ORIENTASI MICRO-TEACHING DALAM PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING. djoko dwiyanto-fib UGM. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORIENTASI MICRO-TEACHING DALAM PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING. djoko dwiyanto-fib UGM. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada"

Transkripsi

1 ORIENTASI MICRO-TEACHING DALAM PENDEKATAN STUDENT CENTERED LEARNING djoko dwiyanto-fib UGM Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

2 POKOK BAHASAN ORIENTASI 1. Pendahuluan: pengertian, tujuan, dan manfaat. 2. Bentuk dan Prosedur

3 I. PENDAHULUAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Manfaat

4 1.1. Pengertian PM Praktik Mengajar Mikro dengan mendemonstrasikan perangkat metode pembelajaran yang telah dipelajari dalam pembelajaran temu kelas.

5 1.2. Tujuan PM a. Mampu menerapkan praktik pembelajaran Matematika dalam skala mikro b. Mampu berkreasi (membangun model)untuk mengubah persepsi masyarakat & peserta didik tentang belajar matematika. c. Mampu meningkatkan motivasi belajar dan membangkitkan girah belajar Matematika di kalangan pelajar/peserta didik dengan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi.

6 1.3. Manfaat PM 1. Meningkatkan kualitas keterampilan dasar pembelajaran, khususnya di bidang Matematika 2. Mewujudkan Visi pembelajaran Program Studi S2 Matematika, khususnya untuk Pendidik (Mathematics for Educator) 3. Berbagi pengalaman dan pengetahuan di antara peserta didik dalam mencapai tujuan bersama.

7 Hakikat Micro Teaching Peserta memiliki kemampuan mengem bangkan segenap potensinya (cipta, rasa dan karsa), dalam mengeksplorasi mata ajaran yang diampunya, dengan membangun pengetahuan untuk mencapai kompetensi secara aktif, mandiri dan bertanggung jawab melalui praktik mengajar, dengan mendasarkan diri atau mengacu pada RPKPS, yang sudah disusun sebelumnya.

8 TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH KOGNITIF BLOOM EVALUASI PENGETAHUAN Mengingat Menghafal Menyebut PEMAHAMAN Menerangkan Menjelaskan Merangkum PENERAPAN Menghitung Membuktikan Melengkapi ANALISIS Memilah Membedakan Membagi SINTESIS Merangkai Merancang Mengatur Mengkritik Menilai Menafsirkan

9 TINGKATAN KEMAMPUAN Ranah Psikomotor (HARROW) NATURALIZATION IMITATION Meniru dengan contoh MANIPULATION Tanpa contoh Visual dapat meniru PRECISION Lancar dan tepat ARTICULATION Akurat dan cepat Spontan dan otomatis

10 TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH AFEKTIF ( sikap dan nilai ) (KRATHWOHL) CHARACTERIZATION ORGANIZATION RECEIVING RESPONDING menanggapi VALUING menghargai Mengatur diri Menjadikan pola hidup menerima

11 PROFIL adalah jawaban terhadap pertanyaan

12 PENGERTIAN KOMPETENSI ( SK. Mendiknas No.045/U/2002 ). Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu.

13 PENGERTIAN KOMPETENSI KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTOR

14 (UNIVERSITAS) (Program Studi) (Stakeholders & Alumni) Tim KBK DIKTI

15 SARJANA KOMPETEN Knowledge (ilmu pengetahuan) Skill/ ketrampilan (teknologi) Intrapersonal Interpersonal Ekstrapersonal (kemampuan ini masih kurang)

16 BEBERAPA ISTILAH: BENTUK: kenampakan (fisik) yang dapat dideskripsikan POLA: patron/ pattern cetakan? MODEL: kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan sst. SISTEM: suatu kesatuan dari berbagai elemenatau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. METODE: cara menyajikan isi (perkuliahan) kepada mahasiswa (peserta didik) untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

17 II. BENTUK DAN PROSEDUR LATIHAN PEMBELAJARAN MIKRO

18 Hakikat Micro Teaching Peserta memiliki kemampuan mengem bangkan segenap potensinya (cipta, rasa dan karsa), dalam mengeksplorasi mata ajaran yang diampunya, dengan membangun pengetahuan untuk mencapai kompetensi secara aktif, mandiri dan bertanggung jawab melalui praktik mengajar, dengan mendasarkan diri atau mengacu pada RPKPS, yang sudah disusun sebelumnya.

19 HAL-HAL YANG PERLU DIINGAT Peran pengajar adalah sebagai fasilitator Mahasiswa (peserta didik) bertanggung jawab dan mengendalikan sepenuhnya atas pembelajarannya Pembelajaran dapat bersifat independen, kolaboratif, kooperatif, atau kompetitif Proses pencarian & penggunaan informasi lebih penting daripada materi dasarnya Pembelajaran berlangsung secara kontekstual dan mahasiswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka (Theroux, 2002)

20 1. Individual learning 2. Collaborative learning 3. Cooperative learning 4. Autonomous learning 5. Competitive learning 6. Active learning 7. Self-directed learning 8. Case-based learning 9. Project-based learning 10. Problem-based learning TYPES OF SCL

21 QUIZ 1. Apa bentuk Praktik Pembelajaran Mikro yang paling mudah dilaksanakan? 2. Bagaimana Prosedur Latihan Pembelajaran Mikro? Tata Laksana Latihan dan Komponen yang diperlukan. 3. Bagaimana rambu-rambu dan teknik pengamatan Praktik Pembelajaran Mikro.

22 BENTUK PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 1. Simulasi Pembelajaran Mikro 2. Sebelum Praktik, peserta menyiapkan RPP/SAP/RPKPS mata ajaran yang akan digunakan sebagai bahan Praktik. 3. Tujuan: a. Menerapkan prinsip pembelajaran b. Menggunakan model pembelajaran-memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan target belajar c. Menerapkan keterampilan dasar secara utuh dan terintegrasi

23 PROSEDUR PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 1. Pengarahan Umum (Instruktur/Guru) 2. Persiapan Individu/Kelompok bentuknya kelompok) (jika 3. Pelaksanaan Latihan Pembelajaran Mikro 4. Diskusi Umum tentang ModelPembelajaran dan Substansi Mata Ajaran

24 PROSEDUR PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 1. Pengarahan Umum (Instruktur/Guru): a. Tujuan Latihan: penerapan metode pembelajaran dan keterampilan dasar b. Penjelasan tentang PM: waktu, tujuan, materi ajaran, dan penerapan keterampilan c. Pembagian tugas (individu/kelompok) d. Prosedur pelaksanaan latihan PM e. Penentuan pimpinan kelompok (jika diperlukan).

25 PROSEDUR PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 2. Persiapan Individu/Kelompok (Jika bentuknya Kelompok): a. Pembagian tugas/peran (jika berupa kelompok) atau individual b. Pemateri (peran Guru/Dosen) menyiapkan temu kelas c. Instruktur mendistribusikan lembar observasi kepada pengamat /pemeran.

26 PROSEDUR PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 3. Pelaksanaan Latihan PM a. Pelaksanaan Pembelajaran sekitar 20 menit b. Pembahasan/diskusi balikan sekitar 10 menit, yang berisi: 1). Kesan pembahasan peran Dosen 2).Hasilpengamatan/pembahasan pengamat 3). Tanggapan dari peserta/hadirin 4). Penyimpulan dari fasilitator/pembimbing Latihan dapat dilakukan sebanyak 2 3 kali putaran, sesuai dengan kesepakatan.

27 PROSEDUR PEMBELAJARAN MIKRO (Micro Teaching) 4. Diskusi Umum: Metode Pembelajaran dan Substansi Mata Ajaran) a. Laporan pelaksanaan/kesan dari presenter b. Tanggapan/pembahasan terhadap laporan pelaksanaan. c. Penyimpulan umum oleh Instruktur/Dosen Pembimbing d. Tindak lanjut penerapan Metode Pembelajaran dan keterampilan dasar oleh Instruktur/Dosen Pembimbing

28 QUIZ 1. Apa saja rambu-rambu yang diperlukan dalam Praktik Pembelajaran Mikro yang meliputi: a. Persiapan b. Orientasi oleh Presenter (± 10menit) c. Pelaksanaan Latihan d. Diskusi Umum 2. Bagaimana sebaiknya skenario Praktik Pembelajaran Mikro dirancang?

29 III. RAMBU-RAMBU DALAM PRAKTIK PEMBELAJARAN MIKRO

30 1. Persiapan: RAMBU-RAMBU PRAKTIK PEMBELAJARAN MIKRO a. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (jika berkelompok), atau distribusi tugas perorangan (jika perorangan) dengan acuan yang jelas. b. Membagi peran dalam kelompok/tiap individu, siapamenjadi dosen (presenter), pengamat, dan mahasiswa dalam setiap putaran. c. Peserta diminta memilik/menentukan MetodePembelajaran sebagai fokus dari Pokok Bahasa yang akan ditampilkan dengan melibatkan secara optimal keterampilan dasar mengajar. d. Penentuan Dosen Pendamping (teknik pembelajaran dan substansi mata ajaran) e. Penggandaan Lembar Observasi sebanyak peserta f. Penyediaan fasilitas praktik (kelas, LCD, dll.) g. Mereview Metode Pembelajaran yang akan dilatihkan.

31 2. Orientasi: RAMBU-RAMBU PRAKTIK PEMBELAJARAN MIKRO a. Pengarahan kepada peserta, meliputi: 1). Pengkomunikasian tujuan praktik mengajar mikro 2). Mengingatkan peserta tentang Metode Pembelajaran yang akan dipilih diitegrasikan dengan keterampilan dasar mengajar b. Menjelaskan pengorganisasian latihan yang terdiri atas: 1). Praktik mengajar (masing-masing 20 menit) 2). Diskusi balikan (10 menit) c. Meminta para peserta (dosen/guru-dalam pelatihan) untuk mengisi lembar informasi balikan.

32 RAMBU-RAMBU PRAKTIK PEMBELAJARAN MIKRO 3. Pelaksanaan Latihan: a. Praktik Pembelajaran Mikro (mengajar) selama 20 menit b. Diskusi Balikan untuk menyampaikan: 1). Ungkapan perasaan/kesan dari dosen 2). Hasil observasi pengamat 3). Kesan dari mahasiswa 4). Kesan dari dosen pembimbing /instruktur. c. Perputaran Latihan Praktik disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah peserta (kelompok/perorangan).

33 RAMBU-RAMBU PRAKTIK PEMBELAJARAN MIKRO 4. Diskusi Umum: a. Diikuti oleh semua peserta (seluruh kelompok) b. Laporan/kesan dari setiap peserta (kelompok) c. Tanggapan/pembahasan terhadap laporan peserta (kelompok) d. Penyampaian kesimpulan umum hasil praktik pembelajaran mikro.

34 V dan VI. OPTIMALISASI KETERAMPILAN GENERIK

35 KETERAMPILAN GENERIK menjadi KETERAMPILAN UTUH & TERINTEGRASI 1. Keterampilan Bertanya 2. Keterampilan memberi Penguatan. 3. Keterampilan mengadakan Variasi 4. Keterampilan Menjelaskan 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 6. Keterampilan Kecil Membimbing Diskusi Kelompok 7. Keterampilan Mengelola Kelas 8. Keterampilan Perorangan Mengajar Kelompok Kecil dan

36 1. KETERAMPILAN BERTANYA A. Bertanya Dasar: 1. mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat 2. memberi acuan 3. memusatkan perhatian 4. menyebarkan pertanyaan 5. memindahkan giliran 6. memberikan waktu berpikir 7. memberikan tuntunan B. Bertanya Lanjut: 1. mengubah tuntutan kognitif 2. mengatur urutan pertanyaan 3. menggunakan pertanyaanpelacak 4. menigkatkan interaksi

37 1. KETERAMPILAN BERTANYA A. Bertanya Dasar: 1. mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat 2. memberi acuan 3. memusatkan perhatian 4. menyebarkan pertanyaan 5. memindahkan giliran 6. memberikan waktu berpikir 7. meberikan tuntunan B. Bertanya Lanjut: 1. mengubah tuntutan kognitif 2. mengtur urutan pertanyaan 3. menggunakan pertanyaanpelacak 4. menigkatkan interaksi

38 2. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN A. Jenis Keterampilan: 1. Verbal 2. Non Verbal: gerak mendekati, mimik, sentuhan, kegiatan, token. B. Persyaratan: 1. hangat dan antusias 2. bermakna 3. respon positif 4. jelas sasaran 5. segera 6. bervariasi

39 3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI A. Variasi Gaya Mengajar: 1. suara 2. memusatkan perhatian 3. kesenyapan 4. kontak pandang 5. variasi gerakan badan 6. megubah posisi B. Variasi Media & Bahan: 1. visual 2. audio 3. taktil C. Variasi Pola Interaksi & Kegiatan: 1. Klasikal 2. Kelompok 3. Perorangan 4. diskusi, latihan, demonstrasi

40 4. KETERAMPILAN MENJELASKAN A. Tujuan: 1. membimbing siswa (peserta didik): a. Memahami konsep b. Memberi penalaran c. Terlibat dalam berpikir 2. memperoleh balikan dari siswa B. Komponen: 1. merencanakan penjelasan a. Isi pesan b. Karakteristik siswa 2. menyajikan penjelasan a. Kejelasan b. Contoh dan ilustrasi c. Pemberian tekanan d. Balikan

41 5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN (TEMU KELAS) A. Tujuan: 1. memberi motivasi 2. menjelaskan batas tugas 3. hubungan materi 4. mengetahui tingkat pemahaman B. Membuka: 1. menarik perhatian 2. menimbulkan motivasi 3. memberi acuan 4. membuat kaitan C. Menutup: 1. meninjau kembali 2. evaluasi penguasaan siswa (peserta didik) 3. tindak lanjut

42 6. KETERAMPILAN MEMBIBING DISKUSI KELOMPOK KECIL A. Komponen: 1. memusatkan perhatian: 2. memperjelas masalah 3. menganalisis pandangan siswa (peserta didik) 4. meningkatkan kontribusi (urunan) siswa 5. menyebarkan kesempatan berpartisipasi 6. menutup diskusi B. Diskusi Efektif, jika : 1. topik sesuai/relevan 2. ada persiapan/informasi pendahuluan 3. pemimpin (diskusi) siap 4. peserta (kelompok) aktif

43 7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS A. Penciptaan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal: 1. menunjukkan sikap tanggap 2. membagi perhatian secara visual dan verbal 3. memusatkan perhatian perorangan (atau kelompok) 4. memberikan petunjuk yang jelas 5. memberikan teguran 6. memberikan penguatan B. Mengatasi penyimpangan perilaku: 1. modifikasi tingkat laku 2. proses kelompok 3. menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah

44 8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN 1. Mengadakan Pendekatan secara Pribadi: a. hangat dan peka b. Respon positif c. Hubungan saling mempercayai d. Kesiapan membantu e. Menerima perasaan siswa f. Mengendalikan situasi 2. Mengorganisasikan: a. Orientasi umum b. Variasi kegiatan c. Kelompok yang tepat d. Koordinasi kegiatan f. Membagi perhatian g. Mengakhiri kegiatan

45 8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN 3. Membimbing dan Memudahkan Belajar : a. Memberi penguatan b. Supervisi proses awal c. Supervisi proses lanjut d. Supervisi pemanduan 2. Merencanakan dan Melaksanakan Pembelajaran: a. Tujuan b. Kegiatan c. Penasihat d. Membantu siswa menilai kemajuan sendiri PRINSIP PENGGUNAAN 1. Variasi pengorganisasian tujuan, fasilitas, waktu, kemampuan 2. Kulminasi 3. Guru/dosen mengenal siswa secara perorangan 4. Siswa/peserta didik merasa bebas bekerja

46 PRINSIP PENGGUNAAN DAN TABU A. Prinsip Penggunaan: 1. Hangat dan antusias 2. Penerapan variasi 3. Keluwesan 4. Penekanan hal-hal positif 5. Penanaman disiplin diri sendiri B. Hindari (Tabu): 1. Campur tangan berlebihan 2. Kesenyapan kegiatan/pembicaraan karena ketidaksiapan Guru 3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran 4. Penyimpangan 5. Bertele-tele (berlebihan) 6. Pengulangan yang tidak perlu

47

48 VII. OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MIKRO

49

50 Praktek Micro Teaching Pada dasarnya merupakan sarana bagi seti ap peserta pelatihan secara individual, namun mengingat keterbatasan waktu, maka penyiapan nya dapat dilakukan secara kelompok, kemudi an dalam prakteknya dilakukan melalui per wakilan dari kelompok yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan micro teaching, para pe serta diminta melakukan praktik mengajar, dimu lai dari pemaparan RPKPS, kemudian menyam paikan contoh atau sebagian materi perkuliahan dengan memberikan gambaran pula mengenai metoda pembelajaran yang dikembangkan.

51

52 HAL-HAL YANG PERLU DIINGAT Peran pengajar adalah sebagai fasilitator Mahasiswa bertanggung jawab dan mengendalikan sepenuhnya atas pembelajarannya Pembelajaran dapat bersifat independen, kolaboratif, kooperatif, atau kompetitif Proses pencarian & penggunaan informasi lebih penting daripada materi dasarnya Pembelajaran berlangsung secara kontekstual dan mahasiswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka (Theroux, 2002)

53 1. Individual learning 2. Collaborative learning 3. Cooperative learning 4. Autonomous learning 5. Competitive learning 6. Active learning 7. Self-directed learning 8. Case-based learning 9. Project-based learning 10. Problem-based learning TYPES OF SCL

54 Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalannyata 2. Integrasi antardisiplin ilmu 3. Memiliki perspektif Internasional, berbasis keunggulan nasional 4. Pemanfaatan optimal Teknologi Informasi 5. Berbagai inovasi yang membuka akses peningkatan kreativitas dan kepemimpinan

55 Kompetensi lulusan Hard skills Soft skills Kompetensi yang didasari oleh: Visi dan misi institusi Perkembangan iptek Tuntutan komunitas / social accountability Tuntutan / kebutuhan stakeholders Diuraikan dalam kalimat yang operasional, rasional

56 Contoh Format RPKPS berisi: 1. Nama Mata Ajaran 2. Kode/SKS 3. Prasyarat 4. Status Mata Ajaran (Wajib/Pilihan) 5. Deskripsi Singkat Mata Ajaran 6. Tujuan Pembelajaran (dulu TIU) 7. Materi Pembelajaran 8. Learning Outcomes (dulu TIK) 9. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan 10. Evaluasi 11. Daftar Pustaka (Sumber Informasi)

57 Renungi dan Simak Bahan Ajar 1. Renungi dan Simak Kerangka Isi Kuliah 2. Ingat Pokok-Pokok Bahasan dalam Deskripsi MK 3. Tambahkan pula dengan berbagai ilustrasi 4. Tuangkan dalam bentuk Tayangan 5. Siapkan Sarana Perkuliahannya 6. Mulailah Mengajar

58

59 Hal-hal yang perlu dipersiapkan RPKPS (ambil satu pokok bahasan) Bahan ajar (ambil satu pokok bahasa) Materi perkulihan (antara lain berisi tayangan ppt, lembar kerja, evaluasi)

60 Teknis pelaksanaan Materi dikumpulkan besok pagi dalam bentuk hardprint (diberi nama) sebelum praktek dimulai Masing-masing praktek mengajar (Ingat 9 langkah Gagne dalam perkuliahan) Waktu praktek 15 menit. Dievaluasi oleh Fasilitator dan teman sejawat (yang ditunjuk)

61

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar PAU-PPAI-UT 1 PUSAT 1 PUSAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar mengajar 2 PAU-PPAI-UT 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Menjelaskan hakikat komunikasi PUSAT 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DASAR-DASAR KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1 TUJUAN dan KEGIATAN TUJUAN: Menerapkan dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran KEGIATAN: Berbagi pengalaman Penyajian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL TUJUAN Peserta mampu: 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

ASPEK PENILAIAN MATA KULIAH ADAPTIF SOFTSKILL I. Tingkatan kemampuan kemampuan ranah kognitif. Indikator Penilaian

ASPEK PENILAIAN MATA KULIAH ADAPTIF SOFTSKILL I. Tingkatan kemampuan kemampuan ranah kognitif. Indikator Penilaian ASPEK PENILAIAN MATA KULIAH ADAPTIF SOFTSKILL I. Tingkatan kemampuan kemampuan ranah kognitif Indikator Penilaian 1 PENGETAHUAN: mengingat, menghafal dan menyebutkan Rentang Kriteria a > 80% mampu menyebutkan

Lebih terperinci

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah Pengajaran Mikro Farida Nurhasanah Orientasi Pengajaran Mikro 1. Pengertian Pengajaran Mikro 2. Ketrampilan Dasar Mengajar 3. Proses Pelaksanaan Praktik Mengajar 4. Proses Penilaian / evaluasi kegiatan

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi

Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Pembelajaran merupakan proses interaksi dan komunikasi Kompetensi guru : a. kompetensi profesional b. kompetensi kepribadian c. Kompetensi pedagogis d. kompetensi sosial Menerapkan dasar-dasar komunikasi

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO SCIENCE 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 3. PROFESIONAL 4. SOSIAL No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen MEMBUAT SISWA BELAJAR SEBAGAI FASILITATOR

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill)

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) 1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau proses yang memasukkan peserta didik ke

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto

KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR. Sunaryo Soenarto KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR Sunaryo Soenarto KOMPETENSI Membuka Pelajaran Menjelaskan Menutup Pelajaran Bertanya (Dasar dan Lanjut) Mengelola Kelas Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Memimpin Diskusi Kelompok

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PANDUAN UJIAN MICROTEACHING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA A. Pendahuluan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan merupakan salah satu fakultas di lingkungan UNISNU Jepara yang bertujuan

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S. Apa? Pengertian Dasar yaitu keterampilan yang bersifat generik atau Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yang harus dikuasai seorang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR AUD OLEH: NUR CHOLIMAH Email: nurcholimah@uny.ac.id KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

MATERI 3. copyright dit.akademik.ditjen.dikti

MATERI 3. copyright dit.akademik.ditjen.dikti MATERI 3 10% 20% 30% 50% 70% Reading Hearing words Looking at picture Watching video Looking at an exhibition Watching a demonstration Seeing it done on location Participating in a discussion Giving a

Lebih terperinci

PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR MATERI 3 1 PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR Pemberian angka pada hasil belajar mahasiswa merupakan tujuan akhir penilaian? Jenis kemampuan apa yang kita nilai dari mahasiswa? Apakah teknik penilaian yang kita

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi PERMENRISTIK DIKTI No.44 Tahun 2015 SN Pendidikan SNDIKTI Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran

Lebih terperinci

Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi Majelis Pendidikan Tinggi Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kopertis Wilayah V Yogyakarta, 4 April 2017 Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental

Lebih terperinci

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN

Konsep Dasar PKM. Bagian I PENDAHULUAN Bagian I Konsep Dasar PKM PENDAHULUAN M ata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) merupakan salah satu mata kuliah pada program S1 PGSM yang bertujuan untuk memantapkan kemampuan mahasiswa dalam merancang

Lebih terperinci

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN Retno Wahyuningsih 1 PENGERTIAN Ranah hasil belajar siswa dikelompokkan sebuah taksonomi Taksonomi adalah usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu. 1 MANFAAT Untuk menentukan

Lebih terperinci

FORM PENGAMATAN REKAN PRAKTIKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FORM PENGAMATAN REKAN PRAKTIKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) FORM PENGAMATAN REKAN PRAKTIKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS PRAKTIKAN : JUDUL/TOPIK : MATERI : 1. 2. KELAS / SEMESTER : MITRA PENGAMAT : HARI, TANGGAL : LOKASI PENGAMATAN : II.

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 MICRO TEACHING ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014 Apri Nuryanto Email : apri_nuryanto@ uny ac.id MANUSIA...? MANUSIA...? GURU GURU Adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING Wahyu Widhiarso Disampaikan pada seminar hasil penelitian LPPM UGM Latar Belakang Permasalahan Pembelajaran di UGM

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

Konsep Dasar PKM. Bagian I

Konsep Dasar PKM. Bagian I Bagian I Konsep Dasar PKM 0BPENDAHULUAN M elalui mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran di SD, sehingga kemampuan Anda juga

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pengajaran Mikro METODIK PEMBELAJARAN KEJURUAN I. PEMBELAJARAN MIKRO (Peer-Teaching) A. Standar Kompetensi Pengajaran Mikro Kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat

Lebih terperinci

MODEL TEACHER CENTERED LEARNING 1. Model TCL ini dimaksudkan sebagai model yang menitik beratkan pada apa yang dikerjakan dosen dalam proses pengajaran (teaching/courses). 2. Model ini banyak diterapkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL MATERI 4 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) Susbstansi: 1. TCL vs SCL 2. Ragam Pembelajaran SCL 3. Kemampuan yg diperoleh Mhs menurut model 4. Apa yg hrs dilakukan oleh: a.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Oleh Unggul P. Juswono. Kompetensi Seorang Sarjana S1, S2, S3 ?????????

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Oleh Unggul P. Juswono. Kompetensi Seorang Sarjana S1, S2, S3 ????????? Tujuan Instruksional Umum (TIU) Oleh Unggul P. Juswono Kompetensi Seorang Sarjana S1, S2, S3????????? 1 Profil Lulusan Peran yang diharapkan bisa dilakukan nantinya oleh seorang lulusan didunia kehidupan

Lebih terperinci

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN Model Pembelajaran TCL dan Model Pembelajaran SCL MODEL TEACHER CENTERED LEARNING 1. Model TCL ini dimaksudkan sebagai model yang menitik beratkan pada apa yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL 196 A. Simpulan BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan model Pembelajaran Matematika Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah (PMBKPM). Model PMBKPM dapat meningkatkan

Lebih terperinci

endrotomoits@yahoo.com TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN Model Pembelajaran TCL dan Model Pembelajaran SCL MODEL TEACHER CENTERED LEARNING 1. Model TCL ini dimaksudkan sebagai model yang menitik

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PERKULIAHAN (HAND OUT) PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PPKN SEMESTER VI/ 2 sks DR. WINARNO, SPD, MSI Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Student Center Learning (SCL) a. Pengertian Metode pembelajaran student center learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN Dr. Ainur Rofieq, M.Kes. ainurrofieq@yahoo.co.id Materi: Ketrampilan Dasar Mengajar Ketrampilan Interpersonal (komunikasi) Ketrampilan Pengelolaan Kelas Pembelajaran Orang Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Carin dan

Lebih terperinci

Orientasi Pengajaran. Maryati dan Tim UPPL UNY. Mikro

Orientasi Pengajaran. Maryati dan Tim UPPL UNY. Mikro Orientasi Pengajaran Maryati dan Tim UPPL UNY Mikro 4 KOMPETENSI GURU 1. PEDAGOGI 2. KEPRIBADIAN ramah, santun toleran dan peduli 4. SOSIAL 3. PROFESIONAL KOMPETENSI MK MIKRO MAHASISWA MENGENAL KONSEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Lintang Yuniar Banowosari UNIVERSITAS GUNADARMA 16 AGUSTUS 2016 KONSEP KURIKULUM KURIKULUM SEBAGAI SEBUAH PROGRAM Rancangan Pembelajaran Luaran Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang

Lebih terperinci

TAHAPAN PENYUSUNA N RENCANA PEMBELAJAR AN

TAHAPAN PENYUSUNA N RENCANA PEMBELAJAR AN TAHAPAN PENYUSUNA N RENCANA PEMBELAJAR AN Mod el Pembelajar an T CL d an Mod el Pembelajar an S CL MODEL TEACHER CENTERED LEARNING 1. Model TCL ini dimaksudkan sebagai model yang menitik beratkan pada

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

Prinsip Pemelajaran KBK

Prinsip Pemelajaran KBK 7/25/2011 Prinsip Pemelajaran KBK Student Centered Siswa menjadi subyek dan perbedaan kecepatan belajar dihargai/diperhatikan Integrated Learning Pengelolaan Pemelajaran secara Integratif bermuara kepada

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI BIO 4007 (3 SKS) Semester III PENGAMPU MATA KULIAH 1. Dr. Feskaharny Alamsjah 2. Dr. Zozy Aneloi Noli 3. Dr. Periadnadi 4. Dr. Nurainas PROGRAM

Lebih terperinci

FOKUS KAJIAN. 1. Latar belakang 2. Konsep dasar 3. Teori belajar yang relevan

FOKUS KAJIAN. 1. Latar belakang 2. Konsep dasar 3. Teori belajar yang relevan FOKUS KAJIAN 1. Latar belakang 2. Konsep dasar 3. Teori belajar yang relevan 4. Komponen utama 5. Langkah-langkah g pembelajaran 6. Manajemen kelas 7. Strategi keberhasilan PERLUNYA PEMBELAJARAN PAKEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada

Lebih terperinci

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd.

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. Dr. Katharina Rustipa, M.Pd. Capaian Pembelajaran: Peserta dapat: Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran. Menjelaskan cara memilih metode pembelajaran Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2006 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tingkat SMA/MA, mata pelajaran IPA khususnya Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Hal ini tercantum dalam Permendiknas No.

Lebih terperinci

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR A. Model Pembelajaran Novick Model Pembelajaran Novick merupakan salah satu model pembelajaran yang merujuk pandangan konstruktivisme. Gagasan utama dari

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Ayu Pipit Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi

Keywords: Integrasi Keterampilan Dasar Mengajar, Implikasi OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MELALUI INTEGRASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Kajian Teoritis tentang Implikasi Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran) Muhammad Syafi'i, M.Pd.I Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Lebih terperinci

MICRO TEACHING. Bobot Mata Kuliah. : Liyana Sunanto, S.Pd DESKRIPSI MATA KULIAH

MICRO TEACHING. Bobot Mata Kuliah. : Liyana Sunanto, S.Pd DESKRIPSI MATA KULIAH MICRO TEACHING Kelompok Mata Kuliah Nama / Kode Mata Kuliah Bobot Mata Kuliah Jurusan/Program Studi Semester Dosen : Mata Kuliah Keahlian (MKK) : Micro Teaching/- : 4 SKS : FKIP/PGSD : VI (Enam) : Liyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia untuk menghadapinya. mengembangkan potensi peserta didik. Namun yang terjadi saat ini, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia untuk menghadapinya. mengembangkan potensi peserta didik. Namun yang terjadi saat ini, pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, dunia semakin kompetitif. Hal itu dapat dirasakan oleh seluruh bangsa di dunia, di mana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai

Lebih terperinci

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS SPS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SF 1 1 Revisi : IV Tanggal : 18 Agustus 2012 Dikaji ulang oleh : Pembantu

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK 1 KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI Kusmantoro Edy, S. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempunyai

Lebih terperinci

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN Oleh : Herminarto Sofyan Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Salah satu faktor penentu keberhasilan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 02 UNGARAN Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo SPMI-UNW

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 07 SEMARANG 2O16 Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD Hari : Selasa, 5 juli 2011 pada pukul 08.00 Jam : 08.00-10.00 Oleh : drg. Gilang Yubiliana Kegiatan ini diawali dengan penjelasan dari drg. Gilang Yubiliana tentang Metode

Lebih terperinci

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04.

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 01 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Isi Sistem Penjaminan Mutu Internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam

Lebih terperinci

RPKPS PEMBELAJARAN DENGAN MENEMPATKAN MAHASISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (STUDENT LEARNING CENTER) PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN

RPKPS PEMBELAJARAN DENGAN MENEMPATKAN MAHASISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (STUDENT LEARNING CENTER) PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN RPKPS PEMBELAJARAN DENGAN MENEMPATKAN MAHASISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (STUDENT LEARNING CENTER) PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN Disusun oleh: RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS) MATA KULIAH PILIHAN HUTAN KOTA Oleh: Dr. Chairul JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) HUTAN KOTAN A. Latar belakang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi. menggunakan kurikulum berbasis kompetensi -

PENDAHULUAN. 1. Kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi. menggunakan kurikulum berbasis kompetensi - PENDAHULUAN 1. Kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi menggunakan desain kurikulum berbasis kompetensi (SK Mendiknas 232/u/2000 dan 045/U/2002). 2. Di pendidikan dasar dan menengah juga menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi kuliah dan mahasiswa mendengarkan secara pasif. Namun telah banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Standar Proses Pembelajaran adalah acuan proses pembelajaran, yang merupakan kriteria minimal pelaksanaan

Lebih terperinci

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN Oleh : Herminarto Sofyan Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Salah satu faktor penentu keberhasilan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Oleh: Dadang Sukirman Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Para peserta diharapkan dapat memahami hakikat

Lebih terperinci

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2. PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2 1) 2) SD Buin Batu Sumbawa Barat e-mail: endah.ekowati@newmont.com,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) DAN PETA KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI SMP

Lebih terperinci

SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI

SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI SISTEMATIKA KATALOG KURIKULUM PROGRAM STUDI Halaman Cover... SK Penentapan oleh Dekan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang (Jelaskan dasar berpikir baik secara empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhir rangkaian proses tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh,

Lebih terperinci

TEACHER CENTER. Student Centered Learning (BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN) (BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK)

TEACHER CENTER. Student Centered Learning (BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN) (BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK) STRATEGI MENGELOLA KELAS Disampaikan pada Workshop Peningkatan Profesionalisme Guru Madrasah Ibtidaiyah sesekabupaten Jombang, 14 Februari 2012 Oleh Drs. ASMUNI, M.Si (Ketua Tim Soft Skills STKIP PGRI

Lebih terperinci

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN Oleh : Herminarto Sofyan KOMPETENSI TENAGA AKADEMIK PP No.19/2005 Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial Kepmen 045/2002 Utama Kepribadian Keilmuan Kekaryaan Sikap Kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci