PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.
|
|
- Widya Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd ABSTRAK Banyak peserta didik yang masih belum percaya dengan kemampuan yang dimiliki seperti lebih memilih mennyontek saat ada ujian di skeolah, takut maju kedepan kelas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diminta oleh guru, sering tidak mau berkumpul dengan teman sekelas karena merasa dirinya banyak kekurangan terutama peserta didik yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki cara berpikir yang terdistorsi mengenai kemampuan yang dimiliki. Dengan Menggunakan Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif membuat cara berpikir peserta didik yang terdistorsi. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Self Efficacy peserta didik melalui Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif. Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design: Pretest- Posttest Control Group Design. Hasil uji statistik Independen Sample T Test juga menunjukan nilai P value (0,00) < ( 0,025), sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat Self-Efficacy peserta didik mengalami peningkatan setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan teknik kogniitf. Kata Kunci : Self Efficacy, Konseling Kelompok dan Teknik Kognitif PENDAHULUAN Di era globalisasi tidak semua orang dapat mengatasi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah yang dihadapi di dalam proses perjuangan hidupnya. Apalagi bagi peserta didik sebagai generasi muda yang belum matang untuk persiapan hidupnya pada masa yang akan datang. Sekolah sebagai lembaga pendidikanbertugas membimbing dan membina generasi muda untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh dengan tantangan dan memerlukan perjuangan hidup yang gigih, namun pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diterima di sekolah belum merupakan jaminan bagi pserta didik untuk hidup dimasyarakat kelak sesuai dengan yang dicita-citakan. Disamping itu selama menempuh proses pendidikan terdapat masalah yang dialami peserta didik salah satu kurangnya self efficacy peserta didik. Menurut Bandura (dalam Feist 2008 :212) mengemukakan bahwa selfefficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Dalam serangkaian studi eksperimental, Schunk (2012:205) menemukan bahwa para peserta didik yang merasa memiliki efikasi diri Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 1
2 menguasai berbagai tugas akademik dengan lebih baik dibandingkan para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang lebih rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMKN 2 Palangkaraya terlihat masih banyak peserta didik yang masih belum percaya dirinya sendiri misalnya kalau ada ulangan sering mennyontek, disuruh guru maju kedepan kelas masih terlihat gugup, sering tidak mau berkumpul dengan teman sekelas karena merasa dirinya banyak kekurangan. Apabila peserta didik yang mengalami Self-efficacy rendah dibiarkan saja maka peserta didik tersebut akan mengalami kegagalan dan mudah menyerah ketika menghadapi suatu rintangan dalam menggapai citacitanya. Untuk mengatasi masalah Selfefficacy yang rendah pada diri peserta didik maka upaya yang bisa dilakukan dengan memberikan layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok diarahkan untuk membantu siswa dalam upaya mengatasi masalah yang sedang dialami dengan cara membentuk suatu kelompok dan menimbulkan dinamika kelompok agar siswa dapat bekerjasama secara kelompok untuk meningkatkan self efficacy. Dalam penerapan konseling kelompok bisa mengaplikasikan teknik kognitif. Dasar pertimbangan penggunaan teknik kognitif adalah karena self efficacy yang rendah muncul disebabkan karena pola pikir atau struktur kognitif siswa yang tidak rasional dalam memandang suatu hal, sehingga untuk meningkatkan self efficacy peserta didik haruslah dengan cara mengubah cara pandang peserta didik. Cara siswa menilai situasi dan bagaimana cara menginterprestasikan suatu kejadian akan sangat berpengaruh terhadap kondisi reaksi emosional yang kemudian akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan. Palmer (2011: 110) menyatakan teknik kognitif digunakan untuk membantu klien mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memodifikasi pikiran otomatis negatif dan skema. Hubungan antara pikiran dan perilaku merupakan aspek utama teknik kognitif. Teknik kognitif bertolak dari asumsi bahwa kondisi psikis individu sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi kognitif. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut layanan konseling kelompok yang dipandang efektif dalam meningkatkan self efficacy adalah konseling kelompok dengan teknik kognitif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat digunakan untuk meningkatkan self efficacy peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu bimbingan dan konseling. Jika konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat digunakan untuk meningkatkan self efficacy peserta didik, diharapkan pihak sekolah dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan fasilitas kepada guru BK untuk melaksankan konseling kelompok dengan teknik kognitif. Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 2
3 KAJIAN TEORI Konseling Kelompok Konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling, yaitu proses konseling antara konselor profesional dengan beberapa konseli sekaligus yang tergabung dalam sebuah kelompok kecil pada waktu yang sama. Konseling kelompok sebagai suatu proses interpersonal yang dinamis dengan memusatkan kepada kesadaran pikiran dan perilaku. Tujuan diadakannya konseling kelompok secara utuh adalah menstrukturisasi aktifitas dalam kelompok yang mampu melihat dan menciptakan iklim yang produktif dalam memfasilitasi interaksi antar anggota kelompok, dalam memperoleh informasi model perilaku baru sebagai alternatif pandangan anggota kelompok di dalam kehidupan nyatanya. Tahapan-Tahapan Konseling Kelompok Gladding (da lam Wibowo, 2005: 85) mengelompokkan proses konseling menjadi empat tahap yaitu tahap permulaan kelompok, tahap transisi dalam kelompok, tahap bekerja dalam kelompok, dan tahap terminasi kelompok. Berdasarkan klasifikasian proses konseling kelompok yang dikemukakan oleh berbagai ahli tersebut diatas, berikut ini yang akan disajikan adalah tahap-tahap konseling kelompok, terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap permulaan, tahap transisi, tahap kegiataan dan tahap pengakhiran. Teknik Kognitif Penerapan teknik kognitif bertolak dari asumsi bahwa kondisi psikis individu sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi kognitifnya. Karena itu aspek kognitif harus menjadi aspek yang utama dalam melakukan proses konseling. Hal ini dikarenakan suatu kondisi psikis atau fisik terjadi karena adanya pengelohan informasi pada struktur kognitif yang menyimpang. Dengan penerapan teknik kognitif konselor akan memfasilitasi konseli untuk belajar mengenali dan mengubah kesalahan dalam berpikir. Teknik kognitif memandang masalah psikologis berasal dari proses berpikir yang salah dikarenakan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak benar sehingga tidak bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan. Teknik kognitif adalah teknik yang berorientasi pada problem dan edukatif dengan tujuan sebagai berikut: memperbaiki dan memecahkan kesulitan atau masalah, membantu klien memperoleh strategi yang konstruktif dalam mengatasi masalah, membantu klien memodifikasi kesalahan berpikir dan membantu klien menjadi mandiri dalam mengatasi permasalahan. Klien diajarkan untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan menentang keyakinan-keyakinan irasionalnya. Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif Konseling kelompok dengan teknik kognitif memiliki tiga proposisi fundamental yaitu: aktivitas kognitif mempengaruhi perilaku, aktivitas kognitif memungkinkan untuk diawasi dan diubah, dan perubahan perilaku yang diharapkan dapat dicapai melalui perubahan kognitif. Dalam pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik kognitif pemimpin kelompok Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 3
4 mengajarkan bagaimana anggota kelompok untuk mengidentifikasi kognisi yang terdistorsi dan disfungsional melalui proses evaluasi. Pemimpin kelompok membantu anggota dalam membentuk hipotesis dan menguji asumsi-asumsi yang dimunculkan anggota kelompok dalam menyikapi suatu peristiwa tertentu. Dalam konseling kelompok dengan teknik kognitif, penekanannya pada saat sekarang dan bukan pada masa lalu. Konseling kelompok yang dilaksanakan berorientasi pada tujuan, di awal konseling anggota kelompok dan pemimpin kelompok mendiskusikan hal yang ingin dicapai, tujuan anggota kelompok ditulis dan dianalisis untuk mengetahui apakah tujuan itu realistis dan bisa dicapai dalam batas waktu yang tersedia. Self Efficacy Bandura (dalam Feist 2008: 212) dalam Efikasi diri sebagai keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bandura (dalam Schunk, 2012: 202 ) Efikasi diri adalah kunci untuk meningkatakan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi hidup mereka sendiri. Schunk (2012: 202 ) efikasi diri dapat tertransfer ke situasi-situasi yang baru ketika peserta didik yakin bahwa keterampilan-keterampilan yang sama akan memberikan keberhasilan. Efikasi diri bukan merupakan ekspektasi dari hasil tindakan. Efikasi merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku, sementara ekspetasi atas hasil merujuk pada pridiksi dari kemungkinan mengenai konsekuensi perilaku tersebut. Efikasi diri berbeda dengan konsep diri. Konsep diri mengacu pada persepsi-persepsi diri kolektif seseorang yang dibentuk melalui penglamanpengalaman dengan lingkungan dan interprestasi terhadap lingkungan. Konsep diri tergantung pada penguatanpenguatan dan evaluasi-evaluasi oleh orang-orang lain yang penting bagi mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan True Experimental Design: Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini, hasil evaluasi awal dan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok ekperimen dan kontrol. Treatment yang dimaksud adalah layanan konseling kelompok dengan teknik kognitif. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan dua kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini digambarkan sebagai berikut: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 4
5 Evaluasi Awal Variabel Bebas Evaluasi Akhir R O1 R O3 X O2 O4 Gambar 1 True Experimental Design: Pretest-Posttest Control Group Design Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Palangkaraya yang menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap dengan subjek yang berbeda. Pada tahap studi pendahuluan, subjek yang dipilih adalah siswa kelas X dan XI dari semua jurusan. Pada tahap uji coba model subjeknya ditentukan dengan seleksi subjek dengan teknik Purposive Sampling. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data yang diperoleh dari guru bimbingan dan konseling, siswa yang menjadi subjek penelitian, data dari sumber yang relevan, penelitian terdahulu (ju rnal penelitian yang terakreditas). Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data kualitatif dan data kuantitatif. Guna pengujian hipotesis digunakan analisis data kuantitatif dengan teknik statistik non-parametris, yaitu menggunakan uji Independen Sample T Test. Untuk menguji hipotesis dicari dengan cara mencari perbedaan hasil kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, antara skor evaluasi awal dengan evaluasi akhir. Dalam perhitungan Independen Sample T Test peneliti akan tetap menggunakan bantuan software SPSS seri HASIL DAN PEMBAHASAN Secara kuantitatif peningkatan self efficacy peserta didik bisa dilihat dari perbandingan nilai skor Pretes dan Posttest yang diperoleh masing-masing anggota kelompok. Berikut rincian perolehan skor Pretes dan Posttest anggota kelompok ekperimen dan kontrol: Inisial Siswa Self Efficacy Pretest Prosentase Posttest Prosentase Skor Skor (X1) (%) (X2) (%) Perubahan Skor (X2-X1) FB , , ,22 SW 78 46, , ,83 DA , , ,43 FR 82 48, , ,55 AY 83 49, , ,2 AR 74 44, , ,33 RN 94 55, , ,57 Rata-Rata 88,14 52,46 132,57 78,91 44,43 26,45 Tabel 2 Hasil Skor Pretes dan Posttest Tingkat Self Efficacy Anggota Kelompok Eksperimen (%) Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 5
6 Berdasarkan data dari tabel 2 terlihat bahwasanya Tingkat Self Efficacy pada semua peserta didik yang menjadi anggota kelompok ekperimen mengalami peningkatan. Peningkatan Tingkat Self Efficac ditunjukkan dengan Inisial Siswa Pretest Skor Prosentase Posttest Skor Self Efficacy perbandingan prosentase posttest menjadi lebih besar dibandingkan prosentase pretest dilihat dari kategori peserta didik. Sedangkan perbandingan hasil pretest dan posttest anggota kelompok kontrol sebagai berikut: Prosentase Perubahan Skor (X1) (%) (X2) (%) (X2-X1) (%) LA , ,33 9 5,35 MA , ,76 5 2,97 KL , ,71 1 0,59 RO , ,57-1 0,6 PJ , ,5 3 1,79 ER , ,71 2 1,19 WB , ,33-3 1,79 Rata-Rata 137,86 82,06 140,14 83,42 2,29 1,36 Tabel 3 Hasil Skor Pretes dan Posttest Tingkat Self Efficacy Anggota Kelompok Kontrol Ketidakmampuan peserta didik dalam melakukan seleksi tingkah laku membuat individu tidak percaya diri, bingung, dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah atau situasi sulit. Self-efficacy dapat membentuk hidup peserta didik melalui pemilihan tipe aktivitas dan lingkungan. Motivasi peserta didik timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan. Self-efficacy mempengaruhi atribusi penyebab, dimana individu yang memiliki self-efficacy akademik yang tinggi menilai kegagalannya dalam mengerjakan tugas akademik disebabkan oleh kurangnya usaha, sedangkan peserta didik dengan selfefficacy yang rendah menilai kegagalannya disebabkan oleh kurangnya kemampuan.konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif, merupakan konseling kelompok yang menitikberatkan pada restrukturisasi proses berpikir. Tujuan utama konseling kelompok dengan teknik kognitif adalah untuk merubah cara pandang siswa melalui pikirannya dan merestruktursisasi pikiran negatif. Pada sesi konseling kelompok yang dilakukan secara berkelanjutan membuat anggota kelompok mampu mengganti pikiran negatif dengan bentuk pikiran yang lebih positif walaupun pemikiran negatif kadangkadang masih muncul pada diri anggota kelompok namun dalam taraf yang sedang. Selain itu pemimpin kelompok cukup sering melakukan konfrontasi pada setiap pernyataan negatif yang dimunculkan anggota kelompok. Pemimpin kelompok menyerang Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 6
7 ketidaklogisan berpikir anggota kelompok dan membawa anggota kelompok kearah berpikir yang lebih logis. Perubahan pikiran berawal dari proses pengamatan yang akhirnya akan membentuk persepsi dan pola pikiran baru. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil perbandingan skor pretest dengan posttest yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan self efficacy peserta didik, sehingga dapat dinyatakan bahwa konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat meningkatkan self efficacy peserta didik dalam belajarpada semua indikator yang meliputi: kemampuan belajar yang tinggi, Semangat dalam mengikuti pembelajaran, Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan Memiliki inisiatif. 2. Para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang baik cendrung lebih semangat dalam proses pembelajaran sehingga memiliki pemahaman yang baik dalam bidang akademik dibandingkan para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang lebih. Efikasi diri merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi. bimbingan konseling harus mengetahui rekam jejak prestasi akademik siswa yang mengalami self efficacy yang rendah. 3. Dalam melaksanakan konseling kelompok tidak boleh memaksakan setiap pertemuan konseling kelompok untuk menyelesaikan masalah anggota kelompok. Pada sesi 1-4 fokus dari pelaksanaan konseling kelompok kepada mengidentifikasi dan menelusuri penyebab dari munculnya pikiran irasional, selanjutnya pada sesi 5-8 barulah melakukan pengubahan pola pikir yang irasional menjadi rasional. DAFTAR PUSTAKA Feist, Jess dan Feist, Gregory J Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika. Palmer, S Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan Haris H. Setiadjid. Yogyakarta: Pustaka belajar. Schunk, D. H., Pintrich, P. R., dan Meece, J. L Motivasi Dalam Pendidikan Teori, Penelitian dan Aplikasi. Edisi ketiga. Terjemahkan Ellys Tjo. Jakarta: PT INDEKS. Wibowo, M. E Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press. Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 7
[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016
EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.
JURNAL PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN STRATEGI REFRAMING UNTUK MENGURANGIKECEMASAN BERTANYA SISWA DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelajaran matematika merupakan pengetahuan dasar, dan kompetensi penunjang bagi pelajaran lainnya yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Undang undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dihadapkan pada karakterisktik siswa yang beraneka ragam dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara lancar dan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa
Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa Abstrak Peggy Aprilia dan Hartono Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja, berkesinambungan dan berencana dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciPENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI
PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut perubahan sangat pesat, serta muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya. Di bidang
Lebih terperinciEfektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar
Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman. Saat ini pendidikan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Konseling Berbasis Problem
Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konseling Berbasis Problem Konseling berbasis problem:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efikasi Diri (self-efficacy) Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (dalam Santrock,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Desain dan Teknik Pengumpulan Data. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif yang dilengkapi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
Lebih terperinciMuhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur
Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana
Lebih terperinciPENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1 PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Winarni Dwi Astuti (winarnidwiastuti@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Syaifuddin Latif 3 ABSTRACT The problem of this research was the
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah atas. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang semakin berkembang, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang semakin kompeten dan berkualitas yang mampu menghadapi tantangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda agar menjadi sumber daya manusia (SDM), yang mampu bersaing dalam era persaingan bebas. Pendidikan sangat
Lebih terperinciSUYUT ADIN FEBRIANTO NPM
PENGARUH LAYANAN INFORMASI DENGAN MEDIA FILM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM :
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan. Individu senantiasa akan menjalani empat tahapan perkembangan, yaitu masa kanak-kanak, masa
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.
JURNAL EFEKTIFITAS TEKHNIK PERMAINAN LANJUTKAN CERITAKU DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF LANJUTKAN
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 1 (2) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN SELF EFFICACY PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LAY- ANAN PENGUASAAN
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED
JURNAL PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 THE EFFECT OF GROUP COUNSELING WITH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S Winkel 1987 dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran salah satu kemampuan pokok
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa transisi ini, remaja mengalami perubahan dalam aspek fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciJURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.
JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Konselor Volume 3 Number 2 June 2014 ISSN: 1412-9760 Received April 9, 2014; Revised May 19, 2014; Accepted Juny 30, 2014 Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TANTRI PADMAWATI 11500010 Dr. Hera Heru SS, S.Pd, M.Pd Progdi BK FKIP
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap
Lebih terperinciJURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017
JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF CINEMA THERAPY TO IMPROVE CONFIDENTLY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa. Merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk meningkat taraf pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, salah satu dari tugas perkembangan kehidupan sosial remaja ialah kemampuan memahami
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: dsafaa_81@yahoo.com Abstract: The purposes of the study is to determine the effect
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini prokrastinasi sudah menjadi fenomena di kalangan umum dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena penunda-nundaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy adalah keyakinan diri individu tentang kemampuannya dan juga hasil yang akan individu peroleh dari kerja kerasnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh banyak orang di era globalisasi saat ini. Ketika seseorang mampu mencapai prestasi yang baik maka akan memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan proses pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan proses pembentukan individu secara sistematis untuk mengembangkan seluruh potensi akademik dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mencapai tujuan pembangunan, karena sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Tri Oktha Ayu Evita (triokthaayuevita@rocketmail.com) 1 Muswardi Rosra2 Shinta Mayasari3 ABSTRACT This research aim was to determine
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan locus of control internal dalam pembelajaran pada siswa kelas XI SMA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Self Efficacy Konsep mengenai self efficacy ini pada dasarnya melibatkan banyak kemampuan yang terdiri dari aspek kegiatan sosial dan kemampuan untuk bertingkah laku.
Lebih terperinciDIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER
DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER SITI KOMARIYAH Pendidikan Tata Niaga Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang iraarik@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang berkembang dan mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal
Lebih terperinciULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa
EFEKTIVITAS LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SETING KELOMPOK DENGAN MEDIA FILM DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Adlerian Terhadap... di Jakarta Timur
Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Adlerian Terhadap... di Jakarta Timur PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN ADLERIAN TERHADAP PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS VI SEKOLAH
Lebih terperincidiri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia adalah unik, dan peserta didik yang memasuki masa remaja harus dapat menyadari hal tersebut. Melalui layanan bimbingan konseling disekolah
Lebih terperinciJurnal Bimbingan Konseling
Jurnal Bimbingan Konseling 4 (1) (2015) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN SEL-EICACY AKADEMIK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan dan Konseling memiliki layanan untuk
Lebih terperinciBAB III Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian tentang efektivitas teknik restrukturisasi kognitif dalam mereduksi kecemasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mereka dan kejadian di lingkungannya (Bandura, dalam Feist & Feist, 2006).
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efikasi Diri 1. Pengertian Efikasi Diri Efikasi diri dapat diartikan sebagai keyakinan manusia akan kemampuan dirinya untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi
Lebih terperinciJURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PAWYANTAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PAWYANTAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF MODELING TECHNIQUES TO ENHANCE THE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Demikian pentingnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1.1 Gambaran Umum Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 1) Hasil
Lebih terperinciA. Identitas : Nissa (Nama Samaran)
A. Identitas Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Asal Sekolah Kelas : Nissa (Nama Samaran) : 18 tahun : Perempuan : Islam : Siswa : SMA Negeri 1 Sanden : XII Semester : 1 Alamat B. Deskripsi Kasus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 447-451 IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki beberapa masa perkembangan dalam hidupnya. Salah satu masa perkembangan yang dialami yaitu masa remaja. Mengenai masa remaja, Zulkifli (2009)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA
MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :
PENGARUH METODE ROLE PLAYING ( BERMAIN PERAN ) DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PATIANROWO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Unconditional Self-Acceptance (USA). USA yang timbul dari penilaian individu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penerimaan diri 2.1.1 Definisi Penerimaan Diri Ellis (dalam Richard et al., 201) konsep penerimaan diri disebut Unconditional Self-Acceptance (USA). USA yang timbul dari penilaian
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN
14 Pengaruh Rational-emotive Behavioral Therapy Terhadap Peningkatan Strategi Coping Mengatasi... PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
EFEKTIVITAS MODEL KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ni Luh Dian Sintadewi 1, Ni Ketut Suarni 2, Dewi
Lebih terperinciIMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN
54 IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN Khairul Amri, M.Pd. Dosen Tetap Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 45 Bandung yang terletak di Jalan Yogyakarta No. 1 Bandung. Sekolah ini memiliki latar belakang ekonomi, dan sosial
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Endang Wahyuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan yang menjadi tumpuan harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan yang menjadi tumpuan harapan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan menjadi tanggungjawab bersama pemerintah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Elis Sulistiya, Hj. Jumailiyah, dan Harmoko Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke masa dewasa awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih dituntut suatu
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF Rury Muslifar Program
Lebih terperinciVolume 1 Nomor 1, Oktober ISSN
PENGARUH LANYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMK PERINTIS 29 UNGARAN TAHUN AJARAN /2015 Rahayu Praptiana Muhamad Rozikan Abstrak
Lebih terperinciSELF EFFICACY REMAJA PANTI ASUHAN DAN PENINGKATANNYA MELALUI PENDEKATAN BIMBINGAN KELOMPOK. Nurul Atieka. Universitas Muhammadiyah Metro
Volume 59 Self 5 No 2 Eficacy Desember Remaja 2015 Guidena Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling ISSN 2088-9623 SELF EFFICACY REMAJA PANTI ASUHAN DAN PENINGKATANNYA MELALUI PENDEKATAN
Lebih terperinciPENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI
PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan,
Lebih terperinciJURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran
JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ali dan Asrori (2004) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat utamanya tertuju pada pemilihan
Lebih terperinci