BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah Kabupaten Bima selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Bima melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima yang dibuat untuk memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun dan Peraturan Bupati Bima Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bima Tahun Tujuan dilakukannya pengukuran kinerja adalah dalam rangka menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis mendorong terwujudnya visi Kabupaten Bima yaitu : Terwujudnya Masyarakat dan Daerah Kabupaten Bima Yang Maju, Mandiri dan Bermartabat Berdasarkan Nilai Maja Labo Dahu Yang Religius Tahap Kedua 3.1. Upaya Perbaikan Dalam Mendukung Peningkatan Kinerja Dalam rangka pelaksanaaan penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan pemerintah Kabupaten Bima telah dilaksanakan beberapa agenda diantaranya : 1) Pelaksanaan bimbingan teknis tentang kebijakan / tindaklanjut pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dengan mengundang pembicara dari Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi). 2) Sebagai tindaklanjut dari evaluasi atas implementasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada Kabupaten Bima 2014, pemerintah Kabupaten Bima telah melaksanakan Reviu atas Utama (IKU) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), hasil kerjasama Bappeda Kabupaten Bima dengan AIPD (LPPM Universitas Brawijaya Malang). Hasil reviu berdampak pada perubahan Utama (IKU) Kabupaten Bima, maka pada tanggal 7 Pebruari 2015 ditetapkan Peraturan Bupati Bima Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bima Nomor 24 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama Kabupaten Bima. 3) Monitoring dan Evaluasi Percepatan Pemberantasan Korupsi lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Bima Nomor /054/03.8/2015 tentang pembentukan tim penyusunan laporan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 lingkup pemerintah Kabupaten Bima. 4) Pelaksanaan survey Indeks Kepuasan Masyarakat yang dilakukan oleh unit pelayanan pada RSU Sondosia Bolo, UPT Puskesmas Sape, UPT Puskesmas Lambu, BAB III : Akuntabilitas Kinerja 35

2 UPT Puskesmas Monta, UPT Puskesmas Belo, UPT Puskesmas Woha, UPT Puskesmas Palibelo. 5) Menindaklanjuti Peraturan Bupati Bima Nomor 21 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kabupaten Bima, maka pemerintah Kabupaten Bima pada Bulan Mei 2015 mencanangkan Pelayanan Administrasi Terpadu (PATEN) yang ditandai dengan penyerahan sebagian kewenangan Bupati Bima kepada Camat di wilayah Kabupaten Bima. 6) Berdasarkan Laporan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Provinsi NTB Nomor LEV-745/PW23/3/2015 tanggal 28 Desember 2015, tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Kabupaten Bima Tahun 2015 menunjukan tingkat maturitas berada pada level berkembang atau tingkat 3 (tiga) dari 6 tingkat maturitas SPIP. Pengukuran terhadap 25 fokus penilaian maturitas menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 2,12. Dengan tingkat maturitas berkembang maka karakteristik penyelenggaraan SPIP secara umum menunjukan bahwa pemerintah Kabupaten Bima : a. Telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokok unit organisasi di Pemerintah daerah sesuai PP nomor ; b. Telah mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur atas semua kegiatan pokok unit organisasi di pemerintah daerah. c. Belum melaksanakan kebijakan dan prosedur atas semua kegiatan pokok unit organisasi dalam pemerintah daerah dan mendokumentasikannya secara konsisten. d. Belum melakukan evaluasi atas efektifitas penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian atas semua kegiatan pokok unit organisasi dalam pemerintah daerah secara berkala. e. Belum melakukan pemantauan yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer. 7) Pengintegrasian sistem informasi manajemen berupa : Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) keuangan dan asset daerah, Sistem Informasi Evaluasi Pembangunan Daerah (S-Teppa). 8) Bimbingan Teknis Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan pendampingan implementasi aplikasi Simda berbasis akrual yang difasilitasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi NTB Kerangka Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja Dan tata cara reviu atas laporan kinerja Instansi pemerintah. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 36

3 Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bima Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bima Nomor 24 Tahun 2013 tentang Utama Pemerintah Kabupaten Bima. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d 100 : Sangat Berhasil 70 s/d <85 : Berhasil 55 s/d < 70 : Cukup Berhasil 0 s/d< 55 : Kurang Berhasil Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Perhitungan pencapaian indikator sasaran menggunakan asumsi : Jika semakin tinggi realisasi, menunjukan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin rendah/ jelek adalah: Sedangkan apabila semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian sasaran kinerja semakin rendah/jelek, atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik menggunakan perumusan: 3.3. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bima Dalam rangka mengukur peningkatan kinerja dan lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Utama (IKU). Pemerintah Kabupaten Bima telah menetapkan Peraturan Bupati Bima Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bima Nomor 24 Tahun 2013 tentang Utama Kabupaten Bima. Setelah dilakukan penetapan indikator utama maka untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, dilakukan pengukuran kinerja yaitu dengan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 37

4 Hasil pengukuran atas indikator Perjanjian kinerja Pemerintah Kabupaten Bima 2015 menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kinerja Kabupaten Bima Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Target 1 Menurunnya jumlah penduduk miskin 2 Meningkatnya paritas daya beli masyarakat 3 Peningkatan PDRB Per Kapita : 4 Menurunnya jumlah pengangguran melalui peningkatan ketersediaan lapangan kerja alternatif bagi masyarakat 5 Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana penunjang perekonomian 6 Meningkatnya ketersediaan stok pangan 7 Terwujudnya peternakan integrasi Dalam mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS) 8 Berkembangnya usaha perikanan tangkap dan budidaya perikanan 9 Meningkatnya angka melek huruf (terutama pada usia ), rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni 1 Prosentase penurunan jumlah penduduk miskin 2 Paritas daya beli 3 Pendapatan perkapita ADHB 4 Pendapatan perkapita ADHK 5 Prosentase penurunan jumlah pengangguran BAB III : Akuntabilitas Kinerja 38 Capaian (%) % 15.42*% 109,34 Rp Rp. 632,083 79,60 Rp , ,28* 111,62 Rp , ,51* 111, % 4,34 % 94,47 6 Rehabilitasi Terminal 18 Unit 2 unit 66,67 % 7 Pembuatan Halte 18 Unit Rehabilitasi Jembatan Timbang 1 Unit Jumlah Stok Pangan Rumah Tangga Ton Ton 416,4 % 10 Jumlah konsumsi pangan bergizi masyarakat Bima (Skor % ,61 % pola pangan harapan) 11 Meningkatnya jumlah produksi Beras Ton Ton 102,67 % 12 Jumlah ternak : - sapi 171,432 ekor ekor 97,14 % - Kerbau 23,072 ekor ekor 64,36 % - Kuda 8,740 ekor ekor 50,56 % - Kambing 359,811 ekor ekor 50,68 % - Unggas 1,401,367 ekor 1, ekor 117,22 % 13 Jumlah usaha perikanan tangkap dan budidaya Orang/Keg 18,358 orang/keg 63,52 % 14 Jumlah Produksi perikanan tangkap dan Ton 38,695 Ton 106,10 % budidaya 15 Meningkatnya angka melek huruf 100 % % 91,70 16 Meningkatnya rata-rata lama sekolah 12 Thn 12 Thn Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) : - APK SD % 101,97 % 96,54 - APK SMP 100 % 98,01 % 98,01 - APK SMA 100 % 89,58 % 89,58 18 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) : - APM SD 100 % 99,7 % 99,70 - APM SMP 100 % 94,22 % 94,22 - APM SMA 100 % 79,47 % 79,47

5 No. Sasaran Strategis Target 10 Tercapainya rasio ideal antara lokal/kelas dengan jumlah murid serta meratanya sebaran dan jangkauan pelayanannya 11 Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan usia dini secara bertahap 12 Meningkatnya kualitas dan kompetensi tenaga pendidik baik ditingkat SD, SMP, maupun ditingkat SMA Capaian (%) 19 Meningkatnya rasio lokal/kelas dengan jumlah murid : - SD/MI 31 % 30 % 96,77 % - SMP/MTs 32 % 29 % 90,63 % - SMA 32 % 30 % 93,75 % 20 Jumlah sarana dan prasarana PAUD 384 unit 527 unit 137,24 % 21 Jumlah guru yang mengikuti diklat peningkatan mutu 22 Jumlah guru yang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi % % 116,45 % 1.32 % 3.54 % 268,18 % 13 Meningkatnya usia harapan hidup 14 Meningkatnya aksesibilitas masyarakat ke pusat-pusat pelayanan kesehatan 15 Menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan kasus gizi buruk 16 Menekan penyebaran penyakit menular dan endemis lainnya di Kabupaten Bima 17 Meningkatnya angka cakupan air bersih, sanitasi dan penyehatan lingkungan. 18 Tercapainya rasio yang Ideal antara tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk 19 Tercapainya rasio yang Ideal antara sarana pelayanan kesehatan dengan jumlah 23 Usia harapan hidup 24 Meningkatnya angka kunjungan masyarakat ke sarana dan prasarana pelayanan kesehatan (rawat jalan di PKM dan jaringannnya) 25 Menekan angka kematian bayi 26 Menekan angka kematian balita 27 Menekan angka prevalensi malnutrisi anak 28 Menekan angka kasus gizi buruk terutama pada anak-anak 29 Menekan setengah angka kematian ibu melahirkan 30 Meningkatnya cakupan kelahiran yang ditolong tenaga terlatih 31 Menekan prevalensi malaria 32 Menekan prevalensi TBC Thn 64,71 Thn 89,21 % org 127,299 org 42,29 % 18 kasus 10 kasus 180 % 10 kasus 4 kasus 250 % % 7,23 % 200,69 % 30 kasus 3 kasus % 5 kasus 8 kasus 62,50 % 100 % 73,66 % 73,66 % 5.5 % 3,67 % 149,86 % 181 kasus 45 kasus 400,27 % 33 Meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar (jamban keluarga) 100 % 78,59 % 78,59 % 34 Meningkatkan akses terhadap sumber air 100 % 76,31 % 76,31 % bersih 35 Jumlah tenaga kesehatan 626 org 764 org 122,94 % 36 Jumlah sarana pelayanan kesehatan 727 unit 837 unit 115,13 % BAB III : Akuntabilitas Kinerja 39

6 No. Sasaran Strategis Target penduduk 20 Meningkatnya partisipasi masyarakat pada program Keluarga Berencana (KB) Capaian (%) 37 Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk 1.00 % 1.2 % % 38 Meningkatnya Akseptor KB Aktif PUS PUS % 21 Terciptanya tertib administrasi kependudukan 22 Meningkatnya jumlah dan kualitas aparat dalam pengelolaan Administrasi Kependudukan 23 Meningkatnya kesadaran, pemahaman dan kualitas pengamalan ajaran agama bagi seluruh masyarakat 24 Meningkatnya akses untuk melaksanakan kegiatan keagamaan yang didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana keagamaan yang memadai 25 Menurunnya kasus-kasus amoral dan perbuatan melanggar norma agama dan sosial kemasyarakatan lainnya 26 Meningkatnya even-even kesenian dan budaya lokal 27 Meningkatnya promosi kepariwisataan Kab. Bima 39 Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki dokumen kependudukan (Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran) 40 Meningkatnya jumlah dan kualitas aparat dalam pengelolaan SIAK dan NIK. 41 Meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Bima yang menunaikan ibadah haji 42 Meningkatnya jumlah sarana dan sarana peribadatan 43 Meningkatnya jumlah Taman Pendidikan Al - Qur'an (TPA) 44 Meningkatnya jumlah majelis taklim 45 Menurunnya jumlah kasus Pemerkosaan, Perjinahan, dan Perjudian % % % 38 org 24 org % 524 org 450 org % unit 855 unit % 1.03 unit 411 unit % 191 lokasi 252 lokasi % 0 kasus 72 kasus - 46 Jumlah kegiatan kesenian dan budaya 5 keg. 18 keg. 120 % lokal 47 Jumlah kegiatan Promosi pariwisata 5 keg. 11 keg. 73 % 28 Meningkatnya jumlah kunjungan wisata dan lama hari menginapnya di Kab. Bima 29 Menurunnya luas lahan kritis, perladangan liar dan ilegal logging 48 jumlah kunjungan mancanegara wisatawan baik domestik maupun org org 274,25 % 49 Menurunnya Luas lahan kiritis Ha ,11 Ha Menurunnya kasus perladangan liar 0 kasus 2 kasus - 51 Menurunnya kasus Ilegal Logging 0 kasus 2 kasus - 30 Meningkatnya jumlah dan 52 Minimal dan Debit Mata Air debit sumber-sumber mata dipertahankannya air Jumlah Titik Mata Air 41 titik M³ 41 M³ 100 % 31 Optimalnya pemanfaatan 53 Jumlah Dokumen 11 Dok 11 Dok 100 % BAB III : Akuntabilitas Kinerja 40

7 No. Sasaran Strategis Target sumber daya alam dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan 32 Tersedianya Ruang Terbuka Hijau sebanyak 30% atau lebih dari luas kawasan 33 Dipertahankannya kawasan peruntukan sawah abadi 34 Tersedianya aparatur yang cukup dalam pengendalian dan pengawasan hutan 35 Tersedianya Peraturan Daerah tentang pengelolaan hutan 36 Terdapatnya batas yang jelas antara kawasan lindung dan budidaya 37 Dipertahankannya kawasan peruntukan hutan bakau 38 Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah 39 Tersedianya regulasi tentang sistim penanganan bencana di Kabupaten Bima 40 Meningkatnya kualitas kinerja aparatur pemerintah Daerah 41 Terselenggaranya pemerintahan yang akuntabel dan transparan. 42 Menurunnya kasus - kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang 43 Terlaksananya pengelolaan kuangan daerah yang efisen, efektif, transparan dan akuntabel 44 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi pembangunan daerah Lingkungan : Amdal, UKL-UPL dan SPPL BAB III : Akuntabilitas Kinerja 41 Capaian (%) 54 Dipertahankannya Luas Ruang Terbuka Hijau 140,79 Ha 140,79 Ha 100 % 55 Luas Sawah Abadi 56 Tersedianya aparatur 57 Peraturan Daerah 58 Luas kawasan hutan 59 Luas hutan bakau Ha Ha 220,29 % 26 org 26 org 100 % 1 Dok 0 Dok 0 % 83,189,91 Ha 83,189,91 Ha 100 % Ha 621,72 Ha 100 % 60 Jumlah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) 1 unit 1 unit 100 % 51 Jumlah TPS (Tempat Pembuangan Sementara) 62 Tersusunnya Peraturan Daerah tentang sistim penanganan bencana 63 Terselenggarannya Diklat baik gelar maupun non gelar dalam rangka Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur 64 Tersusunnya dan terimplementasinya Standar Pelayanan Minimal di setiap SKPD 65 Terbentuknya unit pengelola pengaduan masyarakat di seluruh SKPD 66 Berkurangnya jumlah kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang 67 Meningkatnya kapasitas birokrasi dan profesionalisme aparat dalam pengelolaan keuangan daerah 68 Meningkatnya jumlah usulan masyarakat yang terakomodir dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 6 unit 6 unit 100 % 1 Dok 0 Dok 0 % 645 org 443 org % 15 unit 15 unit 100 % 12 unit 12 unit 100 % 1 kasus 1 kasus 100 % WTP Belum keluar penilaian 45 % 40,22 % % -

8 No. Sasaran Strategis Target 45 Tersedianya unit pelayanan terpadu 46 Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap per-uu 47 Meningkatnya ketersediaan produk hukum daerah 48 Terlaksananya percepatan pembangunan Ibu Kota Kabupaten Bima di wilayah Woha 49 Meningkatnya aksesibilitas ke kawasan-kawasan strategis melalui pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur transportasi 50 Meningkatnya jumlah dan volume infrastruktur irigasi dalam rangka peningkatan produksi pertanian 51 Meningkatnya peran lembaga pengelolaan irigasi dalam peningkatan produksi 69 Pelayanan perizinan terpadu 70 Meningkatnya frekuensi sosialisasi produk perundang-undangan 71 Meningkatnya cakupan wilayah sosialisasi produk perundangundangan 72 Meningkatnya jumlah Perda yang dihasilkan 73 Menurunnya angka kriminlitas, tindak kekerasan/kejahatan 74 Terlaksananya pemindahan Ibukota Kabupaten Bima 75 Terlaksananya pembebasan lahan pembangunan pusat pemerintahan 76 Terbangunnya infrastruktur jalan pada ibukota Kabupaten 77 Terbangunnya infrastruktur jembatan pada ibukota Kabupaten 78 Terbangunnya infrastruktur utilitas drainase pada ibukota Kabupaten 79 Terbangunnya pelabuhan perintis/cargo, Pelabuhan Nusantara 80 Terbangunnya pelabuhan tradisonal 81 Terbangunnya jembatan pada ruas jalan propinsi dan kabupaten 82 Terbangunannya Bendung, Bendungan, Dam, beririgasi teknis 83 Terpelihara bangunan dan bangunan pelengkap pada daerah irigasi semi teknis/semi permanen 84 Terbangunnya jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier 85 Terpeliharaanya jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier 86 Terbentuknya Kelembagaan petani (P3A, GP3A, dan LEPLI) BAB III : Akuntabilitas Kinerja 42 Capaian (%) 1 unit 1 unit 100 % 10 kali 8 kali 80 % 18 Kec. 8 Kec % 18 Buah 8 Buah % 490 Kasus 640 kasus 130,61 % 1 paket 0 paket 0 % 20 Ha 0 Ha 0 % 11 Km 12 Km 109,09 % 1 Buah 0 Buah 0 % 1 Km 2 Km 200 % 1 Buah 0 Buah 0 % 6 Buah 6 Buah 100 % 84 Buah 105 Buah 125 % 61 Buah 40 Buah % 60 Unit 41 Unit % Km 310,08 Km 95 % Km 260,89 Km % 338 Buah 297 Buah %

9 No. Sasaran Strategis Target pertanian 52 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur energi dan telekomunikasi dalam rangka menciptakan iklim yang sehat untuk investasi 53 Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pada Desa Pusat Pertumbuhan melalui pembangunan pasar kecamatan dan desa Capaian (%) 87 Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat 119,004 KK KK % 88 Terbangunnya pasar kecamatan / desa. Sumber : Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Kab. Bima, unit 4 unit 100 % Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut dapat dilihat lebih terinci lagi pada matriks pengukuran kinerja dalam lampiran II Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Pada 2015, jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Kabupaten Bima adalah 53 sasaran strategis dengan 88 indikator kinerja yang ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun Dari tabel 3.1 di atas, terlihat bahwa tingkat pencapaian indikator kinerja pencapaian sasaran strategis bermakna baik dan dapat dicapai sesuai target. Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja masing - masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut : Sasaran Strategis ke-1 Menurunnya jumlah penduduk miskin Sasaran strategis ke - 1 ini merupakan salahsatu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi, nilai tambah, kesempatan kerja, dan sarana prasarana penunjang perekonomian dan juga untuk mencapai tujuan pertama yaitu : Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran menurunnya jumlah penduduk miskin dengan 1 (satu) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 109,34 % dengan predikat Sangat berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran menurunnya jumlah penduduk miskin dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke-1 Persentase penurunan jumlah penduduk miskin * angka sementara Target Tahun 2015 % Capaian % 16, * 109,34 BAB III : Akuntabilitas Kinerja 43

10 Penurunan jumlah penduduk miskin merupakan target utama setiap yang ditetapkan oleh jajaran pemerintah Kabupaten Bima. Angka kemiskinan di Kabupaten Bima yang semakin menurun dari waktu ke waktu yaitu dari 19,41% pada 2010 menjadi 17,66% pada 2011 dan menjadi 15,42% pada 2015, artinya pemerintah Kabupaten Bima dalam 5 terakhir mampu menurunkan angka kemiskinan lebih dari 3 %. Hal ini sebagai gambaran semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk di Kabupaten Bima. Pencapaian sasaran sampai dengan ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun ditunjukan melalui tabel di bawah ini : Tabel 3.3 Capaian indikator sasaran strategis ke - 1 terhadap target kinerja RPJMD Target RPJMD Persentase penurunan jumlah penduduk miskin % 17,66 16,22 16, ,86 Bila dibandingkan dengan rencana atau target RPJMD , penurunan angka kemiskinan telah dapat tercapai pada 2012 dengan capaian sebesar 16,22 % ini menunjukkan bahwa program yang selama ini digulirkan oleh pemerintah dalam rangka mencapai sasaran menurunnya penduduk miskin telah tercapai. Tren penurunan angka kemiskinan dalam kurun waktu 2005 s.d 2015 terlihat pada grafik di bawah ini : Grafik 3.1 Tren tingkat kemiskinan di Kabupaten Bima Tahun 2005 s.d Sasaran strategis menurunnya jumlah penduduk miskin dicapai melalui program : 1) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. 2) Program Pengembangan Data dan Informasi. 3) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya. 4) Program Perkuatan dan Fasilitasi Sumber Permodalan bagi Koperasi dan UMKM. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 44

11 5) Program Pengembangan UKM. 6) Program Peningkatan Mutu SDM Pengusaha/Pengrajin UKM. Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Pembentukan Tim TKPKD (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah) dengan melibatkan Dinas/Instansi lintas sektoral yang melaksanakan rapat koordinasi untuk menginvetarisir serta mengkoordinasikan permasalahan kemiskinan di kabupaten Bima 2) Prosentase jumlah buku Bima dalam angka dan IPM Kabupaten Bima diupayakan maksimal dalam target pencapaian sehingga akses data secara mudah didapatkan disamping tingkat akurasi profil Desa yang dapat dijadikan sebagai data base untuk mengetahui potensi/perkembangan desa swadaya, swakarya dan swasembada. 3) Terciptanya kelompok usaha mikro dalam rangka mewujudkan peningkatan penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau - pulau kecil secara berkelanjutan. 4) Terlaksananya sejumlah kegiatan pemberdayaan, bimbingan dan pelatihan kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial, eks penyandang dan penyakit sosial. 5) Adanya koordinasi terhadap penanganan upaya penanggulangan kemiskinan di setiap SKPD (banyaknya program pengentasan kemiskinan seperti PKH, PNPM MANDIRI, CSR dan KUR). Hambatan/permasalahan : 1) Tingkat pendapatan dan mata pencaharian penduduk di sektor pertanian belum mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk secara signifikan. 2) Faktor kelembagaan belum terkoordinasi dengan baik dalam menanggulangi masalah kemiskinan secara terpadu, fokus dan menyeluruh. 3) Penetapan target sasaran dan lokasi daerah penanggulangan kemiskinan yang kurang akurat. Strategi pemecahan : 1) Pemberdayaan dan pengembangan aspek sumberdaya manusia dengan penyediaan usaha ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyediaan infrastruktur yang memadai dan mendukung usaha ekonomi. 2) Integrasi, kemitraan dan koordinasi antar pelaku pembangunan daerah untuk menjamin sinergisitas dan keberlangsungan program penanggulangan kemiskinan. 3) Peningkatan akses terhadap pelayanan dasar. Sasaran Strategis ke-2 Meningkatnya paritas daya beli masyarakat Sasaran strategis ke - 2 merupakan upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi, nilai tambah, kesempatan kerja, dan sarana prasarana penunjang perekonomian dan juga untuk mencapai tujuan pertama: Peningkatan Pendapatan Masyarakat. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 45

12 Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran meningkatnya paritas daya beli masyarakat dengan 1 (satu) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 79,60 % dengan predikat berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya paritas daya beli masyarakat dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis ke - 2 Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Parietas daya beli Rp 794, ,083 79,60 Data pengeluaran perkapita dapat mengungkapkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi pengeluaran rumahtangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, semakin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran menunjukan semakin membaik kesejahteraan masyarakat tersebut. Pengeluaran perkapita perbulan untuk Kabupaten Bima mengalami peningkatan setiap. Hal ini dapat diartikan bahwa kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bima semakin baik. pada 2015 pengeluaran perkapita perbulan Kabupaten Bima sebesar Rp Pencapaian sasaran sampai dengan ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun ditunjukan melalui tabel di bawah ini : Tabel 3.5 Capaian indikator sasaran strategis ke - 2 terhadap target kinerja RPJMD Target RPJMD Paritas Daya Beli Rp , ,151 Berdasarkan tabel di atas, bahwa realisasi capaian kinerja sampai dengan 2015 tidak mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun walaupun setiap realisasi yang dicapai menunjukkan angka yang positif perkembangannya, ini ditunjukan dengan proporsi pengeluaran perkapita perbulan untuk konsumsi makanan sebesar 56,35 % sedangkan untuk non makanan sebesar 43,65 %, angka ini menunjukan demi proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan semakintipis perbedaannya. Sasaran strategis meningkatnya paritas daya beli masyarakat dicapai melalui program : 1) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. 2) Program Pengembangan Kemetrologian. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 46

13 Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Peranan APBD dalam bentuk pemberian bantuan modal bergulir, bantuan ternak maupun peralatan akan mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. 2) Upaya pengendalian harga dengan meningkatkan produksi dan penataan sarana transportasi untuk meningkatkan pendapatan riil masyarakat di masa-masa mendatang. Hambatan/permasalahan : 1) Masih rendahnya multiplier efect dari pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh belum tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 2) Masih belum optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. 3) Masih terbatasnya akses UMKM untuk mendapatkan modal produktif pada lembaga perbangkan maupun lembaga keuangan lainnya. Strategi pemecahan : 1) Membuka pusat pusat pertumbuhan ekonomi baru yang tersebar di beberapa kecamatan misalnya untuk wilayah barat dipusatkan di Kecamatan Bolo, wilayah tengah di kecamatan woha (pusat ibukota kabupaten Bima ), wilayah timur di Kecamatan Sape, wilayah utara di kecamatan Wera. 2) Pemerintah daerah diharapkan lebih berperan sebagai stabilisator untuk menjaga agar perekonomian berjalan normal. 3) Pemerintah Kabupaten Bima harus membuat rencana kerja atau kebijakan-kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dilaksanakan secara efisien agar sumber daya alam dapat terdistribusi secara baik dalam masyarakat. Sasaran Strategis ke-3 Peningkatan PDRB Per Kapita Sasaran strategis ke - 3 merupakan upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi, nilai tambah, kesempatan kerja, dan sarana prasarana penunjang perekonomian dan juga untuk mencapai tujuan pertama: Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran peningkatan PDRB Per Kapita dengan 2 (dua) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 111,69 % dengan predikat Sangat berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan PDRB Per Kapita dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.6 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke - 3 PDRB perkapita ADHB Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Rp , ,28 111,62 BAB III : Akuntabilitas Kinerja 47

14 PDRB perkapita ADHK Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Rp , ,51 111,76 Rata - rata 111,69 Pada periode Kabupaten Bima telah mampu mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya. Hal ini tercermin dari peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada 2011 sebesar Rp. 5,5 triliyun, 2012 sebesar Rp. 6,01 triliyun, 2013 sebesar Rp. 6,5 triliyun, 2014 sebesar Rp. 7,3 triliyun. Berbanding lurus dengan PDRB ADHB, terjadi peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yaitu 2011 sebesar Rp. 5,4 triliyun, 2012 sebesar Rp. 5,7 triliyun, 2013 sebesar Rp. 6,04 triliyun, 2014 sebesar Rp. 6,4 triliyun. Peningkatan yang terjadi pada PDRB ADHK membuktikan terjadi peningkatan volume produksi dan jasa di Kabupaten Bima. PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk Kabupaten Bima dari nilai tambah yang tercipta selama satu. PDRB per kapita biasa digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat secara makro. Angka PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan yang sama. PDRB Per Kapita Kabupaten Bima terus mengalami pertumbuhan yang positif. Pada 2015, PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku mencapai Rp ,28 atau mengalami peningkatan sebesar 5,2 % dibandingkan dengan 2014 yang sebesar Rp ,00 sedangkan Atas Dasar Harga Konstan PDRB perkapita Kabupaten Bima sebesar Rp ,51 atau terjadi pertumbuhan positif sebesar 1,96 % hal ini berarti penduduk Kabupaten Bima pada 2015 rata - rata mengalami peningkatan kesejahteraan. Pencapaian sasaran sampai dengan ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun ditunjukan melalui tabel di bawah ini : Tabel 3.7 Capaian indikator sasaran strategis ke - 3 terhadap target kinerja RPJMD Indikator Kinerja Target RPJMD PDRB perkapita ADHB PDRB perkapita ADHK Rp , , , , , ,89 Rp , , , , , ,75 BAB III : Akuntabilitas Kinerja 48

15 Berdasarkan tabel diatas, realisasi sampai dengan rencana akhir RPJMD pada 2015 menunjukkan angka yang positif, pencapaian indikator PDRB perkapita ADHB dan PDRB perkapita ADHK telah melampaui target RPJMD Kabupaten Bima dan ini merupakan capaian pada ke - 3 RPJMD Kabupaten Bima Namun PDRB perkapita Kabupaten Bima termasuk yang paling rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Pulau Sumbawa, dengan Kabupaten Sumbawa Barat yang paling besar yaitu 72,86 juta disusul Kabupaten Sumbawa juta, Kabupaten Dompu juta, dan kota Bima sebesar 16,97 juta. Sasaran strategis peningkatan PDRB Per Kapita dicapai melalui program : 1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. 2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Investasi. 3) Program Pengembangan Usaha Perdagangan Kecil dan Menengah. Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Besarnya kontribusi sektor pertanian yang mencapai rata-rata 50 %. 2) Peningkatan potensi sektor perdagangan, hotel, restauran dan jasa yang rata rata di atas 18 % yang dimiliki oleh Kabupaten Bima. Hambatan/permasalahan : 1) Masih rendahnya investasi masyarakat, baik investasi lokal maupun nasional dan Luar Negeri (PMDN dan PMA). Strategi pemecahan : 1) Perbaikan dan peningkatan kualitas di bidang perizinan usaha. 2) Peningkatan koordinasi antara kepala daerah dengan instansi pemda dalam penanganan masalah di dunia usaha. 3) Peningkatan dukungan pemda melalui penyediaan fasilitas di dunia usaha, efektifitas forum komunikasi untuk membicarakan masalah yang terkait dunia usaha. 4) Peningkatan kualitas infratruktur dan mempercepat perbaikan infrastruktur, terutama infratruktur jalan. Sasaran Strategis ke-4 Sasaran strategis ke - 4 : Menurunnya jumlah pengangguran melalui peningkatan ketersediaan lapangan kerja alternatif bagi masyarakat Sasaran strategis ke - 4 merupakan upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi, nilai tambah, kesempatan kerja, dan sarana prasarana BAB III : Akuntabilitas Kinerja 49

16 penunjang perekonomian dan juga untuk mencapai tujuan pertama: Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran menurunnya jumlah pengangguran melalui peningkatan ketersediaan lapangan kerja alternatif bagi masyarakat dengan 1 (satu) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 31,80 % dengan predikat Sangat berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran menurunnya jumlah pengangguran melalui peningkatan ketersediaan lapangan kerja alternatif bagi masyarakat dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.8 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke - 4 Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Prosentase penurunan jumlah pengangguran terbuka % 4,10 4,34 94,47 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima, dengan jumlah penduduk Kabupaten Bima pada 2015 adalah sebanyak 463,419 jiwa terdapat 62,81 % merupakan penduduk Angkatan Kerja (AK) baik itu yang terlibat aktif dalam bekerja maupun sedang mencari pekerjaan, sisanya sebanyak 34,50 % adalah penduduk bukan angkatan kerja (AK) yaitu penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Proporsi tenaga kerja terbesar masih berada pada sektor pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar %, hal ini sangat mungkin terjadi karena perekonomian Kabupaten Bima sangat bertumpu pada sektor pertanian. Sektor lain yang mampu menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar %, sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 12,94 %. Sementara sektor yang sangat sedikit menampung tenaga kerja adalah sektor industri dan gabungan dari beberapa sektor yaitu pertambangan, penggalian, konstruksi, listrik, gas, air bersih, transportasi dan keuangan yang masing masing hanya sebesar 4.63 % dan 7.14 %. Indikator Kinerja Prosentase penurunan jumlah pengangguran terbuka Tabel 3.9 Capaian indikator sasaran strategis 4 terhadap target kinerja RPJMD Target RPJMD % 5,13 4,90 4,76 4,10 4, BAB III : Akuntabilitas Kinerja 50

17 Porsentase Pemerintah Kabupaten Bima Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi sampai dengan rencana akhir yang tercantum dalam RPJMD Tahun menunjukkan angka penurunan tingkat pengangguran yang belum mencapai target. Namun tingkat pengangguran Kabupaten Bima adalah termasuk yang paling rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi NTB. Statistik menunjukan bahwa tingkat penangguran di Kota Bima adalah yang paling tinggi yaitu 8,69 % Dompu 6,51 %, Lombok Timur 7,16 %, Lombok Tengah 6,37 %, dan Provinsi NTB sebesar 5,75 % Tren penurunan angka pengangguran di Kabupaten Bima ditunjukan oleh grafik berikut ini : Grafik 3.2 Penurunan angka pengangguran di Kabupaten Bima TPT Sasaran strategis menurunnya jumlah pengangguran melalui peningkatan ketersediaan lapangan kerja alternatif bagi masyarakat dicapai melalui program : 1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. 2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja. 3) Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Adanya unit pelaksana teknis (UPT) Loka Latihan Kerja Kabupaten Bima. 2) Adanya pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima. 3) Sektor pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 60,70 % dari seluruh angkatan kerja. Hambatan/permasalahan : 1) Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. 2) Struktur lapangan kerja tidak seimbang. Strategi pemecahan : 1) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang ada (Kelautan dan perikanan, pertambangan dan pariwisata). 2) Penyediaan sarana dan prasarana perindustrian dan perdagangan. 3) Upaya peningkatan investasi masyarakat dalam pembangunan. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 51

18 Sasaran Strategis ke-5 Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana penunjang perekonomian Sasaran strategis ke - 5 merupakan upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan produksi, nilai tambah, kesempatan kerja, dan sarana prasarana penunjang perekonomian dan juga untuk mencapai tujuan pertama: Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran meningkatnya jumlah sarana dan prasarana penunjang perekonomian dengan 3 (tiga) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 66,67 % dengan predikat Cukup berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya jumlah sarana dan prasarana penunjang perekonomian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.10 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke - 5 Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Rehabilitasi Terminal Unit ,67 % Pembuatan Halte Unit Rehabilitasi Jembatan Timbang Unit Pada 2013, rehabilitasi terminal dilakukan pada 3 (tiga) lokasi Kecamatan yaitu Kecamatan Tente, Bolo dan Wera. Rehabilitasi jembatan timbang telah dilakukan untuk 1 (satu) wilayah yaitu Kecamatan Madapangga sedangkan rehabilitasi halte dilakukan pada 6 (enam) titik di 3 (tiga) wilayah Kecamatan. Pada 2014, rehabilitasi terminal dilaksanakan pada 2 (dua) Kecamatan yaitu Tente dan Sape, namun kegiatan ini diselesaikan pada 2015 termasuk melengkapi fasilitas terminal diantaranya MCK dan Mushola. Pencapaian sasaran sampai dengan ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun ditunjukan melalui tabel di bawah ini : Tabel 3.11 Capaian indikator sasaran strategis ke-5 terhadap target kinerja RPJMD Target RPJMD Rehabilitasi Terminal Unit Pembuatan Halte Unit Rehabilitasi Jembatan Timbang Unit BAB III : Akuntabilitas Kinerja 52

19 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi sampai dengan rencana akhir yang tercantum dalam RPJMD belum menunjukkan angka yang mencapai target. Indikator kinerja rehabilitasi terminal dan halte secara akumulasi sudah dilakukan rehabilitasi terminal dan halter sebanyak 10 unit dan 9 Halte dari target sebanyak masing masing 18 unit. Akan tetapi untuk indikator rehabilitas jembatan timbang sudah mencapai 100 % pada 2013 lalu. Sasaran strategis meningkatnya jumlah sarana dan prasarana penunjang perekonomian dicapai melalui program : 1) Program Pengembangan Infrastruktur Perhubungan, Energi dan Komunikasi. 2) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan. 3) Program Peningkatan dan Pengamanan Lalulintas. Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Terbangunnya sarana dan prasarana perhubungan darat yang merupakan prioritas pembangunan Kabupaten Bima. 2) Upaya peningkatan pendapatan riil masyarakat sehingga target pembangunan dan rehabilitasi jembatan timbang menjadi prioritas utama yang harus dicapai. Hambatan/permasalahan : 1) Kurangnya anggaran yang tersedia untuk mendukung pelaksanaan pembangunan terminal dan halte baru. 2) Penetapan target yang terlalu tinggi untuk indikator kinerja. Strategi pemecahan : 1) Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Bima menyusun rencana kerja yang berorientasi kinerja dan disesuaikan dengan target yang sesuai dengan anggaran. 2) Dinas Perhubungan dan kominfo harus melakukan reviu penetapan tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang hendak dicapai. Katagori Capaian Kinerja Sasaran Tujuan pertama : Peningkatan Pendapatan Masyarakat Secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun Jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi pertama Kabupaten Bima pada RPJMD Kabupaten Bima Tahun adalah 5 (lima) sasaran strategis dengan 8 (delapan) indikator kinerja yang ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun Dari 5 (lima) sasaran dengan indikator kinerja sebanyak 8 (delapan), pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Bima adalah sebagai berikut : No. Predikat Jumlah Sasaran Strategis 1 Sangat Berhasil 3 2 Berhasil 1 3 Cukup Berhasil 1 4 Kurang Berhasil 0 Jumlah 5 BAB III : Akuntabilitas Kinerja 53

20 Sasaran Strategis ke-6 Sasaran strategis ke - 6 : Tersedianya stok pangan masyarakat dan daerah setiap dibutuhkan Sasaran strategis ke - 6 merupakan upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan dan juga untuk mencapai tujuan kedua : Peningkatan Ketahanan Pangan. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran tersedianya stok pangan masyarakat dan daerah setiap dibutuhkan, dengan 3 (tiga) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 205,23 % dengan predikat Sangat berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran kinerja sasaran tersedianya stok pangan masyarakat dan daerah setiap dibutuhkan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.12 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke - 6 Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Jumlah stok pangan rumah tangga Ton ,4 % Jumlah konsumsi pangan bergizi masyarakat Bima (Skor pola pangan harapan ) % ,61 % Meningkatnya jumlah produksi Beras Ton ,67 % Rata - rata 205,23 % 1. Jumlah stok pangan rumah tangga Target SPM untuk penguatan cadangan pangan adalah adanya cadangan pangan pemerintah sebanyaik 100 ton setara beras. Selama 2011 hingga akhir 2015 stock pangan masyarakat tetap ada dan bisa dikonsumsi hingga 13 bulan pada berikutnya. Kondisi per-desember 2015 selain cadangan pangan pemerintah yang ada di Dolog, terdapat cadangan pangan dilumbung pangan masyarakat setara beras sebesar 289,65 ton,sehingga capaian untuk indikator ini sudah melewati target. 2. Jumlah konsumsi pangan bergizi masyarakat Bima (Skor pola pangan harapan ) Data untuk indikator Pola Pangan Harapan diperoleh dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan oleh BPS. Target untuk skor PPH adalah 90 persen. Sejak 2011 capaian Skor Pola Pangan Harapan Kabupaten Bima selalu naik walaupun belum dapat memenuhi target. Tahun ini baru mencapai 67,90 % dengan ratarata konsumsi energi sebesar 1900,31 kkal/kap/hr dan rata-rata konsumsi protein sebesar 54,22 gram/kap/hari, ini masih sangat jauh dari standar nasional konsumsi energi sebesar 2000 kkal/kap/hr dan tingkat konsumsi protein sebesar 52 gram/kap/hari. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 54

21 3. Meningkatnya jumlah produksi Beras Hasil evaluasi untuk capaian indikator kinerja jumlah produksi beras didapatkan bahwa luas panen Padi 2014 sebesar ha dengan produksi padi mencapai ton GKG (Gabah Kering Giling) menurun dibandingkan 2013 sebesar ton. Adanya penurunan jumlah produksi padi karena tidak bertambahnya luas tanam seperti pada 2013 sebesar ha. Hal ini disebabkan oleh Lahan BBU Naru Sape telah digunakan sebagai lokasi Rumah Sakit Sape, dan Pemerintah Kabupaten Bima telah memberikan lahan pengganti dengan luas yang sama (3 Ha) dan berlokasi di Desa Naru Kecamatan Sape, tetapi lahan dimaksud tidak dapat dikelola secara maksimal disebabkan adanya pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan yang menjadi penghambat petugas. Solusinya adalah penyelesaiaan melalui jalur hukum. Pencapaian sasaran sampai dengan ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima Tahun ditunjukan melalui tabel di bawah ini : Tabel 3.13 Capaian indikator sasaran strategis ke - 6 terhadap target kinerja RPJMD Target RPJMD Jumlah stok pangan rumah tangga Jumlah konsumsi pangan bergizi masyarakat Bima (Skor pola pangan harapan ) Meningkatnya jumlah produksi Beras Ton 72,153 72, ,282 % 57,88 63,4 68, ,90 83,36 Unit Ton 102,81 118,51 383, ,13 Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi akumulasi sampai dengan rencana akhir yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bima menunjukkan pencapaian indikator jumlah stok pangan rumah tangga terbesar dicapai pada 2014 yaitu ton dan menurun menjadi Ton pada 2015, walaupun angkanya masih melebihi target. Sedangkan untuk indikator meningkatnya jumlah produksi Beras paling besar dicapai pada 2014 yaitu sebesar Ton dan turun lagi pada 2015 menjadi ton. Untuk indikator jumlah konsumsi pangan bergizi masyarakat Bima (Skor pola pangan harapan ) dicapai angka 67,90 %, belum mencapai target yaitu sebesar 83,36 %. Hasil analisis yang dilakukan terlihat bahwa gap konsumsi pangan hewani, buah dan sayur serta kelompok kacang-kacangan masih tinggi, sehingga perlu dipacu agar konsumsi sumber pangan tersebut meningkat. Sasaran strategis tersedianya stok pangan masyarakat dan daerah setiap dibutuhkan dicapai melalui program : 1) Program peningkatan ketahanan pangan. 2) Program Peningkatan kesejahteraan petani. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 55

22 3) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan. 4) Program peningkatan sarana prasarana penyuluhan. 5) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan. 6) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian. 7) Program Peningkatan Produksi Pertanian. Faktor - faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan adalah sebagai berikut : 1) Dukungan terhadap penguatan cadangan pangan diperoleh dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan fisik lumbung pangan masyarakat, serta anggaran ABPD I untuk pengisian lumbung pangan masyarakat. 2) Pelaksanaan kegiatan peningkatan ketahanan pangan mampu menjamin stok pangan yang mencukupi kebutuhan pasar dan masyarakat Kabupaten Bima. 3) Adanya kegiatan promosi atas hasil produksi pertanian unggulan daerah (PEDA, PENAS dan HPS). 4) Potensi lahan untuk tanaman pangan dan hortikultura mencapai Ha terdiri atas lahan sawah dengan luas mencapai ha dan lahan bukan sawah dengan luas mencapai ha, dengan komoditas potensial yang dapat dikembangkan antara lain jagung, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, bawang merah, srikaya (garoso), mangga, pisang, pepaya, sawo, dan nangka. Hambatan/permasalahan : 1) Salah satu tradisi masyarakat petani di Bima adalah menyimpan padi untuk cadangan musim paceklik di lumbung-lumbung tradisional (jompa dan Lengge). Namun tradisi ini mulai ditinggalkan seiring tidak adanya peremajaan lumbung tradisional. 2) Rendahnya capaian Pola Pangan Harapan juga menunjukkan bahwa pola keberagaman konsumsi pangan masyarakat Bima masih sangat rendah sehingga belum mencapai nilai Pola Pangan Harapan ideal yaitu 100. PPH erat kaitannya dengan status gizi masyarakat, hal ini mengingat bahwa status gizi masyarakat Kabupaten Bima paling dipengaruhi oleh pola asuh dan pola konsumsi. Oleh karena itu tantangan kedepan adalah bagaimana mengadvokasi masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk dapat memperbaiki pola konsumsi rumah tangga. Strategi pemecahan : 1) Melalui anggaran DAK dibangun lumbung pangan masyarakat secara modern dan dikelola secara kelompok. 2) Perlu adanya peningkatan mutu pangan baik segar maupun olahan yang beredar di masyarakat. 3) Pengembangan jejaring keamanan pangan. 4) Meningkatkan pengetahuan petani, kelompok tani dan pedagang dalam penanganan mutu pangan di masyarakat. 5) Adanya hasil pertanian yang bersertifikat dan berlabel. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 56

23 Sasaran Strategis ke-7 Terwujudnya peternakan integrasi dalam mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS) Sasaran strategis ke - 7 merupakan upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu : Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan dan juga untuk mencapai tujuan kedua : Peningkatan Ketahanan Pangan. Hasil evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran terwujudnya peternakan integrasi dalam mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dengan 5 (lima) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 75,99 % dengan predikat Berhasil. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran kinerja sasaran terwujudnya peternakan integrasi dalam mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.14 Pengukuran Capaian Sasaran strategis ke - 7 Jumlah ternak : Tahun 2015 % Target Capaian Kinerja Sapi Ekor ,14 % Kerbau Ekor ,36 % Kuda Ekor ,56 % Kambing Ekor ,68 % Unggas Ekor , ,22 % Rata - rata 75,99 % Pada 2015, Dinas Peternakan Kabupaten Bima telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya adalah pemberian bantuan ternak sebanyak 443 ekor sapi kepada 31 kelompok, 28 ekor kuda untuk 2 kelompok, 344 ekor kambing kepada 17 kelompok, ekor broiler kepada 3 kelompok dan ekor ayam pejantan super kepada 1 kelompok. Dengan demikian sampai dengan 2015 jumlah ternak pemerintah yang telah diberikan kepada kelompok ternak sebanyak ekor sapi, ekor kambing dan ekor ayam buras dan ekor entok, ekor broiler serta ekor ayam pejantan super. Pemberian bantuan ternak kepada masyarakat ini dilakukan dengan pola bergulir (revolving) dimana setiap anggota kelompok wajib mengembalikan pokok induk yang diterima sampai dengan 3, hal ini dimaksudkan agar anggota kelompok dapat mempertanggungjawabkan kelangsungan dan keberhasilan pemeliharaan ternaknya sehingga dengan sendirinya mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. BAB III : Akuntabilitas Kinerja 57

Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun

Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun 2011-2015 1 Menurunnya jumlah 1 Prosentase penurunan % 18.49 17.66 16,23 15.13 15.42* penduduk miskin jumlah penduduk miskin 2 Meningkatnya paritas 2 Paritas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA RPJMD KABUPATEN BIMA TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA RPJMD KABUPATEN BIMA TAHUN UTAMA RPJMD KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 NO AGENDA/ SASARAN SATUAN TAHUN 2009 TAHUN 2010* TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 I 1 Agenda Peningkatan Pendapatan Masyarakat Menurunnya

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja

Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja 1 Menurunnya jumlah penduduk 1 Prosentase penurunan jumlah penduduk miskin miskin 16.86 % 15.42*% 109,34% 2 Meningkatnya paritas daya beli 2 Paritas daya beli masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja

Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BIMA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kabupaten Bima, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi dan Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2012

RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2012 RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2012 1. Mewujudkan peningkatan pendapatan masyarakat Meningkatnya Pendapatan Masyarakat 1. 2. Angka kemiskinan Parietas daya beli masyarakat 18.54

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2013

RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2013 RENCANA STRATEGIK ( RS) PEMERINTAH KABUPATEN BIMA TAHUN 203 No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Unit Pengelola Program 2 3 4 5. Mewujudkan peningkatan Meningkatnya pemberdayaan 7.97 pendapatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

: RUSLI HABIBIE :

: RUSLI HABIBIE : GUBERNUR GORONTALO PENETAPAN KINERIA TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja merupakan tekad atau janji rencana kinerja yang akan dicapai berdasarkan sasaran, tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan, baik dalam tahap

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 Tabel 3.3.2 Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp.) Anggaran Realisasi (Rp.) Capaian (%) Tingkat Efisiensi (6-9)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL PENGUKURAN KINERJA KABUPATEN : BIMA TAHUN ANGGARAN : 2016 VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL Misi 1 : Meningkatkan Masyarakat Yang Berkualitas Melalui

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun DAFTAR TABEL Tabel. 2.1. Perbandingan Penduduk Kabupaten Pati dan Prov Jateng Tahun 2007- II 8 Tabel. 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan & Atas Dasar Harga II 8 Berlaku Kabupaten Pati Tahun 2007- Tabel.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb S egala puji bagi Alloh SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga seluruh rangkaian proses penyusunan Laporan Keterangan

Lebih terperinci

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah 3.3. REALISASI ANGGARAN 3.3.1. Alokasi per sasaran pembangunan Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu pemerintah daerah disesuaikan dengan proporsi pembangunan. Pada tabel di bawah ini di

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA 2.1 Rencana Strategis Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 bahwa setiap Daerah wajib menetapkan Rencana Stratejik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai kean dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia, KATA PENGANTAR Dengan niat yang tulus, segala bentuk kebijakan, program dan kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dengan harapan semoga gerak langkah kita selalu diberkahi

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M.

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun VIII-1VIII-1 Komitmen Bupati Mandailing Natal yang akhirnya menjadi visi daerah adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Mandailing Natal yang yang Religius, Mandiri, Sehat dan Sejahtera melalui Peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)

3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) 3. TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3) URUSAN WAJIB 1. Urusan Pendidikan Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pendidikan diukur dari 14 (empat belas) Indikator

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA Sasaran Strategis 1. Terwujudnya peningkatan sosial keagamaan 2. Terwujudnya peningkatan pengamalan nilai-nilai religius dalam masyarakat 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Kerja Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, diamanatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN 2009-2013 Indikator MISI 1 1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00 98,10 98,18 98,18 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERMASALAHAN KEMISKINAN: 1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; 2. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan; 3. Terbatasnya

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2011

Lebih terperinci