NOTULENSI RAKER PENGURUS INTI KOMKEL KWI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NOTULENSI RAKER PENGURUS INTI KOMKEL KWI"

Transkripsi

1 NOTULENSI RAKER PENGURUS INTI KOMKEL KWI Hari/Tgl : Jumat Minggu/27 29 September 2013 Tempat : Rumah Doa Guadalupe Duren Sawit jakarta 1. Pembukaan a. Misa Pembukaan dipimpin oleh Ketua Komisi Keluarga, Mgr. Frans Kopong Kung pada pukul di kapel Rumah Doa Guadalupe. b. Selanjutnya Ketua Komisi menyampaikan sambutan sebagai pengantar memasuki Rapat Kerja tahunan Pengurus Inti Komisi Keluarga Dalam sambutannya, Ketua menyampaikan bahwa di tahun 2014 yang akan datang, Komisi keluarga akan memberikan perhatian secara khusus pada keluarga-keluarga migran dan perantau dan memikirkan pelayanan pastoral bagi mereka, selain tetap melaksanakan karya pelayanan dan tugas rutin seperti tahun-tahun sebelumnya. Mengapa Komisi Keluarga memberikan perhatian pada pastoral keluarga migran dan perantau? Persoalan pastoral migran dan perantau bukan hanya menjadi tanggungjawab dan tugas Komisi Pastoral Migran dan Perantau (KPMP) saja, karena persoalan migran dan perantau juga menyangkut persoalan hidup keluarga. Oleh karena itu Komisi Keluarga akan bekerjasama dengan KPMP untuk melakukan karya pastoral ini. c. Untuk memperdalam diskusi, anggota Pengurus Inti diminta sumbangannya, baik berupa data informasi mengenai migran dan perantau serta persoalan-persoalan yang muncul, maupun ide atau gagasan yang bisa dilakukan dalam kerjasama antara Komisi Keluarga dengan Komisi Pastoral Migran dan Perantau. 2. Setelah Ketua Komisi menyampaikan sambutannya, Sekretaris melanjutkan dengan memberi gambaran dinamika Rapat Kerja. Dalam penyampaian tersebut, Sekretaris menyampaikan bahwa selain membicarakan secara khusus pastoral bagi keluarga-keluarga migran dan perantau, Komisi Keluarga juga mengundang tiga komunitas pemerhati kerasulan keluarga, yaitu ME, CFC, dan Warakawuri st. Monika. Ketiga komunitas itu diharapkan memberi evaluasi dan menyampaikan masukan untuk peningkatan kerjasama yang selama ini sudah terbangun dan terbina dengan sangat baik; terutama melalui tiga kali pertemuan komunitas pemerhati kerasulan keluarga. Selanjutnya, Sekretaris menyampaikan program kerja dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada ini, dan sekaligus memberikan evaluasinya. Program kerja dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Komisi keluarga berdasarkan Direktorium KWI yang menyebutkan tugas dan fungsi Komisi keluarga adalah memberi inspirasi dan motivasi bagi Komisi Keluarga Keuskupan-keuskupan dan pendamping keluarga. Tugas memberi inspirasi dan motivasi itu secara nyata terwujud dalam bentuk: a. Penerbitan buletin (3 kali/tahun). 1

2 Melalui Buletin Keluarga, Komisi melakukan tugasnya memberi inspirasi dan animasi kepada Komisi Keluarga Keuskupan dan para pendamping keluarga dengan membahas tema-tema tertentu setiap penerbitan. Selama ini beberapa pengurus, baik harian maupun inti, memberikan sumbangan tulisan untuk Buletin Keluarga. Namun demikian, mencari tema dan menuliskannya dalam Buletin menjadi salah satu tugas pokok Sekretaris Komisi. Tahun 2013 ini, Buletin Keluarga diterbitkan sebanyak dua kali dengan tema pertemuan keluarga sedunia yang ketujuh di Milano: Keluarga: Kerja dan Pesta, dan tema pertemuan komunitas pemerhati kerasulan keluarga: Menanggapi Gadget Masuk Rumah Kita. Tanggapan positif dan dukungan semakin lama semakin bertambah, terutama dari beberapa keuskupan, baik disampaikan melalui surat maupun atau sms. Dengan demikian tahun-tahun mendatang, Komisi tetap akan menerbitkan Buletin Keluarga tersebut dan berusaha untuk meningkatkannya. Demikian pula tanggapan pribadi dari umat yang aktif dalam pastoral keluarga. b. Penyusunan Pedoman Pastoral Keluarga Program terbesar Komisi Keluarga KWI dalam periode adalah penyusunan Pedoman Pastoral Keluarga. Di satu pihak, beberapa Keuskupan memberikan tanggapan positif dengan melakukan sosialisasi Pedoman Pastoral Keluarga kepada umat. Di lain pihak beberapa Keuskupan tidak memberikan tanggapan. Hal ini terbukti ketika memberikan pendampingan pastoral keluarga, baik di tingkat paroki, keuskupan maupun dekenat/kevikepan, masih banyak umat yang tidak mengetahui penerbitan Pedoman Pastoral Keluarga tersebut. Jadi bisa dikatakan, nasib Pedoman Pastoral Keluarga sama dengan dokumen-dokumen Gereja hanya menjadi arsip saja. c. Pertemuan dengan komunitas pemerhati kerasulan keluarga Pertemuan Komisi Keluarga KWI dengan beberapa komunitas pemerhati kerasulan keluarga, yaitu ME, CFC, Choice, Youth for Christ, Single for Christ, dan St. Monika dimulai pada tahun 2011, ketika Komisi Keluarga melakukan sosialisasi Pedoman Pastoral Keluarga. Pertemuan itu mendapatkan tanggapan sangat positif dari para peserta, yang mewakili masing-masing komunitas dan menyampaikan harapan supaya pertemuan dilaksanakan setiap tahun. Dari pertemuan ini para wakil komunitas itu merasakan dua hal penting: 1). Keberadaan dan karya pelayanan komunitas diakui, diterima dan didukung oleh hierarki (KWI), dan 2). Pertemuan tersebut memberikan penyegaran dan pengayaan pengetahuan mereka dalam melakukan pendampingan keluarga. Oleh karena itu, Komisi Keluarga dalam rapat pengurus harian membuat keputusan bahwa pertemuan ini akan menjadi pertemuan tahunan, agar kerjasama di bidang pendampingan keluarga dapat dilakukan bersama-sama dengan komunitas-komunitas 2

3 pemerhati kerasulan keluarga tersebut. Selanjutnya, pada tahun 2012 Komisi Keluarga menyelenggarakan pertemuan yang sama. Dalam pertemuan kedua ini selain komunitaskomunitas tersebut, beberapa wakil Komisi keluarga Keuskupan Regio Jawa diundang. Maksud dan tujuan mengundang wakil Komisi Keluarga Regio Jawa ini adalah agar pertemuan ini dapat sampai di keuskupan-keuskupan, sehingga juga terjalinlah relasi dan kerjasama yang baik antar komunitas di setiap keuskupan. Mengapa hanya wakil Komisi Keluarga Keuskupan di Regio Jawa yang diundang? Alasan utamanya adalah karena biaya transportasi ditanggung masing-masing peserta. Maka undangan ini juga menjadi penjajagan atas kesediaan dan keterlibatan keuskupan-keuskupan. Dan ternyata memang tidak semua Komisi Keluarga Keuskupan di Regio Jawa mengirimkan wakilwakilnya. Pada waktu itu yang datang adalah wakil dari Komisi Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bandung, dan Keuskupan Bogor. Dalam rapat pengurus harian pada bulan Januari 2013, Ketua Komisi Keluarga yang baru mengungkapkan harapannya agar pertemuan ini menjadi milik bersama antara Komisi keluarga dengan komunitas-komunitas tersebut. Dengan kata lain penyelenggaraan pertemuan ini menjadi tanggungjawab bersama. Maka pertemuan ketiga ini menjadi titik awal kerjasama yang konkret antara Komisi Keluarga KWI dan komunitas-komunitas tersebut. d. Menghadiri dan mengikuti Raker Komkel Regio/PG Selama periode ini, pertemuan Komisi Keluarga tingkat Regio hanya terjadi di Regio Jawa dan Nusra. Regio Jawa setiap tahun selalu mengadakan pertemuan bersama dalam Rapat Kerja Komisi Keluarga tingkat Regio. Sedangkan Regio Nusra beberapa kali (2011 di Keuskupan Larantuka, 2012 di Keuskupan Maumere). Tahun 2012, untuk pertama kalinya Keuskupan Ambon menjadi tuan rumah Rapat Kerja Komisi Keluarga Propinsi Gerejawi MAM. Komisi Keluarga hadir dan mengikuti pertemuanpertemuan tersebut, kecuali pada Raker Regio Nusra tahun 2012 yang diselenggarakan bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri, sehingga kesulitan mendapatkan tiket, karena pemberitahuannya sangat mendadak (3 hari menjelang Raker). Selain menghadiri raker-raker tersebut, Komisi Keluarga juga memberikan animasi bagi Komisi Keluarga di Keuskupan: Sibolga, Jayapura, Timika, dan Agats. Animasi bagi Komisi Keluarga Keuskupan Sibolga dilakukan di dua tempat: Kevikepan Sibolga dan Nias. Animasi tahun 2012, atas permintaan Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Sibolga, mengajak komunitas ME untuk memberikan enrichment. Dengan demikian, Komisi Keluarga juga melaksanakan tugasnya, yakni mem-fasilitasi kerjasama Komisi Keluarga Keuskupan dengan komunitas ME. e. Animasi pastoral keluarga sosialisasi Pedoman Pastoral Keluarga 3

4 Selama periode ini juga, Komisi Keluarga KWI memberikan animasi pastoral keluarga dalam kerjasama dengan Bimas Katolik Kementrian Agama RI. Dalam pertemuan ini, Komisi Keluarga diundang sebagai narasumber. f. Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan KPP Setelah Pedoman Pastoral Keluarga diterbitkan oleh KWI, Komisi Keluarga menyusun buku serial tambahan untuk Pedoman Pastoral Keluarga. Buku tambahan yang pertama bertema Makna Seksualitas dalam Perkawinan Katolik. Namun sayangnya buku ini belum dapat diselesaikan, karena salah satu tim penyusun (Rm. CB. Kusmaryanto) sangat sibuk, sehingga belum dapat menyelesaikannya hingga sekarang. Harapannya tahun depan, Komisi Keluarga dapat menyelesaikan buku tersebut. Sekarang Komisi sedang menyusun buku serial kedua, yakni Pedoman Penyelenggaraan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik, sebagai tindak lanjut dari Raker Pengurus Inti tahun 2012 yang lalu. Hal yang sangat menggembirakan adalah, dalam penyusunan ini beberapa Komisi dan Sekretariat di lingkungan KWI ikut berpartisipasi, yaitu Komisi Liturgi, Perdamaian Keadilan Pastoral Migran dan Perantau (KKP-PMP), PSE dan Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP). Diharapkan bahwa pedoman ini memuat kekayaan yang dapat dimanfaatkan oleh para penyelenggara KPP. Direncanakan buku ini terbit pada awal tahun g. Pertemuan Internasional 1) Sejak 2008 beberapa negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar menyelenggarakan Family Symposium. Dan Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada tahun Dari pengalaman selama mengikuti simposium ini, Komisi berharap agar tahun-tahun mendatang akan sangat baik bila ada wakil dari Keuskupan-keuskupan atau dari ME, CFC yang mengikuti simposium ini, dengan catatan biaya transportasi ditanggung sendiri. Komisi Keluarga hanya menanggung biaya transportasi Ketua dan Sekretaris saja. 2) Pertemuan FABC untuk keluarga (BILA II) diadakan pada April 2013 di Pastoral Centre Keuskupan Kualalumpur. Atas saran dan himbauan Presidium KWI, Komisi Keluarga KWI mengajak 1 pasutri wakil dari CFC dan 1 pasutri wakil dari ME untuk mengikuti pertemuan BILA II tersebut. Kehadiran bersama ini sangat menggembirakan dan sekaligus membanggakan serta memperkaya masing-masing komunitas. Oleh karena itu, tahun-tahun mendatang, bila ada undangan pertemuan Asia atau Internasional, Komisi Keluarga sebaiknya mengajak dan melibatkan secara aktif ME dan CFC (walaupun karena keterbatasan dana, masing-masing harus menanggung sendiri biaya transportasi dan akomodasi dan harapannya CFC dan ME tidak keberatan untuk hal ini). 4

5 3) Pertemuan Keluarga sedunia di Milan pada 30 Mei 3 Juni 2012 diikuti oleh Komisi Keluarga bersama komunitas CFC. Mengingat pertemuan ini sangat baik dan berguna untuk materi pendampingan keluarga di Indonesia, maka beberapa materi kongres Teologi Pastoral Keluarga dalam pertemuan tersebut diterjemahkan oleh Komisi dan disosialisasikan melalui Buletin Keluarga (Buletin edisi khusus). h. Evaluasi: 1) Kepengurusan Komisi Keluarga sangat baik dan solid sebagai tim kerja. Terlebih beberapa anggota pengurus harian sering mewakili Komisi Keluarga KWI dalam bebera[a undangan dari lembaga lain, pemerintah dan lintas agama. 2) Banyak kegiatan dan hasil kerja Komisi Keluarga KWI, tetapi harapan utama belum tercapai, yakni kerjasama antara Komkel KWI dan keuskupan. Masih tampak masingmasing jalan sendiri. Harapan terhadap Pedoman Pastoral Keluarga pun belum terwujud, yaitu bagaimana membangun universalitas pegangan pastoral keluarga i. Setelah menyampaikan beberapa program kerja dan kegiatan yang telah dilakukan Komisi Keluarga KWI, Sekretaris menyampaikan rencana program kerja 2014 sebagai berikut: a. Pertemuan Komunitas permerhati kerasulan keluarga III, selain diselenggarakan secara bersama-sama antara Komisi Keluarga KWI dengan komunitas-komunitas tersebut, juga bekerjasama dengan Komisi Komunikasi Sosial KWI (Komsos). Kerjasama ini berhasil dengan baik, sehingga di tahun-tahun mendatang Komisi Keluarga akan melanjutkan kerjasama dengan KLSD KWI. Tahun 2014 yang akan datang, Komisi keluarga secara khusus akan bekerjasama dengan Komisi Keadilan & Perdamaian, Pastoral Migran & Perantau untuk memperhatikan dan memberikan pelayanan pastoral kepada keluarga para migran dan perantau. Maka dalam Raker ini pengurus akan berdiskusi untuk memperoleh gambaran mengenai persoalanpersoalan migran dan perantau dan keluarga yang mereka tinggalkan. Oleh karena itu, Komisi Keluarga mengundang Rm. PC. Siswantoko Sekretaris KKP-PMP dan Sr. Magda FMM yang aktif pelayanan untuk para migran dan perantau untuk memberi masukan, baik informasi data maupun inspirasi karya pastoral. b. Selanjutnya pengurus akan bersama-sama mengadakan evaluasi dan memberikan masukan bagi peningkatan pelaksanaan tugas-tugas rutin Komisi Keluarga KWI. 3. Sesi I: Pastoral Keluarga Migran dan Perantau oleh Rm. PC. Siswantoko (lihat materi) - Perlu dicatat baik-baik bahwa persoalan di antara kaum migran dan perantau, bukan melulu berasal dari kesalahan mereka sendiri, melainkan juga dimunculkan oleh agenagen (calo) tenaga kerja. - Beberapa penyebab bermigrasi: 5

6 o KDRT terutama terhadap kaum perempuan. Kaum perempuan ini bermigrasi dengan tujuan juga untuk menyelamatkan diri. (Ternyata di saat Gereja semakin gencar menjunjung tinggi perkawinan, kenyataannya kesengsaraan dalam perkawinan semakin merajalela) o Kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, sandang), dijerat hutang (menghindari kejaran tagihan hutang dan untuk membayar hutang) o Pendidikan rendah orang menjadi tidak bisa berpikir panjang ketika diiming-imingi uang banyak dengan menjadi TKI/TKW o Pola hidup konsumtif mendorong orang mencari uang sebanyak-banyaknya o Perceraian o Kurang kasih sayang orangtua mencari kompensasi dengan ikut teman ke luar negeri o Lapangan kerja kurang o Pendapatan di negara lain lebih tinggi - Keluarga migran: bisa baik, jika ada komunikasi dan ada hasil yang baik, tetapi bisa sebaliknya. - Persoalan keluarga migran: o Beban ekonomi tdk menerima kabar dan kiriman uang. Padahal mereka mencari modal migran dari hutang atau menggadaikan tanah dsj. Mereka masih harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari o Pendidikan anak terkesampingkan karena lebih memperhatikan kebutuhan hidup o Anak tidak kenal orangtuanya (ayah atau ibunya) kehilangan figur ayah atau ibu o Ancaman sosial, khususnya bagi perempuan: pelecahan seksual, merendahkan martabat perempuan dengan sebutan-sebutan negatif jamal (janda malaysia) atau ismi (isteri migran) o Krisis moral judi, curi, selingkuh dengan alasan ekonomi, prostitusi (kebanyakan) o Krisis iman ritual keagamaan tidak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari o Kekerasan karena penuh beban pikiran, mudah emosi, marah dan melakukan kekerasaan thdp anak-anak - Langkah pastoral keluarga migran: mendesak o Banyak keluarga yang tidak utuh lagi, keluarga sebagai tempat pertumbuhan tidak berjalan dengan semestinya o Kita mau apa??? - Kerasulan keluarga mengarah pada keluarga lain (FC 71): - Usulan Pastoral: o Pastoral kehadiran, sapaan (kehadiran pemimpin rohani memberikan penghiburan) o Pemberdayaan umat, khususnya para mantan TKI/TKW untuk mengolah keuangan o Pembangunan komunitas dari keluarga-keluarga migran 6

7 o Pendampingan single parent o Pencegahan migrasi melalui KPP o Usulan pengembangan kerjasama dengan credit union Tanggapan - Migrasi dan merantau sudah ada sejak zaman dahulu. Jika membaca prosa-prosa peninggalan zaman dahulu, khususnya di Keuskupan Larantuka, kita tahu bahwa merantau mengandung nilai yang positif. Orang yang merantau merasa bangga karena bisa meninggalkan daerahnya dan merasa sebagai pahlawan bagi keluarganya. Selain itu, para perantau memiliki nilai-nilai yang baik misalnya solidaritas antar perantau sangat tinggi, sehingga terjalin relasi yang kuat dan kesiapsediaan menolong sesama ketika mengalami kesulitan. Nilai positif lainnya adalah kebanyakan perantau menjadi rasul-rasul di tempat yang baru, melalui kegiatan-kegiatan gereja dan semacamnya. - Namun saat ini terjadi perubahan format migrasi. Arti dan nilai migrasi di masa lalu semakin lama semakin memudar, bahkan hilang. Terlebih ketika dalam migrasi dan perantauan ini muncul beberapa kasus, khususnya human trafficking. Maka menjadi tantangan bagi Gereja: bagaimana mendampingi kaum migran dan perantau agar memiliki dan menghidupi nilai-nilai positif tersebut. - Mengapa para migran dan perantau Indonesia yang keluar negeri yang mengalami persoalan dan kesulitan dalam kasus-kasus berat, tetapi seperti diabaikan tidak ditolong? Salah satu sebabnya adalah tidak adanya desk di KBRI (Malaysia dan Arab Saudi) yang bisa menjadi tempat pelarian bagi mereka yang mengalami kesulitan. Negara Philippina mempunyai desk di setiap Kedutaannya untuk menampung dan menjadi tempat pelarian bagi mereka yang mengalami masalah. - Pastoral yang semestinya kita lakukan adalah pastoral antisipasi supaya keluargakeluarga tidak mudah tergoda untuk bermigrasi, ke luar negeri (Malaysia dan Arab Saudi) dan mendekati mereka yang sudah terlanjur merantau. Misalnya dengan mengajari mereka bagaimana mengelola uang yang mereka dapatkan dengan bekerja itu untuk dijadikan modal usaha, sehingga tidak perlu bermigrasi dan merantau lagi. Sesi II: Persoalan-persoalan Pekerja MigranPerantau dan karya pelayanan Pastoral bagi keluarga Pekerja Migran dan Perantau oleh Sr. Magda FMM (lihat materi) - Di dalam diri kaum migran terdapat segala persoalan. - Salah satu dampak migrasi dan merantau secara lahiriah adalah gaya penampilan: memakai tindik, tatto dan sebagainya. - Human Trafficking menjadi bisnis yang menguntungkan saat ini. - Terjadi transaksi penjualan anak-anak di luar perkawinan (karena diperkosa) seharga 1 juta di Pelabuhan Tanjung Priok. 7

8 - Gereja perlu melakukan peyadaran terus menerus (animasi) pada keluarga-keluarga supaya tidak terjebak human trafficking. Tanggapan - Animasi atau penyadaran terus menerus harus dimulai dari pengalaman yang sudah ada, agar animasi tersebut efektif karena tidak hanya sekedar teoritis. Animasi yang berdasarkan fakta itu bertujuan untuk mendorong mereka agar tidak pergi ke luar negeri tapi bekerja di negara sendiri. Untuk menganimasi keluarga-keluarga, dibutuhkan pastoral kehadiran Gereja (pastor dan aktivis gereja) untuk mendampingi mereka. Selain penyadaran tersebut, perlu juga diupayakan pemberdayaan ekonomi keluarga di wilayah-wilayah tertentu yang kebanyakan masyarakatnya menjadi TKI. Bagi para TKI yang mempunyai uang hasil kerja didampingi dengan menejemen keuangan. - Pelayanan pastoral bagi para migran perantau dan keluarganya bisa menggunakan jalur tarekat yang mempunyai JPIC, kemudian membangun relasi dan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, baik swasta maupun pemerintah seperti Departemen Sosial. Sesi III: Diskusi bersama Setelah mendapatkan informasi dari dua narasumber, Pengurus melakukan diskusi bersama. Beberapa hal yang muncul dalam diskusi tersebut adalah sebagai berikut. - Pendampingan bagi para migran dan perantau sebaiknya diawali dengan memberi animasi bagi suku-suku yang migrasi. Dalam animasi ini, perlu dan baik bila unsur budaya diperhatikan dan diangkat, agar nilai-nilai luhur budaya tertentu membantu mereka menghayati nilai-nilai kristiani dalam kehidupan di daerah atau negara lain. Animasi ini juga membantu mereka agar dapat membangun solidaritas dan persaudaraan menuju pembangunan keluarga (FC 71). - Jika kita melihat faktor-faktor yang mendorong orang untuk bermigrasi, sebenarnya faktorfaktor itu juga dialami oleh keluarga-keluarga yang tidak bermigrasi. Dari sinilah muncul pertanyaan: mengapa orang yang satu migrasi sedang yang lain tidak? Tampaknya ada penyebab yang lebih mendasar lagi, sehingga faktor-faktor yang disampaikan tadi hanyalah menjadi pemicu migrasi saja. Agaknya faktor mudah terpengaruh janji menjadi dorongan kuat untuk migrasi. - Dari sinilah mungkin Gereja perlu melakukan pastoral bagi keluarga dan kaum muda, salah satu di antaranya adalah membaharui materi dan metode KPP agar sesuai dengan realita yang ada up to date sebagai salah satu upaya preventif dalam pastoral keluarga. Persoalan migran dan perantau ini juga perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam materi sosial ekonomi KPP, terlebih di daerah-daerah atau keuskupan-keuskupan yang banyak umat bermigrasi. Perlu dipikirkan pula tambahan waktu untuk para calon suami-isteri mendapatkan pelatihan ketrampilan, yang berguna untuk memberdayakan ekonomi rumah tangga mereka. - Agar karya pastoral ini tepat sasaran dan efektif, maka diperlukan kerjasama lintas komisi, baik di tingkat Regio, Propinsi Gerejawi, maupun Keuskupan. Kerjasama lintas komisi ini hendaknya memikirkan pastoral apa dan bagaimana strateginya agar arah dan tujuan karya pastoral bagi 8

9 para migran dan perantau ini berhasil baik, yakni: mereka sebagai kaum migran dan perantau bisa tahan uji dalam menghadapi godaan-godaan konsumerisme, hedonisme; dan bisa menjadi rasul-rasul di tempat mereka berada. Kerjasama lintas keuskupan juga perlu dibangun, karena pastoral migran dan perantau bukan hanya terpusat pada mereka yang meninggalkan daerah (keuskupan)-nya sendiri, melainkan juga mereka yang datang ke daerah (keuskupan) kita sekarang ini. - Pastoral keluarga ini akan menjadi semakin kuat bila kerjasama lintas Komisi Keuskupan juga melibatkan komunitas-komunitas pemerhati kerasulan keluarga yang ada, hidup, dan berkarya di keuskupan masing-masing. Sesi IV dan V: Wawanhati Komisi Keluarga dengan Komunitas Pemerhati Kerasulan Keluarga - 3 komunitas: ME, CFC, dan Warakawuri St. Monika memperkenalkan identitas dan karya pelayanan yang dilakukan selama ini. Juga komunitas-komunitas mengungkapkan beberapa hal: o Ajakan untuk terlibat di dalam kepengurusan, beberapa kegiatan Komisi Keluarga dan penyelenggaraan pertemuan bersama selama 3 kali ini dirasakan sebagai pengakuan, dukungan dan dipayungi dari hierarki (dalam hal ini Komisi Keluarga KWI) atas keberadaan dan karya pelayanan kepada umat, khususnya keluargakeluarga katolik. o Di beberapa Keuskupan dan paroki kerjasama antara ME dan CFC sudah berjalan lama, terutama dalam penyelenggaraan Kursus Persiapan Perkawinan. o Pertemuan bersama komunitas pemerhati kerasulan keluarga yang diselenggarakan bersama diharapkan semakin meningkat, tidak hanya di permukaan saja, tetapi sampai pada tingkat paroki-paroki, sehingga tidak ada kesan saingan dan sikutsikutan antar komunitas. - Selanjutnya wawanhati dialog bersama, diawali dengan beberapa pertanyaan: o Bagaimana ME dan CFC dapat membangun kerjasama untuk seluruh umat, bukan hanya terbatas di kalangan para anggotanya saja, mengingat pastoral keluarga ditujukan untuk seluruh umat. Bila ME dan CFC terlibat dalam pastoral keluarga ini, sebaiknya memikirkan pastoral keluarga berjenjang dengan menyatukan materimateri yang dimiliki masing-masing komunitas ini, sehingga materi pendampingan keluarga berjenjang itu kaya dan lengkap. o Di Keuskupan Makassar ada kesulitan kerjasama antara ME dengan Komisi Keluarga, karena ME mengatakan sebagai kelompok internasional yang tidak berada di bawah payung Komisi Keluarga Keuskupan. Bahkan ketika CFC akan menawarkan pendampingan diminta agar minta ijin terlebih dahulu pada ME, selain kepada Bapa Uskup o Usulan: dalam pertemuan sekarang ini tampaknya ME dan CFC perlu membuat kesepakatan bersama untuk bekerjasama sampai di tingkat Keuskupan dan bahkan 9

10 paroki-paroki, supaya tidak terjadi perpecahan dan pengelompokan di kalangan umat. o Mengapa hanya komunitas besar seperti ME, CFC saja yang diundang dan diajak dalam pertemuan bersama dengan Komisi Keluarga KWI? Padahal banyak komunitaskomunitas lainnya seperti Tulang Rusuk, STSM (Semakin Tua Semakin Manis), Legio Maria, yang mempunyai andil dan peran besar dalam pastoral keluarga di Keuskupan atau paroki-paroki. - Tanggapan: - Tujuan utama mengundang ME, CFC, dan Warakawuri St. Monika dalam Raker Pengurus Inti ini adalah agar terjadi wawanhati dialog bersama, sehingga masing-masing dapat mengungkapkan keprihatinan, harapan dan cita-cita bersama. Selain itu juga Komisi Keluarga KWI berharap ada evaluasi dan masukan dari masing-masing komunitas atas penyelenggaraan pertemuan bersama yang sudah terjadi sebanyak 3 kali dalam periode ini. - Kebersamaan dan keterlibatan komunitas pemerhati kerasulan keluarga ini bukan dimaksudkan untuk meleburnya menjadi satu, melainkan justru agar saling melengkapi dengan kekhasan masing-masing dalam pelayanan pastoral keluarga. Justru masingmasing komunitas diharapkan tetap setia pada jati diri dan tujuannya masing-masing dengan tetap memelihara persatuan dengan Gereja universal dan terbuka dalam membangun relasi dan kerjasama dengan kelompok-kelompok kategorial yang lain (PPK 86). Untuk itu bukan hanya sekedar membuat modul baru untuk pendampingan keluarga dengan menyatukan materi-materi yang dimiliki masing-masing komunitas, melainkan lebih dari itu bagaimana semua komunitas menyumbangkan kekayaan nilainilai kristiani demi kesejahteraan keluarga. - Komisi Keluarga tidak mempunyai wewenang atau garis komando kepada Keuskupankeuskupan, sehingga kesulitan seperti yang terjadi di Keuskupan Makassar merupakan tanggungjawab bersama antara Komisi Keluarga Keuskupan dengan komunitas ME. Jikalau dibutuhkan, KWI siap hadir untuk berdialog bersama. Selanjutnya Koordinator Nasional ME berjanji akan berdialog dengan Koordinator Distrik Makassar untuk membicarakan hal ini pada kesempata Sidang Dewan Nasional bulan Oktober yang akan datang di Purwokerto. - Pertemuan ini tidaka dimaksudkan untuk membuat kesepakatan bersama secara tertulis atau semacamnya, tetapi untuk membangun relasi dan keterikatan secara moral bahwa semua berada dalam satu Gereja. - Yang diundang untuk terlibat dalam karya Komisi Keluarga KWI memang hanyalah komunitas-komunitas besar tingkat nasional, dan bahkan internasional, yakni ME, CFC dan St. Monika. Tanpa mengurangi penghargaan terhadap komunitas-komunitas lainnya, Komisi melihat bahwa komunitas-komunitas yang disebutkan itu berawal dari 10

11 sebuah retret yang kemudian karena ikatan batin atau yang lainnya mereka membentuk suatu komunitas di lingkungan Keuskupan atau paroki. Maka penanggungjawab utama pendampingan bagi komunitas-komunitas itu adalah Keuskupan, di mana mereka berada. Dengan demikian ada kesulitan untuk mengundang mereka karena secara struktural tidak ada koordinator atau ketua nasional seperti ME dan CFC. Atas pertimbangan itulah, maka mereka belum dilibatkan dalam karya Komisi Keluarga KWI, tetapi mereka bisa saja diundang dalam pertemuan bersama kita, dengan tetap mempertimbangkan secara matang. - Keuskupan Agung Palembang akan memulai melibatkan ME dan CFC dalam karya pastoral Komisi Keluarga Keuskupan. Keterlibatan ini diawali dengan penyelenggaraan weekend Me dan CFC di Palembang. - Secara khusus Ketua Komisi menggarisbawahi sumbangan komunitas pemerhati kerasulan keluarga, khususnya ME dan CFC di KWI dan Keuskupan-keuskupan. Karya pelayanan komunitas memberikan sumbangan sebanyak mungkin nilai-nilai kristiani yang dihayati dalam perkawinan dan hidup berkeluarga. Dengan begitu komunitaskomunitas ini membantu keluarga-keluarga menjadi rasul-rasul yang bisa dihandalkan dalam karya pastoral gerejawi. Maka hendaknya komunitas-komunitas mendahulukan pemenuhan kebutuhan umat dengan pendampingan-pendampingan, bukan sematamata mencari dan menambah jumlah anggota komunitasnya. Sesi VI: Beberapa rencana yang akan menjadi program komisi Setelah melewati proses Raker, baik mendengarkan informasi dan masukan dari dua narasumber mengenai pastoral bagi migran dan perantau serta masukan dari komunitaskomunitas pemerhati kerasulan keluarga, akhirnya Komisi Keluarga membuat draft rencana program kerja dan kegiatan Komisi tahun 2014 sebagai berikut. 1. Melanjutkan dan meningkatkan karya pelayanan yang sedang berjalan saat ini: a. Menyelesaikan penyusunan suplemen PPK: Seksualitas dalam Perkawinan dan Pedoman Penyelenggaraan Kursus Persiapan Perkawinan Katolik b. Kerjasama dengan Komisi Keluarga Keuskupan secara konkret, melalui koordinator Propinsi Gerejawi atau menawarkan tema-tema pastoral keluarga setiap tahunnya, yang dibahas di Raker, yang kemudian dibuat pamflet/brosur. c. Melaksanakan tugas rutin: hadir dan ikutserta dalam Raker Komisi Keluarga Regio dan/atau Propinsi Gerejawi. Beberapa catatan: - Regio tidak bersifat mengikat; menjadi perhatian dan kesepakatan bersama. Maka kepengurusan di tingkat Regio adalah hasil kesepakatan bersama. Maka KWI tidak membuat pedoman mengenai struktur pengurus tingkat Regio atau Propinsi Gerejawi. 11

12 - Sebaiknya Komisi Keluarga KWI bersama-sama dengan Komisi Keluarga Keuskupankeuskupan membuat gerakan bersama pada hari tertentu sebagai wujud nyata perhatian dan dukungan bagi pastoral keluarga. Seperti yang dilakukan oleh ME Surabaya, yang memanfaatkan valentine day menjadi World Marriage Day, atau Bulan keluarga atau Hari Pesta Keluarga Kudus menjadi Hari keluarga. d. Animasi pastoral keluarga dalam kerjasama dengan Bimas Katolik, BKKBN, Lintas Agama (FAPSEDU) e. Keterbukaan menanggapi undangan dari lembaga swasta maupun pemerintah: Komnas HAM, Komnas Perempuan, IDI, Kemenhum, dan lembaga-lembaga lainnya. 2. Meningkatkan relasi dan kerjasama Komkel dan Komunitas Pemerhati Kerasulan Keluarga Pertemuan komunitas pemerhati keluarga tetap dilaksanakan dan semakin ditingkatkan dan dijadikan milik bersama antara Komisi Keluarag KWI dengan komunitas-komunitas tersebut. Beberapa catatan: - Usulan: dalam pertemuan ini sebaiknya Komisi Keluarga, CFC, ME, St. Monika juga mengundang komunitas pemerhati keluarga yang lain. - Membangun relasi Komisi Keluarga CFC, ME sampai ke bawah, yaitu paroki-paroki. - Kerjasama Komkel ME, CFC mengarah pada pemberdayaan keluara-keluarga, sehingga terjadi pewartaan dan penanaman nilai-nilai kristiani dalam hidup keluarga, serta menjadikan keluarga sebagai rasul-rasul hidup dalam kasih di masa kini. 3. Merealisasikan karya pelayanan khusus untuk keluarga-keluarga para migran dan perantau dalam kerjasama dengan KKP PMP dan komisi-komisi lain: Masukan yang muncul dalam Raker 2013 akan dibahas bersama KKP-PMP dan Komisi atau Sekretariat lain di lingkungan KWI (PSE, SGPP). - Apa yang dibahas dalam Raker dan kerjasama lintas komisi di lingkungan KWI Diinformasikan melalui Buletin Keluarga, supaya diketahui oleh Keuskupan-keuskupan dan menjadi inspirasi bagi mereka dalam melaksanakan tugasnya. - Nilai-nilai inti pastoral migran dan perantau: 1. Pemberdayaan ekonomi rumah tangga dan kerja yang disemangati nilai-nilai kristiani (contoh PUKAT Surabaya dengan membangun ternak babi, dsj., membentuk CAWAN (Calon cendekiawan) Getsemani, yang memberi beasiswa pendidikan tak terbatas untuk anak-anak yang pandai). 2. Evangelisasi dalam budaya hidup perkawinan & keluarga berdasar kasih, bukan belis dan semacamnya 3. Nilai kesetiaan dibangun melalui komunikasi keluarga, walaupun sedang berjauhan 4. Nilai-nilai positif merantau: kebanggaan ( kepahlawanan ), solidaritas, kekuatan relasi semakin dikuatkan melalui pastoral migran dan perantau. 12

13 5. Membantu para migran perantau untuk menjadi misionari pewarta iman di tempat baru 4. Meneruskan dan meningkatkan jejaring internasional: Sedapat mungkin hadir bersama dengan komunitas ME, CFC, dalam: a. Simposium Keluarga se-asia Tenggara b. Pertemuan-pertemuan internasional yang lain 5. Tambahan dari Ketua Komisi Keluarga: a. Keterlibatan mitra komisi keluarga dalam kebersamaan di Komisi Keluarga b. Kesepakatan yang dibuat bersama mempunyai kekuatan ikatan moral untuk kita bersama, diupayakan bersama bisa dilakukan di keuskupan-keuskupan. 6. Kepengurusan a. Kebersamaan dalam kepengurusan Komisi Keluarga tetap dipelihara dalam persaudaraan dan kekeluargaan b. Sebaiknya kepengurusan tidak putus sama sekali. Artinya bila ada pergantian anggota pengurus, sebaiknya sebagian saja tidak semua anggota ganti baru. c. Perlu dimengerti secara tepat beberapa Rapat Pengurus, yakni rapat Pengurus Harian, Pengurus Inti, dan Rapat Pleno Komisi Keluarga. Dalam periode ini kita mengadakan rapat Pengurus Harian 3 kali setahun dan 1 kali rapat Pengurus Inti. Sedangkan rapat Pleno diadakan minimal sekali dalam 3 tahun, dengan mengundang Ketua Komisi Keluarga seluruh Keuskupan. Rapat Pleno ini belum diadakan karena beberapa pertimbangan. 7. Lain-lain a. Komisi Keluarga Regio Papua belum pernah ada pertemuan dan kerjasama selama ini. Diharapkan tahun-tahun mendatang, bisa terbangun komunikasi yang mengarah pada pertemuan bersama. 4. Penutup Perayaan ekaristi pada pukul menutup seluruh proses Rapat Kerja Pengurus Inti Komisi Keluarga 2013 ini. 13

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013

RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013 RUMUSAN HASIL AKHIR & REKOMENDASI PERTEMUAN KOMISI KATEKETIK REGIO NUSRA WISMA NELE, 26 s.d. 30 Agustus 2013 Menjadi Fasilitator Katekese Umat Yang Handal Di Era Digital Komisi Kateketik Regio Nusa Tenggara

Lebih terperinci

GERAKAN BETA SAPA & GERAKAN MAKAN SIANG NATAL

GERAKAN BETA SAPA & GERAKAN MAKAN SIANG NATAL GERAKAN BETA SAPA & GERAKAN MAKAN SIANG NATAL GAGASAN TENTANG KONSOLIDASI DAN OPTIMALISASI PELAYANAN SOSIAL KOMUNITAS-KOMUNITAS KATEGORIAL/ PERSEKUTUAN DOA Keuskupan Agung Jakarta 2014 0 Sedikit pengantar

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

PASTORAL UNTUK KELUARGA MIGRAN. Oleh:PC.Siswantoko, Pr Jakarta, 27 September 2013

PASTORAL UNTUK KELUARGA MIGRAN. Oleh:PC.Siswantoko, Pr Jakarta, 27 September 2013 PASTORAL UNTUK KELUARGA MIGRAN Oleh:PC.Siswantoko, Pr Jakarta, 27 September 2013 PASTORAL UNTUK KELUARGA MIGRAN PENGERTIAN MIGRAN Migran adalah orang-orang yang bermigrasi atau berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah Singkat Organisasi Gereja Katolik Redemptor Mundi awalnya dikenal sebagai Wilayah V Yohanes Bosco, yang merupakan bagian dari Paroki Katedral Hati Kudus Yesus.

Lebih terperinci

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) (Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa Melalui Pangan Sehat Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang 5 Bab Empat Penutup Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang merupakan uraian singkat dari bab pendahuluan dan ketiga bab di atas, guna membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dan hal-hal

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki) PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEREJA DAN PASTORAN GEREJA KATOLIK SANTA THERESIA BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR INDONESIA Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan single parent adalah perempuan yang telah bercerai dengan pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, membimbing, dan merawat

Lebih terperinci

ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA

ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA 2010-2019 1. HAKIKAT ARAH DASAR Arah Dasar Keuskupan Surabaya merupakan panduan hidup menggereja yang diterima, dihayati dan diperjuangkan bersama oleh segenap umat Keuskupan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang

PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang BIDANG KESAKSIAN 1. Kegiatan Umum PROGRAM KERJA DEWAN PASTORAL - 2017 Paroki Ratu Rosari Kesatrian - Malang MAR. - NOV. minggu ke III Menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. Para remaja yang ditinggal ibu bekerja di luar negeri pada umumnya

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. Para remaja yang ditinggal ibu bekerja di luar negeri pada umumnya BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Para remaja yang ditinggal ibu bekerja di luar negeri pada umumnya berperilaku konsumtif terhadap suatu produk tertentu. Ada yang konsumtif terhadap handphone,

Lebih terperinci

SAHABAT SEPEZIARAHAN

SAHABAT SEPEZIARAHAN Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia SAHABAT SEPEZIARAHAN Tim Perumus: Pengurus Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI) periode 2011 2014: RD. Yohanes Dwi Harsanto

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ

KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ KERANGKA ACUAN PENYEGARAN DAN PEMBENAHAN KEMBALI KEGIATAN PELAYANAN LITURGI PAROKI se KAJ LATAR BELAKANG Sesuai Arah Dasar Pastoral KAJ dan Pedoman Reksa Pastoral Komisi Liturgi 2011-2015,maka semua umat

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)

Lebih terperinci

I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang :

I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang : I. Buku Katekumen : Yang berisi tentang : I B A P T I S A N a. Keterangan Calon Baptis Nama diri (Lengkap) :.. Nama baptis yang dipilih :. Tempat / Tgl lahir :.... Pendidikan terakhir :.. Pekerjaan Alamat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND

Laporan Kongregasi. Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND MERESAPI SABDA TERLIBAT DI DALAM DUNIA Laporan Kongregasi Konferensi Umum, 5 Oktober Canoas, Brazil, 2014 Suster Mary Kristin Battles, SND Presentasi saya pagi ini akan berfokus pada tiga bidang. Pertama,

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK INDONESIA HOUSTON

KELUARGA KATOLIK INDONESIA HOUSTON ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA KATOLIK INDONESIA HOUSTON DAFTAR ISI Pembukaan Anggaran Dasar KKIH Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Nama dan

Lebih terperinci

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara R

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara R No.1253, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. LP3K PESPARANI. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PESTA PADUAN SUARA GEREJANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap orang memiliki suatu gambaran tentang keluarga dan keluarga harmonis. Keluarga merupakan sistem sosial dari hubungan utama, yang memungkinkan

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kristiani. Gereja tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk. beribadah,tetapi digunakan juga sebagai wadah untuk pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. kristiani. Gereja tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk. beribadah,tetapi digunakan juga sebagai wadah untuk pelayanan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja sebagai bangunan merupakan tempat ibadah umat kristiani. Gereja tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk beribadah,tetapi digunakan juga sebagai wadah untuk

Lebih terperinci

Peluang Implementasi Arah Dasar Pastoral KAJ Tahun dalam PELAYANAN PENDIDIKAN

Peluang Implementasi Arah Dasar Pastoral KAJ Tahun dalam PELAYANAN PENDIDIKAN Peluang Implementasi Arah Dasar Pastoral KAJ Tahun 2011-2015 dalam PELAYANAN PENDIDIKAN Oleh: Rm. B.S. Mardiaatmadja, SJ Jika kita membaca statistik sepintas lalu saja, segera dapat diketahui betapa banyak

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN SEKSI dan SUB SEKSI - TAHUN 2014 PAROKI ST. THOMAS RASUL

JADWAL KEGIATAN SEKSI dan SUB SEKSI - TAHUN 2014 PAROKI ST. THOMAS RASUL JANUARI 2014 1 Januari menyesuaikan Konseling pendampingan keluarga ruang GKP SKK 2 05 Januari 2014 Minggu Perayaan Natal untuk misdinar Gereja Sub Sie Misdinar 3 8 Januari 2014 Rabu HUT Rm Riki GKP lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus BAGIAN IV TINJAUAN KRITIS ATAS UPAYA PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI REMAJA YANG BERAGAMA KRISTEN DAN NON KRISTEN DIPANTI ASUHAN YAKOBUS YANG SESUAI DENGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL. 4.1 Pendidikan

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1: 1 Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA Bacaan Pertama 1 Sam. 1:20-22. 24-28 Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan. Bacaan diambil dari Kitab Pertama Samuel: Setahun

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah: 1 PERAN PIMPINAN DALAM HIDUP MEMBIARA Musyawarah PRR, Lebao, Flores Timur, 18 Desember 2015 Paul Suparno, SJ Abstrak Peran pimpinan bagi perkembangan kongregasi sangat penting. Maju tidaknya kongregasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA. memberikan pelayanan kepada umat Katolik. Namun, pada kenyataannya

LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA. memberikan pelayanan kepada umat Katolik. Namun, pada kenyataannya LAMPIRAN 1 : LEGIO MARIA 1. Pengertian Legio Maria Legio Maria adalah perkumpulan orang Katolik yang dengan ijin Gereja dan mempunyai kepercayaan kepada Bunda Maria tergabung dalam satu kelompok untuk

Lebih terperinci

Peranan Perempuan Dalam Gereja. Agnes Widanti

Peranan Perempuan Dalam Gereja. Agnes Widanti Peranan Perempuan Dalam Gereja Agnes Widanti 1 CV Nama : Agnes Widanti Lahir : Jogya 26 Sep. 1942 Pendidikan : S1, S2 UGM, S3 Undip Pekerjaan: Ketua Prog. Madgister Hukum Kesehatan. Guru Besar FH UNIKA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama MOBILIO INDONESIA, merupakan suatu wadah yang menghimpun semua pemilik, pengguna maupun pemerhati mobil

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah sesuatu yang sangat sakral. Kesakralan itu berada dalam proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan menjalaninya

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII

KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII Roma, 22 November 2007 Para Konfrater yang terkasih, Salam sejahtera dari Komisi Persiapan Kapitel Jenderal. Kami bertemu untuk pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KERJA KOMISI-KOMISI DEWAN KARYA PASTORAL KAS 2009 SASARAN FAKTOR SUKSES KRITIKAL TOLOK UKUR KEBERHASILAN PELAKSANA

USULAN PROGRAM KERJA KOMISI-KOMISI DEWAN KARYA PASTORAL KAS 2009 SASARAN FAKTOR SUKSES KRITIKAL TOLOK UKUR KEBERHASILAN PELAKSANA A. ORANG MUDA Pembangunan karakter dan jatidiri orang Pembangunan kemandirian Pengembangan potensi dan kreativitas pengalaman akan Allah (pengalaman pribadi OMK akan Allah) USULAN PROGRAM KERJA KOMISI-KOMISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam buku Gereja yang Melayani dengan Rendah Hati bersama Mgr Ignatius Suharyo, editor E. Martasudjita menuliskan, Perjanjian Baru selalu berbicara

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:

Lebih terperinci

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010

PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS. Jakarta, Agustus-September 2010 PEMBEKALAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI ST. YAKOBUS KELAPA GADING Jakarta, Agustus-September 2010 AGENDA Renungan Sabda Tuhan dan Pengarahan Pastor Moderator Arah Pastoral Keuangan Lingkungan Tanya Jawab

Lebih terperinci

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG Page 1 of 5 KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. PENDAHULUAN Sekurang-kurangnya memuat:

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki

Lebih terperinci

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM Komisi Kateketik KWI Jakarta 2011 Kurikulum PAK - PTU Kurikulum PAK - PTU 1 4. Iman yang memasyarakat Ajaran Sosial Gereja Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

ANTARA KEBANGKITAN HARI PASKAH DAN PENGHIDUPAN ORANG MATI

ANTARA KEBANGKITAN HARI PASKAH DAN PENGHIDUPAN ORANG MATI ANTARA KEBANGKITAN HARI PASKAH DAN PENGHIDUPAN ORANG MATI Setelah membaca Injil (Yoh 20:19-31) timbul suatu pertanyaan, apa bedanya antara kebangkitan hari Paskah dengan penghidupan kembali orang mati?

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS - 1696 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia..

di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia memperhatikan yang lemah berkaitan dengan martabat manusia.. Karya Sosial Paroki Visi, Misi dan Spiritualitas Visi, Misi dan Spiritualitas karya sosial Gereja adalah solidaritas Allah Bapa di Surga dengan kemalangan dan keprihatinan hidup manusia di dunia Visi Paroki

Lebih terperinci

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang KETETAPAN KONGRES XXXVI PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 06/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/IX/2016 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PPI JEPANG Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Kongres

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS RAKYAT PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, umat Katolik menyadari dan menghayati secara

Lebih terperinci

Karya Pastoral Paroki

Karya Pastoral Paroki Karya Pastoral Paroki Pengantar Apa yang saya sampaikan ini mohon dimengerti sebagai sebuah sharing pengalaman saya yang baru setahun menggulati karya paroki. Maka silakan nanti diperkaya sendiri dengan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

NEWSLETTER. Discovery. Kasih Itu Membawa Kenangan" Visit Surat Keluarga Agustus by Romo A. Erwin Santoso, MSF. komkk.wordpress.

NEWSLETTER. Discovery. Kasih Itu Membawa Kenangan Visit Surat Keluarga Agustus by Romo A. Erwin Santoso, MSF. komkk.wordpress. Discovery Visit us @ komkk.wordpress.com P D P K Pelatihan Dasar Pemerhati Keluarga @ 23&30 Sept DISCOVERY 19 Aug @ St. Albertus-Bekasi & MBK-Tomang OUR WEBSITE Komisi Kerasulan Keluarga NEWSLETTER Kasih

Lebih terperinci

Rt. Rev. Sebastian Francis Bishop of Penang. Catatan: Sila kembalikan borang yang lengkap ke Pejabat Paroki.

Rt. Rev. Sebastian Francis Bishop of Penang. Catatan: Sila kembalikan borang yang lengkap ke Pejabat Paroki. Kepada semua umat beriman di Keuskupan Pulau Pinang Salam sejahtera. Kami menjemput anda, saudara dan saudari dalam Kristus untuk mengambil bahagian dalam proses ini yang menuju ke Synod Diosis dan Konvensyen

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

42. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 42. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi

Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi 1 Pelayanan Dewan Pastoral GA Reposisi Arahan Sebagaimana sudah kita alami bersama, bahwa Gereja Antonius kita kembangkan menjadi Gereja umat Allah. Dasar pengembangannya adalah visi dan misi GA, 1998

Lebih terperinci

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi. BAB XI Modul ke: MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA A. PENDAHULUAN MEMAKNAI? -Memberi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat

Lebih terperinci