I. PENDAHULUAN. penciptaan, modifikasi serta mengevaluasi alat dan mesin pertanian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. penciptaan, modifikasi serta mengevaluasi alat dan mesin pertanian."

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisasi pertanian merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang penciptaan, modifikasi serta mengevaluasi alat dan mesin pertanian. Perkembangan alat dan mesin pertanian cukup tinggi terjadi di indonesia. Hal ini setara dengan upaya yang telah dilakukan untuk menciptakan teknologi tepat guna alat dan mesin pertanian. Berbagaiupaya telah dilakukan secara terus menerus dalam rangka pengembangan teknologi alat dan mesin pertanian sehingga dapat mempertinggi produktivitas kerja dibidang mekanisasi pertanian. Mahasiswa teknologi pertanian adalah sekumpulan oarang - orang dengan status kemahasiswaan perguruan tinggi yang belajar dan mengkaji ilmu - ilmu yang berhubungan dengan alat dan mesin pertanian. Mahasiswa Teknologi Pertanian berperan dalam menyalurkan serta mengembangkan ide dan pemikirannya untuk menciptakan, memodifikasi, mengujimengavaluasi dan menganalisa alat dan mesin pertanaian. Teori - teori yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaat alat dan mesin pertanian yang didapati di bangku perkuliahan Politeknik Payakumbuhperlu adanya hubungan timbal balik antara ilmu yang didapati dari pihakperguruan tinggi dengan pihak masyarakat. Realita pemasalahan terutama yang terkaiat dengan alat dan mesin pertanian yang ada dimasyarakat terkadang tidak semudah teori yang didapatkan perkuliahan. Laporan Tugas Akhir 1 Mesin dan Peralatan Pertanian

2 Pengalaman kerja praktek mahasiswa bagi mahasisawapoliteknik Pertanaian Universitas analas membuka peluang untuk mengaplikasikan ilmu serta teori yang didapat diperkuliahan. Aplikasi ini sangat penting dalam rangka pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya bagi mahasiswa Teknik itu sendiri. PKPM (Pengalaman kerja praktek mahasiswa) ini sekaligus untuk memebuktikan peranan mahasiswa dilingkungan masyarakat serta mampu menyumbangkan orisinilitas pemikiran dalam usaha untuk menciptakan dan memodifikasi dan uji kenrja alat dan mesin pertanian yang bermutu dan tepat guna dimasa mendatang. Tanaman tebu adalah tumbuhan yang banyak dibudidayakan masarakat.indonesia yang akan meningkatkan devisa negara dalam produksi gula nantinya dan akan menambah lapang lapangan pekerjaan. Untuk mendapatkan hasil tebu yang berkualitas, pembibitan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena untuk mendapatkan hasil tebu yang mengandung gula tinggi perlakuan terhadap bibit sangat berpengaruh.ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pembibitan tebu ini yaitu dengan cara pemotogan bibit dengan mengunakan pisau(manual) (Mulyana, W. 2001) Melakukan pemotongan bibit dengan cara mengunakan pisau (manual) akan membutuhkan waktu yang lama dan akan memerlukan tenaga yang besar untuk pengoprasian nya, hasil potongan yang kurang memuaskan. Pemotongan bibit tebu dengan manual banyak mengakibatkan kecelakaan kerja bagi pekerja karena tidak memiliki pelindung apapun. Namun karena timbulnya permasalahan demikian didesain Mesin Pemotong Bibit Tebu (Bud seed) Pisau Bergerigi Tipe Laporan Tugas Akhir 2 Mesin dan Peralatan Pertanian

3 Unit Pisau Statis yang diharapkan akan mempermudah pekerjaan petani dan akan mengurangi kecelakaan kerja,hasil pemotongan yang memuaskan. Untuk mengetahui kinerjamesin pemotong bibit tebu ini akan dilakukan "Uji Kinerja Pemotng Bibit Tebu (Bud Seed) Pisau Bergerigi Posisi Dinamis "sehingga mesin ini bisa di gunakan oleh petani nantinya Tujuan Adapun Tujuan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa/PKPM merupakan salah satu kegiatan praktek yang harus di lakukan oleh mahasiswa semester VI Politeknik Pertanian Unanddi luar kampus, secara mandiri dan terjaduwal ± 16 minggu. Selama melaksanakan kegiatan PKPM di harapakn mahasiswa memperoleh ketrampilan yang memadai serta wawasan yang lebih luas terutama dalam pengujian prinsip kerja alat pemotong bibit tebu dan kenrja alat pemototng bibit tebu. Menerapkan ilmu-ilmu yang di dapat dari perkuliahan untuk mempelajari masalah alat mesin pertanian, 1.3.Manfaat Manfaat yang didapat dari pengujian alat pemotong bibit tebu dengan sistim pisau dinamis 1. Memperdalam ilmu desain yang diperoleh dari bangku kuliah(teori) pada lembaga penelitian untuk diterapkan 2. Membantu petani dalam menyediakan bibit tebu yang baik Laporan Tugas Akhir 3 Mesin dan Peralatan Pertanian

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian m diatas permukaan laut (dpl). Tanaman ini menyebar ke kepulauan Solomon dan Kaledonia Baru. Ekspansi tanaman ini ke arah timur Papua New Guinea berlangsung pada 6000 SM, dimana tebu mulai menyebar ke Indonesia, Filipina dan India. (Kotler, et all, 208) Tanaman tebu mulai dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia (saat itu namanya masih Hindia Belanda) ketika Gubernur Van der Bosch mencetuskan sistem Tanam Paksa pada tahun Tebu ditetapkan menjadi tanaman utama Hindia Belanda bersama kopi, tembakau, kina, karet dan kelapa sawit. Dengan demikian, dibuatlah secara masif perkebunan tebu di Pulau Jawa dan Madura. Perkebunan tebu terbentang dari Cirebon hingga Semarang, selatan Muria hingga Juwana, daerah Mataram, Madiun, Kediri, Besuki, sepanjang Probolinggo hingga ke Malang melalui Pasuruan, dari Surabaya barat daya hingga Jombang (Notosusanto dan Poesponegoro, 2008). Defisit gula Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula nasional mulai dirasakan sejak tahun Defisit ini terus meningkat dan hanya bisa dipenuhi melalui impor gula. Dengan harga gula dunia yang tinggi dan defisit yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinya pengurasan devisa negara. Pada Laporan Tugas Akhir 4 Mesin dan Peralatan Pertanian

5 tahun 2007, misalnya, Indonesia mengimpor gula sebanyak 3,03 juta ton dengan nilai US$ 1,05 milyar. Untuk mengatasi defisit ini telah dilakukan usaha peningkatan produksi gula nasional. Usaha ini memberikan hasil dengan meningkatnya produksi gula nasional dari 2,05 juta ton tahun 2004 menjadi 2,8 juta ton tahun 2008 dan diperkirakan tahun 2009 mencapai 2,9 juta ton. Akan tetapi kenaikan produksi ini juga diikuti dengan kenaikan konsumsi. Pada tahun 2009 konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 4,8 juta ton. Sehingga terjadi defisit gula nasional tahun 2009 sebesar 1,9 juta ton. Gambaran ini menunjukkan usaha pembangunan industri gula tebu nasional, berupa perluasan areal pertanaman tebu (Ditjenbun, 2004) Masalah lain yang berakibat tanaman tebu kurang atau rendahnya efisiensi industri gula nasional adalah kondisi varietas tebu dan penyedian bibit yang belum bagus, hal ini berdampak pada pertumbuhan bibit yang berkepanjangan, dan banyaknya tebu masak lambat yang ditebang dan diolah pada masa awal sehingga rendemen menjadi rendah. Penerapan teknologi budidaya tebu juga belum dilaksanakan secara optimal dan banyak tanaman tebu dengan ratun lebih dari 3 kali. Namun karena kemajuan teknologi pertanian untuk pemotongan bibit tebu diciptkan Mesin memotong bibit tebu dengan Sistim Pisau dinamis, yang bisa membantu petani dalam hal mempermudah pekerjaan pemotongan bibit tebu dengan hasil pertumbuhan yang bagus.tanaman tebu tergolong tanaman perdu dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Barat disebut Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Tebu atau Rosan. Sistematika tanaman tebu adalah: Laporan Tugas Akhir 5 Mesin dan Peralatan Pertanian

6 Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Species : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledone : Graminales : Graminae : Saccharum : Saccarum officinarum Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula danvetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. (Ditjenbun (2011), Manfaat tebu antara lain :(a) Pembuatan gula, (b)bahan bakar, (c) minuman segar, dan lain sebagai nya. Pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air. Daun tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak; selain menghemat minyak tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas. Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses Laporan Tugas Akhir 6 Mesin dan Peralatan Pertanian

7 produksi dan pembangkit listrik.di beberapa daerah air perasan tebu sering dijadikan minuman segar pelepas lelah, air perasan tebu cukup baik bagi kesehatan tubuh karena dapat menambah glukosa. Salah satu tempat yang menjual es tebu yaitu di seputaran Jember Varietas-varietas unggul untuk tebu lahan kering atau tegalan berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh P3GI (1990) diantaranya, adalah (PS , PS , PS , PS , PS ). Untuk mengetahui varietas yang paling cocok untuk dikembangkan di suatu daerah, dapat dilakukan dengan mengadakan percobaan adaptasi tanaman terlebih dahulu Syarat Tumbuh Tebu (Saccarum officinarum) Tebu termasuk jenis tanaman rumput yang kokoh dan kuat. Adapun syaratsyarat tumbuh tanaman tebu adalah: (a) Tumbuh di daerah dataran rendah yang kering. Iklim panas yang lembab dengan suhu antara 25ºC-28ºC, (b) Curah hujan kurang dari 100 mm/tahun, (c) Tanah tidak terlalu masam, ph diatas 6,4. Ketinggian kurang dari 500 m dpl. Tanaman tebu mengandung kadar gula yang tinggi, harus diperhatikan musim tanamnya. Pada waktu masih muda tanaman tebu memerlukan banyak air dan ketika mulai tua memerlukan musim kemarau yang panjang. Daerah penghasil tebu terutama di Jawa, Sumatera Selatan, Sumateran Barat,Lampung,dan,NusaTenggara. (Alihamsyah, 1997 ). Laporan Tugas Akhir 7 Mesin dan Peralatan Pertanian

8 2.3 Persiapan Bibit Bibit yang akan ditanam terdiri dari beberapa jenis, diantaranya bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan dan bibit siwilana. Bibit pucuk Bibit diambil dari bagian pucuk tebu yang akan digiling berumur 12 bulan. Jumlah mata (bakal tunas baru) yang diambil 2-3 sepanjang 20 cm. Daun kering yang membungkus batang tidak dibuang agar melindungi mata tebu (Subiyono, 2013) Di bawah ini merupakan contoh gambar tebu yang digunakan untuk pembibitan dapat dilihat pada gambar 1 berikut: Gambar1. Tebu yang dijadikan bibit 2.4 Jenis bibit Tebu Bibit batang muda dikenal pula dengan nama bibit mentah / bibit krecekan. Berasal dari tanaman berumur 5-7 bulan. Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan 3 stek. Setiap stek terdiri atas 2-3 mata tunas. Untuk mendapatkan bibit, tanaman dipotong, daun pembungkus batang tidak dibuang. Setiap hektar tanaman kebun bibit bagal dapat menghasilkan bibit untuk keperluan 10 hektar. Bibit rayungan (1 atau 2 tunas). Bibit diambil dari tanaman tebu khusus untuk pembibitan berupa stek yang tumbuh tunasnya tetapi akar belum keluar. Bibit ini dibuat dengan cara: Laporan Tugas Akhir 8 Mesin dan Peralatan Pertanian

9 1. Melepas daun-daun agar pertumbuhan mata tunas tidak terhambat. 2. Batang tanaman tebu dipangkas 1 bulan sebelum bibit rayungan dipakai. 3. Tanaman tebu dipupuk sebanyak 50 kg/ha Bibit ini memerlukan banyak air dan pertumbuhannya lebih cepat daripada bibit bagal. 1 hektar tanaman kebun bibit rayungan dapat menghasilkan bibit untuk 10 hektar areal tebu. Kelemahan bibit rayungan adalah tunas sering rusak pada waktu pengangkutan dan tidak dapat disimpan lama seperti halnya bibit bagal. 4. Bibit siwilan. Bibit ini diambil dari tunas-tunas baru dari tanaman yang pucuknya sudah mati. Perawatan bibit siwilan sama dengan bibit rayungan. Penentuan komposisi bibit secara Umum dikaitkan dengan tingkat kemasakannya, masa tanam, iklim, kondisi lahan serta lamanya musim giling. Bibit-bibit yang ditanam diharapkan mempunyai kriteria : - Mempunyai Potensi Kwintal Tebu dan Rendemen tinggi. - Mempunyai Tingkat Kemurnian tinggi ( > 90 % ). - Bebas dari Hama dan Penyakit. - Mempunyai Daya Kecambah tinggi. - Tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh. Pada kondisi fisik lingkungan yang ada, yaitu pada areal lahan kering atau tegalan, maka agar dapat dicapai produksi yang tinggi diperlukan bibit tebu dengan varietas tebu yang sesuai dengan kondisi lahan kering. Varietas untuk lahan kering harus memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain: - Mempunyai daya tahan kekeringan - Mudah berkecambah, cepat beranak dan bertunas banyak. - Mempunyai daya tahan yang baik. - Rendemen tinggi - Mudah diklentek - Tahan roboh Laporan Tugas Akhir 9 Mesin dan Peralatan Pertanian

10 Sedangkan untuk pengadaan bibit tebu dilakukan melalui tahapan penjenjangan kebun pembibitan, mulai dari Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) hingga Kebun Bibit Datar (KBD) sebagai sumber bibit bagi pertanaman atau Kebun Tebu Giling (KTG), (Sutio, 1995). Bentuk gambaran contoh contoh bibit dapat dilihat pada gambar dibawah ini: a b c dgambar 2.(a) Batang muda (b) Rayungan (c) bibit siwilan (d) bibit pucuk 2.5 Proses pemotongan bibit Proses pemotongan bibit biasanya dilakukan dengan manual a. Manual Pekerjan manual merupakan melakukan pekerjaan dengan hanya memanfaatkan tenaga manusia sebagai sumber energinya. dengan mengunakan yang manual ini biasa nya manusia lebih memerlukan tenaga yang besar, potongan bibit yang relatif tidak seragam,miring dan akan memakan waktu yang sangat lama. Namun pengerjaan pemotongan dengan yang manual ini sangat cocok di lakaukan di daerah perkampungan atau pembibitan dengan jumlah lahan Laporan Tugas Akhir 10 Mesin dan Peralatan Pertanian

11 yang kecil. Ini merupakan bentuk gambaran pemotongan bibit tebu dengancara manual dapat di lihat pada gambar berikut ini: Gambar3. Pemotongan bibit dengan cara manual 2.6 Mesin Potong BUD CHIP Sugarcane Single Sett Cutter Machine DJ.1 adalah mesin potong mata tunas tebu. Hasil potongan mesin yaitu ruas satu mata dengan panjang potong 2,5 cm. Alat ini dilengkapi dengan corong penampung potongan, sehingga tunas yang terpotong dapat terkumpul. Cara kerja mesin yaitu dengan memberikan umpan (batang tebu) kearah horisontal pisau/circularblade secara manual. Rata-rata kecepatan potong lebih dari potong mata tunas per jam.(suparto.s,2011) Gambar mesin potong bud chip dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini. Gambar 4. mesin potong bud chip Laporan Tugas Akhir 11 Mesin dan Peralatan Pertanian

12 2.7. Tahap Budidaya Tebu Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu sehingga kondisi fisik dan kimia tanah sesuai dengan media perkembangan perakaran tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang pada prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru (RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum sempurna, sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada areal tersebut masih terdapat sisa-sisa batang/perakaran yang dapat mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500 m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun. (Purwadi, 1990 ) Lahan yang bisa dikembangkan menjadi perkebunan tebu lahan kering berupa hutan primer dan sekunder, padang rumput atau padang alang-alang, semak belukar, lahan tegalan, sawah tadah hujan dan bekas perkebunan. Teknik pembukaan lahan maupun perlatan yang digunakan disesuaikan untuk masingmasing jenis lahan. Pada prinsipnya lapisan tanah bagian atas yang merupakan bagian tersubur harus dijaga agar jangan hilang tergusur atau terkikis oleh air hujan. Tahap pertama pengolahan tanah menggunakan bajak untuk memotong dan membalik tanah, dan kemudian dilanjutkan dengan garu untuk menggemburkan tanah. Setelah tanah selesai diolah kemudian dibuat kairan (alur tanaman). Untuk mendapatkan hasil olahan tanah yang baik yaitu cukup dalam dan gembur, tanah Laporan Tugas Akhir 12 Mesin dan Peralatan Pertanian

13 harus dalam keadaan cukup air (tidak basah dan tidak terlalu kering). Berdasarkan hal ini maka saat yang tepat untuk mengolah tanah adalah segera setelah musim hujan selesai atau awal musim kemarau. (Surman, R.L, 1989) Adapun tahapan kegiatan pengolahan tanah secara umum adalah sebagai berikut ; 2.8. Pembajakan Pembajakan atau pengolahan tanah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap kegiatan, yaitu : a) Pembajakan I Bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (±10ha) dibutuhkan waktu 8 jam kerja (mesin operasi). Pembajakan dilakukan merata di seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan menyilang terhadap barisan tanaman tebu. b) Pembajakan II Dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang digunakan adalah Disc Plow 3 4 disc diameter 28 inchi dan traktor HP. (Sulistyanto, 2007). Laporan Tugas Akhir 13 Mesin dan Peralatan Pertanian

14 2.9. Penggaruan Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP. Pada areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan bongkahan tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam Pengumpulan Akar Pengumpulan akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa sisa kayu yang terangkat akibat pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk dengan jarak meter kemudian dibersihkan dari areal tersebut Pembuatan Alur Tanam Pembuatan alur tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu. Alur tanam dibuat menggunakan Wing Ridger dengan kedalaman lebih dari 30 cm dan jarak dari pusat ke pusat adalah 1,30 meter. Pembuatan alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan kemiringan tanah, memudahkan drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi Laporan Tugas Akhir 14 Mesin dan Peralatan Pertanian

15 tebu. Pada daerah miring, arah kairan ditentukan sesuai dengan arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 5% dibuat teras bangku (Contour Bank). Kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam Penanaman Pada saat penanaman tebu, kondisi tanah yang dikehendaki lembab tapi tidak terlalu basah dan cuaca cerah. Untuk saat ini tanam tebu lahan kering yang paling tepat adalah masa pancaroba yakni akhir musim kemarau sampai awal musim hujan atau sebaliknya. Menurut Tonny Kuntohartono dkk. (1976), Untuk daerah kering (tipe iklim C dan D Schimdt-Fergusson) saat tanam adalah antara pertengahan Oktober-Desember, sedang pada daerah basah (tipe iklim B) adalah awal musim kemarau. Pada daerah dengan musim kemarau panjang (daerah kering) tebu ditanam sebagai bibit stek mata tiga dengan jumlah 8-9 mata tunas per meter juringan ( stek per hektar) atau pada prinsipnya mengarah pada jumlah mata tumbuh per hektar. Stek tebu diletakkan pada dasar juringan dengan jarak tanam 1,25-1,35 m. Pada daerah dengan musim kemarau pendek, digunakan stek 3 mata ditanam, bersentuh ujung atau tumpang tindih (overlapped 20 percent) pada dasar juringan yang dangkal. Pada keadaan yang mendesak dan kekurangan tenaga dapat dipakai tebu lonjoran dengan 5-6 mata, dipotong menjadi dua. Untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar, kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata tumbuh per meter juringan. Bibit ditanam dengan posisi mata disamping dan disusun secara (nguntu walang). Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan bibit, perlu Laporan Tugas Akhir 15 Mesin dan Peralatan Pertanian

16 diketahui, pada umumnya kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan sehingga kemungkinan tunas mati akan besar. Oleh karena itu, dengan over lapping atau double row, tunas yang hidup disebelahnya diharapkan dapat menggantikannya. Laporan Tugas Akhir 16 Mesin dan Peralatan Pertanian

17 III. RUANG LINGKUP 3.1 Sejarah Singkat BBPMP Perkembangan kelembagaan alat dan mesin pertanian dimulai dari dibentuknya jawatan Pertanian Rakyat Tahun Pada waktu itu keberadaan alat dan mesin Pertanian diharapkan dapat membantu meningkatkan produksi pangan, melalui didirikannya pusat - pusat pelatihan dan perbengkelan serta mengirimkan tenaga teknis belajar di Amerika. Tahun 1957 dibentuk Mekatani yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian dengan konsep mekanisasi pertanian skala kecil dan efisiensi terus menerus mengadakan riset pengenmbangan lebih lanjut menempatakan mekanisasi pertanian berada dibawah rektorat teknik pertanian dan bernama Dinas Alat dan Mesin Pertanian (Diametan) yang berfungsi sejak awal Subdirektorat Mekanisasi Pertanian menggantikan Diemetan dan bernaungan di bawah Direktorat Bina Produksi Pertanian Tanaman / Diametan ( ). Namun subdit mekanisasi berubah lagi pada tahun 1983 menjadi subdit pengembangan Alat dan Mesin Pertanian. Dalam usaha mengembangkan kemampuan Nasional dibidang engineering teknologi pertanian. Salahsatunya dijalin kerja sama dengan JICA melalui proyek ATA-220 (CDAET) instalansi pada tanggal 23 juni 1986 oleh Direktorat Jendral Pertanian Tanamn Pangan didesa Situgadung, Legak, Kabupaten Tangerang Banten. Kemudian diresmikan oleh mentri pertanaian pada tanggal 09 Maret Dari tahun instansi tersebut berada dibawah tanggung jawab Laporan Tugas Akhir 17 Mesin dan Peralatan Pertanian

18 Direktorat Jendral Tanaman Pangan dengan Proyek yang bernama " Center for Devolepment of Agricultura Erginering Teknologi (CDAET-ATA 220) Sesuai dengan surat keputusan Mentan Nomor : 75/kpts/OT - 210/2/91 tanggal 21 Februari 1991 berdirilah Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBPAP). Setelah dua belas tahun berjalan, mulai tanggal 28 Juni 2003, nama Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian (BBPAP) berubaha lagi namanya menjadi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP). BBPMP merupakan salah satu unit kerja setingkat aeselon IIdibawah badan penelitian dan pengembangan pertanian yang dibentuk berdasarkan SK no. 403/kpts/OT-210/6/2002 tertanggal 28 Juni 2002, yang diberi mandat nasional sebagai unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan pengembanagan mekanisasi pertanian yang berada di BALITBANG Kondisi Geografis BBPMP secara geografis terletak pada 106,6 0 BTdan 6,4 0 LS, sedangkan secara sdministrasi terletak didesa Situgadang Tromol Pos 2, Serpong Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Area BBP Mekanisasi Pertanian berbatasan dengan desa Pegedangan (batas utara dan barat) dan desa Situgadang (batas selatan dan timur) Daerah Serpong dikatogorikan sebagai daerah atau Zone D2, yaitu daerah yang masa basah 3-4 bulan dan masa kering 2-4 bulan. Sehingga merupakan daerah kering yang tidak cocok ditanamai padi, tetapi lebih cocok ditanamai palawija. Laporan Tugas Akhir 18 Mesin dan Peralatan Pertanian

19 3.3. Lahan Dan Bangunan a. Lahan Luas lahan Keseluruhan : 35,0 Ha Luas Bangunan : 2,5 Ha Laboratorium Uji : 1,2 Ha Lapangan Uji : 1,7 Ha Personal Laboratorium pengujian BBPMP berjumlah 30 orang dengan masing - masing bidang keahlian. b. Bangunan yang terdapat didalamnya meliputi: Laborm pengujian kinerja atorium, yaitu Laborotorium kinerja power take off traktor, laborotorium kinerja poros roda traktor, laboratorium penujian kinerja pompa sentrifugal, aparatus pengujian kinerja batang penarik traktor dan laborotorium rekayasa dan rancang bangun alat dan mesin pertanian beserta kelengkapannya. Ruang desain dan perangkat komputer Ruang latihan danpengajaran berikut alat peraganya Bangun kantor yang meliputi : bagian admitrasi, ruang - ruang kelompok perekayasa dan perpustakaan Kebunpercobaan dan sarana pengujian alat dan mesin pertania Rumah singgah pegawai (mess) Wisma Tamu Kantin Koperasi dan mesjid Laporan Tugas Akhir 19 Mesin dan Peralatan Pertanian

20 3.4. Tugas Dan Fungsi BBP Mekanisasi Pertanian a. Tugas Melaksanakan penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian b. Fungsi : 1. Pelaksanaan penelitian keteknikan pertanian 2. Pelaksanaa rekayasa, rancangan bangun dan modifikasi desain, model serta prototype alat dan mesin pertanian 3. Pelaksanaaan penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian 4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis dibidangmekanisasi pertanian 5. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian 6. Pengolohan informasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian 7. Pengolahan secara teknis penelitian dan pmengembangkan mekanisasi pertanian 8. Pengolahan kerjasama dan pendayagunaan penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Visi BBPMP memiliki ke unggulan nasional dan ragional dalam bidang penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian. Laporan Tugas Akhir 20 Mesin dan Peralatan Pertanian

21 Misi 1. Menghasilkan teknologi mekanisasi pertanian strategis yang memiliki daya saing inovatif dandapat disejajarkan dengan produk lain sejenis. 2. Menyelanggarakan pengujian calon prototype dengan standar uji yang diakui secara internasional. 3. Menghasilkan data, informasi dan rekomendasi untuk pengembangan mekanisasi pertanian 4. Membangun dan mengembangan system informasi teknologi dibidang alsintan untuk pengembanagan IPTEK dan Industri Alsintan di Indonesia Struktur Organisasi BBPMP Struktur organisasi BBPMP dapat dilihat pada bagan berikut ini : Gambar 5. Struktur Organisasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Laporan Tugas Akhir 21 Mesin dan Peralatan Pertanian

22 IV. METODE PELAKSANAAN 4.1.Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan pengujian dilakukan pada tanggal 06 Sampai 11Mei 2013 yang bertempat di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong Tangerang Banten. 4.2.Alat dan Bahan Alat Alat alat yang digunakan pada saat pengujiandapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Alat - alat yang digunakan pada saat pengujian JUMLAH Nama Alat Satuan Ketelitian NO 1 Tachometer Rpm 1 1 Unit Timbangan 100 kg Kg 0,5 Timbangan Digital G 0,1 Multitester 20kΩ/V 0,1 V Jam kendali (stopwatch) Detik 0,01 Rol meter (3000 ) mm 1 Mistar ukur mm 0,5 1 Unit 1 Unit 1Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 8 Jangka sorong mm 0,05 1 Unit 9 Clamp Meter A Hz 1 Unit 10. Mesin Oven Pengering C 1 Unit 11. Petri Dish Kaca Butir 12. Pisau Karter Buah Laporan Tugas Akhir 22 Mesin dan Peralatan Pertanian

23 Bahan Bahan yang digunakan dalam Pengujian mesin pemotong adalah tebubervarietas PS 921 yang berwarna hijau kecokltan, sebanyak 22 batang. 4. 3Metode Kerja atau Diagram alir MetodePengujian Kapasitas Alat Mesin Pemotong Bibit Tebu (Bud Seed) Pisau Bergerigi Tipe Unit Pisau Dinamis a.)diagram Alir Pemotong Tebu Mulai Persiapkan alat dan bahan Pengukuran karakteristik fisik 3 batang tebu (dimensi: panjang,diameter,berat pemotongan sampel 3 batang tebu Analisa hasil potongan Selesai Gambar 6. Diagram alir Perakitan Mesin pemotong bibit tebu dengan sistim pisau dinamis Laporan Tugas Akhir 23 Mesin dan Peralatan Pertanian

24 b) Diagram Uji Kinerja Mesin Pemotong Bibit Tebu (Bud Seed) Pisau Bergerigi Tipe Unit Pisau Dinamis Untuk Daya Mulai Persiapkan alat ukur Pemotongan 3 batang pengambilan data pengolahan data Analisa hasil Selesai Gambar 7. Diagram pengambilan data daya yang dibutuhkan saat pemotongan Laporan Tugas Akhir 24 Mesin dan Peralatan Pertanian

25 c) Bagan Alir Pengujian Kadar Air Mulai Pengambilan bahan dan alat ukur Pengolahan bahan Pengeringan sampel pengolahan data Analisa hasil Selesai Gambar 8. Diagram pengitungan kadar air tebu Laporan Tugas Akhir 25 Mesin dan Peralatan Pertanian

26 4.3.2Pelaksanaan 1.Uji daya Pengujian untuk mendapatkan data daya yang dibutuhkan alat saat bekerja dilakukan cara, mempersiapkan tebu 3 batang yang memiliki diameter yang berbeda, untuk melakukan pengujian tebu yang akan dijadikan sampel ini diukur satu persatu mulai dengan mengukur panjang total tebu, berat total tebu, diameter tiap ruas dan panjang jarak tiap ruas, setelah melakukan pengukuran dimensi tebu yang akan dijadikan sampel pengujian ini selanjutnya melakukan pemotongan tiap bibit tebu dengan mesin pemotong bibit tebu,data yang diambil saat pengujian ini adalah Arus (diberi beban dan tanpa beban), putaran pisau (diberi beban dan tanpa beban), waktu pemotongan tiap ruas, Panjang hasil potongan, panjang sisa potongan dan voltase(diberi beban dan tanpa beban). contoh tebu yang dijadikan sampel pengujian dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 9. Sampel 3 tebu yang memiliki diameter berbeda Laporan Tugas Akhir 26 Mesin dan Peralatan Pertanian

27 Keterangan : 1. Tebu diameter besar 2. Tebu diameter menengah 3. Tebu diameter kecil Tebu yang dijadikan untuk pengujian ini berwarna hitam bentuk dan ukuran yang berbeda, masyarakat sekitar mengatakan kalau jenis tebu yang kami gunakan untuk sampel pemotongan ini adalah tebu hitam 2. Pengujian Kadar Air Tebu Pengujian kadar air tebu dilakukan sebelum melakukan pemotongan bibit tebu, bagian tebu diambil dari ruas sampai ke bagian tenggah tebu, yang di ambil tiga irisan tiap ruas tebu, kemudian berat wadah ditimbang dengan mengunakan timbangan digital, baru di timbang wadah di tambah dengan tebu yang akan dikeringkan, kemudian dimasukan kedalam oven pengering.gambar sisa potongan dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 10. Potongan batang tebu untuk penghitungan kadar air Laporan Tugas Akhir 27 Mesin dan Peralatan Pertanian

28 Kadar air yang terkandung pada tebu tersebut dilakukan penghitungannya setelah melakukan pengeringan selama 24 jam, dengan suhu yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan. Gambar irisan tebu yang akan di keringkan dapat dilihat pada Gambar 10 berikut ini: Gambar 11. Sampel tebu akan dikeringkan Setelah 24 jam waktu pengeringan sampel tebu dikeluarkan didalam oven dan didinginkan dalam wadah vakum udara selama 30 menit, selanjutnya melakukan penimbangan satu persatu tiap sampel tersebut. Kadar air yang terkandung pada tebu rumus yang di digunakan adalah sebagai berikut:ka = Keterangan: BA BAK BA x 100 % KA : Kadar air (%) BA : Berat awal (kg) BAK : Berat akir (kg) 3. Pengujian Pemotongan Untuk Menentukan Kapasitas Kerja Alat Pengujian uji kapasitas alat dilakukan dengan cara mempersiapkan tebu yang akan dipotong sebanyak 22 batang tebu yang masing-masing di timbang berat perbatangnya dan dihitung jumlah ruas tiap batang. Dihitung waktu pemotongan dengan mengunakan stopwacht mulai dari tebu 1 sampai 22 batang tebu, setelah selesai pemotongan 22 batang tebu Laporan Tugas Akhir 28 Mesin dan Peralatan Pertanian

29 tersebut,di timbang berat total, hasil pemotongan, dan dihitung berat tiap ruas dan sisa potongan gambar tebu 22 batang yang di pakai untuk pemotongan dapat dilihat pada Gambar ini 11. Gambar 12. Tebu 22 batang Laporan Tugas Akhir 29 Mesin dan Peralatan Pertanian

30 V.HASIL DAN PEMBAHASAAN 5.1 Komponen Alat Mesin Pemotong Bibit Tebu Dengan Pisau Dinamis a) Mesin Pemotong Bibit Tebu Dengan Pisau Dinamis Pisau dinamis adalah pisau yang bergrak atau berayun, unuk memotong benda kerja yaitu batang tebu. Saat pengerjaanya mata pisau yang menekan ke batang tebu sehingga batang tebu terpotong.mekanisme kerja alat ini yaitu pada saat motor dihidupkan, dengan mengunakan arus listrik gaya putar motor akan diteruskan melalui 4 pully yang masing masing memiliki diameter berbeda, pully 1 memiliki diameter 5inchi, pully 2 memiliki pully 3 inchi, pully 3 diameter 4 inchi, dan pully 4 diameter 2 inchi KETRANGAN : 1. Kerangka 2. Motor listrik 3. Pully 1 4. V-belt 1 5. pully 2 6. pully 3 7.V-belt 2 8.Stang pendorong mata pisau 9.Cover penutup mata pisau 10.Mata pisau pemotong 11.Mejapemotong Gambar 13. Komponen mesin pemotong bibit tebu Laporan Tugas Akhir 30 Mesin dan Peralatan Pertanian

31 Cara kerja alat mesin pemotong bibit tebu pisau bergerigi posisi dinamis yaitu setelah mesin dihidupkan ambil satu batang tebu yang akan di potong untuk dijadikan bibit,kemudian tebu diletakkan diatas meja pemotong, setelah itu mata pisau pemotong ditarik keatas dengan memegang stang penekan mata pisau, letakan batang tebu dibawah mata pisau, dan dilakukan pemotongan dengan menekan stang mata pisau tersebut, sehingga didapatkan hasil potongan bibit yang baik dan bisa langsung ditanam. Spesifikasi alat pemotong bibit tebu dengan sistim pisau dinamis dapat dilihat pada gambar berikut ini Unit pengerak Jarak antar pisau Jumlah rigi pisau : motor 1 pase 3/4 hp : 1400 rpm : 4 cm : 40 gigi b) Sfesifikasi Teknis Alat Pemotong Bibit Tebu Dengan Pisau Dinamis Gambar14. Skema alat pemotong bibit tebu dengan sistim pisau dinamis Laporan Tugas Akhir 31 Mesin dan Peralatan Pertanian

32 Tabel 2. Dimensi alat pemotong bibit tebu dengan sistim pisau dinamis No Uraian Panjang(mm) Lebar(mm) Tinggi(mm) Bobot(Kg) 1. Keseluruhan unit alat pemotong bibit Tebu c) Skema Transemisi Mesin Pemotong Bibit Tebu Dapat di lihat di bawah ini: Gambar 15. Skema transemisi mesin pemotong bibit tebu dengan pisau dinamis Putaran Laporan Tugas Akhir 32 Mesin dan Peralatan Pertanian

33 Kecepatan mata pisau mesin pemotong bibit tebu di dapatkan hasil peritungan secara tioritisnya Motor = 1400 rpm Hitungan : n 1 D1 = n 2 D2 n1 = D2 n2 D1 Putaran motor 1400 x 5 = RPM 2 x 3 RPM 2 = 2333, ,33 x 3 =RPM 3 x = x 4 = RPM 4 x = RPM 4 x 2 RPM 4 = 700 = 3500 RPM RPM 4 = 2 RPM 3 x 4 2 = 2333,33 x 4 2 = 4,666 putaran RPM d)kerangka Utama Kerangka utama terbuat dari besi kotak ukuran 40mm x 40mm x 2mm, merupakan kedudukan komponen lainnya. Potong dan ukuran besi siku kemudian di di padukan dengan mengunakan las listrik dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 16. Kerangka utama Laporan Tugas Akhir 33 Mesin dan Peralatan Pertanian

34 e) Pengluaran Hasil Pemotongan Bibit Tebu Pengeluaran bibit tebu merupakan suatu unit saluran keluar hasil potongan bibit tebu, yang telah dipotong mengunakan mata pisau sitem dinamis, bahan yang di gunakan untuk pembuatan yaitu besi plat 3mm dengan panjang 500 mm dilihat dibawah ini. Gambar 17. pengeluaran hasil pemotongan bibit f) Meja Pemotongan Meja pemotongan adalah bagian komponen dalam alat pemotong bibit tebu yang berfungsi sebagai tempat kedudukan untuk tebu yang akan di potong yang terbuat dari besi plat berukuran 500mm x 600mm x 3 mm Gambar meja pemotong di bawah ini: Gambar 18. Meja pemotong bibit tebu Laporan Tugas Akhir 34 Mesin dan Peralatan Pertanian

35 g) Poros Dan Kedudukan Bearing Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Kemudian kedudukan bearing untuk mennyangga poros yang berputar, dari motor penggerak untuk memutar mata pisau pemotong bibit tebu sistem pisau dinamis. Poros terbuat dari besi padat dengan ukuran panjang 28 cm dan diameter 20 mm, dan kedudukan poros terbuat dari besi AS dengan ukuran panjang 14 cm dan diameter 6 cm, poros dan kedudukan bearing dapat dilihat angka 1,dan 2 di gambar ini 1 Ketrangan gambar 18 : 1.poros(AS) besi padat baja ringan 2.Kedudukan AS 2 Gambar 19. Poros dan kedudukan Bearing h) Stang Penekan Mata Pisau Stang pendorong ini adalah komponen yang memiliki fungsi sebagai penekan mata pisau memotng batang tebu.tujuan dari stang penekan ini berpungsi untuk meringankan dan mepermuda operator waktu pemotngan dan menghasilkan kualitas potngan bibit yang baik,stang penekan mata pisau ini terbuat dari besi pipa5 inchiberikut ini adalah lihat ditujukan hurup A. Laporan Tugas Akhir 35 Mesin dan Peralatan Pertanian

36 A Gambar 19. Stang penekan mata pisau pemotong i) Penutup Mata Pisau (Cover) Penutup mata pisau ini merupakan komponen yang berfungsi untuk melindungi operator dari percikan serbuk-serbuk tebu, dan saat pisau sedang berputar akan melindungi kecelakan kerja operator. Penutup mata pisau terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3 mm di pasang kedudukan cover pisau di antara poros pisau dengan dudukan pully 3. Bentuk Gambarpenutup mata pisau tersebut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini: Gambar 20. Cover pisau Laporan Tugas Akhir 36 Mesin dan Peralatan Pertanian

37 j) Motor listrik Motor listrik merupakan sumber pengerak pada alat ini yang memanfaatkan daya listrik sebagai sumber energi, motor yang digunkan adalah motor 1 pase 3/4 HP yang memiliki 1400 RPM. Gambar motor listrik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini: Gambar 21. Motor listrik k) Pisau Pemotong Pisau pemotong ini yang berpungsi sebagai pemototng untuk bibit tebu dan mempunyi ukuran dimensi yaitu, Mata Pisau memiliki gerigi sebanyak 40 mata dan diameter pisau 7 cm dengan ketebalan 2 mm jarak kedua mata pisau 4 cm, terllihat pada gambar di bawah ini Gambar 22. Pisau pemotong Laporan Tugas Akhir 37 Mesin dan Peralatan Pertanian

38 5.2.Hasil 5.2.1HasilUji Labor Mesin Pemotong Bibit Tebu Untuk pemotongan 3 batang tebu yang memilik Diameter berbeda didapatkan hasil yang terdapat dalam tabel di bawah ini ada A,B dan C tabel hasil uji pemototngan menggunakan mesin pemotong bibit tebu jenis pisau Dinamais yahitu: Tabel 3. Dimensi Tebu yang memiliki diameter Besar,menengah dan kecil, lihat Tabel di bawah ini hasil rata-rata pengujian Tabel.3.a diameter besar Diameter Besar Ukuran/ruas sampel satuan Besar Panjang potongan RPM PISAU No panjang total tebu(cm) Berat total(kg) pecah/tidak L / M Arus Voltase waktu(dtk) D(mm) P(cm) B TB B TB ruas(cm) Sisa potongan(cm) B TB tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L Rata-Rata jumlah ruas Tabel 3.b diameter menengah Diameter menengah Ukuran/ruas sampel satuan Besar Panjang potongan RPM PISAU No panjang total tebu(cm) Berat total(kg) L / M Arus Voltase waktu(dtk) D(mm) P(cm) pecah/tidak B TB B TB ruas(cm) Sisa potongan(cm) B TB tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L Rata-Rata jumlah ruas 10 Laporan Tugas Akhir 38 Mesin dan Peralatan Pertanian

39 Tabel 3.c diameter kecil Diameter kecil Ukuran/ruas sampel satuan Besar Panjang potongan RPM PISAU no panjang total tebu(cm) Berat total(kg) L/M Arus Voltase waktu(dtk) jumlah ruas D(mm) P(cm) pecah/tidak B TB B TB ruas(cm) Sisa potongan(cm) B TB tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L tidak L Rata-Rata Hasil Ø Tebu dalam tabel di atas dapat di rata - ratakan dengan diameter : - Besar = Ø 39 mm - Menengah = Ø 32,50 mm - Kecil = Ø 24,8 mm Keterangan Tabel : 1. TB : Tanpa Beban 2. B : Beban 3. D : Diameter 4. P : Panjang 5. R : Ruas 6. Sp : Sisa Potongan 7. Br : Banyak Ruas Hasil pemotongan bibit tebu yang berdiameter besar,menengah dan kecil menggunakan Mesin Pemotong Bibit Tebu (Bud Seed)Pisau Bergerigi Posisi Dinamiskebutuhan daya pemototngan rata - rata di dapatkan: tebu besar 4,91 Arus dan voltase 220, tebu menengah 4,50 Arus dan voltase 220 dan tebu kecil 4,65 Arus dan voltase 220 Perhitungan : P =V. I Ketrangan: P = Daya listrik satuan Watt (w) V = Tegangan listrik satuan Volt (V) I= Arus listrik satuan Ampere (A) Laporan Tugas Akhir 39 Mesin dan Peralatan Pertanian

40 Tabel 4. Rata-rata Arus dan daya pada saat pengujian No Dimensi Arus(Amper) Vultase (volt) Putaran pisau rpm TB B TB B Besar 4,06 4, Menengah 4,41 4, Kecil 3,96 4, Daya yang dibutuhkan alat pemotong bibit tebu dengan sistem pisau dinamis adalah sebagi berikut : 1. Menghitung daya aktualuntuk pemotongan diameter besar 4,91 x 220 = 1080,2 watt 2. Menghitung daya aktualuntuk pemotongan diameter menengah 4,50 x 220 = 990 watt 3. Menghitung daya aktualuntuk pemotongan diameter kecil (4,67x 220 = 394 watt Di bawah ini Gambar hasail potongan dan menggunakan daya yang sudah di jelaskan di atas a b c Keterangan : (a) Tebu yang diameter besar terpotong dengan baik (b)tebu yang diameter menengah terpotong dengan baik (c)tebu yang diameter kecil terpotong dengan baik Gambar23. Sampel potongan bibit tebu (a),(b),(c) Laporan Tugas Akhir 40 Mesin dan Peralatan Pertanian

41 5.2.2 Pengujian Kapasitas Alat Pengujian kapasitas kerja alat di lakukan dengan mengukur kebutuhan waktu untuk pemotongan 22 batang tebu yang memiliki diameter berbeda didapatkan hasil rata - rata di tabel sebagai berikut: Tabel 5. HasilPengukuran Kapasitas Kerja Alat No Berat total 22 batang tebu(kg) Berat/batang (Kg) Jumlah ruas Waktu pemotongan (menit) Berat ruas Berat hasil akir(kg) Sisa potongan Serbuk 43,7 2, , ,1 3,2 Jumlahruas Waktupemotongan Untuk lebih jelasnya hasil pegukuran kapasitas kerja alat dapat dilihat pada tabel diatas yaitu jumlah ruas 375, watu pemotongan 26,61 menit jadi kapasitas kerja alat didapatkan jumlah ruas / waktu pemotongan yaitu 845, 86 ruas/jam Jumlah ruas 22 batang tebu=375 Berat hasil =17 kg Berat hasil /ruas=17/375 = 0,045 kg Pengukuran Kadar Air Tebu Pengukuran kadar air batang tebu di gunakan 3 kriteria diameter batang yahitu: besar, menengah,kecil. Hasil pengukuran kadar air batang tebu dapat di lihat Tablel 6. Tabel 6. Hasil rata-rata kadar air batang tebu. No Keritria Diameter Tebu Rata-rata Diameter Tebu BCK (gram) BA+ BCK (gram) BA (gram) BAK+BCK (gram) BAK (gram) Kadar Air (%) 1. Besar 39 28,9 34,0 5,1 29,8 0, Menengah 32,50 29,6 34,1 4,5 30,6 1, Kecil 24,8 29,3 34,2 4,9 30,3 1,0 79 Laporan Tugas Akhir 41 Mesin dan Peralatan Pertanian

42 KA = BA BAK BA x 100 % Keterangan : BCK : Berat Cawan Kosong BA : Berat Tebu Awal BAK : Berat Tebu Akhir Proses pengukuran kadar air di lakukan pengukuran 24 jam dan sampel di letakan di disk seperti terlihat pada gambar 24. Gambar 24. Tebu yang suda di keluarkan dari dalam oven pengering Berdasarkan hasil pengukuran di peroleh data bahwa. Kebutuhan daya pemotongan batang tebu untuk diameter besar, menengah, dan kecil adalah187,19,8.,15,2.data selengkapnya dapat di lihat Tabel 7. Tabel 7.Hasil Akhir No Sampel batang tebu Rata- rata Ø batang tebu (mm) Rata-tata Kadar air (%) Rata-rata daya di butuhkan (watt) Rata - rata waktu pemotongan tiap ruas (detik) 1. Besar ,61 2. Menengah 32, ,8 0,48 3. Kecil 24, ,2 0,40 Laporan Tugas Akhir 42 Mesin dan Peralatan Pertanian

43 VI.KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Hasil pengujian mesin memotong bibit tebu (Bud Seed)tipe Pisau Bergerigi PosisiDinamis.adalah dapat di tarik kesimpulan sebagi berikut : 1. Mesin memotong bibit tebu (Bud Seed)tipe Pisau Bergerigi PosisiDinamisdapat memotong bibit tebu845, 86 ruas /jam 2. Pengukuran kadar air batang tebu di gunakan 3 kriteria diameter batang yahitu: besar, menengah,kecil kadar air yang di hasilkan adalah 82%,77%,79%. 3. Hasil pengujian 3 batang tebu berdiameter besar putaran pisau 4681 rpm,waktu pemotongan 0,61menit,dan daya di gunakan 187,batang tebu diameter menengah putaran pisau 4738 rpm,waktu pemotongan 0,48 menit daya di gunakan19,8, putaran pisau 4629 rpm,waktu pemotongan 0,40 menit daya di gunakan 156, Saran Mesin pemotong bibit tebu sistem pisau dinamis ini. setelah di lakukan pengujian yang harus di modefikasi bagian penutup pisau,di buat lebih nyaman untuk keslamatan oprator. Laporan Tugas Akhir 43 Mesin dan Peralatan Pertanian

44 DAFTAR PUSTAKA Beard JB Turf Management for Golf Course : A Publication of The United State Golf Association. Minnesota. Burgers Publishing Company. Ditjenbun, Pedoman Teknologi Budidaya Tebu Lahan Kering. Jakarta Kotler, Neil G dan Philip Kotler, 2008, Museum Marketing and Strategy: Designing Missions, Building Audiences, Generating Revenue and Resources, San Fransisco, C.A. : John Wiley & Sons Inc Novrasilofa, S., 2009, Museum Gula Gondang Baru di Klaten. Sebuah Makalah, Klaten Poesponegoro, M.D. dan Nugroho Notosusanto, 2008, Sejarah Nasional Indonesia V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda, Jakarta : Balai Pustaka. 11 Pabrik Gula Jadi Wisata Heritage, Diakses pada 06 juni Purwadi Pengolahan lahan pasca panen. Buku ajar Universitas Andalas Mulyana, W Teori dan Praktek Cocok Tanam Tebu Dengan Segala Masalahnya. Aneka Ilmu, Semarang. Sitkey G Mechanics of Agricultural Material. Elsevier. Amsterdam. Persson, Sverker Mechanics of Cutting Plant Material. An ASAE Monograph Number 7 in a series published by American Society of Agricultural Engineers. Michigan. Laporan Tugas Akhir 44 Mesin dan Peralatan Pertanian

UJI KINERJA PEMOTONGAN BIBIT TEBU (Bud Seed) PISAU BERGERIGI POSISI DINAMIS DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN SERPONG

UJI KINERJA PEMOTONGAN BIBIT TEBU (Bud Seed) PISAU BERGERIGI POSISI DINAMIS DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN SERPONG UJI KINERJA PEMOTONGAN BIBIT TEBU (Bud Seed) PISAU BERGERIGI POSISI DINAMIS DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN SERPONG Zulkarnain Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

TEBU. (Saccharum officinarum L).

TEBU. (Saccharum officinarum L). TEBU (Saccharum officinarum L). Pada awal abad ke-20 Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba, namun pada awal abad ke-21 berubah menjadi negara pengimpor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) termasuk dalam kelas Monokotiledon, ordo Glumaccae, famili Graminae, genus Saccharum. Beberapa spesies tebu yang lain

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tebu untuk keperluan industri gula dibudidayakan melalui tanaman pertama atau plant cane crop (PC) dan tanaman keprasan atau ratoon crop (R). Tanaman keprasan merupakan

Lebih terperinci

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tebu dan Morfologi Tebu Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus Saccharum.

Lebih terperinci

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Saat ini terjadi ketidak seimbangan antara produksi dan konsumsi gula. Kebutuhan konsumsi gula dalam negeri terjadi peningkatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Tebu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumputrumputan (Gramineae) yang merupakan tanaman untuk bahan baku gula. Batang tanaman tebu memiliki

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Khusus 6.1.1. Pengelolaan Kebun Bibit Datar di PG. Krebet Baru Pengelolaan kebun bibit berjenjang dilakukan mulai KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun Bibit Nenek), KBI

Lebih terperinci

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA Oleh : Afanti Septia, SP (PBT Ahli Pertama) Eko Purdyaningsih, SP (PBT Ahli Muda) PENDAHULUAN Dalam mencapai target swasembada gula, pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

TANAMAN TEBU A. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN TEBU GILING / TEBU RAKYAT

TANAMAN TEBU A. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN TEBU GILING / TEBU RAKYAT TANAMAN TEBU A. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN TEBU GILING / TEBU RAKYAT Pelaksanaan pembukaan kebun tebu tebangan memerlukan kultur teknis yang baik, pedoman dibawah ini hendaknya digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Karakter Bibit Kualitas Bibit Bibit yang Digunakan dalam Penelitian Varietas Bibit PSJT 94-33 atau PS 941 Asal Bibit Kebun Tebu Giling

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB III PERSIAPAN LAHAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PEMBENIHAN TEBU BUD CHIPS

PEMBENIHAN TEBU BUD CHIPS PEMBENIHAN TEBU BUD CHIPS (Perekeyasa : Edi Purlani - Diwang HP - Heri Istiana dan Subiyakto). Balittas Penggunaan benih unggul tebu dengan Pembenihan bud chips terus digalakkan pada tingkat penangkar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu PEMBAHASAN UMUM Tujuan akhir penelitian ini adalah memperbaiki tingkat produktivitas gula tebu yang diusahakan di lahan kering. Produksi gula tidak bisa lagi mengandalkan lahan sawah seperti masa-masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon Saat ini proses budidaya tebu terdapat dua cara dalam penanaman. Pertama dengan cara Plant Cane dan kedua dengan Ratoon Cane. Plant Cane adalah tanaman tebu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN PROGRAM VUCER TAHUN 2009 MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI Oleh: 1. Andasuryani,STP,MSi / NIP.

Lebih terperinci

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN LATAR BELAKANG Penyediaan bibit yang berkualitas merupakan penentu keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa mendatang. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Teknis 6.1.1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah merupakan proses awal budidaya tanaman tebu. Hal ini menjadi sangat penting mengingat tercapainya produksi yang tinggi

Lebih terperinci

MODIFIKASI PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING (Sistem Mekanisme Pengeruk Tanah)

MODIFIKASI PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING (Sistem Mekanisme Pengeruk Tanah) MODIFIKASI PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING (Sistem Mekanisme Pengeruk Tanah) OLEH: PRIAGUNG BUDIHANTORO F14103010 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama

Lebih terperinci

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK Qomaruddin 1), Eko Darmanto 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352 2) Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam industri gula. Pengembangan industri gula mempunyai peranan penting bukan saja dalam rangka mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya

Lebih terperinci

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

II. PASCA PANEN KAYU MANIS 1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu Berdasarkan hasil survey lapangan di PG. Subang, Jawa barat, permasalahan yang dihadapi setelah panen adalah menumpuknya sampah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seperti akar tanaman jagung tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut. Pada ruas batang terendah diatas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar tersebut dinamakan akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbagai macam produk baik dari sektor hortikultura maupun perkebunan. Seiring

I. PENDAHULUAN. berbagai macam produk baik dari sektor hortikultura maupun perkebunan. Seiring 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang menghasilkan berbagai macam produk baik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2010 September 2011. Perancangan dan pembuatan prototipe serta pengujian mesin kepras tebu dilakukan di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

ALAT DAN MESIN PANEN PADI ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) seperti terlihat pada Gambar 1. merupakan family graminae yang dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan iklim. Menurut Notojoewono

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Tanaman tebu terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Tanaman tebu terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tebu menurut van Stennis etal (2005) sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Sub Kelas: Commelinidae, Ordo: Poales,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Industri gula adalah salah satu industri bidang pertanian yang secara nyata memerlukan keterpaduan antara proses produksi tanaman di lapangan dengan industri pengolahan. Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT Joko Hardono Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara Oleh : Adi Prasongko (Dir Utama) Disampaikan : Slamet Poerwadi (Dir Produksi) Bogor, 28 Oktober 2013 1 ROAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN. Maju. Penugalan lahan. Sensor magnet. Mikrokontroler. Motor driver. Metering device berputar. Open Gate

ANALISA PERANCANGAN. Maju. Penugalan lahan. Sensor magnet. Mikrokontroler. Motor driver. Metering device berputar. Open Gate IV. ANALISA PERANCANGAN Alat tanam jagung ini menggunakan aki sebagai sumber tenaga penggerak elektronika dan tenaga manusia sebagai penggerak alat. Alat ini direncanakan menggunakan jarak tanam 80 x 20

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM Oleh: WICAKSANA ANGGA TRISATYA - 2110 039 005 NEVA DWI PRASTIWI 2110 039 040 Dosen Pembimbing: Ir. SYAMSUL HADI, MT. Instruktur Pembimbing:

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Prototipe 1. Rangka Utama Bagian terpenting dari alat ini salah satunya adalah rangka utama. Rangka ini merupakan bagian yang menopang poros roda tugal, hopper benih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) Rumput Gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil gula dan lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman tebu (Sartono, 1995).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula pasir merupakan sumber bahan pemanis yang banyak digunakan, baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun untuk bahan baku industri makanan dan minuman. Gula

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS. EVALUASI KEBIJAKAN BONGKAR RATOON DAN KERAGAAN PABRIK GULA DI JAWA TIMUR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS Diajukan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih dari 25 spesies, dan dipanen, tumbuhan padi akan langsung mati (Ina, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih dari 25 spesies, dan dipanen, tumbuhan padi akan langsung mati (Ina, 2007). TINJAUAN PUSTAKA Padi Padi adalah tanaman sejenis rumput-rumputan yang merupakan sumber bahan makanan pokok untuk masyarakat indonesia. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L. P R O S I D I N G 24 PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.) Mokhtar Effendi Program Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci