Pengambilan Keputusan Manajerial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengambilan Keputusan Manajerial"

Transkripsi

1 MODUL PERKULIAHAN Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Muka 10 Kode MK MK Disusun Oleh, ST, MBA Abstract Kompetensi Mampu mengidentifikasi masalah dan memahami model-model pengambilan keputusan dalam berbagai situasi Mampu merespon sebuah masalah dalam keputusan, dalam berbagai situasi yang dihadapi

2 Modul 10 Pendahuluan Sejauh ini, berbagai situasi keputusan yang menggunakan daya rasional sebagai cara pemecahannya telah dibahas. Padahal, sebagaian besar manusia menggunakan keputusan intuitif kedalam aktivitas keseharian mereka. Contoh konkret, adalah memilih pasangan hidup, mengevaluasi pekerjaan, memilih makanan untuk makan siang, memutuskan buku mana yang akan dibaca dahulu dan keputusan lainnya. Dalam pengambilan keputusan, kata intuitif sering kali dilawankan dengan rasional, dan dihubungkan dengan pseudoscience. Sesungguhnya, intuisi memiliki dasar ilmiah dan telah menjadi bidang riset tersendiri dalam psikologi. Isi Pengambilan Keputusan Intuitif Jung (1921/1971) adalah ilmuwaan pertama yang dikenali membahas mengenai pengambilan keputusan intuitif (intuitive decision making), dikenal dengan Jung s Typologi of Decision Making. Menurut jung, manusia dipengaruhi oleh salah satu dari empat fungsi ketika dia memecahkan masalah. Fungsi tersebut adalah (1) sensing, berupa persepsi panca indera; (2) thingking, yang memberikan arti dan pengertian; (3) feeling, yang memberikan penilaian dan keputusan; (4) intuition, yang memberikan arah mengenai berbagai kemungkinan masa depan (1976, Jung). Dalam teorinya, Jung berpendapat bahwa setiap orang merupakan kombinasi dari ke-4 hal tersebut dengan salah satu fungsi yang dominan. Yang merupakan kelebihan orang tersebut.sebaliknya, lawan dari fungsi tersebut adalah fungsi inferior, yang merupakan kelemahannya. Tabel 10.1 persentase kombinasi empat gaya pengambilan keputusan Sumber: diadaptasi dari Menurut jung s intuisi dan sensasi adalah cara mempersepsi masalah (perceiving). Pemikiran dan perasaan adalah cara untuk menyelesaikan persoalan (judging). Pada tahun 1984, Keegan mengadopsi teori ini dan mengaplikasikannya dalam manajemen. Manurutnya, teori 2

3 carl jung memiliki orisinalitas dalam menjelaskan mengapa sebagian oran sukses dalam mengambil keputusan, sedangkan lainnya gagal. Ada 2 instrumen yang hingga saat ini dikembangkan untuk mengukur gaya pengambilan keputusan berdasarkan teori Jung. Pertama, keegan (1980,1982) dengan keegan types indicator yang terdiri dari 32 item; the myer briggs type indicator (myer dan McCauly, 1985) yang terdiri dari atas 132 indicator. Gaya Pembelajaran Intuitif Intuitive learner adalah orang yang cenderung berfokus pada dunia kemungkinan, berbeda dengan sensing learner, yang tertarik pada di sini dan sekarang. Dengan demikian, intuitive learner menikmati ide-ide abstrak, kemungkinan dan potensi. Ada 2 tipe intuitive learner, yaitu mereka yang intuisinya dominan, yang bertindak tidak atas dasar keputusan rasional melainkan atas dasar intensitas persepsi belaka, yaitu ektraverted dan introverted. Menurut jung, tipe ekstraverted pada umumnya adalah kaum wiraniaga, spakulator/spekulan, pemberontak budaya. Tipe introverted biasanya adalah paranormal, nabi dan filsuf. Intuisi: Memahami tanpa deduksi dan penalaran Intuisi adalah menerima masukan dan ide-ide dari dalam diri tanpa mengetahui secara tepat bagaimana hal tersebut dan darimana hal tersebut berasal. Pengambilan keputusan intuitif jauh melebihi dari sekedar menggunakan akal sehat /common sense, karena meliputi sensor-sense tambahan untuk mempersepsikan dan menyadari informasi dari luar pemikiran, namun masih berasal dari dalam diri. Terkadang hal ini, dikacaukan dengan firasat, indera ke-6 insting, suara dari dalam, atau bimbingan spiritual. Pengertian Intuisi Sigmund freud dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan konsep yang berhubungan dengan intuisi, walaupun kemudian banyak dari teori2xnya ditentang karena tidak sesuai dengan psikologi empiris. Bagi freud, intuisi adalah bagian pengetahuan manusia yang berada di alam bawah sadar. Yang dibag- menjadi 2; id (insting) dan superego (moralitas). Pengetahuan yang ada dalam kesadaran hanya meliputi 10% saja dari seluruh pengetahuan yang dimiliki manusia, sementara pengetahuan yang separuh disadari (subconscious atau pra kesadaran) dan pengetahuan yang di bawah sadar (unconscious) meliputi 90% pengetahuan yang dimilikinya. Peristiwa-peristiwa psikis (intuisi) terjadi di bawah permukaan pemikiran bawah sadar berupa pesan yang tersembunyi, dalam peristiwa komunikasi intrapersonal diluar kesadaran. Tidak seperti rasionalitas, yang menjawab sebuah permasalahan secara verbal atau numerik, intuisi memberikannya dalam bentuk pola yang hanya dipahami oleh sistem otakhormonal-jantung manusia. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang berjalan di tengah hutan bertemu dengan binatang yang berbahaya, maka sistem limbik yang menghubungkan otak dengan jantung melalui sistem hormonal secepat kilat memberikan alarm dalam bentuk debaran jantung yang semakin cepat. 3

4 Intuisi adalah kemampuan untuk memperoleh jawaban dari persoalan (sub/unconscious mind) yang bertumpu pada sejumlah pengetahuan bawah sadar (sub/unconscious knowledge) dalam bentuk pola-pola atau simbol-simbol tertentu yang tidak terstruktur yang diperoleh seseorang sepanjang hidupnya tanpa dia pernah menyadarinya. Pengetahuan Bawah Sadar Pikiran bawah sadar adalah kemampuan pemiliknya dalam melakukan proses penerjemahan simbol-simbol yang merupakan pengetahuan bawah sadar, yang tersimpan dalam gudang bawah sadar. Pikiran bawah sadar meliputi perasaan yang tidak disadari (unconscious feeling), keahlian yang tidak disadari (unconscious skill), persepsi yang tidak disadari (unconscious perception), pemikiran yang tidak disadari (unconscious thoughts), dan reaksi otomatis (automatic reactions), ketakutan-ketakutan dan hasrat-hasrat tersembunyi Pengetahuan yang tidak disadari (subconscious knowledge) merupakan sumber dari mimpimimpi di waktu malam, dan pemahaman tiba-tiba (yaitu pemahaman yang secara mendadak muncul tanpa melalui proses pemikiran dan sebab-sebab yang jelas). Channeling: Mengambil Pengetahuan Bawah Sadar. Dalam kondisi normal tidak seorang pun yang mampu mengambil pengetahuan bawah sadar dari tempatnya, sehingga pengambilan keputusan manusia selalu dipimpin oleh pikiran sadar, yaitu otak. Lalu bagaimanakah terjadinya fenomena seseorang yang tiba-tiba memperoleh pencerahan. Sebuah penjelasan yang bisa dipahami secara empiris adalah bahwa orang-orang yang tiba tiba tercerahkan dengan jawaban yang berasal dari pikiran bawah sadar adalah mereka yang berada dalam keadaan santai, terlepas dari rutinitaskesehariannya. Ketahuilah bahwa frekuensi otak manusia tidak sama dalam setiap keadaan. Dalam aktivitas normal sehari-hari; frekuensi otak manusia dalah 14Hz, dalam keadaan sanatai bergareak dari 13 Hz ke 7 Hz, dalam keadaan tidur frekuensi otak menurun dari 7 Hz ke 3 Hz, dan dalam keadaan tidur nyenyak 1-3Hz. Kenyataan ini memberikan fakta bahwa ide-ide bawah sadr diperoleh pada frekuensi 7-13 Hz atau yang dikenal sebagai gelombang alpha. Persoalan yang dihadapai bahw aaktivitas normal manusia modern tidak berada pada ambang frekuensi ini, namun secara konstan berada pada ambang frekuensi diatas 14Hz, sering disebut stadium beta. Para psikoanalis yang mengikuti jejak Sigmund freud, mimpi merupakan pesan simbolis yang berada dalam gudang bawah sadar. 4

5 Sumber: 5

6 Daftar Pustaka Heizer Jay, B. Render, (2006), Operations Management (Manajemen Operasi), Salemba Empat, Edisi Ketujuh, Jakarta Rachmadi Agus Triono,, Salemba Empat,

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Manajerial

Pengambilan Keputusan Manajerial MODUL PERKULIAHAN Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Muka 08 Kode MK MK Disusun Oleh, ST, MBA Abstract Kompetensi Mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL MODUL PERKULIAHAN Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh MK Andre

Lebih terperinci

t u j u a n berpengaruh potensi menghargai

t u j u a n berpengaruh potensi menghargai MBTI 1 apakah M B T I itu? Myers-Briggs Type Indicator merupakan sebuah sarana bantu yang dapat menggambarkan p e r b e d a a n m e n d a s a r pada perilaku manusia yang sehat dan normal 2 t u j u a n

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Modul ke: 2 KOMUNIKASI INTRAPERSONAL SENSASI DAN PERSEPSI Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Bab ini akan menguraikan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya,

Lebih terperinci

Tes Inventori. Tes MBTI MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 04

Tes Inventori. Tes MBTI MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 04 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Tes MBTI Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 04 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract Pembahasan pengantar mengenei pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis moral yang saat ini dialami bangsa Indonesi menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan. KPK dalam laporan tahunan tahun 2010 mencatat adanya 6.265 laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

Created by: Rahayu Ginintasasi

Created by: Rahayu Ginintasasi Created by: Rahayu Ginintasasi Freud berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama keluarganya pindah ke Wina dan terus tinggal di kota itu. Ia berasal dari keluarga

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan Manajerial

Pengambilan Keputusan Manajerial MODUL PERKULIAHAN Pengambilan Keputusan Manajerial Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh -, ST, MBA Abstract Kompetensi Mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang signifikan hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang memberikan banyak kemudahan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dasawarsa silam dalam sebuah tayangan sinetron berjudul Si Doel Anak Sekolah, yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari masyarakat Betawi, kita diperlihatikan

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 1 Lembang. Pemilihan SMA Negeri 1 Lembang karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang telah menerapkan kurikulum

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID Yonna Kaburuan 1), Steven Sentinuwo 2), Pinrolinvic Manembu ) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

PERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan

PERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan PERSONALITY AND EMOTIONAL By Syafrizal Chan Personality (Kepribadian) Bagaimana cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan yang lainnya Personality determinat (Penentu kepribadian) : 1. Heredity (Keturunan)

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Metode penelitian berarti cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Metode penelitian berarti cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian berarti cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Penalaran Matematis Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu melakukan proses bernalar. Matematika terbentuk karena pikiran manusia

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PREKOGNISI. MUHAMMAD ARI WIBOWO Program Sarjana, Universitas Gunadarma ABSTRAK

PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PREKOGNISI. MUHAMMAD ARI WIBOWO Program Sarjana, Universitas Gunadarma ABSTRAK PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PREKOGNISI MUHAMMAD ARI WIBOWO Program Sarjana, Universitas Gunadarma ABSTRAK Tidak jarang setiap orang merasa akan mengalami suatu kejadian, dan uniknya seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE

BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE BAB IV KAJIAN IDENTITAS DIRI PEMAIN DAN AVATAR PADA GAME RAGNAROK ONLINE Pada bab sebelumnya telah dipaparkan gambaran umum tentang psikioanalisis dan game Ragnarok Online, maka pada bab ini akan dicoba

Lebih terperinci

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri kehidupan. Komitmen laki-laki dan perempuan untuk menjalani sebagian kecil

Lebih terperinci

INDIVIDU. Chapter 13

INDIVIDU. Chapter 13 MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU Chapter 13 INTRODUCTION Salah satu faktor yang berpengaruhi besar terhadap keberhasilan persaingan dalam usaha adalah SDM. Untuk itu organisasi perlu mengelola SDM dengan optimal.

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Definisi dan Manfaat Psikologi Komunikasi Karakteristik

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I

Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I Psikologi itu apa? Psikologi berasal dari dua kata dalam bahasa Latin yaitu psyche =jiwa dan logos =ilmu Psikologi adalah studi

Lebih terperinci

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013

Tes Kepribadian. Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb. 16, 2013 Paulus dachi Tes telah diselesaikan pada: Feb 16, 2013 Usia: 23 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Negara: Indonesia Status: Profesional Muda Spesialisasi: Akuntansi Daftar Isi 1 Tipe-tipe Kepribadian 2 11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dan teknologi saat ini semakin mempermudah para penggunanya. Selain keamanan dan kecepatan dalam pengolahan data, dua faktor tersebut menjadi

Lebih terperinci

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK)

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) Carl Gustav Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl (Switzerland) dan wafat pada tanggal 6 Juni 1961 di Kusnacht (Switzerland). Dimasa kanak-kanak Jung sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient )

Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient ) Resensi Buku Judul : SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan Penulis : Danah Zohar dan Ian Marshall Penerjemah : Rahmani Astuti, Ahmad Najib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi berbasis komputer di era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat hampir di semua bidang. Hal ini dikarenakan peran teknologi komputer yang

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I

Psikologi Kepribadian I MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 11 61101 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 03

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 03 MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI SOSIAL 1 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi Abstract Dasar Dasar Perilaku Sosial mencakup tingkah

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2 KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 3 SKS TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses persepsi, motivasi, dan emosi, belajar, ingatan, berpikir, tidur dan mimpi Sub dan Sasaran Belajar 1 Persepsi A. Pengertian Sensasi dan Persepsi

Lebih terperinci

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNESA, GROWING WITH CHARACTER BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori Gestalt telah berkembang sejak sekitar abad Ke 19. Dimulai dengan Gestalt I, kemudian berkembang terus hingga menuju ke Gestalt II. Gestalt II ini kemudian memunculkan

Lebih terperinci

Tes Inventory. Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Tes Inventory. Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Tes Inventory Pengertian, Kegunaan, dan Metode Tes MBTI Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Sejarah MBTI MBTI dibuat berdasarkan teori

Lebih terperinci

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M. Pertemuan Ke-4 Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd Pendidikan Matematika Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.Pd STKIP YPM Bangko 1 Teori Belajar Kognitif Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir secara umum diartikan sebagai proses yang intens untuk memecahkan masalah dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Faktor Gaya Keputusan, Faktor Personal, Faktor Kognitif, Faktor Manajemen Entin Martiana, S.Kom, M.Kom pengertian Suatu keputusan diambil untuk dilaksanakan

Lebih terperinci

Khairunnisa Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

Khairunnisa Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI YANG MENGHAMBAT MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN UJIAN SKRIPSI PADA KAMPUS STIE PANCASETIA BANJARMASIN Khairunnisa Dosen Tetap STIE

Lebih terperinci

Perbedaan Individual. Psikologi Pendidikan

Perbedaan Individual. Psikologi Pendidikan Perbedaan Individual Psikologi Pendidikan Pengertian Perbedaan Individual Salah satu karakteristik pembelajaran yang efektif jika pembelajaran dapat merespon kebutuhan khusus siswa, karena adanya perbedaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

Myers-Briggs Type Indicator Laporan Interpretatif untuk Organisasi

Myers-Briggs Type Indicator Laporan Interpretatif untuk Organisasi Dikembangkan oleh Sandra Krebs Hirsh dan Jean M. Kummerow Laporan disusun untuk JANE CONTOH September 2, 2016 Ditafsirkan oleh ABC Alpha Beta Gamma CPP, Inc. 800-624-1765 www.cpp.com Laporan Interpretatif

Lebih terperinci

Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si

Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si KESADARAN Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si Pengertian Kesadaran Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu

Lebih terperinci

Most Conceptual. Personal Dewasa

Most Conceptual. Personal Dewasa Most Conceptual Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

Latar belakang C.G. Jung

Latar belakang C.G. Jung Carl Gustav Jung (Psikoanalitik) (26 Juli 1875 6 Juni 1961) Latar belakang C.G. Jung Lahir 6 Juli 1875 di Swiss ( Ayahnya seorang pendeta). Seorang psikiater (kedokteran) Teori : psikoanalitik (psikologi

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Mahasiswa perokok FSRD UK Maranatha memaknai persuasi visual iklan rokok secara berbeda-beda. Perbedaan ini bersumber pada perbedaan tipe dasar pribadi masing-masing:

Lebih terperinci

Most Reflective. Learner Anak

Most Reflective. Learner Anak Most Reflective Learner Anak Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda, yang diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dimana, TPPT ini

Lebih terperinci

10FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah

10FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 10FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Program

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 4 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. e-learning dan Learning Management System Perkembangan zaman yang ditandai dengan bertambah pesatnya pemanfaatan teknologi informasi, semakin terus dirasakan; dan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh BAB 2 LANDASAN TEORI Pada penelitian ini, definisi yang akan dijelaskan secara lebih mendalam oleh peneliti berkaitan dengan 3 hal, yaitu intensitas komunikasi melalui fitur blackberry messenger, kepribadian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data, serta penyajian hasilnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data, serta penyajian hasilnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Rancangan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan

Lebih terperinci

PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL PERSEPSI SEBAGAI INTI KOMUNIKASI INTERPERSONAL Pertemuan ke 13 suranto@uny.ac.id 1 Pengertian Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan

Lebih terperinci

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA

CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA SEMINAR PENINGKATAN KOMPETENSI PSIKOLOGIS CARA MEMBACA KARAKTER PELAMAR KERJA MELALUI PROSES WAWANCARA Listya Istiningtyas, M.Psi, Psikolog Definisi kepribadian Kepribadian adalah sebuah kesatuan yang

Lebih terperinci

Crashing Project. Bahan Kuliah

Crashing Project. Bahan Kuliah Crashing Project Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 12 (Tatap Muka)

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 09 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 2 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Apakah sensasi = persepsi? Apakah sensasi = persepsi? Sensasi

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi

PSIKOLOGI UMUM 1. Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi PSIKOLOGI UMUM 1 Sejarah & Perkembangan Ilmu Psikologi Gambaran Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PSI-101 Semester/Tahun Ajaran : I, 2014/2015 Syarat Untuk MK : Psikologi Umum 2 Jumlah SKS : 3 SKS Waktu Pertemuan

Lebih terperinci

FAKTOR MANUSIA. Chalifa Chazar Modul :

FAKTOR MANUSIA. Chalifa Chazar   Modul : FAKTOR MANUSIA Chalifa Chazar Email: chalifa.chazar@gmail.com Modul : http://edu.script.id Manusia Manusia dipandang sebagai sistem pemroses informasi: Informasi diterima dan ditanggpi melalui saluran

Lebih terperinci

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr. Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr. Seorang peneliti jauh lebih baik berbuat kesalahan, ketimbang berkata yang tidak benar. Ilmu Pengetahuan (Science) Awal

Lebih terperinci

Psikoanalisa. CG. Jung

Psikoanalisa. CG. Jung Psikoanalisa CG. Jung KEPRIBADIAN Keseluruhan pikiran, perasaan, dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Kepribadian ini berfungsi untuk membimbing orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

Most Reliable. Personal Dewasa

Most Reliable. Personal Dewasa Most Reliable Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita

MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita MBTI (Myers Briggs Type Indicator) Mengenali : -Kekuatan, keunikan, motivasi, potensi -Menghargai/berkomunikasi dg mereka yg berbeda dg kita SIAPA ANDA SEBENARNYA? APA YANG MEMBEDAKAN ANDA DARI IBU, AYAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu

Lebih terperinci

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. ILMU DAN MATEMATIKA ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. John Warfield; Ilmu dipandang sebagai suatu proses. Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Intra Personal I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Markom & 85006 Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN PROSES MEMBUAT KEPUTUSAN Manajer bertugas membuat keputusan. Dan mereka ingin keputusan tersebut menjadi keputusan yang terbaik,

Lebih terperinci

BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL

BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL 1. DEFINISI KETRAMPILAN INTERPERSONAL Ketrampilan interpersonal didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku,

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi intrapersonal

Lebih terperinci

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 913 Kaedah Terapi Minggu 2 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) Sinopsis: Kursus ini akan membincangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

(26 Juli Juni 1961) Teori Kepribadian 1/Novia Sinta R. 1

(26 Juli Juni 1961) Teori Kepribadian 1/Novia Sinta R. 1 (26 Juli 1875 6 Juni 1961) 1 Latar belakang C.G. Jung Lahir 6 Juli 1875 di Swiss ( Ayahnya seorang pendeta). Seorang psikiater (kedokteran) Teori : psikoanalitik (psikologi analitik) Mula2 menjadi pengikut

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 5 dan 6

PERTEMUAN KE 5 dan 6 PERTEMUAN KE 5 dan 6 Aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id PERSEPSI Dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, Dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimanan

Lebih terperinci

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi.

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi. PERTEMUAN KE TIGA Dimensi Individu a. Kakteristik individu b. Dasar-dasar perilaku individu c.kepribadian dan pembelajaran d. Persepsi dan pengambilan keputusan individual e.nilai, sikap dan kepuasan kerja

Lebih terperinci

Most Expanding. Personal Dewasa

Most Expanding. Personal Dewasa Most Expanding Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.

Lebih terperinci