Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun

Transkripsi

1 J. Hort. 18(1):16-20, 2008 Penaruh Pemankasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tankuban Parahu No. 517, Lemban, Bandun Naskah diterima tanal 24 Oktober 2007 dan disetujui untuk diterbitkan tanal 9 Januari 2008 ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui penaruh pemankasan pucuk terhadap hasil dan kualitas benih 5 kultivar mentimun. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lemban pada ketinian m dpl denan tipe tanah Andosol, mulai bulan Februari sampai Mei Metode penelitian menunakan rancanan acak terpisah denan 3 ulanan. Petak utama terdiri dari kultivar Pluto, Mars, Saturnus, Venus, dan LV Anak petak terdiri dari tanpa pemankasan pucuk pada batan utama, pemankasan pucuk pada ruas ke-15 dan ruas ke-30. Hasil penelitian menunjukkan penaruh pemankasan pucuk baik terhadap hasil maupun kualitas benih tidak berantun pada kultivar. Pemankasan pucuk pada ruas ke-15 memberikan penaruh yan nyata terhadap jumlah benih per buah, bobot kerin benih per buah, dan bobot kerin benih per tanaman, dibandinkan denan pucuk yan tidak dipankas. Pemankasan pucuk tidak memberikan penaruh yan nyata terhadap kualitas benih (daya kecambah, daya muncul, kecepatan berkecambah, dan daya hantar listrik). Katakunci: Cucumis sativus; Kultivar; Pemankasan pucuk; Hasil; Kualitas benih. ABSTRACT. Sutapradja, H The Effect of Shoot Prunin on the Yield and Seed Quality of Five Cucumber Cultivars. The objective of the experiment was to determine the effect of apical shoot prunin on the yield and seed quality of cucumber. The experiment was conducted at experimental arden of Indonesian Veetable Research Institute, at 1,250 m asl with Andosol soil type, from February to May The experiment was carried out in split-plot desin with 3 replications. The main plot was cucumber cultivars, consisted of Pluto, Mars, Saturnus, Venus, and LV While the subplot was apical shoot prunin, i.e. without shoot prunin, shoot prunin on the 15 th and on the 30 th stem internode. Results of the experiment showed that there was no interaction between cultivars and apical shoot prunin. Prunin on the 15 th stem internode sinificantly ave the hihest number of seed per fruit, as well as for dry seeds weiht per fruit and per plant. However, apical shoot prunin have no effect on seed quality as indicated by seed ermination, seedlin emerence, ermination rate, and electric conductivity. Keyword: Cucumis sativus; Cultivar; Apical shoot prunin; Yield; Seed quality Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena nilai izi mentimun cukup baik sebaai sumber mineral dan vitamin. Kandunan nutrisi per 100 berupa 0,5 m besi, 0,02 IU tiamin, 0,01 IU riboflavin, 14 m asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1, dan 0,2 IU vitamin B2. Bila dibandinkan denan jenis mentimun introduksi (Biro Pusat Statistik 2004) produksi rerata mentimun lokal di Indonesia masih rendah, yaitu baru mencapai 9,5 t/ha. Menurut Sumarni dan Sutapradja (1991) rendahnya produksi mentimun selain dipenaruhi oleh faktor enetik jua oleh faktor linkunan dan teknik budidaya yan dilakukan serta kualitas benih yan baik. Rahmat dan Sumpena (1995) menyatakan bahwa pemankasan pucuk dapat menurani penyakit virus yan menyeran mentimun. Menurut Rosliani et al. (2002) budidaya denan penunaan mulsa pada tanaman mentimun mempunyai nilai kualitas produksi yan lebih rendah, sedankan penunaan kacan joo dan kacan tanah sebaai tanaman penutup tanah sanat menuntunkan untuk produksi buah dan benih. Pada dasarnya produksi mentimun ditentukan oleh jumlah buna betina, menurut Soedomo dan Sunarjono (1990) untuk meninkatkan jumlah buna betina tersebut dilakukan perendaman denan larutan metilin biru selama 12 jam dan dapat meninkatkan jumlah buna betina sampai 25%. Sumiati dan Sumarni (1996) menyatakan bahwa tanaman mentimun yan terdapat di Indonesia pada umumnya tipe tanaman berumah 1, denan jumlah buna jantan lebih banyak daripada buna betina dan munculnya jua lebih awal beberapa hari. Untuk mendukun semua ini, maka dilakukan upaya penyediaan benih mentimun bermutu tini dan dalam 2 dekade ini dilakukan denan cara menintroduksi beberapa kultivar unul. Manal et al. (1981), menyatakan bahwa jumlah buah mentimun tertini baik produksi buah maupun biji akan meninkat. 16

2 Sutapradja, H. : Penaruh Pemankasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima... Manfaat pemankasan pucuk utama antara lain akan menurani persainan hasil fotosintesis di antara daun denan buah dan menurani insiden penyakit, demikian pula pemankasan pada buah tomat ternyata meninkatkan ukuran buah. Apabila pertumbuhan pucuk daun yan berlebihan dipankas, peredaran udara di sekitar kanopi bertambah baik, keadaan ini akan menurani kelembaban iklim mikro di sekitar tanaman dan seterusnya akan menurani insiden penyakit (Manal et al. 1981). Tanaman mentimun yan pucuknya tidak dipankas biasanya menhasilkan buah yan banyak tetapi ukurannya kecil, hal ini menyebabkan kualitas buah untuk benih kuran baik. Untuk mendukun upaya penembanan tanaman mentimun, maka penadaan benih bermutu tini harus dilakukan karena denan penunaan benih bermutu tini dan varietas/ kultivar unul berkorelasi positif terhadap produksi. Faktor-faktor yan mempenaruhi mutu hasil benih adalah faktor enetik dan linkunan, oleh karena itu melakukan pencarian metode dan teknik untuk perbaikannya sanat pentin. Teknik pemankasan akan menubah linkunan mikro serta menurani munculnya persainan penunaan fotosintat antara buah denan pucuk (Manal et al. 1981). Dari hasil penelitian selama ini perbanyakan benih mentimun masih dilakukan secara konvensional, yaitu pemilihan buah yan baik, sehat, dan bijinya bernas pada buah ke-4 dan seterusnya (Sumiati 1987, Sumpena dan Anorohadi 1994). Denan melakukan pemankasan pucuk dapat meninkatkan bobot buah dan lebih bernas bijinya serta diharapkan akan menhasilkan benih yan banyak dan bermutu serta berhasil baik terhadap kuantitas maupun kualitas hasil benih selanjutnya. Tujuan penelitian adalah menetahui penaruh macam pemankasan pucuk terhadap hasil dan mutu benih 5 varietas mentimun. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lemban pada ketinian tempat m dpl denan jenis tanah Andosol dan tipe iklim B menurut Schmidt dan Feruson, dari Februari sampai denan Mei Percobaan menunakan rancanan acak terpisah denan 3 kali ulanan. Petak utama terdiri dari 5 kultivar mentimun, yaitu Pluto (K 1 ), Mars (K 2 ), Saturnus (K 3 ), Venus (K 4 ), dan LV 2276 (K 5 ). Anak petak adalah pemankasan terdiri dari 3 taraf, yaitu tanpa pemankasan pucuk (P 1 ), pemankasan pucuk ruas ke-15 pada batan utama (P 2 ), dan pemankasan pucuk ruas ke-30 pada batan utama (P 3 ). Luas petak percobaan 1,8 x 5 m, jarak tanam 50 x 60 cm (30 tanaman/plot). Pupuk kandan kotoran kuda 10 t/ha, sedankan pupuk buatan menunakan N 100 k/ha, P 2 O k/ha, dan K 2 O 100 k/ha. Untuk penceahan terhadap anuan hama dan penyakit menunakan insektisida dan funisida, yan diberikan seminu sekali. Terdapat 30 tanaman per plot dan 10 tanaman yan dijadikan sampel. Pupuk kandan yan sudah matan dimasukkan pada loban tanam sebanyak 1,2 k/luban yan telah dicampur denan pupuk kimia, kemudian ditutup kembali. Penanaman dilakukan denan cara ditual sebanyak 2 biji tanaman per luban. Sedankan panen dilakukan pada saat buah sudah matan, di mana buah untuk benih diambil per pohon 2 sampai 3 buah. Parameter yan diamati : 1. Jumlah biji (rerata) per buah. 2. Jumlah biji per tanaman. 3. Viabilitas benih 4. Vior benih 5. Kecepatan berkecambah. 6. Daya hantar listrik. Penamatan komponen produksi diambil dari buah yan layak untuk diunakan benih. Sedankan penamatan vior, viabilitas, kecepatan tumbuh, dan daya hantar listrik pada benih mentimun dilakukan di laboratorium benih. Data yan diamati dianalisis menunakan uji Fisher dan perbedaan di antara perlakuan diuji denan uji jarak beranda Duncan pada taraf 5%. 17

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data terdapat perbedaan yan nyata antara kultivar Saturnus denan varietas yan lainnya terhadap jumlah benih per buah. Kultivar Saturnus ternyata memiliki jumlah buah terbanyak dibandinkan denan kultivar lainnya. Jumlah benih yan banyak terdapat pada kultivar Saturnus, yaitu 218 benih per buah disebabkan oleh jumlah caban produktif. Terdapat kolerasi yan positif antarjumlah caban produktif denan jumlah benih total per tanaman. Semakin banyak jumlah caban semakin banyak pula jumlah benih per tanaman yan dihasilkan. Pemankasan pucuk pada ruas ke-15 meninkatkan jumlah benih yan dihasilkan. Meninkatnya jumlah caban produktif tanaman akibat pemankasan pucuk menyebabkan buah yan terbentuk dan jumlah daun lebih banyak dan produktif. Pada umumnya fotosintesis bersih maksimum meninkat selama penembanan daun dan akan mencapai maksimum tepat setelah penembanan daun penuh. Pada fase eneratif hampir seluruh hasil fotosintesis akan diunakan oleh buna dan buah yan sedan berkemban. Pertumbuhan dan perkembanan daun yan maksimum akan menyebabkan buna dan buah berkemban denan baik, denan demikian kemunkinan buna atau buah untuk uur menjadi kecil. Meninkatnya buah yan terbentuk dan bertambah sedikitnya buah yan uur menyebabkan jumlah buah pada tanaman yan dipankas pucuknya pada ruas ke-15 batan utama lebih banyak dibandinkan denan tanaman yan tidak dipankas pucuknya. Sedankan untuk tanaman yan dipankas pucuknya pada ruas ke-30 pada batan utama, perkembanan caban dan daun dari pucuk lateral tidak mencapai maksimum, sehina jumlah buah yan dihasilkan sedikit. Menurut Sumiati (1987) pemankasan caban pada tanaman tomat dapat meninkatkan hasil buah yan nyata dibandinkan denan tanaman yan tidak dipankas cabannya. Bobot benih kerin selain ditentukan oleh kadar air benih ketika dipanen, jua ditentukan oleh tinkat kematanan fisiolois yan berhubunan denan kadar biomasa benih dan berantun pada kultivarnya. Pemankasan pucuk pada ruas ke-15 menhasilkan 5,61 /tanaman, lebih berat dibandinkan denan tanaman yan tidak dipankas yaitu 4,70. Meninkatnya Tabel 1. Penaruh pemankasan pucuk terhadap jumlah benih, bobot benih kerin, dan bobot 100 butir (The effect of apical shoot prunin of number seed per fruit, weiht of dry seed, and weiht of 100 dry seed), Lemban 2005 Komponen hasil (Yield components) Perlakuan (Treatments) Jumlah benih per buah (Number of seed per fruit) Bobot benih kerin per buah (Weiht of dry seed per fruit) Bobot benih kerin per tanaman (Weiht of dry seed per plant) Bobot 100 butir benih kerin (Weiht of 100 dry seeds) Pluto 211,60 b 7,84 a 116,78 b 23,14 b Mars 210,49 b 4,75 bc 117,27 b 23,81 b Saturnus 218,01 a 5,82 a b 117,48 b 22,40 c Venus 212,49 b 5,08 b 119,92 b 32,61 a LV ,57 b 3,09 c 114,52 c 12,53 c CV (%) 26,66 12,85 14,41 16,27 Tanpa pemankasan 212,05 b 4,70 b 115,97 b 23,50 a pucuk (Without shoot prunin) Pemankasan pada ruas 214,28 a 5,61 a 118,18 a 23,60 a ke-15 (Prunin at 15 th internode) Pemankasan pada ruas 212,77 ab 5,55 ab 117,43 ab 23,79 a ke-30 (Prunin at 30 th internode) CV(%) 24,58 18,42 11,83 18,49 18

4 Sutapradja, H. : Penaruh Pemankasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima... jumlah buah per tanaman menyebabkan pula meninkatnya bobot panen per tanaman. Bobot benih kerin mempunyai kadar air antara 7-9%, merupakan kadar air yan cukup aman untuk penyimpanan benih. Pemankasan pucuk pada ruas ke-15 pada batan utama menhasilkan bobot benih kerin 118,18 /tan. yan lebih berat dibandinkan denan tanaman yan tidak dipankas pucuknya yaitu 115,97. Hal ini disebabkan jumlah buah yan dipanen lebih banyak pada tanaman yan dipankas. Menurut Sartono dan Sahat (1995) pemankasan batan pada tanaman wortel dapat meninkatkan produksi benih dibandinkan denan tanaman yan tidak dipankas batannya. Menurut Sumpena dan Permadi (1994) pemankasan ruas batan pada tanaman wortel yan disisakan 5 ruas, dapat menhilankan penaruh dominasi ujun tanaman sehina memberikan hasil lebih baik pada beberapa komponen hasil. Beitu pula pemankasan tandan buna dan caban pada tanaman tomat menhasilkan korelasi positif antara jumlah buah per tanaman denan hasil benih per tanaman (Sumpena 1998). Dari hasil analisis tenyata kultivar Saturnus memperlihatkan perbedaan yan nyata terhadap jumlah benih dan bobot benih, sedankan terhadap bobot benih tidak ada perbedaan yan nyata kecuali denan kultivar LV 2276, tapi terhadap bobot 100 butir justru kultivar LV 2276 memberikan harapan dibandinkan denan yan lainnya. Bobot 100 butir benih kerin bertujuan untuk menetahui rerata dari masin-masin benih (biji). Seperti komponen hasil yan lain, maka di antara kultivar terdapat perbedaan dalam bobot bijinya. Perbedaan ini dipenaruhi oleh besar kecilnya ukuran benih di antara kultivar, karena ukuran benih antarkultivar dipenaruhi bobot per 100 butir biji. Tolok ukur viabilitas benih adalah daya kecambah, sedankan vior benih kecepatan berkecambah, dan daya hantar listrik (DHL), kedua variabel ini mencerminkan kualitas benih. Dari penujian daya kecambah benih, dapat dilihat bahwa semua kultivar kecuali LV 2276 memiliki daya berkecambah yan tini. Hal ini munkin karena sifat enetik dari kultivar tersebut yaitu kualitas daya kecambahnya lebih baik dari yan lain. Untuk tanaman mentimun daya berkecambah di atas 86% terolon benih Tabel 2. Penaruh pemankasan pucuk 5 kultivar mentimun terhadap kualitas benih (The effect of apical shoot prunin of 5 cultivars cucumber on seed quality), Lemban Perlakuan (Treatments) Daya kecambah (Seed ermination) % Kriteria kualitas benih (Seed quality criteria) Daya muncul (Seedlin emerence) % Kecepatan berkecambah (Germination rates) Daya hantar listrik (Electrical conductivity (micromhos) cm/ Pluto 83,11 ab 66,97 a 8,04 ab 19,40 c Mars 87,11 a 71,33 a 8,30 ab 23,23 c Saturnus 75,33 bc 60,67 b 7,19 bc 53,04 a Venus 92,00 a 65,67 ab 8,84 a 39,31 b LV ,22 c 63,78 a 6,65 c 36,19 b CV (%) 21,07 7,03 14,49 26,15 Tanpa pemankasan pucuk 63,96 a 63,96 a 7,61 a 34,34 a (Without shoot prunin) Pemankasan pada ruas ke-15 63,96 a 63,96 a 7,61 a 34,34 a (Prunin at 15 th internode) Pemankasan pada ruas ke-30 79,60 a 63,96 a 7,61 a 34,34 a (Prunin at 30 th internode) CV(%) 6,08 9,05 7,58 30,85 19

5 yan berkualitas baik. Beitu pula uji DHL memperlihatkan kelima kultivar mempunyai bocor elektrolit yan rendah, yaitu di bawah 150 micromos/cm/. Hal ini menunjukkan bahwa kelima benih kultivar mentimun tersebut masih memiliki vior yan tini (Manal et al.1981). Pemankasan pucuk meskipun meninkatkan jumlah buah, yan secara tidak lansun meninkatkan pula bobot buah dan bobot benih kerin per tanaman, namun ternyata tidak mempenaruhi kualitas benih yan dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh meninkatnya jumlah daun pada tanaman yan dipankas pucuknya diikuti denan meninkatnya jumlah buah yan terbentuk. Denan demikian peninkatan hasil fotosintesis daun sebaai sumber diimbani oleh meninkatnya jumlah buah sebaai penuna, sehina keseimbanan sumber dan penuna tetap dipertahankan seperti pada tanaman yan tidak dipankas pucuknya. Pertumbuhan dan perkembanan bakal buah terjadi lebih dahulu, disusul denan perkembanan embrio, dan terakhir adalah pembesaran benih, maka buahlah yan pertama memperoleh keuntunan terbesar dari peninkatan fotosintat daun dibandinkan denan embrio dalam biji dan ukuran biji. KESIMPULAN 1. Kultivar Saturnus, Venus, dan LV 2276 memberikan harapan untuk dikembankan namun perlu penujian produksi biji terhadap produksi buah mentimun di lapanan, baik terhadap kuantitas maupun kualitas buah. 2. Pemankasan pucuk pada ruas ke-15 memberikan penaruh nyata terbaik terhadap jumlah benih per buah, bobot kerin benih per buah, dan bobot kerin benih per tanaman. PUSTAKA 1. Biro Pusat Statistik Survei Pertanian. Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan. Jakarta Indonesia. Hlm Manal, J., Las Sindhu, and V.C. Pandey Effect of Stackin and Prunin on Growth and Yield of Tomato Varieties Indian. J. Aric. Res. 15(2): Rahmat, S. dan U. Sumpena Respons Beberapa Kultivar Mentimun terhadap Virus ZMY. Bul. Penel. Hort. XXVII(4): Rosliani R., Y. Hilman dan N. Nurtika Penaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Limbah Oranik terhadap Produksi Mentimun. J.Hort. 12(2): Sartono, P. dan S. Sahat Penaruh Pemankasan Batan terhadap Produksi Benih Wortel. Bul. Penel. Hort. 27(3): Soedomo P., dan H. Sunarjono Manipulasi Jenis Kelamin Buna Mentimun denan Menunakan Metilin Biru. Bul. Penel. Hort. 19(3): Sumarni, N. dan H. Sutapradja Penaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Mentimun Kultivar Super LV Bul.Penel. Hort. XXI(2): Sumiati Penaruh Pemankasan Batan terhadap Hasil dan Kualitas Tomat. Bul.Penel. Hort.15(1): dan N. Sumarni Peranan Zat Penatur Tumbuh terhadap Nisbah Buna Betina dan Jantan. J. Hort. 6(1): Sumpena dan Anoro H.P Penaruh Pemankasan Ruas Batan dan Pemankasan Umbella terhadap Hasil, Viabilitas dan Vior Benih Wortel. Bul. Penel. Hort. XXVII (1) : Penaruh Jumlah Tandan Buna pada Batan dan Satu Caban terhadap Hasil dan Viabilitas Benih. J.Arotropika. III(1):