HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keadaan Geografis dan Sosial Budaya Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Provinsi Jawa Barat, dengan jarak sekitar 65 Km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta), terletak di antara 6 derajat 21 detik Lintang Selatan 7 derajat 25 detik Lintang Selatan dan 106 derajat 42 detik Bujur Timur 107 derajat 25 detik Bujur Timur. Kabupaten Cianjur yang luasnya hektar dengan luas tanah sawah hektar dan luas lahan darat hektar dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut : Sebelah utara : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi Sebelah selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia. Sebelah timur : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Keadaan alam daerah Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian meter di atas permukaan laut dan terendah 7 meter di atas permukaan laut. Secara geografis wilayah ini terbagi dalam 3 bagian yaitu : 1. Cianjur Bagian Utara : merupakan dataran tinggi tereletak di kaki Gunung Gede, sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang dipergunakan untuk areal perkebunan dan persawahan. 2. Cianjur Bagian Tengah : merupakan daerah yang berbukit-bukit kecil dikelilingi dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga sering terjadi tanah longsor dan daerah ini pun merupakan daerah gempa bumi, dataran lainnya terdiri dari areal perkebunan dan daerah persawahan. 3. Cianjur Bagian Selatan : merupakan dataran rendah akan tetapi terdapat banyak bukit-bukit kecil yang diselingi oleh pegunungan yang melebar sampai ke daerah pantai Samudera Indonesia, seperti halnya daerah Cianjur Bagian Tengah bagian selatan pun tanahnya labil dan sering terjadi longsor dan daerah gempa.

2 63 Kabupaten Cianjur terdiri atas 30 kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan (data pada saat Pilkada pada bulan Januari 2006), RW dan 9473 RT, yang terbagi dalam 3 (tiga) wilayah pembangunan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW dan RT setiap kecamatan berdasarkan Wilayah Pembangunan tahun 2004 Wilayah Kecamatan Desa/Kelurahan RW RT Selatan 01. Agrabinta Leles Sindangbarang Cidaun Naringgul Cibinong Cikadu Tengah 08. Tanggeung Kadupandak Cijati Pagelaran Sukanagara Takokak Campaka Campakamulya Utara 16. Cibeber Warungkondang Gekbrong Cilaku Sukaluyu Bojongpicung Ciranjang Mande Karangtengah Cianjur Cugenang Pacet Cipanas Sukaresmi Cikalongkulon Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Cianjur, Penduduk Kabupaten Cianjur tahun 2004 menurut hasil Susenas (Sensus Penduduk Nasional) adalah jiwa yang terdiri dari jiwa lakilaki dan jiwa perempuan dengan sex ratio 103,75. (BPS Kabupaten

3 64 Cianjur, 2005). Kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Cianjur tahun 2004 adalah 587 jiwa per km persegi dan kepadatan terbesar ada di Kecamatan Cianjur, yaitu jiwa per km persegi dan kepadatan terendah ada di Kecamatan Naringgul, yaitu 181 jiwa per km persegi. Tabel 5. Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun Kelompok Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Cianjur, Sedangkan apabila dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk penduduk yang berusia 10 tahun ke atas dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Jumlah penduduk 10 tahun ke atas menurut status pendidikan dan jenis kelamin tahun Pendidikan Tertinggi yang Jenis Kelamin ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Tidk/Belum pernah sekolah Tdk/Belum tamat SD SD/MI SLTP/MTs SLTA/SMK/Aliyah D1 s.d S Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Cianjur, 2005.

4 65 Selanjutnya apabila penduduk Kabupaten Cianjur dikelompokkan berdasarkan penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. Jumlah penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha dan jenis kelamin tahun Lapangan Usaha/Utama Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Pertanian Pertambangan/Galian Industri Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Cianjur, Lapangan atau pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80%. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60% Beras Pandan Wangi yaitu beras asli Cianjur merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi trade mark Cianjur dari masa ke masa. Masyarakat Kabupaten Cianjur adalah masyarakat yang religius dan mayoritas penduduknya 99,23 % beragama Islam (Ananta et al. 2004). Suasana kehidupan Islami dalam pembangunan masyarakat Cianjur tercermin dalam Gerakan Pembangunan Masyarakat Berakhlaqul Karimah, disingkat GERBANG MARHAMAH, yang merupakan respons terhadap aspirasi umat Islam Cianjur dalam mewujudkan cita-cita untuk membumikan secara bertahap ajaran luhur Islam. Intinya, bagaimana ajaran Islam yang begitu sempurna itu tidak berhenti hanya pada tataran nilai, tetapi secara bertahap mampu diaktualisasikan pada tataran amaliah, Islam tidak saja berhenti pada tataran teologis dogmatis, tetapi mampu diaplikasikan dalam keseharian hidup umatnya. Islam tidak saja berhenti pada tataran aqidah, tetapi mampu ditransformasikan ke dalam tataran amaliah.

5 66 Sosial Politik Kabupaten Cianjur dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2004 memilih 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk periode dan diikuti oleh 24 Partai Politik peserta Pemilu. Dalam Pemilu Tahun 2004 kabupaten Cianjur dibagi ke dalam 5 Daerah Pemilihan (DP), yang terdiri atas DP Cianjur 1 dengan 10 Kursi (Kecamatan Cianjur, Warungkondang, Cibeber dan Cilaku), DP Cianjur 2 dengan 9 kursi (meliputi Kecamatan Ciranjang, Karangtengah, Bojongpicung, Mande dan Sukaluyu), DP Cianjur 3 dengan 10 kursi (meliputi Kecamatan Pacet, Cugenang, Cikalongkulon, Sukaresmi), DP Cianjur 4 dengan 6 kursi (meliputi Kecamatan Sukanagara, Pagelaran, Campaka, Campaka Mulya dan Takokak), dan DP Cianjur 5 dengan 10 kursi (meliputi Kecamatan Tanggeung, Cibinong, Cikadu, Kadupandak, Agrabinta, Cidaun, Sindangbarang dan Naringgul). Dari 24 partai politik peserta Pemilu tahun 2004 hanya 7 (tujuh) partai politik saja yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Cianjur, yaitu Partai Golongan Karya 17 kursi (38%), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 8 kursi (18%), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 8 kursi (18%), Partai Demokrat (PD) 4 kursi (9%), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3 kursi (7%), Partai Bulan Bintang 2 kursi (4%) dan Partai Kebangkitan Bangsa 2 kursi (4%). Berdasarkan data perolehan kursi DPRD Kabupaten Cianjur tersebut dapat dijelaskan bahwa partai-patai politik lama, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang sudah eksis sejak masa Pemerintahan Orde Baru masih mendominasi perolehan kursi. Sementara partai politik lainnya, Patai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sudah menjadi peserta pemilu sejak Pemilu 1999, perolehan kursinya dapat dilampaui oleh partai politik baru, yaitu Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS sebenarnya bukan partai politik yang sama sekali baru, dalam Pemilu 1999 menggunakan nama Partai Keadilan (PK), namun karena tidak lolos electoral threshold (batas minimum untuk dapat menjadi peserta pemilu berikutnya) mendaftarkan diri sebagai partai politik baru dengan mengganti namanya menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Perolehan suara partai politik beserta perolehan kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur dalam Pemilu Tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 8.

6 67 Tabel 8. Perolehan Suara Parpol dan Kursi Anggota DPRD Kabupaten Cianjur pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun No. Nama Partai politik Jumlah suara sah Jumlah kursi 1 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNIM) Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Merdeka Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK) Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) Partai Demokrat (PD) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Bintang Reformasi (PBR) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Damai Sejahtera (PDS) Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Patriot Pancasila Partai Sarikat Indonesia (PSI) Partai Persatuan Daerah (PPD) Partai Pelopor Jumlah suara sah Sumber: KPU Kabupaten Cianjur, (setelah diolah). Pilkada Kabupaten Cianjur Pada tanggal 30 Januari 2006 untuk pertama kalinya Kabupaten Cianjur melaksanakan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung oleh rakyat. Di wilayah Provinsi Jawa Barat, Pilkada langsung Kabupaten Cianjur merupakan Pilkada yang ketujuh setelah Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung ini merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mulai diterapkan secara serempak mulai bulan Juni tahun 2005.

7 68 Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Bupati dan Wakil Bupati) Kabupaten Cianjur tahun 2006 diikuti oleh 4 (empat) pasangan calon yang sebagian besar calonnya berasal dari lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Cianjur. Salah satu calon di antaranya adalah Bupati Cianjur (incumbent) yang berpasangan dengan Ketua DPRD Kabupaten Cianjur dan secara resmi diusung oleh 10 (sepuluh) partai politik yang terdiri dari Partai Golongan Karya, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dan Partai Pelopor. Sementara pasangan calon lainnya hanya diusung oleh paling banyak 2 (dua) partai politik, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nama pasangan calon, nama parpol, jumlah gabungan perolehan suara dan gabungan kursi parpol pengusung pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun No. Urut Nama Pasangan Calon Parpol Pengusung jumlah perolehan suara gabungan parpol Jumlah perolehan kursi gabungan parpol 1. Ir.H.Wasidi Swastomo, M.Si dan Drs.H.Ade Barkah Surahman,M.Si 2. H. Dadang Rachmat dan Drs. H. Kusandi Sundjaya, M.M. 3. Drs.H.Tjetjep Muchtar Soleh, MM dan Drs. H. Dadang Sufianto, M.M. Partai Golkar, PAN, PKB, PBB, PPNUI, PKPB, PBR, PNBK, PPDI dan Partai Pelopor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ir. Yayat Rustandi, M.STr. dan Hj. Titin Suastini, SH. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumber : Awaludin, U dkk, (setelah diolah) Jumlah

8 69 Biografi Pasangan Calon Pasangan calon peserta Pilkada Cianjur tahun 2006 pada umumnya memilki latar belakang yang hampir sama apabila dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman dalam lingkungan birokrasi pemerintahan. Secara ringkas biografi pasangan calon dapat di lihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Biografi calon peserta Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun No Latar belakang Nama Calon Pendidikan Urut pekerjaan 1 Ir. H. Wasidi Swastomo, M.Si S-2 Bupati Kab. Cianjur Drs. Ade Barkah Surahman, S-2 Ketua DPRD Kab M.Si. Cianjur H. Dadang Rahmat SMA Wakil Bupati Cianjur Drs. H. Kusnadi Sundjaya, MM S-2 Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Tanah Kab. Cianjur Drs.H.Tjetjep Muchtar Soleh, MM S-2 Kapala Bappeda Kab. Cianjur Drs. H. Dadang Sufianto, MM. S-2 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cianjur Ir. Yayat Rustandi, M.STr. S-2 Ketua Umum PS Locomotif PT Kereta Api (Persero) Bandung. H. Titin Suastini, SH. S-1 Anggota Komisi II DPRD Kab. Cianjur Sumber : Awaludin, U dkk., (setelah diolah). Alamat/asal daerah Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Kampanye Penyelenggaraan Kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2006 dilaksanakan berdasarkan regulasi dan kesepakatan sebagai berikut : a. Peraturan KPU Kabupaten Cianjur No. 01/2005 tentang Tahapan Program dan Jadual Waktu Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun b. Peraturan KPU Kabupaten Cianjur No. 05/2005 tentang Tata cara Pencalonan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2006.

9 70 c. Peraturan KPU Kabupaten Cianjur No.06/2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun d. Peraturan KPU No.07/2006 tentang Penerapan Prosedur yang disepakati atas laporan dana kampanye pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur tahun e. Kesepakatan bersama antara KPU Provinsi Jawa Barat dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat tentang Pedoman Siaran Kampanye Pemilihan Kepala Derah dan Wakil Kepala Daerah di Jawa Barat melalui media penyiaran No. 123/KPU-JB/2005 dan No.004/SK/KPID-Jabar/III/2005. (Awaludin dkk, 2006). Pelaksanaan kampanye dibagi dalam empat wilayah kampanye, dan setiap pasangan calon secara bergiliran mendepatkan kesempatan yang sama untuk menyelenggarakan kampanye di keempat wilayah kampanye tersebut sesuai jadual yang telah disusun bersama antara KPUD Kabupaten Cianjur dengan Tim Kampanye setiap pasangan calon. Pembagian wilayah kampanye dalam Pilkada Cianjur Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Wilayah kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2006 dari tanggal 13 s/d 26 Januari I II III IV 1. Cianjur 1. Karangtengah 1. Campaka 1. Cibinong 2. Cilaku 2. Ciranjang 2. Campakamulya 2. Cikadu 3. Cibeber 3. Sukaluyu 3. Sukanagara 3. Agrabinta 4. Warungkondang 4. Mande 4. Pagelaran 4. Leles 5. Gekbrong 5. Bojongpicung 5. Tanggeung 5. Sindangbarang 6. Cugenang 6. Cikalongkulon 6. Kadupandak 6. Cidaun 7. Pacet 7. Cijati 7. Naringgul 8. Cipanas 8. Takokak 9. Sukaresmi Sumber : KPU Kabupaten Cianjur, Kampanye pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Pilkada Cianjur Tahun 2006 dilaksanakan mulai tanggal 13 Januari sampai dengan 26 Januari 2006, dan satu hari sebelum masa kampanye, tanggal 12

10 71 Januari 2006, dilakukan sosialisasi pasangan calon peseta Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006 dalam bentuk pawai keliling Kota Cianjur yang diikuti oleh semua pasangan calon beserta tim kampanyenya. Jadual kampanye pasangan calon diatur oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten Cianjur sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Jadual kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2006 dari tanggal 13 s/d 26 Januari No. Urut Tanggal dan Wilayah Kampanye Pasangan Calon No.Urut 1 * I IV III II I IV III II I IV III II I No.Urut 2 * II III IV I II III IV I II III IV I II No.Urut 3 * III II I IV III II I IV III II I IV III No.Urut 4 * IV I II III IV I II III IV I II III IV Keterangan : tanda * tidak ada kampanye terbuka Sumber : KPU Kabupaten Cianjur, Pada hari pertama kampanye, tanggal 13 Januari 2006, tidak dilaksanakan kampanye di wilayah kampanye yang telah ditetapkan, namun kegiatan kampanye dilaksanakan dalam bentuk penyampaian visi, misi setiap pasangan di hadapan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur yang dimulai pada jam sampai dengan jam Kemudian pada malam harinya, jam sampai dengan jam dilaksanakan kampanye dalam bentuk debat publik. Baru pada hari berikutnya, mulai tanggal 14 sampai dengan 26 Januari 2006, kampanye pasangan calon dilaksanakan menurut jadual dan wilayah-wilayah kampanye yang telah ditetapkan. Berbagai Jenis media komunikasi digunakan oleh setiap pasangan calon dalam upaya menarik perhatian dan mengajak pemilih untuk memilihnya. Bentukbentuk media yang paling banyak digunakan oleh pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006 di antaranya adalah Jenis media cetak yang dapat dikelompokan ke dalam media luar ruang (post material) dan surat kabar/tabloid. Media luar ruang (post material) terdiri atas poster, selebaran atau pamplet, spanduk, bendera, baliho (billboard), sticker dan pin. Kampanye tatap muka, dalam bentuk rapat umum, pawai, tatap muka dengan kelompok masyarakat, panggung hiburan dan istiqosah. Kampanye di media massa cetak,

11 72 seperti surat kabar terbitan lokal, regional dan nasional, tabloid lokal dan tabloid pasangan calon. Surat kabar dan Tabloid yang memuat berita-berita seputar kampanye dan isu-isu tentang Pilkada Kabupaten Cianjur di antaranya adalah koran/tabloid lokal Fajar Indonesia, Tabloid Pasundan, Suara Puncak, Koran regional wilayah Bogor, seperti Pakuan Raya, Radar Bogor, SK Pakuan, dan koran regional Jawa Barat di antaranya, Pikiran Rakyat, Tribun Jabar dan Gala Media, serta koran nasional seperti, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Warta Kota dan sebagainya. Pasangan calon juga ada yang membuat tabloid sendiri (tabloid pasangan calon) yang disebarkan pada saat kampanye. Penggunaan media massa radio sebagai sarana kampanye dan sosialisasi Pilkada Cianjur dilaksanakan dalam bentuk penyiaran dialog interaktif (talkshow), penyiaran lagu-lagu Pilkada, spot iklan kampanye. Siaran Radio yang sering meliput isu-sisu Pilkada dan kampanye pasangan calon di antaranya adalah Tjandra FM, RRI Cianjur (RSPD FM), Pasundan FM, Nurani FM, Khatalina FM, Qi FM, Mora FM dan sebagainya (Awaludin dkk, 2006). Media audio-visual yang sering memberitakan tentang isu-isu dan iklan kampanye Pilkada Kabupaten Cianjur adalah TVRI Jabar-Banten (Bandung). Stasiun televisi lainnya (swasta) hanya sesekali saja menyiarkan reportase pilkada berdasarkan isu yang dianggap paling menarik. Kampanye tatap muka dilaksanakan di ruang terbuka maupun tertutup. Kampanye tatap muka di ruang terbuka, meliputi kegiatan rapat umum, istiqosah, panggung hiburan dan pawai kendaraan bermotor. Kampanye tatap muka yang dilaksanakan di ruang tertutup, meliputi debat publik dan dialog tatap muka pasangan calon dan tim kampanye dengan kader dan tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu kampanye tatap muka juga dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lainnya, seperti menutup kejuaran Motorcross, salat Jum at bersama, silaturahmi kepada pedagang pasar dan sebagainya. Dalam kampanye tatap muka yang diselenggarakan di suatu lapangan terbuka dan dihadiri oleh massa pendukung yang berjumlah banyak. Pasangan calon atau tim kampanye biasanya hanya menggunakan sedikit waktu untuk menyampaikan orasi tentang visi dan misinya, selebihnya banyak diisi dengan hiburan dan upaya membangkitkan emosi masa dengan meneriakan yel-yel kampanyenya. Oleh karena itu setiap pasangan calon memiliki yel-yelnya sendiri yang sekaligus digunakan sebagai simbol-simbol dari pasangan calon tersebut.

12 73 Masing-masing pasangan calon dalam upaya mempengaruhi pemilih mereka menciptakan slogan atau yel-yel yang merupakan akronim dari namanama pasangan calon. Pasangan calon nomor satu, Ir. Wasidi Swastomo, M.Si Drs. Ade Barkah Surahman. M.Si. menggunakan slogan Mawadah yang merupakan akronim dari Masyarakat Wasidi dan Ade Barkah. Sementara pasangan nomor urut dua H. Dadang Rachmat, SE H. Kusnadi Sundjaya yang didukung oleh PDIP menggunakan slogan Darahku yang merupakan akronim dari Dadang Rachmat dan Kusnadi Sunjaya. Pasangan nomor urut tiga Drs. Tjetjep Muchtar Soleh, MM Drs. Dadang Sufianto, MM. Menggunakan slogan Cerdas merupakan akronim dari Tjetjep Muchtar Soleh dan Dadang Sufianto. Sedangkan pasangan nomor urut empat yaitu Ir. Yayat Rustandi, M.STr. Titin Suastini, SH menggunakan slogan Yatin yang merupakan akronim dari Yayat Rustandi dan Titin Suastini Slogan ini selalu dijadikan simbol-simbol dalam meneriakan yel-yel pasangan calon pada setaip kesempatan kampanye. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikemukakan bahwa dalam kegiatan kampanye Pilkada di Kabupaten Cianjur Tahun 2006, semua pasangan calon berusaha semaksimal mungkin menggunakan berbagai jenis dan bentuk media yang tidak dilarang menurut aturan untuk digunakan dalam upaya mempengaruhi khalayak pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya. Penggunaan berbagai jenis dan bentuk media dalam kampanye politik kemungkinan disebabkan karena secara umum visi dan misi antara pasangan calon tidak memiliki perbedaan yang menyolok baik dalam program maupun sasarannya, sementara khalayak pemilihnya bersifat heterogen sehingga tidak mudah untuk disegmentasikan. Pemilih Terdaftar Dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006, jumlah penduduk terdaftar yang memiliki hak pilih adalah sebanyak orang, dengan jumlah pemilih laki-laki orang (51%) dan pemilih perempuan orang (49%), yang tersebar di buah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 13. Karakteristik pemilih dilihat dari kriteria jenis kelamin, antara pemilih laki-laki dan pemilih perempuan, dari segi jumlah tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

13 74 Tabel 13. Rekapitulasi jumlah pemilih tetap dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh KPUD Kabupaten Cianjur Kecamatan Hak pilih Jumlah Jumlah Jumlah Laki-laki Perempuan PPS TPS Cianjur Warungkondang Gekbrong Cibeber Cilaku Karangtengah Ciranjang Bojongpicung Mande Sukaluyu Pacet Cipanas Cugenang Cikalongkulon Sukaresmi Sukanagara Campaka Campakamulya Takokak Pagelaran Tanggeung Kadupandak Cijati Cibinong Sindangbarang Agrabinta Leles Cidaun Naringgul Cikadu Jumlah Sumber : KPU Kabupaten Cianjur, Pemilih terdaftar yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006 adalah sebanyak pemilih (71%), dari jumlah keseluruhan pemilih terdaftar, pemilih. Kemudian dari pemilih yang menggunakan hak pilihnya, sebanyak (91,49%) suaranya dinyatakan sah dan (8,51%) dinyatakan tidak sah. Perolehan Suara Pasangan Calon Berdasarkan hasil penghitungan suara pasangan calon kepala daerah yang dilakukan oleh KPUD Kabupaten Cianjur; pasangan calon nomor urut tiga (Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM. dan Drs. H. Dadang Sufianto, MM.)

14 75 memperoleh suara sah sebanyak (34,37%) dan menjadi pemenang dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun Pasangan calon nomor urut satu, (Ir. H. Wasidi Swastomo, M.Si dan Drs. H. Ade Barkah Surahman, M.Si) memperoleh suara sebanyak (34,08%). Perolehan suara kedua pasangan calon ini menempatkan kedua pasangan calon ini pada posisi pertama dan kedua dengan selisih perolehan suara sebanyak suara atau 0,028 %. Pasangan calon dengan nomor urut dua (H. Dadang Rachmat dan Drs. H. Kusandi Sundjaya, MM.) memperoleh (24,07%) suara dan nomor urut empat (Ir. Yayat Rustandi, M.STr. dan Hj. Titin Suastini, SH.) memperoleh (7,49%) suara. Tabel 14. Perolehan Suara Pasangan Calon dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006 No. Nama Pasangan Calon Urut 1. Ir. H. Wasidi Swastomo, M.Si Drs. H. Ade Barkah Surahman, M.Si 2. H. Dadang Rachmat Drs. H. Kusandi Sundjaya, M.M. 3. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM. Drs. H. Dadang Sufianto, M.M. 4. Ir. Yayat Rustandi, M.STr. Hj. Titin Suastini, SH. Atribut Pasangan Calon jumlah suara sah % Mawadah ,08 Darahku ,07 Cerdas ,36 Yatin ,49 Jumlah ,00 Sumber : Awaludin, U dkk, (setelah diolah) Hasil Pilkada Kabupaten Cianjur menunjukkan adanya pergeseran suara pemilih antara Pemilu Legislatif Tahun 2004 dengan Pilkada Kabupaten Cainjur Tahun 2006 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 15. Pasangan calon nomor urut satu yang diusung oleh gabungan banyak partai politik (10 partai politik) dan sekaligus merupakan calon incumbent (Bupati yang sedang menjabat), dengan jumlah kumulatif suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004 yang mencapai (53%) suara, dalam Pilkada hanya memperoleh (34,0767%) suara, turun sebanyak 18,92%. Pasangan calon nomor urut tiga yang diusung oleh dua partai politik dengan jumlah kumulatif suara dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004 sebanyak (12%) memperoleh (34,3655%) suara,

15 76 meningkat sebanyak 22,37%. Pasangan calon dengan nomor urut dua yang diusung oleh satu partai politik dengan perolehan suara dalam Pemilu Lagislatif Tahun 2004 sebanyak (16%) suara, memperoleh (24,0702%) suara, menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 8,07%. Pasangan calon nomor urut empat, yang diusung oleh satu partai politik dengan perolehan suara dalam Pemilu Lagislatif Tahun 2004 sebanyak (15%), memperoleh suara sebanyak (7,4876%), turun sebanyak 7,51%. Tabel.15. Perbandingan Perolehan Suara Pasangan Calon dalam Pilkada Kabuapten Cianjur Tahun 2006 dengan Kumulatif Perolehan Suara Partai Politik Pengusung Pasangan Calon dalam Pemilu Legislatif Tahun Nomor urut pasangan calon Partai politik pengusung pasangan calon 1 Partai Golkar, PAN, PKB, PBB, PPNUI, PKPB, PBR, PNBK, PPDI dan Partai Pelopor 2 3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Demokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Perolehan suara Pemilu 2004 % Perolehan suara Pilkada , , ,3655 Partai Persatuan ,4876 Pembangunan (PPP) Sumber : Awaludin, U dkk (setelah diolah) Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dijelaskan bahwa terdapat sejumlah pemilih yang dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004 memberikan pilihannya kepada suatu partai politik tertentu dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006 memilih pasangan calon yang diusung oleh partai politik lain. Hal ini berarti terdapat sejumlah pemilih yang mengalihkan pilihannya (swing voter, switcher) dari partai politik yang satu ke partai politik lainnya dalam pemilihan yang berbeda. Gejala ini menandakan bahwa pilihan seseorang dapat berubahubah seiring dengan berjalannya waktu dan peristwa-pristiwa politik yang dialaminya. Tidak ada jaminan seorang pemilih yang memberikan suara kepada salah satu partai politik dalam suatu pemilihan akan memberikan suaranya kepada partai politik yang sama pada pemilihan lainnya. %

16 77 Fenomena tersebut dapat mengubah pandangan terhadap teori perilaku pemilih (voting behavior) yang selama ini banyak dijadikan referensi dalam studi perilaku pemilih, yaitu Mazhab Columbia (Columbia School for Electoral Behavior), yang menyatakan bahwa pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi pemilih, maupun Mazhab Michigan (The Michigan Survey Research Center), yang berpandangan bahwa ikatan psikologis pemilih dengan partai politik atau calon merupakan faktor yang menentukan dalam membentuk perilaku pemilih. Tetapi fenomena ini mendukung pendekatan rasional dalam studi perilaku pemilih, yang beranggapan bahwa selain faktor sosiologis dan psikologis ada peubah lain yang ikut menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang (Ridwan, 2004). Pemilih tidak bersifat pasif, terbelenggu oleh karakterisitik sosiologis dan psikologis, melainkan bebas bertindak (aktif) dimana faktor-faktor situasional, baik itu berupa isu-isu politik maupun kandidat yang dicalonkan, mempunyai peranan yang penting dalam menentukan pilihan politik seseorang. Oleh karena itu, dalam pendekatan rasional penilaian terhadap isuisu politik dan kandidat merupakan faktor yang sangat penting dalam menjelaskan pilihan politik seseorang. Dalam pendekatan rasional terdapat dua orientasi yang menjadi daya tarik pemilih, yaitu orientasi isu dan orientasi kandidat. Orientasi isu berhubungan dengan isu-isu publik yang sedang menjadi sorotan masyarakat pada saat itu serta program-program apa yang ditawarkan kandidat sebagai upaya memecahakan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Sedangkan orientasi kandidat mengacu pada sikap seseorang terhadap pribadi kandidat tanpa memperdulikan label partainya. Meskipun demikian, ketertarikan pemilih terhadap isu-isu yang ditawarkan oleh kandidat bersifat situasional. Sehingga ketertarikan pemilih kepada keduanya tidak bersifat permanen melainkan berubah-ubah.

17 78 Distribusi Peubah Penelitian Sebelum menguji hipotesis, maka data primer yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pemilih (responden) dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006, selanjutnya dideskripsikan dengan menggunakan metode distribusi frekuensi terhadap semua peubah penelitian dikelompokkan sebagai berikut : Distribusi Peubah Karakteristik Demografi dan Sosial-Psikologis Pemilih Karakteristik pemilih yang diamati dan diduga berhubungan dengan banyaknya menerima terpaan informasi kampanye, perilaku dalam mengolah pesan kampanye dan perilaku memilih dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006, meliputi (1) umur, (2) jenis kelamin, (3) pendidikan, (4) pekerjaan, (5) penghasilan/ pengeluaran keluarga, (6) afiliasi dengan partai politik, (7) orientasi terhadap partai politik dan (8) motivasi pemilih. Tabel 16 mendeskripsikan sebaran karakteristik demografi dan sosial - psikologis pemilih. Karakteristik demografi dalam teori perilaku pemilih Mazhab Columbia disebut karakteristik sosial, yang meliputi umur (tua-muda), jenis kelamin (priawanita), agama, status sosial, pendidikan, pekerjaan dan kekayaan (penghasilan). Sedangkan karakterisitik sosial-psikologis (Mazhab Michigan) meliputi konsep sikap dan sosialisasi. Sikap sebagai peubah sentral dalam menjelaskan perilaku pemilih menurut Greenstein (dalam Ridwan 2004) mengandung tiga fungsi, (1) fungsi kepentingan, (2) fungsi penyesuaian diri, dan (3) fungsi eksternalisasi dan pertahanan diri. Sedangkan sikap yang terbentuk melalui proses sosialisasi yang berkembang menjadi ikatan psikologis yang kuat antara seseorang dengan partai politik atau kandidat tertentu, dikenal dengan sebutan identifikasi partai (party identification). Peubah sosial-psikologis dalam penelitian ini diukur dengan peubah afiliasi parpol, orientasi parpol dan motivasi memilih. Afiliasi parpol adalah tingkat kedekatan hubungan antara pemilh dengan salah satu partai politik, yang meliputi kategori pengurus partai, aktivis atau anggota partai, pendukung setia, simpatisan atau tidak memiliki kedekatan hubungan. Orientasi parpol adalah ketertarikan secara psikologis pemilih terhadap salah satu partai politik tertentu, yang meliputi kategori karena alasan ideologis (agama atau aliran politik), ketokohan pimpinan partai, pewarisan dari orang tua, karena teman/tetangga

18 79 atau lingkungan sosial. Sedangkan motivasi adalah stimulus yang mendorong pemilih untuk ikut menggunakan hak pilih dalam Pilkada Kabupaten Cianjur tahun 2006, yang dikategorikan ke dalam ingin pemimpin yang lebih baik, melaksanakan hak, menjalankan kewajiban, ikut karena ajakan orang lain atau tidak tahu/tidak mengerti. Tabel 16. Distribusi peubah karakteristik demografi dan sosial-psikologis pemilih No. Karakteristik Kategori 1. Umur Distribusi : 19 tahun tahun tahun tahun 50 tahun 2. Jenis kelamin Laki-laki 3. Pendidikan Formal Perempuan SD/Tdk Sekolah SLTP SLTA Diploma Sarjana atau diatasnya 4. Pekerjaan Pelajar/tidak bekerja/irt Buruh/petani Pegawai swasta Pengusaha/wiraswasta Pegawai Negeri Sipil 5. Penghasilan/ Pengeluaran Keluaraga 6. Afiliasi (hubungan) dengan Parpol 7. Orientasi terhadap Partai Politik < Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp > Rp Pengurus partai Aktivis partai/anggota Pendukung setia partai Simpatisan Tidak ada hubungan Kesamaan ideologi Tokoh/figur pribadi pemimpin Parpol yg dipilih keluarga Parpol teman/tetangga Tidak tertarik/tidak tahu 8. Motivasi Pemimpin yang lebih baik Melaksanakan hak Melaksanakan kewajiban Ikut karena ajakan orang lain Tidak tahu Jumlah (orang) Persentase (%) Berdasarkan Tabel 16 dapat dijelaskan bahwa karakteristik pemilih dilihat dari peubah usia, terdistribusi hampir merata pada usia antara 20 sampai dengan 49 tahun (88%). Tingkat usia tahun 34%, usia tahun 26% dan usia

19 tahun 28%, sementara usia di bawah 20 tahun hanya sebanyak 5% dan usia 50 tahun ke atas sebanyak 7%. Peubah jenis kelamin terdistribusi hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan tidak terlampau jauh berbeda antara komposisi responden dengan keadaan populasi pemilih yang sebenarnya dalam Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun 2006, yaitu responden pemilih laki-laki 57 % (populasi 51%) dan perempuan 43 %. (populasi 49%). Pengelompokan agama yang dianggap sebagai faktor yang menentukan dalam mempengaruhi perilaku pemilih (Mazhab Clolumbia) dan umumnya dijadikan peubah utama dalam penelitian-penelitian perilaku pemilih di Indonesia, namun dalam penelitian ini tidak dijadikan peubah yang dianalisis dengan alasan, pertama, cukup sulit untuk mendapatkan responden yang bukan beragama Islam dan bersedia untuk diwawancarai atau menjawab kuesioner. Kedua, 99,23 % penduduk Kabupaten Cianjur adalah beragama Islam (Ananta et al. 2004) sehingga kurang relevan untuk dianalisis dalam kasus ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut peubah agama yang dianut oleh pemilih tidak dijadikan peubah yang dianalisis. Karakteristik pemilih apabila dilihat berdasarkan peubah pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran keluarga, dapat dijelaskan, bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan setingkat SLTA (47%) dan di atas SLTA (Diploma dan Sarjana) 31 %, sedangkan yang berpendidikan di bawah SLTA (SLTP dan SD atau tidak sekolah) 22 %. Pekerjaan responden dominan yang memiliki status pekerjaan yang tetap (mapan), yaitu pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta dan pegawai swasta (72%). Pegawai swasta (26%), pegawai PNS (24%) dan pengusaha atau berwirausaha (22%), sedangkan buruh/petani 12% dan ibu rumah tangga, pelajar atau tidak/belum bekerja sebanyak 16%. Pengeluaran keluarga per-bulan sebagian besar terdistribusi antara Rp ,- sampai dengan Rp. 1.5 juta (52 %), di bawah Rp ,- sebanyak 25% dan di atas Rp. 1,5 juta,- sebanyak 23 %. Sebaran responden berdasarkan peubah pendidikan dan pekerjaan memang tidak mencerminkan karakteristik penduduk Kabupaten Cianjur. Hal ini disebabkan karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas terpaan dari beragam saluran komunikasi dan media kampanye, sehingga pengambilan contoh didasarkan pada responden yang memiliki aksesibilitas terhadap berbagai bentuk media kampanye. Karena pemilih yang dijadikan responden diambil dari sejumlah lokasi penelitian yang merupakan wilayah yang

20 81 berdekatan dengan tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan kampanye, sementara sebagian besar responden yang terpilih secara kebetulan adalah pemilih yang berpendidikan setingkat SLTA dan di atas SLTA. Demikian halnya dengan jenis pekerjaan, karena dalam penelitian ini peubah pekerjaan didasarkan pada peringkat kemapanan dalam pekerjaan (memiliki pekerjaan tetap) dan tingkat ancaman peluang kehilangan pekerjaan, sehingga responden yang terpilih kebanyakan berstatus pegawai tetap. Dominannya responden yang berstatus pegawai negeri sipil, pegawai swasta serta pengusaha atau wiraswasta, disebabkan karena lokasi kampanye yang digunakan oleh pasangan calon pada umumnya menggunakan lokasi yang berdekatan dengan lingkungan perumahan atau penduduk yang relatif padat. Sementara penduduk yang berstatus pekerjaannya petani, yang berdasarkan data demografi merupakan penduduk Cianjur terbanyak, tersebar di berbagai pelosok dan hanya sedikit terjangkau oleh media komunikasi, surat kabar/tabloid, televisi dan radio sehingga relatif kecil kemungkinannya untuk mendapat terpaan kampanye dari media yang beragam, maka penelitian ini tidak didasarkan pada pertimbangan keadaan populasi yang sebenarnya. Selanjutnya berdasarkan karakteristik sosial-psikologis pemilih yang menjadi responden sebagian besar menyatakan tidak memiliki hubungan atau ikatan (afiliasi) dengan partai politik secara langsung. Kebanyakan di antara responden hanya sebatas simpatisan saja (33%), sebagai pendukung setia partai (26%), dan tidak mempunyai hubungan (27%). Responden yang menyatakan berasal dari pengurus partai politik dan anggota atau aktivis partai politik hanya sebanyak 14% saja. Hal ini menandakan bahwa tidak banyak masyarakat yang berafiliasi dengan parpol terlibat langsung dalam kehidupan partai, seperti menjadi anggota atau pengurus partai. Kecenderngan ini merupakan fenomena pemilih di Indonesia yang sering disebut masa mengambang (floating mass). Selain itu juga karena kondisi setelah reformasi berbeda jauh dengan kondisi pada masa Orde Baru dimana pada saat itu semua pegawai negeri sipil harus menjadi anggota salah satu partai politik (Golkar). Dilihat dari orientasi parpol, kebanyakan responden menyatakan lebih tertarik pada figur atau ketokohan pimpinan partai (38%), sedangkan yang berdasarkan alasan kesamaan ideologi, yang secara psikologis biasanya lebih kuat dan permanen, hanya 25% hampir sama dengan responden yang memiliki alasan karena parpol yang dipilih oleh keluarga (24%). Reponden yang

21 82 menyatakan ketertarikannya terhadap partai karena alasan pengaruh teman atau tetangga hanya 9% dan menyatakan tidak tahu sebanyak 4%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar pemilih sudah mengidentifikasikan dirinya dengan salah satu partai politik tertentu, sebagai akibat dari proses sosialisasi yang dilalui pemilih dan kemudian berkembang menjadi ikatan psikologis yang kuat antara seseorang dengan partai politiknya. Sikap seperti ini dalam teori perilaku memilih (voting behavior) dikenal dengan istilah identifikasi partai (party identification). Pada umumnya pemilih yang mempunyai kedekatan dengan suatu partai politik seperti itu sudah menentukan pilihan politiknya jauh sebelum pelaksanaan pemungutan suara dan tidak mudah untuk berpindah ke partai politik lain. Distribusi peubah motivasi pemilih menunjukkan bahwa 31% responden menyatakan motivasinya didasarkan karena menjalankan kewajiban. Hal ini menandakan bahwa masih banyaknya pemilih (sebagian besar) yang alasan keikutsertaannya dalam pemilihan didasarkan karena faktor kewajiban daripada hak maupun alasan menginginkan kepemimpinan yang lebih baik. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar pemilih masih memandang kegiatan pemilu sebagai kegiatan ritual yang wajib diikuti. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh masih kuatnya pengaruh suasana pemilihan umum di masa Orde Baru, dimana penduduk yang sudah memiliki hak pilih diwajibkan untuk menggunakan hak pilihnya di dalam setiap pemilhan umum dan pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya sering mendapatkan intimidasi dari aparat pemerintah. Namun demikian masih cukup banyak pemilih yang alasan memilihnya didasarkan karena menghendaki pemimpin yang lebih baik (30%) dan melaksanakan hak (23%), tetapi relatif sedikit pemilih yang alasan memilihnya karena karena ikut-ikutan (9%), dan tidak tahu atau tidak menjawab (7%). Dengan demikian karakteristik pemilih menggambarkan kondisi sosialpsikologis yang mencerminkan masih cukup kuatnya ikatan psikologis pemilih dengan suatu partai politik, mulai simpatisan sampai pendukung setia. Ikatan psikologis ini juga cenderung dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan partai politik yang kharismatis daripada karena faktor kesamaan ideologi. Pengaruh psikologis pemilu-pemilu di masa Orde Baru nampaknya masih melekat di sebagian pemlih, sehingga pemilu dianggap sebagai kegiatan ritual yang wajib dilakukan. Sikap ini menandakan sikap apatis pemilih yang kurang merasa yakin atau bahkan tidak

22 83 perduli apakah dengan adanya pergantian kepemimpinan akan dapat merubah nasibnya kelak Distribusi Peubah Terpaan Informasi Kampanye Dalam kegiatan kampanye pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah secara langsung, partai politik atau pasangan calon pada umumnya menggunakan berbagai cara untuk meraih dukungan pemilih. Sebagaimana dikemukakan oleh Venus (2004) dalam kampanye politik hampir seluruh bentuk media dan sarana komunikasi dapat digunakan, dan khalayak pemilihnya juga tidak memiliki segmentasi yang khusus karena sangat heterogen. Bentuk media kampanye yang paling umum dan banyak digunakan adalah rapat umum (kampanye terbuka) dan penyebaran media luar ruang dan post material, seperti spanduk, poster, bendera, baliho (billboard), pamplet, sticker dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, calon-calon yang memiliki dukungan finansial yang cukup biasanya juga menggunakan media masa surat kabar/tabloid, radio dan televisi sebagai media kampanye untuk menjangkau calon pemilih yang tersebar diberbagai pelosok dalam waktu yang singkat. Saluran komunikasi lainnya yang biasanya digunakan adalah melaui komunikasi antarpribadi melalui tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi tim kampanyenya. Terpaan (exposure) informasi kampanye pada masa-masa kampanye biasanya begitu gencar dan menyebar luas ke berbagai pelosok daerah dan yang paling intensif biasanya dilakukan di wilayah yang menjadi obyek sasaran kampanye. Terpaan media massa (media exposure) adalah penggunaan media, baik jenis media cetak, audio maupun audio visual, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi, media audio, audiovisual, media cetak, maupun kombinasi antar media. Dalam suatu kegiatan kampanye politik penyebaran informasi kampanye tidak hanya dilakukan melalui media masa, tetapi juga komunikasi tatap muka, seperti kampanye terbuka (rapat umum) dan komunikasi antarpribadi. Untuk mengetahui berbagai bentuk komunikasi dan frekuensi serta jenis media yang menerpa pemilih selama masa kampanye, maka peubah terpaan informasi kampanye dalam penelitian ini mencakup terpaan (1) media surat kabar/tabloid, (2) radio, (3) televisi, (4) media luar ruang (baliho, spanduk, poster, pemplet/selebaran, stiker), (5) kampanye tatap muka (kampanye terbuka,

23 84 kampanye tertutup, debat/dialog, pawai atau arak-arakan), dan 6) komunikasi interpersonal. Kuesioner yang digunakan untuk menjaring informasi terpaan kampanye digunakan pertanyaan semi tertutup, untuk memberikan kesempatan kepada responden menambahkan bentuk saluran komunikasi yang sejenis dengan saluran informasi yang ditanyakan. Untuk mengukur perbedaan besarnya terpaan informasi kampanye menggunakan skala ordinal dengan kategori, (1) 0 (tidak sama sekali), (2) 1 3 kali, (3) 4 6 kali, (4) 7 9 kali, dan (5) lebih dari 9 kali. Rentang interval yang digunakan untuk pengelompokan ordinal ini karena masa kampanye hanya 14 hari. Untuk mengukur besarnya terpaan informasi kampanye dilakukan dengan cara mengakumulasikan semua jawaban responden untuk setiap bentuk dan jenis saluran komunikasi. Terpaan Media Surat Kabar/Tabloid Media cetak surat kabar dan tabloid adalah termasuk media komunikasi massa yang prosesnya satu arah, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan dan khalayaknya heterogen (Effendi 1997). Media cetak surat kabar dan tabloid adalah media yang berbentuk tulisan, dilihat/dibaca, membaca dapat ditunda, tidak butuh tempat khusus, terbatas ruang dan waktunya, mudah didokumentasikan, dan distribusinya terbatas (Muda 2003). Untuk menyerap informasi surat kabar dan tabloid, pembaca dituntut untuk bisa membaca serta memiliki intelektualitas tertentu (Ardianto dan Ardinaya 2004). Terpaan media cetak surat kabar/tabloid diukur dengan frekuensi pemilih dalam membaca informasi kampanye melalui surat kabar/tabloid selama periode masa kampanye (13 26 Januari 2006). Media cetak surat kabar dan tabloid digunakan untuk mengukur terpaan informasi kampanye atas pertimbangan; pertama, karena akses khalayak pemilih terhadap surat kabar dan tabloid relatif lebih mudah dibandingkan dengan media cetak lainnya, seperti majalah atau lainnya. Kedua, surat kabar dan tabloid adalah media cetak yang paling sering memuat informasi yang beragam tentang isu-isu pilkada dan kampanye. Ketiga, terbitnya teratur/berkala, seperti harian, tiga harian, atau mingguan. Selain itu pada masa kampanye juga beredar tabloid pasangan calon yang diterbitkan secara temporer oleh partai politik/timkampanye.

24 85 Tabel 17. Distribusi peubah terpaan informasi kampanye melalui surat kabar/tabloid No. Indikator Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Frekuensi membaca koran frekuensi : lebih dari 9 kali 7-9 kali 4-6 kali 1-3 kali tidak sama sekali Banyaknya jenis surat kabar/tabloid yang dibaca lebih dari 3 surat kabar/tabloid 3 surat kabar/tabloid 2 surat kabar/tabloid 1 surat kabar/tabloid tidak sama sekali Jenis surat kabar/tabloid yang paling banyak dibaca Pikiran Rakyat Pakuan Raya Radar Bogor Tabloid pasangan calon SK Pakuan Tribun Jabar Gala Media Tabloid Pasundan Warta Kota Koran Seputar Indonesia Kompas Puncak Pos Media Indonesia Tabloid Lentera Berdasarkan Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden (92%) menyatakan membaca surat kabar/tabloid pada 14 hari masa kampanye, dan 8% tidak membaca surat kabar/tabloid. Sebagian besar membaca lebih dari tiga kali (73%) dan 19% membaca hanya satu sampai tiga kali. Sebanyak 27% membaca empat sampai enam kali, 25% membaca tujuh sampai sembilan kali, 21% lebih dari sembilan kali, dan 19% membaca hanya sekali selama periode tersebut. Dilihat berdasarkan banyaknya jenis surat kabar/tabloid yang dibaca, 20% membaca lebih dari 3 jenis, 22% membaca 3 jenis, 30% membaca dua jenis, 20% membaca satu jenis, 8% tidak membaca surat kabar/tabloid. Hal ini menandakan bahwa media cetak surat kabar dan tabloid merupakan media kampanye yang banyak menerpa khalayak pemilih, bahkan sebagian besar pemilih (72%) membaca lebih dari satu surat kabar/tabloid. Tingginya terpaan informasi kampanye melalui media cetak surat kabar/tabloid, diduga karena media ini relatif murah dan mudah didapat.

25 86 Sedangkan apabila dihubungkan dengan karakteristiknya (1) dapat diakses masyarakat luas (publicity) dan menyebar ke berbagai tempat, (2) terbit secara teratur (periodesitas), (3) memuat informasi yang beraneka ragam (universalitas), (4) menginformasikan isu-isu yang aktual (aktualitas), dan (5) dapat didokumentasikan. Surat kabar yang paling banyak dibaca adalah Harian Pikiran Rakyat (26,27%), merupakan surat kabar regional Jawa Barat (terbitan Bandung) yang rutin memuat berita dan informasi seputar kampanye Pilkada Kabupaten Cianjur Tahun Surat kabar lainnya yang banyak dibaca adalah Harian Pakuan Raya (18,64%), Harian Radar Bogor (17,37%), dan Surat Kabar Pakuan (7,63%). Ketiga surat kabar tersebut semuanya terbit di Bogor dan banyak memuat berita dan informasi tentang Pilkada Cianjur. Surat kabar terbitan Bandung yang juga beredar di Cianjur di antaranya Tribun Jabar (5,08%) dan Gala Media (4,66%). Sedangkan Harian Warta Kota (terbitan Jakarta) juga beredar di Cianjur, tetapi hanya sesekali memberitakan Pilkada Cianjur dibaca oleh 3 responden (1,27%). Surat Kabar terbitan lokal, yang banyak dibaca adalah Tabloid Pasundan, 9 responden (3,81%), Tabloid Lentera dan Puncak Pos masing-masing hanya dibaca oleh seorang responden (0,42%). Hal ini disebabkan media tersebut tidak terbit secara teratur dan jangkauan penyebarannya terbatas, hanya beredar di lingkungan komunitas tertentu. Surat kabar nasional, seperti Kompas, Seputar Indonesia dan Media Indonesia, paling banyak dibaca oleh dua responden karena jarang memuat berita kampanye dan Pilkada Cianjur. Tabloid Pasangan calon yang diterbitkan khusus oleh tim kampanye untuk menginformasikan program-program kampanye pasangan calon dibaca oleh 29 reponden (12,29%). Hal ini menandakan semakin pentingnya media cetak untuk dijadikan saluran informasi kampanye dalam usaha mempersuasi khalayak memilih. Media ini ternyata cukup efektif menerpa pemilih selain surat kabar umum yang terbit secara berkala. Terpaan Media Radio Media massa radio adalah media elektronik yang penyeberannya luas (tergantung daya jangkau siarannya), memerlukan alat penangkap siaran, bersifat sesaat (tidak dapat ditunda/sekilas) tidak dapat diulang, membutuhkan kemampuan mendengar dan dapat didengar sambil melakukan aktivitas lain

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur mempunyai luas wilayah daratan 3.646,72 km2, secara geografis terletak di antara garis 6.036 8-7.030 18 LS serta di antara 106.046

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur 69 BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur Kecamatan Warungkondang secara administratif terletak di Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Secara geografis,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR BUPATI CIANJUR KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG BESARNYA UANG PERSEDIAAN (UP) BAGI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 BUPATI CIANJUR, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran

Lebih terperinci

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN 93 VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN Wilayah yang berperan sebagai pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang menjadi pusat pemukiman, pelayanan, industri,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar km 2 dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar km 2 dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik Wilayah Utara Kabupaten Cianjur dikelompokkan dalam beberapa aspek, yaitu (1) keadaan geografi, (2) pertanian,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur 64 Lampiran. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan P.Keliling P.Keliling No. Nama Kecamatan Desa TK SD SLTP SMA SMK RA MI MTs MA RS Puskesmas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian.

I. PENDAHULUAN. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian. Baik dewan perwakilan rakyat pusat (DPR), dewan perwakilan rakyat propinsi (DPRD propinsi)

Lebih terperinci

Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015 Cianjur, 21 Agustus 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Periahal : Pemberitahuan

Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015 Cianjur, 21 Agustus 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Periahal : Pemberitahuan PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH Jalan Raya Bandung KM 2 Sadewata Cianjur Telp/Fax. (0263) 265295 e-mail : bkd@cianjurkab.go.id Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) , Fax. : (0263) Homepage :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) , Fax. : (0263) Homepage : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) 264762, Fax. : (0263) 272371 Homepage : http://cianjurkab.bps.go.id E-mail : bps3203@bps.go.id KEPALA BPS KABUPATEN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kemampuan dalam menanggulangi bencana alam sangat diperlukan untuk bertahan hidup di wilayah yang rawan bencana. Kemampuan ini harus dimiliki oleh setiap individu

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin pada tingkatan daerah sebagai syarat meneruskan estafet pemerintahan. Pemilu

Lebih terperinci

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) Oleh : Evy Syafrina Harahap A14302004 FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 T E N T A N G PENETAPAN JUMLAH KURSI ATAU SUARA SAH PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek lokasi Wiasata Pantai Sereg yang terletak di Kampung Panglayungan, Desa Saganten, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK - 1 - KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK NOMOR : 07/Kpts/KPU-Kota-019.435761/2013 TENTANG JUMLAH KURSI DAN JUMLAH SUARA SAH PALING RENDAH UNTUK PASANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2014 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N C I A N J U R J l. S i t i J e n a b N o. 3 1 C i a n j u r 4 3 2 1 1 1 T e l p. 0 2

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Kabupaten Luwu Utara Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan wilayah penelitian dimana wilayah penelitian ini berada di Kabupaten Luwu Utara Provinsi

Lebih terperinci

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) Provinsi: Banten Hari/Tanggal: 30 April 2009 Dapil : I (Satu) Pukul: 15.15-15.40 WIB Perbaikan Hari/Tanggal: 01 Mei 2009 Pukul: 21.10-22.50

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM -1- KOMISI PEMILIHAN UMUM SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 10 /Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PENETAPAN JUMLAH KURSI DAN SUARA SAH PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU PADA PEMILU ANGGOTA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) 264762, Fax. : (0263) 272371 Homepage : E-mail : bps3203@bps.go.id KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2015 ISSN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 33/Kpts/KPU-Kab-019.964931/2013 TENTANG JUMLAH KURSI DAN JUMLAH SUARA SAH PALING RENDAH UNTUK PASANGAN CALON YANG DIAJUKAN PARTAI POLITIK ATAU

Lebih terperinci

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Selamet Riyadi No. 8 Telp. (0263) 261293 Jl. Arif Rahman Hakim No. 26 Telp.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengkajian Perilaku pemilih di Indonesia secara spesifik memberi perhatian mendalam tentang pemungutan suara, khususnya mengenai dukungan dan pola perilaku yang berkenaan

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2013 ISSN : 0215-4196 Nomor Publikasi : 32.03.13.06 Katalog BPS : 1102001.3203 Ukuran Buku : 25,5 cm x 18 cm Jumlah Halaman : 356 + xi N a s k a h : Seksi IPDS BPS Kab.Cianjur

Lebih terperinci

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 1950

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 1950 BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIANJUR,

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak 282.964 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak 65 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG PENETAPAN PEROLEHAN KURSI DAN SUARA SAH POLITIK DALAM PEMILU ANGGOTA DPRD

Lebih terperinci

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN Kuisioner Persepsi Pemilih Pemula UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN (Siswa Telah Berusia 17 Tahun Pada Tanggal 9 April 2014) Biodata Responden Nama :............................................ Tanggal Lahir

Lebih terperinci

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007 KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA Temuan Survei 22 25 Juli 2007 Ringkasan temuan utama Secara umum, kampanye yang sedang berlangsung tidak merubah perilaku pemilih. Kampanye

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten di provinsi Jawa Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 031/PHPU.C1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 031/PHPU.C1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 031/PHPU.C1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL 1 SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL a. Membangun 22 Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) b. Mengoptimalkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS) GOAL ( TUJUAN UMUM ) MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) Provinsi: Riau Hari/Tanggal: 03 Mei 2009 Dapil : I (Satu) Pukul: 09.15-09.50 WIB No Nama Partai Perolehan Suara Keterangan 1 Partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI) Provinsi: Sumatera Utara Hari/Tanggal: 02 Mei 2009 Dapil : I (Satu) Pukul: 11.20-11.55 WIB Disahkan Hari/Tanggal: 03 Mei 2009 Pukul:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH. ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) KETIMPANGAN WILAYAH DAN KEDUDUKAN KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH ( Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat ) Oleh : Evy Syafrina Harahap A14302004 FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR Jl. Perintis Kemerdekaan No.3 Cianjur Telp. : (0263) 264762, Fax. : (0263) 272371 Homepage : E-mail : bps3203@bps.go.id KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2014 ISSN :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota-009.436512/2013 TENTANG PENETAPAN SYARAT MINIMAL JUMLAH KURSI ATAU SUARA SAH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum Pengertian Budaya Politik adalah pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2013 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N C I A N J U R J l. S i t i J e n a b N o. 3 1 C i a n j u r 4 3 2 1 1 1 T e l p. 0 2

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian Hubungan Karakteristik Pemilih dan Terpaan Informasi Kampanye Politik dengan Perilaku Memilih dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Tahun 2006,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi. Pada sistem demokrasi, rakyat memiliki peran penting di dalam urusan negara atau kekuasaan

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian 2. Deskripsi Kelurahan Polonia Kelurahan Polonia merupakan salah satu dari kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Polonia yang memilki luas 1,57km 2 dan terdiri dari

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis sering kali dijadikan isu atau komoditi utama untuk mencapai suatu tujuan dalam masyarakat. Dalam konteks Pilkada, etnis dimobilisasi dan dimanipulasi sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

sebagai Burgerlijk Bestuur (1914) dengan status Gemeenteraad Van Sukabumi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada orang-orang Belanda dan

sebagai Burgerlijk Bestuur (1914) dengan status Gemeenteraad Van Sukabumi yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada orang-orang Belanda dan BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI 4.1 Sejarah Kota Sukabumi Secara historis Kota Sukabumi dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai Burgerlijk Bestuur (1914) dengan status Gemeenteraad Van Sukabumi

Lebih terperinci

KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PENETAPANJUMLAH DAN SEBARANDUKUNGAN BAGI CALON PERSEORANGAN PESERTA PEMILIHAN UMUM GUBERNURDAN WAKIL

Lebih terperinci

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2008

KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2008 KATALOG BPS : 1403.3203 KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN CIANJUR 1 KABUPATEN CIANJUR DALAM ANGKA 2008 ISSN : 0215-4196 Nomor Publikasi : 32.03.08.01 Katalog BPS : 1403.3203

Lebih terperinci

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA MODEL EB 1 DPRD KAB/KOTA PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009 PROVINSI : SULAWESI

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN Nomor 11/Kpts/022.658791/III/2014 TENTANG JADWAL KAMPANYE RAPAT UMUM PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 Kecamatan dan 334 Desa. Dari 334 desa tersebut meliputi 321 berstatus desa dan 13 berstatus kelurahan. Bila dilihat dari klasifikasi desanya terdapat 3 desa swadaya

Lebih terperinci

P U T U S A N Perkara Nomor 028/PHPU.C1-II/2004

P U T U S A N Perkara Nomor 028/PHPU.C1-II/2004 P U T U S A N Perkara Nomor 028/PHPU.C1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 31 /Kpts/KPU-Kab-012.329506/2014 TENTANG PENETAPAN TANGGAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE RAPAT

Lebih terperinci

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 Pemilihan Asas Pengaju Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Persyaratan Parpol atau Gabungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi

Lebih terperinci

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23 Tahun 2009 Tanggal : 4 Desember 2009 CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA I. Pemilu Kada Provinsi NO. PERTANYAAN JAWABAN YA TDK RUJUKAN UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik

BAB I PENDAHULUAN. Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokrasi akan selalu ditandai dengan adanya partai politik sebagai barometer dari sebuah demokrasi yang berjalan di negara tersebut. Di dalam suasana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian semoga bermanfaat. Cianjur, 24 Maret 2016 BUPATI CIANJUR. ttd H. TJETJEP MUCHTAR SOLEH. Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR. Demikian semoga bermanfaat. Cianjur, 24 Maret 2016 BUPATI CIANJUR. ttd H. TJETJEP MUCHTAR SOLEH. Kata Pengantar i KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II.1. Keadaan Geografi Desa II.1.1. Keadaan Alam Desa Sondi Raya adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Raya. Keadaan tanah desa ini dapat disebut subur

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu (Budiardjo, 2009:461). Pemilihan umum dilakukan sebagai

Lebih terperinci

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas Kuesioner IKLAN POLITIK DAN MINAT MEMILIH (Studi Korelasional tentang Iklan Politik di Televisi terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan) Petunjuk Pengisian 1. Seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru adalah jabatan profesi yaitu suatu pekerjaan/jabatan yang tidak dapat dipegang sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung. Faktor utama yang

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR Suatu wilayah memiliki potensi dan karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini

Lebih terperinci