BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Perintis merupakan danau air tawar yang mempunyai areal seluas 6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Perintis merupakan danau air tawar yang mempunyai areal seluas 6"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Danau Perintis merupakan danau air tawar yang mempunyai areal seluas 6 Ha yang terdapat di Desa Huluduotamo Kec. Suwawa Kab. Bone Bolango. Secara geografis areal danau perintis terletak antara 0 32'42"N123 8'50"E. Air yang mengalir ke Danau Perintis ini berasal dari mata air pegunungan yaitu mata air Lulahu dan mata air Poao. Keadaan suhu air dari seluruh stasiun berkisar antara C. Kecerahan berkisar cm. ph berkisar antara 7,3-7,5. DO berkisar antara 2,558-4,020 mg/l. Hasil pengukuran ph, suhu, kecerahan, serta DO selengkapnya dapat dilihat pada (Tabel 1). Pengambilan sampel fitoplankton dengan menggunakan plankton net pada 5 stasiun, yaitu stasiun 1 berada di kawasan Area Bebas, stasiun 2 berada dekat Jaring Apung, stasiun 3 berada di Bagian Tengah, stasiun 4 berada di Bagian Pinggir Danau dan stasiun 5 berada di Bagian inlet. Pengambilan data dilakukan pada pagi hingga sore hari. Berikut merupakan gambaran lokasi penelitan pengambilan sampel fitoplankton yang disajikan melalui peta yang dibuat dengan menggunakan arcgis yakni dengan cara meng overview atau memindahkan titik-titik koordinat yang diperoleh dengan menggunakan GPS ke aplikasi ArcGIS yang merupakan paket perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG), setelah itu dilanjutkan dengan Digitasi On Screen untuk menentukan titik pengambilan sampel sehingga 32

2 diperoleh peta lokasi pengambilan sampel di Perairan Danau Perintis Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango (Lampiran 6). 4.2 Hasil Penelitian Bedasarkan hasil identifikasi, fitoplankton yang ditemukan di perairan Danau Perintis Kabupaten Bone Bolango terdapat 20 jenis yaitu Anabaena sp, Microcystis sp, Oscillatoria sp, Calothrix sp, Nostoc sp, Limnothrix sp, Lyngbya sp, Bacularia sp, Pediastrum sp, Ankitrodesmus sp, Triploceras sp, Mallomonas sp, Meridion sp, Nitzschia sp, Synedra sp, Navicula sp, Vaucheria sp, Tetraedriella sp, Epigloesphaera sp, Scenedesmus sp (Tabel 1). Tabel 1. Jenis-Jenis Fitoplankton Yang Terdapat Di Perairan Danau Perintis Kabupaten Bone Bolango Beserta Faktor Lingkungannya NO JENIS STASIUN FAKTOR LINGKUNGAN Suhu air Kecerahan ph DO Anabaena sp C 22 cm 7,4 3,656 mg/l 2 Microcystis sp C cm 7,4-7,5 2,559-4,020 mg/l 3 Oscillatoria sp C cm 7,4-7,5 2,559-4,020 mg/l 4 Calothrix sp C 22 cm 7,5 3,290 mg/l 5 Nostoc sp C cm 7,5 2,559-3,656 mg/l 6 Limnothrix sp C 23 cm 7,5 4,020 mg/l 7 Lyngbya sp C 23 cm 7,5 4,020 mg/l 8 Bacularia sp C 23 cm 7,5 4,020 mg/l 9 Pediastrum sp C 22 cm 7,5 3,200 mg/l 10 Ankitrodesmus sp 2 & C cm 7,3-7,4 2,923-2,925 mg/l 11 Triploceras sp C 23 cm 7,5 4,020 mg/l 12 Mallomonas sp C cm 7,4 2,559-2,925 mg/l 33

3 Meridion sp C 22 cm 7,5 2,925 mg/l 14 Nitzschia sp 3 & C cm 7,4-7,5 3,290-3,656 mg/l 15 Synedra sp 4 & C 10 cm 7,4-7,5 2,559-3,290 mg/l 16 Navicula sp C 10 cm 7,4 3,290 mg/l 17 Vaucheria sp C 22 cm 7,5 3,656 mg/l 18 Tetraedriella sp 3 & C cm 7,4-7,5 3,290-4,020 mg/l 19 Epigloesphaera sp C 23 cm 7,4 2,559 mg/l 20 Scenedesmus sp C 10 cm 7,3 2,558 mg/l Berikut ini merupakan deskripsi hasil identifikasi fitoplankton melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop. 1. Anabaena sp perbesaran 10 10, diketahui jenis fitoplankton ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Fitoplankton ini berbentuk benang, ditandai oleh trikoma, dan trikoma tidak sejajar satu sama lain (Gambar 21). Gambar 21. Anabaena sp (Perbesaran 10x10) 34

4 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Anabaena sp. Jenis ini hidup di air tawar, kolam, danau dan ada juga yang bersimbiosis pada tumbuhan seperti ujung akar pakis haji dan paku air atau Azolla pinata. Adapun klasifikasi jenis ini adalah sebagai berikut : : Cyanophyta : Cyanophyceae : Hormogenales : Nostocaleae : Anabaena : Anabaena sp 2. Microcystis sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Fitoplankton ini bentuk koloninya tidak beraturan (Gambar 22). Gambar 22. Microcystis sp (Perbesaran 10x10) 35

5 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Microcystis sp. Jenis ini hidup berkoloni dan mengapung di permukaan perairan, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Cyanobacteria : Cyanophyceae : Chroococcales : Chroococcaceae : Microcystis : Microcystis sp 3. Oscillatoria sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Berwarna kehijauan, bagian dalam terlihat seperti adanya garis sekat-sekat yang cukup banyak (Gambar 23). Gambar 23. Oscillatoria sp (Perbesaran 10x10) 36

6 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah Oscillatoria sp. Jenis ini hidup dalam air tawar atau di atas tanah yang basah, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Cyanobacteria : Cyanophyceae : Oscillatoriales : Oscilltoriaceae : Ocillatoria : Oscillatoria sp 4. Pediastrum sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Memiliki koloni berbentuk bintang, datar-melingkar, koloni yang berlubang (Gambar 24). Gambar 24. Pediastrum sp (Perbesaran 10x10) 37

7 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Pediastrum sp. Jenis ini hidup di danau, sungai, dan kolam, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Chlorophyta : Chlorophyceae : Chlorococcales : Hydrodictyaceae : Pediastrum : Pediastrum sp 5. Vaucheria sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Memiliki filament yang silindris berbentuk tabung biasanya bercabang, tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan tidak bersekat (Gambar 25). Gambar 25. Vaucheria sp (Perbesaran 10x10) 38

8 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Vaucheria sp. Jenis ini tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di air tawar maupuan di air payau, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Ochrophyta : Xantophyceae : Vaucheriales : Vaucheriaceae : Vaucheria : Vaucheria sp 6. Mallomonas sp Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : bentuk sel oval, memiliki flagel, memiliki kloroplas (Gambar 26). Gambar 26. Mallomonas sp (Perbesaran 10x10) 39

9 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Mallomonas sp. Jenis ini dapat menyebabkan bau pada air. Habitatnya di air tawar, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Ochrophyta : Chrysophyceae : Ochromonadales : Synuraceae : Mallomonas : Mallomonas sp 7. Ankistrodesmus sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : selnya melengkung atau spiral bentuk memutar, berkoloni empat, dan berwarna hijau (Gambar 27). Gambar 27. Ankistrodesmus sp (Perbesaran 10x10) 40

10 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Ankitrodesmus sp. Jenis ini ditemukan dikolam dan danau, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Chlorophyta : Chlorophyceae : Sphaeropleales : Selenastraceae : Ankitrodesmus : Ankitrodesmus sp 8. Calothrix sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : filament meruncing dan tidak bercabang/memiliki percabangan palsu, percabangan palsu dapat lepas dari trikoma induk(gambar 28). Gambar 28. Calothrix sp (Perbesaran 10x10) 41

11 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Calothrix sp. Jenis ini hidup di air tawar, air laut dan melapisi batu-batuan atau menempel pada ganggang dan tanaman akuatik lainnya. Jenis ini hidup di air tawar, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Cyanophyta : Cyanophyceae : Nostocales : Rivulariaceae : Calothrix : Calothrix sp 9. Nostoc sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : selsel berbentuk bola, membrane berwarna kuning atau kecoklatan, dan hijau (Gambar 29). Gambar 29. Nostoc sp (Perbesaran 10x10) 42

12 Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Nostoc sp. Jenis ini dapat di temukan dalam tanah, pada batu lembab, di dasar danau dan mata air, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Cyanobacteria : Cyanophyceae : Nostocales : Nostocaceae : Nostoc : Nostoc sp 10. Meridion sp Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Sel berbentuk kipas dan zig-zag (Gambar 30). Gambar 30. Meridion sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang 43

13 ini adalah jenis Meridion sp. Jenis ini tumbuh melekat pada permukaan di perairan dangkal. Habitat di air tawar, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Ochrophyta : Bacillariophyceae : Fragilariales : Fragilariaceae : Meridion : Meridion sp 11. Epigloesphaera sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Sel bentuknya oval berpasangan, dan warnanya pucat dan coklat (Gambar 31). Gambar 31. Epigloesphaera sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Epigloeosphaera sp. Jenis ini berkembang di habitat bentik 44

14 (Epipelic, di antara tanaman) di oligotrophic dan mesotrophic kolam renang, kolam, dan danau, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Cyanobacteria : Synechococcophyceae : Synechococcales : Synechococcaceae : Epigloeosphaera : Epigloeosphaera sp 12. Triploceras sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Sel soliter, memanjang-silinder, tulang pendek, ujung sel dua sampai empat lobus (Gambar 32). Gambar 32. Triploceras sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang 45

15 ini adalah jenis Triploceras sp. Jenis ini hidup di danau, kolam dan di laut, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Chlorophyta : Zygnematophyceae : Desmidiales : Desmidiaceae : Triploceras : Triploceras sp 13. Limnothrix sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Bentuk sel memanjang, trikoma yang kecil dan tidak terbatas (Gambar 33). Gambar 33. Limnothrix sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Limnothrix sp. Jenis ini habitatnya di danau dan di waduk, dengan klasifikasi sebagai berikut : 46

16 Family : Cyanobacteria : Cyanophyceae : Oscillatoriales : Pseudanabaenaceae : Limnothrix : Limnothrix sp 14. Lyngbya sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : bentuknya melingkar (Gambar 34). Gambar 34. Lingbya sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Lyngbya sp. Jenis ini tumbuh pada substrat dan menghasilkan berbagaimacam racun dalamair. Habitatnya sebagian besar hidup di air tawar, dan biasa juga terdapat di laut, dengan klasifikasi sebagai berikut : 47

17 Family : Cyanophyta : Cyanophyceae : Chroococcales : Oscillatoriaceae : Lyngbya : Lyngbya sp. 15. Tetraedriella sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Bentuk sel piramidal atau tetragonal (Gambar 35). Gambar 35. Tetraedriella sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Vaucheria sp. Jenis ini tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di air tawar maupuan di air payau, dengan klasifikasi sebagai berikut : 48

18 : Ochrophyta : Xantophyceae : Mischococcales : Pleurochloridaceae : Tetraedriella : Tetraedriella sp 16. Bacularia sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Sel silinder teratur memanjang dalam satu arah, dengan ujung membulat, pucat, hijau (Gambar 36). Gambar 36. Bacularia sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Bacullaria sp. Jenis ini hidup di air tawar, dengan klasifikasi sebagai berikut : 49

19 : Cyanobacteria : Cyanophyceae : Gymnodiniales : Synechococcaeae : Bacullaria : Bacullaria sp 17. Nitzschia sp perbesaran 10 10, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : berbentuk memanjang, ditengah terdapat celah yang membujur (rafe), dan berwarna kehijauan (Gambar 37). Gambar 37. Nitzschia sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah Nitzschia sp. Jenis ini dapat merayap mundur dan merupakan diatom pennales perairan. Habitatnya di air tawar maupun air laut, dengan klasifikasi sebagai berikut : 50

20 : Thallophyta : Bacillariophyceae : Bacillariales : Bacillariaceae : Nitzschia : Nitzschia sp 18. Synedra sp Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Bentuk memanjang, memiliki kloroplas dan mampu berfotosintesis (Gambar 38). Gambar 38. Synedra sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah Synedra sp. Jenis ini dapat di temukan di air tawar dan air laut dan di daerah yang lembab, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Bacillariophyta : Bacillariophyceae : Fragilariales 51

21 : Fragilariaceae : Synedra : Synedra sp 19. Navicula sp Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Berwarna coklat keemasan, sel panjang berbentuk seperti kapal, bagian kedua ujung sel meruncing (Gambar 39). Gambar 39. Navicula sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah Navicula sp. Jenis ini dapat di temukan dalam berbagai perairan bentik disungai serta di danau, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Chrysophyta : Bacillariophyceae : Pennales : Naviculaceae : Navicula : Navicula sp 52

22 20. Scenedesmus sp Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui cirri-ciri fitoplankton ini adalah sebagai berikut : Sel bentuk silinder, ellipsoidal atau fusiform, koloni 6 baris dan sel bergabung sepanjang sumbu (Gambar 40). Gambar 40. Scenedesmus sp (Perbesaran 10x10) Berdasarkan pengamatan serta melihat ciri-ciri jenis tersebut yang ini adalah jenis Scenedesmus sp. Jenis ini merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit dan sebagian besar dapat hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar danpayau, dengan klasifikasi sebagai berikut : : Chlorophyta : Chlorophycea : Sphaeropleales : Scenedesmaceae : Scenedesmus : Scenedesmus sp 53

23 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di Danau Perintis Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango diperoleh 20 jenis fitoplankton yang terdiri dari 7 kelas yaitu: Cyanophyceae (8 jenis), Chlorophyceae (3 jenis), Chrysophyceae (1 jenis), Bacillariophyceae (4 jenis), Xanthophyceae (2 jenis), Synechococcophyceae (1 jenis), Zygnematophyceae (1 jenis). Banyaknya fitoplankton yang terdapat di perairan Danau Perintis didukung oleh faktor fisik dan kimia seperti suhu, kecerahan, ph, Do. Hasil pengukuran suhu di perairan danau perintis menunjukan kisaran antara C. Keadaan suhu ini masih mendukung untuk pertumbuhan fitoplankton. Fitoplankton dapat tumbuh baik pada suhu rendah atau pada suhu tinggi. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton, serta laju fotosintesis fitoplankton. Selain itu, kecerahan, ph, dan Do juga mendukung pertumbuhan fitoplankton. Hasil pengukuran kecerahan berkisar antara cm, DO berkisar antara 2,559-4,020 mg/l, serta kisaran ph 7,3-7,5. Menurut Effendi (2003), kisaran nilai tersebut masih baik untuk kehidupan biota perairan seperti fitoplankton. Secara umum jenis yang ditemukan di hampir semua stasiun penelitian yaitu jenis Oscillatoria sp dan Microcystis sp dari kelas Cyanophyceae, hal ini dikarenakan kedua jenis ini dapat hidup bebas di berbagai kondisi lingkungan terutama pada perairan yang intensitas cahaya mataharinya cukup. Oscillatoria sp merupakan jenis yang hidupnya soliter/sendiri dan mampu beradaptasi dan bertahan pada berbagai kondisi lingkungan dikarenakan memiliki kemampuan metabolisme yang sangat baik, yaitu mampu menyesuaikan jumlah 54

24 klorofil dan pigmen lain di dalam selnya. Microcystis sp merupakan jenis yang hidupnya berkoloni dan dapat tumbuh pesat pada kondisi perairan yang subur dan ekstrim. Richmond (dalam Suryanto, 2009) menyatakan melimpahnya jumlah phyllum Cyanophyta karena Filum ini mampu beradaptasi dengan keadaan yang kurang menguntungkan (CO 2 rendah, suhu rendah atau terlalu tinggi, dan cahaya kurang). Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya bertahan hidup pada kondisi suhu yang tinggi Oscillatoria sp 35 0 C, Microcystis sp 34 0 C. Lebih lanjut banyaknya jenis ini disebabkan saat pengambilan sampel dilakukan saat cahaya matahari belum terlalu tinggi. Menurut Goldman and Horne (dalam Suryanto, 2009) pada saat pagi hari cyanophyta akan mengapung kepermukaan perairan, demikian juga pada saat malam hari. Gerakan vertikal dari cyanophyta tersebut karena memiliki gas vacuola. Jenis lain yang terdapat di lokasi penelitian yaitu Pediastrum sp dengan kondisi suhu 35 0 C, Calothrix sp 34 0 C, Nostoc sp 33 0 C, Meridion sp 33 0 C, Synedra sp 33 0 C, Navicula sp 33 0 C, Vaucheria sp 33 0 C, Scenedesmus sp 33 0 C, Anabaena sp 31 0 C, Lyngbya sp 30 0 C, dan Limnothrix sp yang memiliki nilai suhu 30 0 C, jenis tersebut memiliki toleransi terhadap suhu tinggi dapat digolongkan sebagai jenis yang toleran terhadap faktor lingkungan. Nilai suhu tersebut masih baik untuk pertumbuhan alga terutama jenis diatom ( C) dan Chlorophyta ( C), sedangkan jenis Cyanophyta lebih dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu lebih tinggi (Effendi, 2003). Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jenis yang ditemukan karena mampu beradaptasi pada faktor lingkungan seperti suhu tinggi maupun rendah 55

25 56

26 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Perairan Danau Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi sangat besar serta dapat dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. DATA JUMLAH PLANKTON

LAMPIRAN 1. DATA JUMLAH PLANKTON LAMPRAN. DATA JUMLAH PLANKTON Tabel. Jumlah Plankton yang Ditemukan pada Masing-masing Stasiun Tiap Pengambilan No. Plankton Pengambilan Stasiun Jumlah A.Fitoplankton Div. Cyanophyta. Microcytis sp.. Aphanocapsa

Lebih terperinci

MAKALAH LIMNOLOGI. Identifikasi Protista pada Perairan Air Tawar. Disusun Oleh : 2. Tiara Septiliani Juhareza 0609

MAKALAH LIMNOLOGI. Identifikasi Protista pada Perairan Air Tawar. Disusun Oleh : 2. Tiara Septiliani Juhareza 0609 MAKALAH LIMNOLOGI Identifikasi Protista pada Perairan Air Tawar Disusun Oleh : Kelompok : 2 (Dua) Nama Mahasiswa : 1. Flatya Indah Anggraini 06091381419053 2. Tiara Septiliani Juhareza 0609 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Gambar 5. Foto 1 Daerah Sekitar Keramba

Gambar 5. Foto 1 Daerah Sekitar Keramba LAMPIRAN Lampiran1. Tempat Pengambilan Sampel Gambar 5. Foto 1 Daerah Sekitar Keramba Gambar 6. Foto 2 Daerah Sekitar Warung Apung Gambar 7. Foto 3 Daerah Tidak di Keramba dan Warung Apung Lampiran 2.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumentasi Lokasi Pengambilan Sampel. Gambar 1. Lokasi Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul

Lampiran 1. Dokumentasi Lokasi Pengambilan Sampel. Gambar 1. Lokasi Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul Lampiran 1. Dokumentasi Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Lokasi Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul Gambar 2. Telaga Winong bagian barat Gambar 3. Telaga Winong bagian timur 60 Gambar 4. Stasiun

Lebih terperinci

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil tubuh disebut talus yaitu tidak punya akar, batang dan daun. Alga dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jenis-jenis Organisme Makanan Ikan Keperas

Lampiran 1. Jenis-jenis Organisme Makanan Ikan Keperas Lampiran 1. Jenisjenis Organisme Makanan Ikan Keperas Kelas Family Genus Fitoplankton Bacillariophyceae Cymbellaceae Cymbella Coscinodiscaceae Coscinodiscus Thalassiosira Fragilariaceae Diatoma Fragilaria

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Lampiran 1. Alat dan Bahan Lampiran 1. Alat dan Bahan Plankton net Coolbox Ember ph meter Meteran Spray Peralatan Titrasi Botol sampel plankton Botol BOD 5 Gayung Botol Winkler Labu GPS Thermometer Secci disk Mikroskop Lugol Es

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PLANKTON Plankton merupakan kelompok organisme yang hidup dalam kolom air dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas (Wickstead 1965: 15; Sachlan

Lebih terperinci

TUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES)

TUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES) TUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES) Cyanophyceae disebut sebagai alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang lendir ( Myxophyceae), adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Identifikasi Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Perairan Ranu Pani dan Ranu Regulo, diperoleh 20 genus fitoplankton yang terdiri

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin)

II. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin) II. TELAAH PUSTAKA Chrysophyta merupakan salah satu divisio fitoplankton. Fitoplankton dikelompokkan ke dalam lima divisio yaitu Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, dan Euglenophyta. Semua

Lebih terperinci

Analisis Keanekaragaman dan Identifikasi Algae Mikroskopis Persawahan di Manguharjo Kota Madiun

Analisis Keanekaragaman dan Identifikasi Algae Mikroskopis Persawahan di Manguharjo Kota Madiun SP-016-7 Lukitasari et al. Analisis Kenakaragaman dan Identifikasi Alga Mikroskopis Analisis Keanekaragaman dan Identifikasi Algae Mikroskopis Persawahan di Manguharjo Kota Madiun Analysis of Variety and

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE

PANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE PANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE (ENI NURAENI, M. Pd) Chrysophyta merupakan ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan (chrysos). Alga ini tidak memiliki pirenoid

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian Plankton yang telah dilakukan di sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian Plankton yang telah dilakukan di sungai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Hasil pengamatan plankton Berdasarkan hasil penelitian Plankton yang telah dilakukan di sungai Brantas, diperoleh 13 genus fitoplankton yang terdiri

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.1 No.4 (2015) : 44-49

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.1 No.4 (2015) : 44-49 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.1 No.4 (2015) : 44-49 IDENTIFIKASI JENIS PERIFITON SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR DI SUNGAI RAY 17 KELURAHAN BERANGAS BARAT KABUPATEN BARITO KUALA Fitriani 1,

Lebih terperinci

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR 42 ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR Oleh : Dwi Kundar Setiyati, Asri Lestari, Aulia Ajizah Aktivitas pertambangan batubara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat yang digunakan dalam Penelitian

Lampiran 1. Alat yang digunakan dalam Penelitian LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Alat yang digunakan dalam Penelitian Plankton net Botol Sampel 30 ml Cold box DO meter Refraktometer 33 Lanjutan Lampiran 1 Mikroskop Binokuler Counting chamber Buku Identifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Jenis ィC Jenis Plankton di Telaga Beton CHYANOPHYTA. Spesies :. Oscillatoria limosa CLOROPHYTA

LAMPIRAN 1. Dokumentasi Jenis ィC Jenis Plankton di Telaga Beton CHYANOPHYTA. Spesies :. Oscillatoria limosa CLOROPHYTA LAMPIRAN 1. Dokumentasi Jenis ィC Jenis Plankton di Telaga Beton CHYANOPHYTA :. Oscillatoria limosa CLOROPHYTA : Pediastrum simplex : Ulothrik zonata 62 : Spirogyra sp : Spirogyra setiformis : Scenedesmus

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN SAHABUDDIN PenelitiPada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Dipresentasikan pada Kuliah umum Praktik Lapang Terpadu mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi komunitas plankton sampai tingkat genus di Pulau Biawak terdiri dari 18 genus plankton yang terbagi kedalam 14 genera

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh

2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Nannochloropsis sp. Mikroalga merupakan mikroorganisme prokariotik atau eukariotik yang dapat berfotosintesis dan dapat tumbuh dengan cepat serta dapat hidup dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi dan Kelimpahan Plankton Hasil identifikasi plankton sampai tingkat genus pada tambak udang Cibalong disajikankan pada Tabel 1. Hasil identifikasi komunitas plankton

Lebih terperinci

FITOPLANKTON AIR TAWAR

FITOPLANKTON AIR TAWAR FITOPLANKTON AIR TAWAR Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat kecil dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan,

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI VERTIKAL FITOPLANKTON DI RANU KLAKAH DESA TEGALRANDU KABUPATEN LUMAJANG

STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI VERTIKAL FITOPLANKTON DI RANU KLAKAH DESA TEGALRANDU KABUPATEN LUMAJANG STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI VERTIKAL FITOPLANKTON DI RANU KLAKAH DESA TEGALRANDU KABUPATEN LUMAJANG Melia Dwi Wulandriyani, Agus Dharmawan, dan Hawa Tuarita Universitas Negeri Malang E- mail:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan ph sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubunganya dengan ekosistem lain disekitarnya. Sungai alami dibentuk oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubunganya dengan ekosistem lain disekitarnya. Sungai alami dibentuk oleh 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai merupakan suatu ekosistem yang bersifat terbuka dan erat hubunganya dengan ekosistem lain disekitarnya. Sungai alami dibentuk oleh air tanah dari permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem perairan yang ada disekitarnya. Lingkungan perairan sungai tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem perairan yang ada disekitarnya. Lingkungan perairan sungai tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sungai merupakan tempat yang memiliki peran penting bagi semua makhluk hidup. Keberadaan ekosistem sungai dapat memberikan manfaat bagi makhluk hidup, baik

Lebih terperinci

CYANOPHYTA. ( Ganggang hijau biru )

CYANOPHYTA. ( Ganggang hijau biru ) CYANOPHYTA ( Ganggang hijau biru ) Cyanophyta adalah nama ilmiah untuk ganggang hijau-biru. Dinamakan demikian karena jenis yang pertama kali ditemukan berwarna biru kehijauan. Cyanophyta juga dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Chlorella SP 1. Klasifikasi Penamaan Chlorella sp karena memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan juga merupakan produsen primer dalam rantai makanan (Sidabutar, 1999).

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Dalam penelitian fitoplankton yang berada di perairan maka perlu adanya perhitungan parameter fisika dan kimia untuk menunjang analisis serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan Alami Ikan Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangbiakan ikan baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut. Fungsi utama

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 RAGAM JENIS MIKROALGA DI AIR RAWA KELURAHAN BENTIRING PERMAI KOTA BENGKULU SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA Kasrina, Sri Irawati dan Wahyu E Jayanti Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komunitas Fitoplankton Di Pantai Balongan Hasil penelitian di perairan Pantai Balongan, diperoleh data fitoplankton selama empat kali sampling yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan

TINJAUAN PUSTAKA. kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen biotik dan abiotik yang saling berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Di dalam ekosistem

Lebih terperinci

Daftar isi. Halaman Sampul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Pendahuluan... A. Kompetensi... V. Peta Konsep... A. Uraian materi...

Daftar isi. Halaman Sampul... Kata Pengantar... Daftar Isi... Pendahuluan... A. Kompetensi... V. Peta Konsep... A. Uraian materi... LAMPIRAN K A T A P E N G A N T A R Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat terselesaikannya modul Biologi yang berjudul Keanekaragaman Fitoplankton di sungai Gua Pindul

Lebih terperinci

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Mikrobiologi Micros: kecil/renik Bios: hidup Mikrobiologi kajian tentang mikroorganisme meliputi aspek: morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 48 26-106 48 50 BT dan 6 44 30-6 44 58 LS (Gambar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penelitian Tahap I 4.1.1.1. Percobaan 1: 4.1.1.1.a. Komposisi Perifiton Selama penelitian ditemukan tiga kelas perifiton yaitu Bacillariophyceae (9 genus),

Lebih terperinci

Produktivitas Primer Perifiton di Sungai Naborsahan Sumatera Utara (Periphyton Primary Productivity in Naborsahan River North Sumatra) ABSTRACT

Produktivitas Primer Perifiton di Sungai Naborsahan Sumatera Utara (Periphyton Primary Productivity in Naborsahan River North Sumatra) ABSTRACT 1 Produktivitas Primer Perifiton di Sungai Naborsahan Sumatera Utara (Periphyton Primary Productivity in Naborsahan River North Sumatra) Betzy Victor Telaumbanua 1, Ternala Alexander Barus 2, Ani Suryanti

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas sumatera utara

LAMPIRAN. Universitas sumatera utara LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Oksigen Terlarut (DO) (Suin, 2002) Sampel Air Sampel Dengan Endapan Putih/Cokelat 1 ml MnSO 4 1 ml KOH - KI dikocok didiamkan 1 ml H 2 SO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau yang dikenal dengan sebutan ganggang laut atau alga laut. Beberapa diantaranya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Danau

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Danau 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Danau Danau merupakan perairan tergenang yang berada di permukaan tanah, terbentuk akibat proses alami atau buatan. Danau memiliki berbagai macam fungsi, baik fungsi

Lebih terperinci

KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON SECARA DIURNAL DI WADUK IR. H. JUANDA, JATILUHUR

KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON SECARA DIURNAL DI WADUK IR. H. JUANDA, JATILUHUR Kelimpahan dan Komposisi Fitoplankton secara Diural di Waduk IR. H. Juanda, Jatiluhur (Rudi, A. & Y. Nugraha) KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON SECARA DIURNAL DI WADUK IR. H. JUANDA, JATILUHUR Aswar

Lebih terperinci

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Keadaan (Jmum Desa Mentulik Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Keadaan (Jmum Desa Mentulik Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Keadaan (Jmum Desa Mentulik Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Riau yang memilil

Lebih terperinci

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisika Perairan 4.1.1 Suhu Setiap organisme perairan mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap perubahan suhu perairan bagi kehidupan dan pertumbuhan organisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke perairan yang menyebabkan pencemaran. Limbah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEANEKARAGAMAN MIKROALGA SEKITAR KAMPUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEANEKARAGAMAN MIKROALGA SEKITAR KAMPUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEANEKARAGAMAN MIKROALGA SEKITAR KAMPUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Firda Ama Zulfia, Ika Airin Nur Rohmadhani, Indah Syafinatu Zafi,

Lebih terperinci

Biodiversitas Fitoplankton di Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur

Biodiversitas Fitoplankton di Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur SP001-004 Suherman et al. Biodiversitas Fitoplankton di Waduk Selorejo, Ngantang, Malang, Jawa Timur Biodiversitas Fitoplankton di Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur Biodiversity

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FITOPLANKTON YANG TERDAPAT DI TELAGA DEWI GUNUNG SINGGALANG SUMATERA BARAT. Keyword : Chlorophyta, Crysophyta, Prryhophyta, Cyanophyta.

JENIS-JENIS FITOPLANKTON YANG TERDAPAT DI TELAGA DEWI GUNUNG SINGGALANG SUMATERA BARAT. Keyword : Chlorophyta, Crysophyta, Prryhophyta, Cyanophyta. JENIS-JENIS FITOPLANKTON YANG TERDAPAT DI TELAGA DEWI GUNUNG SINGGALANG SUMATERA BARAT,, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DARI PERAIRAN WADUK NADRA KRENCENG KOTA CILEGON BANTEN

IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DARI PERAIRAN WADUK NADRA KRENCENG KOTA CILEGON BANTEN IDENTIFIKASI FITOPLANKTON DARI PERAIRAN WADUK NADRA KRENCENG KOTA CILEGON BANTEN (Identification of Phytoplankton from Waduk Nadra Cilegon Banten) Ambarwati 1), Saifullah 1), Mustahal 1) 1) Jurusan Perikanan,

Lebih terperinci

Vertical Profile of Phytoplankton Abundance in Tanjung Putus Oxbow Lake Buluh Cina Village Siak Hulu Sub District Kampar District Riau Province

Vertical Profile of Phytoplankton Abundance in Tanjung Putus Oxbow Lake Buluh Cina Village Siak Hulu Sub District Kampar District Riau Province Vertical Profile of Phytoplankton Abundance in Tanjung Putus Oxbow Lake Buluh Cina Village Siak Hulu Sub District Kampar District Riau Province D. M. K. Simanjuntak 1, A. H. Simarmata 2, C. Sihotang 3

Lebih terperinci

Kisaran Ukuran Jantan. (gram) (mm) , , ,0-362,0

Kisaran Ukuran Jantan. (gram) (mm) , , ,0-362,0 26 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Komposisi Jenis Makanan Ikan kasau yang berhasil dikoleksi dari sungai Siak dan diamati jenis makanan yang terdapat di dalam lambungnya berjumlah 78 ekor, dengan kisaran panjang

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN.. Hasil Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola distribusi vertikal oksigen terlarut, fluktuasi harian oksigen terlarut, produksi primer, rincian oksigen terlarut, produksi

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh Abdur Rasit NIM

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI. Oleh Abdur Rasit NIM STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA ZONA LITORAL DI RANU PAKIS KABUPATEN LUMAJANG SKRIPSI Oleh Abdur Rasit NIM. 081810401030 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA PENERAPAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air relatif bersih sangat didambakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Maret 2016 di Telaga Bromo dapat dilihat di Tabel 1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Maret 2016 di Telaga Bromo dapat dilihat di Tabel 1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Parameter Fisik dan Kimia Perairan Telaga Bromo Rata-rata hasil pengukuran terhadap parameter fisik dan kimia perairan yang telah dilakukan setiap pengambilan sampel pada

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Selat Bali Selat adalah sebuah wilayah perairan yang menghubungkan dua bagian perairan yang lebih besar, dan karenanya pula biasanya terletak diantara dua

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR 3 Dhani Dianthani Posted 3 May, 3 Makalah Falsafah Sains (PPs ) Program Pasca Sarjana /S3 Institut Pertanian Bogor Mei 3 Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab) Dr Bambang Purwantara IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut 1 1. PENDAHULUAN Rumput laut atau yang biasa disebut seaweed tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Sargassum talusnya berwarna coklat, berukuran besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 38-45 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares KUALITAS PERAIRAN SUNGAI SEKETAK SEMARANG BERDASARKAN

Lebih terperinci

Wentworth dalam Rifardi (1994) membagi sedimen menurut diameter. butiran, yang terdiri dari boulders (batuan) berukuran >256 mm, gravel (kerikil)

Wentworth dalam Rifardi (1994) membagi sedimen menurut diameter. butiran, yang terdiri dari boulders (batuan) berukuran >256 mm, gravel (kerikil) Wentworth dalam Rifardi (1994) membagi sedimen menurut diameter butiran, yang terdiri dari boulders (batuan) berukuran >256 mm, gravel (kerikil) berukuran 2-256mm. Very Coarse Sand (pasir sangat kasar)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter fisik-kimia dalam penelitian ini digunakan sebagai data penunjang, yang terdiri atas ph, DO (Dissolved Oxygen atau Oksigen Terlarut), kejernihan dan temperatur air.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perairan Waduk Djuanda Kondisi perairan Waduk Djuanda pada awal penelitian (Desember 29) berada pada tinggi muka air rata-rata 99,17 mdpl. Tinggi muka air tersebut relatif

Lebih terperinci

BANGSA CHLAMYDOBACTERIALES. spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.

BANGSA CHLAMYDOBACTERIALES. spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. BANGSA CHLAMYDOBACTERIALES Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di

I. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup melayang bebas di perairan. Plankton dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah organisme berklorofil

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi dan Variasi Temporal Parameter Fisika-Kimiawi Perairan Kondisi perairan merupakan faktor utama dalam keberhasilan hidup karang. Perubahan kondisi perairan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pertumbuhan beberapa tanaman air Pertumbuhan adalah perubahan dimensi (panjang, berat, volume, jumlah, dan ukuran) dalam satuan waktu baik individu maupun komunitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan bakar fosil telah menjadi bahan bakar yang paling luas dan sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen Energi dan Sumber Daya

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

Perbandingan Kelimpahan Fitoplankton Pada Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir Di Perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Perbandingan Kelimpahan Fitoplankton Pada Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir Di Perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Perbandingan Kelimpahan Fitoplankton Pada Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir Di Perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Dewi Sartika Mahasiswa ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sartikadewi565@gmail.com

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Spesifik (Specific Growth Rate) Selama 40 hari masa pemeliharaan nilem terjadi peningkatan bobot dari 2,24 ± 0,65 g menjadi 6,31 ± 3,23 g. Laju

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini

Lebih terperinci

POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH SECARA BERKELANJUTAN

POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH SECARA BERKELANJUTAN Prosiding Seminar Universitas Lambung Mangkurat 2015 POTENSI, PELUANG, DAN TANTANGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH SECARA BERKELANJUTAN Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB,

3. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB, 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Ilmu Kelautan IPB, Ancol, Jakarta yang meliputi dua tahap yaitu persiapan dan fragmentasi Lobophytum

Lebih terperinci

Kajian Variabel Kualitas Air Dan Hubungannya Dengan Produktivitas Primer Fitoplankton Di Perairan Waduk Darma Jawa Barat

Kajian Variabel Kualitas Air Dan Hubungannya Dengan Produktivitas Primer Fitoplankton Di Perairan Waduk Darma Jawa Barat Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (93-102) Kajian Variabel Kualitas Air Dan Hubungannya Dengan Produktivitas Primer Fitoplankton Di Perairan Waduk Darma Jawa Barat Ega Cahyadi Rahman,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk I. PENDAHULUAN Eucheuma cottonii merupakan salah satunya jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena mengandung karaginan yang berupa fraksi Kappa-karaginan. Rumput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Morotai yang terletak di ujung utara Provinsi Maluku Utara secara geografis berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu media air pada wilayah tertentu. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi, jika terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang termasuk dalam bentuk mikro terdiri dari Fe, Co, Zu, B, Si, Mn, dan Cu (Bold

I. PENDAHULUAN. yang termasuk dalam bentuk mikro terdiri dari Fe, Co, Zu, B, Si, Mn, dan Cu (Bold 1 I. PENDAHULUAN Nutrien adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau proses fisiologi organisme. Nutrien di suatu perairan merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan

Lebih terperinci

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN

PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN 1. Pendahuluan Pakan alami adalah sejenis pakan ikan yang berupa organisme air. Organism ini secara ekosistem merupakan produsen primer atau level makanan dibawah ikan dalam rantai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fisika Kimia Perairan Lokasi budidaya rumput laut diketahui memiliki dasar perairan berupa substrat pasir dengan serpihan karang mati. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ALGA MIKROSKOPIS PADA DAERAH PERSAWAHAN DI DESA SUNGAI LUMBAH KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ALGA MIKROSKOPIS PADA DAERAH PERSAWAHAN DI DESA SUNGAI LUMBAH KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA 72 ABSTRAK KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ALGA MIKROSKOPIS PADA DAERAH PERSAWAHAN DI DESA SUNGAI LUMBAH KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA Oleh: Lia Erdina, Aulia Ajizah, Hardiansyah Alga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB 11 KAJIAN TEORI. permukaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Perairan menggenang meliputi danau, waduk, rawa, dan sebagainya.

BAB 11 KAJIAN TEORI. permukaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Perairan menggenang meliputi danau, waduk, rawa, dan sebagainya. BAB 11 KAJIAN TEORI A. Ekosistem Perairan Air Tawar Sumber air tawar berasal dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Perairan menggenang (Lentik) Perairan

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 EKSPLORASI MIKROALGA DI AIR TERJUN WATERVANG KOTA LUBUKLINGGAU Harmoko 1 Eka Lokaria 2 Solinda Misra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Taksonomi Ikan Nila Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh pipih dan berwarna kehitaman. Spesies tersebut mempunyai

Lebih terperinci