesoneprikus) Saluran Wolfii atau duktus Mesoneprikus bertanggung jawab terhadap perkembangan saluran reproduksi hewan jantan (epididimis, vas deferens, ampula, dan kelenjar vesikula seminalis), sehingga kelainan pada perkembangan ini akan mengakibatkan kelainan pada perkembangan saluran reproduksinya. Contohnya: epididimis lebih kecil dari normal (aplasia segmentalis epididimis), kelenjar vesikula mengecil (aplasia/hipoplasia vesikula seminalis), aplasia/hipoplasia kelenjar bulbourethralis atau prostata. 6. Abnormalitas alat kelamin luar Dapat terjadi karena bawaan lahir (kongenital) maupun perolehan (acquired). Kongenital: penis pendek (berkaitan erat dengan kelainan muskulus retraktor penis); hipospadias (urethra terbuka pada bagian bawah penis atau di daerah perineum); deviasi penis (penis seperti spiral atau berbentuk seperti pembuka botol). 7. Hermaprodit Secara anatomis mempunyai 2 alat kelamin. Hermaprodit murni: memiliki testis dan ovarium (ovotestis); Hermaprodit semu (pseudohermaprodit): memiliki salah satu gonad, testis atau ovarium, tetapi dalam saluran kelaminnya masih merupakan kedua jenis kelamin. Kelainan alat kelamin betina bersifat menurun/diwariskan antara lain: 1. Aplasia ovarium Suatu kelainan yaitu tidak terdapat pertumbuhan sejak lahir sampai dewasa dari satu atau kedua ovarium, sehingga ovarium tidak dapat ditemukan sama sekali. Hewan yang menderita sepenuhnya akan majir. Aplasia ovarium ini biasa berhubungan dengan kelainan pada saluran alat kelamin. 2. Hipoplasia ovarium Salah satu atau kedua ovarium tidak berkembang sempurna sehingga ukurannya lebih kecil dari ukuran normal. Hipoplasia pada bangsa sapi perah disebabkan oleh satu gen yang resesif. Hipoplasia ada dua yaitu: hipoplasia berat atau totalis yang terjadi pada kedua ovarium (bilateral) atau satu ovarium (unilateral); hipoplasia ringan (parsialis). 3. Nodula pada tuba fallopi Penyumbatan pada tuba fallopi oleh nodula menyebabkan saluran menjadi buntu, sehingga mencegah pertemuan antara ovum yang diovulasikan dengan spermatozoa ketika terjadi proses perkawinan. Kelainan pada tuba fallopi ni bersifat genetik sehingga tidak dapat diobati. Hewan penderita tetap terlihat birahi karena ovariumnya normal hanya saja saluran tuba fallopi buntu sehingga tidak dapat terjadi pembuahan. 4. Aplasia segmentalis duktus Mulleri Kelainan ini terjadi pada uterus, sebagai akibat tidak sempurnanya persatuan kedua saluran Muller pada periode embrional. Akibatnya terjadi kelainan pada bentuk uterus. Kelainan ini disebabkan oleh gen yang resesif yang semula diduga bertautan dengan warna putih (sex lingkage) sehingga sering disebut white heifer disease karena banyak dijumpai pada sapi dara yang berwarna putih dari bangsa shorthorn. Tetapi kelainan ini biasanya dijumpai pada sapi-sapi yang tidak berwarna putih seperti Frisian Holstein, Jersey, dan Guerensey.
3 5. Uterus unikornus Suatu kelainan apabila hanya satu kornu yang berukuran normal sedangkan kornu yang lain kecil hanya seperti pita tidak berongga. Kornu yang mengecil dapat terjadi pada yang sebelah kanan atau sebelah kiri. Kasus kelainan ini bersifat menurun dan jarang terjadi. 6. Uterus didelpis Suatu kelainan tidak mempunyai korpus uteri, menyebabkan kornu uteri berhubungan langsung dengan serviks yang mempunyai saluran ganda. Kelainan ini disebabkan karena kedua saluran Mullerian gagal bersatu secara normal pada masa embrional. Kelainan ini adalah sama dengan kelainan serviks, dimana ada dua saluran pada batang serviks yang bermuara pada vagina. Kasus kelainan ini sangat jarang terjadi. 7. Saluran serviks yang ganda Kelainan adanya dua lubang serviks yang menghadap vagina. Penyebabnya pada masa embrional kedua saluran Mullerian tidak bersatu secara normal, sehingga ada pita yang membagi korpus uteri dan saluran serviks menjadi dua saluran terpisah. Pita pemisah serviks mempunyai lebar 1-5 cm dan tebal 1-2,5 cm. 8. Kista vagina Kelainan pada saluran Wolff hewan betina pada masa embrional. Secara normal saluran Wolff akan menghilang setelah fetus dilahirkan dan sisa-sisanya dapat dikenali di bawah mukosa lantai vagina sebagai saluran Wolff. Pada kasus ini terjadi kelainan pertumbuhan saluran tersebut di bawah mukosa pada lantai vagina terdapat serangkaian kista sepanjang saluran Wolff tersebut. Ukuran kista sangat bervariasi, kecil, sedang, sampai besar yang berdiameter cm, dan berisi cairan atau lendir sampai lebih 1 liter. Jumlah kista biasanya satu atau juga beberapa. Kista dapat mengganggu pada waktu proses perkawinan alam, yaitu menghalangi penetrasi penis di dalam vagina, dapat juga mengganggu jalannya spermatozoa di dalam menuju tuba fallopi tempat pembuahan. Kista dapat dihilangkan dengan operasi yaitu pemotongan tangkai kista. 9. Selaput dara yang menetap (hymen persisten) Kelainan ini berupa pembatas antara vulva dengan vagina (selaput dara) yang bersifat menetap. Pada keadaan yang normal selaput dara hanya merupakan penebalan mukosa pada bagian posterior vagina. Namun karena tebalnya maka sulit untuk dilalui. Penebalan selaput dara ini disebut juga imperforate hymen. Kasus ini ada hubungannya dengan kegagalan bersatunya duktus Mulleri pada masa embrional. Penanggulangan kasus ini dengan dilakukan penyobekan selaput dara dengan operasi kecil yaitu penyayatan pada selaput dara dan bekas sayatan diobati. 10. Atresia vulva Suatu keadaan pada vulvaa yang terjadi pertumbuhan tidak sempurna dalam bentuk adanya perlekatan kedua labia vulva (labia mayora dan labia minora) di bagian ventralnya. Kelainan ini bersifat menurun, kasusnya jarang sekali terjadi. Apabila didapati kasus seperti ini sebaiknya ternak tidak perlu dikawinkan. 11. Freemartin Keadaan yang diakibatkan oleh pedet betina yang dilahirkan kembar bersama pedet jantan. Sapi freemartin sepenuhnya majir. Kembar betina ini pada sapi lebih dari 90% yang betina bersifat freemartin. Hanya 5-10% dari kembar berbeda jenis ini, tidak freemartin. Gejala yang timbul dari sapi freemartin adalah alat kelamin tidak tumbuh normal. Vulva kecil dan rambut yang tumbuh di bawah vulva sangat lebat, klitoris berkembang menjadi lebih bes ar, vagina kecil dan ujungnya buntu, serviks tidak tumbuh normal, uterus seperti pita, tuba
4 fallopi tidak teraba, dan ovarium hanya merupakan penebalan jaringan. Pada sapi jantan freemartin, mempunyai kesuburan yang normal namun setelah dewasa kesuburannya menurun dan menjadi majir setelah beberapa tahun. Penyimpangan Kromosom Penyimpangan kromosom terjadi karena perubahan tatanan materi genetik, hal ini karena adanya mutasi gen dan mutasi kromosom. Akibat terjadinya perubahan tatanan dari materi genetik disebut sebagai mutasi. Bentuk asli dari individu disebut dengan wild-type dan apabila mengalami perubahan maka akan terjadi 2 kemungkinan yaitu, mutasi ke depan (forward mutation) dan mutasi ke belakang (backward mutation atau reverse mutation). Gen yang mengalami mutasi disebut dengan gen mutan. Mutasi merupakan perubahan yang mendadak dan acak, terjadi setiap saat baik pada sel somatik maupun sel germinativum. Namun mutasi pada sel somatik tidak diturunkan kepada anaknya, sedangkan mutasi pada sel germinativum diturunkan kepada anak keturunannya. Susunan gen dalam suatu kromosom dapat mengalami perubahan sebagai akibat adanya perubahan atau mutasi dari kromosomnya. Perubahan jumlah ataupun struktur kromosom disebut mutasi kromosom atau aberasi kromosom. Perubahan dari susunan gen ini dapat diakibatkan karena: 1. Adanya perubahan dalam hal struktur kromosom [ilustrasi: 2]. Mutasi kromosom karena perubahan struktur kromosomnya dibagi menjadi: delesi, duplikasi, inversi dan translokasi. Delesi. Adalah hilangnya sebagian dari kromosom, karena kromosom tersebut patah. Kemungkinan penyebabnya adalah karena pengurangan sebagian dari materi kromosom atau karena terbentuknya lingkaran dari salah satu kromosom. A B C. D E F -> A C.D E F Atau A B C D -> A B D Delesi dibedakan menjadi 2, yaitu delesi terminal dan delesi interstisial. Delesi terminal terjadi apabila ujung dari kromosom patah dan hilang, sedangkan delesi interstisial terjadi pada bagian dalam kromosom. A B C D E F. G H -> C D E F. G H -> delesi terminal A B C D E F. G H -> A B E F. G H -> delesi interstisial Duplikasi. Adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan kromosom, segmen kromosom ataupun gen terkopi lebih banyak daripada biasanya secara normal. Hal ini terjadi karena sebagian dari kromosom patah dan salah satu patahannya melekat pada salah satu anggota pasangannya yang lain yang homolog sehingga seolah-olah terjadi penggandaan dari sebagian kromosom tadi. Ada pula kemungkinan pula patahan kromosom melekat pada kromosom yang tidak homolog atau bahkan berdiri sendiri dengan sentromernya. Duplikasi terjadi apabila ada penambahan gen baru pada untaian kromosom menyebabkan timbulnya potensi baru untuk menentukan bentuk fenotipnya. A B C D.E F -> A B B C.D E F Inversi. Adalah perubahan yang terjadi apabila sebagian kromosom membalik sehingga menyebabkan urutan secara normal dari sebagian gen berubah. A B C D E F -> A E D C B F Apabila sentromer tidak mengalami inversi maka akan menjadi bentukan yang disebut sebagai parasentris, tetapi apabila inversi meliputi sentromernya maka akan terjadi bentukan yang disebut perisentris.
5 A B C D. E F -> A D C B. E F -> inversi parasentris A B C D. E F -> A B E. D C F -> inversi perisentris Translokasi. Adalah kejadian yang mengakibatkan patahnya sebagian kromosom, kemudian salah satu patahannya menempel pada kromosom yang bukan homolognya. A B C. D E F A B C. D J K -> G H I. J K G H. I E F Translokasi Robertson, dua kromosom yang terbentuk akrosentris melekat satu sama lain pada ujung-ujungnya sehingga membentuk satu kromosom yang metasentrik. Penambahan segmen kromosom A B C D E F G H I -> A B C D E F G H I J K J K L M N O P Q R Pengurangan segmen kromosom A B C D E F G H I -> L M N O P Q R J K L M N O P Q R 2. Adanya perubahan dalam hal jumlah kromosom Perubahan karena jumlah kromosomnya dibagi menjadi: a) Euploidi Yaitu perbanyakan kromosom secara sempurna yang merupakan kelipatan dari jumlah kromosom haploid yang semestinya. Dengan demikian akan terbentuk diploid (2n), triploid (3n), tetraploid (4n) dan sebagainya. Poliploidi mungkin merupakan akibat fertilisasi dari satu ovum dengan spermatozoa yang jumlahnya lebih dari satu (poliandri) atau dari ovum yang jumlahnya lebih dari satu dengan satu spermatozoa. Poliploid pada hewan menyebabkan mati (lethal). b) Aneuploidi Yaitu penyimpangan dari jumlah (lebih banyak ataupun lebih sedikit) kromosom haploid yang semestinya. Dalam hal ini jumlah kromosom dapat bertambah atau berkurang satu atau lebih, misalnya dalam hal monosomi (2n - 1), nullisomi (2n - 2), trisomi (2n + 1), tetrasomi (2n + 2), pentasomi (2n + 3) dan sebagainya. Aneuploid merupakan akibat dari kegagalan sepasang kromatid berpisah pada anafase dari mitosis ataupun meiosis. Hal ini yang disebut juga dengan nondisjunction (gagal berpisah). Hewan yang memiliki dua atau lebih populasi selnya yaitu mosaic atau juga chimera. Mosaic atau mixoploidy biasanya karena perubahan jumlah dan merupakan proses gagal berpisah pada pembelahan mitosis. Chimera merupakan hasil dari transfer plasenta atau penggantian sel antara kembar disigot terutama pada sapi.
KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang
Lebih terperinciAulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS
PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK Disusun oleh : Prof. Dr.Ir. Trinil Susilawati,MS Prof. Dr.Ir. Suyadi,MS Prof. Dr. Ir. Worobusono,MS Prof. Dr. Nur. Ihsan,MS Dr.Ir. Sri Wahyuningsih,M.Si Dr.Ir.
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar
Lebih terperinciSistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra
Lebih terperinciSISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati
SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA Oleh: Kustono Diah Tri Widayati Alat reproduksi betina terletak pada cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis dibentuk oleh tulangtulang sacrum, vertebra coccygea
Lebih terperinci- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi
- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2reproduksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana
Lebih terperinciMengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).
HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan
Lebih terperinciPERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4.
PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4. Mutasi Kromosom PENDAHULUAN Prinsip dasar Hukum II Mendel adalah adanya pengelompokan
Lebih terperinciMUTASI. Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta
MUTASI Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta Standar Kompetensi: 3. Memahami konsep dasar dan prinsipprinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas. 3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya
Lebih terperinciTIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses fisiologi organ reproduksi jantan khususnya yang berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : 1.Mahasiswa memahami proses ereksi dan ejakulasi
Lebih terperinciKELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM
KELAINAN KROMOSOM Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM Penyakit kromosom disebabkan oleh kelainan kromosom, baik yang terjadi pada autosom maupun pada kromosom kelamin. Kelainan kromosom sering juga
Lebih terperinciII. Bagaimana sifat diwariskan
II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam
Lebih terperinciPembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi
Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prior Knowledge (Pengetahuan Awal) Perencanaan pembelajaran tidak lepas dari variabel-variabel pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, Glaser
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan
GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciAlat Reproduksi Ternak
Alat Reproduksi Ternak A. Alat Reproduksi Jantan 2 buah testis 1 pasang sel kelamin Rete testis Vas efferent Epididimis Vas defferens Uretra Kelenjar reproduksi Vesikula seminalis Prostata Bulbouretralis
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciFunction of the reproductive system is to produce off-springs.
Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Lebih terperinciREPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.
REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse
Lebih terperinciBab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Bab 2 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (Sumber: irdakaiser.files.wordpress.com) Masih ingatkah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Coba kamu ingat kembali ciri-ciri makhluk hidup. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model belajar mengajar
Lebih terperinciPENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom )
MUTASI Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA 2015 1 Pengertian kromosom ) PENDAHULUAN Pengertian: perubahan materi genetik menghasilkan perbedaan morfologi fisiologi antara parental dan filial genetik
Lebih terperinciTUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF
TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin
Lebih terperinciSET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN
ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN 1. ANALISIS KORELASI Mempelajari hubungan antara dua sifat yang diamati atau mengukur keeratan (derajat)hubungan antara dua peubah. 2. ANALISIS REGRESI
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si
ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS drh. Herlina Pratiwi, M.Si FEMALE GENITAL ORGANS Terdiri dari: 1. Sepasang ovarium 2. Tuba fallopii (tuba uterina) 3. Uterus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik Kucing domestik (Felis catus, Linneaus 1758) (Gambar 1) menempati sebagian besar penjuru dunia. Bukti arkeologi menunjukkan domestikasi kucing terjadi di
Lebih terperinciHORMON REPRODUKSI JANTAN
HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam
Lebih terperinciPUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33
PUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33 HORMON KEBUNTINGAN DAN KELAHIRAN 33 Peranan hormon dalam proses kebuntingan 33 Kelahiran 34 MASALAH-MASALAH REPRODUKSI 35 FERTILITAS 35 Faktor
Lebih terperincipenampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat
Problem utama pada sub sektor peternakan saat ini adalah ketidakmampuan secara optimal menyediakan produk-produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat akan
Lebih terperinciOLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed
OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,
Lebih terperinciJURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13
JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SUMIATI (E1A012053) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram Jln. Majapahit NO. 62 Mataram, Telp/Fax: (0370)631166
Lebih terperinciPERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)
Lebih terperinciHUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH
HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi Simmental dengan nama SIMPO. Sapi SIMPO merupakan hasil
Lebih terperinciBAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN
BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan sistema reproduksi yang dibahas kali ini meliputi sistema reproduksi hewan jantan dan betina, juga beberapa hormon yang mempengaruhi sistem tersebut.
Lebih terperinciPERISTIWA MUTASI. Akan menjelaskan... Mutasi Gen Mutasi Kromosom Hubungan Mutasi - Evolusi
PERISTIWA MUTASI Akan menjelaskan... Mutasi Gen Mutasi Kromosom Hubungan Mutasi - Evolusi Mutasi Gen Terjadi perubahan Gen pada DNA Perubahan berupa: Basa N terhapus Basa N tertukar Basa N tersisip Basa
Lebih terperinciMUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom. Macam aberasi kromosom merupakan perubahan pada sesuatu bagian kromosom dari pada perubahan kromosom secara keseluruhan
Lebih terperinciALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU
ALAT GENITALIA Departemen Anatomi FK USU Embriologi Kelenjar kelamin tidak memperlihatkan ciri-ciri ii ii bentuk maupun hingga minggu ke-7 kehamilan Pada manusia sel-sel benih primodial nampak pada tahap
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciPada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati
Lebih terperinciLampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:
100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat
Lebih terperinciNama : Abed Nego Silaban. Kelas XII IPA 1 UJI KOMPETENSI. A. Pilihan Ganda
Nama : Abed Nego Silaban Kelas XII IPA 1 UJI KOMPETENSI A. Pilihan Ganda 1. Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai mutasi adalah... a. Mutasi hanya terjadi pada kromosom kelamin b. Mutasi terjadi
Lebih terperinciSexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour
Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour Rangsangan seksual libido Berkembang saat pubertas dan setelah dewasa berlangsung terus selama hidup Tergantung pada hormon testosteron
Lebih terperinci57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr
56 BAB 6 RINGKASAN Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas lakilaki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua jenis kelamin. Kelainan
Lebih terperinciSohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008
MAKALAH TENTANG THERMOREGULASI (PENGATURAN SUHU) PADA TESTIS Oleh Sohibul Himam (0710510087) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 1 Pendahuluan Testis merupakan organ kelamin primer bagi
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7)
SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7) TIU : 1 Memahami bentuk anatomis dan histologis alat reproduksi betina. TIK : 1 Memahami secara anatomis dan histologis ovarium sebagai kelkenjar
Lebih terperinciMUTASI. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2006/2013 xxx Kelas XII biologi MUTASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan jenis-jenis mutasi. 2. Memahami
Lebih terperinciULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MADRASAH TSANAWIYAH
KEMENTERIAN AGAMA ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari/tanggal :.. Kelas : IX ( Sembilan ) Waktu : 90 menit Kode : 05
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem reproduksi manusia untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciDan lain-lainnya hanya di
PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana
Lebih terperinciOOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi
Lebih terperinciKesuburan hewan jantan ada hubungannya dengan beberapa faktor, yaitu :
Kesuburan hewan jantan ada hubungannya dengan beberapa faktor, yaitu : 1. Produksi sperma [ilustrasi :1] Kuantitas dan kualitas sperma menentukan kesuburan seekor pejantan. Kuantitas sperma diukur dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan, kata dasarnya tahu, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi, menurut susunan perkataannya, pengetahuan
Lebih terperinciCARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).
CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB). Peningkatan produktifitas ternak adalah suatu keharusan, Oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi
Lebih terperinciSeksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY
Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.
Lebih terperinci24 1. Pasienpasien yang secara fisik memenuhi kriteria sebagai penderita ambigus genitalia oleh tim penyesuaian kelamin RSUP Dr. Kariadi dan FK UNDIP.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk mengetahui adanya abnormalitas kromosom Y pada penderita ambigus genitalia. Abnormalitas kromosom Y dideskripsikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciMAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN PENINGKATAN POPULASI DAN MUTU GENETIK SAPI DENGAN TEKNOLOGI TRANSFER EMBRIO. DOSEN PENGAMPU Drh.
MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN PENINGKATAN POPULASI DAN MUTU GENETIK SAPI DENGAN TEKNOLOGI TRANSFER EMBRIO DOSEN PENGAMPU Drh. BUDI PURWO W, MP SEMESTER III JUNAIDI PANGERAN SAPUTRA NIRM 06 2 4 10 375
Lebih terperinciBerdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Kembar Identik Kembar identik disebut juga sebagai kembar monozigotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Proses terjadinya kembar identik yaitu pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Sapi peranakan Fresian Holstein (PFH) merupakan sapi hasil persilangan sapi-sapi jantan FH dengan sapi lokal melalui perkawinan alam (langsung)
Lebih terperinciTubulus Rektus Rete Testis Vas Eferens
HISTOLOGI REPRODUKSI PRIA A. TESTIS Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu hormonal dan reproduksi. Testis dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang disebut tunika albuginea.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Down 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Sindrom Down adalah suatu kondisi dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21 atau dikenal juga dengan istilah trisomi 21
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI KROMOSOM
MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen. Pembibitan sapi perah dimaksudkan untuk meningkatkan populasi
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Sapi Perah Dalam kerangka budidaya sapi perah, pembibitan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari ketiga pilar bidang peternakan yaitu, pakan, bibit dan manajemen.
Lebih terperinciSisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam
Lebih terperinciGEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN
GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN Tanggal Praktikum : 26 Maret 2012 Judul Praktikum : Gen Gen yang Dipengaruhi Jenis kelamin Tujuan Praktikum : Membuktikan adanya pola ekspresi gen yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah
Lebih terperincird(e1)oe,hs (c:)zn ST]RAT TTJGAS di$.bn $4d 46dry4
rd(e1)oe,hs (c:)zn ST]RAT TTJGAS Ud4@D@qasldgnuDGiFfu i.blukd@didfufqdder4d ' di$.bn $4d n@ 46dry4 FERTILISASI PADA HEWAN OLEH NI NYOMAN WERDI SUSARI NI LUH EKA SETIASIH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA
BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dibutuhkan konsumen, namun sampai
Lebih terperinciPENENTUAN JENIS KELAMIN
PENENTUAN JENIS KELAMIN Reproduksi : Asex individu baru scr genetik = induk Sex muncul variasi individu baru Perbedaan jenis kelamin dipengaruhi oleh faktor : Lingkungan -- keadaan fisiologis (hormon),
Lebih terperinciREPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL
REPRODUKSI Proses suatu individu menghasilkan keturunan sejenis mempertahankan jenisnya Utk keberlangsungan kehidupan REPRODUKSI ASEKSUAL REPRODUKSI SEKSUAL Reproduksi Aseksual Bentuk reproduksi tanpa
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciIndividu sebagai satu kesatuan
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White (NZW) bukan berasal dari New Zealand, tetapi dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tubuh berlebihan, lebar dan dalam. 2). Meat type = pork type (babi tipe daging) Ukuran tubuh panjang, dalam dan halus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tipe Babi Pada pokoknya babi bisa dibedakan menjadi tiga tipe (Sihombing, 2006) : 1). Lard type (babi tipe lemak) Termasuk kelompok babi tipe lemak ialah yang memili ciri-ciri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI Oleh: Connie AstyPakpahan Ines GustiPebri MardhiahAbdian Ahmad Ihsan WantiDessi Dana Yunda Zahra AinunNaim AlfitraAbdiGuna Kabetty T Hutasoit Siti Prawitasari Br Maikel Tio
Lebih terperinciDasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi
Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Pengertian media sangat luas, namun apabila dipahami secara
Lebih terperinciREPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009
KESEHTN REPRODUKSI REMJ CRETED BY: MHSISW PROGRM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 PUBERTS SYIIK?!! SEMOG BERMNFT Y BOOKLETNY!!! Sobat muda!!! Tau gak pubertas tuh apaan? Pubertas itu adalah suatu masa ketika
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling... 4 1. Klasifikasi dan Persebaran... 4
Lebih terperinciSESI 9 MUTASI. Mutasi dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran, asal/penyebab, besarnya efek fenotip, arah dan tipe sel yang bermutasi. a.
09 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SESI 9 MUTASI Istilah mutasi pertama kali dikemukakan oleh Hugo de Vries (Belanda) dalam bukunya yang berjudul The Mutation Theory pada tahun 1901.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5 Kabupaten yang terdapat di provinsi Gorontalo dan secara geografis memiliki
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN. Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014 disusun oleh: Jessica Esther 10613067 Kelompok 5 Asisten: Mia Audina (10611026)
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN :. :. :. :. I. MATERI GENETIK Suatu molekul pembawa informasi genetik harus berupa (1) molekul
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran),
SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran), demikian halnya pada burung atau unggas. Sistem tersebut
Lebih terperinciFertilisasi dan Penurunan. Kromosom
Fertilisasi dan Penurunan Kromosom Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Indikator Pencapaian Fungsi fertilisasi: fungsi reproduksi (penurunan genetik), fungsi perkembangan
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinci