PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MODELLING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MODELLING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA"

Transkripsi

1 PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MODELLING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA Fitriana Dyah Wulandari 1 dan Muhari 2 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menguji penerapan konseling kelompok dengan strategi self modelling untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-exsperiment design berupa Pre-Test dan Post-Test One Group Design. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-TGB SMK Negeri 1 Kota Mojokerto yang memiliki disiplin belajar rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Dari angket pre-test ditemukan 6 siswa dari 45 siswa yang memiliki disiplin belajar rendah. Metode analisis data yang digunakan adalah ujitanda(sign-test). Dengan demikian pernyataan hipotesis Ada peningkatan disiplin belajar siswa antara sebelum dan sesudah penerapan konseling kelompok dengan strategi self- modelling. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan strategi self modelling dapat meningkatkan disiplin belajar kelas X SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Kata Kunci: Konseling Kelompok, Self Modelling, Disiplin belajar Pendahuluan Dalam kegiatan belajar banyak guru berpendapat bahwa siswa yang terbiasa dengan sikap disiplin mundah untuk mendapatkan suatu kemajuan dibandingkan dengan siswa yang kurang memiliki sikap disiplin. Pendapat tersebut sesuai Burghard (dalam Syah, 2003) yang menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Seorang dalam proses mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berprilaku sesuai dengan peraturan yang sudah dibuat dan sudah berlaku di sekolah. Siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama, dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Seorang siswa yang bertindak disiplin karena ada pengawasan ia akan bertindak semaunya dalam proses belajarnya apabila tidak ada pengawas. Karena itu perlu ditegakkan di sekolah berupa koreksi dan sanksi. Apabila melanggar dapat dilakukan dua macam tindakan yaitu koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi. Keduanya harus dilaksanakan secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku sesuka hati. Jika setiap siswa kurang memiliki kesadaran tentang disiplin belajar di sekolah maka sangat mempengaruhi perilaku sehari-hari di sekolah dan prestasi belajar di sekolah. Pada kenyataannya di usia remaja ini banyak siswa yang menyalah gunakan aturan sekolah seperti datang ke sekolah terlambat, membolos, tidak bisa membagi waktu antara waktu 1 Alumni Prodi BK FIP Unesa 2 Staf Pengajar Prodi BK FIP Unesa

2 belajar dan kegiatan ekstrakulikuler, tidak senang pada mata pelajaran yang diberikan, keterlambatan siswa dalam masuk sekolah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru Bimbingan Konseling di SMK Negeri 1 Kota Mojokerto pada tahun ajaran , bahwasanya sebanyak 15% dari jumlah seluruh siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan melanggar tata tertib sekolah. Untuk lebih konkrit pelanggaran yang masih sering terjadi terutama masalah membolos, keterlambatan siswa dalam masuk kelas, terlambat dalam masuk sekolah dan seringnya siswa yang keluar pada jam pelajaran. Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh siswa yang tidak disiplin antara lain, diajak teman, tidak suka dengan guru bidang studi, malas, dan lain sebagainya. Perilaku siswa yang demikian disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya belajar, siswa kurang mengarahkan dan mengendalikan perilaku yang menyimpang dari kegiatan belajar. Dari hasil data menunjukkan bahwa dalam diri siswa tersebut disiplin belajarnya kurang karena siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap kegiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan yang ada di sekolah. Gunarsa (1982:162) menyebutkan: para remaja masih memerlukan bimbingan, untuk membentuk sifat-sifat kepribadian misalnya: kejujuran, ketepatan waktu diperlukan pengamatan yang tepat, untuk membentuk sifat-sifat tersebut dibutuhkan pemupukan disiplin, baik disiplin diri maupun disiplin belajar dan ketegasan para pendidik, disiplin menggunakan sarana dan prasarana di perpustakaan dan laboratorium sekolah. Beberapa keterangan di atas merupakan suatu permasalahan yang seharusnya tidak terjadi, karena salah satu tugas perkembangan remaja adalah belajar dan mampu mengaktualisasikan diri dengan seoptimal mungkin. Jika dalam melakukan tugas perkembangan tersebut mengalami berbagai hambatan maka akan menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Maka dari itu permasalahan tersebut harus dapat kita tangani, kita pecahkan dan selesaikan. Oleh karena itu secara langsung guru bertanggung jawab memberikan bantuan terhadap siswa dalam upaya menemukan pribadi dan merencanakan masa depan termasuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi perilaku terpuji. Layanan konseling kelompok adalah salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling. Shertzer dan Stone (dalam Nursalim & Suradi, 2002: 72) mengatakan bahwa konseling kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor terlibat didalam suatu hubungan dengan sejumlah konseli pada waktu yang sama yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Bagi siswa dan mahasiswa, konseling kelompok dapat bermanfaat sekali karena melalui interaksi dengan semua anggota kelompok mereka memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukarpikiran dan berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi lebih independen serta lebih mandiri (Winkel dan Hastuti, 2007:593). Layanan konseling kelompok dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi. Konseling kelompok ini dapat dikombinasi dengan menggunakan strategi konseling yaitu Self-Modelling. Self-Modelling adalah suatu strategi untuk memodifikasi perilaku dengan pengubahan dan pembentukan perilaku melalui diri sebagai modelnya. Pengaruh dan peniruan menurut Bandura (dalam Gunarsa,2001) salah satunya

3 adalah pengambilan respon atau ketrampilan baru dan memperlihatkan dalam perilakunya setelah memadukan apa yang diperoleh dan pengamatannya dengan pola perilaku baru. Pelatihan ketrampilan yang dilakukan melalui observasi diri sendiri, individu akan memahami dan menyadari bahwa ia juga memiliki potensi/kelebihan yang dapat dikembangkan. Menurut Bandura (dalam W Santrock,286) berasumsi bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Diri sebagai model berasumsi bahwa dengan melihat diri sendiri menampilkan perilaku baru akan menimbulkan keyakinan pada self-efficacy (keyakinan bahwa bisa menguasai situasi atas kapasitas yang dimiliki) bahwa ia mampu memperoleh kemampuan itu (Cormier dalam Nursalim 2005:69). Sehingga secara tidak langsung dapat membantu individu memiliki rasa keberhasilan dan memiliki self-esteem (perasaan positif terhadap diri, harga diri) dengan melihat dirinya berhasil melakukan ketrampilan baru sendiri tanpa model dari orang lain. Hal ini individu akan memiliki selfefficacy dan self-esteem sebagai konsep serta ganbaran diri positif untuk memperkuat diri individu tersebut. Lebih lanjut dikatakan bahwa permasalahan yang dapat diatasi dengan menggunakan strategi Self- Modelling adalah aturan ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar. Konseling kelompok dengan strategi Self-Modeling digunakan dalam penanganan permasalahan disiplin belajar, berpacu pada Wikipedia ( co.cc/2010/01/proposalkoe.html) tentang aturan sekolah, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar, masalah masalah ini yang bisa ditangani dengan strategi Self-Modelling. Strategi ini dilakukan dalam suasana konseling kelompok agar siswa yang mengalami permasalahan akan lebih mudah membicarakan permasalahan yang mereka hadapi bersamasama dengan anggota kelompok yang lain (Winkel dan Hastuti,2007: ). Kelompok dalam konseling kelompok ini digunakan kelompok tugas karena membahas permasalahan yang telah ditentukan oleh konselor dan anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh konselor. Melalui tahap dalam konseling kelompok, yaitu (1) tahap Pembentukan (2) Tahap Peralihan (3) Tahap Kegiatan dan (4) Tahap Pengakhiran, siswa yang memiliki permasalahan disiplin belajar pada tingkat yang rendah, akan bersama-sama membahas permasalahan tersebut, saling bertukar pikiran bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Pada tahap kegiatan dalam konseling kelompok, konselor akan memberikan strategi Self-Modelling untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa. Siswa diharapkan mampu melaksanakan rasional perlakuan, merekam perilaku yang diharapkan, melakukan editing, mendemonstrasikan tape yang diedit dan tugas rumah: observasi diri dan praktek. Hasil dari setiap pertemuan akan dibahas secara bersama sama dengan anggota kelompok lain. Setiap anggota kelompok dapat memberikan ide atau pendapatnnya bagaimana cara melakukan strategi tersebut sehingga permasalahan disiplin belajar dapat ditingkatkan dan diatasi. Untuk meyakinkan pernyataan tersebut, diperlukan penelitian tentang konseling kelompok dengan strategi Self-Modelling untuk meningkatkan disiplin belajar siswa di sekolah. Adapun penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X-TGB SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Disiplin Belajar

4 Menurut Pridjodarminto (Tu u, 2004) menyatakan bahwa disiplin adalah kondisi yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan, ketertiban yang tercipta melalui binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan menurut Rachman (dalam Tu u, 2004: 32) disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Menurut Hurlock (2005:82), Disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple, yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Menurut Mukhtar Main (dalam Mudjijo, 2001;70), yang menyebutkan Disiplin adalah konsep perilaku yang menuntut adanya kepatuhan dan kontrol diri terhadap aturan-aturan dan normanorma yang berlaku. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah sikap siswa yang menunjukkan suka rela, tanggung jawab untuk memenuhi semua ketaatan, peraturan dan tata tertib yang berlaku, dan dapat mengontrol tingkah lakunya berdasarkan kesadaran yang tercipta dalam diri siswa dan melalui binaan, keluarga, pendidikan, pengalaman serta latihan. Menurut Ahmadi dan Widodo (2003:128) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slameto (2003:2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas, terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dari seluruh pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Menurut Hurlock (1993:123), tujuan pemberian disiplin adalah untuk memberitahu atau mengajarkan kepada individu perilaku mana yang baik dan mana yang buruk sehingga individu terdorong untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada. Sedangkan menurut Shafer (1994:01), tujuan disiplin ada dua, yaitu tujuan jangka pendeknya adalah membuat seseorang terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan bentukbentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka. Tujuan jangka panjang dari disiplin ialah untuk perkembangan pengendalian dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh dari luar. Selain itu tujuan disiplin belajar juga dikemukakan oleh Kartono (1985:205), yaitu untuk menolong anak memperoleh keseimbangan antara kebutuhannya untuk berdikari dan penghargaan dari orang lain. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari disiplin belajar adalah a) Agar individu berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku, b) Agar individu dapat terkontrol dalam membentuk pola tingkah laku yang baik dan benar, c) Individu mampu

5 mengarahkan dirinya sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar, d) Agar seseorang memperoleh keseimbangan antara hukuman dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain. Menurut prasasti (2005) menyatakan cirri siswa kurang disiplin belajar sebagai berikut:1) Siswa datang ke sekolah sekedar presensi, b) Setelah jam pelajaran dimulai siswa tidak segera masuk ke kelas, c) Pada saat jam pelajaran kosong siswa sering gaduh dan meninggalkan kelas pergi ke kantin, d) Siswa belajar jika ada ulangan saja, e) Siswa kadang mencontek pada saat ulangan dan siswa mengerjakan pekerjaan rumah(pr) di sekolah saja. Seorang yang mempunyai disiplin diri memiliki ciri-ciri seperti yang di kemukakan oleh Johari (2006) adalah sebagai berikut. a) Memiliki nilai-nilai ketaatan yang berarti individu memiliki kepatuhan terhadap peraturan yang ada di lingkungannya, b) Memiliki nilai-nilai keteraturan yang berarti individu mempunyai kebiasaan melakukan kegiatan dengan teratur dan tersusun rapi, c) memiliki pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma kriteria dan standar yang berlaku di masyarakat. Menurut Johari (2006) siswa yang disiplin dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Memiliki waktu belajar yang teratur, b) Belajar dengan menyicil (sedikit demi sedikit), b) Menyelesaikan tugas pada waktunya, c). Belajar dalam suasana yang mendukung. Konseling Kelompok dengan strategi Self-Modelling Menurut pendapat Shertzer dan Stone (dalam Nursalim & Suradi, 2002:72) bahwa konseling kelompok merupakan suatu proses dimana seorang konselor terlibat didalam suatu hubungan dengan sejumlah konseli pada waktu yang sama yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Konseling kelompok sebagai suatu proses interpersonal yang dinamis dengan memusatkan kepada kesadaran pikiran dan perilaku, serta berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan, berorientasi terhadap kenyataan, katarsis, saling mempercayai, memelihara, dan mendukung. Fungsi terapi diwujudkan dalam kelompok kecil melalui pertukaran masalah-masalah pribadi dengan anggota lain dan konselor Gazda (dalam Nursalim & Suradi, 2002:72). Konseling kelompok merupakan kelompok terapeutik yang dilaksanakan untuk membantu konseli mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konseling kelompok umumnya ditekankan untuk proses remedial dan pencapaian fungsifungsi secara optimal. Umumnya konseling diselenggarakan untuk jangka pendek dan jangka menengah. Menurut Munro dan Dinkmeyer (dalam Nursalim & Suradi, 2002:74) konseling kelompok bertujuan untuk: a) Membantu setiap anggota kelompok untuk mengetahui dan memahami dirinya. Membantu dengan proses pencarian identitas, b) Sebagai suatu hasil pemahaman diri, untuk mengembangkan penerimaan diri dan perasaan pribadi yang berharga, c) Mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan interpersonal yang memungkinkan orang untuk menanggulanggi tugas-tugas perkembangan dalam bidang sosial pribadi, d) Mengembangkan kemampuan pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan untuk mentransfer kemampuan tersebut ke dalam kontak sosial dan sekolah, e) Untuk mengembangkan sensitifitas terhadap kebutuhan orang lain dan pengakuan tanggungjawab atas perilakunya sendiri. Untuk menjadi lebih mampu dalam megidentifikasi perasaan orang lain di samping mengembangkan kemampuan yang lebih besar untuk menjadi lebih empatik,

6 f) Belajar menjadi seorang pendengar yang empatik yang mendengarkan tidak hanya apa yang dikatakan tetapi juga perasaan yang menyertai apa yang dikatakan, g) Untuk menjadi persis dengan dirinya (menjadi diri sendiri = be your self ), h) Untuk membantu setiap anggota merumuskan tujuan khusus yang dapat diukur dan diamati bagi dirinya, untuk membuat suatu komitmen ke arah pencapaian tujuan tersebut. Menurut Hosford dan Visser (dalam Nursalim. dkk, 2005:68) yang dimaksud diri sebagai model adalah suatu prosedur dimana klien melihat dirinya sebagai model dengan cara menampilkan perilaku tujuan yang diharapkan. Klien mempraktekkan perilaku kemudian direkam. Peran konselor dalam pemodelan diri sebagai model yaitu memberikan penguatan (reinforcement) terhadap perilaku yang baik dan yang salah diperbaiki. Dalam prosedur ini tidak hanya melibatkan pemodelan tetapi juga praktek (yang dilakukan klien) dan umpan balik (yang dilakukan konselor). Beberapa tujuan dan strategi diri sebagai model (Self-Modelling) menurut Cormier (dalam Nursalim, 2005:63) adalah 1) Membentuk perilaku pada klien Siswa yang kurang disiplin tingkah lakunya menjadi lebih disiplin, 2) Menampilkan perilaku yang sudah diperoleh dengan cara yang tepat atau pada saat yang diharapkan, 3) Mengurangi rasa takut dan cemas.ketika siswa terlambat masuk sekolah dia cenderung memilih untuk membolos. Di berikan suatu perlakuan untuk membentuk tingkah laku baru agar siswa tidak takut. 4) Memperoleh ketrampilan sosial. Siswa dapat mematuhi aturan dalam sekolah sehingga dia dapat menyesuaikan diri dengan peraturan baru dalam sekolah. 5) Mengubah perilaku verbal Membentuk tingkah laku baru pada siswa agar lebih baik. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksprerimental design dengan pretest and post-test one group design, dengan rancangan satu kelompok subyek. Rancangan tersebut digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dan treatment. Pertama-tama dilakukan pengukuran (pre-test) lalu dilaksanakan perlakuan, kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) (Moehnilabib dkk, 2003) Adapun yang menjadi subyek peneltian adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Kota Mojokerto yang mempunyai skor rendah dalam disiplin belajar yang diukur melalui angket disiplin belajar. Pada penelitian ini diperlukan metode analisis data statistik, karena data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif. Metode analisis yang sesuai dengan rancangan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik, karena data yang dianalisis berasal dari sejumlah subyek penelitian yang relatif kecil. Data yang disajikan berbentuk ordinal dan berdistribusi normal yang artinya subjek dalam penelitian ini kurang dari 25, yaitu terdapat 6 subjek (N=6) yang akan mendapatkan perlakuan. Maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data statistik non parametrik. Menurut Siegel (1998:40), Jika sampelnya kecil, hanya tes non parametrik yang bisa digunakan. Sedangkan tes statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan Uji Tanda (Siegel, 1992:40). Uji Tanda dapat diterapkan kalau pembuat eksperimen ingin menetapkan dua kondisi yang berlainan. Dalam penelitian ini, kondisi yang berlainan adalah disiplin belajar rendah sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan melalui konseling kelompok dengan strategi Self-Modelling

7 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil angket pre-test dapat diketahui bahwa ada 6 subjek yang memiliki disiplin belajar rendah. Dengan adanya disiplin belajar, diharapakan siswa mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan yang lain. Oleh karena itu selanjutnya diberikan perlakuan Konseling Kelompok dengan Strategi Self-Modelling dengan hasil yaitu meningkatkan disiplin belajar siswa yang diukur kembali dengan menggunakan angket postest. Berdasarkan data dari hasil post-test skor yang diperoleh oleh masing-masing konseli lebih tinggi dari skor pre-test seperti yang dijelaskan pada halaman sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik nonparamentrik dengan uji tanda. Sesuai hasil analisis data dengan menggunakan Uji Tanda dapat diketahui N=6 dan r=0 p tabel =0,016 berada dalam daerah penolakan atau lebih kecil dari α=0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian H o ditolak dan H a diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan tingkat disiplin belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan konseling kelompok dengan strategi Self Modelling pada siswa kelas X-TGB SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Simpulan Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan data yang diperoleh untuk mengetahui peningkatan disiplin belajar kelas X-TGB di SMK Negeri Kota Mojokerto maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1) Ada peningkatan disiplin belajar antara sebelum dan sesudah penerapan konseling kelompok dengan strategi self-modelling pada siswa kelas X- TGB di SMK Negeri Kota Mojokerto. Hal ini berarti ada perbedaan skor pre-test dengan post-test pada setiap siswa setelah diberikan pada setiap siswa setelah perlakuan konseling kelompok dengan stategi self-modelling, yaitu adanya peningkatan skor disiplin belajar. Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan strategi self-modelling dapat meningkatkan disiplin belajar pada siswa kelas X-TGB di SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. 2) Selain menjawab rumusan masalah juga, ditemukan dari 6 siswa walaupun penelitian secara umum ada peningkatan skor rata-rata antara pre-test dan post-test namun ditemukan satu siswa yang bernama FS selama diberikan perlakuan tidak mau mendengarkan penjelasan konselor, FS memiliki kemauan yang rendah untuk merubah perilakunya, memiliki sifat yang keras sehingga semaunya sendiri. Sebanyak 5 konseli lainnya bersedia terbuka pada saat konseling dan mau mendengarkan penjelasan konselor dengan baik. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan sebagai berikut. 1) Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di SMKNegeri 1 Kota Mojokerto, diharapkan dapat menambah bahan acuan untuk konselor dalam menangani disiplin belajar dengan memberikan perlakuan konseling kelompok dengan strategi self-modelling, 2) Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan-keterbatasan yaitu penggunaan metode pengumpulan data terbatas pada penggunaan angket dan pemberian perlakuan konseling kelompok dengan strategi self-modelling dilakukan hanya 7 kali pertemuan. sehingga bagi

8 peneliti yang lain untuk menambah perlakuan. Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memotivasi diri tiap-tiap individu dan lebih memperhatikan kesiapan individu dalam mendapatkan perlakuan. Daftar Rujukan Alyn, Bacon Counseling Theory and Process. Baston: Torontolo USA. Corey, Gerald Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan oleh E. Kuswara. Bandung: Refika Aditama. Cormier, W.H & Cormier L.S Interviewing Strategy for Helpers. Monterey. California: Books/Cole Publising Gunarsa, Singgih Psikologi Membimbing. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Gunarsa, Singgih Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. Gunung Mulia Hadi, Sutrisno Statistik Jilid II. Yogyakarta: ANDI Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Hurlock, B. Elizabeth Psikologi Perkembangan Anak. Terjemahan Soedjarwo, Istiwidayanti. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Kartono, Kartini Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. Jakarta: CV. Rajawali. Latipun Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. Ma arif, Lutfi Hastarani Penggunaan Strategi Pemodelan untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FIP UNESA. Mudjijo Kesehatan Mental. Surabaya: UNESA University Press. Nursalim, Mochamad dan Sastroatmodjo, Suradi. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press. Nursalim, Mochamad dkk. Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press. Nursalim, Mochamad dan Tri H, Retno Konseling Kelompok. Surabaya: Unesa University Press. Prayitno Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prihatiningtyas Pengaruh Strategi Modelling Partisipan Terhadap Kecemasan Berbicara di Depan Kelas 11-7 SMA Kemala Bhayangkari I Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FTP UNESA Sa adah, Siti Azminatus Penerapan Strategi Diii Sebagai Model (Self Modeling) untuk Meningkatkan Percaya Diii pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 2 Lamongan. Skripsi tidak diterbitkna Surabaya: FTP UNESA Sukardi, Ketut, Dewa Pengantar Teori Konseling. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia. Tu u, Tulus Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Winkel, W.S dan Hastuti Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENURUNKAN KEBIASAAN MENGGUNAKAN HANDPHONE PADA SAAT JAM PELAJARAN BERLANGSUNG PADA SISWA SMP

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENURUNKAN KEBIASAAN MENGGUNAKAN HANDPHONE PADA SAAT JAM PELAJARAN BERLANGSUNG PADA SISWA SMP 1 PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENURUNKAN KEBIASAAN MENGGUNAKAN HANDPHONE PADA SAAT JAM PELAJARAN BERLANGSUNG PADA SISWA SMP Nuzul Kurnia Pratiwi 1 *) Elisabeth Christiana,S.Pd.,M.Pd 2 1)

Lebih terperinci

Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar. Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2

Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar. Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2 Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar Desti Fatayati 1 dan Eko Darminto 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan konseling kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Lanjutan Atas (SMA) atau sederajatnya, merupakan suatu tingkatan pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat melanjutkan ke perguruan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH : EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU MELALUI TEKNIK OPERANT CONDITIONING TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS XI APK DI SMKN 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMA SANTO MICHAEL SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Irma Oktaviani Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Fitria Lailatus Zahrifah 1 dan Eko Darminto 2

Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Fitria Lailatus Zahrifah 1 dan Eko Darminto 2 Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Fitria Lailatus Zahrifah 1 dan Eko Darminto 2 Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penggunaan

Lebih terperinci

Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa

Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa Abstrak Ary Wahyu Ratnaningtyas 1 dan Satiningsih 2 Tujuan penelitian ini untuk menguji keefektifan

Lebih terperinci

MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING)

MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING) MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING) Ika Kusuma Wardani 1 dan Retno Tri Hariastuti 2 Penelitianyang dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan

Lebih terperinci

Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri di Sekolah. Nurin Cholifatul Ma rifa 1 dan Titin Indah Pratiwi 2

Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri di Sekolah. Nurin Cholifatul Ma rifa 1 dan Titin Indah Pratiwi 2 Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri di Sekolah Nurin Cholifatul Ma rifa 1 dan Titin Indah Pratiwi 2 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan konseling

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri

Lebih terperinci

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk mendidik, mengajar dan melatih siswa mempersiapkan dirinya di masa yang akan datang. Sekolah Menengah

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi. JURNAL PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN STRATEGI REFRAMING UNTUK MENGURANGIKECEMASAN BERTANYA SISWA DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini prokrastinasi sudah menjadi fenomena di kalangan umum dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena penunda-nundaan pekerjaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII F. Ivana Yudiastri (Fransiskai777@gmail.com)¹ Yusmansyah² Ranni Rahmayanthi³ ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017 Tersedia Online: e-issn

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017 Tersedia Online:  e-issn Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/bka PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SMK Negeri 2 Banjarmasin seriwatisiti@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SELF-MANAGEMENT DALAM KONSELING KELOMPOK TERHADAP INTENSITAS MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SELF-MANAGEMENT DALAM KONSELING KELOMPOK TERHADAP INTENSITAS MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SELF-MANAGEMENT DALAM KONSELING KELOMPOK TERHADAP INTENSITAS MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA Indra Ovalia Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

permasalahan di akibatkan rasa rendah diri. PENDAHULUAN Dari akibat rasa rendah diri di sekolah ± 15 Rasa rendah diri adalah perasaan bahwa

permasalahan di akibatkan rasa rendah diri. PENDAHULUAN Dari akibat rasa rendah diri di sekolah ± 15 Rasa rendah diri adalah perasaan bahwa PENDAHULUAN Rasa rendah diri adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan demikian dapat muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasinya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK 0 PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Tamara Boy ( Tamara.boye@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this research was to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia secara tidak langsung menuntut guru atau dosen untuk selalu mengembangkan keterampilan dan pola pikir.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Membolos 1. Pengertian Membolos Menurut Gunarsa (1981) membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Membolos sering terjadi tidak hanya saat ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penulisan Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Menurut Danim (2004), penulisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adalah kondisi dimana siswa X mengalami suatu mood atau perasaan yang

BAB V PENUTUP. Adalah kondisi dimana siswa X mengalami suatu mood atau perasaan yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah ditemukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Identifikasi kasus siswa X yang mengalami gangguan mood di SMP Hangtuah 1 Surabaya Adalah kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT Tuti Rindiani 1 dan Tamsil Muis 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK INCREASEMENT OF STUDENT IS SELF ADJUSTMENT WITH PEER GROUP USING GROUP COUNSELING SERVICES Octaria Nawala (octaria.nawala@yahoo.com)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. (http://www.indomedia.com/bpost/042011/30belia/belia2.html). Diunduh tanggal 30 April 2011

DAFTAR PUSTAKA. (http://www.indomedia.com/bpost/042011/30belia/belia2.html). Diunduh tanggal 30 April 2011 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Chairil. 2011. Pelajaran Pasti Ketinggalan (http://www.indomedia.com/bpost/042011/30belia/belia2.html). Diunduh tanggal 30 April 2011 Apriyatni, Dian. 2011. Bosan Di Sekolah, Siswa

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN PENGARUH LANYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMK PERINTIS 29 UNGARAN TAHUN AJARAN /2015 Rahayu Praptiana Muhamad Rozikan Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN INFORMASI TENTANG ETIKA DAN DISIPLIN DI SEKOLAH UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB PADA SISWA SMP

PENERAPAN LAYANAN INFORMASI TENTANG ETIKA DAN DISIPLIN DI SEKOLAH UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB PADA SISWA SMP Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 129-148 Januari PENERAPAN LAYANAN INFORMASI TENTANG ETIKA DAN DISIPLIN DI SEKOLAH UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB PADA SISWA

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF MODELING GROUP COUNSELING FOR HELPING ISOLATED STUDENT OF TENTH GRADERS AT SMAN 1 KUTOREJO MOJOKERTO

THE APPLICATION OF MODELING GROUP COUNSELING FOR HELPING ISOLATED STUDENT OF TENTH GRADERS AT SMAN 1 KUTOREJO MOJOKERTO PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI MODELING UNTUK MENGATASI SISWA YANG TERISOLASI KELAS X DI SMAN 1 KUTOREJO MOJOKERTO THE APPLICATION OF MODELING GROUP COUNSELING FOR HELPING ISOLATED STUDENT

Lebih terperinci

KEPATUHAN SISWA TERHADAP DISIPLIN DAN UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKANNYA MELALUI LAYANAN INFORMASI

KEPATUHAN SISWA TERHADAP DISIPLIN DAN UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKANNYA MELALUI LAYANAN INFORMASI Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 220-224 KEPATUHAN

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Self Management Dalam Meningkatkan Disiplin Anak Usia Dini (Studi Pada RA DWP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Penerapan Strategi Self Management Dalam Meningkatkan Disiplin Anak Usia Dini (Studi Pada RA DWP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) 69 Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak ISSN Cetak : 2477-4715 Diterima : 12 September 2015 Vol. 1 (2), 2015, ISSN Online : 2477-4189 Direvisi : 20 Oktober 2015 www.al-athfal.org DOI Disetujui : 10 Desember

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Oleh : Melisa R. Hasanati Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri

Lebih terperinci

: ZAFIRAH FARIS NIM K

: ZAFIRAH FARIS NIM K BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) JURNAL Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 0 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Meity Fitri Yani (meity_fy@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this research is to know whether

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dihadapkan pada karakterisktik siswa yang beraneka ragam dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara lancar dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan Vol. 13. No.1, Juli 2012

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan Vol. 13. No.1, Juli 2012 PENGGUNAAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI (SELF- MANAGEMENT)UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEMALASAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII E MTs AL ROSYID DANDER-BOJONEGORO Trio Isnansyah Marwi 1, Drs. Sutijono, M.M 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA Oleh : Mimi Suriatie ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya

Lebih terperinci

Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah

Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 4 (1) June 2016 CONSILIUM Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA Lilik Widosari (10220121) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat menimbulkan masalah. Sebab dari kebiasaan membolos seorang siswa dapat memperoleh pengaruh yang kurang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH Dian Pratiwi (dianpratiwiherman@yahoo.co.id) ¹ Muswardi Rosra ² Ratna Widiastuti ³ ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih ABSTRAK Penelitian ini berujuan untuk mengetahui signifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang dituangkan dalam bentuk aturan. Salah satunya adalah aturan sekolah yang disebut dengan

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance

Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Jesse B. Davis: Orang pertama

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN 233 PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN Eka S. Ariananda 1, Syamsuri Hasan 2, Maman Rakhman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap pasif siswa sering ditunjukan dalam sebuah proses belajar, hal ini terlihat dari perilaku siswa dalam sebuah proses belajar yang cenderung hanya berperan

Lebih terperinci

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Disipin Belajar Siswa. Elly Nur Syavanah 1 dan Najlatun Naqiyah 2

Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Disipin Belajar Siswa. Elly Nur Syavanah 1 dan Najlatun Naqiyah 2 Penerapan Konseling Kelompok Realita untuk Meningkatkan Disipin Belajar Siswa Elly Nur Syavanah 1 dan Najlatun Naqiyah 2 Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan disiplin belajar

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN KERJA SAMA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN KERJA SAMA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN KERJA SAMA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA Donik Restyowati 1 dan Najlatun Naqiyah 2 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Debora Simanungkalit Surel: deborasimanungkalit@gmail.com

Lebih terperinci

Implementasi Strategi Modeling Partisipan untuk Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di Kelas. Putri Diyanti 1 dan Sutijono 2

Implementasi Strategi Modeling Partisipan untuk Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di Kelas. Putri Diyanti 1 dan Sutijono 2 Implementasi Strategi Modeling Partisipan untuk Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di Kelas Putri Diyanti 1 dan Sutijono 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektivan strategi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERPRESTASI KURANG (UNDERACHIEVER) Eko Abdul Surozaq 1

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERPRESTASI KURANG (UNDERACHIEVER) Eko Abdul Surozaq 1 PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERPRESTASI KURANG (UNDERACHIEVER) Eko Abdul Surozaq 1 ABSTRAK ; Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan skor

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M. MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.

PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M. PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd ABSTRAK Banyak peserta didik yang masih belum percaya dengan kemampuan yang

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EEFECTIVENESS OF DISCUSSION TECHNIQUES TO IMPROVE DISCIPLIN IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH Binti Asrah 1, Rita Novita 2, Fitriati 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR. Dyesi Kumalasari

KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR. Dyesi Kumalasari Konsep Behavioral Therapy KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR Dyesi Kumalasari Dyesi91kumalasari91@gmail.com Abstrak Artikel ini mendiskripsikan tentang

Lebih terperinci

Arif Ramandhani, Drs. Eko Darminto, M.Si

Arif Ramandhani, Drs. Eko Darminto, M.Si Penerapan Strategi Pengelolaan Diri untuk Mengurangi Untuk Membantu Siswa Mengurangi Perilaku Merkok PENERAPAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI UNTUK MEMBANTU SISWA MENGURANGI PERILAKU MEROKOK Arif Ramandhani,

Lebih terperinci

tingkat keberhasilan proses konseling dan pemberian layanan pada klien. Secara luas, karakteristik konselor mencakup kualiatas kepribadian, sikap

tingkat keberhasilan proses konseling dan pemberian layanan pada klien. Secara luas, karakteristik konselor mencakup kualiatas kepribadian, sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa merupakan nama lain dari individu yang berada dalam lingkungan formal. Dari sudut pandang psikologi siswa atau anak merupakan individu yang unik, dimana mereka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Sumber, Surakarta. Alasan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 8 SURABAYA DENGAN KONSELING KELOMPOK GESTALT

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 8 SURABAYA DENGAN KONSELING KELOMPOK GESTALT MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 8 SURABAYA DENGAN KONSELING KELOMPOK GESTALT Elisabeth Christiana, S.Pd.,M.Pd. *) Wahyu Nanda Eka Saputra ABSTRAK Latar belakang dari penelitian

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII-2 SMP N 5 TEBING TINGGI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII-2 SMP N 5 TEBING TINGGI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII-2 SMP N 5 TEBING TINGGI S. Rosnetty Saragih Surel: srosnettysaragih01@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Erla Prita Novartianti (10220117) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar Belakang

Lebih terperinci

ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial setiap individu akan selalu berkeinginan untuk berbicara, saling tukar-menukar pendapat dan informasi ataupun saling berbagi pengalaman dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING CLIENT CENTERED THERAPY DALAM MENGATASI SISWA YANG TERISOLIR DI KELAS VIII F SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan membolos merupakan suatu permasalahan yang perlu ditangani dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa perilaku di sekolah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kedisiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian disiplin belajar Disiplin merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mendididk dan membentuk perilaku siswa menjadi orang yang berguna

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada dekade saat ini yang ditandai dengan ledakan besar ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung pada dekade saat ini yang ditandai dengan ledakan besar ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, apalagi ketika akulturasi, globalisasi, dan modernisasi yang berlangsung

Lebih terperinci

Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek

Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek 196 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK MODEL PERMAINAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX-E SMP NEGERI 1 POGALAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI MODELING PARTISIPAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT

PENERAPAN STRATEGI MODELING PARTISIPAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT PENERAPAN STRATEGI MODELING PARTISIPAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT Purwanti Ningsih 1 dan Sutijono 2 Abstrak: Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN Azhar, Enny Fitriani 1) dan Zakiah Hasibuan 2) 1) Dosen FKIP UMN Alwashliyah dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah adalah wadah pendidikan formal mempunyai tanggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa, sebagaimana yang diamanahkan dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Puspita Mertani (puspitamertani@gmail. com) ¹ Syarifuddin Latief² Diah Utaminingsih³ ABSTRACT The aim of this research

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMAN 1 KEDUNGADEM BOJONEGORO

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMAN 1 KEDUNGADEM BOJONEGORO PENERAPAN KONSELING KELOMPOK EHAVIOR UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH SMAN 1 KEDUNGADEM OJONEGORO THE APPLYING OF EHAVIOR GROUP COUNSELING TO INCREASE THE STUDENTS DISCIPLINES IN SMAN 1

Lebih terperinci