Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek
|
|
- Glenna Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 196 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK MODEL PERMAINAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX-E SMP NEGERI 1 POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek Abstrak. Aktivitas bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah sangat beraneka ragam, salah satunya adalah layanan informasi karir. Kurangnya pemberian informasi karir membuat siswa kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah dalam menentukan suti lanjut. Metode bimbingan kelompok dengan model permainan adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan mengelompokkan siswa berdasarkan kelas/permasalahan yang dihadapi dari masing-masing siswa. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek dilaksanakan Agustus sampai dengan September 2013 pada materi bimbingan konseling terhadap pengaruh pemberian layanan informasi karir. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan angket pada masing-masing siswa, penilaian angket dipisahkan antara siswa yang telah mempunyai kemantapan pengambilan jurusan dan belum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan informasi karir. Kata kunci: bimbingan kelompok, model permainan belajar, kemampuan penyesuaian diri, pilihan karir Kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah sangat beraneka ragam. Salah satunya adalah layanan informasi karir. Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang sangat penting dan bermanfaat untuk membantu siswa agar terhindar dari masalah-masalah yang mengganggu pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan pendidikan, pribadi, sosial atau karirnya. Dengan pemberian layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pengambilan keputusan masa depan siswa. Kurangnya pemberian informasi karir membuat siswa kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah dalam menentukan studi selanjutnya. Di samping itu, siswa juga tidak akan bisa meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan bakat, minat, dan cita-cita yang dimilikinya. Siswa perlu diberikan informasi mengenai karir. Ada berbagai macam alasan yang sering ditemukan hingga mempengaruhi siswa dalam mengambil keputusan untuk studi lanjut ke sekolah lanjutan secara tepat, Gunawan (2001:41) memaparkan alasan tersebut yakni: (a) kecenderungan orang tua memasukkan anaknya ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan almamater mereka, (b) pengaruh sahabat, guru atau pembimbing yang pernah belajar di sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan tersebut, (c) sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan yang terdekat dengan rumah orang tua siswa dengan resiko memilih studi lanjutan apa saja, asalkan siswa dapat melanjutkan studi seperti teman-
2 Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar temannya, (d) mengisi waktu senggang sehingga mereka lebih senang pergi ke sekolah baik sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan. Menurut Sukardi (1994:113) informasi karir adalah satu alat yang dipergunakan untuk membantu siswa memahami dirinya sendiri, dunia kerja pada umumnya serta aspek-aspek dunia kerja pada khususnya. Norris, dkk (dalam Prayitno, 1999:268) menjelaskan bahwa informasi karir meliputi data dan keterangan yang sahih (tepat) dan berguna tentang kesempatan dan syaratsyarat yang berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan/pekerjaan yang ada sekarang dan yang akan datang. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi adalah kegiatan memberikan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan pekerjaan) yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Pemberian informasi karir memiliki tujuan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial supaya mereka mereka lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Menurut Happock (dalam Winkel, 1991:275) tujuan dari informasi karir adalah: (a) membantu siswa untuk mengenal alternatif-alternatif yang ada, (b) memantapkan keputusan yang sudah diambil, (c) mengetahui kesesuaian kemampuan diri dengan pilihan, (d) memantapkan pilihan yang diambil. Diperlukan tahap-tahap pengambilan keputusan tentang apa yang akan dipilih dan ditetapkan pada karir. Menurut Rubin (1993:28) ada delapan tahap pengambilan keputusan secara efektif yang dapat dijadikan sebagai strategi pengambilan keputusan secara tepat yaitu: (a) mencatat dan memperhatikan pilihan, (b) menopang kebebasan peran dan pikiran masing-masing dari kemungkinan pilihan, (c) meneliti pikiran dan perasaan masing-masing pilihan serta menggabungkan dengan perasaan, (d) hubungan antara pilihan dan menetapkan prioritas, (e) mengambil kesimpulan dengan mengangkat satu pilihan dan mengesampingkan yang tak terpilih, (f) mendaftar keputusan-keputusan, (g) menyadari bahwa lebih mudah meninggalkan tempat, pekerjaan, aktivitas daripada menentukan sesuatu yang tidak ada atau hilang, (h) mempraktekkan keputusan ke dalam perbuatan yang nyata dan otomatis. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984:18) materi layanan informasi dalam bimbingan karir meliputi: (1) tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir, (2) perkembangan karir di masyarakat, (3) sekolah menengah, kursus beserta program pilihannya, baik umum maupun kejuruan dalam rangka perkembangan karir, (4) jenis tuntutan dan syarat jabatan yang dapat dimasuki tamatan setara SMP, seperti kemampuan pengetahuan, keterampilan yang harus dimiliki, (5) kemungkinan permasalahan dalam pilihan pekerjaan, karir dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi serta berbagai akibatnya, dan (6) pelaksanaan layanan karir bagi siswa. Pada masa sekarang ini anak lulusan dari SMP diwajibkan untuk melanjutkan studi mereka baik ke sekolah menengah atas atau ke sekolah menengah kejuruan sebagai perwujudan terwujudnya wajib belajar 9 tahun.
3 198 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 Hasil penelitian yang telah dilakukan Novitasari (2004) tentang informasi karir dengan perencanaan karir menyimpulkan bahwa (1) dengan mendapat informasi secara mendalam, maka siswa dapat memperoleh wawasan tentang sekolah lanjutan, (2) dengan mendapatkan pengetahuan tentang sekolah lanjutan maka siswa dapat mengenal keadaan dan kemampuan dalam memilih sekolah lanjutan kelak, (3) dari informasi yang diberikan, maka siswa mempunyai persiapan yang matang dan mantap untuk melanjutkan sekolah sesuai dengan bakat, minat serta bidang yang ditekuninya. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nugroho (2007) tentang pengaruh layanan informasi karir terhadap perencanaan karir siswa dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor perencanaan karir yang positif antara sebelum dan sesudah penerapan layanan informasi karir. Artinya, sebelum diberikannya layanan informasi karir siswa belum mempunyai perencanaan karir tetapi ketika siswa sudah diberikan layanan informasi karir, siswa mengalami peningkatan dalam membuat perencanaan karir. Informasi karir di sekolah bertujuan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman diri dan penyesuaian diri dalam lingkungannya dengan masalah-masalah karir, terutama yang terkait dengan masalah pendidikan yaitu pendidikan yang akan mereka terima dan arah yang nantinya bisa diambil melalui pendidikan tersebut. Adanya informasi karir yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa memahami dirinya, memahami dunia pendidikan serta memahami aspek-aspek yang ada dalam pendidikan tersebut. Berdasarkan pemahaman berbagai informasi tersebut maka siswa dapat menggunakannya sebagai bahan untuk pertimbangan sehingga pada akhirnya akan lebih memiliki kemantapan terhadap keputusan sekolah yang telah mereka ambil. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperiment design dengan model pretest and post-test one group design. Model ini lebih sempurna karena sudah menggunakan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test), sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Menurut (Sugiyono, 2007:110) hasil dari perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dilakukan pada satu kelompok subyek. Penyebaran angket dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Pertama dilakukan pengukuran (pre-test) dengan menggunakan angket kemantapan terhadap jurusan yang telah mereka ambil, lalu diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu dengan memberikan layanan informasi karir, kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) dengan angket kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang telah mereka ambil dengan materi yang sama, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: Pre test T1 Treatment X Gambar 1 Rancangan Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2007:111) Menurut Arikunto (2006) subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, pendapat tersebut berarti bahwa orang cocok dengan karakteristik variabel yang akan diteliti. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-E SMP Post Test T2
4 Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek sebanyak 29 siswa yang mengalami kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan rendah yang terjaring melalui pengisian angket kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Hal ini disebabkan data yang dikumpulkan berupa angka atau bilangan (penelitian kuantitatif). Karena data yang disajikan berbentuk ordinal dan berdistribusi normal yang artinya subyek dalam penelitian ini kurang dari 25, yaitu terdapat 13 subyek (N=13) yang akan mendapatkan perlakuan. Maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data statistik nonparametrik. Menurut Siegel (1998:40) jika sampelnya kecil, hanya tes nonparametrik yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Berdasarkan Gambar 2 hasil angket pre-test kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut, dapat disimpulkan bahwa yang memiliki kemantapan pengambilan keputusan rendah sebanyak 16,28%, pengambil keputusan dengan keriteria sedang sebanyak 65,12% dan yang kemantapan tinggi sebesar 18,60% perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Selama pelaksanaan pemberian layanan informasi karir, pada umumnya subyek sudah bisa mengikuti jalannya pemberian layanan informasi karir meskipun pada awalnya hanya sedikit subyek yang bisa mengikutinya. Ini dikarenakan subyek hanya sebatas menerima informasi tentang pengertian layanan informasi dan belum memahami secara maksimal. Setelah perlakuan yang ketiga dan seterusnya subyek sudah mulai memahami pelaksanaan pemberian layanan informasi karir. Selain itu, subyek juga sudah mulai merasa mantap dengan keputusan pada jurusan yang diambil di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Hal ini terjadi karena adanya perubahan dari setiap perlakuan sehingga semakin lama diberikan perlakuan, semakin banyak subyek yang dapat mengikuti dan memahami jalannya pemberian layanan informasi karir TINGGI SEDANG RENDAH TINGGI SEDANG RENDAH Gambar 2 Hasil Angket Pre Test Gambar 3 Hasil Angket Post Test
5 200 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 Berdasakan Gambar 3 diperoleh data post-test yang dilakukan pada subyek diperoleh peningkatan dari sebelum diberi layanan informasi karir dan sesudah diberi layanan informasi karir, dapat dilihat bahwa subyek mengalami peningkatan dari kategori rendah meningkat menjadi kategori sedang dan tinggi. Tabel 1 Hasil Analisis Pre-test dan Post-test (Uji Wilxocon) No Inisial Pre Tes Pos Test Beda 1 ACH ADA AGU NGA ANG ANI BAG BER CAH EFI FAJ FAT FEB FIF GAN GUS HAN HAR HEN IIN IKA INT IRW IWA JAM LUH MOK MUH NUR Tabel di atas menunjukkan bahwa nomor urut yang bertanda negatif=0 sedangkan jumlah nomor urut yang bertanda positif = + 43, dengan demikian nomor urut dengan jumlah terkecil atau T = 0. Berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang Wilcoxon dengan taraf signifikan 5 % dan N = 43 diperoleh Ttabel = 1 sehingga Thitung lebih kecil Ttabel (0 < 1) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu terdapat perbedaan skor kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan pemberian layanan informasi karir. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa Kelas IX- E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Dapat dibuktikan bahwa sebelum mendapat layanan informasi karir skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan rendah, tetapi setelah memperoleh perlakuan maka skor kemantapan pengambilan keputusan jurusan siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek meningkat sehingga bisa dikatakan memiliki kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang tinggi. Hasil analisa penelitian tersebut menunjukkan ada perbedaan yang positif mengenai kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang mereka pilih, yaitu semakin tingginya kemantapan pengambilan keputusan jurusan pada siswa setelah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Hasil analisis data penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek, menemukan 29 siswa dari Kelas IX-E yang memiliki kemantapan pengambilan keputusan terhadap jurusan yang rendah. Setelah diketahui dan dilakukan perencanaan untuk membantu siswa mengalami kemantapan pengambilan keputusan rendah dengan memberikan layanan informasi karir. Setelah diberikan perlakuan dengan
6 Wentin Suhartatik, Penerapan Bimbingan Kelompok Model Permainan Belajar pemberian layanan informasi karir, mereka menjadi siswa yang mempunyai kemantapan dalam pengambilan keputusan sekolah yang akan diambilnya. Hasil penelitian ini didukung oleh teori John L. Holland (Sukardi, 1994:83) mengatakan bahwa, 1) orang/seseorang yang memiliki informasi tentang lingkungan pekerjaan yang lebih memadai dapat menentukan pilihan-pilihan yang tepat, jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki informasi yang memadai, 2) Ketepatan terhadap suatu pilihan itu sangat tergantung pada usia atau umur seseorang, karena pada waktu itu ia memperoleh kesempatan belajar untuk memperoleh informasi, 3) seseorang memiliki pilihan yang memadai dan mantap menunjukkan perbedaan-perbedaan dan organisasi pengetahuan pekerjaan yang lebih besar dari pada orang-orang yang memiliki pilihan yang kurang memadai atau kurang mantap, 4) sejumlah pengetahuan tentang pekerjaan atau jabatan secara positif akan berkorelasi dengan tingkat perkembangan seseorang. Kegiatan penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat seorang siswa yang meskipun sudah mengikuti perlakuan dan memiliki peningkatan kemantapan pengambilan keputusan, namun masih mengalami sedikit kesulitan dalam memahami jurusan dan kurang mempunyai keyakinan terhadap keputusan yang diambilnya karena dirinya masih takut apabila keputusan yang telah diambilnya tersebut akan gagal dan sering mendapatkan pengaruh dari teman dekat maupun dari orang tua. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini, bahwa faktor lingkungan dan pola asuh orang tua sangat berperan penting untuk membantu dalam mengambil setiap keputusan, utamanya pengambilan keputusan dalam menentukan studi lanjut. Perlu diketahui bahwa hal-hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut tersebut tidak diteliti dalam penelitian. Secara garis besar dari setiap perlakuan, semua siswa yang menjadi subyek penelitian percaya bahwa pemberian layanan informasi ini sangat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemantapan pengambilan keputusan mereka. Sehingga mereka menjadi pribadi yang mantap dalam memutuskan jurusan yang telah diambil di SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tidak terpengaruh oleh lingkungan sosial. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan skor kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek antara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan informasi karir. Dapat disimpulkan bahwa pemberian layanan informasi karir berpengaruh terhadap kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan pada siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Hal ini terjadi peningkatan yang berarti (perubahan positif) dalam kemantapan keputusan pengambilan jurusan pada siswa setelah perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa tingkat kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan pada siswa secara umum mengalami peningkatan yang positif setelah diberi perlakuan dengan pemberian layanan informasi karir. Walaupun setiap siswa mengalami peningkatan
7 202 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 kemantapan keputusan pengambilan sekolah lanjutan yang berbeda-beda Saran Bagi siswa, diharapkan mempunyai rasa lebih mantap terhadap sekolah lanjutan yang akan diambilnya, sehingga informasi yang negatif tentang jurusan yang diperoleh bisa diperbaiki. Bagi konselor, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan informasi karir berpengaruh terhadap kemantapan keputusan pengambilan jurusan siswa Kelas IX-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek, maka pihak sekolah dan konselor di SMP dapat lebih sering memberikan layanan informasi karir, utamanya yang berkaitan dengan studi lanjut ke SMA atau SMK untuk membantu siswa yang belum mantap dalam mengambil keputusan studi lanjut. Bagi peneliti lain, hendaknya memperhatikan aspek metode pengumpulan data semaksimal mungkin untuk menghindari subyektifitas dalam penelitian serta memperhatikan alokasi waktu yang ada dalam pemberian layanan informasi karir dengan sebaik mungkin agar siswa benar-benar terbantu dan merasakan manfaatnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum SMA Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Karir dan Konseling. Jakarta: Balai Pustaka. Novitasari, L Hubungan Pemberian Informasi Karir dengan Pengetahuan tentang Jenis-jenis Pekerjaan di Masyarakat pada Siswa Kelas II SMUN 8 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPB FIP UNESA. Nugroho, S.A.P Pengaruh Layanan Informasi Karir terhadap Perencanaan Karir Siswa Kelas IX-E di SMAN 1 Durenan Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan Surabaya. PPB FIP UNESA. Prayitno & Amti, E Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Rubin, T.I Strategi Keputusan yang Efektif. Semarang: Dahara Prize. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta. Sukardi, D.K Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Winkel, W.S Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT Tuti Rindiani 1 dan Tamsil Muis 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan maksud apakah pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat mempengaruhi dalam pemilihan jurusan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian
Lebih terperinciPENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2
PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA
Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN KARIR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: DEWI AFSARI NPM: Dibimbing oleh : 1. Dra. Endang Ragil W.P., M,Pd 2. Ikke Yuliani Dhian P., M.Pd
JURNAL PENERAPAN BIMBINGAN KARIR MELALUI TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) DI SMK IT AL-KAUTSAR SRENGAT TAHUN AJARAN 2015/2016 THE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut
Lebih terperinciEFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Erla Prita Novartianti (10220117) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Menurut kamus Webster s New International,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia
Lebih terperinciOleh Lilik Sujayanti SD Negeri 1 Sawahan Kabupaten Tranggalek
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 237 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE KOOPERATIF STAD PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TOPIK TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMILIHAN PROGRAM PENJURUSAN SISWA. Dinar Mahdalena Leksana
KEEFEKTIFAN PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TOPIK TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PEMILIHAN PROGRAM PENJURUSAN SISWA Dinar Mahdalena Leksana Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK Umi Chasanah (miu_mutzz44@yahoo.com) Syaifuddin Latif Shinta Mayasari ABSTRACT
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperiment) yaitu
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto (2013:9) adalah untuk membangkitkan timbulnya suatu
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA
77 Jurnal Psikologi Jurnal Pendidikan Psikologi Pendidikan & Konselin Vol. & Konseling 1 No. 1 Juni 2015 Volume 1 Nomor 1 Juni 2015. Hal 77-83 ISSN: 2443-2202 EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KADEMANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH PEMBERIAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KADEMANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa
Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa Abstrak Peggy Aprilia dan Hartono Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
Lebih terperinciKata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN
PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN Ika Lukiana Sari Muhammad Reza PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai
Lebih terperinciJURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF THE SOCIODRAMA TECHNIQUE TO IMPROVE ELEVENTH SCIENCE
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciJURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran
JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To
Lebih terperinciCitra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT
PENGGUNAAN IEKAD DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR Citra Passa Hartadi (cici.dinda@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat
67 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugi yono, 2012). Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan
51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA
PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA Martunis, Khairul Bariah, M. Husen Universitas Syiah Kuala Email : martunis_yahya@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di
Lebih terperinciHUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII-2 SMP N 5 TEBING TINGGI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU PADA SISWA KELAS VIII-2 SMP N 5 TEBING TINGGI S. Rosnetty Saragih Surel: srosnettysaragih01@gmail.com
Lebih terperinciBAYU ADHY TAMA K
PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN SISWA KELAS X SMA NEGERI PUNUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh: BAYU ADHY TAMA K3109019
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI
PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :
EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 POGALAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pre- Experimental dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design. Pre-test (tes awal)
Lebih terperinciOleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Nike Yesika Saragih
Lebih terperinciPENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B Eka Nita Octaria Rachma Hasibuan PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4 Surabaya 60136 (Email:ekanita@yahoo.com)
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi
53 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Way Halim Kedaton Bandar Lampung. Waktu penelitian
Lebih terperinciPENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA
19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN
PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN (Penelitian Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan Tahun Ajaran 2013/2014)
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA
PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI MODELING SIMBOLIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMAHAMAN KARIER SISWA KELAS X SMK AL-ISLAH SURABAYA Lurian Magendra Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan
35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI PACARAN YANG SEHAT
35 PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI PACARAN YANG SEHAT Dewinta Arya Rini 1 Dra. Michiko Mamesah, M.Psi 2 Dr. Dede R. Hidayat, M.Psi 3 Abstrak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Kesiapan Kerja Siswa. 1) Pengertian Kesiapan Kerja
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kesiapan Kerja Siswa 1) Pengertian Kesiapan Kerja Pengertian kesiapan kerja menurut Robert Brady (2009), berfokus pada sifatsifat pribadi, seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan
Lebih terperinciARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA
ARTIKEL PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTs GUNUNG JATI GURAH SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT
PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT Dwi Dessy Setyowati 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh layanan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA
PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA Novi Wahyu Hidayati Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jl Ampera Kota Baru No. 88 Telp.(0561)748219
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju pembangunan yang sedang berkembang dengan begitu cepat di hampir semua bidang kehidupan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan
Lebih terperinciPENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Ema Widya Sari 1 (ema.widyasari@yahoo.co.id) Yusmansyah 2 Syarifuddin Dahlan 3 ABSTRACT The research aims
Lebih terperinciOleh: Ali Banowo SMP Negeri 3 Panggul Kabupaten Tranggalek
244 Ali Banowo, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Materi Menumbuhkan... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI MENUMBUHKAN KESADARAN DAN KETERIKATAN TERHADAP NORMA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI
Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A
PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A Ajeng Lucia Kartikaningrum Muhammad Reza PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai 4
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini. adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Tumijajar. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 B. Metode penelitian
Lebih terperinci[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016
PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMA SANTO MICHAEL SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Irma Oktaviani Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Wildan Muhammad Irfan Fadjeri ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciR O 1 X O 2 R O 3 O 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian eksperimen memiliki berbagai bentuk desain penelitian, penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta masalah pokok
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah metode yang membahas bagaimana melakukan suatu penelitian agar runtut, yakni dengan menggunakan alat apa dan prosedur bagaimana. 1 A. Jenis Dan Pendekatan
Lebih terperinciLAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA SEMESTER III JURUSAN PPB/BK FIP UNIMED TAHUN AJARAN 2016/2017 Mirza Irawan Universitas Negeri Medan Email: mirza@konselor.org
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kesiapan Kerja 2.1.1 Pengertian kesiapan kerja Menurut Anoraga (2009) kerja merupakan bagian yang paling mendasar atau esensial dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variable Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang
4.1 Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA SMA NEGERI 6 PADANG
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA SMA NEGERI 6 PADANG Sefni Rama Putri Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, sefnirama@umsu.ac.id Abstract Data obtained from
Lebih terperinciSatrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada
PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan
49 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode
Lebih terperinciOleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.
PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Octavena Mellinda
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciPENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI
Artikel Skripsi PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinci2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok
49 49 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Eksperimen 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menilai
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was
Lebih terperinciUJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 51 UJI BANDING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA
Lebih terperinciPENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. 1 Pada penelitian
Lebih terperinciOLEH RIZKI AMALLIA A1C110035
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOLOID PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI KARYA ILMIAH OLEH RIZKI AMALLIA A1C110035 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Sugiyono (2014, hlm. 3&6) mengemukakan secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TANTRI PADMAWATI 11500010 Dr. Hera Heru SS, S.Pd, M.Pd Progdi BK FKIP
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (Putriamaharani81@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to know the
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017
EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan
20 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat
Lebih terperinci