BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management mendukung praktek terbaik dalam manajemen dan tata kelola infrastruktur TI saat ini, termasuk komputerisasi infrastruktur yang mendasari layanan tersebut (Chess et al., 2007). Model ITSM merepresentasikan pergeseran paradigma dari fungsi TI, karena tidak menekankan pada manajemen aset TI dan berfokus pada penyediaan kualitas layanan TI yang end-to-end. ITSM merupakan penyedia kualitas layanan pelanggan dengan memastikan bahwa kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sudah terpenuhi setiap waktu (Tan et al., 2009). ITSM memberikan keuntungan dengan membantu organisasi TI menjadi lebih fleksibel, efisiensi biaya dan berorientasi pada layanan. ITSM mendorong perubahan dasar dalam organisasi TI, termasuk bagaimana mengelola prosesproses, aset teknologi yang dimiliki, vendor dan bagaimana karyawan TI mengembangkan peran dalam organisasi (Pollard et al., 2009) Service Management Service Management adalah seperangkat kemampuan organisasi yang khusus memberikan nilai kepada pelanggan dalam bentuk layanan. Kemampuan mengambil fungsi dan proses untuk mengelola layanan dalam sebuah siklus yang 7

2 8 berfokus pada strategi, desain, transisi, operasional dan perbaikan yang berkelanjutan (Cannon, 2007, p28) Manfaat ITSM Manajer sistem TI menghadapi tantangan dalam hal mengelola layanan yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas yang terus berkembang. Agar kompleksitas ini selalu dalam pengawasan, banyak organisasi TI yang besar mengadopsi praktek terbaik dari metodologi-metodologi yang ada, disini disebut proses formal, untuk membedakan dari istilah-istilah yang menyangkut proses TI, yang dapat diartikan apa saja yang berasal dari program aplikasi yang sedang berjalan menuju alur kerja maupun praktek terbaik apapun (Chess, et al., 2007). 2.2 Information Technology Infrastructure Librarty (ITIL) Pada awal tahun 1980an, evolusi teknologi komputer bergerak dari infrastruktur mainframe dan sentralisasi organisasi TI menuju komputer yang terdistribusi dan terbagi menurut geografis. Ketika kemampuan untuk mendistribusikan teknologi menjadi lebih fleksibel, dampak yang ditimbulkan diantaranya aplikasi yang tidak konsisten dari proses pengiriman dan dukungan teknologi. UK Office of Goverment Commerce diakui akan penggunaan praktekpraktek yang membuat organisasi menjadi efektif dan efisien berdasarkan tingkatan layanan, dan sejak saat itulah ITIL pertama kali dikenal hingga sekarang. Pedoman ITIL merupakan mekanisme yang sukses dalam mengantarkan konsistensi, efisiensi dan keunggulan bisinis dalam pengelolaan layanan TI (OGC, 2010).

3 9 Meskipun teknologi saat ini memungkinkan untuk dapat memberikan fleksibilitas, namun tantangan timbul mengenai kerahasiaan, integritas data dan ketersediaan layanan. Organisasi TI harus terus dapat memenuhi atau memberikan harapan seefisien mungkin. Proses terus-menerus ini merupakan kunci untuk efisiensi, efektifitas dan kemampuan untuk meningkatkan layanan. Proses terusmenerus yang berkesinambungan ini yang diuraikan dalam kerangka ITIL. (OGC, 2010). ITIL merupakan kerangka manajemen layanan TI yang paling popular di seluruh dunia, masalah-masalah yang dihadapi dalam proses mengadopsi ini akan mendatangkan manfaat bagi organisasi akan mendatangkan manfaat. Sebenarnya kemampuan organisasi dalam menggunakan kerangka ini adalah dasar bagi peningkatan layanan TI. ITIL versi kedua dikeluarkan tahun 2000 yang memiliki bagian utama adalah layanan TI dan dua komponennya yaitu service delivery dan service support (Mehravani et al., 2011). Pada pertengahan 2007, dikeluarkan ITIL versi 3 yang merupakan pengembangan proses dari ITIL versi 2 dalam sebuah siklus model. Dalam siklus model ini, layanan TI dirancang, dibuat dan memasuki tahap transisi menuju live environment, dukungan atas operasi dan peningkatan yang berkelanjutan. Banyak organisasi melihat ITIL versi 3 merupakan evolusi dari ITIL versi 2, bukan menggantikan versi sebelumnya, melainkan ITIL versi 3 sebagai keselarasan dari proses manajemen layanan TI dalam mendukung proses bisnis. (Tan, et al., 2009).

4 10 ITIL digunakan untuk membangun dan meningkatkan kemampuan dalam manajemen layanan. ISO/IEC menyediakan standard yang formal dan universal bagi audit dan sertifikasi dalam manajemen layanan. Ketika ISO/IEC merupakan standar untuk dicapai dan dikelola, ITIL menawarkan kerangka yang berguna untuk mencapai standarisasi (Cannon, 2007) ITIL Versi 3 Ada 5 proses service lifescycle dalam ITIL versi 3 yaitu : 1. Service Strategy Sebagai pusat siklus layanan TI, service strategy menyediakan pedoman bagaimana merancang, membangun dan mengimplementasikan manajemen layanan tidak hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi tetapi juga sebagai a strategic asset. Pedoman disediakan pada prinsipprinsip yang mendasari praktek manajemen layanan yang berguna untuk mengembangkan kebijakan manajemen layanan, kebijakan dan prosesproses yang ada di ITIL service lifesycle. Service strategy berguna dalam kaitannya dengan service design, service transition, service operation dan continual service improvement (Iqbal, 2007, p25). Yang termasuk ke dalam proses service strategy diantaranya adalah financial management dan service portofolio management (Iqbal, 2007, p25).

5 11 2. Service Design Service design menyediakan pedoman untuk merancang dan pengembangan layanan dan proses manajemen layanan. Ini mencakup rancangan prinsip dan metode untuk mengkonversi strategi objektif ke portofolio dari layanan dan service assets. Cakupan service design tidak sebatas pada layanan yang baru. Ini termasuk perubahan dan perbaikanperbaikan yang dibutuhkan untuk meningkatkan atau mengelola nilai pada pelanggan selama siklus dari layanan, layanan yang berkelanjutan, pencapaian tingkat layanan serta kesesuaian pada standarisasi dan regulasi (Lloyd, 2007, p23). Proses-proses yang mencakup service design meliputi service catalogue management, service level nanagement, capicity management, availability management, IT service continuity management, information security management, dan supplier management (Lloyd, 2007, p39). 3. Service Transition Service transition menyediakan pedoman untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan akan transisi dan perubahan layanan hingga operasional. Bagian ini memberikan pedoman bagaimana persyaratanpersyaratan service strategy dibukukan dalam service design yang secara efektif direalisasikan dalam service operation sambil mengawasi resiko kegagalan dan gangguan (Lacy, 2007, p27).

6 12 Proses-proses yang tercakup di service transition meliputi change management, service asset and configuration management, knowledge management, transition planning and support, release and deployment management, service testing and validation dan evaluation (Lacy, 2007, p44). 4. Service Operation Bagian ini mencakup praktek dalam pengelolaan service operational, ini meliputi pedoman dalam mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mengantarkan dan mendukung layanan untuk memastikan nilai pada pelanggan dan penyedia layanan. Pedoman juga menyediakan bagaimana mengelola stabilitas dalam service operation yang memungkinkan perubahan dalam rancangan, cakupan dan tingkatan layanan. Organisasi menyediakan proses pedoman secara rinci, metode dan alat untuk mengawasi dua perspektif : reactive dan proactive. Manajer dan praktisi disediakan dengan pengetahuan yang membuat mereka dapat membuat pengambilan keputusan yang lebih baik seperti mengelola ketersediaan layanan, mengendalikan permintaan, optimalisasi penggunaan kapasitas, penjadwalan operasi dan penyelesaiaan masalah (Cannon, 2007, p24). Service operation bertujuan untuk mengkoordinasikan dan membawa kegiatan dan proses yang dibutuhkan untuk mengantarkan dan mengelola layanan sesuai level yang disetujui bagi pengguna bisnis dan pelanggan. Service operation juga bertanggung jawab atas keberlangsungan manajemen dari teknologi yang digunakan untuk menyampaikan dan mendukung

7 13 layanan. Proses-proses yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik akan memberikan manfaat yang kecil jika keseharian dari proses-proses tidak dilakukan, diawasi, dan dikelola secara tepat. Peningkatan layanan juga tidak mungkin meningkat jika kegiatan sehari-hari untuk meninjau kinerja, menilai metrik dan mengumpulkan data tidak sistematik dilakukan selama service operation (Cannon, 2007, p33). Service operation memiliki beberapa proses dan fungsi yang terdiri atas sebagai berikut (Cannon, 2007, p35-38) : a. Proses-proses yang ada di dalam service operation adalah : - Even management : memantau semua event yang terjadi di seluruh infrastruktur TI, memantau operasi yang normal dan mendeteksi dan eskalasi kondisi yang tidak diinginkan. - Incident dan problem management : Incident management : berkonsentrasi pada pemulihan atas penurunan atau gangguan layanan kepada pengguna secepat mungkin untuk meminimalkan dampak terhadap bisnis. Problem management : analisis penyebab utama untuk menentukan dan menyelesaikan penyebab dari incident, pencegahan untuk mendeteksi dan mencegah incident atau problem di kemudian hari serta bagian dari proses known-error yang membuat diagnosa dan resolusi lebih cepat jika incident lebih lanjut terjadi.

8 14 - Request fulfilment : proses untuk menangani service request, banyak dari mereka sebenarnya kecil dan beresiko rendah, awalnya dengan melalui service desk, tetapi menggunakan proses yang terpisah yang mirip dengan incident management tetapi dengan record request fulfilment yang berbeda dimana terkait dengan record dari incident atau problem yang diprakarsai untuk request yang diminta. - Access Management : proses pemberian otorisasi bagi pengguna untuk menggunakan layanan dalam membatasi akses dari pengguna yang tidak memiliki otorisasi. b. Fungsi-fungsi yang tercakup dalam service operation meliputi : - Service desk : primary point kontak bagi pengguna ketika layanan mengalami gangguan, service request dan even yang ada di request for change. Service desk menyediakan titik komunikasi bagi pengguna dan titik kordinasi bagi beberapa grup dan proses TI. - Technical management : menyediakan kemampuan teknis yang rinci dan sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung operasi yang berkelanjutan dari infrastruktur TI. Technical management juga berperan penting dalam merancang, uji coba, release dan meningkatkan layanan TI. - IT Operations Management : menjalankan kegiatan operasional harian yang dibutuhkan untuk mengelola infrastruktur TI

9 15 berdasarkan standarisasi yang telah dibuat selama tahap service design. - Application Management : bertanggung jawab untuk mengelola aplikasi sepanjang siklus, serta berfungsi mendukung dan mengelola aplikasi operasional dan berperan penting dalam merancang, uji coba, dan peningkatan aplikasi yang merupakan bagian dari layanan TI. - Interfaces to other Service Management Lifecycle stages : beberapa proses yang dijalankan atau didukung selama proses service operation, tetapi juga didorong oleh fase lainnya dalam service management life cycle. 5. Continual Service Improvement Bagian ini memberikan panduan dalam membuat dan mengelola nilai bagi pelanggan melalui rancangan yang lebih baik, pengenalan dan operasional dari layanan. Ini memadukan prinsip-prinsip, practices dan metode-metode dari manajemen yang berkualitas, change management, dan capability improvement. Organisasi belajar akan perbaikan dalam mencapai layanan yang berkualitas, kegiatan operasional yang efisiensi dan business continuity. Pedoman disediakan untuk menghubungkan perbaikan atas usaha dan hasil dengan service strategy, design dan transition. Sistem closed-loop feedback berdasarkan model Plan Do Check Act (PDCA) yang disebutkan dalam ISO/IEC 2000, mampu untuk menerima masukkan untuk perubahan dari setiap perspektif perencanaan (Case, 2007, p22).

10 16 7 langkah untuk meningkatkan proses-proses yang ada pada siklus ini meliputi (Case, 2007, p68) : a. Define what you should measure. b. Define what you can measure. c. Gather the data. d. Process the data. e. Analyze the data. f. Presenting and using the data. g. Implement the corrective action. Gambar 2.1 Siklus ITIL versi 3 (Cannon, 2007, p22)

11 Manfaat Penerapan ITIL Penerapan kerangka ITIL merupakan tantangan bagi penyedia layanan TI dari sebuah organisasi. Banyak organisasi pemerintah di Finlandia mulai menggunakan ITIL mendefinisikan proses yang dimiliki (Jantti, 2012). Selama beberapa tahun terakhir banyak organisasi mengadopsi ITIL untuk menyediakan manajemen dan kontrol yang efektif terhadap penyampaian dan dukungan layanan TI. Kerangka best practice ITIL memungkinkan manajer untuk mendokumentasikan, mengaudit, dan meningkatkan proses manajemen layanan TI mereka (Steel, et al., 2005). ITIL membantu mendorong produktifitas dan penghematan biaya. Dukungan infrastruktur sangat penting untuk service delivery dan manajemen layanan secara keseluruhan (Fisher, 2006) Faktor-faktor Penentu Kesuksesan Implementasi ITIL Sebuah studi yang dilakukan dalam sebuah implementasi sentralisasi manajemen layanan TI berdasarkan kerangka ITIL menyimpulkan beberapa hal yang menjadi faktor penentu kesuksesan implementasi (Tan, et al., 2009) yaitu : 1. Komitmen dan dukungan dari manajemen senior. 2. Jadwal dan perencanaan proyek yang jelas. 3. Pengakuan akan perlunya suatu perubahan yang sesuai dengan manajemen dalam mengubah budaya organisasi untuk fokus berorientasi pada layanan. 4. Mengelola hubungan yang baik dengan vendor dalam menfasilitasi transfer teknologi dengan staf perusahaan.

12 18 5. Realisasi dari rencana yang telah dibuat dijalankan agar manfaat yang nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible) dari proyek ini dapat diketahui dan dikomunikasikan sehingga komitmen manajemen senior dan manajer-manajer bisnis dapat dipertahankan. 6. Tata kelola proyek yang efektif dan pelaksanaan yang baik berkontribusi dalam kesuksesan sebuah proyek manajemen layanan TI. Dalam sebuah survei yang dilakukan dari penerapan ITIL di Australia oleh Steel et al., (2005), ada 5 faktor tertinggi kesuksesan sebuah implementasi proyek ITIL yang diidentifikasi oleh responden atas survei yang dilakukan yaitu : 1. Komitmen dari manajemen senior. 2. Mempromosikan ITIL. 3. Kemampuan staf TI untuk mengadaptasi perubahan. 4. Kualitas dari staf TI dalam menerapkan ITIL. 5. Pelatihan ITIL bagi staf TI. Menurut Jantti (2012), ada beberapa faktor yang yang menyebabkan tidak efektifnya proses ITIL : 1. Perusahaan menggunakan konsultan ITIL, konsultan ini mengetahui kerangka ITIL dan konsep ITSM dengan sangat baik, tetapi memiliki keterbatasan dalam konsep bisnis yang ada, metode yang digunakan, tools, layanan dan struktur dari service desk. 2. Tidak memadai atau begitu kompleksnya tools manajemen layanan TI yang memperlambat peningkatan proses manajemen layanan TI.

13 19 3. Kurangnya proses budaya dan proses berfikir yang biasa terjadi di perusahaan TI. ITIL merupakan proses yang berorientasi pada kerangka. Untuk itu, tim yang mengimplementasikan ITIL harus terlatih dan memiliki peningkatan proses yang sangat baik dan kemampuan akan change management. 2.3 Configuration Management Salah satu masalah yang terjadi di organisasi dalam mencatat aset terhadap perangkat keras atau piranti lunak adalah tidak mengupdatenya jika terjadi perubahan. Configuration management adalah proses tepat yang untuk menangani hal ini. Configuration Management Database (CMDB) adalah bagian dari configuration management yang mencatat dan mengupdate perubahan yang terjadi. Ada satu penelitian yang menunjukkan 60% dari perusahaan yang disurvei tidak mengetahui aset dari piranti lunak yang dimiliki. Masalah ini diperburuk dengan kenyataan bahwa piranti lunak tidak terlihat dan dibayangkan dapat digunakan secara terus-menerus serta dapat diselesaikan dengan CMDB (Sharifi et al., 2009). Menurut Klosterboer (2007), configuration management adalah suatu disiplin dalam mengidentifikasi dan mengawasi berbagai komponen dari lingkungan TI. Klosterboer juga menambahkan bahwa informasi dari configuration management yang memungkinkan pengambilan keputusan yang terkait dengan TI dalam sebuah organisasi.

14 20 Pada literatur dari Fisher (2006), configuration management database (CMDB) dinyatakan sebagai, "a master database which contains all relevant details of each CI and details of the important relationships between CIs. Dengan mengadopsi ITIL, bisnis yang tidak hanya terkait infrastruktur akan meningkatkan kinerja dan sangat penting bagi organisasi dari pemanfaatan CMDB. Hal ini akan membantu sinkronisasi service desk dengan pelanggan. Menyelaraskan TI sesuai peningkatan kebutuhan bisnis untuk penghematan biaya (Fisher, 2006). Implementasi proses configuration management selama service lifecycle untuk memastikan dan mengurangi known errors yang diakibatkan dengan implementasi release menuju production. Configuration Management harus mengatur penamaan untuk semua dokumen. Template dokumen merupakan standarisasi konfigurasi atas dokumen-dokumen yang dimiliki. Tanpa template akan banyak dokumen tumpang tindih antara satu dan lainnya yang akan membuat pelaksanaan perubahan sulit. Dan proses otomatisasi memasukkan dan update CMDB harus dibangun untuk mengurangi kesalahan dan mengoptimasisasi biaya. (Lacy, 2007). CMDB lebih dari sekadar database yang menyimpan informasi mengenai konfigurasi dari perangkat. CMDB juga memiliki menyimpan ketergantungan dan dan hubungan dengan antar aset dimana disebut configuration item (CI) sesuai kerangka ITIL. Dan CI tidak hanya sekedar aset perangkat keras dan piranti lunak, tetapi juga dokumentasi, proses dan orang yang menyusun, mendukung dan menggunakan layanan TI (Marquis, 2007).

15 21 Configuration management termasuk dalam service transition dari ITIL versi 3. Tujuan dari penerapan configuration managment (Lacy, 2007, p118) adalah : 1. Mengidentifikasi, mengawasi, melaporkan, mengaudit dan meverifikasi service assets dan configuration items, termasuk versi, komponen, atribut dan hubugannya. 2. Mengelola service assets dan configuration items dalam siklus layanan dengan memastikan komponen bisa digunakan dan diubah oleh pihak yang memiliki otoritas. 3. Melindungi integritas service assets dan configuration items dalam siklus layanan. Sasaran-sasaran (goals) dari configuration management sesuai ITIL versi 3 adalah (Lacy, 2007, p118) : 1. Mendukung bisnis dan kebutuhan pelanggan. 2. Mendukung proses manajemen layanan yang efisiensi dan efektifitas dengan menyediakan informasi konfigurasi yang akurat sehingga memungkikan orang-orang dalam membuat keputusan pada waktu yang tepat, contohnya adalah otorisasi perubahan dan release, menyelesaikan insiden dan problem lebih cepat. 3. Meminimalkan isu kualitas dan compliance yang diakibatkan oleh konfigurasi layanan dan aset yang tidak tepat. 4. Mengoptimalisasi aset, konfigurasi TI, kemampuan dan sumber daya dari layanan.

16 22 Fisher, 2006 menggambarkan hubungan proses configuration management dengan proses-proses lainnya dalam ITIL sebagai berikut : Gambar 2.2 Hubungan Proses Configuration Management Dengan Proses Incident, Problem, change dan Release management (Fisher, 2006) Configuration item (CI) adalah an asset, service component or other item that is, or will be, under the control of Configuration Management. CI bisa atau sistem termasuk seluruh perangkat keras, piranti lunak, dokumentasi dan staf pendukung untuk modul aplikasi tunggal atau komponen hardware minor. Item dari CI dapat dikelompokkan dan dikelola bersamaan, misalnya sekumpulan komponen dapat dikelompokan ke dalam sebuah release. CI harus diseleksi dengan selection criteria yang telah ditetapkan, dikelompokkan, diklasifikasikan dan identifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dikelola dan dilacak pada service lifecycle. (Lacy, 2007, p122)

17 Service Desk Service desk mefasilitasi aksesbilitas dan ketersediaan layanan TI di organisasi TI dalam mendukung penyediaan layanan TI dengan mengadopsi beberapa teknik. Dengan menggunakan service desk, respon dan pemecahan masalah lebih cepat tertangani. Service desk memiliki peran vital, khususnya dalam organisasi TI yang menyediakan layanan bagi pelanggannya. Berdasarkan Gartner, organisasi TI yang didukung oleh service desk meningkat dari 25 menjadi 2000 dari tahun 1996 hingga Dari sudut pandang service desk, mengelola incident dan problem yang terkait dengan organisasi TI merupakan tujuan utama, terlepas dari kerangka yang dibutuhkan (Tehrani, et al., 2011). Service desk menyediakan kontak sehari-hari antara pelanggan, pengguna, layanan TI dan dukungan pihak ketiga. Service desk menyediakan keuntungan (Cannon, 2007, p199) : - Memperbaiki pelayanan dan kepuasan pelanggan. - Meningkatkan aksesibilitas dengan single point of contact, komunikasi dan informasi. - Meningkatkan kerjasama tim. - Peningkatan fokus dan pendekatan proaktif untuk penyediaan layanan. - Pengelolaan infrastruktur yang lebih baik. - Memperbaiki penggunaan sumber daya layanan TI dan meningkatkan produktifiktas dari personel. - Manajemen informasi yang lebih berarti untuk pengambilan keputusan.

18 24 Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menerapkan service desk menurut, Jantti (2012), yaitu : 1. Klasifikasi dari permintaan dukungan yang diterima oleh service desk memerlukan klasifikasi. 2. Pelanggan tidak dapat mengklasifikasikan permintaan dukungan secara tepat. 3. Sulitnya mengidentifikasikan perulangan incident dari sistem service desk. 4. Tampilan antara incident management dan problem management tidak bekerja. 5. Service desk mencatat beberapa kasus yang terjadi untuk satu incident. 6. Ide untuk perbaikan tidak tercatat ke dalam service desk. 7. Kurang updatenya configuration management database (CMDB). 2.5 Pengukuran Menggunakan Metrik dengan GQM Metrik merupakan bagian penting dari sistem manajemen yang mengarahkan dan mengawasi TI sesuai arah yang telah ditentukan (Brooks, 2006, p15). Tujuan penggunaan metrik dalam ITSM adalah : 1. Menyelaraskan objektifitas bisnis dengan teknologi informasi, dengan : - Memberikan informasi kepada manajemen mengenai ITSM. - Mendampingi manajemen dalam memahami kinerja TI dan isu yang terjadi.

19 25 2. Membantu memenuhi kebutuhan compliance untuk operasi bisnis, dengan : - Membantu mencapai ISO2000, COBIT maupun sertifikasi lainnya. - Meminimalkan interupsi atau gangguan dari bisnis. 3. Mendorong operational excellence dari TI secara strategik, dengan : - Memastikan kinerja TI dan proses-proses terkait. - Mengawasi proses ITSM. - Mengelola TI secara taktis. - Memaksimalkan produktifitas kinerja dan kinerja TI. Prinsip metode GQM adalah menyediakan model untuk membantu manajer piranti lunak untuk merancang serangkaian metrik piranti lunak untuk mengurangi dan mengintegarsikan bermacam-macam objek dari proses piranti lunak dan prodk dengan pendekatan yang sistematik (Hong et al., 2010). Goal Question Metrics Method (GQM) adalah metode yang dimulai dari mendesain tujuan tingkat atas dari proyek, kemudian dibuatkan serangkaian pertanyaan untuk tiap goal dimana tiap pertanyaan akan dijawab jika goal tercapai, dan kemudian metrik digunakan untuk mengukur hasil dari pertanyaan tersebut. Brooks (2006) menjelaskan bahwa pada ITSM, tujuan tingkat yang dimaksud adalah goals dari proses. Model GQM awalnya didefinisikan untuk mengeveluasi kesalahan dari serangkaian proyek di NASA Goddard Space Flight Center. Metode ini dibangun dengan mengidentifikasikan serangkaian kualitas dan atau produktifitas pada tingkatan perusahaan, divisi atau proyek seperti kepuasan pelanggan, on-time delivery dan peningkatan kinerja. hasil dari penerapan aplikasi pendekatan GQM

20 26 adalah spesifikasi sistem pengukuran yang menargetkan sekumpulan isu tertentu dan sebuah kumpulan peraturan untuk interpretasi pengukuran data (Basili et al., 1996). Gambar 2.3 Struktur Model GQM (Hong et al., 2010) 2.6 Fishbone Diagram Menurut Bilsel et al. (2012), masalah dan gangguan biasa terjadi dalam semua sistem. Usaha pencegahan dihabiskan untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi untuk memastikan keberlangsungan sebuah sistem. Diagram ishikawa yang juga disebut fisbone diagram atau cause and effect diagram merupakan sebuah alat yang mudah dan efektif untuk mengidenfitifikasi beberapa penyebab dari masalah. Fishbone diagram terdiri dari tulang utama yang merupakan penyebab utama masalah yang saling terhubung. Setiap penyebab utama mungkin memiliki beberapa sub penyebab yang menyebabkan penyebab utama. Demikian pula setiap sub mungkin memiliki penyebab tingkat ketiga (Bilsel et al., 2012).

21 27 Gambar 2.4 Fishbone Diagram (Bilsel et al., 2012) 2.7 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model yang dikembangkan oleh Davis (1989) menyatakan kesuksesan diterimanya sebuah sistem oleh pengguna ditentukan oleh tiga faktor yaitu persepsi terhadap kemudahan penggunaa (perceived of usefullness), persepsi terhadap kemanfaatan (perceived ease of use) dan sikap terhadap penggunaan (attitudes towards usage). Desain dan implementasi dari sistem informasi mahal dan mengandung resiko. Beragam upaya dilakukan untuk memahami proses dan hasil yang diharapkan. Hasil yang penting dari upaya ini adalah mengelompokkan beberapa faktor ke dalam sebuah model untuk mempermudah analisa penggunaan sebuah sistem informasi. Model ini menunjukkan persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan sebuah teknologi atau sistem yang memperkirakan sikap terhadap teknologi dan kebiasaan menggunakan sistem atau teknologi tersebut (Bahli et al., 2004).

22 28 Technology Acceptance Model secara luas digunakan dalam persepsi penerimaan sebuah teknologi. Berdasarkan Tehcnology Acceptance Model akan meningkatkan pemahaman bagaimana atribut teknologi dirasakan (persepsi kesesuaian teknologi) dan kepercayaan internal (merasakan manfaat dan kemudahaan penggunaan) akan mempengaruhi perilaku menerima sebuah teknologi baru (Wen, 2008). Gambar 2.5 Technology Acceptance Model (Bahli et al, 2004) Dari teori TAM, kebiasaan penggunaan sistem informasi mayoritas dijelaskan dengan kecenderungan perilaku untuk menggunakan sebuah sistem ditentukan oleh persepsi kemanfaatan dan persepesi kemudahan penggunaan terhadap sebuah sistem (Shroff et. al, 2011).

23 Perceived Usefullness Persepsi terhadap kemanfaatan atau perceived usefullness (PU) didefinisikan sebagai sebuah ukuran dimana seseorang percaya jika menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerja mereka (Davis et. al, 1989). Sun, et. al, (2006) mendukung hasil penelitian Davis (1989) bahwa hubungan perceived usefulness dengan attitude toward use, behavior intention to use mempunyai hasil yang konsisten, terlihat dari 72 studi hasil penelitiannya, dengan 71 studi memperoleh hasil bahwa perceived usefulness mempunyai hubungan yang signifikan dengan attitude toward use dan behavior intention to use Perceived Ease of Use Persepsi terhadap kemudahan penggunaan atau perceived ease of use (PEU) didefinisikan sebagai ukuran dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu mudah dipahami dan digunakan (Davis, 1989). Davis et al. (1989) membuktikan bahwa perceived ease of use mempunyai dampak baik secara langsung atau tidak langsung pada perceived usefulnes, melalui attitude toward use. Hubungan antara perceived ease of use dengan perceived usefulness dari 50 studi sebelumya 43 studi menunjukkan hubungan yang signifikan sedangkan 7 studi lainnya memperoleh hasil tidak signifikan (Sun et. al, 2006). Persepsi terhadap kemanfaatan akan sebuah sistem tidak akan membantu memberikan manfaat apabila mereka meyakini bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha yang dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan

24 30 hasil yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use mempengaruhi perceived usefulness dan attitude toward to use Attitude Toward Use Sikap terhadap penggunaan atau attitude toward use (ATT) diungkapkan sebagai bentuk penerimaan atau penolakan bila menggunakan sebuah sistem dalam pekerjaannya (Davis, 1993) Behaviour Intention to Use TAM menyarankan penggunaan sebenarnya sebuah sistem ditentukan oleh kecenderungan perilaku untuk menggunakan sebuah sistem atau behaviour intention to use (BIU) dipengaruhi oleh sikap terhadap penggunaan dan persepsi kemanfaatan (Shroff et. al, 2011).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi kasus pada CM yang dilaksanakan Direktorat IT Binus, secara spesifik oleh IT AMD dengan menggunakan ITIL V3 untuk memperbaiki proses, maka kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap

BAB 3 METODOLOGI. kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap BAB 3 METODOLOGI Pembahasan mengenai metodologi studi kasus ini mencakup desain studi kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap berdasarkan proses continous service improvement

Lebih terperinci

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT 06PEM Kelompok 8 Hari Cahya Nugraha 1501203064 Ratu Dewi Ayu M 1501201885 Alena Rizki 1501185534 Teddy Marzen S 1501185673 Zuageri Adhirahmana 1501187016 APA ITU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II 1 LANDASAN TEORI 1.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan penelitian yang didukung oleh penelitian sebelumnya milik Sutomo dan Ayuningtyas pada Februari 2014 dengan judul "Penentuan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ITIL Menurut Erna Infitahrina (2007) bahwa seiring dengan ketatnya persaingan bisnis yang ada, kualitas dukungan layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management adalah Manajemen pelaksanaan dan pengelolaan layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service Management dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peran teknologi informasi menjadi kian vital dalam mendukung perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. peran teknologi informasi menjadi kian vital dalam mendukung perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi memiliki peran penting dalam mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Seiring bertumbuhnya bisnis yang dijalankan, peran teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward dan Peppard (2002), Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang mendukung

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-175 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3 dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5 Dimensi Kelembagaan Perencanaan Kebijakan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Kelembagaan Aplikasi Infrastruktur 1 KONSEP KELEMBAGAAN 2 Pembentukan Organisasi: Elemen-Elemen Utama Elemen-elemen yang perlu

Lebih terperinci

Manejemen Pusat Data

Manejemen Pusat Data Manejemen Pusat Data Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komputer ITSM (Management Layanan Teknologi Informasi) Dian Wirawan, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika ITSM (BERBASIS ITIL V3) Management Pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2. 1. Tata Kelola TI Strategi TI terbaik adalah startegi TI yang selalu baru dan menyesuaikan perubahan bisnis dan kondisi pasar beserta isu isu yang berkembang, seperti yang diungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas pada masalah teknis yang melibatkan aplikasi database, support, aplikasi. pengelolaan sumber daya di perusahaan tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan sekarang ini, baik perusahaan skala kecil, menengah maupun yang berskala besar, sudah menggunakan IT dalam proses kerja hariannya. IT yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) adalah layanan yang terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Layanan Sistem dan Teknologi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan layanan yang berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

Lebih terperinci

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL)

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Arsitektur ITIL adalah seperti gambar dibawah ini : IT Infrastructure Library (ITIL) adalah sebuah kerangka best practice untuk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE DESK MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY ( ITIL ) V. 3 PADA PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA Rendra Wijaya 1) dan R. V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan sekarang ini, baik perusahaan skala kecil, menengah maupun yang berskala besar, sudah menggunakan IT dalam proses kerja hariannya. IT yang digunakan

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ Hamzah Agung (9109205411) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, MSc Latar Belakang PT XYZ merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management Bagian ini akan membahas hasil tinjauan literatur sehubugan dengan servis dan manajemen servis untuk IT. 2.1.1 IT As Service Menurut OGC (2007, p28), A service

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/IT Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan mendukung organisasi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010 SISTEM MANAJEMEN INSIDEN PADA PROGRAM MANAJEMEN HELPDESK DAN DUKUNGAN TI BERDASARKAN FRAMEWORK ITIL V3 (STUDI KASUS PADA BIRO TEKNOLOGI INFORMASI BPK-RI) Tumpal Paradongan Silitonga 1), Achmad Holil Noor

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DAN TIPE AUDIT INTERNAL PADA PT HEWLETT PACKARD

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DAN TIPE AUDIT INTERNAL PADA PT HEWLETT PACKARD PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DAN TIPE AUDIT INTERNAL PADA PT HEWLETT PACKARD OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Notulensi Pelatihan ISO : Oktober 2014

Notulensi Pelatihan ISO : Oktober 2014 Notulensi Pelatihan ISO 20000-1:2011 20 Oktober 2014 ITSM Lifecycle Perencanaan organisasi Togaf (ITMP, ITBP) Akuisisi system, solusi, dan sumber daya CMMI Service delivery ITSM (ITIL, ISO 20k) Pemantauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Gamatechno Indonesia sebagai organisasi yang menyediakan solusi total Teknologi Informasi (TI) dengan fokus bisnis pada penyediaan produk software serta jasa konsultasi,

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu Aileen dkk (2009), Implementation of IT Infrastructure Library (ITIL) in Australia: Progress and success factors. Penelitian ini difokuskan pada 3 (tiga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, para praktisi bisnis di indonesia mulai sadar akan pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah satu pendorongnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information Technology (IT).Kunci

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peristiwa yang real mengenai rencana proses design pada layanan IT dengan menggunakan framework ITIL v3 pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan state-of-the-art teknologi informasi. Saat ini, Perkom telah melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan state-of-the-art teknologi informasi. Saat ini, Perkom telah melayani BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perkom Indah Murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan Perkom adalah salah satu penyedia layanan IT terkemuka di Indonesia. Perkom didirikan pada tahun 1983

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT

SOP PENGELOLAAN INSIDEN KETERSEDIAAN LAYANAN IT 1 6 1. Tujuan Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur manajemen insiden terkait pengelolaan layanan IT di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga pemulihan layanan IT dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU

SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU hotspot@1100010904 SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU : Sistem manajemen yang mengintegrasikan semua sistem dan proses organisasi dalam satu kerangka lengkap, yang memungkinkan organisasi untuk bekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini berperan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Agenda Permasalahan Service Service Management Apa itu ITIL? Komponen ITIL Daur hidup ITIL Permasalahan Business Manager & IT Manager Perencanaan strategis IT

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN PANDUAN AUDIT MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN ITIL (STUDI KASUS DI BPK RI) Yaomi Awalishoum Istiqlal, SE Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom.

PEMBUATAN PANDUAN AUDIT MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN ITIL (STUDI KASUS DI BPK RI) Yaomi Awalishoum Istiqlal, SE Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom. PEMBUATAN PANDUAN AUDIT MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN ITIL (STUDI KASUS DI BPK RI) Yaomi Awalishoum Istiqlal, SE Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom. ABSTRAK Penanganan insiden TI yang dikelola oleh Biro-TI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Process Improvement Upaya perbaikan proses disebabkan karena berbagai alasan, secara tradisional, tujuan utama perbaikan proses adalah untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan

Lebih terperinci

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Pengantar : COBIT, ITIL DAN ISO 17799 berkaitan dengan praktek manajemen berbasis IT yang pada dasarnya menuju pada standarisasi, Praktek ini sangat membantu karena

Lebih terperinci

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ Hamzah Agung 1) dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Layanan yang memanfaatkan penggunaan software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. Layanan yang memanfaatkan penggunaan software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Infromasi Layanan yang memanfaatkan penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi yang berguna dalam akses informasi kepada pelanggan/ pengguna

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN TUGAS MANAJEMEN JARINGAN Disusun Oleh : Nama : Nova Dyati Pradista Nim : 09011181320005 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Tugas : Ambil point ITIL lalu terangkan

Lebih terperinci

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( )

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( ) INCIDENT MANAGEMENT Patrisia Anggi A.W (125150400111040) Maulidina Rahmawati S. (125150401111046) Roisyatun Nadhifah (125150401111053) Latar Belakang ITIL versi ketigas (ITIL v3) intinya terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (IT) menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan, dikarenakan saat ini IT merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator

BAB III METODOLOGI. PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator BAB III METODOLOGI 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia. Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama

Lebih terperinci

Kata kunci: ASL, Application Management, Tata Kelola, Good Corporate Governance, PosPay

Kata kunci: ASL, Application Management, Tata Kelola, Good Corporate Governance, PosPay PERANCANGAN APPLICATION MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ASL CLUSTER MAINTENANCE & CONTROL STUDI KASUS IMPLEMENTASI APLIKASI POSPAY DI PT. POS INDONESIA BANDUNG B. Ricardo Saputra, Ari Fajar, Ridha

Lebih terperinci

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto Pengantar Meskipun high-level model tata kelola telah dikembangkan, belum tentu tata kelola tersebut benar-benar berhasil diterapkan. Pemahaman

Lebih terperinci

SOP PENGELOLAAN LAYANAN IT

SOP PENGELOLAAN LAYANAN IT 1 5 1. Tujuan Kebijakan ini bertujuan untuk mengatur pengelolaan layanan IT di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga pemenuhan layanan dapat dilaksanakan dengan cepat serta memberi manfaat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.

Lebih terperinci

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran

[Manual Aplikasi IT Service Desk] Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran 2012 Tim Pengelola Informasi dan Teknologi (Tim SIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran [Manual Aplikasi IT Service Desk] 2012 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. IT Support

Lebih terperinci

PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG)

PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG) Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG) Annisa Rachmi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Infrastruktur Teknologi Informasi

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Infrastruktur Teknologi Informasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Infrastruktur Teknologi Informasi Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori terkait dengan infrastruktur Teknologi Informasi seperti definisi dari infrastruktur teknologi

Lebih terperinci

An Introductory Overview of ITIL V3

An Introductory Overview of ITIL V3 An Introductory Overview of ITIL V3 A High Level Overview of the IT Infrastructure Library Musda Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Gambar... iii Daftar Tabel... iv Tentang Panduan Ini... iv 1. Pengantar...

Lebih terperinci

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: ENABLING PROCESSES COBIT 5: Enabling Processes (cont.) Source: COBIT 5, figure 29. 2012 ISACA All rights reserved. 2 Enabling Process COBIT 5 cont... Stakeholder : tiap proses memiliki stakeholder

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 Disusun oleh: Mukhamad Arif Kurniawan (17114619) Richart Wirianto (19114247) Indra Oktamara (15114300) FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014). BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) STMIK STIKOM Surabaya, Laboratorium Komputer (Labkom) menjadi salah satu bagian terpenting dalam menjamin kelangsungan proses praktikum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan topik di tata kelola COBIT, ada beberapa penelitian yang terkait dengan COBIT, terutama pada domain deliver, support and service, diantaranya

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1030

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1030 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1030 PERANCANGAN APPLICATION MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ASL CLUSTER MAINTENANCE & CONTROL STUDI KASUS IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 PENGEMBANGAN KONTROL PROBLEM DALAM TATA KELOLA MANAJEMEN PROBLEM BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL VERSI 3 (STUDI KASUS PADA ORGANISASI TI DI PT BANK ABCD) DEVELOPMENT PROBLEM CONTROL IN PROBLEM MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era data digital saat ini teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dukungan operasional bagi perusahaan yang mana itu adalah

Lebih terperinci

MODEL STRATEGI LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI

MODEL STRATEGI LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI MODEL STRATEGI LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI A r a d e a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya Abstrak Kerangka kerja disiplin teknologi informasi (TI) saat ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggunaan TI (Teknologi Informasi) sudah tidak dapat dipisahkan dengan proses bisnis suatu perusahaan sehingga TI menjadi penggerak bagi

Lebih terperinci

Kusuma Wardani

Kusuma Wardani Penggunaan Microsoft Operations Framework (MOF) Untuk Mencapai Standar ISO 20000 Kusuma Wardani manis.dani88@gmail.com http://kusumawardani2008.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 Megawati 1, Kridanto Surendro 2 1 Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl.H.R

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak perusahaan mengandalkan teknologi informasi sebagai faktor pendukung untuk meningkatkan keunggulan kompetitif demi mendukung terwujudnya strategi

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA E-ANGGARAN E-ANGGARAN E-ANGGARAN Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT), telah memberikan dukungan yang signifikan bagi kemajuan dunia

Lebih terperinci

PEMBUATAN TATA KELOLA PENENTUAN FUNGSI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT DAN ITIL (STUDI KASUS RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO)

PEMBUATAN TATA KELOLA PENENTUAN FUNGSI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT DAN ITIL (STUDI KASUS RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO) PEMBUATAN TATA KELOLA PENENTUAN FUNGSI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT DAN ITIL (STUDI KASUS RUMAH SAKIT DELTA SURYA SIDOARJO) Indriyanti Nirmalasari * dan Achmad Holil Noor Ali Manajemen

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengalihdayaan Pekerjaan Pada dasarnya, pekerjaan pemeliharaan yang melibatkan pihak kedua dalam menyampaikan layanan terkait dengan kegiatan operasional disebut juga dengan

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation)

Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation) Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi B-m@x dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation) Studi kasus PT.PLN Regional Jawa Barat dan Banten Nadya Febri Annisa,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI IV.1 Prosedur Evaluasi Penelitian yang dilakukan terhadap sistem pengelolaan piutang dan penerimaan kas pada PT LI merupakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, disadari ataupun tidak, persaingan dunia pendidikan ke depan akan semakin berat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci