BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI Tata Kelola TI Strategi TI terbaik adalah startegi TI yang selalu baru dan menyesuaikan perubahan bisnis dan kondisi pasar beserta isu isu yang berkembang, seperti yang diungkapkan oleh Lutchen (2004).Keterlibatan Board of Director (BOD) dalam menentukan strategi bisnis sudah sering terjadi namun keterlibatan pemimpin TI sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena masih menganggap bahwa TI sebagai service support dalam bisnis. Applegate (2009) berpendapat bahwa tata kelola TI yang baik dapat meningkatkan efektifitas dari perusahaan dengan memaksimalkan aset organisasi TI sehingga dapat mengoptimalkan tujuan bisnis serta melindungi investasi TI perusahaan termasuk sistem dan jaringan. Namun yang terjadi adalah banyak bagian TI yang saat ini belum selaras dengan strategi bisnis perusahaan seperti pendapat Lutchen (2004), misalnya: 1. TI tidak memiliki visi global dan strategi. 2. Pengeluaran TI belum bisa meningkatkan revenue bagi perusahaan.

2 9 3. TI dikelola sebagai pusat biaya (cost center) bukan sebagai profit center dan meningkatkan revenue. 4. TI belum menjadi bagian dalam perencanaan bisnis dan eksekusi. 5. Kepemimpinan TI telah terfragmentasi di dalam perusahaan dan sangat dibatasi kemampuan organisasinya dalam meningkatkan dan menjadi pendorong bisnis. 6. TI belum memiliki titik fokus tunggal yang bertanggungjawab dan dapat diperhitungkan dalam mengelola, memimpin dan meningkatkan investasi perusahaan. Dengan kata lain keadaan yang ada di divisi TI saat ini (maturity level) sangat membutuhkan masukan dan solusi untuk mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan internal perusahaan Tingkat Kematangan Tingkat kematangan atau maturity level sangat diperlukan untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana tingkat operasional dari sebuah organisasi. Seperti yang diungkapkan Suryani (2009) bahwa semakin tinggi tingkat kematangan maka semakin baik proses tata kelola TI, dimana secara tidak langsung berarti semakin diandalkan dukungan teknologi informasi dalam proses pencapaian tujuan organisasi.

3 10 Pengukuran tingkat kematangan dapat menggunakan COBIT, ISO maupun ITIL.Namun kali ini Penulis melakukan pengukuran tingkat kematangan pada manajemen insiden dan manajemen masalah menggunakan metrik IT Service Management (ITSM) seperti yang disampaikan oleh Dugmore, Macfarlane dan Jenny (2006) dimana ITSM merupakan dasar dari ITIL dan ISO.Hal ini juga diungkapkan Menken (2010) dimana ISO / IEC dapat digunakan sebagai assessment bagi IT Service Management, business provider, dan layanan TI suatu bisnis. Gambar 2.1: ISO Process Frameworks (DiMaria, 2006) Pada ISO komponen manajemen insiden dan manajemen masalah terdapat pada Resolution Process seperti yang dipresentasikan oleh DiMaria (2006) pada gambar 2.1.Resolution process adalah salah satu bagian dari ISO yang berbicara mengenai penyelesaian yang dalam hal ini menyangkut

4 11 insiden dan masalah.didalamnya berisi standard yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan ketetapan internal sebuah organisasi dalam pengaturan manajemen insiden dan manajemen masalah. Sedangkan pada ITIL v3 komponen manajemen insiden dan manajemen masalah berada pada Service Operation Proses pada gambar 2.3. Dari hasil pengukuran maturity levelakan diketahui sejauh mana tata kelola TI dan kearah mana tujuan perbaikan akan dilakukan, tentunya dengan melihat area proses yang menjadi konsentrasi perbaikan. Tingkatan dari maturity level diilustrasikan oleh CMMI Product team (2002) seperti pada gambar 2.2. Gambar 2.2: Tingkat Kematangan (CMMI Product team, 2002)

5 Goal Question Metrics (GQM) Metrik atau parameter atau ukuran penilaian kualitatif digunakan untuk mengukur atau membandingkan atau sebagai alat untuk melacak kinerja suatu proses. Dari sisi bisnis, metrik adalah pengukuran yang digunakan untuk mengukur beberapa komponen kualitatif seperti kinerja suatu proses dalam organisasi atau investasi (ROI). Salah satu metrik yang sering digunakan dan telah diterapkan oleh berbagai tool kerangka kerja adalah Goal Question Metics (GQM). Konsep GQM digunakan oleh ITSM, ITIL, COBIL, ISO dan kerangka kerja lainnya guna mengetahui apakah proses telah mencapai tujuan organisasi atau individu. Goal Question Metric memberikan tiga tingkatan dalam model pengukuran, yaitu: 1. Conceptual Level (Goal); Sebuah tujuan diberikan untuk sebuah objek dengan berbagai alasan, serta hubungan dengan berbagai model yang berkualitas dari berbagai sudut pandang dan relative terhadap lingkungan tertentu. 2. Operational Level (question); Merupakan satu set pertanyaan yang digunakan untuk menentukan model pembelajaran dan untuk selanjutnya berfokus kepada objek untuk mencari penilaian atau pencapaian tujuan tertentu.

6 13 3. Quantitative Level (metric); Merupakan sati set metric berdasarkan modelmodel yang terkait dengan setiap pertanyaan untuk dijawab dalam cara yang terukur. GQM mewakili pendekatan sistematis (metrik) untuk menyesuaikan dan mengintegrasikan tujuan dan proses. GQM mendefinisikan tujuan tertentu, memurnikan tujuan ke pertanyaan, dan mendefinisikan metrik yang dapat menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan. Dengan adanya metrik ini maka akan terkumpul data untuk analisa dan menghasilkan informasi bagi organisasi dalam rangka menyusun strategi bisnis kedepan untuk mencapai visi organisasi ITIL v3 Information Technology Infrastructure Library (ITIL) versi 1 diperkenalkan pada awal tahun 1980 oleh Office Government Commerce (OGC). Versi 1 sebanyak 40 publikasi dengan fokus mengatur teknologi. Versi 2 diluncurkan dengan 8 buku pada tahun 1990 dengan fokus pada implementasi proses layanan manajemen (implementing service management process). Untuk selanjutnya pada pertengahan tahun 2007 versi 3 keluar dengan 6 buku dan berfokus kepada manajemen layanan TI (IT Service Management). Menurut Arraj (2012) berdasarkan best practice panduan ITIL telah menunjukkan keberhasilan dalam mendorong bisnis secara konsisten, efisien dan sempurna dalam mengatur layanan TI. Sejak ITIL menggunakan pendekatan manajemen layanan TI maka

7 14 konsep dari sebuah layanan harus didiskusikan bersama seluruh komponen organisasi. Peranan unit bisnis sangat berperan dalam membantu menentukan strategi TI kedepan yang akan menjadi bagian dari strategi bisnis organisasi. Brooks (2006) mengungkapkan bahwa ITIL dibuat untuk menyelaraskan TI dengan kebutuhan bisnis, sama halnya dengan metode COBIT atau Six Sigma yang secara bersama sama untuk menunjang kebutuhan tujuan bisnis dan kebutuhan stakeholder yang bervariasi, dimana sudah menjadi bagian dan peranan TI dalam memberikan layanan terhadap tujuan bersama. Gambar 2.3: Information Technology Infrasructure Library v3framework

8 15 ITIL dapat berdiri sendiri, mendefinisikan dan membantu organisasi dalam membuat regulasi serta kebijakan yang dibutuhkan bagi manajemen TI. ITIL v3 memiliki 5 tingkat layanan, yaitu: 1. Service Strategy. 2. Service Design. 3. Service Transition. 4. Service Operation. 5. Continual Service Improvement. Secara lifecycle ITIL v3 dapat dilukiskan seperti pada gambar 2.3.Lima komponen kunci service support jika dipetakan ke dalam ITIL v3 akan menjadi: A. Service Operation Process a. Incident management b. Problem management B. Service Transition Process a. Configuration management b. Change management c. Release management Sesuai dengan fokus pada tesis kali ini maka ada 2 komponen yang akan dibahas meliputi manajemen insiden dan manajemen masalah.

9 Manajemen Insiden Manajemen insiden adalah salah satu sub proses dari ITIL v3 yang dibutuhkan bagi setiap perusahaan untuk mengimplementasikan TI operasaional yang lebih baik. Manajemen insiden didefinisikan sebagai suatu kegiatan organisasi untuk analisa dan menanggulangi bahaya.terminology manajemen insiden menurut Taylor (2007) adalah semua kejadian yang bukan bagian dari operasi standar layanan, dan kejadian yang menyebabkan atau dapat menyebabkan sebuah gangguan atau penurunan kualitas dari layanan tersebut. Dengan adanya manajemen insiden maka akan didapatkan keuntungan bagi penyedia TI, misalnya: 1. Untuk memahami dan memenuhi persyaratan pelanggan / pengguna. 2. Untuk memperbaiki proses internal guna menghasilkan nilai tambah bagi pengguna. 3. Untuk menggunakan sumber daya secara efisien dan memberikan nilai keuntungan secara financial. 4. Untuk menyediakan fleksibilitas yang lebih besar dalam penyediaan layanan Manajemen Masalah Manajemen Masalah adalah suatu fungsi bisnis yang terdiri dari orang, proses dan teknologi terorganisis dan digunakan untuk menyelesaikan masalah pelanggan / pengguna, seperti yang diungkapkan Walker (2001). Sedangkan menurut Taylor (2007), masalah diartikan sebagai penyebab satu atau lebih

10 17 adanya insiden.fungsi ini secara tradisional menjadi tanggung jawab dan dikelola oleh bagian helpdesk.masalah dan pertanyaan berasal dari pengguna / pelanggan, baik internal maupun eksternal. Dengan adanya manajemen masalah maka akan memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut: 1. Semakin tingginya ketersediaan layanan TI. 2. Untuk meningkatkan produktifitas sumber daya bisnis dan TI. 3. Untuk mengurangi pengeluaran seputar pekerjaan dan atau perbaikan yang tidak perlu. 4. Pengurangan biaya atas pekerjaan yang berulang akibat adanya permasalahan Service Level Agreement (SLA) Wustenhoff (2002) mengungkapkan bahwa SLA adalah sebuah ketetapan yang disetujui antara penyedia jasa dan konsumen.dengan adanya SLA maka terjaga hubungan baik antara penyedia jasa dengan konsumen. Batasan batasan dan ketetapan yang disetujui tertuang dalam SLA akan menjaga koitmen bersama dalam suatu hubungan kerjasama. Seperti yang diungkapkan oleh Wustenhoff (2002) bahwa SLA yang baik memiliki 5 aspek utama, yaitu: 1. Apakah penyedia jasa akan mewujudkan janji janjinya.

11 18 2. Bagaimana penyedia jasa akan mewujudkan janji janjinya. 3. Siapa yang akan mengatur layanan dan bagaimana caranya. 4. Apa yang terjadi jika penyedia gagal memberikan layanan yang dijanjikan. 5. Bagaimana SLA akan berubah dari waktu ke waktu. Dalam penulisan ini penyedia jasa adalah divisi TIsedangkan konsumen adalah pengguna layanan dari divisi TI.SLA digunakan sebagai dasar dari Sevice Level Managament (SLM) untuk selanjutnya sebagai tingkat Operational Level Agreement (OLA) Fishbone Diagram Gambar 2.4: Fishbone Diagram

12 19 Fishbone diagram (diagram tulang ikan) atau dikenal juga dengan Ishikawa diagram diperkenalkan oleh Khoru Ishikawa pada tahun 1960, yang pada saat itu mempelopori proses manajemen mutu di galangan kapal Kawasaki Jepang dan menjadi salah satu pendiri manajemen modern. Diagram tulang ikan ditunjukkan seperti gambar 2.4. Penyebab (Cause) biasanya dikelompokkan dalam beberapa kategori utama untuk menidentifikasi sumber sumber yang bervariasi. Kategori kategori biasanya meliputi: 1. People; Siapa saja yang terlibat dalam proses. 2. Methods; Bagaimana proses dilakukan dan persyaratan khusus untuk melakukan, misanya prosedur, kebijakan, aturan dan lain lain. 3. Machines; Peralatan pendukung proses. 4. Materials; Bahan baku, suku cadang dalam membuat produk. 5. Measurment; Data yang digunakan untuk mengukur suatu proses. 6. Environtment; Kondisi, budaya kerja dan iklim. Dengan membuat daftar penyebab seperti pada kategori penyebab diatas maka akan dapat dicarikan solusi dari effek / permasalahan suatu proses. Hal ini tentu memudahkan bagi analis untuk menentukan mana yang menjadi faktor utama dan faktor sekunder.

13 Flowchart Diagram Flowchartdiagram adalah diagram yang merepresentasikan sebuah proses yang ditunjukkan melalui langkah-langkah yang dilambangkan dalam berbagai macam bentuk bangun ruang yang disusun dalam alur urutan tertentu yang dihubungkan oleh tanda panah. Diagram ini dapat memberikan langkah-langkah pemecahan sebuah masalah.flowchart dapat digunakan untuk menganalisa, mendesain, dokumentasi atau mengatur sebuah proses atau program seperti yang ditunjukan pada gambar 2.5.

14 21 Gambar 2.5: Contoh Flowchart Diagram DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify) Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju perbaikan maka dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi, seperti yang diungkapkan Simon (2003).Saat ini ada pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma

15 22 yaitu DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify). Metodologi DMADV dapat digunakan pada perusahaan yang belum mempunyai produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan pelanggan. Metodologi DMADV terdiri dari: 1. Define, menentukan tujuan proyek dan ekspetasi pelanggan. 2. Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi serta kebutuhan pelanggan. 3. Analyze, menganalisa beberapa pilihan proses yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 4. Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 5. Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan Penelitian Sebelumnya Tehrani & Mohamed (2011) berpendapat bahwa manajemen insiden dan manajemen masalah merupakan dua aktifitas utama ITIL dalam service framework yang menangani semua insiden sampai dengan akar permasalahan masing-masing masalah.dari pendapat yang disampaikan dapat diketahui bahwa manajemen insiden dan manajemen masalah merupakan sebuah kesatuan yang

16 23 saling mendukung untuk mengendalikan setiap insiden hingga masalah yang terjadi.oleh karena itu dalam penulisan ini manajemen insiden dan manajemen masalah adalah komponen utama yang diteliti dan tidak dapat dipisahkan.sedangkan service deskadalah sala satu tool yang secara luas digunakan oleh kebanyakan organisasi untuk memberikan layanan dan dukungan teknis secara tepat dan cepat, dimana manajemen insiden dan manajemen masalah dari ITIL framework menjadi landasan dasar dari service desk. Seiring dengan perkembangan teknologi, tren industri manufaktur sudah bergeser kearah pemanfaatan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas seperti yang disampaikan oleh McLaughlin, Motwani, Madan & Gunasekaran (2003).Pemanfaatan TI dalam industri manufaktur khususnya PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills menciptakan sebuah perbedaan antara organisasi dengan kompetitor dan memberikan sebuah peluang untuk terus melakukan perbaikan berkelanjutan.contoh pemanfaatan TI dalam industri manufaktur adalah implementasi Supply Chain Management untuk meningkatkan efektifitas dalam mendapatkan keuntungan yang kompetitif. PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills sebagai salah satu pelaku industri manufaktur peleburan besi tidak lepas dari perkembangan TI.Selaras dengan penyampaian Richardson & Mahfouz (2011) bahwa dengan menyelaraskan antara sumber daya manusia, proses dan teknologi maka akan tercapai tingkat kematangan Divisi TI sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka PT JCSM juga mempunyai keinginan yang kuat untuk memperkuat Divisi TI khususnya tingkat kematangan pada manajemen insiden dan manajemen masalah.

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tata kelola departemen TI Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai mencerminkan perubahan bisnis dan kondisi pasar serta isu-isu yang berkembang (D.Lutchen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Gamatechno Indonesia sebagai organisasi yang menyediakan solusi total Teknologi Informasi (TI) dengan fokus bisnis pada penyediaan produk software serta jasa konsultasi,

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ Hamzah Agung (9109205411) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, MSc Latar Belakang PT XYZ merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak perusahaan mengandalkan teknologi informasi sebagai faktor pendukung untuk meningkatkan keunggulan kompetitif demi mendukung terwujudnya strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service. dari orang, proses dan teknologi informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management adalah Manajemen pelaksanaan dan pengelolaan layanan TI agar berkualitas dan memenuhi kebutuhan bisnis. IT Service Management dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peristiwa yang real mengenai rencana proses design pada layanan IT dengan menggunakan framework ITIL v3 pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Teknologi Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung operasional PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills.Dalam hal ini penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information Technology (IT).Kunci

Lebih terperinci

Manejemen Pusat Data

Manejemen Pusat Data Manejemen Pusat Data Modul ke: 03 Fakultas Ilmu Komputer ITSM (Management Layanan Teknologi Informasi) Dian Wirawan, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika ITSM (BERBASIS ITIL V3) Management Pusat

Lebih terperinci

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Agenda Permasalahan Service Service Management Apa itu ITIL? Komponen ITIL Daur hidup ITIL Permasalahan Business Manager & IT Manager Perencanaan strategis IT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II 1 LANDASAN TEORI 1.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan penelitian yang didukung oleh penelitian sebelumnya milik Sutomo dan Ayuningtyas pada Februari 2014 dengan judul "Penentuan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) adalah layanan yang terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ

EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ EVALUASI LAYANAN SERVICE DESK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN ITIL V3 DI PT XYZ Hamzah Agung 1) dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya penerapan teknologi informasi tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya penerapan teknologi informasi tidak lepas dari 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam upaya penerapan teknologi informasi tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang timbul pada tahap implementasi. Implementasi teknologi informasi perlu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Metodologi Studi kasus adalah ilmu tentang kerangka kerja dalam

BAB III METODOLOGI. Metodologi Studi kasus adalah ilmu tentang kerangka kerja dalam 48 BAB III METODOLOGI Metodologi Studi kasus adalah ilmu tentang kerangka kerja dalam melaksanakan suatu Studi kasus yang bersistem (Tejoyuwono, 2006). Pembahasan mengenai metodologi pada studi kasus ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Process Improvement Upaya perbaikan proses disebabkan karena berbagai alasan, secara tradisional, tujuan utama perbaikan proses adalah untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI. layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Layanan Sistem dan Teknologi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan layanan yang berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

Lebih terperinci

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT

INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT INFORMATION TECHNOLOGY SERVICE MANAGEMENT 06PEM Kelompok 8 Hari Cahya Nugraha 1501203064 Ratu Dewi Ayu M 1501201885 Alena Rizki 1501185534 Teddy Marzen S 1501185673 Zuageri Adhirahmana 1501187016 APA ITU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini berperan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010

Seminar Nasional Informatika 2010 (semnasif 2010) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 22 Mei 2010 SISTEM MANAJEMEN INSIDEN PADA PROGRAM MANAJEMEN HELPDESK DAN DUKUNGAN TI BERDASARKAN FRAMEWORK ITIL V3 (STUDI KASUS PADA BIRO TEKNOLOGI INFORMASI BPK-RI) Tumpal Paradongan Silitonga 1), Achmad Holil Noor

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Membangun kontrol internal yang kuat dalam Teknologi Informasi (TI) dapat membantu organisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang TI di kalangan eksekutif, membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan state-of-the-art teknologi informasi. Saat ini, Perkom telah melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan state-of-the-art teknologi informasi. Saat ini, Perkom telah melayani BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perkom Indah Murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan Perkom adalah salah satu penyedia layanan IT terkemuka di Indonesia. Perkom didirikan pada tahun 1983

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era data digital saat ini teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dukungan operasional bagi perusahaan yang mana itu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggunaan TI (Teknologi Informasi) sudah tidak dapat dipisahkan dengan proses bisnis suatu perusahaan sehingga TI menjadi penggerak bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, para praktisi bisnis di indonesia mulai sadar akan pentingnya Information Technology dalam peningkatan kinerja suatu bisnis. Salah satu pendorongnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL

PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL PENGGUNAAN FRAMEWORK ITIL DALAM AUDIT PERUSAHAAN TELKOMSEL OLEH EKA SAPUTRA DESTILVIANUS 321110012 JONATHAN HENRY GUNAWAN 321110013 MARGARETHA FELICIA 321110017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penilitian terhadap penerapan Best Practice IT Service Management yang dilakukan pada Service Desk IT PT. Matahari Putra Prima, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC

ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC ANALISA GAP UNTUK PERANCANGAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN TI BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL 2011 PADA PT BANK ABC Valentino Budi Pratomo 1) dan R.V. Hari Ginardi 2) 1) Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 PERANCANGAN TATA KELOLA SERVICE DESK MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY ( ITIL ) V. 3 PADA PT BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA Rendra Wijaya 1) dan R. V. Hari Ginardi

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Aplikasi SLiMS pada Pelayanan Teknologi Informasi Menggunakan Framework

Pengukuran Kinerja Aplikasi SLiMS pada Pelayanan Teknologi Informasi Menggunakan Framework Pengukuran Kinerja Aplikasi SLiMS pada Pelayanan Teknologi Informasi Menggunakan Framework ITIL v.3 (Studi Kasus: Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) berkembang dengan cepat, dan hal ini memberi peluang pemanfaatannya.. Perkembangan tersebut dapat memberi peluang akan inovasi produk atau

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-175 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-175 Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja Itil V3 dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (IT) menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan, dikarenakan saat ini IT merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari suatu perusahaan.

Lebih terperinci

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3

Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Pengantar IT Infrastructure Library Versi 3 Oleh: Arrianto Mukti Wibowo, M.Sc., Dr.*, CISA, CGEIT* (*cand.) amwibowo@cs.ui.ac.id 0856-8012508, 311ef9ee Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Perkenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak tantangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak tantangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan ketatnya persaingan bisnis yang ada, kualitas dukungan layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan sebuah layanan yang memanfaatkan kegunaan dari software, hardware, dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Menurut Fawwaz Elkarmi, Nazih Abu Shikhah, dkk (A Novel Methodology for Project Assessment and Evaluation. Scientific Research, 2011, p262)[1] evaluasi adalah membandingkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward dan Peppard (2002), Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN TUGAS MANAJEMEN JARINGAN Disusun Oleh : Nama : Nova Dyati Pradista Nim : 09011181320005 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Tugas : Ambil point ITIL lalu terangkan

Lebih terperinci

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc

MAKALAH KEAMANAN INFORMASI. Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar. Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc MAKALAH KEAMANAN INFORMASI Oleh : Muhammad Shodiqil Khafili Djakfar 2110155027 Dosen Pengajar : Ferry Astika Saputra, ST, M.Sc Pendahuluan Informasi merupakan aset yang sangat penting bagi Instansi penyelenggara

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu Aileen dkk (2009), Implementation of IT Infrastructure Library (ITIL) in Australia: Progress and success factors. Penelitian ini difokuskan pada 3 (tiga)

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation)

Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation) Analisis Penilaian Kesiapan & Implementasi Sistem Informasi B-m@x dengan ITIL Versi 3 pada Domain Service Transition & Service Operation) Studi kasus PT.PLN Regional Jawa Barat dan Banten Nadya Febri Annisa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, nasabah bank memerlukan aplikasi SMS Banking untuk mendukung bisnis dan mempersingkat waktu transaksi. Penggunaan aplikasi SMS Banking memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap

BAB 3 METODOLOGI. kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap BAB 3 METODOLOGI Pembahasan mengenai metodologi studi kasus ini mencakup desain studi kasus dan metode pengumpulan data. Desain studi terdiri atas tahap-tahap berdasarkan proses continous service improvement

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SERVICE DESIGN PADA LAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3

PERANCANGAN SERVICE DESIGN PADA LAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3 PERANCANGAN SERVICE DESIGN PADA LAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3 DESIGN OF SERVICE DESIGN ON PASSENGER TRANSPORT SERVICE PT. KERETA API INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi pada zaman sekarang telah menjadi hal mutlak bagi siapapun. Teknologi informasi menghadirkan pilihan bagi setiap orang untuk dapat terhubung

Lebih terperinci

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( )

INCIDENT MANAGEMENT. Patrisia Anggi A.W ( ) Maulidina Rahmawati S. ( ) Roisyatun Nadhifah ( ) INCIDENT MANAGEMENT Patrisia Anggi A.W (125150400111040) Maulidina Rahmawati S. (125150401111046) Roisyatun Nadhifah (125150401111053) Latar Belakang ITIL versi ketigas (ITIL v3) intinya terdiri dari lima

Lebih terperinci

DESAIN SERVICE LEVEL AGREEMENT UNTUK LAYANAN TI / SI DI POLITEKNIK TELKOM MENGGUNAKAN INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL)

DESAIN SERVICE LEVEL AGREEMENT UNTUK LAYANAN TI / SI DI POLITEKNIK TELKOM MENGGUNAKAN INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL) DESAIN SERVICE LEVEL AGREEMENT UNTUK LAYANAN TI / SI DI POLITEKNIK TELKOM MENGGUNAKAN INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL) Aktaria Hidapratiwi 1, *) dan Arif Djunaidy 2) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Teknologi Informasi (TI). Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan layanan e-government memiliki maksud dan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan layanan e-government memiliki maksud dan tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan layanan e-government memiliki maksud dan tujuan yang baik, namun dalam implementasi dan perkembangannya belum tentu efektif dan tepat sasaran, atau kualitas

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3

USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 USULAN TATA KELOLA MANAJEMEN INSIDEN DAN MASALAH BERDASARKAN KOMBINASI COBIT 4.1 DAN ITIL V3 Megawati 1, Kridanto Surendro 2 1 Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl.H.R

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ITIL Menurut Erna Infitahrina (2007) bahwa seiring dengan ketatnya persaingan bisnis yang ada, kualitas dukungan layanan perusahaan terhadap client perlu ditingkatkan. Banyak

Lebih terperinci

PENERAPAN BEST PRACTICE IT SERVICE MANAGEMENT DALAM PERBAIKAN IT SERVICE DESK: STUDI KASUS PT. MATAHARI PUTRA PRIMA

PENERAPAN BEST PRACTICE IT SERVICE MANAGEMENT DALAM PERBAIKAN IT SERVICE DESK: STUDI KASUS PT. MATAHARI PUTRA PRIMA PENERAPAN BEST PRACTICE IT SERVICE MANAGEMENT DALAM PERBAIKAN IT SERVICE DESK: STUDI KASUS PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Hendra Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada suatu perusahaan atau organisasi. Hampir setiap perusahaan atau organisasi memiliki TI yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, disadari ataupun tidak, persaingan dunia pendidikan ke depan akan semakin berat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang berjudul Rancangan Strategi Layanan Teknologi Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi membahas

2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang berjudul Rancangan Strategi Layanan Teknologi Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi membahas 1. Pendahuluan Ketersediaan layanan Teknologi Informasi (TI) pada perguruan tinggi menjadi salah satu faktor penting yang menentukan berkembangnya suatu perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan layanan TI

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kepada stakeholder utama, yaitu mahasiswa, dosen, dan. bisnis Labkom (Sutomo dan Ayuningtyas, 2014). BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) STMIK STIKOM Surabaya, Laboratorium Komputer (Labkom) menjadi salah satu bagian terpenting dalam menjamin kelangsungan proses praktikum

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROSEDUR PENANGANAN INSIDEN INFRASTUKTUR JARINGAN DENGAN COBIT 4

PEMBUATAN PROSEDUR PENANGANAN INSIDEN INFRASTUKTUR JARINGAN DENGAN COBIT 4 PEMBUATAN PROSEDUR PENANGANAN INSIDEN INFRASTUKTUR JARINGAN DENGAN COBIT 4.1 DAN ITIL V3 PADA BIDANG PENGELOLAAN INFRASTUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DISKOMINFO R. Okky Ganinda Priotomo Abstrak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi kasus pada CM yang dilaksanakan Direktorat IT Binus, secara spesifik oleh IT AMD dengan menggunakan ITIL V3 untuk memperbaiki proses, maka kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah Organisasi. Didirikan pada tahun 1987, PT Sigma Cipta Caraka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah Organisasi. Didirikan pada tahun 1987, PT Sigma Cipta Caraka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Organisasi Didirikan pada tahun 1987, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) adalah perusahaan yang menyediakan end-to-end ICT Solutions. Memperkerjakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 IT Service Management IT Service Management mendukung praktek terbaik dalam manajemen dan tata kelola infrastruktur TI saat ini, termasuk komputerisasi infrastruktur yang mendasari

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto Pengantar Meskipun high-level model tata kelola telah dikembangkan, belum tentu tata kelola tersebut benar-benar berhasil diterapkan. Pemahaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Framework Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 sebanyak 92% pada incident bisnis kritis pada tahun 2003. Dari beberapa fakta di atas terbukti bahwa ITIL framework dapat memberikan solusi penanganan incident di perusahaan. Pada penelitian ini, ITIL

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR

DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR Yogantara

Lebih terperinci

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL)

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Arsitektur ITIL adalah seperti gambar dibawah ini : IT Infrastructure Library (ITIL) adalah sebuah kerangka best practice untuk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 PENGEMBANGAN KONTROL PROBLEM DALAM TATA KELOLA MANAJEMEN PROBLEM BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL VERSI 3 (STUDI KASUS PADA ORGANISASI TI DI PT BANK ABCD) DEVELOPMENT PROBLEM CONTROL IN PROBLEM MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan tahapan yang dibutuhkan dalam Tugas Akhir ini, agar dalam pengerjaan yang dilakukan dapat terarah dan sistematis. Penelitian ini dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tinjauan pustaka dalam thesis ini tidak terlepas dari penelitian yang menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi. Perkembangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG)

PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG) Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SERVICE DESK BERDASARKAN KERANGKA KERJA ITIL V3 (STUDI KASUS: PT XYZ, TANGERANG) Annisa Rachmi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) Kenapa Cetak Biru TIK Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator

BAB III METODOLOGI. PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator BAB III METODOLOGI 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Bakrie Telecom, tbk (BTEL) adalah perusahaan operator telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia. Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya merupakan sebuah perguruan tinggi yang mengembangkan dan menerapkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan dampak pada berkembangnya proses bisnis. Proses bisnis dengan dukungan TI dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

Indeks Penilaian Kematangan (Maturity) Manajemen Keamanan Layanan TI

Indeks Penilaian Kematangan (Maturity) Manajemen Keamanan Layanan TI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Indeks Penilaian Kematangan (Maturity) Manajemen Keamanan Layanan TI Farroh Sakinah 1), Bambang Setiawan 2) Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peran teknologi informasi menjadi kian vital dalam mendukung perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. peran teknologi informasi menjadi kian vital dalam mendukung perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi memiliki peran penting dalam mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Seiring bertumbuhnya bisnis yang dijalankan, peran teknologi

Lebih terperinci